You are on page 1of 9

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis pantai sekitar 81.000
km panjangnya dengan luas perairan lautnya adalah 67 % dari total wilayah
Indonesia. Kawasan perairan laut yang sedemikian luasnya ini merupakan potensi
sumber daya alam yang tak ternilai harga, tetapi sekaligus menciptakan tantangan
yang sangat besar bagi pengelolaannya. Suatu fenomena yang tak terelakkan,
bahwa disekitar pantai sepanjang itu dan laut seluas itu merupakan tempat
terkonsentrasinya berbagai kegiatan dan aktivitas sebagian besar penduduk
Indonesia. Pengelolaan perikanan dapat dipastikan sebagai bentuk aktivitas yang
dominan dan dilakukan oleh sebagian besar penduduk (Japa et al, 2013).
Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari
cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya
akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan
sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya. Karena
lingku-ngan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun
dapat hidup dan berkembang secara optimal. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan
berbunga (angiospermae) yang tumbuh dan berkembang baik di lingkungan
perairan pesisir mulai dari daerah pasang surut sampai pada kedalaman 40 m. Dari
20 jenis lamun yang dijumpai di perairan asia Tenggara, 12 jenis terdapat di
perairan Indonesia (Patty dan Rifai, 2013).
Perairan Indo-Pasifik, yang sebagian besar terletak di perairan Indone-sia
merupakan pusat keanekaragaman terumbu karang dunia, dengan lebih dari 400
spesies. Juga berbagai jenis ganggang laut tersebar di berbagai wilayah pantai.
Sumberdaya hayati laut kita, selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
juga mempunyai luas habitat yang besar, yaitu : 2,4 juta ha kawasan hutan bakau
dan 8,5 juta ha terumbu karang. Secara biologi, kawa-san pesisir dan laut
Indonesia juga mempunyai nilai global, karena pera-iran Indonesia merupakan
tempat ber-telur ikan-ikan yang bermigrasi (highly migratory species) seperti
tuna, lumba-lumba dan berbagai jenis ikan paus serta penyu (Lasabuda, 2013).
Padang lamun merupakan sumber daya laut yang cukup potensial untuk
dimanfaatkan, dan secara ekologi, padang lamun mempunyai beberapa fungsi
2

penting di daerah pesisir. Banyak organisme yang secara ekologis dan biologis
sangat tergantung pada keberadaan lamun. Ekosistem tersebut merupakan sumber
makanan penting bagi banyak organisme oleh sebab itu banyak biota laut yang
memanfaatkannya sebagai tempat memijah. Kepiting dan udang yang termasuk
kelas Krustasea diketahui berasosiasi dengan baik terhadap ekosisitem lamun.
Selain sebagai salah satu komponen yang penting dalam rantai makanan, beberapa
jenis krustasea juga merupakan hewan yang bernilai ekonomis tinggi karena
dagingnya merupakan makanan yang lezat, seperti beberapa jenis udang
(Pratiwi, 2010).
Indonesia adalah negara kepulauan dimana dua per tiga wilayahnya
merupakan lautan. Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya
perairan yang melimpah di Indonesia, karena secara ekologi terumbu karang
hanya dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis. Indonesia menempati peringkat
teratas untuk luas dan kekayaan jenis terumbu karang. Lebih dari 75.000 km2 atau
sebesar 14% dari luas total terumbu karang dunia (Arini, 2013).
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem dengan produktifitas dan
kelimpahan spesies yang tinggi di wilayah pesisir. Terumbu karang juga secara
ekologi berperan menjaga keseimbangan produktifitas sumberdaya laut dan
indika-tor penting kualitas lingkungan laut. Beberapa dekade terakhir, ekosistem
terumbu karang mengalami perubahan dalam skala global sebagai akibat dari
perubahan iklim dan kerusakan oleh kegiatan manusia. Berdasarkan data yang
dipublikasi oleh Global Coral Reef Monitoring Network tahun 2008, kurang lebih
54% terumbu karang dunia berada dalam kondisi terancam secara global
(Wahidin, et al., 2013).
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem di bumi yang paling
produktif dan paling kaya dari keanekaragaman hayati. Terumbu karang
menghadapi sederet panjang ancaman yang semakin hebat, termasuk penangkapan
berlebihan, pembangunan pesisir, limpasan dari pertanian, dan pelayaran.
Konservasi dan pengelolaan terumbu karang secara lestari dan berkembang sangat
penting artinya dari ekosistem terumbu karang yang sangat produktif dapat
mendukung kehidupan nelayan setempat. Jika habitat terumbu karang dapat
berfungsi secara optimal, maka produksi ikan-ikan karang akan dapat
3

dimanfaatkan dan akan memberikan keuntungan secara sosial dan ekonomi bagi
masyarakat, untuk masa kini dan masa yang akan dating
(Yuliani dan Saputria., 2016).

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui karakteristik ekosistem padang lamun dan terumbu karang
2.Untuk mengetahui biota yang hidup di ekosistem padang lamun dan terumbu
karang
3.Untuk mengetahui peranan ekosistem padang lamun dan terumbu karang baik
secara fisik, ekologis, maupun ekonomis

Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini yaitu praktikan lebih mengenal karakteristik dari
lamun dan terumbu karang , mengetahui biota- biota yang terdapat pada lamun
dan terumbu karang, serta peranan terumbu karang dan lamun. Selain itu ,
manfaat dari praktikum ini juga bisa menjadi acuan bagi siapapun yang
membutuhkannya

TINJAUAN PUSTAKA
4

Definisi Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat
tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah
tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma),
daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh
di darat. Lamun senantiasa membentuk hamparan permadani di laut yang dapat
terdiri dari satu species (monospesific; banyak terdapat di daerah temperate) atau
lebih dari satu species (multispecific; banyak terdapat di daerah tropis) yang
selanjutnya disebut padang lamun (Tangke, 2010).
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang secara penuh beradaptasi pada
kehidupan dilingkungan bahari. Lamun mempunyai sifat-sifat yang
memungkinkannya berhasil hidup di laut, yaitu : 1. mampu hidup di media air
asin. 2. mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, 3. mempunyai sistem
perakaran yang berkembang baik, dan 4. mampu melakukan daur generatif dalam
keadaan terbenam (Azkab, 1998).
Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi
oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan serta mampu hidup secara permanen di
bawah permukaan air laut. Ekosistem padang lamun merupakan suatu ekosistem
yang kompleks dan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat panting bagi
perairan wilayah pesisir. Secara taksonomi lamun (seagrass) termasuk dalam
kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas di lingkungan laut yang
umumnya hidup di perairan dangkal wilayah pesisir (Tangke, 2010).
Lamun atau seagrass merupakan tumbuhan berbunga yang sepenuhnya
menyesuaikan diri dengan hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari
rhizome (rimpang), daun, dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam
dan merayam secara mendatar, serta berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut
tumbuh batang pendek yang tegak keatas, berdaun dan berbunga, serta tumbuh
akar. Dengan rhizome dan akar inilah tumbuhan tersebut menampakan diri dengan
kokoh di dasar laut sehingga tahan terhadap hempasan ombak dan arus. Lamun
sebagian besar berumah dua, yaitu dalam satu tumbuhan hanya ada satu bunga
jantan saja atau satu bunga betina saja. Sistem pembiakan bersifat khas karena
mampu melakukan penyerbukan di dalam air (hydrophilous pollination) dan
5

buahnya juga terbenam di dalam air, mampu hidup di media air asin, mampu
berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar
yang berkembang dengan baik (Sari et al., 2017).
Lamun merupakan tumbuhan yang beradaptasi penuh untuk dapat hidup
pada lingkungan laut. Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa
adaptasi yang dilakukan termasuk toleransi terhadap kadar garam yang tinggi,
kemampuan untuk menancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga untuk
tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam. Lamun juga tidak
memiliki stomata, mempertahankan kutikel yang tipis, perkembangan
shrizogenous pada sistem lakunar dan keberadaan diafragma pada sistem lakunar.
Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah
hidrophilus yakni kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air
(Tangke, 2010).

Definisi Terumbu Karang


Terumbu karang adalah stukrur bawah air yang tersusun dari endapan
kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh fauna karang yang pada
umumnya dijumpai di perairan tropis. Terumbu karang masuk dalam filum
Cnidaria, kelas Anthozoa, ordo Scleractinia dan memiliki 15 famili. Adapula
faktor-faktor fisika dan ekologi yang menjadi pembatas kehidupan terumbu
karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, sedimentasi, gelombang dan kedalaman.
Faktor ekologi yaitu persaingan, pemangsaan dan grazing karang hidup organisme
yang berasosiasi yaitu Alga, Krustasea, Moluska, Ekinodermata dan Ikan
(Tuhumena et al., 2013).

Biota Yang Terdapat Pada Ekosistem Terumbu Karang


Spons berada pada daerah yang keras yaitu seperti di daerah terumbu
karang. Ekinodermata memiliki tempat hidup pada daerah terumbu karang karena
terdapat banyak makanan. Xanthidae sp memiliki tempat hidup pada daerah yang
berbatu dan celah-celah karang hidup dan mati Spirobranchus gigantheus
terdapat pada daerah yang asin dan tidak ada pada habitat yang, alga hijau
terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di bagian bawah dari
6

mintakat pasut. Moluska yang lebih umum dikenal dengan keong laut yang biasa
dijumpai pada di berbagai jenis lingkungan dan menyesuaikan dengan bentuk
lingkungannya. Ikan karang pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi terumbu
karang yang baik dan jaringan makanan yang cukup tinggi sehingga
keanekaragaman ikan sangat tinggi (Tuhumena, 2013).

Biota Yang Terdapat Pada Ekosistem Lamun


Beberapa organisme krustasea yang ditemukan, sebagian besar adalah
bukan merupakan taxa utama. Pada bagian daun lamun ditemukan potongan-
potongan kecil dari biota yang menempel pada lapisan substrat yang tebal. Lebih
kurang 100 organisme dengan panjang antara 5-15 mm ditemukan pada material
lamun Cirripedia; biota ini ditemukan pada rimpang lamun yang menyerupai
sebuah tabung polikhaeta. Teridentifikasi bahwa pada satu teritip dengan panjang
5,2 mm, ditemukan lebih dari 300 jenis yang termasuk marga Arcoscalpellum.
Tanaidacea; biota assosiasi ini ditemukan pada daun Thalassia dengan panjang
spesimen 2-3 mm. Biota ini termasuk famili Paratanaidae (Tangke, 2010).
Selain duyung, manate dan penyu, tidak banyak jenis ikan dan invertebrata
yang diketahui memakan daun-daun lamun ini. Sehingga kemungkinan yang
paling besar, lamun ini menyumbang ke dalam ekosistem pantai melalui detritus,
yakni serpih-serpih bahan organik (daun, rimpang dll.) yang membusuk yang
diangkut arus laut dan menjadi bahan makanan berbagai organisme pemakan
detritus (dekomposer). invertebrate kecil contohnya ; beberapa jenis udang, kuda
laut, bivalve, gastropoda, dan Echinodermata. Lamun juga mempunyai hubungan
ekologis dengan ikan melalui rantai makanan dari produksi biomasanya. Epiphyte
ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun dan
sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil
(Azkab, 1998).

Hubungan Ekosistem Lamun dan Terumbu Karang


Ekosistem padang lamun dan terumbu karang yang dijumpai hampir
disepanjang kawasan pesisir merupakan ekosistem yang terlindung. Terkait
dengan hal tersebut, interaksi antara ekosistem padang lamun dengan
7

lingkungannya mampu menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menopang


proses kehidupan berbagai macam jenis biota laut (krustasea, moluska,
ekhinodermata dan ikan) baik dalam bentuk dewasa maupun larva (Pratiwi, 2010).
Komunitas mangrove, padang lamun, dan terumbu karang memiliki peran
yang saling mendukung bagi keutuhan ekosistem masing-masing. Mangrove
memiliki peranan sebagai penjebak hara dan sedimen, pelindung daratan dari
abrasi dan intrusi air laut dan menjadi tempat berlindung bagi banyak organisme
laut. Komunitas lamun memiliki peranan yaitu mengurangi energi gelombang,
menstabilkan substrat sehingga mengurangi kekeruhan, menjebak zat hara, serta
menjadi tempat bertelur dan mencari makan. Sedangkan terumbu karang sendiri
mempunyai peranan yaitu mengurangi energi gelombang, juga memperkokoh
daerah pesisir secara keseluruhan dan menjadi habitat bagi banyak jenis
organisme laut (Timotius, 2013).

Fungsi dan Peranan Ekosistem Lamun


Sebagai Produsen Primer Lamun mempunyai tingkat produktivitas primer
tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal
seperti ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Sebagai habitat biota
Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan
dan tumbuh-tumbuhan (algae).. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat
menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan
dasar permukaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen
dapat mencegah erosi (Tangke, 2010).
Duyung menggunakan padang lamun sebagai habitat unluk mencari
makan denganmakanan utamanya adalah lamun (seagrass). Kerusakan habitat
dalam hal ini padang lamun tentunya akal mempengaruhi kehidupan dan
penghidupan duyung. khususnya dalam penyediaan makanan. Makanan utama
duyung adalah lamun (seagrass) yang menurut hasil penelitian lebih dari 90 % isi
perut duyung terdiri dari lamun. Sisanya adalah beberapa jenis algae (seaweed)
(Azkab, 1998).
8

Padang lamun memiliki berbagai fungsi ekologi yang vital dalam


ekosistem pesisir dan sangat menunjang dan mempertahankan biodiversitas
pesisir dan lebih penting sebagai pendukung produktivitas perikanan pantai.
Beberapa fungsi padang lamun, yaitu: sebagai stabilisator perairan dengan fungsi
sistem perakannya sebagai perangkap dan pengstabil sedimen dasar sehingga
perairan menjadi lebih jernih; lamun menjadi sumber makanan langsung berbagai
biota laut (ikan dan non ikan) (Tangke, 2010).

Fungsi dan Peranan Terumbu Karang


Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan
tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber makanan, bahan obat – obatan ,terumbu karang yang sangat penting dalam
menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu
mampu menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi
pantai dari abrasi. Adapun dari sisi sosial ekonomi, terumbu karang adalah sumber
perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan devisa Negara yang
berasal dari devisa perikanan dan pariwisata (Timotius, 2013).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut yaitu :
1. Lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukan termasuk
toleransi terhadap kadar garam yang tinggi, kemampuan untuk menancapkan
akar di substrat sebagai jangkar, dan juga untuk tumbuh dan melakukan
reproduksi pada saat terbenam. Lamun juga tidak memiliki stomata,
mempertahankan kutikel yang tipis. Salah satu hal yang paling penting dalam
adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yakni kemampuannya untuk
melakukan polinasi di bawah air. Terumbu karang adalah stukrur bawah air yang
tersusun dari endapan kalsium karbonat (CaCO3). adapula faktor-faktor fisika
dan ekologi yang menjadi pembatas kehidupan terumbu karang yaitu suhu,
salinitas, cahaya, sedimentasi, gelombang dan kedalaman.
2. Selain duyung, manate dan penyu, tidak banyak jenis ikan dan invertebrata
yang diketahui memakan daun-daun lamun ini, beberapa jenis udang, kuda laut,
9

bivalve, gastropoda, dan Echinodermata. Spons berada pada daerah yang keras
yaitu seperti di daerah terumbu karang. Ekinodermata memiliki tempat hidup
pada daerah terumbu karang karena terdapat banyak makanan. Xanthidae sp
memiliki tempat hidup pada daerah yang berbatu dan celah-celah karang hidup
dan mati Spirobranchus gigantheus.
3. Beberapa fungsi padang lamun, yaitu: sebagai stabilisator perairan dengan
fungsi sistem perakannya sebagai perangkap dan pengstabil sedimen dasar .
Secara umum fungsi ekologis, ekonomis dan sosial dari terumbu karang secara
alami yakni sebagai habitat berbagai jenis biota laut, sebagai pelindung fisik
bagi sistem pulaunya.
Saran
Saran untuk praktikum ini diharapkan praktikan dapat lebih memahami
materi yang akan disampaikan sebelum memulai praktikum agar pelaksanaanya
dapat berjalan dengan lancer dan semoga apa yang telah dipelajari dalam
praktikum biologi laut tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari –hari .

You might also like