You are on page 1of 28

PROPOSAL

PENELITIAN DOSEN

FAKTOK-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT


KONTARASEPSI HORMONAL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
CHOIRUL MALA PALEMBANG
TAHUN 2017

Oleh :

HELEN EVELINA S, SST, M.Keb


NIDN 10.181086.01

DIBIAYAI STIK BINA HUSADA


SEMESTER GANJIL TA 2017/2018

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
OKTOBER, 2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal di
Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang
Tahun 2017.
2. Bidang Ilmu Penelitian : Kebidanan
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Helen Evelina S, SST, M.Keb
b. Alamat
1. Rumah : Jl.Rambutan dalam no. 1705a RT 31/RW 11
Kel.30 Ilir Palembang
2. Telepon/HP : 085279775999
3. Email : helenevelina@gmail.com
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. NIDN : 10.181086.01
e. Pangkat/ Golongan : Penata Muda/ IIIA
f. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
g. Program Studi : Kebidanan
4. Jumlah Tim Peneliti : 3 Orang
5. Lokasi Penelitian : Bidan Praktik Mandiri Chorul Mala Palembang
6. Waktu Penelitian : ± 4 Bulan
7. Total Biaya : Rp. 3.640.000,-

Palembang, 04 Oktober 2017,


Mengetahui,
Ketua LPPM-PT, Peneliti

Yusnilasari, SKM, M.Kes Helen Evelina S, SST, M.Keb


NIK. 07.12.09.82.88 NIDN. 10.181086.01
Menyetujui,
Ketua STIK Bina Husada,

Dr. dr. Chairil Zaman, M.Sc


NIDN 02.290852.01

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dosen ini dengan judul “ “Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal di Bidan Praktik

Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017”.

Penelitian ini sebagai perwujudan tugas dosen, sebagaimana diamanatkan dalam UU

Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen disebutkan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan

ilmuwan dengan tugas utama menstransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi isi, tata

letak dan desain. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak. Akhir kata, peneliti ucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

dan ikut membantu dalam penyusunan penelitian dosen ini dari awal hingga akhir.

Palembang, 04 Oktober 2017


Peneliti,

Helen Evelina S, SST, M.Keb

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LAPORAN HASIL PENELITIAN ...................................... 1

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................ 3

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 4

A. Judul Penelitian................................................................................................... 5

B. Topik Penelitian................................................................................................... 5

C. Pendahuluan........................................................................................................ 5

D. Perumusan Masalah............................................................................................ 6

E. Tinjauan Pustaka.................................................................................................. 6

F. Hipotesis.............................................................................................................. 10

G. Tujuan Penelitian................................................................................................ 10

H. Kontribusi Penelitian.......................................................................................... 10

I. Metode Penelitian................................................................................................. 11

J. Judual Pelaksanaan............................................................................................... 11

K. Personalia Penelitian........................................................................................... 12

L. Perkiraan Biaya Penelitian.................................................................................. 13

M. Daftar Pustaka.................................................................................................... 13

4
A. Judul Penelitian
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Penggunaan Alat
Kontrasepsi Hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang Tahun 2017.

B. Bidang Ilmu
Kebidanan

C. Pendahuluan

Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di
dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah
penduduk terbesar ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk
yang begitu tingginya akan sangat mempengaruhi kepadatan penduduk, angka kematian dan
angka kelahiran. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah penduduk
adalah melalui program Keluarga Berencana (KB) (BKKBN, 2013). Program KB adalah usaha
untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, untuk mencapai hal tersebut dibuatlah
beberapa cara untuk mencegah ataupun menunda kehamilan, walaupun dalam pelaksanaannya
pelayanan KB yang berkualitas belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah
nusantara.Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur dalam memilih
alat kontrasepsi seperti kurangnya sarana yang dibutuhkan, pendidikan, sosial ekonomi, budaya,
agama, status wanita dan dukungan suami. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektifitas yang berbeda-beda (Sulistyawati, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah
meningkat dibanyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di
SubSahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak
signifikandari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi
pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah
meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah
meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari
66,7% menjadi 67,0%. Diperkiraan 225 juta perempuan di negara-negara berkembang ingin
menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun
dengan alasan sebagai berikut: terbatas pilihan metode kontrasepsi dan 2015 pengalaman efek
samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidakadilan
didorong oleh pertumbuhan populasi (WHO, 2014).

5
Data yang diperoleh dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2015, dari
jumlah PUS sebesar 48,609 juta pasangan, 29,155 juta atau 59,98% merupakan PUS yang ikut
KB semua cara (all method); sedangkan PUS yang mengikuti cara KB modern mencapai 58,99%
dari total PUS. Ini berarti terdapat 0,99% PUS yang menggunakan cara KB tradisonal seperti
meminum jamu/ramuan, senggama terputus, atau sistem kalender (Susenas, 2015).
Jumlah peserta KB di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 35.202.908 (74,87%), metode
kontrasepsi non MKJP lebih banyak penggunanya yaitu sebesar 84,74%, sedangkan peserta yang
menggunakan MKJP hanya sebesar 15.26% (BKKBN, 2014). Dengan presentase penggunaan
alat kontrasepsi IUD (11,07%), MOW (3,52%), MOP (0,69%), kondom (3,15%), implant
(10,46%), pil (23,58%) dan injeksi (47,57) (Kemenkes RI, 2013).
Data yang di peroleh dari Kepala BKKBN Provinsi Sumsel, tahun 2016, jumlah KB
meningkat 104 persen dengan jumlah KB aktif sebanyak 77 persen (Tribun Sumsel, 2016).
Menurut data Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB-PP) Kota
Palembang pada tahun 2012 jumlah PUS adalah 295.753 orang (78,30%), jumlah peserta KB
317.43 orang. Akseptor KB IUD sebanyak 24.571 orang (7,74%), MOW sebanyak 16.718 orang
(5,26%), MOP sebanyak 1.716 orang (0,54%), Kondom sebanyak 28.333 orang (8,92%), AKBK
sebanyak 35.625 orang (11,22%), Suntikan sebanyak 124.036 orang (39,07%), Pil sebanyak
84.436 orang (27,22%). Pada tahun 2013 PUS adalah 295.753 orang (78,30%), jumlah peserta
KB sebanyak 317.435 orang, akseptor KB IUD sebanyak 24.571 orang (7,74%), MOW sebanyak
16.718 orang (5,26%), MOP sebanyak 1.716 orang (0,54%), Kondom 28.333 orang (8,92%),
AKBK sebanyak 35.625 orang (11,22%), Suntikan 124.036 orang 39,07%), Pil sebanyak 86.436
orang (27,22%). Pada tahun 2014 sampai dengan bulan Oktober PUS adalah 308.124 orang
(77,11%), jumlah peserta KB sebanyak 282.998, akseptor KB IUD sebanyak 26.013 orang
(9,19%), MOP sebanyak 17,692 orang (6,25%), MOP sebanyak 1.375 orang (0,48%), Kondom
25.205 orang (8,90%), AKBK sebanyak 37.531 orang (13,26%), Suntikan 104,275 orang
(36,84%), Pil sebanyak 70.907 orang (25,05%) (BKBPP Kota Palembang, 2014).
Afni (2014) melakukan penelitian tentang “Gambaran Efek Samping Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal pada Ibu-Ibu Usia 20-35 Tahun di Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara
Kalimantan Tengah”. Jenis penelitian ini deskriptif, metode yang digunakan survei, cara
pendekatannya potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga
yang menggunakan kontrasepsi hormonal di Kecamatan jelai dari tahun 2012 sampai dengan

6
bulan Mei 2014. Dari hasil penelitian proporsi terbesar umur responden 20-30 tahun (70%),
pendidikan dengan proporsi terbesar tamat SD (28%), proporsi jenis pekerjaan terbesar swasta
(41%), dalam memperoleh kontrasepsi semua responden menggunakan fasilitas kesehatan. Jenis
kontrasepsi yang banyak di gunakan adalah suntik (65,0%). Proporsi terbesar penggunaan jenis
kontrasepsi pil adalah jenis kombinasi (83,0%),suntik depo progestin (88,0%), sedangkan
implasnt semua menggunakan jenis norplant (100%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa proporsi terbesar terjadinya efek samping gangguan siklus haih adalah pada suntik
(79,7%), peningkatan tekan darah pada pil (12,5%), peningkatan berat badan pada suntik
(16,6%)dan produksi ASI berkurang pada jenis pil kombinasi (25,0%).
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pemilihan metode kontrasepsi yang
digunakan. Purba (2009) menemukan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
metode kontrasepsi yang digunakan yaitu faktor prediposisi (umur, pendidikan, jumlah anak,
pengetahuan, sikap), faktor pendukung (ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah ke puskesmas,
waktu tempuh dan biaya), faktor pendorong (dukungan petugas kesehatan). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Widiyawati dkk (2012) menemukan hubungan bermakna faktor pendidikan dan
dukungan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di wilayah kerja
Puskesmas Batuah Kutai Kartanegara. Studi lain mengemukakan adanya hubungan yang
bermakna antara faktor harga perolehan kontrasepsi dan jumlah anak terhadap permintaan
kontrasepsi (Woyanti, 2015).
Hormon yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal dapat merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipothalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
daripada biasanya (Hartanto, 2012). Dimana pada setiap sisi hipothalamus tampak adanya suatu
area hipothalamus lateral yang besar, area ini terutama untuk mempengaruhi rasa lapar, haus, dan
hasrat emosional (Guyton, 2012).
Hormon estrogen juga menyebabkan peningkatan jumlah deposit lemak dalam jaringan
subkutan, selain deposit lemak pada payudara dan jaringan subkutan, estrogen juga
menyebabkan deposit lemak pada bokong dan paha yang merupakan karakteristik dari sosok
wanita, (Guyton, 2012). Kandungan hormon (estrogen dan progesteron) dapat mengubah
metabolisme cairan dalam tubuh seringkali dapat menyebabkan retensi cairan (edema).Para
wanita pengguna kontrasepsi hormonal dapat mengalami kenaikan berat badan sampai 10 Kg,
kenaikan ini biasanya merupakan efek samping yang muncul temporer dan terjadi pada bulan

7
pertama selama 4-6minggu. Berdasarkan penelitian yang ditulis Journal Contraceptionefek
samping seperti muntah, terjadi pembengkakan pada kaki, sakit kepala, malas, nafas pendek,
sakit pada bagian perut (Guyton, 2012).
Gangguan kesehatan pada pengguna kontrasepsi hormon antara lain adalah gangguan
haid, permasalahan berat badan, terlambatnya kembali kesuburan, penurunan libido, sakit kepala,
hipertensi dan stroke (Saifuddin, 2006). Akseptor keluarga berencana yang menggunakan
kontrasepsi hormonal dalam kurun waktu tertentu sering mengeluhkan masalah kesehatan, salah
satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik adalah hipertensi
atau tekanan dara tinggi (Mochtar, 2008).
Berdasarkan data dari Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala didapatkan bahwa pada tahun
2014 ibu yang menggunakan alat kontrasepsi berjumlah 5514 orang peserta KB (Keluarga
Berencana) yaitu kb suntik 5391 orang, pil 123 orang, pada tahun 2015 berjumlah 4012 orang
peserta KB (Keluarga Berencana) pil KB 68 orang , KB suntik 3944 orang, pada tahun 2016
berjumlah 3754 orang peserta KB (Keluarga Berencana) yaitu implan 2 orang , pil KB 66 orang,
KB suntik 3690 orang. Dari survey awal yang dilakukan dengan mewawancarai 5 orang akseptor
KB di BPM Choirul Mala, didapatkan bahwa 3 orang sebagai akseptor KB hormonal yaitu
akseptor KB suntik 3 bulan dan 1 bulan. 2 dari 3 orang ibu tidak mengetahui apa itu kontrasepsi
hormonal dan efek samping penggunaannya ( Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala, 2016).
Melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penggunaan alat kontrasepsi hormonal di Bidan
Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017.”

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini yaitu apakah
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penggunaan alat kontrasepsi hormonal di Bidan Praktik
Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017?

E. Tinjauan Pustaka
I. Kontarasepsi
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau

8
alternatif untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara tersebut termasuk kontrasepsi
atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Sulistyawati, 2011)
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat
bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara, alat atau obat-obatan (Proverawati, 2010).

II. Kontrasepsi Hormonal


1. Pengertian
Pengertian Kontrasepsi Hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung
preparat esterogen dan progesteron, hormon-hormon ini bekerja sebagai penghambat
pengeluaran folicel stimulating hormon dan luiteinizing hormon sehingga
proses konsepsi terhambat.
Sejarah kontrasepsi hormonal dimulai saat Beard (1897) menduga bahwa korpus
luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi. Fellmer pada tahun 1912 mempelajari
mamae dan uterus. Moore dan Price mengetahui fungsi kelenjar hifofisis dan
esterogen serta progesteron memberikan rangsangan umpan balik.
Laboratorium Syntex pada tahun 1956 menemukan progesteron sintesis dengan
nama Norethisterone. Pincus dan Gracia mencoba progesteron sebagai kontrasepsi
orasl dan hasilnya memuaskan (Manuaba, 2012).

2. Macam- Macam Kontrasepsi


Berdasarkan jenis dan cara pemakaianya di kenal empat macam kontrasepsi
hormonal yaitu kontrasepsi pil, kontrasepsi suntikan, implant, dan alat kontrasepsi
dalam rahim yang mengandung hormon esterogen.

a. Kontrasepsi Oral (Pil)


Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbuat tablet,
mengandung hormon. Pada dasarnya terdapat dua jenis pil kontrsepsi oral yaitu
pil kombinasi dan pil yang berisi hanya progesteron saja.

a) Pil Kombinasi
Merupakan pil kontrasepsi oral kombinasi yang menggunakan
esterogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan.
1) Mekanisme kerja

9
Mekanisme kerja pil kombinasi adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan
sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon.
Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi.
Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel
terhenti. Lendir sevik juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental,
gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun
(Siswosudarmo,et al. 2013).
2) Jenis pil kombinasi
Ada tiga jenis pil kombinasi :
o Pil monofasik, berisi esterogen dan progesteron dalam jumlah
sama yang digunakan selama 21 hari.
o Pil bifastik, adalah pil 21 hari yang berisi esterogen dalam jumlah
yang sama selama penggunaan paket tetapi ada pil yang memiliki
dua kadar progesteron yang berbeda di dalamnya.Biasanya pil ini
di beri kode yang dengan warna yang berbeda.

o Pil trifasik, adalah pil 21 hari yang berisi jumlah esterogen yang
bervariasi (biasanya dua kadar yang berbeda) selama paket
penggunaan tetapi memiliki tiga kadar progestero, yang berbeda di
dalamnya, yang di beri kode warna.
3) Efektiffitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99% efektif mencegah
kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,
efektifitasnya masih mencapai 93% (Everett, 2013).
4) Keuntungan
o Mudah menggunakannya
o Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur
yang masih muda

o Mengurangi dismenoroe pada saat menstruasi

o Dapat mencegah defisiensi zat besi


10
o Mengurangi resiko kanker ovarium

o Tidak mempengaruhi produksi ASI


5) Keterbatasan
o Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama
o Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV /AIDS
o Tidak dapat diberikan pada wanita yang sedang menyusui karena
dapat mengurangi asi (Saifuddin, 2014)
6) Efek samping
o Gangguan menstruasi
o Mual muntah

o Sakit kepala

o Berat badan bertambah

o Sindrom pra menstruasi seperti payudara tegang

o Libido berkurang

o Jerawat

o Hipertensi (Speroff, 2005).


b) Kontrasepsi Pil Progestin
Kontrasepsi ini sering juga disebut mini pil. Merupakan pil yang hanya
mengandung hormon progesteron, tetapi dosisnya lebih rendah dibandingkan
dengan progestin yang ada pada pil kombinasi.
1) Mekanisme kerja
Cara kerja utama kontrasepsi ini adalah dengan mengentalkan lendir
serviks, sehingga menghambat penetrasi sperma untuk masuk lebih jauh.
Disamping itu progestin juga menghambat ovulasi, mengganggu motilitas
tuba sehingga sehingga transfortasi sperma terganggu, dan mengganggu
perubahan fisiologis endometrium sehingga menghalangi nidasi
(Saifuddin, 2004).

11
2) Efektifitas
Bagi ibu yang menyusui, sampai sembilan bulan post partum keefektifan
pil mencapai 98,5%. Bagi ibu yang tidak menyusui dan sedang dalam
masa interval turun menjadi 96% (Siswosudarmo, et al.2013).
3) Keuntungan
Manfaat pil ini sama dengan pil kombinasi, selain itu pil ini lebih kecil
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan nyeri kepala.
(Cunningham,et al.2006).
4) Keterbatasan
a. Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama
b. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV /AIDS

c. Bila lupa satu pil dapat meningkatkan resiko kehamilan

d. Efektivitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat


tuberkolosis (Saifuddin, 2014)
5) Efek samping
a. Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
b. Perubahan berat badan.
c. Mual.
d. Payudara tegang.
e. PUSing.
f. Resiko kehamilan ektopik tinggi (4 dari 100 kehamilan).
g. Jerawat (Saifuddin, 2014).

b. Kontrasepsi Suntikan
a) Suntikan Kombinasi
Suntikan kombinasi adalah kontasepsi kombinasi esterogen dan progesteron
yang di berikan secara I.M.
1) Jenis suntikan kombinasi
Ada dua jenis kontrasepsi suntikan kombinasi :

12
o Suntikan kombinasi yang berisi 25 mg depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol spinoat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
atau yang biasa di sebut cyclofem.
o Suntikan yang berisi 50 mg noretrindon enantat dan 5 mg estradiol
vaerat yang di beri secara I.M. sebulan sekali.
2) Cara kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi ini adalah dengan cara menekan ovulasi.
Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu, Perubahan pada endrometrium sehingga implantasi terganggu,
Menghambat transfortasi gamet oleh tuba.
3) Effektifitas
Sangat efektif 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama penggunaan (Saifuddin,et al. 2014)
4) Keuntungan
o Mengurangi jumlah perdarahan.
o Mengurangi nyeri saat haid.

o Mencegah anemia.

o Khasiat terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.

o Mencegah kehamilan ektofik.

o Mengurangi penyakit payudara dan kista ovarium.

o Mencegah kehamilan ektofik dan penyakit radang panggul.


5) Keterbatasan
o Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.klien harus kembali
setiap 30 hari untuk mendapat suntikan
o Efektifitas berkurang jika digunakan bersama dengan obat-obatan epilepsi
o Tidak menjamin terhadap penularan penyakit menular seksual
6) Efek samping

13
o Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, spotting, atau perdarahan
selama 10 hari.
o Sakit akibat suntikan.

o Mual, sakit kepala, nyeri payuda ringan, dan keluhan ini akan hilang
setelah suntikan ke dua dan ke tiga.

o Penambahan berat badant(dapat ditunkan dengan olah raga dan


pengaturan makanan) (Saifuddin,et al. 2014).
b) Suntikan Progesteron
Suntikan progesteron adalah kontrasepsi yang berisi hormon progesteron
yang di berikan secara I.M.
1) Jenis suntikan progestin
Ada dua jenis kontrasepsi suntikan yang berisi progestin :
o Depo medrosiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg
DMPA, yang di berikan tiga bulan secara I.M.
o Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung
200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan secara I.M.
2) Cara kerja
Sebagai derivat progesteron, kerjanya sebagai berikut, mencegah
ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir tipis dan
atropi, menghambat transportasi gamet oleh tuba
3) Effektifitas
Kedua kontasepsi ini mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, jika penyuntikan
dilakukan secara teratur.
4) Keuntungan
o Efektivitas tinggi
o Tidak mengganggu ASI

14
o Tidak ditemukan efek samping yang disebabkan esterogen seperti
mual

o Menurunkan terjadinya penyakit kangker payudara

o Mencegah radang panggul

o Mencegah kanker endometrium dan KET (Saifuddin,et al. 2004,)


5) Keterbatasan
Keterbatasan suntikan progestin sama dengan suntikan
kombinasi(Saifuddin,et al. 2004).
6) Efek samping
o Perdarahan yang tidak menentu
o Terjadinya amenore yang berkepanjangan

o Berat badan bertambah

o Sakit kepala

o Rasa sakit akibat suntikan

o Kembalinya kesuburan lama (Saifuddin, 2014).

b. Implant
Implant adalah jenis kontrasepsi dalam bentuk kapsul yang mengandung hormon
progesteron yang dimasukkan di bawah kulit.
1) Mekanisme kerja
1. Membuat lendir serviks lebih kental, sehingga mengganggu penetrasi
spermatozoa untuk masuk lebih dalam lagi.
2. Mengganggu motilitas tuba, sehingga transport sperma maupun sel telur
terganggu.

3. Mengganggu kapasitas sperma sehingga kemampuan membuahi menurun.

4. Mengganggu pemasakan endometrium sehingga mengganggu implantasi sel


telur.

15
5. Mengganggu keseimbangan hormon esterogen, progesteron, dan
gonadotropin, sehinnga menghambat ovulasi (Siswosudarmo,et al. 2001).
2) Jenis – jenis implant
1. Norplan
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan
lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.

3. Jedena dan indoplan


Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan lama
kerjanya 3 tahun.
3) Efektifitas
Kontasepsi implan ini sangat efektif 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
4) Keuntungan
1. Efektifitas tinggi.
2. Tidak mengganggu ASI.

3. Mengurangi nyeri haid.

4. Mengurangi jumlah darah haid

5. Mengurangi resiko penyakit radang panggul.

6. Menurunkan angka kejadian endometriosis .

7. Menurunkan kejadian kanker payudara.


5) Keterbatasan
1. Memerlukan tindakan pembedahan minor
2. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual

16
3. Klien tidak dapat menghentikan sendiri penggunaan sesuai dengan
keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

4. Efektifitas menururun jika digunakan bersama obat-obat tuberkolosis.


6) Efek samping
1. Gangguan siklus menstruasi (amenoroe, spotting)
2. Infeksi tempat implantasi
3. Nyeri kepala.

4. Perubahan berat badan.

5. Mual.

6. Jerawat.

7. Nyeri payudara (Saifuddin, 2014).

III. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi (Notoatmodjo, 2010).
a. Tingkatan pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari /
rangsangan yang telah diterima, oleh sebab ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.

17
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginteraksikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek / materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi / kondisi dipelajari pada situasi /kondisi
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi / penggunaan
hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks / situasi
yang lalu.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan / suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi,
danmasih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan.
Menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Wawan
(2010), antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain
agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

18
pendidikan seseorang makin mudah pula bagi mereka untuk menerima
informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang mereka miliki.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik
dan psikologis (mental), dimana pada asfek psikologi ini, taraf berpikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Ada dua macam cara menurut Notoatmodjo (2010) yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, yakni :
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum di temukannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui
penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi:
a) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan bebrapa kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula,
maka di coba kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal
dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
terpecahkan
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang
yang bersangkutan.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

19
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang
yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah,
otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu.
e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
f) Kebenaran Melalui Wahyu
g) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
2) Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau
lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
2. Umur
Menurut Sarwono (2005), umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Umur
bekaitan dengan kedewasaan psikologis yaitu semakin mampu menentukan
kematangan jiwa, befikir normal dan mengendalikan emosi. Dengan bertambahnya
umur seseorang semakin tinggi pula keingintahuan sehingga pengetahuan juga
semakin bertambah (Susilawati, 2013).
Umur atau usia adalah keadaan yang menunjukkan lamanya hidup seseorang yang
biasanya dihitung sejak hari lahirnya yang dinyatakan dalam tahun (departemen
pendidikan dan kebudayaan). Umur seorang wanita menjadi indikator penting
dalam masa reproduksinya terutama dalam upaya untuk menentukan dan mengatur
kapan mereka ingin hamil dan melahirkan. Karena menurut sarwono tahun 2005,

20
umur ibu pada saat hamil merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kelangsungan kehamilan sampai proses persalinan. Ini dapat dilihat dari faktor-
faktor resiko kehamilan antara umur <20 tahun atau >35 tahun (Susilawati, 2013).
Menurut Susilawati (2013), dalam kehidupan wanita dapat dikelompokkan atas 3
kelompok berdasarkan masa reproduksi :
a. Masa reproduksi muda yaitu umur <20 tahun.
b. Masa reproduksi sehat yaitu umur 20-35 tahun.
c. Masa reproduksi tua yaitu umur >35 tahun.
Menurut Hanafi (2004) dalam Susilawati (2013), dalam program KB Nasional
untuk menyelamatkan ibu dan anak akan melahirkan pada usia muda dan
melahirkan pada usia tua, maka ditempuh kebijaksanaan yang dikategorikan
dalam 3 fase yaitu :
a. Fase menunda atau mencegah kahamilan bagi pasangan usia subur dengan istri
berumur < 20 tahun, dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
b. Fase menjarangkan kehamilannya bagi pasangan usia subur dengan istri
berumur 20 – 35 tahun yang merupakan masa paling baik untuk melahirkan
dengan jumlah anak 2 orang dan jarak kelahiran antara 2 sampai 4 tahun.
c. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan bagi pasangan usia subur dengan
istri berumur >35 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kehamilan setelah
mempunyai 2 orang anak.
Menurut Hartanto (2004) pelayanan kontrasepsi diupayakan untuk menurunkan
angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh
kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran, yaitu :
a. Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan
menggunakan kontrasepsi pil oral, kondom, IUD mini.
b. Fase menjarangkan kehamilan bagi PUS dengan usia istri antara 20 – 35 tahun
merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2
orang dan jarak antara kelahiran adalah 2- 4 tahun, dengan menggunakan
kontrasepsi IUD sebagai pilihan utama.

21
c. Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan periode umur di
atas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak,
dengan pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

F. Hipotesis
1. Ada hubungan umur dengan Penggunaan alat kontrasepsi hormonal di Bidan
Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
2. Ada hubungan pendidikan dengan alat Penggunaan kontrasepsi hormonal di
Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
3. Ada hubungan paritas dengan alat Penggunaan kontrasepsi hormonal di Bidan
Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017.

G. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Penggunaan alat kontrasepsi
hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi umur ibu pengguna kontrasepsi hormonal di


Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala palembang tahun 2017
b. Mengetahui distribusi frekuensi pendidikan ibu pengguna kontrasepsi
hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
c. Mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu pengguna kontrasepsi hormonal di
Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
d. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu pengguna kontrasepsi
hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
e. Mengetahui hubungan umur dengan Penggunaan alat kontasepsi hormonal di
Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
f. Mengetahui hubungan paritas dengan Penggunaan alat kontasepsi hormonal di
Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017
g. Mengetahuai hubungan pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi
hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017

H. Kontribusi Penelitian

22
Penelitian ini berhubungan erat dengan peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana
dalam memberikan asuhan kebidanan pada pelayanan Keluarga Berencana (KB).

I. Metode Penelitian
1. Desain penelitian yang digunakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah
desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study
2. Populasi dan sampel penelitian
1) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB di Bidan
Choirul Mala Palembang dari bulan Januari sampai September tahun 2017
sebanyak 189 orang.
2) Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu
akseptor KB hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang
tahun 2017, dengan menggunakan rumus :

n = Z21-α/2P(1-P).N
d2(N-1) + Z21-α2P(1-P)
Keterangan :
N : Jumlah populasi total
n : Jumlah sampel
Z : Standar deviasi normal untuk tingkat kepercayaan 95% (1,96)
D : Tingkat presisi (0,1)
P : Perkiraan proporsi populasi (0,%)
Perhitungan :
n : (1,96)2.0,5 (1-0,5) x 189
0,12(189-1)+(196)20,5(1-0,5)
n : 63,8 = 64 orang
3. Variabel dalam penelitian
1) Independen : Karakteristik responden (umur, pendidikan, paritas dan
pengetahuan)
2) Dependen : Penggunaan alat kontrasepsi hormonal

4. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur

1 Penggunaan Alat atau obat Buku Check list 1. Hormonal Ordinal


alat kontrasepsi yang laporan 2. Non
kontrasepsi bertujuan untuk KB Hormonal
mencegah terjadinya
kehamilan

2 Pengetahuan Pengetahuan adalah Kuesioner Wawancara 1. Baik jika Ordinal

23
hasil dari tahu, dan ini skor ≥ 50
terjadi setelah 2. Kurang
seseorang melakukan baik jika
penginderaan skor < 50
terhadap suatu objek
tertentu

3 Umur Umur ibu wanita Buku Check list 1. Jika umur Ordinal
menjadi indikator laporan ibu 21 -
dalam masa KB 35 tahun.
reproduksi terutama 2. Jika umur
dalam ibu ≤ 20 -
menentukan/mengatur > 35
kehamilannya. tahun.

4 Pendidikan Tingkat pendidikan Buku Check List 1. Tinggi : Ordinal


formal tertinggi yang laporan jika ≥
dicapai akseptor KB SMA
2. Rendah
:jika
<SMA.
5 Paritas Banyaknya anak yang Buku Check list 1. Jika Ordinal
dilahirkan ibu baik laporan jumlah
hidup maupun KB anak > 2.
meninggal dunia 2. Jika
sampai saat ini jumlah
anak ≤ 2.

4. Model yang digunakan


Model yang digunakan bersifat kuantitatif
5. Teknik pengumpulan data
Data diperoleh dari data sekunder. Data sekunder didapatkan dari data rekam
medik yang ada di Bidan Praktik Choirul Mala Palembang tahun 2016.
6. Analisis data
a. Analisis data univariat untuk mengetahuai distribusi dari masing-masing
frekuensi
b. Analisis data bivariat untuk mengetahui hubungan variable dependen
dengan independen dengan chi square.
J. Jadual Pelaksanaan

Kegiatan Waktu
Oktober November Desember Januari Februari
2017 2017 2017 2018 2018
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

24
Proposal penelitian
Sidang proposal
Revisi proposal
Alat/instrument pengumpulan
data
Pengecekan validasi instrument
Persiapan
Pengmpulan data dilapangan
Analisa data
Pembuatan draft laporan hasil
sementara
Pelaksanaan
Penyempurnaan isi laporan
Penggandaan laporan
Publikasi

K. Personalia Penelitian
1) Ketua penelitian
a. Nama lengkap : Helen Evelina S, SST, M.Keb
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Golongan Pangkat NIK :-
d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
e. Jabatan Struktural : Dosen Tetap
f. Fakultas/Program Studi : Kebidanan
g. Perguruan Tinggi : STIK Bina Husada
h. Bidang Keahlian/Disiplin Ilmu : Kebidanan
i. Waktu penelitian : ± 5 bulan
2) Anggota penelitian
a. Nama lengkap : Misya Riski
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NPM : 15.15401.11.39
d. Jabatan Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :-
f. Fakultas/Program Studi : Kebidanan
g. Perguruan Tinggi : STIK Bina Husada
h. Bidang Keahlian/Disiplin Ilmu : Kebidanan
i. Waktu penelitian : ± 5 bulan
3) Anggota penelitian
a. Nama lengkap : Ita Purnamasari
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NPM : 15.15401.11.42
d. Jabatan Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :-
f. Fakultas/Program Studi : Kebidanan
g. Perguruan Tinggi : STIK Bina Husada
h. Bidang Keahlian/Disiplin Ilmu : Kebidanan

25
i. Waktu penelitian : ± 5 bulan
4) Anggota penelitian
a. Nama lengkap : Mardiana
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NPM : 15.15401.12.16
d. Jabatan Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :-
f. Fakultas/Program Studi : Kebidanan
g. Perguruan Tinggi : STIK Bina Husada
h. Bidang Keahlian/Disiplin Ilmu : Kebidanan
i. Waktu penelitian : ± 5 bulan

L. Perkiraan Biaya Penelitian

No. Honor Tim Peneliti Satuan Harga Junlah


I. Peneliti 700.000 Rp. 700.000

Sub Total Rp.700.000


II. Bahan habis pakai Satuan Harga Jumlah
1. Alat tulis Kantor (ATK) 1 Paket Rp. 500.000
2. Foto copy Kuesioner 200 x @ 1000 Rp. 200.000
Sub Total Rp. 700.000
III Biaya Perjalanan Satuan Harga Jumlah
1. Transportasi Peneliti (PP) 1 org x Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 840.000
2. Admisistrasi Responden 64 org x Rp. 10.000 Rp. 640.000
Sub Total Rp.200.000
IV. Pengeluaran lain-lain Satuan Harga Jumlah
1. Dokumentasi, (Banner, - Rp. 300.000
leaflet, foto-foto dan DVD)
2. Administrasi BPM Rp. 200.000
3. Biaya Laporan 8 x @ Rp. 50.000 Rp. 400.000
4. Penelusuran Pustaka Rp. 100.000
5. Publikasi 1 Paket Rp. 400.000
Sub Total Rp. 1.400.000
TOTAL Rp. 3.640.000

M. Daftar Pustaka

Afni, 2014, Gambaran Efek samping Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Ibu-Ibu
Usia 20-35 tahun 2014 di Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara Kalimantan
Tengah, Kalimantan Tengah, Sukamara

26
BKKBN, 2013, Profil Kependudukan dan Pembangunan Di Indonesia Tahun 2013.
Jakarta, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Everett, 2013, Kontrasepsi Hormonal, Jakarta, EGC

Kemenkes RI, 2013,Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta,


Trans Indo Media

Manuaba, I. B. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Saifuddin, B. A., et al. (2014). Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Sulistyawati A, 2012, Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Susenas. Analisis Data Kependudukan dan KB Hasil Susenas. Jakarta; 2015

Speroff, L., Darney, P. (2005). Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2, Jakarta: EGC

WHO,2014 Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: EGC

N. Biodata Peneliti

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Helen Evelina S, SST, M.Keb

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural -

4 NIDN 10.181086.01

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pematangsiantar, 18 Oktober 1986

6 Alamat Rumah Jl.Rambutan Dalam No.1705a RT 31/ RW


11, Kel. 30 Ilir, Palembang

7 Nomor HP 085279775999

8 Alamat Kantor Jalan Syech Abdul Somad No.28 Kel.22

27
Ilir Palembang 30131

9 Nomor Telepon/Faks 0711-357378/365533

10 Alamat Email helenevelina@gmail.com

11 Lulusan yang telah dihasilkan -

12 Mata Kuliah yang Diampu Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru
lahir

28

You might also like