Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Karbohidrat
(Gr) 34.70 27.90 19.10 23.70 88.20 81.30
Vitamin A
(SI) 0.00 60.00 0.00 20.00 0.00 0.00
Vitamin B1
(mg) 0.06 0.09 0.11 0.13 0.40 0.60
Vitamin C
(mg) 30.00 22.00 17.00 4.00 0.00 0.00
Oval
Ubi Kayu
Silinder dengan
ujung mengecil
Talas
Lonjong
Ubi Jalar
Silinder dengan
ujung runcing
Ubi 221,5 221,5 221,4 20,2 4,01 3,95 Coklat tua Putih
Kayu
Talas 278,1 275,6 278,0 20 5,74 5,33 Coklat Putih
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang pengamatan sifat
kelompok umbi-umbian yang bertujuan untuk mengetahui sifat umbi-umbian
dengan melakukan pengamatan terhadap sifat umbi-umbian, meliputi : bentuk,
ukuran, berat, warna, pencoklatan, dan kadar air serta memperoleh gambaran
yang jelas mengenai sifat umbi-umbian, sehingga dapat melakukan pengolahan
lanjutan, untuk pembuatan berbagai produk pangan.
Bahan yang kami gunakan yaitu; kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan talas.
Parameter utama yang kami amati disini yaitu bentuk, ukuran, berat, struktur
melintang, struktur membujur, kadar air, warna, pencoklatan, dan ekstraksi pati.
Dari seluruh prosedur kerja yang telah tersedia, ada beberapa metode kerja yang
tidak kami lakukan, seperti membandingkan warna umbi yang asli dengan buku
warna, merendam umbi dengan larutan garam 3% selam 1 jam, dan mengayak
tepung pati yang telah kering.
Kelompok kami mengamati komoditi umbi akar, yaitu kentang. Kentang
yang kami amati berbentuk oval dengan warna kulit coklat pudar dan warna
daging umbi kuning keputihan. Berat yang telah ditimbang selama 3 kali
pengulangan didapat dengan angka yang sama yaitu 222,7 gram dengan panjang
8,53 cm, lebar 7,34 cm, dan tebal 7,45 cm. Pada proses browning (pencoklatan)
pada 5 menit pertama ternyata kentang sudah mulai berubah warna, begitupun
pada menit ke 10 dan 15 namun warna coklat nya tidak terlalu banyak. Setelah
kentang tadi di parut, didapatlah berat parutan sebesar 194,9 gram. Kemudian
parutan kentang tadi di tambahkan air dan ditunggu hingga endapannya turun.
Endapan pertama didapat sebanyak 81,7 gram, endapan kedua 50,2 gram dan
endapan ketiga 38,8 gram. Jadi kadar air dihitung dengan cara mengurangi
endapan pertama dan endapan ketiga, dibagi endapan pertama dan dikali 100%
sehingga didapat 52,51%. Perlakuan terakhir yaitu mengeringkan endapan ketiga
dibawah sinar matahari agar didapat pati dari kentang tersebut, setelah kering
kemudian ditimbang an didapatlah kadar tepung kentang sebanyak 14,4 %
dengan tepung yang berwarna putih.
Yang kedua yaitu ubi kayu. Ubi yang kami amati berbentuk silinder
dengan ujung mengecil dan dengan warna kulit coklat tua serta warna daging
umbi putih. Berat yang telah ditimbang selama 3 kali pengulangan didapat
dengan angka yang sama yaitu 221,5 gram dengan panjang 20,2 cm, lebar 4,01
cm, dan tebal 3,95 cm. Pada proses browning (pencoklatan) pada 5 menit
pertama ternyata ubi kayu belum berubah warna, namun pada menit ke 10 dan 15
sudah terjadi proses pencoklatan warna. Setelah ubi kayu tadi di parut, didapatlah
berat parutan sebesar 154,1 gram. Kemudian parutan tadi di tambahkan air dan
ditunggu hingga endapannya turun. Endapan pertama didapat sebanyak 119,1
gram, endapan kedua 119,2 gram dan endapan ketiga 118,6 gram. Kadar airnya
didapat sebesar 0,42%. Kadar tepung didapat 71,12% dengan tepung yang
berwarna putih.
Yang ketiga yaitu talas. Talas yang kami amati berbentuk lonjong dengan
warna kulit coklat dan warna daging umbi putih. Berat yang telah ditimbang
selama 3 kali pengulangan didapat dengan angka yang berbeda namun setelah
dihitung berat rata-ratanya yaitu 277,2 gram dengan panjang 20 cm, lebar 5,74
cm, dan tebal 5,33 cm. Pada proses browning (pencoklatan) pada menit ke 5 dan
10 ternyata talas belum mengalami perubahan warna, tetapi pada menit ke 15
sudah terjadi proses pencoklatan pada talas tersebut. Setelah talas di parut,
didapatlah berat parutan sebesar 220,4 gram. Kemudian parutan tadi di
tambahkan air dan ditunggu hingga endapannya turun. Endapan pertama didapat
sebanyak 79,4 gram, endapan kedua 64,4 gram dan endapan ketiga 49,4 gram.
Kadar air yang didapat yaitu 37,78 %. Kadar tepung didapat sebesar 45,6%
dengan tepung berwarna putih.
Yang kempat yaitu ubi jalar. Ubi jalar yang kami amati berbentuk silinder
dengan ujung runcing dan dengan warna kulit coklat kepink-an serta warna
daging umbi oranye. Berat yang telah ditimbang selama 3 kali pengulangan
didapat dengan angka yang sama yaitu 259,0 gram dengan panjang 16 cm, lebar
8,24 cm, dan tebal 8,37 cm. Pada proses browning (pencoklatan) pada 5 menit
pertama ternyata ubi jalar belum berubah warna, namun pada menit ke 10 dan 15
sudah terjadi proses pencoklatan warna. Setelah ubi jalar di parut, didapatlah
berat parutan sebesar 223,6 gram. Kemudian parutan tadi di tambahkan air dan
ditunggu hingga endapannya turun. Endapan pertama didapat sebanyak 158,3
gram, endapan kedua 13,5 gram dan endapan ketiga 1,8 gram. Kadar air yang
didapat yaitu 98,86 %. Kadar tepung yang didapat sebesar 99,19% dengan
tepung berwarna putih.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Sifat dari umbi-umbian yang ada sebenarnya adalah sama tidak terlalu keras
namun juga tidak terlalu lembut dan sensitive terhadap oksigen yang dpaat
menyebabkan warna kecoklatan pada umbi.
2. Proses lanjutan dapat dilakukan dengan mudah dengan mengamati sifat umbi-
umbian tersebut seperti pada warna kecoklatan pada umbi akibat oksigen
dapat dihambat dengan memasukkannya kedalam air agar tidak bersentuhan
langsung dengan oksigen di udara.
DAFTAR PUSTAKA
2. Dari pengamatan terhadap hasil pati yang diperoleh, menurut anda umbi apa yang
paling epat untuk diekstarksi patinya? Mengapa?
Umbi yang palin baik untuk diekstraksikan adalah umbi kayu sebab pada umbu
kayu banyk mengandung pati.
3. Menurut anda apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya pencoklatan
pada umbi-umbian?
Untuk mengatasi terjadinya pencoklatan apa bila bahan sudah dikupas taau
dibelah langsung diolah atau dimasukkan ke dalam air atau jangan sampai terlalu
lama terkena udara bebas.