Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
dari Ibu Fitri Afiani, S.Farm, M.KM, Apt. selaku Dosen Mata Kuliah
Farmakologi
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Ainindhita Amalia K 9. Naufal Gilang R
2. Bety Nurlita 10. Qoriatul Bilad
3. Dyah Puji Lestari 11. Siti Komalasari
4. Faqi Rizal Fadillah 12. Sri Wahyuni
5. Gita Ulul Azmi 13. Vina Shafana N
6. Iis Siska
7. Lia Awalia
8. Muh. Arijal Rasyad
Kelas 1B D3 Keperawatan
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Farmakologi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
dosen mata kuliah Farmakologi ibu Fitri Alfiani S.Farm M.KM, Apt yang telah
memberikan bimbingannya kepada kami semua dalam menyusun makalah ini.
Karena masih banyak kekurangan dan kekeliruan, baik dalam hal
pembuatan maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan pada masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
A. Peran Perawat dan Hak Pasien dalam Pemberian Obat
B. Prinsip Pemberian Obat kepada Pasien
C. Definisi Obat
D. Kasus Role Play ....................................................................................5
BAB II PENUTUP ..........................................................................................7
A. Kesimpulan ...........................................................................................7
B. Saran ....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, perawat memiliki peran sebagai advokat atau
pembela klien, koordinator, kolaborator, konsultan, pembaharu dan
perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan. Dalam manajemen terapi,
perawat memiliki peran yang penting. Peran sebagai kolaborator dan
pemberi asuhan keperawatan, mewajibkan seorang perawat memastikan
bahwa kebutuhan pasien akan terapi dapat terpenuhi dengan tepat. Salah
satu pendekatan yang digunakan adalah dengan proses keperawatan,
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Perawat dan Hak pasien dalam Pemberian Obat?
2. Apa saja Prinsip Pemberian Obat?
3. Bagaimana Definisi Obat secara umum?
4. Bagaimana kasus role play yang berhubungan dengan pemberian dosis
obat tranexamat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui peran perawat dan hak pasien dalam pemberian obat.
2. Mengetahui prinsip pemberian obat.
3. Mengetahui definisi obat secara umum.
4. Mengetahui kasus role play yang berhubungan dengan pemberian
dosis obat tranexamat.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Implementasi
Implementasi meliputi tindakan keperawatan yang perlu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Penyuluhan dan pengajaran pada fase ini
merupakan tanggungjawab perawat. Dalam beberapa ruang lingkup praktek,
pemberian obat dan pengkajian efek obat juga merupakan tanggung jawab
keperawatan yang penting. Selain itu dalam perawat harus mampu mencegah
resiko kesalahan dalam pemberian obat.
Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien
menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi obat yang tepat.
Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat
dalam pembuatan resep, transkripsi, persiapan, penyaluran, dan pemberian
obat.
Perawat sebaiknya tidak menyembunyikan kesalahan pengobatan. Pada
catatan status klien, harus ditulis obat apa yang telah diberikan kepada klien,
pemberitahuan kepada dokter, efek samping yang klien alami sebagai respons
terhadap kesalahan pengobatan dan upaya yang dilakukan untuk menetralkan
obat.
Perawat bertanggung jawab melengkapi laporan yang menjelaskan sifat
insiden tersebut. Laporan insiden bukan pengakuan tentang suatu kesalahan
atau menjadi dasar untuk memberi hukuman dan bukan merupakan bagian
catatan medis klien yang sah. Laporan ini merupakan analisis objektif tentang
apa yang terjadi dan merupakan penatalaksanaan risiko yang dilakukan
institusi untuk memantau kejadian semacam ini.
Laporan kejadian membantu komite interdisiplin mengidentifikasi kesalahan
dan menyelesaikan masalah sistem di rumah sakit yang mengakibatkan
terjadinya kesalahan.
Kewaspadaan Rasional
Baca label obat dengan teliti. Banyak produk yg tersedia dalam
kotak, warna, dan bentuk yg sama.
Pertanyakan pemberian banyak tablet Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau
atau vial untuk dosis tunggal. dua tablet atau kapsul atau vial dosis
tunggal. Interpretasi yang salah
terhadap program obat dapat
mengakibatkan pemberian dosis tinggi
berlebihan.
Waspadai obat-obatan Banyak nama obat terdengar sama
bernama sama. (misalnya, digoksindan digitoksin,
keflex dan keflin, orinase dan ornade).
Cermati angka di belakang Beberapa obat tersedia dalam jumlah
Koma. seperti dibawah ini :
tablet coumadin dalam tablet 2,5 dan
25 mg, Thorazine
dalam Spansules (sejenis kapsul) 30
dan 300 mg.
Pertanyakan peningkatan dosis Kebanyakan dosis diprogramkan
yang tiba-tiba dan berlebihan. secara bertahap supaya dokter dapat
memantau efek terapeutik dan
responsnya.
Ketika suatu obat baru atau Jika dokter tidak lazim dengan obat
obat yang tidak lazim tersebut maka risiko pemberian dosis
diprogramkan, konsultasi yang tidak akurat menjadi besar.
kepada sumbernya.
Jangan beri obat yang Banyak dokter menggunakan nama
diprogramkan dengan nama pendek atau singkatan tidak resmi
pendek atau singkatan tidak untuk obat yang sering diprogramkan.
resmi. Apabila perawat atau ahli farmasi
tidak mengenal nama tersebut,
obat yang diberikan atau dikeluarkan
bisa salah.
Jangan berupaya atau Apabila ragu, tanyakan kepada dokter.
mencobamenguraikan dan Kesempatan terjadinya salah
mengartikan tulisan yang tidak interpretasi besar, kecuali jika perawat
dapat dibaca. mempertanyakan program obat yang
sulit dibaca.
Kenali klien yang memiliki nama Seringkali, satu dua orang klien
akhir sama. Juga minta klien memiliki nama akhir yang
menyebutkan nama sama atau mirip. Label khusus pada
lengkapnya. Cermati nama yang kardeks atau buku
tertera pada tanda pengenal. obat dapat memberi peringatan
tentang masalah yang
potensial.
Cermati ekuivalen Saat tergesa-gesa, salah baca
ekuivalen mudah
terjadi(contoh, dibaca miligram,
padahal mililiter).
2). Parenteral
Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus,
jadi parenteral berarti diluar usus atau tidak melalui saluran cerna. Obat dapat
diberikan melalui intracutan, subcutan, intramusculer dan intravena. Perawat
harus memberikan perhatian pendekatan khusus pada anak-anak yang akan
mendapat terapi injeksi dikarenakan adanya rasa takut.
3). Topikal
Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion,
krim, spray, tetes mata.
4). Rektal
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan
mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek
lokal seperti konstipasi (dulcolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak
sadar/kejang (stesolidsupp). Pemberian obat melalui rektal memiliki efek yang
lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
5.Benar Waktu
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis
obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d (dua kali
sehari), t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d (empat kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam),
sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai
waktu paruh (t .) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat
dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali
sehari pada selang waktu yang tertentu. Beberapa obat diberikan sebelum makan
dan yang lainnya diberikan pada saat makan atau bersama makanan (Kee and
Hayes, 1996). Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar
yang diperlukan, harus diberika satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu/produk susu karena
kandungan kalsium dalam susu/produk susu dapat membentuk senyawa kompleks
dengan molekul obat sebelum obat tersebut diserap. Ada obat yang harus diminum
setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada
lambung misalnya asam mefenamat.
6) Benar Dokumentasi
Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan merupakan
media komunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan
pasien. Disamping itu dokumentasi keperawatan bertujuan untuk perencanaan
perawatan pasien sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan, sumber data
untuk penelitian bagi pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti
pertanggung jawaban dan pertanggunggugatan pelaksanaan asuhan. Dokumentasi
merupakan suatu metode untuk mengkomunikasikan suatu informasi yang
berhubungan dengan manajemen pemeliharaan kesehatan, termasuk pemberian
obat-obatan. Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan suatu
kegiatan/aktivitas tertentu secara sah/legal. Pendokumentasian asuhan
keperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat
tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan (Carpenito, 1998)
BENAR PENDIDIKAN KESEHATAN PERIHAL MEDIKASI KLIEN
Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat yang akan diberikan
sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat mempunyai
tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan
masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara
umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan
yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan
makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari selama sakit, dsb
C.Definisi Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 917 , obat (jadi) adalah sediaan atau
paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
,pencegahan,penyembuhan pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Menurut Ansel 1985 obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis
mengurangi rasa sakit serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau
hewan.
Obat dalam arti luas ialah setiap zat aktif berasal dari nabati hewani kimiawi alam
maupun sisntesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk
preventif rehabilitasi terapi diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit pada
manusia maupun hewan.
Mekanisme Kerja Obat Tranexamat
Asam Traneksamat merupakan obat anti-fibrinolitik yang mampu menghambat
plasminogen, sehingga mengurangi konversi plasminogen menjadi plasmin
(fibrinolisin). Penghambatan tersebut mampu mencegah degradasi fibrin,
pemecahan trombosit, peningkatan kerapuhan vaskular dan pemecahan faktor
koagulasi. Dengan proses penghambatan plasminogen, maka obat ini mampu
mencegah dan mengurangi pendarahan.
Dengan demikian, Asam Traneksamat biasanya digunakan untuk membantu
mencegah dan menghentikan pendarahan pascaoperasi, pencabutan gigi pada
penderita hemofilia, pendarahan pada penderita angio-edema turunan. Selain itu,
obat ini juga mampu mengurangi pendarahan pada mimisan, luka (cedera), dan
menstruasi berlebihan.
Indikasi dan Kegunaan
Mengurangi pendarahan pada mimisan.
Mengatasi pendarahan akibat menstruasi berlebihan.
Mengurangi pendarahan cedera.
Membantu mengatasi pendarahan pada penderita angio-edema turunan.
Mencegah dan menghentikan pendarahan pascaoperasi.
Membantu menghentikan pendarahan sehabis pencabutan gigi pada
penderita hemofilia.
Mengatasi pendarahan pada hypema traumatis.
Kontraindikas
Memiliki hipersensitif atau alergi terhadap asam traneksamat.
Penderita perdarahan subaraknoid (pendarahan di otak).
Penderita pendarahan dengan riwayat tromboembolik (penyumbatan
pembuluh darah).
Penderita dengan kelainan pada penglihatan warna.
Mengalami cedera kepala.
Memiliki masalah pembuluh darah.
Penderita Hematuria (darah dalam urin).
Darah menggumpal di dalam mata.
Mengalami Kejang.
Masalah pada saluran kencing.
Memiliki masalah penggumpalan darah.
Penderita penyakit ginjal.
Dosis Asam Traneksamat dan Cara Pemakaian
1. Asam Traneksamat tersedia dalam bentuk tablet dan larutan injeksi.
2. Tablet: Asam Traneksamat 500 mg dan 600 mg.
3. Larutan injeksi: 100 mg/ml.
4. Adapun dosis Asam Traneksamat yang sering direkomendasikan dokter
adalah:
5. Dosis Asam Traneksamat untuk dewasa:
Untuk konsumsi oral (tablet), dosis yang dianjurkan adalah 1 mg sampai
1,5 mg (15-25 mg/kg) yang diberikan sebanyak 2-3 kali sehari.
Untuk larutan injeksi, dosis yang dianjurkan adalah 0,5 mg sampai 1 mg
(10 mg/kg) yang diberikan melalui infus IV sebanyak 3 kali sehari.
Untuk infus kontinu, dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg sampai 50
mg/kg yang diberikan melalui infus IV satu kali sehari.
Bagi penderita angio-edema turunan, dosis oral (tablet) yang dianjurkan
adalah 1 gram sampai 1,5 gram yang diberikan sebanyak 2-3 kali sehari.
Dosis Asam Traneksamat untuk anak-anak:
Untuk konsumsi oral (tablet), dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg yang
diberikan sebanyak 2-3 kali sehari.
Untuk larutan injeksi, dosis yang dianjurkan adalah 10 mg/kg yang
diberikan melalui infus IV sebanyak 2-3 kali sehari.
Bagi penderita angio-edema turunan, dosis oral (tablet) yang dianjurkan
adalah 25 mg/kg yang diberikan sebanyak 2-3 kali sehari..
Efek Samping Asam Traneksamat
Apabila melihat kasus tersebut maka sebagai maat rantai terakhir dalam
pemberian obat, perawat harus mampu menghadpi serta menangani kasus
tersebut dengan baik dan benar, agar perawat tidak melakukan kesalahan
dalam perhitungan dosis obat. Karena akan sangat berisiko jika seorang
perawat salah dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan kepada
pasien. Terlebih lagi resep obat yang diberikan perawat kepada pasien
berbentuk injeksi pada intra vena yang akan sangat cepat sampai pada efek
terapi sehingga jika ada kesalahan dalam perhitungan dosis, seperti
kelebihan atau kekurangan dosis yang dibutuhkan pasien akan sangat fatal.
250 mg x 5 ml
⁼ 2,5 𝑚𝑙 ⁼
500 mg