You are on page 1of 8

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Aplikasi Analisis Korelasi Somers’d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Kalimantan Timur

The Application of Somers’d Correlation Analysis at Leadership and Work Environment Condition
towards Performance of BKKBN Kalimantan Timur Province Employee

Siti Hardiyanti1, Yuki Novia Nasution2, Ika Purnamasari3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
Email:shardianti17@gmail.com, yuki.novia.n@gmail.com, Ika.purnamasari@gmail.com

Abstract
The correlation analysis is a research variable analysis for knowing degree or correlation strength, form or
correlation direction between variables and the magnitude of the effect of one variable to another variable. The
analysis of correlation bivariate is correlation only between two variables. The analysis of correlation bivariate
which are discussed in this research is Somers’d correlation. Somers’d correlation is one of the nonparametric
correlation analysis which use scale of ordinal data for knowing a correlation between two variables which is
unequal or which is having reciprocity correlation, whereas at this correlation have been certainly determined,
there are dependent variable and independent variable. Somers’d correlation has a logic base which are based
at amount of concordant pairs (C) and discordant pairs (D). Somers’d correlation is also observe the amount of
ties at calculation for knowing the correlation between leadership and work environment condition toward
performance of BKKBN Kalimantan Timur Province’s employee. From the result of research by using software
R and SPSS could be concluded that it was a significant correlation between leadership toward employee
performance, in the amount of 0,313 and it was a significant correlation between work environment condition
toward employee performance, in the amount of 0,393.

Keywords: The analysis of bivariate correlation, employee performance, Somers’d correlation, ordinal scale.

Pendahuluan Analisis korelasi Somers’d dapat diterapkan


Statistika nonparametrik adalah bagian untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan
statistika yang tidak memerlukan asumsi-asumsi terhadap kinerja pegawai dan kondisi lingkungan
tertentu, misalnya mengenai bentuk distribusi dan kerja terhadap kinerja pegawai pada suatu instansi.
hipotesis-hipotesis yang berkaitan dengan nilai- Kinerja pegawai yang baik akan mampu membantu
nilai parameter tertentu. Analisis korelasi termasuk tercapainya tujuan instansi sesuai dengan yang
dalam statistika nonparametrik yang merupakan telah direncanakan. Kinerja pegawai dipengaruhi
teknik analisis pengukuran derajat keeratan oleh berbagai faktor, antara lain kepemimpinan,
hubungan antar variabel. Ukuran untuk kepuasan pegawai, kemampuan pegawai, motivasi,
menentukan kuatnya atau derajat keeratan dan lingkungan kerja. Penelitian ini menekankan
hubungan antara dua variabel dinamakan koefisien hanya pada dua variabel penting, yaitu
korelasi (the correlation coefficient). Jika data kepemimpinan dan kondisi lingkungan kerja
pengamatan adalah berupa skala ordinal, dalam hal (Mangkunegara, 2000).
ini untuk uji korelasi statistika nonparametrik, Pada penelitian ini bertujuan untuk
maka ada beberapa koefisien korelasi yang dapat mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan
digunakan, yaitu koefisien korelasi peringkat kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
Spearman-rho (), Kendall-tau (), Gamma (G), BKKBN Provinsi Kalimantan Timur dengan
dan Somers’d (dyx) (Nugroho, Akbar, Vusvitasari, menggunakan software R. Sehingga berdasarkan
2008). uraian tersebut, maka akan dibahas mengenai
Korelasi Somers’d diperkenalkan oleh Somers Aplikasi Analisis Korelasi Somers’d pada
pada tahun1962 untuk mengetahui suatu hubungan Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja
di antara dua variabel. Korelasi Somers’d terdiri terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi
dari dua variabel, yaitu variabel independen (X) dan Kalimantan Timur”.
variabel dependen (Y). Koefisien korelasi Somers’d
memiliki dasar logika yang didasarkan pada nilai Uji Validitas
konkordan (C) dan nilai diskordan (D). Selain itu, Uji validitas digunakan untuk mengetahui
korelasi Somers’d memperhatikan banyaknya ties kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk)
(data kembar pada dua variabel) pada perhitungan pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
untuk mencari nilai koefisien korelasinya Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung
(Nugroho, Akbar, Vusvitasari, 2008). suatu kelompok variabel tertentu (Azwar, 1997).

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 31


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Uji validitas untuk data ordinal menggunakan Tabel 1. Interval Nilai Koefisien Korelasi dan
korelasi Spearman sebagi berikut: Kekuatan Hubungan
6 d 2
s  1 (1) No. Interval Nilai Kekuatan Hubungan
n n3
1 |r| = 0,00 Tidak terdapat korelasi
di mana: Sangat rendah atau lemah
d : selisih peringkat variable X dan Y 2 0,00 < |r| ≤ 0,20
sekali
n : banyaknya data pengamatan. 3 0,20 < |r| ≤ 0,40 Rendah atau lemah
Dari Persamaan (1) diperoleh statistik uji untuk uji
validitas dengan kriteria keputusan H0 ditolak jika 4 0,40 < |r| ≤0,70 Cukup berarti atau sedang
zhitung > ztabel, yang berarti butir pertanyaan valid 5 0,70 < |r| ≤0,90 Tinggi atau kuat
sebagai berikut:
6 0,90 < |r| < 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali
𝜌𝑠 7 |r| = 1,00 Sempurna
zhitung = 1 (2)
𝑛−1
di mana: Analisis Korelasi Bivariate
Analisis korelasi bivariate merupakan korelasi
 s : koefisien korelasi Spearman antar dua variabel saja. Pada analisis korelasi
n : banyaknya sampel. bivariate dapat disebut juga sebagai analisis
korelasi sederhana. Beberapa macam korelasi
Uji Reliabilitas bivariate, yaitu korelasi Product Momen (Pearson),
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran korelasi Kendall’s Tau, korelasi Spearman, korelasi
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam Gamma, korelasi Somers’d, dan korelasi Eta
menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk- (Riduwan dan Akdon, 2006).
konstruk (instrumen) pertanyaan yang merupakan Pada korelasi bivariate, apabila hubungan
dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu antar variabel berbentuk hubungan simetris, maka
bentuk kuesioner. Menghitung koefisien reliabilitas korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson,
digunakan rumus Spearman-Brown dengan kriteria korelasi C Cramer, korelasi Kendall’s Tau, korelasi
keputusan H0 ditolak jika R > Rtabel, yang berarti Gamma dan korelasi Spearman. Namun apabila
butir pertanyaan valid sebagai berikut (Azwar, hubungan antar variabel berbentuk hubungan
1997): taksimetris, maka korelasi yang dapat digunakan
2(𝑅𝑋𝑌 ) adalah korelasi Lambda dan korelasi Somers’d
𝑅= (3)
1 + 𝑅𝑋𝑌 (Zanten, 1982).
di mana:
R : reliabilitas internal seluruh instrumen Analisis Korelasi Somers’d
R XY : korelasi product moment antara bagian Korelasi Somers’d diperkenalkan oleh Somers
pada tahun 1962. Korelasi ini merupakan korelasi
pertama dan kedua. nonparametrik yang tepat digunakan untuk
menganalisis suatu hubungan di antara dua variabel
Analisis Korelasi yang memiliki skala data ordinal. Korelasi
Analisis korelasi merupakan istilah yang Somers’d terdiri dari dua variabel, yaitu variabel X
digunakan untuk mengukur kekuatan atau dan variabel Y (Nugroho, Akbar, Vusvitasari,
mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel. 2008).
Apabila terdapat hubungan antar variabel, maka Apabila variabel X dikatakan sebagai variabel
perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu independen dan variabel Y dikatakan variabel
variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan
dependen, maka YX merupakan suatu parameter
pada variabel lainnya. Jadi dari analisis korelasi
populasi di antara kedua variabel tersebut.
dapat diketahui hubungan antar variabel tersebut
Begitupun sebaliknya apabila peranan kedua
(Hasan, 2008).
variabel tersebut dibalik atau dimisalkan variabel X
Dalam analisis korelasi, hubungan antar
sebagai variabel dependen dan variabel Y sebagai
variabel dapat berbentuk hubungan simetris,
variabel independen, maka parameter populasinya
hubungan kausal, dan hubungan timbal balik.
adalah XY. Pada suatu sampel, lambang untuk
Selain itu, arah hubungan antar variabel dapat
koefisien korelasi Somers’d dinotasikan dengan dYX
dibedakan menjadi korelasi positif, korelasi negatif,
dan dXY (Siegel dan Castellan, 1988)
korelasi nihil dan korelasi sempurna (Hasan, 2006).
Untuk menghitung koefisien korelasi
Dalam menentukan keeratan hubungan atau
Somers’d dari dua variabel berskala ordinal, yaitu
korelasi antar variabel, maka diberikan nilai-nilai
X1, X2, …,Xk dan Y1, Y2, …, Yr maka data
dari koefisien korelasi (r) sebagai berikut (Riduwan
pengamatan disusun dalam sebuah tabel
dan Akdon, 2006):
kontingensi sebagai berikut (Siegel dan Castellan,
1988):

32 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Tabel 2.Tabel Kontingensi Korelasi Somers’d perhitungan untuk koefisien korelasi Somers’d dXY
adalah sebagai berikut:
X1 X2 … Xk Total 2 𝐶−𝐷
𝑑𝑋𝑌 = 2 (9)
Y1 n11 n12 … n1k R1 𝑁 − 𝑟𝑗=1 𝑅𝑖 2
Y2 n21 n22 … n2k R2 di mana:
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
C : Nilai konkordan
D : Nilaidiskordan
Yr nr1 nr2 … nrk Rr N : Banyaknya data pengamatan
Total C1 C2 … Ck N Ri : Total pengamatan ke-i dari variabel Y

Langkah awal yang harus dilakukan untuk Interpretasi Korelasi Somers’d


memperoleh koefisien korelasi Somers’d adalah Koefisien korelasi Somers’d dYX = 1 jika dan
dimulai dengan menghitung nilai konkordan (C) hanya jika D = 0 dan setiap baris memiliki paling
dan nilai diskordan (D) di antara sepasang variabel banyak satu sel yang tidak bernilai nol. Bentuk
tersebut (Siegel dan Castellan, 1988). tabel kontingensi akan memiliki sel bernilai nol
Untuk menghitung nilai konkordan adalah sebagai yang mengalami penurunan dari kiri atas sampai
berikut: kanan bawah seperti suatu tangga. Begitu juga
𝑟−1 𝑘−1 𝑟 𝑘 dengan koefisien korelasi Somers’d dYX = -1 jika
𝐶= 𝑛𝑖𝑗 𝑛𝑝𝑞 (4) sel tidak bernilai nol meningkat dari kiri bawah
sampai kanan atas (Siegel dan Castellan, 1988).
𝑖=1 𝑗 =1 𝑝=𝑖+1 𝑞=𝑗 +1
r k Koefisien korelasi Somers’d dYX = 0 jika
Jika dimisalkan N ij   n pq
, maka dapat variabel-variabel (pada sampel) adalah independen.
p  i 1 q  j 1 Bagaimanapun juga koefisien korelasi Somers’d =
diketahui bahwa banyaknya nilai konkordan adalah 0 tidak dapat menyatakan secara langsung bahwa
sebagai berikut: variabel-variabel tesebut independen kecuali jika
𝑟 −1 𝑘−1
tabel kontingensi korelasi Somers’d berukuran 2 x
𝐶= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ (5) 2 (Siegel dan Castellan, 1988).
𝑖=1 𝑗 =1
Dengan i = 1, 2, …, r – 1 dan j = 1, 2, …, k – 1. Pengujian Signifikansi Statistik Korelasi
Somers’d
Kemudian untuk menghitung nilai diskordan Dalam menghitung variansi dYX, maka

adalah sebagai berikut: diperlukan nilai M ij dan M ij . Kedua variabel
𝑟−1 𝑘 𝑟 𝑗 −1 tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut(Siegel
𝐷= 𝑛𝑖𝑗 𝑛𝑝𝑞 (6) dan Castellan, 1988):
𝑖−1 𝑗 −1
𝑖=1 𝑗 =2 𝑝=𝑖+1 𝑞=1
r j 1 𝑀𝑖𝑗+ = 𝑛𝑝𝑞 (10)
Jika dimisalkan N ij    n pq , maka dapat 𝑝=1 𝑞=1
p i 1 q 1 di mana p = 1, 2, …, i– 1 dan q = 1, 2, …, j – 1, dan
diketahui bahwa banyaknya nilai diskordan adalah 𝑖−1 𝑘
sebagai berikut: 𝑀𝑖𝑗− = 𝑛𝑝𝑞 (11)
𝑟 −1 𝑘
𝑝=1 𝑞=𝑗 +1
𝐷= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗− (7) di mana p = 1, 2, …, i – 1 dan q = j + 1, 2, …, k.
𝑖=1 𝑗 =2 Dengan menggunakan Persamaan (10) dan

Dengan i = 1, 2, …, r – 1 dan j = 2, …, k.
(11) bersama dengan nilai N ij dan N ij , maka
Sehingga untuk menghitung koefisien korelasi dapat diperoleh nilai variansi dYX sebagai berikut
Somers’d dYX adalah sebagai berikut: (Siegel dan Castellan, 1988):
𝑟 𝑘 2
4 𝑖=1 𝑗 =1 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ + 𝑀𝑖𝑗+ − 𝑁𝑖𝑗− − 𝑀𝑖𝑗−
2 𝐶 −𝐷 𝑉𝑎𝑟 𝑑𝑌𝑋 =
𝑘 2 2
(12)
𝑁2 − 𝑗 =1 𝐶𝑗
𝑑𝑌𝑋 = 𝑘 2 (8)
𝑁2 − 𝑗 =1 𝐶𝑗 Apabila X sebagai variabel dependen, maka
di mana: variansi dXY dapat dihitung dengan persamaan
C : Nilai konkordan berikut:
𝑟 𝑘 2
D : Nilai diskordan 4 𝑖=1 𝑗 =1 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ + 𝑀𝑖𝑗+ − 𝑁𝑖𝑗− − 𝑀𝑖𝑗−
𝑉𝑎𝑟 𝑑𝑋𝑌 =
2 2
(13)
N : Banyaknya data pengamatan 𝑁2 − 𝑟
𝑖=1 𝑅𝑖
Cj : Total pengamatan ke-j dari variabel X Pada prosedur pengujian hipotesis uji
Jika variabel X sebagai variabel dependen dan signifikansi statistik korelasi Somers’d, dengan
variabel Y sebagai variabel independen, maka kriteria H0 ditolak jika nilai zhitung > ztabel, maka
dapat diartikan bahwa secara signifikan terdapat

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 33


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

hubungan di antara dua variabel tersebut dengan c. Menghitung koefisien korelasi Somers’d dYX
statistik uji sebagai berikut (Siegel dan Castellan, berdasarkan Persamaan (8).
1988): d. Menghitung nilai variansi dari dYX berdasarkan
𝑑𝑌𝑋 Persamaan (12) menggunakan software R.
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = (14) e. Melakukan pengujian signifikansi statistik
𝑉𝑎𝑟(𝑑𝑌𝑋 )
atau korelasi Somers’d dYX menggunakan rumus
𝑑𝑋𝑌 statistik uji berdasarkan Persamaan (14).
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = (15)
𝑉𝑎𝑟(𝑑𝑋𝑌 ) Hasil dan Pembahasan
di mana: Berdasarkan data hasil kuesioner, maka dapat
dYX : koefisien korelasi Somers’d dengan Y dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, analisis
sebagai variabel dependen statistika deskriptif, dan analisis korelasi Somers’d.
dXY : koefisien korelasi Somers’d dengan X Uji Validitas
sebagai variabel dependen Dari hasil pengujian dengan menggunakan
Var(dYX) : variansi dari koefisien korelasi software SPSS 17 dapat diketahui:
Somers’d dengan Y sebagai variabel
dependen Tabel 3. Uji Validitas untuk Variabel
Var(dXY) : variansi dari koefisien korelasi Kepemimpinan
Somers’d dengan X sebagai variabel No. Butir Pertanyaan zhitung ztabel Keputusan
dependen.
1 Butir pertanyaan 1 4,829 1,96 Menolak H0
Metodologi Penelitian 2 Butir pertanyaan 2 5,066 1,96 Menolak H0
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang diperoleh dari hasil 3 Butir pertanyaan 3 4,924 1,96 Menolak H0
observasi (pengamatan) dan dilakukan dengan 4 Butir pertanyaan 4 4,754 1,96 Menolak H0
membagikan kuesionerkepada 47 responden.
5 Butir pertanyaan 5 4,212 1,96 Menolak H0
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai
non eselon II dan III dari Instansi Pemerintahan 6 Butir pertanyaan 6 4,917 1,96 Menolak H0
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana 7 Butir pertanyaan 7 5,473 1,96 Menolak H0
Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan
8 Butir pertanyaan 8 3,988 1,96 Menolak H0
Timur.Terdapat 3 variabel penelitian, yaitu variabel
kepemimpinan (X1) dan kondisi lingkungan kerja 9 Butir pertanyaan 9 2,598 1,96 Menolak H0
(X2) sebagai variabel independen serta variabel 10 Butir pertanyaan 10 2,157 1,96 Menolak H0
kinerja pegawai (Y) sebagai variabel dependen.
Adapun teknik analisis data dalam penelitian Tabel 4. Uji Validitas untuk Variabel Kondisi
ini adalah: Lingkungan Kerja
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui kelayakan No. Butir Pertanyaan zhitung ztabel Keputusan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam 1 Butir pertanyaan 1 5,541 1,96 Menolak H0
mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas
menggunakan analisis korelasi Spearman yang 2 Butir pertanyaan 2 5,548 1,96 Menolak H0
dilakukan dengan perhitungan software SPSS 17. 3 Butir pertanyaan 3 5,575 1,96 Menolak H0
2. Uji Reliabilitas
4 Butir pertanyaan 4 4,978 1,96 Menolak H0
Uji reliabilitas dilakukan pada butir-butir
pertanyaan yang dinyatakan telah valid. 5 Butir pertanyaan 5 5,005 1,96 Menolak H0
Menghitung koefisien reliabilitas menggunakan 6 Butir pertanyaan 6 4,890 1,96 Menolak H0
rumus Spearman-Brown yang dilakukan dengan
7 Butir pertanyaan 7 5,338 1,96 Menolak H0
perhitungan software SPSS 17.
3. Analisis Statistika Deskriptif 8 Butir pertanyaan 8 5,406 1,96 Menolak H0
Pada penelitian ini, analisis statistika 9 Butir pertanyaan 9 4,592 1,96 Menolak H0
deskriptif dilakukan dengan membuat diagram
10 Butir pertanyaan 10 3,778 1,96 Menolak H0
lingkaran. Untuk pembuatan diagram lingkaran
dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17. Pada butir-butir pertanyaan ketiga variabel,
4. Analisis Korelasi Somers’d yaitu kepemimpinan (X1), kondisi lingkungan kerja
Adapun langkah-langkah pengerjaan korelasi (X2) dan kinerja pegawai (Y) diperoleh nilai zhitung >
Somers’d adalah sebagai berikut: ztabel di mana ztabel = 1,96 sehingga dapat
a. Membuat tabel kontingensi menggunakan disimpulkan bahwa butir pertanyaan valid dan
software SPSS 17. dapat digunakan.
b. Menghitung nilai konkordan (C) dan diskordan
(D) berdasarkan Persaman (4) dan (6)
menggunakan software R.

34 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Tabel 5. Uji Validitas untuk Variabel Kinerja 2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pegawai

No. Butir Pertanyaan zhitung ztabel Keputusan

1 Butir pertanyaan 1 5,833 1,96 Menolak H0


2 Butir pertanyaan 2 5,697 1,96 Menolak H0
3 Butir pertanyaan 3 5,155 1,96 Menolak H0
4 Butir pertanyaan 4 5,161 1,96 Menolak H0
Gambar 2. Diagram Lingkaran untuk Tingkat
5 Butir pertanyaan 5 5,338 1,96 Menolak H0 Pendidikan
6 Butir pertanyaan 6 6,077 1,96 Menolak H0 Berdasarkan Gambar 2. dapat diketahui
bahwa mayoritas pegawai yang telah menjadi
7 Butir pertanyaan 7 5,941 1,96 Menolak H0
responden penelitian adalah berpendidikan
8 Butir pertanyaan 8 5,941 1,96 Menolak H0 Strata Satu (S1), yakni sebesar 53,19% atau 25
9 Butir pertanyaan 9 5,060 1,96 Menolak H0 orang.
10 Butir pertanyaan 10 4,605 1,96 Menolak H0 3. Berdasarkan Bidang/Tempat Tugas

Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan pengujian validitas, maka
langkah selanjutnya yaitu dilakukan uji reliabilitas
menggunakan rumus Spearman-Brown dengan
menggunakan software SPSS 17.
Tabel 6. Uji Reliabilitas
Gambar 3. Diagram Lingkaran untuk
No. Variabel R Rtabel Keputusan
Bidang/Tempat Tugas
1 Kepemimpinan 0,819 0,294 Menolak H0
Berdasarkan Gambar 3. dapat diketahui
Kondisi Lingkungan
2
Kerja
0,907 0,294 Menolak H0 bahwa mayoritas pegawai yang telah menjadi
3 Kinerja Pegawai 0,895 0,294 Menolak H0
responden penelitian bertugas pada bidang
kesekretariatan, yakni sebesar 27,66% atau 13
Pada ketiga variabel, yaitu kepemimpinan orang.
(X1), kondisi lingkungan kerja (X2) dan kinerja 4. Berdasarkan Kepemimpinan
pegawai (Y) diperoleh nilai R > Rtabel di mana Rtabel
= 0,294 sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-
butir pertanyaan reliabel.

Analisis Statistika Deskriptif


Adapun hasil analisis statistika deskriptif pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.Diagram Lingkaran untuk
Kepemimpinan
Berdasarkan Gambar 4. dapat diketahui
bahwa 68,09% atau 32 orang pegawai BKKBN
Provinsi Kalimantan Timur merasa
kepemimpinan di instansi sangat baik.
5. Berdasarkan Kondisi Lingkungan Kerja
Gambar 1. Diagram Lingkaran untuk Jenis
Kelamin
Berdasarkan Gambar 1. dapat diketahui
bahwa mayoritas pegawai yang telah menjadi
responden penelitian adalah laki-laki, yakni
sebesar 51,06% atau 24 orang.

Gambar 5.Diagram Lingkaran untuk Kondisi


Lingkungan Kerja

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 35


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Berdasarkan Gambar 5. dapat diketahui Sehingga untuk memperoleh koefisien korelasi


bahwa 44,68% atau 21 orang pegawai BKKBN Somers’d dapat dihitung sebagai berikut:
Provinsi Kalimantan Timur merasa kondisi 2 𝐶−𝐷
lingkungan kerja di instansi nyaman. 𝑑𝑌𝑋 = 2
𝑁 − 𝑘𝑗=1 𝐶𝑗 2
6. Kinerja Pegawai 2(235-67)
𝑑𝑌𝑋 =
472 -(2 2 +12 +132 +312 )
𝑑𝑌𝑋 = 0,313
Nilai koefisien korelasi untuk variabel
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebesar
0,313. Hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan
hubungan pada kedua variabel tersebut rendah atau
lemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
Gambar 6.Diagram Lingkaran untuk Kinerja baik kepemimpinan di instansi, maka kinerja
Pegawai pegawai akan memuaskan.

Berdasarkan Gambar 6. dapat diketahui Pengujian Signifikansi Korelasi Somers’d


bahwa 63,83% atau 30 orang pegawai BKKBN Setelah melakukan perhitungan untuk mencari
Provinsi Kalimantan Timur memiliki kinerja nilai koefisien korelasi Somers’d dYX, maka perlu
pegawai di instansi sangat memuaskan. dilakukan pengujian signifikansi korelasi
Somers’d.
Analisis Korelasi Somers’d 4 𝑟 𝑘
𝑁𝑖𝑗+ + 𝑀𝑖𝑗+ − 𝑁𝑖𝑗− − 𝑀𝑖𝑗−
2
𝑖=1 𝑗 =1 𝑛𝑖𝑗
1. Analisis Korelasi Somers’d untuk Variabel 𝑉𝑎𝑟 𝑑𝑌𝑋 =
𝑘 2 2
Kepemimpinan terhadap Variabel Kinerja 𝑁2 − 𝑗 =1 𝐶𝑗
Pegawai 𝑉𝑎𝑟 𝑑𝑌𝑋 = 0,008
Pada analisis korelasi Somers’d terlebih dahulu Setelah memperoleh nilai variansi dYX, maka
hasil kuesioner dibentuk ke dalam tabel kontingensi dilakukan pengujian signifikansi korelasi, di mana
sebagai berikut: diperoleh nilai statistik uji sebagai berikut:
𝑑𝑌𝑋
Tabel 7. Tabel Kontingensi untuk Variabel 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
Kepemimpinan terhadap Variabel Kinerja Pegawai 𝑉𝑎𝑟(𝑑𝑌𝑋 )
0,313
KEPEMIMPINAN 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
KINERJA
Total 0,008
PEGAWAI Tidak Kurang Sangat
Baik Baik
Baik
Baik 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,499
Kurang
0 0 1 1 2
Dikarenakan nilai zhitung = 3,499 > ztabel = 1,960
Memuaskan maka dapat diartikan secara signifikan terdapat
Memuaskan 2 1 5 7 15 hubungan antara kepemimpinan terhadap kinerja
Sangat pegawai BKKBN
0 0 7 23 30
Memuaskan
Total 2 1 13 31 47 2. Analisis Korelasi Somers’d untuk Variabel
Kondisi Lingkungan Kerja terhadap
Mencari nilai konkordan dan diskordan dengan
Variabel Kinerja Pegawai
menggunakan software R pada Persamaan (4) dan Pada analisis korelasi Somers’d terlebih dahulu
(6). hasil kuesioner dibentuk ke dalam tabel kontingensi
Nilai konkordan: sebagai berikut:
𝑟 −1 𝑘−1

𝐶= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ Tabel 8. Tabel Kontingensi untuk Variabel Kondisi


𝑖=1 𝑗 =1 Lingkungan Kerja terhadap Variabel Kinerja
2 2 Pegawai
𝐶= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+
KONDISI LINGKUNGAN KERJA
𝑖=1 𝑗 =1 KINERJA
Total
PEGAWAI Tidak Kurang Sangat
𝐶 = 235 Nyaman Nyaman
Nyaman
Nyaman
Kurang
0 1 1 0 2
Nilai diskordan: Memuaskan
𝑟 −1 𝑘 Memuaskan 0 5 9 1 15
𝐷= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗− Sangat
1 2 11 16 30
Memuaskan
𝑖=1 𝑗 =2
2 3 Total 1 8 21 17 47

𝐷= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗−
𝑖=1 𝑗 =2
𝐷 = 67

36 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Mencari nilai konkordan dan diskordan dengan Kesimpulan


menggunakan software R pada Persamaan (4) dan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,
(6). maka diperoleh kesimpulan:
Nilai konkordan: 1. Diketahui bahwa pada instansi BKKBN
𝑟 −1 𝑘−1 Provinsi Kalimantan Timur memiliki
𝐶= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ kepemimpinan yang sangat baik, kondisi
𝑖=1 𝑗 =1 lingkungan kerja yang nyaman dan kinerja
2 2 pegawai yang sangat baik.
𝐶= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara
𝑖=1 𝑗 =1 kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, yaitu
𝐶 = 333 sebesar 0,313. Hubungan yang dimiliki rendah
atau lemah, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Nilai diskordan: semakin baik kepemimpinan di instansi, maka
𝑟 −1 𝑘 kinerja pegawai akan memuaskan.
𝐷= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗− 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
𝑖=1 𝑗 =2 kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja
2 3 pegawai, yaitu sebesar 0,393. Hubungan yang
𝐷= 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗− dimiliki rendah atau lemah, sehingga dapat
𝑖=1 𝑗 =2 disimpulkan bahwa semakin nyaman kondisi
𝐷 = 55 lingkungan kerja di instansi, maka kinerja
Sehingga untuk memperoleh koefisien korelasi pegawai akan memuaskan.
Somers’d dapat dihitung sebagai berikut:
2 𝐶−𝐷 Daftar Pustaka
𝑑𝑌𝑋 = 2 Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas.
𝑁 − 𝑘𝑗=1 𝐶𝑗 2
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2(333-55) Hasan, M. I. 2006. Analisis Data Penelitian dengan
𝑑𝑌𝑋 = 2
47 -(12 +82 +212 +172 ) Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
𝑑𝑌𝑋 = 0,393 _________. 2008. Pokok-Pokok Materi Statistik 1.
Nilai koefisien korelasi untuk variabel Jakarta: Bumi Aksara.
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebesar Mangkunegara, A. A. A. P. 2000. Manajemen
0,393. Hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja
hubungan pada kedua variabel tersebut rendah atau Rosdakarya.
lemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin Nugroho, S., Akbar, S. dan Vusvitasari, R. 2008.
nyaman kondisi lingkungan kerja di instansi, maka “Kajian Hubungan Koefisien Korelasi Pearson
kinerja pegawai akan memuaskan. (r), Spearman-rho (), Kendall-Tau (), Gamma
(G) , dan Somers (dYX )”. Jurnal Gradien. IV
Pengujian Signifikansi Korelasi Somers’d (2), 372 – 381.
Setelah melakukan perhitungan untuk mencari Riduwan dan Akdon. 2005. Rumus dan Data dalam
nilai koefisien korelasi Somers’d dYX, maka perlu Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.
dilakukan pengujian signifikansi korelasi Siegel, S. dan Castellan, N. J. 1988. Nonparametric
Somers’d. Statistics for the Behavioral Sciences.
𝑉𝑎𝑟 𝑑𝑌𝑋 Singapura: McGraw-Hill International Editions.
2
4 𝑟𝑖=1 𝑘𝑗=1 𝑛𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗+ + 𝑀𝑖𝑗+ − 𝑁𝑖𝑗− − 𝑀𝑖𝑗− Zanten, W. V. 1982. Statistika untuk Ilmu-Ilmu
= 2 Sosial. Jakarta: Gramedia.
𝑁 2 − 𝑘𝑗=1 𝐶𝑗 2
𝑉𝑎𝑟 𝑑𝑌𝑋 = 0,016
Setelah memperoleh nilai variansi dYX, maka
dilakukan pengujian signifikansi korelasi, di mana
diperoleh nilai statistik uji sebagai berikut:
𝑑𝑌𝑋
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑉𝑎𝑟(𝑑𝑌𝑋 )
0,393
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,016
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,107
Dikarenakan nilai zhitung = 3,107 > ztabel = 1,960
maka dapat diartikan secara signifikan terdapat
hubungan antara kondisi lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai BKKBN

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 37


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

38 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

You might also like