You are on page 1of 18

1

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN PERILAKU


CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Pada


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta

BELLA MURTIANINGARUM
(20110320102)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
2

NASKAH PUBLIKASI
3
4

Correlation between Nurse Level of Education and the Nurse Caring Behavior
in Panembahan Senopati Bantul Hospital

Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Perilaku Caring Perawat di


Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Bella Murtianingarum1, Nurvita Risdiana., M.Sc2., Ferika Indarwati., M.Ng3


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY, 2Pengajar dan ahli di
bidang Keperawatan Dasar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY,
3
Pengajar dan ahli di bidang Keperawatan Anak Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UMY

Abstract
Background: Caring behavior was an action taken in providing support to
individuals in their entirety on the other hand, caring was a way of dealing with
the maintenance of respect for others, accompanied by a feeling of belonging and
responsibility. The nurse level of education could influence nurse performance,
one of them was the way of their critical thinking that could be shown as caring
behavior.
Objectives: The aim of this research was to know about correlation
between nurse level of education with the nurse caring behavior in Hospital
Panembahan Senopati Bantul.
Methodology: This research was a quantitative study with a descriptive
correlation used cross sectional approach using Spearman Rho test. The research
samples were 40 respondents used the research intrument in the form of
questionaire of nurses caring behavior.
Result: The Univariate analysed showed that the majority of nurse
education was Diploma III (70%) and the nurse caring behavior was the high
category (77,5%). Spearman Rho analysed results obtained p value = 0.220 (p>
0.005). There was no relationship between the nurse level of education with the
nurse caring behavior.
Discussion: In this research, it turn out that level of education didn’t
influence the nurse caring behavior. This could be supposed to the contributing
factor which was the nurse awareness to do caring. Awareness was a motivation
arising from within oneself because it has been there from the conscience. There
was also possibility of other factors that can influence.
Conclusion: There was no correlation between nurse level of education
and the nurse caring behavior in Hospital Panembahan Senopati Bantul.

Keywords: Caring behavior, Nurse Level of Education


5

Abstrak
Latar Belakang: Perilaku caring adalah suatu tindakan yang dilakukan
dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh selain itu merupakan
cara pemeliharaan berhubungan dengan menghargai orang lain, disertai perasaan
memiliki dan tanggung jawab. Tingkat pendidikan perawat dapat mempengaruhi
kinerja perawat salah satunya adalah cara berpikir kritis perawat yang ditunjukan
dengan perilaku caring.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan perawat dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Panembahan Senopati Bantul.
Metodologi: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan
deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan uji
Spearman Rho. Sampel penelitian 40 responden dengan menggunakan teknik
pengambilan sample random sampling menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner perilaku caring perawat.
Hasil: Analisis univariat menunjukan bahwa tingkat pendidikan perawat
sebagian besar DIII (70%) dan tingkat perilaku caring perawat berada dalam
kategori tinggi (77,5%). Hasil analisis Spearman Rho diperoleh nilai p value =
0,220 (p > 0,005). Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan perawat
dengan perilaku caring perawat.
Pembahasan: Pada penelitian ini ternyata tingkat pendidikan justru tidak
mempengaruhi perilaku caring perawat Hal ini kemungkinan diduga karena
adanya faktor pendukung yaitu kesadaran perawat untuk melakukan caring.
Kesadaran merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang karena
telah ada dari dalam hati nurani. Kemungkinan juga adanya faktor-faktor lain
yang mempengaruhi.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan perawat
dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan
Senopati Bantul.

Kata Kunci: Perilaku caring, Tingkat Pendidikan Perawat


6

Pendahuluan Dampak yang pasien dapat saat

perawat berlaku caring yaitu pasien akan


Caring merupakan sentral praktik
merasa aman dan nyaman, meningkatkan
keperawatan. Kebutuhan, tekanan dan batas
harga diri pasien, serta memperbaiki
waktu dalam lingkungan pelayanan
orientasi tentang kenyataan1. Saat perawat
kesehatan berada dalam ruang kecil praktik
mampu berlaku caring dengan memahami
caring1. Caring adalah kunci perawat
klien, pasien akan mendapatkan pelayanan
mengamalkan ilmunya, sehebat apapun
pribadi tentang terapi yang diberikan
seseorang mempunyai ilmu jika tidak
perawat karena perawat memandang bahwa
mempunyai caring maka ilmu itu menjadi
setiap individu unik sehingga pasien akan
tidak bermanfaat.
merasa nyaman, mendapatkan dukungan
Caring merupakan suatu cara
terhadap kehidupannya dan mempercepat
pendekatan yang dinamis, dimana perawat
proses pemulihan penyakitnya1.
bekerja untuk lebih meningkatkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kepeduliannya kepada klien, dimana caring
Husein menyatakan bahwa 90% pasien
juga merupakan kunci dari kualitas
mengatakan tidak merasa nyaman berbicara
pelayanan asuhan keperawatan1. Hal ini
dengan perawat, 84% dari jumlah tersebut
sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat
memiliki pengalaman negatif karena
pada saat ini yaitu mengharapkan pelayanan
perawat tidak memperhatikan kebutuhan
keperawatan yang berkualitas. Caring
pasien, terutama malam hari3. Selain itu
sebagai suatu proses yang berorientasi pada
penelitian yang dilakukan oleh Khairina et
tujuan membantu orang lain tumbuh dan
al. di RSUD Kota Bandung menyatakan
mengaktualisasikan diri2.
bahwa sebesar 52,64% perawat pelaksana
7

belum melaksanakan caring saat melakukan perawat memandang asuhan keperawatan

pengelolaan pasca pemasangan infus4. Hal dan secara bertahap keperawatan beralih

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan dari yang semula berorientasi pada tugas

Nuryaningsih di rumah sakit Cengkareng, menjadi berorientasi pada tujuan yang

Jakarta Barat menyimpulkan bahwa berfokus pada asuhan keperawatan efektif

responden menyatakan perawat yang belum dengan pendekatan holistik dan proses

caring 47,7%, dengan keberadaan kurang keperawatan.

baik 45,5%, dalam memberikan


Faktor pendidikan mempengaruhi
kenyamanan kurang baik 38,6%, dalam
perilaku kerja, makin tinggi pendidikan akan
memberikan sentuhan kurang baik 47,7%,
berbanding lurus dengan perilaku kerja
dalam mendengarkan kurang baik 43,25%,
seseorang7. Perilaku kerja merupakan
dalam mengenal pasien kurang baik 40,9%,
tanggapan atau reaksi seseorang yang timbul
penerapan pencegahan pasien resiko jatuh
berupa perbuatan atau sikap maupun
5
yang kurang baik sebanyak 40,9% .
anggapan seseorang terhadap pekerjaannya8.

Perilaku caring perawat tentu akan Maka pendidikan akan berpengaruh

sangat berpengaruh terhadap kualitas terhadap perilaku kerja perawat yaitu dalam

pelayanan kepada klien. Hal-hal yang dapat memberikan pelayanan keperawatan kepada

mempengaruhi perilaku caring perawat pasien.

adalah usia, masa kerja, jenis kelamin dan


Perawat yang berpendidikan lebih
6
tingkat pendidikan . Tingkat pendidikan
tinggi kinerjanya akan lebih baik karena
perawat merupakan pendidikan tinggi
telah memiliki pengetahuan dan wawasan
keperawatan yang dapat menimbulkan
yang lebih luas dibanding dengan perawat
perubahan yang berarti terhadap cara
8

yang berpendidikan lebih rendah9. Berdasarkan latar belakang di atas

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh maka peneliti ingin mengetahui “Hubungan

Mulyaningsih menyatakan bahwa tingkat Tingkat Pendidikan Perawat dengan

pendidikan perawat mempengaruhi cara Perilaku Caring Perawat di Rumah Sakit

berpikir kritis perawat yang ditunjukan Umum Daerah Panembahan Senopati

dengan perilaku caring10. Bantul”.

Studi pendahuluan yang telah Bahan dan Cara

dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit


Penelitian ini merupakan penelitian
Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul
deskriptif korelasi untuk menghubungkan
pada tanggal 6 Desember 2014, bahwa
tingkat pendidikan perawat dengan perilaku
mayoritas tingkat pendidikan perawat adalah
caring perawat di Rumah Sakit Umum
DIII. Kemudian melakukan wawancara
Daerah Panembahan Senopati. Teknik
dengan 9 pasien rawat inap serta 4 keluarga
pengambilan sampel adalah dengan simple
pasien yang menjaga pasien. Dari hasil studi
random sampling. Sampel yang diambil
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
adalah 40 perawat yang sesuai dengan
terdapat 4 pasien dan 2 keluarga puas
kriteria inklusi sebagai berikut: perawat
terhadap perilaku caring perawat, akan
dengan status pegawai tetap, bersedia
tetapi 5 pasien dan 2 keluarga lainnya
menjadi responden, lama kerja minimal 5
menyatakan tidak puas terhadap perilaku
tahun.
caring perawat dikarenakan perawat kurang

bersikap ramah, tidak memberikan informasi Variabel yang dipakai adalah variabel

yang dibutuhkan pasien dan tidak peduli bebas atau independent yaitu tingkat

terhadap keadaan pasien.


9

pendidikan dan variabel terikat atau Analisa data menggunakan analisa

dependent yaitu perilaku caring perawat. univariat dan bivariat. Analisa univariat

untuk mengetahui tingkat pendidikan


Alat yang dipakai dalam penelitian ini
perawat dan perilaku caring perawat, yang
adalah kuesioner untuk mengukur variabel
ditampilkan dalam bentuk nilai distribusi
perilaku caring perawat menggunakan
dan frekuensi. Analisa bivariat digunakan
Caring Behaviour Assessment (CBA) yang
untuk menerangkan keeratan hubungan dua
dikembangkan oleh Cronin & Horisson
variabel. Pada penelitian ini digunakan
(1988) berdasarkan teori Watson (1979)
untuk mengetahui korelasi antara tingkat
berisi 10 faktor karatif. Instrumen pada
pendidikan perawat dengan perilaku caring
penelitian ini diadopsi peneliti dari
perawat. Data terlebih dahulu dilakukan uji
penelitian Sari Terdiri dari 33 item
normalitas menggunakan Saphiro-Wilk.
pertanyaan favourable dan unfavourable
Hasil uji normalitas menyatakan bahwa data
yang mengukur tujuh komponen yaitu
tidak terdistribusi normal, kemudian analisa
kemanusiaan/keyakinan-harapan-
uji korelasi menggunakan Spearman Rho
sensitivitas, membantu dan membina
dengan menggunaka program SPSS for
hubungan kepercayaan, menerima
Windows.
ekspresi/perasaan postif/negatif pasien,

pembelajaran/pengajaran interpersonal, Hasil dan Pembahasan

menciptakan lingkungan yang


Hasil penelitian yang digunakan dengan
mendukung/melindungi, membantu
menggunakan kuesioner pada responden
memenuhi kebutuhan dasar, mengijinkan
diperlihatkan dengan tabel sebagai berikut
26
terjadinya fenomenologi .
10

Tabel 1. Distribusi Tingkat Pendidikan Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa


Perawat di ruang rawat inap kelas I, II,
III RSUD Panembahan Senopati Bantul perilaku caring perawat sebanyak 31 orang
tahun 2015 (n=40)
(77,5%) berada dalam kategori tinggi.
Tingkat Frekuensi (f) Persentase
Pendidikan (%)
Perawat Tabel 3. Hubungan tingkat pendidikan
SPK 1 2,5 perawat dengan perilaku caring perawat
DIII 28 70 di ruang rawat inap kelas I, II dan III
DIV 3 7,5 RSUD Panembahan Senopati tahun 2015
S1/Ners 8 20 (n=40)
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer 2015 R Pvalue
Hubungan Tingkat
Pendidikan Perawat
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui dengan Perilaku
0,198 0.220
Caring Perawat di
bahwa mayoritas responden perawat RSUD Panembahan
Senopati
memiliki tingkat pendidikan DIII Sumber: Data Primer 2015
sebanyak 28 orang (70%).
Tabel 3 menyatakan bahwa tidak

Tabel 2. Distribusi Perilaku Caring terdapat hubungan antara tingkat pendidikan


Perawat di ruang rawat inap kelas I, II
dan III RSUD Panembahan Senopati perawat dengan perilaku caring perawat di
Bantul tahun 2015 (n=40)
RSUD Panembahan Senopati Bantul,
Variabel Interval Frekuensi Persenta
Skor se (%)
dengan nilai significancy pada hasil
Perilaku
Caring menunjukan (p=0,220 > 0,05).
Perawat
Tinggi 100-132 31 77,5%
Sedang 73-99 8 20% Diskusi
Rendah ≤ 72 1 2,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data Primer 2015 1. Tingkat Pendidikan Perawat

Pendidikan berpengaruh terhadap

pola fikir individu. Sedangkan pola fikir


11

berpengaruh terhadap perilaku tahun 2002 oleh Departemen Kesehatan

seseorang, dengan kata lain pola pikir sehingga perawat harus melanjutkan

seseorang yang berpendidikan rendah pendidikan lebih tinggi. Pendidikan

akan berbeda dengan pola pikir perawat dengan sebagian besar tergolong

seseorang yang berpendidikan tinggi11. dalam kategori DIII memberikan

Pendidikan keperawatan mempunyai pengetahuan yang cukup akan tindakan

pengaruh besar terhadap kualitas pelayanan terhadap pasien. Hal ini

pelayanan keperawatan. Pendidikan didukung oleh pendidikan perawat yang

yang tinggi dari seorang perawat akan sebagian besar adalah DIII keperawatan

memberi pelayanan yang optimal. yang telah memenuhi standar kriteria

perawat professional pemula.


Berdasarkan hasil analisis

deskriptif diketahui bahwa perawat di Dalam kurikulum DIII, tidak

RSUD Panembahan Senopati Bantul tercantum kompetensi tentang praktik

sebagian besar merupakan lulusan DIII caring dalam memberikan asuhan

(tabel 4.1). Tingkat pendidikan setiap keperawatan kepada pasien baik

perawat berbeda-beda dengan rentang kompetensi utama, kompetensi

dari SPK sampai S1. Dari hasil pendukung maupun kompetensi

penelitian menunjukan bahwa status lainnya13. Namun dalam kurikulum

pendidikan DIII sebanyak 28 responden S1/Ners tercantum bahwa caring

(70%). merupakan kompentensi utama dalam

memberikan asuhan keperawatan14.


Tingkat pendidikan perawat SPK

di Indonesia sudah dihapuskan sejak


12

Secara logis, tingkat pendidikan 2. Perilaku Caring

seseorang akan berkaitan erat dengan


Perilaku caring merupakan
kemampuan lainnya, juga secara tidak
perilaku yang tercermin dalam tindakan
langsung akan mempengaruhi seorang
yang digunakan perawat untuk
perawat dalam bertindak, berpikir dan
memberikan asuhan keperawatan kepada
berperilaku. Luasnya wawasan dan
pasiennya seperti upaya untuk
pengetahuan yang didapat selama proses
melindungi, meningkatkan dan menjaga
pendidikan sangat menentukan
status kesehatan pasien dalam kondisi
bagaimana seorang perawat bekerja.
yang sehat serta membantu orang lain

Pendidikan tidak hanya menambah untuk meningkatkan pengetahuan dan

pengetahuan dalam melaksanakan tugas pengendalian diri18. Perawat melakukan

tetapi juga, landasan untuk aplikasi caring jika saat pemberian

mengembangkan diri serta kemampuan layanan asuhan keperawatan seorang

memanfaatkan sarana yang ada disekitar perawat mencerminkan perilaku yang

kita15. Selain itu, tingkat pendidikan menggambarkan tentang caring perawat

sangat mempengaruhi kepribadian kepada pasien ataupun keluarga pasien.

seseorang, dengan pendidikan seseorang


Berdasarkan hasil analisis
akan memperluas wawasan, pengetahuan
deskriptif (tabel 4.2) diketahui bahwa
dan keterampilan sehingga mampu
perawat di RSUD Panembahan Senopati
menghadapi persolan-persoalan yang
Bantul sebagian besar perawat memiliki
16
dihadapi dalam profesinya .
perilaku caring dengan kategori tinggi
13

dengan jumlah responden sebanyak 31 caring. Kesadaran merupakan motivasi

(77,5%). yang timbul dari dalam diri seseorang

yang bukan disebabkan karena paksaan


Terdapatanya perawat yang
dari orang lain, hal ini dapat
memiliki kategori caring yang berbeda
menumbuhkan perilaku yang dapat
akan menunjukan bahwa bahwa
memenuhi kebutuhan seseorang
pemahaman tentang caring dari setiap
sehingga orang tersebut merasa puas21.
perawat kemungkinan akan berbeda
Motivasi ini tidak perlu rangsangan dari
tergantung pada tingkat kognitif yang
luar, karena telah ada dari dalam nurani
dimiliki seorang perawat. Hal ini
seseorang sehingga dapat memenuhi
nantinya akan berpengaruh pada aplikasi
kebutuhan dan kepuasan diri sendiri22.
praktik caring yang akan dimunculkan
Mereka yang memiliki motivasi akan
kepada pasien di RSUD Panembahan
bertindak melakukan pekerjaannya dari
Senopati Bantul.
dalam diri mereka sendiri bukan karena
3. Hubungan Tingkat Pendidikan
paparan dari luar seperti hadiah, gaji dan
Perawat dengan Perilaku Caring
tekanan. Hal ini sejalan dengan visi, misi
Perawat
dan motto RSUD Panembahan Senopati

Pada penelitian ini ternyata tingkat dimana salah satunya adalah

pendidikan justru tidak mempengaruhi memberikan pelayanan prima, sehingga

perilaku caring perawat. Hal ini salah satu cara untuk mencapainya

kemungkinan diduga karena adanya perawat berperilaku caring saat

faktor pendukung yaitu kesadaran dan memberikan asuhan keperawatan kepada

kemauan perawat untuk melakukan pasien.


14

Selain itu, lembaga formal perawat-perawat tersebut. Walaupun

pendidikan tidak mengajarkan proses secara tingkat pendidikan mereka

pembelajaran didalam peningkatan berbeda-beda, tetapi tindakan caring

kemauan secara nyata. Kemauan adalah pada perawat ternyata sebagian besar

dorongan dasar dari dalam diri yang termasuk kedalam kategori tinggi.

lebih tinggi daripada insting, refleks,


Berdasarkan hasil analisis statistik
automatisme, nafsu keinginan,
dan pengujian hipotesis (tabel 4.3)
kebiasaan, kecenderungan dan hawa
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
nafsu. Kemauan inilah yang
antara tingkat pendidikan perawat
menyebabkan timbul dorongan dari alam
dengan perilaku caring perawat di
sadar untuk mempertimbangkan akal
RSUD Panembahan Senopati Bantul,
fikir dan perasaan serta seluruh pribadi
dengan nilai significancy pada hasil
seseorang, sehingga menimbulkan
menunjukan (p=0,220 > 0,05). Hal ini
kegiatan yang terarah pada tercapainya
menunjukan perilaku caring pada
tujuan tertentu yang berhubungan
perawat tidak dipengaruhi oleh faktor
23
dengan kebutuhan hidup pribadinya .
tingkat pendidikan.

Hal ini memberikan kesimpulan


Terdapat penelitian yang sejalan
bahwa kemauan dan kesadaran berasal
dengan hasil penelitian ini, bahwa tidak
dari proses pribadi dari seseorang.
ada hubungan yang bermakna antara
Kemauan dan kesadaran tidak bisa
pendidikan perawat dengan perilaku
dipelajari dari lembaga formal seperti
caring perawat dengan hasil pvalue=
sekolah maupun perguruan tinggi. Hal
0,06124. Hal ini dikarenakan semua
inilah yang mungkin dimiliki oleh
15

perawat dengan berbagai tingkat bagus pula perilaku praktik caring

pendidikan dapat mengembangkan perawat25, 18.

perilaku caring terhadap pasien24.


Pendapat peneliti tentang

Namun, terdapat penelitian yang perbedaan hasil yang didapatkan

tidak sejalan, yang menyatakan bahwa penelitian ini dengan penelitian

ada hubungan tingkat pendidikan sebelumnya dikarenakan jumlah

perawat dengan perilaku caring responden dengan pendidikan S1

perawat25. Penelitian tersebut Keperawatan hanya 20% berbeda cukup

menjelaskan bahwa tingkat pendidikan jauh dengan responden pendidikan DIII

akan mempengaruhi tingkat Keperawatan yang mencapai 70%,

kemampuannya seseorang, jika dengan demikian variabilitas data

kemampuan ditingkatkan dengan tingkat responden menjadi rendah. Untuk dapat

pendidikan maka kemampuan menguji dan membuktikan hubungan

intelektualnya akan meningkat sehingga tingkat pendidikan dengan perilaku

akan mempengaruhi dalam pengambilan caring perawat perlu dipertimbangkan

keputusan yang tepat termasuk variabilitas data responden.

keputusan untuk bersikap atau


Kesimpulan
25
berperilaku . Selain itu juga terdapat

penelitian lain yang mendukung Berdasarkan uraian dari hasil

pernyataan tersebut, yang menunjukan penelitian dan pembahasan, maka dapat

bahwa semakin bagus tingkat kognitif ditarik kesimpulan dari penelitian hubungan

karena faktor pendidikan maka semakin tingkat pendidikan perawat dengan perilaku

caring perawat di Rumah Sakit Umum


16

Daerah Panembahan Senopati Bantul 1. Bagi pihak Rumah Sakit

adalah:
Diharapkan rumah sakit dapat

1. Sebagian besar tingkat pendidikan meningkatkan kualitas pelayanan

perawat di Rumah Sakit Umum Daerah yang diberikan kepada pasien

Panembahan Senopati Bantul adalah terutama perilaku caring perawat.

DIII (70%). Pihak rumah sakit perlu memberikan

penghargaan/reward baik bersifat


2. Sebagian besar tingkat perilaku
material maupun nonmaterial yang
caring di Rumah Sakit Umum Daerah
diberikan setiap bulan atau triwulan
Panembahan Senopati Bantul adalah
kepada perawat yang memiliki
berada dalam kategori tinggi (77,5%).
prestasi dalam pelaksanaan perilaku
3. Tidak ada hubungan antara tingkat
caring, misalnya bisa dalam
pendidikan perawat dengan perilaku
berbentuk bonus, penghargaan/
caring perawat di Rumah Sakit Umum
pengakuan perawat/ruang rawat
Daerah Panembahan Senopati Bantul
paling caring.
dengan p value = 0,220.
2. Bagi perawat
Saran
Perawat mampu menumbuhkan
Dari penelitian diatas terdapat beberapa
rasa cinta dan memiliki terhadap
saran yang dapat disampaikan sesuai hasil
profesi keperawatan dengan cara
pembahasan, yaitu:
melakukan introspeksi diri terkait

perilaku caring.
17

3. Bagi peneliti selanjutnya dengan perilaku caring perawat.

Melakukan penilaian perilaku caring


Perlu dilakukan penelitian lebih
dengan cara observasi dan
lanjut untuk menyempurnakan hasil
wawancara mendalam kepada
dari penelitian ini untuk mengetahui
perawa.
faktor-faktor lain yang berhubungan

Daftar Pustaka 7. Pangewa, M., 2007. Perilaku


keorganisasian. Jakarta: Departemen
1. Potter, P. A. & Perry, A. G., 2009. Pendidikan Nasional
Fundamental Keperawatan, buku 1,
edisi 7. Jakarta: Salemba Medika 8. Maulana., 2013. Analisa Perilaku
Kerja Karyawan di De Bolivia
2. Dwidiyanti, M., 2007. “Caring” Surabaya Town Square. Universitas
Kunci Sukses Perawat/Ners Kristen Petra, 2013;(4).563-577
Mengamalkan Ilmu. Semarang:
Hasani 9. Siagaan, P.S., 2010. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
3. Husein, Muhammad., 2006. Patient Bumi Aksara.
Satisfication with Nursing Care Dera
Ismail Khan Hospital, Gomal 10. Mulyaningsih., 2013. Peningkatan
Madical College, Pakistan. Medical Perilaku Caring Melalui
Journal: Vol. 32. No.1, Januari-Juni Kemampuan Berpikir Kritis Perawat.
2007: 2. Jurnal Management Keperawatan.
Vol 1, No. 2, November 2013; 100-
4. Khairina., Mardiah & Adiningsih., 106
2012. Persepsi Perawat Mengenai
Caring pada Pengelolaan Pasca 11. Asmadi., 2008. Konsep Keperawatan
Pemasangan Infus. Universitas Dasar. Jakarta: EGC
Padjajaran, 2012.
12. Notoatmodjo, S., 2010. Promosi
5. Nuryaningsih., 2012. Hubungan Kesehatan Teori & Aplikasi, Edisi
Perilaku Caring terhadap Penerapan Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Pencegahan Pasie Resiko Jatuh di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit 13. AIPDiKI., 2013. Draft Kurikulum
Umum Daerah Cengkareng Jakarta Diploma DIII. Jakarta
Barat. Universitas Esa Unggul;
14. Universitas Padjajaran., 2013.
2012. Pedomana Penyelenggaraan
6. Robbins, S.P., 2008. Perilaku Pendidikan Ners (Program Studi
Organisasi Organizational Behavior, Akademik dan Profesi) Tahun
Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Akademik 2013/2014. Fakultas
Keperawatan Universitas Padjajaran
18

15. Faizin & Winarsih., 2008. Hubungan


Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja 21. Nursalam., 2011. Manajemen
Perawat dengan Kinerja Perawat di Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
RSU Pandan Arang Kabupaten Keperawatan Profesional, edisi 3.
Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan Jakarta: Salemba Medika
ISSN 1997-2697, vol. 1 No. 3,
September 2008: 137-142 22. Hardhiyani., 2013. Hubungan
komunikasi Terapeutik Perawat
16. Vionita. 2013. Pengaruh Tingkat dengan Motivasi Sembuh pada
Pendidikan dan Motivasi Kerja Pasien Rawat Inap di Ruang Melati
terhadap Kinerja Pegawai Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari
Smk Negeri di Kota Payakumbuh. Batang. Semarang : Universitas
Universitas Negri Padang; 14, 03 Negeri Semarang.
(13)Volume 5, Nomor 1, Januari
2014 : 69 – 78 23. Racu., Ligita & Nurviati., 2013.
Gambaran Tingkat Kepatuhan
17. Mulyaningsih., 2013. Peningkatan Perawat Akan Cuci Tangan Dalam
Perilaku Caring Melalui Terapi Oksigen Dan Tingkat
Kemampuan Berpikir Kritis Perawat. Kejadian Pneumonia Periode
Jurnal Management Keperawatan. Tahun 2012 Dan Tahun 2013 Di
Vol 1, No. 2, November 2013; 100- Rsud Dr. Rubini Mempawah.
106 Universitas Tanjungpura
18. Prabowo., Ardiana & Wijaya., 2014. 24. Zees., 2011. Analisa Faktor Budaya
Hubungan Tingkat Kognitif Perawat Organisasi yang Berhubungan
tentang Caring dengan Aplikasi dengan Perilaku Caring Perawat
Praktik Caring di Ruang Rawat Inap Pelaksana di Ruang Rawat Inap
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. E- RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota
jurnal Pustaka Kesehatan, Vol 2. (no. Gorontalo.Tesis
1) Januari 2014
25. Mulyaningsih., 2011. Hubungan
19. Sunardi., 2014. Analisis Perilaku Berpikir Kritis dengan Perilaku
Caring Perawat Pelaksana. Jurnal Caring di RSUD Dr. Moewardi
Keperawatan, Issn: 2086-3071 Surakarta. Tesis Universitas
Indonesia
20. Susihar., 2011. Pengaruh Pelatihan
Perilaku Caring terhadap Motivasi 26. Sari, R.P., 2014. Hubungan
Perawat dan Kepuasan Pasien di Kecerdasan Emosional Perawat
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit dengan Perilaku Caring Perawat di
Royal Progress Jakarta. Tesis UI Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi

You might also like