Professional Documents
Culture Documents
RESEP NO. 18
Dr. XXXX
SIP : 1234/XXXX/2010
Praktek : Rumah :
Jl. Bukit Jimbaran No. 123 Jl. Bukit Jimbaran No. 88
Badung Badung
Tlp. (0361) 87654321 Tlp. 08123456789
II. HASIL PEMBACAAN RESEP
Dr. XXXX
SIP : 1234/XXXX/2010
Praktek : Jl. Bukit Jimbaran No. 123, Badung
Tlp. (0361) 87654321
R/ Na diklofenak 50 mg No X
S 2 dd I
R/ Omeprazol tab No X
S 1 dd I
R/ Enzymfort tab No X
S 3 dd I
Dari resep yang diterima, maka dilakukan pembacaan skrining resep untuk
mengetahui apakah resep dapat dilayani atau tidak. Skrining resep meliputi tiga
bagian yaitu: skrining administrasi, skrining farmaetis, dan skrining klinis.
Apt : “Bu Yuli, untuk obat yang diresepkan ini kami masih ada
stoknya, sehingga cukup untuk memenuhi permintaan dalam
resep. Namun sebelumnya apakah Ibu keberatan jika saya
menanyakan beberapa pertanyaan terkait pengobatan ini?”
Ny. Yuli : “Tentu tidak, Mbak, Silahkan, ada apa Mbak?”
Apt : “Saat tadi berkonsultasi dengan dokter, keluhan apa saja yang
Ibu sampaikan kepada beliau?”
Ny. Yuli : “Saya mengatakan bahwa lambung saya nyeri. Sehingga saya
sulit makan.
Apt : “Sudah berapa lama ibu merasakan keluhan-keluhan tersebut?”
Ny. Yuli : “Sudah sejak 1 minggu yang lalu setelah saya
mengkonsumsi jamu pegal linu. Karena 2 minggu yang lalu
saya nyeri pinggang dan terasa kaku, jadi saya minum jamu
pegal linu. Setelah 1 minggu minum jamu, nyeri
pingganggnya hilang, tapi sekarang saya merasa nyeri
lambung, Mbak”
Apt : “baik Ibu, apakah Ibu memiliki riwayat penyakit dan riwayat
pengobatan lain selain yang diresepkan?
Ny. Yuli : “Tidak Mbak hanya jamu itu tadi saja.”
Apt : “Oh begitu, baik Bu. Kemudian apa yang beliau sampaikan
mengenai pengobatan yang diberikan ini, Bu?”
Ny. Yuli : “Iya Mbak, Dokter tadi mengatakan bahwa saya menerima
3 macam obat. Satu obat untuk menghilangkan nyeri dan satu
obat untuk nyeri lambung dan satu obat untuk memperlancar
fungsi pencernaan saya.”
Apt : “Baik Bu. Kemudian apa yang dokter sampaikan mengenai
cara penggunaan obatnya?”
Ny. Yuli : “Tidak ada Mbak, beliau tadi tidak ada membahas tentang
cara penggunaan obatnya.
Apt : “Oh begitu, baik Ibu. Kemudian apakah beliau menyampaikan
hasil seperti apa yang diharapkan setelah pengobatan?”
Ny. Yuli : “Iya, beliau mengatakan pengobatan ini akan membuat nyeri
pinggang saya berkurang bahkan jika lebih baik tidak timbul
lagi, kemudian nyeri lambung saya juga teratasi.”
Apt : “Baik Bu. Mohon ditunggu ya Bu. Silahkan duduk dan
mengambil nomor tunggu pasien. Nanti jika obatnya telah siap
akan saya panggil nama dan nomor resep Ibu.”
Ny. Yuli : “ Baik Mbak, terima kasih banyak.”
Apt : “Sama-sama, Bu.”
(Pasien mengambil nomor tunggu resep, dan duduk di ruang tunggu. Apoteker
masuk ke dalam ruangan farmasi dan bersiap untuk menghubungi dokter terkait
masalah skrinning pada resep, kemudian menyiapkan obat).
Objektif :
Objektif :
b. Tepat Obat
- Nyeri yang dialami pasien terjadi sejak 2 minggu yang lalu, dan belum ada tanda
yang mengindikasikan terjadinya rheumatoid arthritis (nyeri simetris di bagian
kanan kiri). Maka dari itu, untuk penanganannya digunakan tata laksana terapi
nyeri secara umum. Berikut adalah algoritma penanganan nyeri, terkait dengan
keluhan nyeri pinggang pada pasien.
Dari keluhan yang disampaikan, nyeri pasien tergolong nyeri mild (mild pain),
maka pemilihan Na diklofenak (NSAID) sebagai terapi pilihan untuk pasien sudah
tepat.
- Untuk keluhan nyeri lambung pasien, diduga nyeri lambung disebabkan oleh
NSAID induced gastritis atau ulcer-like symptomps.
Penggunaan NSAID dapat menyebabkan peptic ulcer disease (PUD) karena obat
golongan NSAID dapat mengiritasi permukaan lambung karena pHnya yang
bersifat asam lemah. Efek sistemik dari NSAID merupakan merupakan penyebab
primer dari PUD. COX merupakan enzim dalam jalur sintesis prostaglandin.
Inhibisi produksi prostaglandin merupakan efek terapetik dari NSAID. Dimana
inhibisi isoenzim COX 1 mengurangi produksi prostaglandin. Prostaglandin,
melalui efek pada sekresi sel mucus, sekresi basal bikarbonat dan pertumbuhan
mukosa merupakan faktor penting penyembuhan dan perlindungan lambung.
Inhibisi produksi prostaglandin oleh NSAID mengganggu mekanisme
perlindungan penting ini (Chisholm-Burns et al, 2008).
Penatalaksanaannya dapat dilihat dari algoritma berikut:
Dari algortima diatas, terlihat bahwa nyeri lambung yang dialami pasien
karena NSAID dapat diterapi dengan:
- Diturunkan dosis NSAID dan diberikan PPI atau H2RA
- Penggantian NSAID dengan selective COX 2 inhibitor NSAID seperti
celecoxib
Dari pilihan terapi di algoritma, pemilihan obat di resep telah sesuai yaitu
memberikan PPI untuk mengatasi nyeri lambung, namun dosis NSAID yang
belum diturunkan.
c. Tepat Dosis
Tepat dosis adalah jumlah obat atau dosis yang diresepkan kepada pasien
sesuai dengan kebutuhan individual dari pasien dan dosis yang diberikan
berada dalam rentang terapi. Pasien mengalami NSAID induced gastritis/ulcer
like symptomps. Maka sesuai algoritma terapi, dosis NSAID perlu diturunkan,
hal ini juga terkait informasi dari pasien bahwa keluhan nyeri pinggangnya kini
telah hilang karena mengkonsumsi jamu pegal linu.
Nama obat Dosis Pustaka Dosis Resep Keterangan
7. Innapropriate Tidak
Addherence
8. Need Additional Tidak
Therapy
3 Dispensing - -
Care plan yang dilakukan apoteker adalah dengan mengintervensi dokter penulis
resep mengenai adanya drug related problem yang telah dijabarkan di atas.
a. Melakukan intervensi kepada dokter penulis resep dengan mengkonsultasikan
dosis Na diklofenak yang perlu diturunkan, terkait kondisi pasien yang
mengalami nyeri lambung, sementara NSAID seperti Na diklofenak dapat
menginduksi nyeri lambung sehingga kondisi pasien akan bertambah parah.
b. Melakukan monitoring dan informasi kepada pasien, bahwa jika nyeri lambung
tetap dirasakan pasien setelah pemberian terapi ini, maka penggunaan NSAID
harus dihentikan dan diganti dengan NSAID selektif COX 2 yaitu celecoxib.
c. Pemberian enzymfort untuk mengantisipasi efek samping dari omeprazole
yaitu konstipasi, sehingga fungsi saluran pencernaan pasien tidak terganggu.
Enzymfort bekerja dengan merangsang sekresi atau pengeluaran empedu,
memperbaiki pencernaan atau penguraian karbohidrat, protein dan lemak.
Kesimpulan terapi
- Terapi farmakologi:
Na diklofenak 25 mg (2x1)
Omeprazole 20 mg (1x1)
Enzymfort (3x1)
3.4 Monitoring
- Monitoring keefektifan terapi dilihat dari keluhan pasien telah berkurang atau
bahkan hilang. Hal tersebut dilihat dari nyeri pinggang pada pasien yang tidak
timbul lagi, dan nyeri lambung pasien yang teratasi.
Monitoring efek samping obat dilihat dari efek samping yang mungkin timbul
akibat penggunaan obat-obat yang diberikan dalam terapi. Efek samping Na
diklofenak adalah edema, pusing, sakit kepala, pruritis, ras, retensi cairan,
gangguan saluran pencernaan antara lain nyeri abdomen, konstipasi, diare,
dispepsia, peptic ulcer, anemia, pendarahan, abnormalitas enzim hati,
abnormalitas fungsi ginjal (Lacy et al., 2008). Jika muncul efek samping
demikian pada pasien setelah terapi, atau selama terapi, maka penggunaan Na
diklofenak dianjurkan untuk diberhentikan. Sedangkan efek samping
omeprazole adalah diare, mual dan muntah. Jika kondisi pasien tidak membaik
setelah pemberian terapi, ppasien dianjurkan untuk kembali ke dokter untuk
mengkonsultasikan kondisinya lebih lanjut.
3.5 Compounding
A. Penyiapan Obat
Apabila resep dan penyesuaian dosis atrosan telah dikonsultasikan kepada dokter dan
pasien serta obat yang diperlukan tersedia pada apotek, maka selanjutnya dilakukan proses
penyiapan obat. Sediaan tablet yang tercantum pada resep masing-masing dimasukkan
kedalam klip obat dan diberikan pelabelan sesuai dengan etiket yang telah dibuat (etiket
putih), dengan keterangan yang dicantumkan pada etiket meliputi nomor resep, tanggal,
nama pasien, frekuensi penggunan obat dan waktu pemakaian obat.
B. Pelabelan
Etiket Natrium Diklofenak
Etiket Omeprazole
Etiket Enzymfort
3.6 Penyerahan Obat (Dispensing) dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
Penyerahan obat-obat dalam resep disertai dengan pemberian KIE kepada pasien.
Dalam hal ini diberikan edukasi kepada pasien untuk perbaikan kondisi secara
nonfarmakologi. Penyerahan obat dan KIE bertujuan untuk mengoptimalkan terapi pada
pasien. Pada penyerahan obat dan KIE informasi mengenai obat yang perlu disampaikan
antara lain: cara penggunaan obat, aturan pakai obat, waktu penggunaan obat, dan ADR
yang mungkin terjadi. Penyerahan obat dan KIE kepada pasien meliputi:
1. Terapi Farmakologi
Natrium Diklofenak
Indikasi : mengatasi nyeri
Cara penggunaan : diminum dengan air putih
Aturan pakai : dua kali sehari
Waktu pemberian : setelah makan
ADR : nyeri lambung
Penyimpanan : obat disimpan pada tempat kering dan terhindar dari
matahari
Omeprazole
Indikasi : Mengatasi nyeri perut
Cara penggunaan : diminum dengan air putih
Aturan pakai : satu kali sehari
Waktu pemberian : 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan
ADR : Konstipasi
Penyimpanan : obat disimpan pada tempat kering dan terhindar dari
matahari
Enzymfort
Indikasi : Membantu memperlancar pencernaan
Cara penggunaan : diminum dengan air putih
Aturan pakai : satu kali sehari
Waktu pemberian : 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan
Penyimpanan : obat disimpan pada tempat kering dan terhindar dari
matahari.
2. Terapi Non Farmakologi
Apoteker menyarankan untuk menghindari makanan yang dapat memicu timbulnya
nyeri pada perut yaitu pengonsumsian kopi, makanan pedas, makanan yang banyak
mengandung lemak, serta apoteker menyarankan untuk makan dengan teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Lacy, C.F., L.L Amstrong, M.P. Goldman, and L.L. Lance. 2008. Drug
Information Handbook17th Edition. United States: Lexicomp’s.
PATIENT MEDICATION RECORD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Yuli (55 th) Alamat :
Tempat/ Tgl Lahir : No. Telp :
Jenis Kelamin : Panggilan Darurat/ No.Telp : -
Berat / Tinggi Badan : Pekerjaan :-
Golongan Darah :- Kewarganegaraan / Agama : -
Nama Dokter yang menangani : dr. XXX
Nama Apoteker : Ririn Sutharini, S.Farm., Apt.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENGOBATAN
Riwayat Alergi Penyakit/kondisi lain yang menyertai Imunisasi
□ Obat Gangguan Hati BCG Tetanus Pneumonia
Makanan Gangguan Ginjal DPT Hepatitis Influenza
Debu/Serbuk sari □ Kondisi medis lain Polio Varicella Lainnya
Lainnya Campak
Reaksi alergi ……………
PENGGUNAAN OBAT
Tgl Keluhan Data Lab. Nama Obat Dosis Cara dan waktu Tgl Catatan Penggunaan Obat ESO yang
Pasien atau Data Penggunaan Berhenti timbul
Klinis
15/12/17 Nyeri - Na diklofenak 25 mg 2 kali sehari setelah 20/12/17 Jika selama terapi, nyeri lambung tidak
pinggang dan makan. Pukul 08.00 membaik, dianjurkan untuk stop penggunaan
kaku, nnyeri dan 18.00 Na diklofenak dan kembali konsultasi ke
lambung dokter. Anjuran terapi dari apoteker adalah
penggantian dengan NSAID selective COX-2
yaitu celecoxib.
Omeprazole 20 mg 1 kali sehari , 30 25/12/17
menit sebelum
makan.
Enzymfort 3 kali sehari, setelah 20/12/17
makan. Puku 08.00,
13.00, 18.00