You are on page 1of 5

PERTANYAAN JURNAL READING :

1. Apa yang dimkasud dengan Teknik uji klinis acak double blind?
 Uji klinis ialah suatu penelitian eksperimental yang dilakukan di klinik.
 Double-blind, peneliti maupun responden atau responden dan pengolah data(statistisian)
tidak mengetahui status responden apakah termasuk dalam kelompok intervensi atau non-
intervensi.
2. Apa yang dimaksud dengan transfusi tukar dan apa indikasinya ?
 Transfusi tukar adalah suatu rangkaian tindakan mengeluarkan darah pasien dan
memasukkan darah donor untuk mengurangi kadar serum bilirubin atau kadar hematokrit
yang tinggi atau mengurangi konsentrasi toksin-toksin dalam aliran darah pasien. Pada
hiperbilirubinemia, transfusi tukar dilakukan untuk menghindari terjadinya kerena
icterus.
 Indikasi transfusi tukar :
1. Semua keadaan dengan bilirubin indirek dalam serum lebih dari 20 mg%
dengan albumin kurang dari 3,5mg%.
2. Kenaikan kadar bilirubin indirek dalam serum yang sangat cepat pada hari-
hari pertama bayi baru lahir (0,3 – 1 mg%/jam)
3. Polisitemia (hematokrit 68% pada bayi yang baru lahir)
Biasanya terjadi pada bayi yang sebelumnya telah terjadi malnutrisi atau
mengalami hipoksia intrauterin kronis, pada kembar identik dan pada bayi
dengan ibu diabetes.
4. Anemia sangat berat dangan gagal jantung pada pasien hydrops fetalis
5. Kadar Hb tali pusat lebih rendah dari 14 g% dengan uji coombs direk yang
positif
 Kontra indikasi transfusi tukar :
1. Kontra indikasi melalui arteri atau vena umbilikalis :
 Gagal memasang akses arteri atau vena umbilikalis dengan tepat.
2. Kontra indikasi melalui arteri atau vena perifer :
 Gangguan perdarahan ( Bleeding Diathesis )
 Infeksi pada tempat tusukan
 Aliran pembuluh darah kolateral dari a. Ulnaris / a.Dorsalis Pedis kurang
baik
 Ketidakmampuan memasang akses arteri dan vena perifer
3. Apa saja Indikasi dan kontraindikasi fototerapi pada bayi ikterik ?

Tabel Rekomendasi “American Academy of Pediatrics” (AAP) untuk penanganan


hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan:
Total serum bilirubin (mg/dL)

Usia Pertimbangan Fototherapi Transfusi tukar Tranfusi tukar dan


Fototerapi jika fototerapi intensif fototherapi intensif
gagal

≤ 24 Jam - - - -

25-48 ≥ 12 ≥ 15 ≥ 20 ≥ 25

49-72 ≥ 15 ≥ 18 ≥ 25 ≥ 30

>72 ≥ 17 ≥ 20 ≥ 25 ≥ 30

Tabel Rekomendasi “American Academy of Pediatrcs” (AAP) untuk penanganan


hiperbilirubinemi pada neonatus prematur (sehat dan sakit)

Total serum bilirubin (mg/dL)

Neonatus sehat Neonatus sakit

Berat badan Fototerapi Transfusi tukar Fototerapi Transfusi tukar

< 1500 gr 5-8 13-16 4-7 10-14


1500- 2000 gr 8-12 16-18 7-10 14-16
2000-2500gr 12-15 18-20 10-12 16-18
>2500 gr Sesuaikan dengan Sesuaikan dengan 13-15 18-22
penanganan penanganan
hiperbilirubin hiperbilirubin
berdasarkan usia berdasarkan usia

4. Apakah ada kelainan yang akan ditimbulkan pada fototerapi ?


1. Peningkatan insensible water loss pada bayi
Terutama terlihat pada bayi kurang bulan. Kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali dari
keadaan biasa
2. Frekuensi defekasi yang meningkat
Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain karena meningkatnya peristaltik
usus.
3. Kelainan kulit yang disebut ‘flea bite rash’ di muka, badan dan ekstremitas.
Akan hilang jika terapi dihentikan. Beberapa bayi dilaporkan adanya ‘bronze baby
syndrome’. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan hasil terapi sinar
dengan segera
4. Gangguan retina
5. Kenaikan suhu
6. Gangguan minum, letargi, iritabilitas
5. Apa saja klasifikasi bayi ikterik ?
1. Ikterus Fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah Ikterus yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Timbul pada hari ke2 dan ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 dan ke-6.
 Kadar Bilirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg% pada neonatus
cukup bulan dan 10 mg % per hari pada kurang bulan.
 Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg % per hari
 Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
 Ikterus hilang pada 10 hari pertama
 Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu
2. Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar Bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang
mempunyai potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik,
atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Karakteristik ikterus patologis
sebagai berikut :
 Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan. Ikterus menetap sesudah bayi berumur
10 hari ( pada bayi cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada bayi baru lahir BBLR.
 Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg % pada bayi kurang bulan (BBLR) dan 12,5
mg% pada bayi cukup bulan. - Bilirubin direk lebih dari 1mg%.
 Peningkatan bilirubin 5 mg% atau lebih dalam 24 jam.
 Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G-6-PD,
dan sepsis).
Ada juga pendapat ahli lain tentang hiperbilirubinemia yaitu Brown menetapkan
Hiperbilirubinemia bila kadar Bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup bulan, dan 15 mg % pada
bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.
6. Apa penyebab terjadinya bayi ikterik ?
1. Penyebab Ikterus fisiologis:
 Kurang protein Y dan Z
 Enzim glukoronyl transferase yang belum cukup jumlahnya.
 Pemberian ASI yang mengandung pregnanediol atau asam lemak bebas yang akan
menghambat kerja G-6-PD
2. Penyebab ikterus patologis:
 Peningkatan produksi :
o Hemolisis, misalnya pada Inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan Rhesus dan
ABO.
o Pendarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
o Ikatan Bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolik
yang terdapat pada bayi Hipoksia atau Asidosis .
o Defisiensi G6PD/ Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
o Ikterus ASI yang disebabkan oleh dikeluarkannya pregnan 3 (alfa), 20
(beta) , diol (steroid).
o Kurangnya Enzim Glukoronil Transeferase , sehingga kadar Bilirubin
Indirek meningkat misalnya pada berat lahir rendah.
o Kelainan kongenital (Rotor Sindrome) dan Dubin Hiperbilirubinemia.
 Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya pada
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu misalnya Sulfadiasine,
sulfonamide, salisilat, sodium benzoat, gentamisisn,dll.
 Gangguan fungsi Hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau
toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti Infeksi ,
Toksoplasmosis, Sifilis, rubella, meningitis,dll.
 Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra Hepatik.
 Peningkatan sirkulasi Enterohepatik misalnya pada Ileus Obstruktif, hirschsprung
7. Apa saja terapi yang dapat diberikan pada bayi ikterik selain pemberian zinc sulfat dan
fototerapi ?
a. Therapi Obat Phenobarbital
Dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan enzim yang meningkatkan konjugasi
Bilirubin dan mengekresinya. Obat ini efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk
beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan penobarbital
pada post natal masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi).
Colistrisin dapat mengurangi Bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine
sehingga menurunkan siklus Enterohepatika.
b. Menyusui Bayi dengan ASI

Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urin. Untuk
itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik
bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya. Akan tetapi, pemberian
ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, ASI justru
meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk jaundice). Di dalam ASI memang ada
komponen yang dapat mempengaruhi kadar bilirubinnya. Sayang, apakah komponen
tersebut belum diketahui hingga saat ini.
Yang pasti, kejadian ini biasanya muncul di minggu pertama dan kedua setelah
bayi lahir dan akan berakhir pada minggu ke-3. Biasanya untuk sementara ibu tak boleh
menyusui bayinya. Setelah kadar bilirubin bayi normal, baru boleh disusui lagi.

c. Terapi Sinar Matahari


Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya
dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama
setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam keadaan
telentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara jam 7.00
sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di
bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan
kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit. Hindari posisi yang
membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan
pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih.

You might also like