Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan.
Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang
ditimbulkkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan
membantu klien menggunakannnya dengan benar serta berdasarkan pengetahuan.
Selain mengetahui kerja suatu obat tertentu, perawat juga harus memahami
masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk menentukan apakah obat
tertentu aman untuk diberikan. Pertimbangan perawatt penting dalam pemberian
obat yang tepat dan aman.
1.3 Tujuan
1. Ingin mengetahui tentang pengelolaan obat
2. Ingin mengetahui tentang tujuan pengelolaan obat
3. Ingin mengetahui tindakan operasional pengelolaan obat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan utama pengelolaan obat adalah tersedianya obat dengan mutu yang
baik, tersedia dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pelayanan
kefarmasian bagi masyarakat yang membutuhkan. (dep kes ri, 2004).
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pengelolaan obat mempunyai empat kegiatan
yaitu :
a. Perumusan kebutuhan (selection)
b. Pengadaan (procurement)
3
c. Distribusi (distribution)
d. Penggunaan / pelayanan obat (use)
masing-masing kegiatan di atas, dilaksanakan dengan berpegang pada fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Ini berarti untuk
kegiatan seleksi harus ada tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan pengendalian, begitu juga untuk ketiga kegiatan yang lain.
Keempat kegiatan pengelolaan obat tersebut didukung oleh sistem manajemen
penunjang pengelolaan yang terdiri dari :
a. Pengelolaan organisasi
b. Pengelolaan keuangan untuk menjamin pembiayaan dan kesinambungan
c. Pengelolaan informasi
d. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia
Pelaksanaan keempat kegiatan dan keempat elemen sistem pendukung
pengelolaan tersebut di atas didasarkan pada kebijakan (policy) dan atau peraturan
perundangan (legal framework) yang mantap serta didukung oleh kepedulian
masyarakat.
Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek
perencanaan/ seleksi, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan
perangkat lunak (metoda dan tatalaksana) dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan.
seleksi meliputi kegiatan penetapan masalah kesehatan,
keadaan sosial ekonimi masyarakat, pemilihan jenis obat, serta penetapan
jenis obat apa yang harus tersedia.
pengadaan meliputi perhitungan kebutuhan dan perencanaan
pengadaan, pemilihan cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, penerimaan
dan pemeriksaan serta melakukan jaminan mutu.
distribusi meliputi kegiatan pengendalian persediaan obat, dan
penyimpanan
penggunaan pelayanan farmasi.
4
Untuk terlaksananya pengelolaan obat dengan efektif dan efisien perlu ditunjang
dengan sistem informasi manajemen obat untuk menggalang keterpaduan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan obat. Dengan adanya sistem ini
pelaksanaan salah satu kegiatan pengelolaan obat dapat dengan mudah diselaraskan
dengan yang lain. Selain itu, berbagai kendala yang menimbulkan kegagalan atau
keterlambatan salah satu kegiatan dengan cepat dapat diketahui, sehingga segera
dapat ditempuh berbagai tindakan operasional yang diperlukan untuk mengatasinya.
5
Jenis obat yang dibutuhkan disusun berdasarkan usulan
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mengacu kepada
kepres no. 80 tahun 2003 tentang pedoman pengadaan barang
dan jasa pemerintah dan kep. Menkes ri no.
676/menkes/sk/v/2005 tentang pedoman umum pengadaan
obat esensial pelayanan kesehatan dasar (depkes ri, 2005).
Kriteria pemilihan obat idealnya dilakukan setelah
mengetahui gambaran pola penyakit diwilayah kerja masing-
masing dan karakteristik pasien yang dilayani. Selanjutnya
informasi yang perlu diperhatikan dalam memilih obat antara
lain : 1) obat atau daftar obat yang tersedia, 2) masalah
logistik, 3) harga obat, 4) pola penggunaan obat.
Proses memilih jenis obat, ada yang dilakukan oleh
petugas, ada yang dilakukan oleh suatu komite yang khusus
dibentuk untuk melaksanakan pemilihan obat.
Menentukan jumlah obat yang dibutuhkan
Menentukan jumlah obat yang diperlukan data dan
informasi lengkap, akurat dan dapat dipercaya. Metode untuk
penyusunan perkiraan kebutuhan obat ditiap unit pelayanan
kesehatan lazimnya menggunakan metode konsumsi dan
metode epidemiologi.
Metode konsumsi
Metode konsumsi yaitu metode perencanaan
yang didasarkan atas analisa data konsumsi perbekalan
farmasi pada tahun sebelumnya. Langkah pelaksanaan
metode ini adalah : (1) pengumpulan dan pengolahan
data, yang diabil dari pencatatan dan pelaporan
informasi baik kartu stok, buku penerimaan dan
pengeluaran serta catatan harian penggunaan obat
maupun sumber data obat kadaluarsa, hilang
6
penerimaan dan pengeluaran obat selama satu tahun
dan lead time (jangka waktu tunggu) (2) analisa data
untuk informasi dan evaluasi yaitu untuk melihat lebih
mendalam pola penggunaan perbekalan farmasi yang
dapat dilakukan dengan menganalisa data konsumsi
tahun sebelumnya. Hasil analisa inilah yang dapat
digunakan sebagai panduan perencaan perbekalan obat
tahun berikutnya. (3) perhitungan perkiraan kebutuhan
obat yaitu (a) pemakaian nyata pertahun ; jumah obat
yang dikeluarkan dengan kecukupan untuk jangka
waktu 1 tahun, (b) pemakaian rata-rata perbulan ;
jumlah obat dikeluarkan dengan kecukupan untuk
jangka waktu 1 bulan (c) kekurangan jumlah obat ;
jumlah obat sesungguhnya dibutuhkan selama satu
tahun. (d) menghitung obat yang akan datang.
7
Metode epidemiologi
2. Pengadaan obat
8
dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat
diperoleh pada jangka waktu yang tepat.
9
c. Memudahkan pencarian dan pengawasan
Pengaturan obat dikelompokkan bentuk sediaan, disusun menurut
abjad dengan nama generic
Penyusunan obat dengan memperhatikan kadaluarsa atau cara
penyusunan first in first out (fifo) (dep kes ri, 2009).
4. Pendistribusian obat
5. Pengawasan obat
10
program yang dituangkan dalam bentuk, target, prosedur kerja dan sebagainya
harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai (hasibuan, 2003)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jadi dapat disimpulkan pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan yang menyangkut
aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan obat.
Tujuan utama pengelolaan obat adalah tersedianya obat dengan mutu yang baik. Serta
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pengelolaan obat mempunyai empat kegiatan
yaitu :
a. Perumusan kebutuhan (selection)
b. Pengadaan (procurement)
c. Distribusi (distribution)
d. Penggunaan / pelayanan obat (use)
3.2 Saran
Adapun saran kami yaitu agar system pengelolaan obat dapat lebih
dimaksimalkan agar tidak lagi ada salah dalam system pengelolaan obat.
12