You are on page 1of 16

DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM PROTEKSI DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 12

DANIEL SETIAWAN LIMBONG 5153131004


RICO FAUL YOHANNES SINAGA 5153131026
ROY KARLI L. OMPUSUNGGU 5153131029
SILVI HARYANI MENDROFA 5153131030

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Tugas Persentase
Distribusi Tenaga Listrik ini tepat pada waktunya yang berorientasi pada Sistem Proteksi
Distribusi Tenaga Listrik.
Diharapkan Tugas Persentase Distribusi Tenaga Listrik ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Sistem Proteksi Distribusi Tenaga Listrik Saya menyadari
bahwa Tugas Persentase ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Tugas
Persentase Distribusi Tenaga Listrik ini
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Tugas Persentase Distribusi Tenaga Listrik ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Pendahuluan ................................................................................................................ 2
2.2 Macam-Macam Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik ............................................. 3
2.3 Gangguan Hubung Singkat pada Jaringan Distribusi ................................................. 3
2.4 Sistem Proteksi Jaringan Distribusi ............................................................................ 4
1. Fuse Cut Out (FCO) ................................................................................................ 6
2. Relai ......................................................................................................................... 6
3. PBO ( Pemutus Balik Otomatis) .............................................................................. 9
4. Arrester .................................................................................................................. 10
5. SSO (Saklar Seksi Otomatis) ................................................................................. 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proteksi Distribusi tenaga listrik sangat penting dalam proses penyaluran daya
dari satu tempat ke tempat yang lain. Ini dikarenakan prinsip dalam Distribusi tenaga
listrik yang baik salah satunya adalah aman selain andal dan ekonomis. Proteksi tenaga l
istrik merupakan bagian yang menjamin bahwa dalam Distribusi tenaga lisrik dapat
dikatakan aman. Dapat dikatakan aman karena dalam Distribusi tenaga listrik akan
diberikan suatu alat yang berfungsi untuk mengamankan Distribusi dari gangguan
bahkan mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh pemindahan daya
listrik dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Proteksi Distribusi tenaga listrik sangat diperlukan dalam Distribusi tenaga


listrik. Dengan proteksi yang bagus, maka Distribusi tidak akan rusak ketika ada sebuah
gangguan yang bersifat sementara. Jika proteksi Distribusi tenaga listrik baik, maka nilai
ekonomis dapat diperoleh karena jika dalam suatu Distribusi terjadi gangguan, maka
kerusakan peralatan tidak dapat menyebar keperalatan yang lain dikarenakan ada sebuah
proteksi Distribusi. Nilai ekonomis dan aman dapat dipadukan menjadi nilai andal. Andal
yang dimaksud disini adalah tidak membahayakan manusia yang berada disekitar
Distribusi tenaga listrik sehingga manusia yang berada disekitar Distribusi ini tidak
mengalami gangguan kesehatan maupun gangguan material.

Pembuatan karya tulis ini berdasarkan tugas mata kuliah yaitu Distribusi Tenaga
Listrik. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut.
1.2 Rumusan masalah
Dalam karya tulis ini saya akan membahas beberapa permasalasahan. Diantaranya
adalah :
1. Apakah Pengertian Proteksi Distribusi Tenaga Listrik?
2. Apa saja yang gangguan yang terjadi pada Distribusi Tenaga Listrik?
3. Bagaimana proteksi Distribusi tenaga listrik itu bekerja?
4. Dimanakah proteksi Distribusi tenaga listrik diterapkan?

1|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan

Proteksi Sistem Tenaga Listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada
Peralatan peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator,
jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi
abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.

Dengan kata lain sistem proteksi itu bermanfaat untuk :


1. menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat
gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat
proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada
kemungkinan kerusakan alat.
2. cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen
dan juga mutu listrik yang baik.
4. mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu
lokasi merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara
efektif. Jika terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya
gangguan tersebut diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit Breaker yang
tepat untuk mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari
jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan-
gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang dioperasikan untuk
mengisolir gangguan tersebut secara manual.

2|Page
2.2 Macam-Macam Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

a. Gangguan beban lebih


Sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung
dapat merusak peralatan.
b. Gangguan hubung singkat
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase
ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen

Gangg. Permanen :
- Hubung singkat pada Kabel,belitan trafo, generator.(tembusnya isolasi)

Gangg. Temporer :
- Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin Pada
SUTM

Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara :


- Termis (tergantung besar dan lama arus gangguan)
- Mekanis (terjadi gaya tarik menarik/tolak-menolak)
c. Gangguan Tegangan Lebih.
Tegangan lebih dibedakan atas :
- Tegangan lebih dengan power frekwensi (mis : pembangkit kehilangan beban,
overspeed pada generator,
- Tegangan lebih Transient :
(mis : Surja petir atau surja hubung )

2.3 Gangguan Hubung Singkat pada Jaringan Distribusi

1. GANGGUAN 3 FASA:
bisa terjadi pada fasa R , S dan T terhubung singkat
2. GANGGUAN 2 FASA :
bisa terjadi antara fasa R & S, fasa T & S atau R & T terhubung singkat
3. GANGGUAN 2 FASA-KETANAH :
bisa terjadi antara fasa R& S ketanah fasa T & S ketanah atau fasa R & T ketanah

3|Page
Koordinasi Sistem Proteksi

Gambar 2. Koordinasi Sistem Proteksi


Keterangan :
1. Differensial Relay : Pengaman Utama Trafo.
2. Over Current Relay Trafo sisi 150 kV : Pengaman Cadangan Lokal Trafo,
Pengaman Cadangan Jauh Bus B.
3. OCR dan GFR trafo sisi 20 kV : Pengaman Utama Bus B1, Pengaman Cadangan
Jauh saluran BC.
4. OCR dan GFR di B2 : Pengaman Utama Saluran BC, Pengaman Cadangan Jauh
saluran CD.
5. OCR dan GFR di C : Pengaman Utama saluran CD pengaman Cadangan Jauh seksi
berikutnya.

2.4 Sistem Proteksi Jaringan Distribusi

Dalam penyaluran energi listrik yang sangaat jauh dari pembangkit tenaga listrik
terdapat jaringan transmisi dan distribusi yang rentan akan terkena gangguan yang
bersifat permanen atau sementara. Jaringan distribusi merupakan jaringan yang
berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke gardu induk lain maupun
dari gardu induk ke pelanggan/beban.
Jaringan distribusi terdiri dari transformator distribusi, kawat jaringan, serta
memiliki proteksi-proteksi.

4|Page
Gambar 3. 1. Sistem proteksi dan komponen pada saluran distribusi sekunder Sumber:
Suhadi (2008:26)

Ada tiga fungsi proteksi, yaitu untuk:


1. Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya.
2. Menjaga keselamatan umum akibat gangguan listrik.
3. Meningkatkan kelangsungan atau kontinyuitas pelayanan kepada pelanggan.

Sedangkan proteksi yang baik harus mampu:

1. Melakukan koordinasi dengan sistem TT (GI/transmisi/pembangkit).


2. Mengamankan peralatan dari kerusakan dan gangguan.
3. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
4. Secepatnya dapat membebaskan pemadaman karena gangguan.
5. Membatasi daerah yang mengalami pemadaman.
6. Mengurangi frekuensi pemutusan tetap (permanen) karena gangguan.

Di samping itu, setiap proteksi atau alat pengaman harus mempunyai kepekaan,
kecermatan dan kecepatan bereaksi yang baik. Pada dasarnya semua sistem proteksi
berfungsi sebagai pelindung dan pengaman dari gangguangangguan yang terjadi pada
sistem distribusi. contoh gangguan: Sambaran Petir, Arus lebih, Over Load, dll. untuk
itulah dibutuhkan sistem proteksi yang handal untuk meminimalisirkan gangguan yang
terjadi, Sistem proteksi yang terdapat pada jaringan distribusi antara lain :

5|Page
1. Fuse Cut Out (FCO)

Fuse Cut Out adalah adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas
maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over
load). Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu
alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak
tiga buah.

Gambar 3. 2. Penempatan FCO pada tiang penyangga


Sumber: Daman suswanto (2009:132)

2. Relai

Relai merupakan alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan
listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan
akibat gangguan. Relai yang digunakan pada jaringan distribusi, yaitu : Relai gangguan
tanah, (Ground Fault Relay), Relai gangguan tanah berarah (Directional Ground Fault
Relay), dan Relai arus lebih (Over Current Relay).

Gambar 3. 3. Penempatan Relai Pada Jaringan Radial


Sumber: Suhadi (2009:353)

6|Page
1) Relai Gangguan Tanah
Relai gangguan tanah adalah suatu relai yang akan bekerja
berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai setting
pengaman tertentu dan dalam jangka waktu tertentu bekerja apabila terjadi
gangguan hubung singkat fasa ke tanah. Relai arus gangguan tanah (ground
fault relai) merupakan pengaman utama terhadap gangguan hubung singkat
fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan langsung atau melalui tahanan
rendah.

2) Relai Arus Lebih


Relai arus lebih adalah relai yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai yang telah ditentukan atau
settingnya. Pada dasarnya relai arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi
besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. besaran
arus yang boleh melewatinya disebut dengan setting. Macam-macam
karakteristik relay arus lebih:

a) Relai waktu seketika (Instantaneous relay)


Relai yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda atau tanpa jeda)
ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, maka otomatis
relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat
kita lihat pada gambar dibawah ini

Gambar 3.4. Karakteristik Relay Waktu seketika


Sumber: http://dunia-listrik.blogspot.com/2012/07/relay-
arus.html

7|Page
b) Relai arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
Relai ini akan memberikan perintah pada pemutus tenaga (PMT)
pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan
melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relai mulai pick up
sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung
besarnya arus yang mengerjakan relai, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 3.5. Karakteristik Relai Arus Lebih Waktu tertentu


Sumber: http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/07/relay-arus-lebih.html
c) Relai arus lebih waktu terbalik
Relai ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari
besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin
kecil waktu tundanya.Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap
pabrik dapat membuat karakteristik yang berbedabeda, karakteristik
waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :

Standar inverse, Very inverse, Extreemely inverse

Gambar 3.6. Karakteristik Relai Arus Lebih Waktu Terbalik


Sumber: http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/07/relay-arus-lebih.html

8|Page
3. PBO ( Pemutus Balik Otomatis)

PBO Penutup balik otomatis (automatic circuit recloser) digunakan sebagai


pelengkap untuk pengaman terhadap gangguan temporer dan membatasi luas daerah
yang padam akibat gangguan. PBO akan memisahkan daerah gangguan sesaat sampai
gangguan tersebut akan dianggap hilang,dengan demikian recloser akan masuk
kembali sesuai settingannya sehingga jaringan akan aktif kembali secara
otomatis. Penutup balik otomatis (PBO, automatic circuit recloser) digunakan sebagai
pelengkap untuk pengaman terhadap gangguan temporer dan membatasi luas daerah
yang padam akibat gangguan. PBO menurut media peredam busur apinya dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu: Media minyak, vacuum, SF6.

Gambar 3.7. PBO (Pemutus Balik Otomatis)


Sumber: http://berangkasmurhy.blogspot.com/2011/12/penutup-balik-otomatis-pbo-
automatic.htm l

Gambar 3.8. Koordinasi PBO, SSO dan FCO.


Sumber: Suhadi (2009:355)

9|Page
4. Arrester

Arrester atau Lightning Arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan
sistem tenaga listrik terhadap surja atau petir dengan cara membatasi surja tegangan lebih
yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Sesuai dengan fungsinya itu maka arrester
harus dapat menahan tegangansistem pada frekuensi 50 Hz untuk waktu yang terbatas
dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan pada
arrester itu sendiri.
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester
berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor yang
berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah arus hilang, arrester harus
dengan cepat kembali menjadi isolator.

Gambar 3. 9. Arrester
Sumber: http://3.imimg.com/data3/IP/HU/MY-3059229/lightning-arrester-500x500.jpg

10 | P a g e
Gambar 3. 10. Skema sambaran petir yang dialihkan Arrester ke tanah
Sumber: Suhadi (2009:368)

5. SSO (Saklar Seksi Otomatis)

SSO (Saklar Seksi Otomatis) atau Auto Seksionalizer adalah saklar yang
dilengkapi dengan kontrol elektronik/ mekanik yang digunakan sebagai
pengaman seksi Jaringan Tegangan Menengah. SSO sebagai alat pemutus
rangkaian/beban untuk mengurangi luas daerah yang padam karena gangguan.
Apabila SSO tidak dikoordinasikan dengan PBO, SSO hanya akan berfungsi
sebagai saklar biasa. Ada dua jenis SSO yaitu : dengan pengindera arus yang
disebut Automatic Sectionalizer dan pengindera tegangan yang disebut
Automatic Vacum Switch (AVS).

Gambar 3. 11. Koordinasi SSO tipe AVS sebagai pengaman pada jaringan radial

11 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Hasil Diskusi kami dapat kami simpulkan bahwa :

1. Proteksi Sistem Tenaga Listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada Peralatan
peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator,
jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi
abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
2. Dalam penyaluran energi listrik yang sangaat jauh dari pembangkit tenaga listrik
terdapat jaringan transmisi dan distribusi yang rentan akan terkena gangguan yang
bersifat permanen atau sementara. Jaringan distribusi merupakan jaringan yang
berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke gardu induk lain
maupun dari gardu induk ke pelanggan/beban. Jaringan distribusi terdiri dari
transformator distribusi, kawat jaringan, serta memiliki proteksi-proteksi.
3. Macam-macam Gangguan pada Jaringan Distribusi
- Gangguan Beban Lebih
- Gangguan Hubung Singkat
- Gangguan Tegangan Lebih

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. Arismunandar, A dan Kuwahara, S. 1972. Teknik Tenaga Listrik, jilid III gardu
induk.Jakarta: PT. Pradnya Paramita
2. Agung Hari Setiawan 2014. Media Pembelajaran Sistem Proteksi Distribusi Tenaga
Listrik. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

13 | P a g e

You might also like