Professional Documents
Culture Documents
Tipe C PDF
Tipe C PDF
Naskah Seminar
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S2
Diajukan Oleh :
Kepada :
Telah disetujui naskah publikasi sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
wisuda
25 Juli 2007
Disusun oleh
Pembimbing
ABSTRACT
Passenger terminal represent one of functional component from
transportation system which need a large amount of money in its development.
But in reality, a lot of terminal type C in its operational not to be optimal. The
indication will cause quiet because no other passenger will raise and fall in the
terminal. The mentioned because of unfavorable planning in determining terminal
location.
Research of terminal performance, conducted by doing calculation to
location index, analyses of the site requirement, and importance performance
analysis which is given through questioners to three respondent are; the user of
public transportation, operator of public transportation, and entrepreneur.
Result of this research indicated that value of location index for existing
terminal location is lower than scenario of terminal location that is 36,92. Based
on analyze of the site requirement, the wide of the field needs 6101 m2. There are
facilities needed to complete and it is better if the wide proportion in line with the
standard of facility. Result of interview survey, the degree of performance with
lowest percentage is for the public transportation operator 37,6% is about the
terminal location, the user of public transportation 77,1% is about security and
entrepreneur 77,6% is about security too. This is pointed that location is the most
important aspect to be more attention in optimally operation of Sub Terminal
Delanggu. So, it will need to revitalize the location around the terminal to emerge
the attractiveness in traveling.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Dunn (2005), evaluasi adalah metode analisis kebijakan yang
digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai nilai atau harga dari arah
tindakan yang telah dilakukan dan yang akan datang, dengan kata lain evaluasi
mempunyai arti yang berhubungan dengan masing-masing petunjuk pada aplikasi
beberapa skala nilai terhadap kebijakan dan program.
Menurut Morlok (1995), terminal adalah titik tempat penumpang dan barang
memasuki dan meninggalkan suatu sistem transportasi. Terminal ini bukan saja
merupakan komponen fungsional utama dari sistem transportasi tetapi juga sering
merupakan prasarana yang memerlukan biaya yang besar dan titik tempat
kongesti (kemacetan) mungkin terjadi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang prasarana dan
sarana lalulintas jalan mengklasifikasikan terminal menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu :
a. Teminal penumpang tipe A
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar propinsi (AKAP),
dan/atau angkutan lintas batas antar Negara, angkutan antar kota dalam
propinsi (AKDP), angkutan kota, dan angkutan pedesaan.
b. Teminal penumpang tipe B
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk antar kota dalam propinsi
(AKDP), angkutan kota, dan/atau angkutan pedesaan.
c. Teminal penumpang tipe C
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
3. LANDASAN TEORI
3.1. Persyaratan Lokasi Terminal
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31/1995, terminal
berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi tiga tipe dimana persyaratan
lokasi terminal dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum
jaringan transportasi jalan,
b. Rencana umum tata ruang,
c. Kepadatan lalulintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal,
d. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda,
e. Kondisi topografi, lokasi terminal,
f. Kelestarian lingkungan.
Persyaratan untuk terminal tipe C dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Terletak di dalam wilayah Kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan
pedesaan,
b. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.
Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan,
c. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ked an dari terminal, sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
B o R B Bp
a1
L
SRP Lp
a2
Menurut Ernst Neufert (1989), kebutuhan ruang setiap orang dapat dilihat
sesuai Gambar 3.2.
B. Sampel Penelitian
Dalam menentukan jumlah sampel digunakan pendekatan sebagai berikut :
p(1 − p)
n> (3.8)
p(1 − p)
2
⎛e⎞
⎜ ⎟ +
⎝z⎠ N
Dengan :
n = jumlah responden
p = proporsi perjalanan dengan tujuan yang telah ada
e = kesalahan yang masih dapat diterima
z = nilai variasi standar untuk tingkat keyakinan yang diperlukan
N = jumlah sampel
Dimana :
p = 0,5 (merupakan nilai terbesar/paling aman untuk n)
e = 0,1 (berarti nilai maksimum kesalahan terbesar 10 %)
z = 1,96 (untuk tingkat keyakinan 95 %)
N = 45.698 (jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Delanggu)
Sampel yang dibutuhkan adalah :
Penyusunan Metodologi
Pengumpulan Data
Rekapitulasi Data
Analisis Data
Pembahasan dan
Rekomendasi
Selesai
1. Angkutan Perdesaan
- Delanggu-Cokro-Jatinom-Tulung 3 5,0m x 1,7m 12-14 org.
- Delanggu-Wonosari-Tloyo-Karang Dowo-Pedan 22 5,0m x 1,7m 12-14 org.
- Prambanan-Bendo Gantungan-Penggung-Delanggu 24 5,0m x 1,7m 12-14 org.
1 Delanggu-Janti-Karang Anom-Klaten-Trucuk-Cawas 10 7,0m x 2,1m 24-32 org
2 Klaten-Bayat-Cawas-Japanan-Delanggu 6 7,0m x 2,1m 24-32 org
2. Angkutan Perkotaan
A Delanggu-Kepok-Tanjung-Serenan 10 3,7m x 1,6m 12 org.
B1 Delanggu-Tulung-Maduhan 6 3,7m x 1,6m 12 org.
B2 Delanggu-Keprabon-Cokro-Tulung-Maduhan 3 3,7m x 1,6m 12 org.
C Delanggu- Pedan-Karangdowo 10 3,7m x 1,6m 12 org.
E Delanggu-Sribit-Ponggok-Jatinom-Gabus 8 3,7m x 1,6m 12 org.
F Delanggu-Mrisen-Gunting-Sidowarno-PS.Cuplik 5 3,7m x 1,6m 12 org.
100% 100%
90% 90%
80% 80%
Sangat Tidak Setuju Tidak Penting
70% 70%
Prosentase
Prosentase
60% Tidak Setuju 60% Kurang Penting
50% Ragu-ragu 50% Cukup Penting
40% Setuju 40% Penting
30% 30%
Sangat Setuju Sangat Penting
20% 20%
10% 10%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Pernyataan Indikator Pernyataan
Gambar 5.1a. Prosentase komentar dari setiap indikator Gambar 5.1b. Prosentase mengenai tingkat kepentingan
pernyataan. dari masing-masing indikator pernyataan.
Prosentase
60% Tidak Setuju 60% Kurang Penting
50% Ragu-ragu 50% Cukup Penting
40% Setuju 40% Penting
30% 30%
Sangat Setuju Sangat Penting
20% 20%
10% 10%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Pernyataan Indikator Pernyataan
Gambar 5.2a. Prosentase komentar dari setiap indikator Gambar 5.2b Prosentase mengenai tingkat kepentingan
pernyataan. dari masing-masing indikator pernyataan.
Prosentase
Gambar 5.3a. Prosentase komentar dari setiap indikator Gambar 5.3b. Prosentase mengenai tingkat kepentingan
pernyataan. dari masing-masing indikator pernyataan.
B. Sirkulasi
Luas lahan yang dibutuhkan untuk sirkulasi kendaraan diperoleh
berdasarkan luas lajur yang biasa digunakan kendaraan untuk melakukan
pergerakan masuk dan keluar terminal. Berdasarkan survei, luas lahan untuk
sirkulasi kendaraan adalah 1000 m2.
C. Ruang Istirahat
Luas ruang istirahat diperoleh berdasarkan jumlah operator angkutan umum
yang beristirahat di terminal dan fasilitas yang dibutuhkan. Berdasarkan
pengamatan jumlah operator angkutan umum yang biasa beristirahat jumlahnya
adalah 10 orang. Desain ruang istirahat dapat dilihat pada Gambar 6.6.
0,5 m
5m
0,8 m
2m
a. b.
2m
b. Dimensi gerak manusia arah
longitudinal
0,8 m a. Dimensi gerak manusia arah
lateral
Gambar 6.1. Desain ruang istirahat operator dan dimensi manusia (Ernst Neufert, 1989)
Kebutuhan lahan untuk ruang istirahat dapat diuraikan pada Tabel 6.3.
A. Ruang Tunggu
3,3 m 9,1 m
1,1 m
0,5 m
2,2 m
5m
17,7 m
C. Kamar Mandi
Luas kamar mandi yang diperlukan diperoleh berdasarkan fasilitas yang
dibutuhkan serta ruang gerak manusia didalam kamar mandi (Gambar 6.3).
6,4 m
0,5 m
0,4 m
0,6 m 2m
0,8 m
4m 1,1 m
2m
Kebutuhan lahan tersebut adalah kebutuhan untuk satu ruang kamar mandi,
jika kamar mandi terdiri atas 4 (empat) ruang seperti pada Gambar 6.9 maka
kebutuhan keseluruhan lahan untuk kamar mandi adalah 25,5 m2.
D. Kios
Berdasarkan standard luas lahan yang diperlukan untuk kios adalah seluas
288 m2. Sementara luas lahan eksisting untuk kios yang berjumlah 40 unit di Sub
Terminal Delanggu adalah 1120 m2. Jumlah dan luasan untuk kios sangat
bergantung pada kebijakan pemerintah daerah terkait dengan pendapatan daerah.
E. Mushola
Luas lahan yang dibutuhkan untuk mushola diperoleh berdasarkan ruang
gerak manusia yang diperlukan saat melakukan sembahyang. Ruang gerak
manusia tersebut dapat diperoleh berdasarkan ukuran standard alas yang
digunakan untuk sembahyang (sadjadah), uraiannya sebagai berikut :
Tabel 6.6. Kebutuhan lahan untuk mushola
Jumlah Kebutuhan
No. Uraian Ukuran per unit
unit Ruang (m2)
1. Ruang gerak manusia 20 orang 1,1 m x 0,7 m= 0,77 m2 15,4
(berdasar ukuran sadjadah)
2. Ruang sirkulasi (15 %) 2,31
Total kebutuhan lahan 18
1,5 m
0,5 m
0,5 m
1,3 m
1m
1,0 m
B. Ruang Pengawas
Desain dan kebutuhan lahan untuk ruang pengawas dapat dilihat pada
Gambar 6.5.
1m
0,5 m
0,5 m
1,5 m
1,3 m
1m
Keterangan :
0,5 m a a. kursi
b. meja loket
2m
b 0,4 m
terbesar dan dimensi manusia (arah longitudinal). Kebutuhan ruang untuk peron
3,1 m
PERON 2,2 m
Kebutuhan lahan 34 m2
0,5 m
0,5 m a Keterangan :
a. kursi
2m b. meja loket
b 0,4 m
F. Ruang Informasi
Desain dan kebutuhan lahan untuk ruang informasi dapat dilihat pada
Gambar 6.9.
1m
0,5 m
0,5 m Keterangan :
1,5 m a. kursi
1,3 m b. meja
c 1m c. lemari
b
Kebutuhan lahan untuk ruang informasi dapat diuraikan pada Tabel 6.12.
0,5 m Keterangan :
0,8 m 1m a. kursi
0,5 m a b. meja
c. lemari
d. fasilitas berbaring
1,3 m
d b 1,5 m
1m
2m
c
B. Pemakai Jasa
1. Ruang tunggu 265,5 480 174
2. Sirkulasi manusia 740,35 192 740,35
3. Kamar mandi 24 40 25,5
4. Kios 1120 288 1120
5. Mushola 24 40 18
C. Operasional
1. Ruang administrasi 24 39 25
2. Ruang pengawas 24 16 12
Tabel dilanjutkan pada halaman selanjutnya….
….Lanjutan Tabel 6.14
3. Loket - 2 4
4. Peron - 3 68
5. Retribusi 4 6 4
6. Ruang informasi - 8 12
7. Ruang pertolongan pertama - 15 14
Gambar 6.11. Sebaran rute angkutan umum yang memasuki Sub Terminal Delanggu
6.2.2. Kajian terhadap Lokasi
A. Indeks Lokasi
1 Angkutan Perdesaan
- Delanggu-Cokro-Jatinom-Tulung 3 3 9 3012.0662 3012.0662 54217.1916 3601.3837 3601.3837 64824.9066
- Delanggu-Wonosari-Tloyo-Karang Dowo-Pedan 22 4.5 99 3012.0662 2248.382 520784.3718 3601.3837 1586.5832 513608.7231
- Prambanan-Bendo Gantungan-Penggung-Delanggu 24 3 72 3012.0662 3012.0662 433737.5328 3601.3837 3601.3837 518599.2528
1 Delanggu-Janti-Karang Anom-Klaten-Trucuk-Cawas 10 3 30 3012.0662 2248.382 157813.446 3601.3837 1586.5832 155639.007
2 Klaten-Bayat-Cawas-Japanan-Delanggu 6 3 18 3012.0662 2248.382 94688.0676 3601.3837 1586.5832 93383.4042
2 Angkutan Perkotaan
A Delanggu-Kepok-Tanjung-Serenan 10 4.5 45 1042.0791 1042.0791 93787.119 1584.5152 1584.5152 142606.368
B1 Delanggu-Tulung-Maduhan 6 4 24 3015.5552 3015.5552 144746.6496 2427.3031 2427.3031 116510.5488
B2 Delanggu-Keprabon-Cokro-Tulung-Maduhan 3 5 15 2248.382 2248.382 67451.46 1586.5832 1586.5832 47597.496
C Delanggu- Pedan-Karangdowo 10 4 40 1042.0791 1042.0791 83366.328 1584.5152 1584.5152 126761.216
E Delanggu-Sribit-Ponggok-Jatinom-Gabus 8 4 32 5664.3913 5664.3913 362521.0432 4991.8413 4991.8413 319477.8432
F Delanggu-Mrisen-Gunting-Sidowarno-PS.Cuplik 5 5 25 1042.0791 1042.0791 52103.955 1584.5152 1584.5152 79225.76
29114.8968 26823.8442 2065217.165 31766.1917 25721.7902 2178234.526
Keterangan : Jarak diukur berdasarkan jarak udara (diukur on screen pada perangkat lunak AutoCAD)
Berdasarkan nilai yang sudah diuraikan pada Tabel 6.15, maka nilai Indeks
lokasi untuk setiap lokasi dengan menggunakan persamaan 6.1, dapat diuraikan
sebagai berikut :
I =
∑ ( L + L ).Vi
1 2
(6.1)
∑L + L 1 2
dengan :
L1 = Jarak rute angkutan menuju terminal dari batas kecamatan
L2 = Jarak rute angkutan menuju batas kecamatan setelah masuk terminal
Vi = Jumlah trip setiap rute angkutan pada jalur yang dilewati
I eksisting=
∑ ( L + L ).Vi =
1 2 2065217,165
= 36,92
∑L + L 1 2 29114,8968 + 26823,8442
Nilai Σ (L1+L2).Vi adalah jumlah keseluruhan kolom 8 pada Tabel 6.17. Nilai
Σ L1+L2 adalah jumlah keseluruhan dari penjumlahan kolom 6 dan kolom 7.
I skenario=
∑ ( L + L ).Vi =
1 2 2178234,526
= 37,89
∑L + L 1 2 31766,1917 + 25721,7902
Nilai Σ (L1+L2).Vi adalah jumlah keseluruhan kolom 11 pada Tabel 6.17. Nilai
Σ L1+L2 adalah jumlah keseluruhan dari penjumlahan kolom 9 dan kolom 10.
Tabel 6.16. Volume Lalulintas yang melintas di Jalan Solo-Yogya (waktu survei : 06.00-18.00)
Kendaraan Bermotor (kend)
Jumlah
Kendaraan Kendaraan Kendaraan KTB
Arah Kendaraan
Pribadi Umum Barang (kend)
(smp)
SM MP MB BS BB PU TS TB
Ke Solo 6115 1918 140 69 214 507 276 183 261 6215,45
Ke Yogya 6622 1764 108 49 191 581 345 115 358 6199,86
Untuk kategori operator angkutan umum hal yang harus diperhatikan adalah
penumpang, karena penumpang sangat mempengaruhi operasional angkutan
umum. Mayoritas operator angkutan umum menyatakan ketidaksetujuannya
terhadap indikator pernyataan no. 3 yang menyatakan bahwa ”Di sekitar lokasi
Sub Terminal Delanggu selalu ada penumpang yang naik”, tingkat kesesuaiannya
hanya 37,6%, sedangkan tingkat kesesuaian tertinggi terletak pada indikator
pernyataan no. 11 terkait dengan sistem informasi yang ada.
Tabel 6.21.
7.1. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan evaluasi kebutuhan lahan, luas lahan yang dibutuhkan
adalah 6101 m2, sementara luas lahan eksisting adalah 7000 m2 sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak ada permasalahan mengenai lahan. Terminal
sudah dilengkapi oleh fasilitas sesuai dengan standardisasi perencanaan
fasilitas terminal namun ada beberapa fasilitas yang masih harus dilengkapi
dan disesuaikan sesuai dengan standard dan kebutuhan.
2. Lokasi Sub Terminal Delanggu yang terletak pada jalan lintasan yang
menghubungkan kota Yogyakarta dengan kota Solo, maka lokasi sekitar
berpotensi menimbulkan konflik.
3. Dari golongan pengguna angkutan umum tingkat kesesuaian terendah yang
menjadi prioritas perbaikan kinerja terminal adalah dari aspek keamanan
yaitu sebesar 77,1%. Untuk golongan operator angkutan umum yang
menjadi prioritas peningkatan kinerja terminal adalah dari aspek lokasi
dengan nilai tingkat kesesuaian sebesar 37,6% yang juga menjadi faktor
terpenting karena memiliki tingkat kesesuaian terendah dari keseluruhan
golongan. Aspek yang harus diperhatikan berdasarkan survei wawancara
terhadap golongan pengusaha adalah keamanan, tingkat kesesuaian yang
diperoleh adalah sebesar 77,6%. Berdasarkan hasil tersebut, maka aspek
lokasi merupakan aspek yang harus paling diperhatikan dalam rangka upaya
optimalisasi terminal.
7.2. S a r a n
1. Untuk mengoptimalisasikan operasional Sub Terminal Delanggu, maka
beberapa fasilitas terminal harus dilengkapi sesuai standard yang berlaku.
2. Perlu dilakukan penataan daerah sekitar lokasi terminal agar muncul daya
tarik sehingga dapat membangkitkan perjalanan.
3. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap seluruh golongan masyarakat terutama
terhadap kalangan pengusaha dan operator angkutan umum mengenai
kondisi wilayah dan tatanan kota di wilayah Kecamatan Delanggu terutama
dengan berdirinya Sub Terminal Delanggu, sehingga diharapkan dari
seluruh golongan masyarakat memberikan kepercayaannya terhadap
pemerintah daerah dalam hal pembangunan wilayah Kecamatan Delanggu
dimana salah satunya adalah dengan pembangunan prasarana transportasi
yaitu Sub Terminal Delanggu.
4. Untuk mengurangi potensi konflik pada lalulintas di sekitar terminal, maka
perlu dilakukan pengembangan jalan lingkar yang sebetulnya sudah tersedia
namun kondisinya kurang layak untuk digunakan, terutama untuk perjalanan
luar kota.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, I., 1996, Menuju Lalulintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Direktur
Jenderal Perhubungan Darat dan Departemen Perhubungan, Jakarta,
Azwar, M., 2002, Penataan Jaringan Trayek Angkutan Kota di Kota Dumai,
Thesis, MSTT-UGM, Yogyakarta, (tidak dipublikasikan),
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Parkir, Departemen Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat,
LPM-UGM, 1994, Studi Standardisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas
Perpindahan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan, LPM-UGM,
Yogyakarta,
Murwono, D., 2006, Manajemen Prasarana Transportasi, Diktat Kuliah, MSTT-
UGM, Yogyakarta, (tidak dipublikasikan).