Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/317529723
CITATIONS READS
0 658
1 author:
Rangga Pangestu
Politeknik Negeri Bandung
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rangga Pangestu on 11 June 2017.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Operasi Sistem Energi II
Program Studi Diploma III Teknik Konversi Energi
Di Jurusan Teknik Konversi Energi
Oleh:
Rangga Pangestu (141711020)
Sandri Ayu Andriani H. (141711026)
PENDAHULUAN .....................................................................................1
II.1 Angin..........................................................................................................3
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
PENDAHULUAN
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi menusia, namun
listrik di Indonesai belum seluruhnya tercukupi terlebih pada daerah-daerah yang
terpelosok. Lebih dari 86 % dari energi dunia saat ini berasal dari bahan bakar fosil,
sementara itu permintaan kebutuhan energi dunia semakin hari tumbuh secara
pesat. Karena itulah banyak ahli mencari energi alternatif yang dapat dimanfaatkan
menjadi energi listrik.
Salah satu energi terbarukan adalah energi angin. Energi angin merupakan
salah satu energi yang ramah lingkungan, sumber energi yang berlimpah dan dapat
diperbaharui sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan. Potensi angin di
Indonesia pada umumnya memiliki kecepatan angin yang rendah berkisar antara 3
m/s – 7 m/s, sehingga jenis turbin angina vertikal dirasa sangat cocok untuk
digunakan pada kondisi kecepatan angin rendah.
Pada umumnya bentuk turbin angin yang banyak digunakan adalah turbin
angin sumbu horizontal, walau demikian turbin angin sumbu vertikal menjadi
alternatif untuk menghasilkan energi listrik disebabkan oleh beberapa keuntungan.
Turbin angin vertikal memiliki Self Starting yang baik sehingga mampu memutar
rotor walaupun kecepatan angin rendah, selain itu torsi yang dihasilkan relatif tinggi
(Sargolzaei, 2007). Selain itu juga kelebihan dari turbin angina sumbu vertikal yaitu
dapat berputar secara efektif dengan dorongan angin dari segala arah, sehingga
sangat cocok untuk daerah yang arah anginnya bervariasi. Berbeda dengan turbin
angin sumbu horizontal, untuk mendapatkan putaran yang efektif turbin harus
diarahkan pada posisi berlawanan dengan arah angin, ketika kondisi angin
bervariasi maka turbin jenis sumbu horizontal tidak dapat berputar dengan
maksimal karena harus mencari posisi efektif dari arah angin terlebih dahulu.
Turbin angina sumbu vertikal memiliki efisiensi yang kecil karena memanfaatkan
gaya drag (Vaishali, 2014). Daya yang diperoleh berasal dari selisih antara gaya
1
penggerak momen positif dan negative yang terjadi pada rotor. Turbin angina
Savonius merupakan salah satu tipe turbin angina poros vertikal. Turbin ini
memiliki bentuk dan kontruksi yang sederhana dan disusun menyerupai huruf S
(Ali, 2014).
I.2 Tujuan
2
LANDASAN TEORI
II.1 Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah.
Angin terjadi ketika udara dipanaskan akan memuai dan menjadi lebih
ringan, sehingga hal ini dapat menyebabkan tekanan udara menurun dan udara yang
ringan naik. Sedangkan udara dingin disekitarnya menyusut menjadi lebih berat dan
turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi panas agi dan naik kembali. Aliran
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.
Adapun karakteristik dari angin, antara lain:
- Arah angin yang sering berubah-ubah
- Sering terjadinya turbulensi
- Kecepatan rata-rata angin yang relatif rendah
- Kecepatan bertambah terhadap ketinggian (energi sebanding dengan
pangkat tiga kecepatan)
- Potensi aktual ditentukan oleh distribusi kecepatan angin (topografi) lokasi.
3
Saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD, PLTU, dll), namun turbin masih
lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak dapat diperbaharui
(Contoh: batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan
listrik. Turbin angin dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu: turbin angin
sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertikal (Daryanto, 2007)
Salah satu jenis turbin angin sumbu vertikal (VAWT) yang dapat digunakan
pada angin dengan kecepatan rendah adalah turbin angin Savonius. Turbin ini
ditemukan oleh sarjana Finlandia bernama Sigurd J. Savonius pada tahun 1922.
Konstruksi turbin sangat sederhana, tersusun dari dua buah sudu setengah silinder.
Pada perkembangannya turbin Savonius ini banyak mengalami perubahan bentuk
rotor, seperti desain rotor yang berbentuk huruf L.
4
poros sehingga menyediakan daya dorong tambahan pada bilah rotor ini, akibatnya
rotor dapat berputar lebih cepat.
Pada bentuk rotor Savonius setengah lingkaran (Savonius U), aliran udara
di kedua sisi bilah sama besar, sementara pada rancangan kedua (Savonius L) aliran
udara pada sisi bilah yang lurus lebih besar dibandingkan pada sisi bilah lengkung
seperempat lingkaran (Soelaiman, 2006).
Besarnya energi kinetik yang tersimpan pada angin dengan massa (m) dan
kecepatan (v) dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑚𝑣 2
𝐸𝐾 = ............................................................................................. (1)
2
5
Sehingga energi kinetik angin yang berhembus dalam satuan waktu (daya
angin) adalah:
𝜌.𝐴.𝑣 3
𝑃= ..............................................................................................(2)
2
Keterangan :
P = Daya turbin (Watt),
ρ = Kerapatan udara (kg/m3),
A = Luas penampang (m2),
v = Kecepatan angin (m/s).
Tip speed ratio (TSR) adalah rasio kecepatan ujung rotor terhadap kecepatan
angin bebas. Untuk kecepatan angin dengan nominal yang tertentu maka TSR akan
berpengaruh pada kecepatan putar rotor. Turbin angin tipe horizontal akan memiliki
TSR yang relatif lebih besar dibandingkan dengan turbin angin tipe vertikal. TSR
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
𝜋.D.n
𝑇𝑆𝑅 = ............................................................................................... (2)
60.𝑣
Keterangan:
D = Diameter sudu (m),
n = Jumlah sudu.
Koefisien daya adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh rotor
dengan daya angin, nilai koefisien daya tidak akan melebihi nilai ideal yaitu sebesar
0.593. Persamaan koefisien daya sebagai berikut :
6
𝑃𝑔
⁄𝜂
𝑔
𝐶𝑝 = 𝜌.𝐴.𝑣 3⁄
.......................................................................................... (3)
2
Keterangan:
Pg = Daya generator (W),
ηg = Efisiensi generator (%).
Putaran Turbin
Secara umum hubungan TSR dan koefisien daya pada berbagai model
turbin angin ditunjukan pada gambar berikut:
7
Gambar II-3 Diagram Cp terhadap TSR untuk beberapa tipe turbin
8
PERANCANGAN TURBIN
III.1 Metodelogi
• Studi Literatur
2
• Perhitungan Peracangan
3
9
III.2 Desain Turbin
Berikut adalah desain ranacangan turbin angin poros vertikal tipe savonius
bertingkat dengan variasi sudut blade.
Gambar III-1 Desain Turbin poros vertikal tipe savonius bertingkat dengan
variasi sudut blade.
10
Dari data yang diketahui, dapat dihitung diameter sudu turbin, tip speed
ratio dan putaran turbin sebagai berikut:
Daya rotor yang ingin dihasilka dari turbin angin ini adalah sebesar 6
Watt
Maka didapat luas rotornya yaitu,
2𝑃 2 × 150 𝑊
𝐴= 3
= = 56,18 𝑚2
𝜌𝑣 1,2 𝑘𝑔/𝑚3 × 4,453 𝑚/𝑠
1
𝐴 =9 × ×𝜋×𝑑×𝑙
2
2𝐴 2 × 56,18 𝑚2
𝑑= = = 3,06 𝑚
9𝜋𝑙 9 𝜋 1,3 𝑚
𝜋𝐷𝑛
𝜆=
60𝑣
Maka didapat:
𝜋 × 3,06 × 9
𝜆= = 0,324
60 × 4,45𝑚/𝑠
11
4. Putaran Turbin
Dari kecepatan angin dan diameter, dapat dihitung nilai putaran yang
dihasilkan oleh turbin sebesar:
𝜆𝑉
𝑅𝑃𝑀 = 60
𝜋𝐷
0,324 . 4,45
𝑅𝑃𝑀 = 60 = 8,99 𝑟𝑝𝑚
𝜋 . 3,06
5. Torsi Turbin
Torsi yang dihasilkan dari turbin savonius ini sebesar:
30𝑃
𝑇=
𝜋𝑅𝑃𝑀
30 . 150
𝑇= = 159,33 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛
𝜋 . 8,99
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku
1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Statistik EBTKE
2012. Jakarta: Kementeria Energi dan Sumber Daya Mineral
Jurnal
1. M Abdul MDS, M Hanifa, Viqi H & Rizqi AS. 2016. Turbin Angin
Savonius Dengan Variasi Jumlah Blade Yang Di Tumpuk Menjadi Helix
“Savonius Helical L Rotor”.
2. Alit, Ida Bagus. 2016. Turbin Angin Poros Vertikal Tipe Savonius
Bertingkat Dengan Variasi Posisi Sudut.
3. Mahendra, Bayu. 2013. Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap Unjuk Kerja
Turbin Savonius Tipe L. Jurnal Mahasiswa Mesin FT – UB, Volume II, No.
78. 24. VII. 360.
xv
LAMPIRAN
DESAIN ALAT