You are on page 1of 5

Journal Homepage: https://e-journal.unair.ac.

id/PMNJ/index
FUNDAMENTAL AND MANAGEMENT
NURSING JOURNAL
Vol. 2, No. 2, October 2019

Laman jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/FMNJ

Penelitian Asli

Hubungan Persepsi, Belajar, dan Motivasi dengan Perilaku Caring


Mahasiswa Profesi Ners
(Corelation Perception, Learning, and Motivation with Clinical Nursing Students Caring Behaviour)

Alfi Rahmawati Mufidah*, Tintin Sukartini, and Laily Hidayati

Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

ABSTRACT
RIWAYAT ARTIKEL
Diterima: April 8, 2020 Introduction: Caring behavior is important for a nurse, but nursing students in the stage
Disetujui: Juni 22, 2020 implementation and the theory who got in academic. The purpose of this research was to
identify the relationship of perception, learning, and motivation with caring behaviour.
KATA KUNCI Method: Descriptive research analytical design with cross sectional approach. The
population was Regular Nursing Students in Faculty of Nursing Airlangga University.
Perception; learning,
motivation; caring; nursing Using a sample of 100 respondents from 112 students, through simple random sampling.
student . The independent variables in this study: perception, learning, and motivation. The
dependent variable was caring behavior. Data were collected by using modified
KONTAK PENULIS questionnaires for independent variables and observation checklist for caring behavior,
Alfi Rahmawati Mufidah modified of Middle Range of Caring Theory Swanson. Data were analyzed by using logistic
Alfirahma020@gmail.com regression analysis with the degree of significance p < 0.05.
Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga, Surabaya, Results: The results showed perception (p=0,023), learning (p=0,043) and motivation
Indonesia (p=0.007 related to the behavior of caring.
Conclusion: The higher levels of student perception, learning, and motivation then the
higher the caring behaviour.

Kutip sebagai: Mufidah, A. R., Sukartini,T., & Hidayati, L. (2019). Hubungan Persepsi, Belajar, dan
Motivasi dengan Perilaku Caring Mahasiswa Profesi Ners. Fundam Manaj. Nurs. J., 2(2),
75-79.

dilaksanakan di lahan praktik seperti rumah sakit,


1. PENDAHULUAN
puskesmas, klinik bersalin, panti wedha, dan
Caring merupakan bentuk khusus dari kinerja yang keluarga serta masyarakat atau komunitas
dilakukan perawat maupun mahasiswa profesi yang (Nursalam, 2015).
sedang dalam program profesi ners. Caring menurut Mahasiswa profesi adalah siswa yang
(Watson, 2012) dikutip dari (Potter & Perry, 2013) menerapkan pengetahuan selama pembelajaran
merupakan sentral praktek keperawatan dimana akademik ke pendidikan klinis. Perilaku caring pada
perawat bekerja untuk lebih meningkatkan mahasiswa dalam pendidikan keperawatan sangat
kepeduliannya terhadap klien. Aspek utama caring penting karena ini merupakan tempat pertama bagi
dalam analisis meliputi : pengetahuan, penggantian mahasiswa untuk belajar tentang esensi dari profesi
irama (belajar dari pengalaman), kesabaran, mereka(Begum, S. and Slavin, 2012) dalam (Wijaya,
kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati harapan 2015). Penerapan perilaku caring pada mahasiswa
dan keberaniannya. memberi perhatian dan konsen, profesi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam
menghormati orang lain dan kehidupan manusia. memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit
Pendidikan pofesi ners sepenuhnya perawat maupun mahasiswa profesi dituntut

http://e-journal.unair.ac.id/FMNJ | 75
A. R. MUFIDAH ET AL.

memberikan kinerja terbaik selayaknya perawat 3. HASIL


profesional sehingga akan terwujud kepuasan dan
perilaku caring. Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa
Penelitian sebelumnya tentang model dari 100 responden yang digunakan dalam penelitian
peningkatan perilaku caring terhadap pencapaian ini, dapat diketahui responden dengan jenis kelamin
kompetensi mahasiswa yang dilakukan oleh perempuan lebih banyak dibandingkan responden
(Herdina, 2015) didapatkan hasil penelitian dengan jenis kelamin laki-laki, dengan persentase
menunjukkan bahwa loading faktor antara sikap, responden perempuan sebanyak 90%. Pada
kepribadian, motivasi dan job design memberikan karakteristik usia, dapat diketahui bahwa paling
pengaruh terhadap perilaku mahasiswa. Hal tersebut banyak responden berada pada usia 23 tahun, yaitu
akan mempengaruhi pembentukan perilaku caring sebanyak 63%. Berdasarkan karakterisktik stase
mahasiswa dan perilaku caring akan mempengaruhi yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu keperawatan
pencapaian kompetensi mahasiswa. (Wijaya, 2015) komunitas dan manajemen keperawatan, dapat
dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa diketahui bahwa sebanyak 51% responden pada
mahasiswa yang memiliki kepribadian ekstraversi stase komunitas.
dan ketekunan yang tinggi akan mampu Berdasarkan Tabel 2 berikut, dapat diketahui
menampilkan perilaku caring yang tinggi pula. bahwa pada variabel persepsi, hampir seluruhnya
Namun, keduanya belum menjelaskan bagaimana responden termasuk dalam kategori tinggi. Pada
hubungan persepsi, belajar, dan motivasi dengan variabel belajar sebagian besar responden
perilaku caring mahasiswa profesi. termasuk dalam kategori tinggi. Pada variabel
motivasi, sebagian besar responden termasuk dalam
Perilaku dan kinerja seseorang dipengaruhi
kategori tinggi. Pada variabel perilaku caring,
oleh tiga faktor yaitu, faktor individu, faktor sebagian besar responden memiliki perilaku caring
psikologi, dan faktor organisasi (Gibson, 1987). yang tinggi. Ketiga variabel memiliki pengaruh yang
Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku dan signifikan terhadap perilaku caring, karena memiliki
kinerja seseorang terdiri dari persepsi, sikap, nilai signifikansi kurang dari 0,05.
kepribadian, motivasi, dan belajar. Pentingnya
faktor psikologis dijelaskan oleh John Minner
dalam Pappu (2002) dimana faktor psikologis 4. PEMBAHASAN
berperan untuk terlibat dalam proses input yakni 4.1 Hubungan Persepsi dengan Perilaku Caring
melakukan rekrutmen, seleksi dan penempatan.
Selain itu juga sebagai mediator dalam hal yang Persepsi memiliki pengaruh yang signifikan pada
berorientasi pada produktifitas yang meliputi perilaku caring dan setiap komponennya. Hal ini
pelatihan dan pengembangan. menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi
mahasiswa maka semakin tinggi perilaku caring yang
2. METODE dimiliki dan mahasiswa yang memiliki persepsi yang
rendah cenderung memliki memiki perilaku caring
Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang rendah pula.
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Persepsi merupakan suatu pandangan atau pola
Populasi penelitian adalah mahasiswa profesi Ners pikir yang ada pada seseorang (Adler&Rodman,
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga 2009). Persepsi melibatkan perencaan dan
2018/2019 sebanyak 112 mahasiswa. Jumlah sampel pemikiran. Penelitian ini menunjukkan, bahwa
adalah 100 responden yang dipilih secara simple mayoritas mahasiswa dengan persepsi tinggi maka
random sampling. Variabel independen dalam perilaku caring juga tinggi. Persepsi banyak
penelitian ini antara lain persepsi, belajar, dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Teori persepsi
motivasi. Sedangkan variabel dependen penelitian ini diri (Daryl Bem, 1972) dalam buku psikologi sosial
adalah perilaku caring. Penelitian ini menggunakan mengasumsikan bahwa kita membuat kesimpulan
uji analaisis regresi logistik p value < 0,05. yang sama ketika kita mengamati perilaku diri kita
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sendiri. Perilaku dapat memodifikasi konsep diri.
yang dibagikan kepada responden melalui electronic Persepsi dalam prosesnya terbagi menjadi tiga
form yang disampaikan melalui media sosial. yaitu, proses fisik (objek), proses fisiologis (stimulus),
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli dan proses psikologis (proses dalam otak). Dimana
2019. Penelitian ini telah dinyatakan laik etik oleh dengan adanya proses tersebut mahasiswa akan
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas dapat menyadari dan dapat mengerti mengenai
Keperawatan UNAIR dengan nomor sertifikat 1405- keadaan disekitarnya maupun tentang keadaan
KEPK pada tanggal 14 Mei 2019. dalam dirinya (self perception).
Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda,
apabila persepsi yang timbul positif, maka akan
memberikan keuntungan di lingkungan sekitarnya,
seperti halnya akan timbul perilaku caring yang baik
dalam memberikan perawatan pada pasien. Persepsi
sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

76 | Volume 2 No 2 OKTOBER 2019


FUNDAMENTAL AND MANAGEMENT NURSING JOURNAL

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 10 9,2%
Perempuan 99 90,8%
Total 109 100%
Usia 22 Tahun 33 30,3%
23 Tahun 70 64,2%
24 Tahun 6 5,5%
Total 109 100%
Stase Keperawatan Komunitas 56 51,4%
Manajemen Keperawatan 53 48,6%
Total 109 100%
IPK Memuaskan 0 0,0%
Sangat Memuaskan 90 82,6%
Cumlaude 19 17,4%
Total 109 100%

Tabel 2. Tabulasi silang persepsi, belajar, dan motivasi dengan perilaku caring mahasiswa profesi
Variabel Kategori Caring Total
Rendah Sedang Tinggi
Persepsi Rendah 0 0 0 0
(0%) (0%) (0%) (0%)
Sedang 1 10 (10%) 6 17 (17%)
(1%) (6%)
Tinggi 0 18 (18%) 65 (65%) 83 (83%)
(0%)
Total 100%
p value : 0,023
Belajar Rendah 0 0 0 0
(0%) (0%) (0%) (0%)
Sedang 1 19 (19%) 18 (18%) 38 (38%)
(1%)
Tinggi 0 9 53 (53%) 62 (62%)
(0%) (9%)
Total 100%
p value : 0,014
Motivasi Rendah 0 1 0 1
(0%) (1%) (0%) (1%)
Sedang 1 19 (19%) 21 (21%) 41 (41%)
(1%)
Tinggi 0 8 50 (50%) 58
(0%) (8%) (58%)
Total 100%
p value : 0,007

sekitar. Pada penelitian (Farhan, 2018) Persepsi mahasiswa saat menjalani profesi
menunjukkan hasil bahwa persepsi perilaku caring tentunya banyak pengaruh dari lingkungan sekitar,
pada mahasiswa keperawatan adalah kongruen misalkan teman kelompok profesi, tenaga medis
dengan literatur. Selain itu, pada penelitian ruangan, keadaan ruangan, serta pasien yang sedang
(Anestasia, 2016) menunjukkan adanya hubungan ditangani. Persepsi dalam proses interaksi dan
persepsi perawat pelaksana tentang total rewards. komunikasi akan sangat berperan khusunya dalam
Dari hasil kedua penelitian tersebut menunujukkan pengkomunikasian mengenai keadaan pasien. Hal ini
bahwa sejalan dengan peneliti. tentunya akan dapat membantu meningkatkan
Data penelitian menunjukkan hasil bahwa perilaku caring pada mahasiwa yang sudah memiliki
persepsi mahasiswa sebagian besar pada kategori perilaku caring yang cukup baik.
tinggi dan perilaku caring pada kategori tinggi. Hal ini
4.2 Hubungan Belajar dengan Perilaku Caring
menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki keinginan
yang kuat untuk mendiskusikan tindakan yang akan Belajar memiliki pengaruh yang signifikan pada
diberikan dan memperhatikan keluhan yang perilaku caring pada setiap komponennya. Tingkat
dirasakan oleh pasien, sehingga sesuai dengan belajar seseorang akan berpengaruh terhadap
kebutuhan tindakan yang sesuai untuk pasien. perilaku caring pada dirinya. Semakin tinggi

http://e-journal.unair.ac.id/FMNJ | 77
A. R. MUFIDAH ET AL.

tingkatan belajar mahasiswa maka semakin tinggi Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
perilaku caring yang dimiliki. telah dilakukan oleh (Wijaya, 2015) dan (Zulkarnaen,
Data penelitian menunjukkan bahwa adanya 2017) yang menyatakan adanya hubungan antara
mahasiswa pada komponen belajar sebagai proses motivasi dengan perilaku caring. Selain itu, teori yang
bertujuan pada kategori rendah, dapat terlihat pada dikemukakan oleh Mc Clelland (1961) menyatakan
kuesioner belajar nomor 10 “Saya terus belajar untuk bahwa motivasi didasari oleh tiga kebutuhan yaitu
menambah pengetahuan dan skill baru setiap kebutuhan untuk prestasi, kebutuhan untuk afiliasi,
harinya” terdapat tiga responden yang menjawab dan kebutuhan untuk berkuasa. Motivasi merupakan
tidak setuju. Selain itu, data penelitian juga salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
menunjukkan bahwa adanya mahasiswa pada kegiatan belajar siswa (Slavin, 1994). Disamping itu,
komponen belajar sebagai multidimensi pada motivasi belajar yang kurang dapat mempengaruhi
kategori rendah, dapat terlihat pada kuesioner kualitas mahasiswa dari keberhasilan pendidikan
belajar nomor 11 “Saya senang ketika merawat perguruan tinggi. Komponen kebutuhan prestasi
pasien dengan kasus baru, untuk mengembangkan yang tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa dengan
skill” terdapat satu responden yang menjawab tidak motivasi prestasi yang tinggi mempunyai tanggung
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan jawab dalam menjalankan tugasnya, yang tercemin
mahasiswa untuk belajar dalam penguasaan tindakan dalam perilaku caring yang ditampilkan serta mereka
masih terbilang kurang. Belajar dapat dilakukan cenderung lebih bisa mempertahankan kepercayaan
dalam berbagai bentuk untuk dapat mencapainya, pada pasien. McClelland (1961) dalam teorinya
namun harus disertai dengan keinginan yang kuat menyebutkan bahwa afiliasi menunjukkan bahwa
sehingga dapat membantu dalam meningkatkan seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan
perilaku caring. dengan orang lain. Pada komponen ini menunjukkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang bahwa mahasiswa dengan motivasi afiliasi yang
dikemukakan oleh Gagne (1977) bahwa belajar tinggi mempunyai rasa saling membutuhkan kepada
merupakan sejejnis perubahan yang diperlihatkan orang lain, mereka ingin membangun hubungan yang
dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya baik, harmonis dan tidak merugikan orang lain,
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi termasuk dalam memberikan pelayanan
belajar dan sesudah melakukan tindakan yang keperawatan yang diberikan kepada pasiennya.
serupa. Selain itu penelitian tersebut juga sesuai Mereka dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi
dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Danim cenderung lebih mampu mempertahankan
(2010) yang membagi karakteristik belajar ke dalam kepercayaan dengan pasien. Sedangkan pada
belajar sebagai proses bertujuan , belajar sebagai komponen kebutuhan untuk berkuasa menunjukkan
pengalaman internal, belajar sebagai proses aktif, bahwa mahasiswa dengan motivasi untuk kekuasaan
belajar bersifat multidimensi, belajar merupakan yang tinggi mempunyai rasa untuk memberikan
proses individual. Semua karakteristk tersebut dapat pengaruh kepada orang lain, sehingga mereka
mempengaruhi proses belajar pada mahasiswa menampilkan perilaku caring yang tinggi pula.
sehingga dapat meningkatkan perilaku caring Mahasiswa cenderung lebih bisa mempertahankan
yang dimiliki. kepercayaan pada pasien dan lebih siap hadir untuk
Belajar merupakan suatu kewajiban bagi seorang pasien. Semua unsur motivasi dapat mempengaruhi
mahasiswa. Setiap harinya seorang mahasiswa sudah tindakan yang akan diberikan oleh mahasiswa
terbiasa dengan adanya tugas yang diberikan. Secara profesi.
tidak langsung, pemberian tugas dapat menjadikan Hasil penelitian peneliti tidak sejalan oleh
mahasiswa belajar meningkatkan perilaku caring penelitian Setiawati (2010) di dalam saputra (2015)
terhadap dirinya. Misalkan, seorang mahasiswa yang menyatakan bahwa motivasi tidak mempunyai
mendapatkan tugas untuk melakukan personal pengaruh yang bermakna terhadap kinerja perawat.
hygiene pada pasien, dengan demikian mahasiswa Kinerja perawat yang sangat baik tidak hanya karena
harus sudah mempelajari mengenai tindakan yang faktor motivasi saja tetapi terdapat faktor lain yang
akan diberikan, sehingga perilaku caring yang bisa mempengaruhi kinerja seperti imbalan, beban
diberikan dapat memberikan kenyamanan pada kerja, pengalaman, dan usia dari masing-masing
pasien. Dalam hal ini keluarga, pertemanan, dan juga perawat (Henderson, 1993 dalam Gibson, 1997).
lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar Motivasi dalam suatu tindakan merupakan salah
untuk memberikan semnagat kita dalam belajar. satu faktor penting. Tindakan maupun perilaku akan
berjalan dengan baik ketika seseorang mempunyai
Hubungan Motivasi dengan Perilaku Caring keinginan yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan pada Salah satu motivasi seorang perawat adalah
perilaku caring dan setiap komponennya. Hal ini kesembuhan pasiennya. Seorang perawat memiliki
menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi tanggung jawab yang besar akan hal tersebut, dengan
mahasiswa maka semakin tinggi perilaku caring yang motivasi yang tertanam dalam diri dengan baik.
dimiliki dan mahasiswa yang memiliki motivasi yang Pasien akan ikut termotivasi dengan melihat tindakan
rendah cenderung memliki memiki perilaku caring yang diberikan, sehingga dapat membantu
yang rendah pula. mempercepat kesembuhan pasien.

78 | Volume 2 No 2 OKTOBER 2019


FUNDAMENTAL AND MANAGEMENT NURSING JOURNAL

5. KESIMPULAN Murphy, F and Robert, S. (2009). The impact of nurse


education on the caring behaviours of nursing
Persepsi, belajar, dan motivasi memiliki hubungan students’, Nurse Education Today,
dengan perilaku caring. Semakin tinggi persepsi Murphy, F., Jones, S., Edwards, M., James, J., & Mayer,
mahasiswa maka semakin tinggi perilaku caring yang A. (2009). The impact of nurse education on the
dimiliki, semakin tinggi tingkatan belajar mahasiswa caring behaviours of nursing students. Nurse
maka semakin tinggi perilaku caring yang dimiliki. Education Today, 29(2), 254–264.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi
6. DAFTAR PUSTAKA dalam Praktik Keperawatan Profesional (5th
Alshammari, F., Gonzales, F. M., & Hernandez, J. P. T. edn). Jakarta: Salemba Medika.
(2018). Caring behavior in the intensive care Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu
unit: An instrument development and Keperawatan (4th edn). Jakarta: Salemba
validation. International Journal of ADVANCED Medika.
AND APPLIED SCIENCES, 5(6), 45–49. Op, B. (1998). Employee Selection : Will Intelligence
https://doi.org/10.21833/ijaas.2018.06.006 and Conscientiousness Do The Job.
Begum, S. and Slavin, S. (2012). Perceptions of Perry, P. (2013). Buku Ajar Fundamental
“Caring” in Nursing Education by Pakistani Keperawatan : Konsep, Proses Dan Praktek.
Nursing Students: An Exploratory Study, Nurse Volume II. Jakarta: EGC.
Education Today. International Journal of Rhodes, M. K., Lazenby, R., & Moris, A. H. (2011).
Nursing, 332–336. Retrieved from Nursing at its best: competent and caring. The
https://www.sciencedirect.com/science/articl Online Journal of Issues in Nursing, 16(2).
e/pii/S0260691711002735?via%3Dihub Rifai, F. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosional
Desiana, A. (2015). Analisis Hubungan Faktor Dengan Perilaku Caring Pada Perawat Diruang
Fisiologis dan Psikologis dengan Kinerja Marwah RS Haji Surabaya.
Radiografer di Instalasi Unit Rumah Sakit Wahyudi, I. (2010). Hubungan Persepsi Perawat
Husada Utama Surabaya. Universitas Airlangga. Tentang Profesi Keperawatan, Kemampuan,
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., & Donnely, J. . (1987). dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses (1st ed). Pelaksana di RSUD dr.Slamet Garut. Universitas
Jakarta: Binarupa Aksara. Indonesia.
Mariyanti, H., Nursalam, N., & Kurniawati, N. D. Watson, J. (2012). Assesing and measuring caring in
(2017). Model of Caring Behavior Improvement nursing and health sciences. Philadelphia: FA
to Achieve the Competence in Critical Care Davis Company.
Nursing. Jurnal NERS, 10(1), 158. Wijaya, A. Nursalam. Abu Bakar. Efendy, F. (2015).
https://doi.org/10.20473/jn.v10i12015.158- Indonesian Nursing Students in Caring
164 Behavior. GSTF Journal of Nursing and Health
Martini. (2007). Hubungan Karakteristik Perawat, Care (JNHC), 2. https://doi.org/10.5176/2010-
Sikpa, Beban Kerja, Ketersediaan Fasilitas 4804_2.2.75
dengan Pendokumentasian Asuhan Zulkarnaen, R. (2017). Analisis Faktor Perilaku Caring
Keperawatan di Rawat Inap BPRSUD Kota Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Haji
Salatiga. Universitas Diponegoro Semarang. Surabaya Berbasis Teori Kinerja Gibson.
Universitas Airlangga.

http://e-journal.unair.ac.id/FMNJ | 79

You might also like