Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan materi penelitian yang terkait dengan primary
nursing dan action research. Adapun materi yang berhubungan dengan penelitian
ini :
1. Primary Nursing
2. Action Research
b. Perencanaan (Planning)
a. Definisi
b. 10 carative factor
penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien dari mulai pasien masuk sampai keluar
perawat primer yang bekerja selama 24 jam dan bertanggung jawab untuk
perencanaan perawatan 5-6 pasien dan ketika perawat primer tidak bertugas
perencanaan perawatan yang sudah direncanakan oleh perawat primer (Marquiz &
Huston, 2000).
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya, 4) lebih banyak mengetahui tentang
interpersonal, pengakuan dari tim kesehatan lain, dan mampu membuat asuhan
pasien dirawat oleh seorang perawat primer yang memiliki tanggung jawab penuh
memerlukan tanggung jawab yang tinggi dan adanya otonomi dari perawat primer
dalam menjalankan peranannya mampu dan membawa hasil akhir yang baik bagi
pasien.
1-6 pasien dari mulai masuk sampai pulang, asuhan yang diberikan selama 24 jam
dilakukan oleh perawat primer dibantu oleh perawat peaksana (associate nurse),
07-15 wib
PA sore PA
malam
Gambar 1. Shift pagi perawat primer dan perawat pelaksana (Manthey, 1980)
(Manthey, 1980).
1-6 pasien dari mulai pasien masuk sampai pulang dalam hal pemberian asuhan
jawab dari perawat primer. Semua masalah pasien selama 24 jam menjadi
Berani membuat keputusan adalah perawat primer harus mampu dan berani
dalam membuat keputusan berdasarkan ilmu yang dimiliki. Perawat primer dapat
berhubungan langsung dengan kepala ruangan, dokter yang merawat pasien, dan
perawat primer harus mampu melakukan asuhan keperawatan yang dimulai dari
primer dan dilanjutkan oleh perawat pelaksana. Semua masalah dan kebutuhan
pasien selama dirawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan tetap harus
daya manusia yang tersedia ada, pelaksanaan dilakukan oleh perawat primer
kelompok.
terhadap klien, perawat, dokter dan rumah sakit. Keuntungan bagi perawat primer
yang bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
kliennya. Keuntungan bagi rumah sakit adalah rumah sakit tidak harus
dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
perbedaan pendapat antar perawat, perawat primer memiliki jam kerja yang
pertemuan dengan tim lain, perawat pelaksana dan perawat pembantu harus
perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada dekat dengan pasien,
beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer, penugasan ditentukan
oleh kepala ruangan dan perawat primer dibantu oleh perawat professional lain
Perawat Primer
Pasien/klien
primer adalah seorang spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist) dengan
Menurut Gillies (1989) konsep dasar metode primary nursing adalah ada
tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi dan keterlibatan pasien dan
keluarga.
adalah: sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer, orientasi dan
pengembangan staf dan membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal
ronde dan pertemuan dengan perawat primer, perawat pelaksana dan dokter
memberikan usulan kepada pihak manajemen rumah sakit tentang jasa (reward)
keadaan klien kepada kepala ruangan, dokter dan staf keperawatan. Jika perawat
keperawatan selama 24 jam bagi 4-6 pasien, jika perawat primer tidak masuk (off)
asuhan keperawatan.
seorang perawat primer dalam tim pemberian pelayanan keperawatan dalam satu
nursing yang akan dilaksanakan dalam satu ruangan harus memiliki format
berdasarkan format yang sudah disetujui bersama oleh staf di ruangan tersebut.
dari pihak manajemen rumah sakit misalnya: kelengkapan sarana dan prasarana
pihak manajemen, kepala ruangan, dan seluruh perawat yang ada di ruangan.
Hasil diskusi harus mendapat persetujuan dari semua pihak agar dalam
nursing harus mampu dipahami oleh seorang perawat primer dan perawat
nursing. Salah satu syarat untuk seorang perawat primer dan perawat pelaksana
yang melaksanakan metode penugasan primary nursing adalah ners yang sudah
sudah dipahami oleh perawat primer dan perawat pelaksana maka metode
ruangan tersebut.
bahan rujukan dan informasi dasar untuk terbentuknya primary nursing. Data
pengumpulan data dari berbagai sumber ilmu seperti jurnal, artikel, text book dan
yang sudah ditentukan terdiri dari kepala ruangan, perawat primer dan perawat
dilakukan oleh perawat primer dibantu dengan perawat pelaksana. Perawat primer
memberikan asuhan keperawatan kepada 1-6 pasien dari mulai pasien masuk
hingga pulang. Seorang perawat primer yang sudah dipilih dan diputuskan di
dukungan dan pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit, perawat pelaksana
sebagai anggota timnya, dokter dan tim kesehatan lainnya, kepala ruangan dan
atau tidak, perlu dilaksanakan di ruangan lain atau tidak. Indikator kesuksesan
model primary nursing dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien, perawat, dokter
kurun waktu enam bulan sekali untuk menentukan apakah metode penugasan
primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu diperbaiki atau tidak.
a. Tahap Persiapan
1) Pembentukan Tim
MPKP. Tim ini bisa terdiri dari koodinator departemen, seorang penyelia, dan
kepala ruang rawat serta tenaga dari instansi pendidikan. Tim ini akan berperan
sebagai motor pelaksananya MPKP. Setelah itu akan ditunjuk seorang ketua yang
standar yang dinilai dari dokumentasi keperawatan, lama hari rawat dan angka
infeksi nosokomial. Data ini merupakan data awal dari ruang rawat sebelum
terdapat beberapa jenis tenaga, meliputi kepala ruangan, Clinical Care Manager
(CCM), perawat primer dan perawat associate. Struktur ketenagaan pada ruang
CCM
Pagi PA PA PA
PA PA PA
Sore { PA PA PA
PA
Malam PA
PA PA PA
Libur/ { PA PA PA
Cuti PA PA PA
9-10 pasien 9-10 pasien 9-10 pasien
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat adalah
perawat dengan kemampuan D-III Kep yang berpengalaman dan pada MPKP
ruang rawat bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi (Sitorus, 2006).
(CCM) adalah Ners dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah seorang
ners spesialis. Pada MPKP tingkat II, jumlah ners spesialis lebih dari satu orang
tetapi disesuaikan dengan kekhususan (Majoring) kasus yang ada. CCM bertugas
6) Perawat Primer
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, perawat primer (PP) pemula
adalah perawat lulusan D-III Kep dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada
dapat bertugas pada pagi, sore atau malam hari, namun sebaiknya PP hanya
bertugas pada pagi atau sore hari saja karena bila bertugas pada malam hari, PP
akan libur beberapa hari sehingga sulit menilai perkembangan klien. Bila PP
bertugas pada sore hari PP harus didampingi oleh minimal 1 orang PA dari
timnya. Hal ini bertujuan agar pada sore hari PP mempunyai waktu untuk menilai
7) Perawat Associate
sebaiknya adalah perawat dengan kemampuan D-III Kep. Namun, pada beberapa
menulis sehingga waktu yang tersedia lebih banyak dilakukan untuk melakukan
akan divalidasi oleh PP berdasarkan pengkajian yang dilakukan untuk setiap klien.
Selanjutnya rencana yang sudah divalidasi akan dibahas dengan PA dan timnya
dikembangkan untuk 10 kasus utama di ruang rawat. Format standar renpra yang
keterangan. PP cukup memberi tanda cek (v) pada pilihan etiologi sesuai dengan
data yang diperoleh dan menuliskan beberapa hasil pengukuran jika ada.
c. Format Kardex (grafik tekanan darah, nadi, suhu dan daftar obat)
g. Resume Perawatan
fasilitas yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat. Fasilitas ini disesuaikan dengan
jenis dan jumlah kasus yang ada. Suatu ruang MPKP diperlukan tambahan
fasilitas seperti badge atau kartu nama tim, papan nama dan papan MPKP.
1) Pelatihan MPKP
MPKP
(1) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
sesuai jadwal PP
keperawatan klien
kemajuan masing-masing PA
hari. Ronde ini penting selain untuk supervise kegiatan PA, juga sarana bagi PP
untuk memperoleh tambahan data tentang kondisi klien. Panduan bagi PP dalam
(3) Ronde dilakukan setiap hari terutama pada waktu ketika intensitas kegiatan
(4) Waktu yang dilakukan untuk melakukan keselluruhan ronde kurang lebih 1
jam
tertentu
(1) Renpra ditetapkan oleh PP paling lambat 24 jam setelah klien masuk
(3) Rencana tindakan yang terdapat pada renpra merupakan pedoman bagi PP
ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan klien dapat
klien/keluarga :
(1) Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang dan kondisi klien sudah
tenang
(2) Orientasi dilakukan oleh PP. Bila PP tidak ada, PA dapat memberikan
(3) Orientasi diberikan kepaa klien dan didamping oleh anggota keluarga yang
(4) Setelah orientasi, berikan daftar nama tim kepada klien/keluarga kemudian
(5) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili
itu.
yang dirawatnya. Panduan bagi PP dalam melakukan presentasi kasus dalam tim
yaitu :
(3) Kasus yang dipilih adalah kasus yang istimewa dan menarik
keperawatan
c. Tahap Evaluasi
oleh CCM. Evaluasi proses ini dilakukan oleh CCM dua kali dalam seminggu.
pulang
dokumentasi
d. Tindak Lanjut
MPKP inilah diuji coba ilmu dan teknologi keperawatan karena sudah ada sistem
kemampuan seorang ners spesialis yang akan berperan sebagai CCM. Untuk
kemampuan ners spesialis (setelah master keperawatan) untuk setiap ruang rawat.
Pada MPKP tingkat III, perawat dengan kemampuan sebagai ners spesialis
Concluding analysis
All data from the phases were analysed with a triangulation procedure.
Gambar 5. Proses pengumpulan data dan analisis action research
Action research adalah sebuah siklus spiral yang terdiri dari tahap
1988).
Action research menurut Polit & Beck (2008) menyatakan sebuah proses
metode penelitian, analisa data dan penemuan yang akan dilakukan berupa
tahapan yaitu :
masalah, analisis aktifitas dan praktek yang berhubungan dengan masalah, analisis
hubungan sosial dan organisasi. Dalam tahap ini dirumuskan permasalahan yang
b. Perencanaan (planning)
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan action, apakah sesuai dengan model
diperlukan karena action selalu akan dibatasi oleh kendala realitas. Observation
harus direncanakan, responsive, kritis dan harus peka terhadap hal-hal yang tidak
terduga. Tahapan observation mengamati proses action, efek dari action, keadaan
dan hambatan action dan masalah lain yang timbul. Pengamatan sebagai dasar
yang kuat untuk tahapan reflection dan memberikan kontribusi pada peningkatan
d. Reflection
dari langkah – langkah sebelumnya. Pada tahap ini ditemukan hasil akhir
penelitian, penghambat, dan pendukung. Hasil yang belum sesuai dengan tujuan
tindakan yang diinginkan dan isu-isu yang muncul dan menyarankan cara
melanjutkan.
harus menganalisa permasalahan secara prioritas dan harus ada saling pengertian
peneliti dengan partisipan. Action yang dilakukan harus sesuai dan bersifat
dilakukan. Observasi dilakukan secara cermat dan teliti sehingga hasil yang
diperoleh dapat dibandingkan dengan data awal (Kemmis dan Mc Taggart, 1988).
secara keseluruhan, utuh dan memiliki nilai-nilai yang harus diperhatikan dan
Asumsi dasar dari caring dalam keperawatan adalah :1) caring lebih
saat sakit tetapi bagaimana sakit terjadi dan menjadi sehat 5) lingkungan caring
adalah dukungan dari semua pihak bagi penyembuhan pasien, 6) caring lebih
1979).
yaitu :1) nilai – nilai dan bentuk kepedulian sesama (nilai humanistik),
kebutuhan dasar manusia dan 10) menghargai kekuatan eksternal yang ada dalam
kehidupan.
memperkenalkan diri kepada klien saat di awal kontrak dan membuat kontrak,
perawat akan selalu ada setiap dibutuhkan klien, menyediakan waktu bagi klien
tindakan yang akan dilakukan pada klien, melakukan komunikasi terapeutik setiap
kontrak, menjelaskan kepada klien bahwa perawat akan selalu ada setiap
dan pengalamannya, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien,
1979).
mendengarkan ekspresi klien tentang keinginannya untuk sembuh dan apa yang
baik positif maupun negatif, menerima aspek positif maupun negatif sebagai
klien dalam memperoleh sesuatu yang membuat klien cemas bila tidak dilakukan,
tanggung jawab kesehatan klien adalah menjelaskan setiap keluhan klien secara
rasional dan ilmiah sesuai dengan tingkat pemahaman klien dan cara
fisik, sosial budaya dan spiritual adalah menyetujui keinginan klien untuk bertemu
kebutuhan dasar dengan ikhlas, menyatakan perasaan bangga dapat menjadi orang
yang bermanfaat bagi klien, menghargai privasi klien ketika sedang memenuhi
kebutuhannya, menunjukkan pada klien bahwa klien adalah orang yang pantas
memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang
memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1979).
1. Nilai Humanistik
2. Membangkitkan harapan
3. Meningkatkan kepekaan
4. Membina hubungan saling percaya Tentative Primary
5. Mengembangkan dan menerima Nursing
ekspresi positif dan negatif
6. Menggunakan metode ilmiah
dalam menyelesaikan masalah
7. Meningkatkan proses pembelajaran
interpersonal
P
8. Menciptakan suasana suportif,
korektif dan protektif terhadap
R
fisik, mental, sosial budaya dan
spiritual A&O CYCLE 1
9. Pemenuhan kebutuhan manusia
10. Menghargai kekuatan eksternal
yang ada dalam kehidupan
R : Reflective