You are on page 1of 12

PENJERNIHAN AIR DARI ARANG JEPANG DAN PASIR

ZEOLIT

PENDAHULUAN
Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas
air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat
tersebut.Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media sarang dan
penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Air kotor dan tercemar merupakan
tempat berkembang biak berbagai macam bibit penyakit. Bibit penyakit yang
berkembang biak di dalam air dapat berupa bakteri, protozoa, ataupun virus.
Sebenarnya air bukanlah barang langka,tetapi memperoleh air yang layak
pakai belum tentu tersedia di berbagai tempat. Misalnya, air yang berasal dari
bekas persawahan biasanya berwarna kuning dan berbau tidak sedap,begitu pula
air di daerah rawa. Air jenis ini berbahaya untuk diminum, penggunaannya
terbatas untuk mandi dan mencuci.
Dahulu, untuk menanggulangi air yang berwarna kuning, biasanya orang
menggunakan media pasir bangunan dan ijuk. Media-media ini dimasukkan ke
bak semen atau drum, dimana pasir diletakkan di bagian atas dan ijuk di bagian
bawah. Penempatan seperti ini dimaksudkan agar pasir tidak terbawa air. Namun
metode ini hanya efektif untuk air yang kadar kotorannya ringan karena kadar
kotoran yang tinggi akan menyebabkan pengendapan dan menyumbat jalannya
air. Media yang efektif untuk menghilangkan warna kuning dan bau pada air
adalah pasir zeolit dan arang jepang. Pasir zeolit berfungsi untuk menghilangkan
kotoran dan arang jepang berfungsi untuk menghilangkan bau. Arang jepang
dapat menghilangkan bau karena arang ini bersifat sebagai karbon aktif. Karbon
aktif sangat berguna dalam berbagai industri untuk proses pemurnian cairan,
penjernihan air dan penyaringan gas-gas kotor. Media gabungan pasir zeolit dan
arang jepang ini mulai banyak digunakan dalam alat penjernih air, dan mudah
didapat serta relatif terjangkau. Dengan demikian diharapkan masyarakat daerah
ini akan dapat menikmati air yang layak sehingga jumlah penderita diare dapat
berkurang di tahun-tahun berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber Air Minum
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran
yang dinamakan siklus hidrologi. Air di lautan, sungai, sumur, danau, dan waduk
akan menguap menjadi uap air karena panas. Titik-titik uap air akan bergerombol
membentuk awan. Kandungan uap air akan terkonensasi menjadi butiranbutiran
air hujan. Selanjutnya, air hujan akan membasahi permukaan bumi dan meresasp
menjadi air tanah dan membentuk mata air, sumur, danau, ataupun mengalir
melewati sungai menuju lautan. Siklus ini akan berputar terus menerus. Aliran air
dipengaruhi juga oleh tata guna lahan di permukaan bumi. Penggunaan resapan
dan penahan air, seperti sumur resapan, waduk, dan danau yang mampu menahan
dan menampung hujan menjadi sangat bermanfaat kala musim kemarau datang.
Dengan begitu sumur resapan, waduk, dan danau menjadi sasaran utama untuk
mendapatkan air di musim kemarau. Keberadaan air dipengaruhi oleh kuantitas
dan kualitas resapan dan penampung air pada musim penghujan. Oleh karena itu
dikenal beberapa sumber-sumber air, yaitu;
Air laut
Air atmosfir
Air permukaan
Air tanah
Sumber-sumber ini tidak semuanya dapat menjadi sumber air minum
karena masing masing memiliki kadar mineral ataupun garamgaraman dan juga
kotoran dengan kadar/persentase yang tidak baik untuk kesehatan manusia.

Syarat-Syarat Air Minum


Layak tidaknya suatu air untuk diminum harus memenuhi standar tertentu.
Pada umumnya ditentukan pada beberapa standar (patokan) yang pada beberapa
Negara
berbeda-beda menirut :
1. Kondisi negara masing-masing
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
3. Perkembangan teknologi
Dengan demikian dikenal dengan beberapa standar air minum, antara lain :
American Drinking Water Standard
Britist Drinking Water Standar, agak ketat
WHO drinking Water Standard.
Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi kualitas secara fisika, kimia
dan biologi. Standar fisika menetapkan batasan tentang sifat fisik air. Standar
kimia menetapkan tentang batasan kandungan sifat dan bahan kimia yang
terkandung di dalam air yang masih diperbolehkan dan tidak berbahaya untuk
dikonsumsi. Standar biologi menetapkan ada atau tidaknya mikroorganisme
pathogen dan nonpatogen yang terkandung atau hidup di dalam air minum.

Syarat Fisik
Secara fisik air minum haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Air tidak boleh berwarna
Air tak boleh berasa
Air tak boleh berbau
Suhu air hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 25 oC )
Air harus jernih .
Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum
dimana dilakukan penyaringan dalam pengolahannya. Kadar (bilangan) yang
disyaratkan dan tidak boleh dilampaui ditunjukkan pada tabel 1:
Tabel 1. Batasan kadar (bilangan) untuk Kekeruhan dan Warna
Syarat-sayarat kimia
Air minum tidak boleh mengadnung racun, zat-zat mineral atau zat-zat
kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. Batasan
kimia air minum yang layak meliputi derajat keasaman, tingkat kesadahan, dan
kandungan bahan kimia organik maupun anorganik.

Derajat keasaman (pH)


Air yang baik adalah air yang bersifat netral (pH=7). Menurut
PERMENKES RI 1990, batas pH minimum dan maksimum air layak minum
berkisar 6,9–9,0. Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5.

Kandungan bahan kimia organik


Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah
yang tidak melebih batas tertentu karena tubuh pada dasarnya membutuhkannya.
Namun apabila jumlah bahan kimia organik tersebut melebih batas ambang dapat
terurai menjadi racun berbahaya. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4,
H2S, SO-42-, dan NO3-.

Kandungan bahan kimia anorganik


Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak jumlah
yang telah tertentu. Bahan-bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik
antara lain garam dan ionion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb,Hg, Zn).

Tingkat kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan
valensi dua, seperti Ca2+, Mg2+, Sr2+, dan Fe2+. Secara umum kation yang
sering menyebabkan air sadah adalah Ca2+ dan Mg2+. Kation ini dapat
membentuk kerak apabila bereaksi dengan air sabun. Sebenarnya, tidak ada
pengaruh derajat kesadahan bagi kesehatan tubuh. Namun, kesadahan air dapat
menyebabkan sabun atau deterjen tidak bekerja dengan baik (tidak berbusa).

Syarat-syarat Biologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteribakteri penyakit (pathogen)
sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi
batas–batas yang telah ditentukan yaitu : 1 Coli/100ml air. Bakteri golongan Coli
ini berasal dari usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada
dalam air antara lain :
Bakteri typsum
Vibrio colerrae
Enta mowba hystoletica
Bakteri enteritis (penyakit perut)
Air yang mengandung golongan coli dianggap telah berkontaminasi
(berhubungan) dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemerikasaan
bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri
pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan coli.(Sutrisno, 1991).

Arang Jepang/Arang Batok


Arang batok adalah arang yang berasal dari tempurung kelapa. Tempurung
dibakar sampai menjadi arang. Kalau tidak ada tempurung kelapa, arang yang
berasal dari pembakaran kayu juga bisa dipakai. Selain menyerap bahan-bahan
kimia pencemar air, arang batok berbentuk butiran juga bisa menahan benda-
benda padat yang mengotori air. Namun fungsinya tetap untuk mengurangi warna
dan bau air kotor.
Ada dua bentuk arang batok yang bisa dipakai. Pertama butiran
berdiameter 0,1 mm. Kedua berbentuk bubuk berukuran 200 mesh. Masingmasing
bentuk memiliki kelemahan. Karena berfungsi sebagai penyerap mikroorganisme
dan bahan-bahan kimia yang terkandung dalam air kotor, maka setelah beberapa
waktu arang ini tidak efektif lagi. Ciri ketidakefektifannya adalah bila air yang
tersaring sudah tidak jernih lagi. Bila hal ini terjadi maka arang batok tersebut
perlu dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air bersih atau bahkan
mengganti dengan yang baru. Untuk penjernih air arang batok dimasukkan
kedalam bak dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Sebelum diisi arang batok,
didasar bak diletakkan pipa bambu yang kulit luarnya sudah dikupas, sehingga
tampak bagian dalamnya. Air kotor dimasukkan kedalam bak melalui pipa bambu.
Air kotor ini akan keluar dalam bak berisi bak arang batok melalui pori-pori kayu.
Setelah disaring lagi oleh arang batok, maka akan diperoleh air bersih. Kadar
bahan organik, kekeruhan warna dan bau air kotor sudah jauh berkurang (Onni
Untung, 1995).

Pasir Zeolit
Zeolit adalah padatan kristal 3 dimensi yang berpori mikro dengan struktur
yang mengandung aluminium, silikon dan oksigen dalam bentuk kerangka
tertentu dan dalam porinya terdapat kation dan air. Zeolit mempunyai void space
(celah atau saluran) yang dapat membawa molekul kation, air dan lainnya.
Menurut Suhala dan M.Arifin (1997) dalam Widiasmoro (2000) bahwa
zeolit merupakan senyawa alumino-silikat terhidrasi dengan unsur utama kation
alkali dan alkali tanah, mempunyai pori-pori yang dapat diisi oleh molekul air
yang mudah lepas dan menguap pada suhu di atas 100oC. Ion Na+ dan K+
merupakan kation yang dapat dipertukarkan. Pori-pori yang telah kosong tersebut
memberi kesempatan menyerap molekul-molekul yang mempunyai garis tengah
lebih kecil dari zeolit. Zeolit yang mempunyai fungsi utama sebagai bahan
penyerap (absorbsi), katalis, dan bahan penukar ion dapat digunakan diberbagai
bidang kegiatan seperti bidang penanganan pencemaran air dan udara,
pertambangan, perikanan, peternakan, dan industri, bahkan dapat digunakan untuk
penyerap dan pelepas kembali energi matahari untuk berbagai keperluan
(Widiasmoro,2000), termasuk untuk pengolahan/pembersihan air yang
mengandung besi dan mangan.
Besi dan mangan terdapat dalam air tanah dalam bentuk terlarut
(dissolved) yaitu dalam bentuk divalen Fe(II) dan Mn(II). Kondisi ini terjadi
terutama pada kondisi air yang kaya akan CO2 terlarut dan pH yang rendah.
Penambahan oksigen ke dalam air tanah yang mengandung besi dan mangan,
misalnya dengan proses aerasi (Degremont, 1979 ;Hofkes, 1983 ; Droste, 1997)
akan menyebabkan proses oksidasi yang mengubah Fe(II) dan Mn(II) yang
terlarut menjadi Fe(III) dan Mn(IV) yang tak terlarut. Proses pembuangan Fe(III)
dan Mn(IV) yang tak terlarut dapat dilakukan dengan proses koagulasi,
sedimentasi, dan filtrasi (Droste, 1997).
Zeolit atau yang sering disebut pula sebagai batu hijau karena mengandung
mineral
alam yang berwarna kehijauan atau sering dikenal sebagai glauconite, dapat
digunakan untuk membuang Fe dan Mn dari dalam air. Zeolit ini mempunyai
komposisi (K, Na, Ca)1,2-2- (Fe3+, Al, Fe, Mg)4Si7-7,6Al1-1,4O2(OH).nH2O.
Besi dan mangan dapat dibuang dari dalam air dengan media zeolit yang
telah dilapisi potasium permanganat (KmnO4). Mekanisme pembuangan besi dan
mangan dengan cara demikian berlangsung melalui kombinasi proses penyerapan
dan oksidasi, dimana potasium permanganat yang telah terserap di dalam ruang
pori zeolit berfungsi sebagai katalisator proses oksidasi bagi Fe(II) dan Mn(II)
yang kemudian terserap di dalam zeolit (Droste, 1997). Dalam proses oksidasi
dengan bahan-bahan kimia oksidator, biasanya dilakukan pada awal proses
pengolahan
(Glaze, 1990 dalam Droste, 1997).

METODOLOGI
Untuk terlaksananya kegiatan ini maka metode pelaksanaan kegiatan ini sebagai
berikut :

1. Melakukan survey lapangan ke daerah Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai


Kab.
Pesisir Selatan. Dalam survey ini dilakukan peninjauan terhadap keadaan wilayah
Lumpo , kehidupan masyarakat ( pekerjaan, penghasilan, dan kondisi airnya ),
potensi alamnya dan kemudian dilakukan wawancara dengan masyarakat .Dari
hasil survey permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Lumpo, sulitnya
memperoleh air yang layak minum .

2. Penyuluhan
Memberikan penyuluhan tentang persyaratan air yang dapat dimInum dan
material yang akan digunakan untuk pembuatan alat penjernihan air serta bentuk
dan ukuran yang akan di buat serta cara-cara pembuatannya.

3. Demonstrasi pengenalan bermacam peralatan dan bahan yang digunakan dalam


pembuatan alat penjernih air, seperti ; gergaji, meteran, ember. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah pipa paralon sebagai bahan untuk saluran, arang
jepang/arang batok dan pasir zeolit sebagai media penyaring atau pembersih air.

4. Pembuatan alat penjernih air


Pembuatan penjernihan air ini di awali dengan proses persiapan bahan dan
peralatan yang akan digunakan kemudian dilanjutkan pembuatannya.
Bahan dan Peralatan yang digunakan
1. Semen 9. Tangki
2. Pasir 10. Gergaji besi
3. Batu Bata 11. Paralon
4. Kerikil 12. Semen
5. Cincin Ø100 cm 13. Kabel listrik
6. Batu kali 14. Dap
7. Keranjang 15. Arang jepang
8. Cangkul 16. Pasir zeolit

Metode Pembuatannya :
A. Membuat Lubang Keluar Masuk Media
- Siapkan paralon PVC 6 inci ukuran 110 cm
- Buat pola lubang pemasukan media sebesar 4 inci pada badan paralon bagian
atas. Gunakan Co PVC 4 inci sebagai pola, tandai dengan spidol. Jarak pola
lubang bagian ujung atas paralon 15 cm.
- Buat pola lubang pengeluaran media sebesar 2 inci pada badan paralon bagian
bawah.
- Lubangi kedua pola lubang tersebut dengan bor.

B. Membuat Lubang Keluar Masuk Air


- Buat pola lubang pemasukan air sebesar ¾ inci pada badan paralon bagian atas
- Buat lubang serupa untuk pengeluaran air pada badan paralon bagian bawah.
Jarak
dan ukurannya sama.
- Lubangi kedua pola lubang tersebut dengan bor.

C. Membuat Saluran Keluar - Masuk Air


- Siapkan paralon PVC /4 inci ukuran 10 cm.
- Buat celah pada bagian depan paralon dengan menggergaji paralon secara
horizontal, panjangnya 1 cm dengan jarak antar celah 1,5 cm.
- Lakukan pengergajian serupa pada bagian belakang paralon dengan arah dan
jarak
yang sama, tetapi letaknya di antara dua celah bagian depan.

D. Mengelem Bahan
1. Mengelem lubang keluar masuk media
- Siapkan CO PVC 4 inci
- Oleskan lem PVC pada bagian dalam lubang pemasukan media.
- Masukan CO tersebut kelubangnya.
- Lakukan hal yang sama pada CO PVC 2 inci, masukkan ke lubang pengeluaran
media
2. Mengelem lubang keluar masuk air
- Siapkan paralon bercelah lalu bersihkan dengan lap kering.
- Oleskan lem PVC pada salah satu ujung paralon bercelah tersebut.
- Siapkan dop PVC ¾ inci , lalu bersihkan
- Masukkan ujung paralon tersebut ke dop PVC ¾ inci sambil ditekan
- Siapkan Floksok drat dalam, lalu bersihkan
- Oleskan lem PVC pada ujung paralon lainnya.
- Masukkan ujung paralon tersebut ke floksok drat dalam sambil ditekan.
- Siapakn floksok darat luar, balut dengan siltif
- Masukkan floksok tersebut ke bagian luar lubang lur lubang keluar masuk air

3. Mengelem tutup badan alat penjernih


- Bersihkan salah satu ujung paralon 6 inci
- Oleskan lem PVC pada ujung paralon
- Siapkan drop PVC 6 inci , lalu bersihkan
- Masukkan Dop keujung paralon tersebut sambil ditekan
- Lakukan penebalan lem

4. Menyambung floksok kuningan


- Siapkan floksok drat dalam ¾ inci, lalu bersihkan
- Siapkan floksok kuningan kombinasi drat luar dan gerigi
- Balut drat luar floksok kuningan tersebut dengan siltif
- Sambungkan sambungan tadi

5. Cara Mengisi Media


- Cuci pasir zeolit hingga bersih
- Siapkan pair zeolit dan arang jepang
- Buka saluran pemasukan dan pengeluaran media
- Masukkan pasir zeolit melalui lubang pengeluaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat


kesehatan masyarakat tersebut. Selain bermanfaat bagi manusia, air juga
merupakan media sarang dan penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Air
kotor dan tercemar merupakan tempat berkembang biak berbagai macam bibit
penyakit. Kegiatan yang dilaksanakan di Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai
Kab. Pesisir Selatan memperoleh hasil sebagai berikut :

o Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pasir zeolit dan arang jepang


sebagai bahan penjernih air. Media yang efektif untuk menghilangkan warna
kuning dan bau pada air adalah pasir zeolit dan arang jepang. Pasir zeolit
berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan arang jepang berfungsi untuk
menghilangkan bau. Arang jepang dapat menghilangkan bau karena arang ini
bersifat sebagai karbon aktif. Karbon aktif sangat berguna dalam berbagai industri
untuk proses pemurnian cairan, penjernihan air dan penyaringan gas-gas kotor.
Media gabungan pasir zeolit dan arang jepang ini mulai banyak digunakan dalam
alat penjernih air, dan mudah didapat serta relatif terjangkau.
o Masyarakat Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai Kab. Pesisir Selatan ini telah
termotivasi untuk menambah pengetahuan mereka mengenai bahan pasir zeolit
dan
arang jepang sebagai bahan penjernih air.

o Masyarakat Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai Kab. Pesisir Selatan ini telah
mengerti dan termotivasi untuk menambah pengetahuan mereka mengenai bahan
pasir zeolit dan arang jepang sebagai bahan penjernih air.

Kesimpulan

1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan pada daerah


Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai Kab. Pesisir Selatan ini telah terlaksana
dengan baik. Tujuan dari kegiatan ini telah tercapai dimana masyarakat daerah
ini sudah mengetahui manfaat dari pasir zeolit dan arang jepang sebagai bahan
penjernih air.
2. Serta masyarakat daerah Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai Kab. Pesisir
Selatan sudah termotivasi untuk menambah pengetahuan mereka mengenai
bahan pasir zeolit dan arang jepang sebagai bahan penjernih air. Hal ini terlihat
pada saat diberikannya tanya jawab dimana mereka sangat antusias dalam
bertanya dan menunjukkan keingintahuan yang besar.

You might also like