You are on page 1of 15

Laporan Bengkel

PERANCANGAN DAN PABRIKASI


“RANGKAIAN MULTIVIBRATOR”

SATRIANI
32216040
IB TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2016/2017
MULTIVIBRATOR(IC PEWAKTU)

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit
clock
2. Membedakan rangkaian multivibrator astable dan monostable
3. Membuat simulasi rangkaian multivibrator astable dari IC 555
4. Membuat simulasi rangkaian multivibrator monostable dari IC 74121
5. Membuat rangkaian multivibrator astable dari IC 555 pada PCB
6. Membuat rangkain multivibrator monostable dari IC 74121 pada PCB

II. ALAT DAN BAHAN


1. Software proteus, EWB, PCB desaigner, atau program sejenis lainnya.
2. PCB
3. Resistor 10KΩ 2 buah
Resistor 20KΩ 1 buah
IC 555 1 buah
IC 74121 1 buah
Kapasitor 100pF 1 buah
Kapasitor 10µF 1 buah
4. Osiloskop
5. Function Generator
6. Multimeter
7. Solder
8. Timah
9. Kabel
10. Setrika

III. DASAR TEORI


Dalam sitem digital , pewaktuan adalah hal yang sangat diperhatian.
Multivibrtaor adalah rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal kontinyu yang
digunakan sebagai pewaktu dari rangkaian-rangkaian digital sekuensial.
Dengan input clock yang dihasilkan oleh sebuah multivibrator , rangkain
seperti counter, shift register maupun memory dapat menjalankan fungsinya
dengan benar.
Berdasarkan bentuk sinyal yang dihasilkan , ada 3 macam multivibrator:
1. Multibrator bistable : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external
source) pada salah satu dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator
ini adalah statenya tetap bertahan pada nilai tertentu , sampai ada tringger
kembali yang mengubah ke nilai yang berlawanan. SR Flip-flop adalah
contoh multivibrator bistable.
2. Multivibrator astable : adalah oscillator free running yang bergerak di duan
level digital pada frekuensi tertentu dan duty eycle tertentu.
3. Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot,
menghasilkan pulsa output tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat
mendapat tringger dari luar.

3.1 Multivibrator Astable


Sebuah multivibrator astable sederhana (atau free-running oscillator)
dapat dibuat dari inverter Schmitt trigger 74HC14 dan rangkaian RC
seperti gambar 2.1

Gambar 2.1 Multivibrator Astable Schmitt Tringger

Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian pada gambar


2.1 ditunjukkan pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Bentuk gelombang dari rangkaian Oscillator gambar 2.2

Nilai dari 𝑡𝐻𝐼 dan 𝑡𝐿𝑂 dapat dicari persamaan :


1
𝑡𝐻𝐼 =RCln( )……………………………………………………… (1)
1−∆𝑣⁄𝐸

Dimana ∆𝑣=𝑉𝑇+ − 𝑉𝑇− 𝑑𝑎𝑛 𝐸 = 𝑉𝑂𝐻 − 𝑉𝑇−


Dan
1
𝑡𝐿𝑂 = 𝑅𝐶𝑙𝑛 ( ∆𝑣 )… ………………………………………………… (2)
1− ⁄𝐸

Dimana ∆𝑣 = 𝑉𝑇+ − 𝑉𝑇− 𝑑𝑎𝑛 𝐸 = 𝑉𝑇− − 𝑉𝑂𝐿


Duty Cycle adalah rasio perbandingan antara panjang gelombang kotak
pada nilai HIGH terhadap periode totalnya, dimana:

𝑡𝐻𝐼
𝐷= × 100% …………………………………………………… (3)
𝑡𝐻𝐼 +𝑡𝐿𝑂

Sedangkan frekuensi yang dihasilkan oleh multivibrator astable tersebut


adalah
1
𝑓= ……………………………………………………………… (4)
𝑡𝐻𝐼 +𝑡𝐿𝑂
IC 555 sebagai Multivibrator Astable
Multivibrator Astable dapat dibuat dari IC timer multiguna 555.
Dinamakan 555 karena di dalam chip IC-nya terdapat tiga buah resistor
yang masing-masing bernilai 5 KΩ terpasang dari 𝑉𝐶𝐶 hingga Ground.
Fungsi dari ketiga resistor ini adalah sebagaipembagi tegangan.
Apabila IC 555 tersebut digunakan sebagai multivibrator astable, maka
rangkaian yang dibuat adalah seperti gambar 2.3.

Gambar 2.3 IC 555 sebagai Multivibrator Astable

Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh IC 555 sebagai


Multivibrator Astable adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian gambar 2.3.
Dimana :

1
𝑡𝑤 = 𝑅𝐶𝑙𝑛 ( )
∆𝑣
1−
𝐸

1
𝑡𝐿𝑂 = 𝑅𝐵𝑙𝑛 ( 1⁄ 𝑉𝐶𝐶)atau 𝑡𝐿𝑂 = 0693𝑅𝐵 𝐶 ……………………… (5)
1−2 3
⁄3𝑉𝐶𝐶

Sedangkan :

1
𝑡𝐻𝐼 = (𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 )𝐶𝑙𝑛 ( ) atau 𝑡𝐻𝐼 = 0693(𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 )𝐶 …… (6)
1⁄ 𝑉𝐶𝐶
1−2 3
⁄3𝑉𝐶𝐶

Setelah 𝑡𝐻𝐼 dan 𝑡𝐿𝑂 didapatkan, maka nilai dari Duty Cycle dan
frekuensinya dapat dicari dari persamaan (3) dan (4)

3.2 Multivibrator Monostable


Pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state
stabil, dimana ini terjadi jika clock berada pada negative edge trigger
(tergantung jenis Ic-nya). Saat mendapat trigger, Q menjadi LOW pada
panjang t tertentu (𝑡𝑤 ), selanjutnya berubah ke nilai sebaliknya (HIGH),
hingga bertemu lagi dengan negative edge trigger berikutnya dari clock.
Salah satu IC Multivibrator monostable adalah 74121. Blok diagram dasar
dari 74121 seperti ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Blok Diagram IC 74121 Multivibrator Monostable

Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian gambar 2.5


adalah seperti ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Bentuk gelombang yan dihasilkan dari Multivibrator


Monostable 74121.
Sesuai dengan gambar bentuk gelombang diatas nilai 𝑡𝑤 (yaitu peregangan
pulsa keluaran Multivibrator Monostable) adalah :
𝑡𝑤 =𝑅𝑒𝑥𝑡 𝐶𝑒𝑥𝑡 (0,693) …………………………………………………… (7)
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1) Apa perbedaan multivibrator astable dan monostable?
2) Tuliskam cara menentukan nilai penguatan untuk penguat membalik
dan tak membalik!
JAWABAN TUGAS PENDAHULUAN
1) Perbedaan antara Multivibrator astable dan monostable
 Multivibrator Astable : merupakan suatu rangkaian yang bagian
outputnya tidak bisa stabil pada satu keadaan atau level, akan tetapi
berubah-ubah secara terus-menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang-
ulang. Keadaan tidak stabil ini sering disebut sebagai keadaan quasi stabil
atau semi stabil (keadaan fase running). Jadi multivibrator Astable
adalah suatu rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak
memiliki keadaan yang stabil dan selalu berguling dari satu kondisi ke
kondisi yang lain atau bisa disebut (free running).

 Multivibrator Monostable : merupakan suatu rangkaian yang mempunyai


satu kondisi stabil dan satu kondisi tidak stabil (quasi stabil) kalau
rangkaian monostable dipicu atau trigger oleh pulsa dari luar. Kalau nilai
output =0 saat kondisi stabil ,kemudian outputnya menjadi 1 saat kondisi
tidak stabil (quasi stabil) untuk lama waktu tertentu dan kembali lagi ke
kondisi stabil. Yang menentukan lamanya keadaan quasi stabil berlangsung
adalah nilai komponen pewaktu (timing) R dan C yang ada pada rangkaian.
Pada operasi ini pengatur waktu berfungsi sebagai satu tingkat keluaran
(one-shoot). Jadi di sebut sebagai Multivibrator Monostable apabila
satu tingkat keluaran tegangannya adalah stabil sedangkan tingkat
tegangan keluaran yang lain adalah quasi stabil.

2) Cara menentukan nilai penguatan untuk penguatan membalik dan


tak membalik
 Penguatan Membalik : akan menguatkan tegangan pada masukan serta
membalik hasil penguatan tersebut, jadi keluarannya akan selalu memiliki
polaritas yang berlawanan dengan sinyal masukkannya. Penguatan
tegangan dapat ditentukan denga rumus:
𝑹𝒇
𝑨𝒗 =
𝑹𝒊
Tegangan keluaran diperoleh dengan jalan mengalikan tegangan masukan
yang diketahui dengan factor penguatan, atau
𝑹𝒇
𝑽𝒐𝒖𝒕 = − 𝑽𝒊𝒏
𝑹𝒊

 Penguatan Tak Membalik : merupakan penguat sinyal dengan


karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama
dengan sinyal input. Besarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat
tak membalik dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai
berikut:
𝑹𝒇
Av=( ) + 𝟏
𝑹𝒊

Untuk memperoleh tegangan output dapat dicari dengan mengalikan


tegangan masukan yang diketahui dengan factor penguatan atau
𝑹𝒇
𝑨𝒗 = ( + 𝟏) 𝑽𝒊𝒏
𝑹𝒊

V. LANGKAH PERCOBAAN

V.1 Multivibrator Astable


a) Simulasi
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 2.3 dengan menggunakan program
ISIS 7 profesional, simlink atau program simulasi lainnya.
2. Pilih menu library → Pick Device/Simbol
Pilih komponen yang diperlukan untuk rangkaian multivibrator astable.
3. Rangkailah rangakian multivibrator Astable seperti gambar 2.3

4. Berikan nilai 𝑅𝐴 = 4,7 𝐾Ω , 𝑅𝐵 = 10 𝐾Ω dan 𝐶 = 560 𝑝𝐹.


5. Amatilah bentuk gelombang yang terjadi.
6. Berapa nilai 𝑡𝐻𝐼 dan 𝑡𝐿𝑂 yang ditunjukkan pada Virtual Oscilloscope ?
7. Dari hasil 𝑡𝐻𝐼 dan 𝑡𝐿𝑂 diatas, berapa duty cycle dan frekuensi yang
dihasilkan ?
8. Bandingkan hasil yang didapat di virtual oscilloscope dengan
perhitungan menggunakan persamaan-persamaan di atas.
9. Ulangi langkah 2-6 untuk nilai 𝑅𝐴 dan 𝑅𝐵 yang bervariasi

b) Perancangan
1. Rancanglah layout rangkaian menggunakan Ares 7 profesional, PCB
desaigner atau program sejenis lainnya.
2. Pindakan hasil gambar lay out rangkaian ke PCB.
3. Lakukan pemrosesan PCB rangkaian selanjutnya dengan merendam
PCB pada larutan HCL dan 𝐻2 𝑂2. Bila lapisan yangtidak diperlukan
telah larut, angkat PCB kemudian cuci sampai bersih dan keringkan.
4. Lubangi bagian-bagian yang akan dipakai untuk komponen, terminal
input dan output. Gunakan mata bor 0,8 mm untuk melubangi PCB. Bor
dengan kedudukan bor tegak lurus terhadap PCB.
c) Perakitan
1. Persiapkan bahan, peralatan, dan gambar yang diperlukan.
2. Melapis permukaan (jalur tembaga) dengan timah (mempertin).
Usahakan agar seluruh permukaan rata (tidak terjadi bagian-bagian yang
tebal pada jalur-jalur tertentu).
3. Rakitlah komponen-komponen dan soket IC yang akan digunakan
sesuai dengan tempatnya.
4. Solderlah komponen hingga benar-benar menempel pada PCB dengan
baik.
5. Berilah timah secukupnya, jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit.

d) Pengetesan
1. Beri tegangan VCC sebesar 4-12 volt, periksa IC apakah bodynya
panas. Bila panas, berarti ada rangkaian yang short circuit (hubung
singkat). Periksa kembali rangkaian.
2. Dengan menggunakan osiloskop, tampilkan sinyal keluaran dari
kapasitor pada channel 1 dan sinyal keluaran multivibrator pada channel
2.
3. Berapa nilai 𝑡𝐻𝐼 dan 𝑡𝐿𝑂 yang ditujukkan pada Oscilloscope?
4. Ukur frekuensi yang dihasilkan denga menggunakan frekuensi counter?
5. Bandingkan hasil pada virtual oscilloscope dengan hasil pengukuran
yang diperoleh.
6. Simpulkan hasil percobaan saudara!

V.2 Multivibrator Monostable


a) Simulasi
1. Buatlah rangkain seperti pada gambar 2.5 dengan menggunakan
program Isis7 profesional , EWB, Simulink atau program simulasi
lainnya.
2. Berikan nilai 1000 pf untuk 𝐶𝑇 dan kurang lebih 20 KΩ untuk 𝑅𝑇 .
3. Berikan pulsa TTL dari Function Generator dengan frekuensi 20 kHz
pada IN (A1).
Gambar 3.1 Rangkaian Multivibrator Monostable menggunakan IC 7412

4. Atur V/div oscilloscope pada range 1 V/div dan Time/div pada 1µs.
Hubungkan (Q) OUT dari IC 74121 ke Virtual Oscilloscope.
5. Amati bentuk gelombang output pada Q menggunakan bentuk Channel
2, sedangkan Channel 1 digunakan untuk mengamati bentuk gelombang
input yang berasal dari Virtual Function Generator.
6. Berdasarkan tampilan pada Osciloscope , ukur peregangan pulsa (𝑡𝑤 )
dan bandingkan hasilnya dengan perhitungan menggunakan persamaan
di atas. Berapa persen kesalahan pengukuran dibandingkan dengan
perhitungan?

b) Perancangan
1. Rancanglah lay out rangkaian menggunak Ares 7 proffesional, PCB
desaigner atau program sejenis lainnya.
2. Pindakan hasil gambar lay out rangkaian ke PCB.
3. Lakukan pemrosesan PCB rangkaian selanjutnya dengan merendam
PCB pada larutan HCL dan 𝐻2 𝑂2 . Bila lapisan yang tidak diperlukan
telah larut, angkat PCB kemudian cuci sampai bersih dan keringkan.
4. Lubangi bagian-bagian yang akan dipakai untuk komponen, terminal
input dan output. Gunakan mata bor 0,8 mm untuk melubangi PCB. Bor
dengan kedudukan bor tegak lurus terhadap PCB.
c) Perakitan
1. Persiapkan bahan , peralatan , dan gambar yang diperlukan.
2. Melapis permukaan (jalur tembaga) dengan timah (mempertin).
Usahakan agar seluruh permukaan rata (tidak terjadi bagian-bagian
yang tebal pada jalur-jalur tertentu).
3. Rakit komponen-komponen dari socket IC yang akan digunakan sesuai
dengan tempatnya.
4. Solderlah komponen hingga benar-benar menempel pada PCB dengan
baik.
5. Berilah timah secukupnya, jangan terlalu banyak ataupun terlalu
sedikit.

d) Pengetesan
1. Beri tegangan VCC sebesar 4-12 volt, periksa IC apakah bodynya
panas. Bila panas, berarti ada rangkaian yang short circuit (hubung
singkat). Periksa kembali rangkaian.
2. Lakukan pengukuran dengan menggunakan osiloskop. Atur V/div
oscilloscope pada range 1 V/div dan Time/div pada 1 µs. Hubungkan
(Q) OUT dari IC 74121 ke Oscilloscope.
3. Amati bentuk gelombang output pada Q menggunakan bentuk
Channel 2, sedangkan Channel 1 digunakan untuk mengamati bentuk
gelombang input yang berasal dari Virtual Function Generator.
4. Berdasarkan tampilan pada Oscilloscope , ukur peregangan pulsa
(𝑡𝑤 ). Bandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil simulasi.
5. Simpulkan hasil percobaan saudara!.
VI. ANALISA DAN KESIMPULAN
 ANALISA RANGAKAIN ASTABLE IC 555
Pada rangkain Astable ada dua buah resistor 𝑅1 dan 𝑅2 serta dua buah
kapasitor yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar
memicu dirinya sendiri berulang-ulang sehingga rangkain ini dapat
menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply
rangkain ini dihidupkan , kapasitor C mulai terisi melalui resistor 𝑅1 dan
𝑅2 sampai tegangan 2/3VCC. Pada saat tegangan ini tercapai dapat
dimengerti komprator A dari IC 555 nulai bekerja mereset flip-flop dan
seterusnya

 Kesimpulan
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah
piranti aktif dengan keluaran yang saling berhubungan dengan
masukan yang lain. Pada dasarnya ada 3 jenis dari multivibrator,
yaitu:
1. Astable Multivibrator
Astable multivibrator atau disebut freerunning multivibrator adalah
mutivibrator yang tidak mempunyai stable state yang permanen.
Setiap transistor secara bergantian saturated dan cut off.

2. Monostable Multivibrator
Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot,
menghasilkan pulsa output tunggal pada waktu pengamatan tertentu
saat mendapat trigger dari luar.

You might also like