You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hydrant

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap


yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa,
perpipaan, coupling outlet dan inlet serta selang dan nozzle.

Menurut Departemen Tenaga Kerja dalam bukunya yang berjudul Training


Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran ( 1996 ), Hydrant adalah suatu
sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadaman air
bertekanan yang dialirkan melalui pipa – pipa dan selang kebakaran.

Sistem Hydrant Kebakaran ( Fire Hydrant System ) adalah suatu system /


rangkaian instalasi / jaringan pemipaan untuk menyalurkan air ( tekanan tertentu )
yang digunakan sebagai sarana pemadaman kebakaran.

2.2 Jenis-Jenis Selang Pemadam Kebakaran


 Sistem kelas I
Sistem harus menyediakan sambungan selang ukuran 63,5 mm (2½
inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
dan mereka yang terlatih.
 Sistem kelas II
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk
memasok air yang digunakan terutama oleh penghuni bangunan atau oleh
petugas pemadam kebakaran selama tindakan awal.
 Sistem kelas III
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci)
untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan
sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk memasok air dengan
volume lebih besar untuk digunakan oleh petugas pemadam kebakaran atau
mereka yang terlatih.
2.3 Jenis Gulungan Pemadam Keabakaran
Selang kebakaran ( fire hose) ditempatkan didalam box pemadam yang
sering disebut dengan hydrant box. Peletakannya pun ada beberapa cara yaitu di
tempatkan begitu saja didalam box atau diletakkan dengan cara di gantung dengan
menggunakan hose rack.
Terdapat jenis – jenis gulungan selang pemadam kebakaran ( fire hose ) yaitu :
1. The roll (or Coil)  digulung tunggal
Metode ini adalah selang diletakkan dilantai dan mulai digulung dari
kopling female (perempuan), kopling male (laki-laki) berada diluar gulungan,
cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di
Indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.

Gambar 2.6 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya

2. Futch Roll (or Roll On the Bright)  Digulung ganda


Selang digelar diatas tanah dan coupling perempuan diletakkan
dibagian dalam tekukan kurang lebih 60 cm. Kemudian digulung bersama-
sama, sehingga pada akhir gulungan, coupling perempuan tetap berada
didalam. Cara memasangnya coupling laki-laki dipasang pada hydrant dan
coupling perempuan dilarikan kearah sumber api.
Gambar 2.7 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya
3. Flaking (melipat)
Pada sistem ini selang dilipat bagian belakang dan depannya, sehingga
coupling laki-laki dan perempuan saling terpisah dibagian luar dan melindungi
bagian tengah dari lipatan.
4. Figyre of Eight  Model angka 8.
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk
pinggiran yang tajam. Sesuai dengan namanya, bentuknya seperti angka
delapan (8).
2.4 Cara Menggulung Selang Dan Meringkas Selang
a. Cara menggulung selang
1. Arah lemparan dari sumber air kearah api
2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir
3. Selang tidak boleh ditarik atau diseret sepanjang permukaan tanah
4. Untuk selang gulungan :
 Dengan dilemparkan mendatar ke bawah
 Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous)
 Untuk selang lipatan ujungnya langsung dibawa ke arah api.
b. Cara meringkas selang
 Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan
 Buang air dalam selang dari sumber air ke arah api
 Gulung selang dari arah api ke sumber air
 Letakan kopling dalam gulungan tunggal/ganda
2.5 Kerusakan Selang
Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung jawab
kemasakan selang dapat diperhatikan sepenuhnya. Hal ini penting bahwa
semua fireman dapat mengetahui cara memelihara selang dan bagaimana
memenuhi pangilan bila terjadi kebakaran. Kerusakan selang dapat dihindari
dengan mempertegas instruksi dalam pelatihan dan setiap kesempatan
mengingatkan personil agar hati-hati dalam mempergunakan selang.
Kemampuan yang tinggi dan banyaknya pengalaman diperlukan untuk menguji
dan memelihara selang. Hal ini dapat memacu sikap hati-hati dan menambah
pengetahuan tentang selang.
Kerusakan selang pada hydrant dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut:
 Gesekan (Abrasi)
Orang harus selalu ingat cara meletakkan selang tanpa harus
menyeretnya. Pernyataan mengenai abrasi adalah berkaitan dengan cara
pembenahan selang. Abrasi adalah rusaknya selang akibat adanya gesekan
air dengan volume yang besar saat dilakukannya proses pemadaman.
 Lapuk (Mildew)
Lapuk atau mildew terjadi apabila selang dalam keadaan belum kering
(masih setengah basah/lembab) disimpan dalam waktu yang lama dan
akhirnya terjadi pelapukan.
 Kejutan (Shock)
Hal ini terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang lama,
tiba-tiba digunakan secara langsung untuk mengalirkan air dalam volume
yang besar sehingga selang menjadi shock.
 Asam, minyak, pelumas dan bahan bakar
Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak
terkena minyak pelumas maupun zat cair yang bersifat asam akan
mengalami pengeroposan secara perlahan.
 Injury by Heat
Kerusakan karena panas adalah kerusakan selang yang diakibatkan
temperatur tinggi. Contohnya seperti ketika menjemur / mengeringkan
selang dijemur pada panas matahari secara terus menerus.
 Injury by Freezing
Kerusakan karena udara dingin adalah kerusakan selang karena udara
dingin atau diakibatkan temperatur rendah. Contohnya seperti pada waktu
menyimpan selang dalam ruangan yang lembab.

2.6 Penyimpanan Selang Pemadam Kebakaran


Penyimpanan selang pemadam kebakaran ( fire hose ) dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Selang disimpan dalam keadaan kering dan bersih;
2. Selang disimpan dalam rak / locker dalam keadaan digulung longgar dan
coupling berada di atas selang menghadap ke luar;
3. Selang tidak boleh disimpan pada tempat yang lembab;
4. Selang disimpan dalam ruangan dengan ventilasi yang baik;
5. Selang tidak boleh dicampur dengan benda / peralatan yang tajam;
6. Selang tidak boleh disimpan bercampur dengan bahan bakar dan pelumas;
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 PERALATAN
1) Selang Pemadam Kebakaran
2) Nozzle
3.2 RANGKAIAN PRAKTEK
a) The Roll or Coil (digulung tunggal )

b) Dutch Roll or Roll on The Bight (digulung ganda )


c) Model Gulung Ganda

d) Model Gulung Ganda

e) Model Gulung Ganda


f) Model Flaking ( dilipat )

g) Model Angka 8 ( Figure of Eight )


3.3 PROSEDUR KERJA PENGGULUNGAN SELANG
 The Roll or Coil (Digulung Tunggal)
Metode ini adalah selang diletakkan dilantai dan mulai digulung dari
kopling female (perempuan), kopling male (laki-laki) berada diluar
gulungan, cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk
coupling yang di Indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling
tersebut.
 Dutch Roll or Roll On The Bight (Digulung Ganda)
Selang digelar diatas tanah dan coupling perempuan diletakkan
dibagian dalam tekukan kurang lebih 60 cm. Kemudian digulung bersama-
sama, sehingga pada akhir gulungan, coupling perempuan tetap berada
didalam. Cara memasangnya coupling laki-laki dipasang pada hydrant dan
coupling perempuan dilarikan kearah sumber api. Cara ini hanya dipakai
untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di Indonesia sebagian
besar tidak menggunakan coupling tersebut.
 Flaking ( Dilipat )
Pada sistem ini selang dilipat bagian belakang dan depannya,
sehingga coupling laki-laki dan perempuan saling terpisah dibagian luar dan
melindungi bagian tengah dari lipatan. Cara ini sangat menguntungkan
karena kecepatan waktu menarik selang tergantung dari kecepatan gesekan
orang.
 Model Angka 8 ( Figure of Eight )
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari
bentuk pinggiran yang tajam. Sesuai dengan namanya, bentuknya seperti
angka delapan (8). Hal ini sangat menguntungkan untuk menghindari
lekukan pada lipatan sehingga selang dapat bergerak leluasa. Lakukan
kegiatan diatas sampai benar-benar mahir melakukannya.
3.4 Flow Chart
1. The Roll or Coil (Digulung Tunggal)

Start

Selang diletakkan dilantai

Mulai digulung dari kopling female


(female)

Kopling male (laki-laki) berada


di luar gulungan

Finish

Gambar 3.1 Flowchart penggulungan selang dengan metode The Roll or coil

2. Dutch Roll or Roll On The Bight (Digulung Ganda)

Start

Selang digelar diatas tanah

Kopling perempuan diletakkan


dibagian dalam tekukan kurang lebih
60 cm

Digulung bersama-sama, sampai


akhirnya kopling perempuan tetap
berada didalam

Finish
Gambar 3.2 Flowchart penggulungan selang dengan metode Dutch Roll or Roll On
The Bight
3. Flaking (Dilipat)

Start

Selang dilipat bagian depan dan


belakangnya

Sehingga kopling laki-laki dan


perempuan saling terpisah
dibagian luar dan melindungi
bagian tengah dari lipatan

Finish

Gambar 3.3 Flowchart penggulungan selang dengan metode Flaking


4. Figure Of Eight (Model angka 8)

Start

Gulung dan atur selang sehingga


membentuk angka 8

Setelah selesai hubunkan kopling


laki-laki dan perempuan sebagai
pengunci

Finish

Gambar 3.4 Flowchart penggulungan selang dengan metode Figure of Eight


TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebutkan jenis – jenis selang pemadam kebakaran


2. Apa yang dimaksud dengan Hoserell
3. Sebutkan perlengkapn selang pemadam kebakaran dan jelaskan masing-masing
Jawab :
1.
2. Hoserell adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pada bagian
ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara permanen
dengan sumber air bertekanan
3. Perlengkapan selang kebakaran ( Fire Hose ) adalah sebagai berikut :
1. Penyambung selang ( coupling )
Merupakan kelengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle, dan
pipa outlet / inlet kendaraan pemadam yang berfungsi untuk
menghubungkan / menyambung : Dari satu selang ke selang yang lain;
Dari satu selang ke nozzle (alat pemancar); Dari satu slang pengisap ke
strainer ( saringan ); Dari satu selang ke discharge pipa pengeluaran dari
mesin pompa ( discharge outlet ); Dari satu selang ke hydrant (sumber
air bertekanan ). Bahan coupling adalah dari alluminium alloy dan atau
kuningan.
2. Saringan selang pengisap (strainer)
Strainer adalah saringan yang dipasang pada selang pengisap
(suction hose ) dengan tujuan mencegah benda masuk seperti rumput,
batu , dll ke pompa melalui selang pengisap yang mengakibatkan
kerusakan pada pompa.
3. Nozzle (Pemancar)
Nozzle digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadam
api kimia lainnya. Noozle dibuat dengan bermacam- macam ukuran
sesuai kebutuhan dan terdiri dari berbagai jenis yaitu Plain Nozzle,
Variable Jet Nozzle, Foam Nozzle, Fog Nozzle dan Cellar Nozzle.
4. Cabang ( Branch Coupling )
Cabang atau Branch Coupling adalah alat penghubung selang yang
berbentuk cabang. Jenis – jenis Branch Coupling adalah sebgai berikut :
 Wye Connection / Deviding Branch Coupling adalah jenis cabang
yang digunakan untuk membagi dari satu pancaran menjadi dua
pancaran.
 Siemese Connection / Collecting Branching adalah jenis cabang
yang digunakan untuk menyambung / menggabungkan dari dua
pancaran menjadi satu pancaran.
 Coupling Adaptor adalah jenis cabang yang dibuat khusus dari
dua couping digabung menjadi satu dan tidak sama besar atau
dua coupling yang tidak sejenis.
5. Kunci Coupling ( Spanner Coupling )
Kunci Coupling adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk
mengikat atau mengencangkan dan melepaskan dua buah coupling.
6. Pelindung Selang
a) Suction Pad merupakan alat pelindung suction hose, digunakan
untuk menjaga agar permukaan suction hose yang menempel pada
suatu tempat, tidak terjadi goresan.
b) Chafing Block merupakan alat pelindung delivery hose digunakan
pada saat gelaran delivery hose melalui permukaan yang kasar
seperti jalan yang kasar / bekas bangunan dan untuk menghindari
kebocoran pada delivery hose.
c) Hose Bridge merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan
saat gelaran delivery hose cross jalan raya.
d) Hose Jacket merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan
untuk menutupi kebocoran pada delivery hose saat operasi
pemancaran.
https://www.academia.edu/8316816/LAPORAN_PRAKTIKUM_SPPK_HYDRANT
_SYSTEM

https://www.academia.edu/9672775/lapen_hydrant_1

You might also like