You are on page 1of 113

MODUL

PCB

EAGLE
MENDESAIN PCB MENGGUNAKAN EAGLE

Pengenalan AGLE

Pada modul ini akan dibahas mengenai bagaimana menggambar skema rangkaian elektronika
menggunakan software EAGLE. EAGLE merupakan software yang khusus diperuntukkan selain
untuk membantu kita membuat skema rangkaian elektronika tetapi kita juga dapat membuat PCB
(printed circuit board) berdasarkan pada skema rangkaian elektronika yang kita buat.

Menapa mengguanaka EAGLE ?

EAGLE memiliki versi gratis (Freeware License), walau gratis tetapi memiliki fitur dan kemampuan
segudang. Kedua, memiliki database komponen elektronika yang sangat lengkap dan dapat
ditambahkan di kemudian hari (tak terkecuali pada versi gratis-nya) dan yang terpenting, EAGLE
sangat mudah untuk dipelajari.

Langkah-langkaha membuat schematic menggunakan EAGLE

1. Membuat Schematic Baru


a. Untuk memulai-nya, jalankan aplikasi EAGLE dan kemudian klik-kiri ‘File’ dan kemudian
pilih ‘New > Schematic’

Gambar 1. Tampilan pemilihan worksheet schematic

1
b. Setelah melakukan langkah diatas, dilayar akan muncul jendela Schematic/worksheet tempat
menggambar schematic seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2. Tampilan windows baru / worksheet tempat menggambar schematic

c. Untuk mempermudah dalam pembuatan skema rangkaian, kita dapat menampilkan ‘Grid’
dengan menekan tombol ‘F6’ pada keyboard.

Gamabar 3. Tampilan Grid pada lembar kerja shematic

2
2. Menyusun Schematic diatas Editor
a. Langkah pertama adalah dengan memilih komponen yg digunakan melalui tombol "ADD"
pada bagian sidebar kiri EAGLE seperti di ilustrasikan pada gambar di sebelah kanan.
Kemudian akan muncul jendela ‘ADD’ yang berisikan database komponen-komponen
elektronika yang dimiliki oleh EAGLE. Dari sini kita akan memasukkan komponen-
komponen elektronika yang dibutuhkan.Jika ada komponen yg digunakan sejenis dan
berulang, hanya diperlukan pemilihan sekali saja selanjutnya bisa dicopy paste di editornya.

Gambar 4. Contoh diatas jika kita ingin memilih komponen IC CMOS 4017

Gambar 5. Contoh diatas jika ingin menambah simbol supply GROUND


b.

3
c. Untuk memper mudah pencarian komponen yang diinginkan, kita bisa menggunakan kolom
‘Search’. Misalnya mencari resistor, ketik ‘resistor*’ pada bagian ‘Search’ dan tekan ‘Enter’
pada keyboard. Maka akan menampilkan komponen yang memiliki unsur resistor di dalam-
nya, cari database dengan nama ‘resistor’ klik-kiri tanda ’+’ dan pilih ‘R-EU_’. ‘R-EU_’
berisikan simbol resistor untuk gaya Eropa. Kemudian pilih salah satu jenis simbol resistor
yang akan digunakan dan klik-kiri ‘OK’.
Dengan melihat pada bagian sebelah kanan terdapat keterangan bahwa resistor ini memiliki
grid 10mm, artinya resistor tersebut akan memiliki jarak antara kedua kakinya sebesar 10mm
dan ini akan digunakan pada saat kita akan membuat PCB.

d. Untuk mengatur posisi dan orientasi masing-masing komponen dapat dilakukan dengan
menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh EAGLE pada bagian sidebar sebelah kiri.
Berikut ini merupakan penjelasan tiga fungsi dasar dari fitur-fitur tersebut.

Move
Ketika akan memindahkan posisi komponen pada skema gunakan fitur ‘Move’
yang diberi ikon ‘+’ dengan tanda panah pada setiap ujungnya. Untuk
memindahkan posisi komponen, klik-kiri-kiri tombol ‘Move’ kemudian pilih
salah satu dari komponen yang akan dipindahkan pada skema rangkaian.

Mirror
Fitur ‘Mirror’ digunakan untuk merubah orientasi komponen berdasarkan
prinsip pencerminan. Untuk melakukan pencerminan terhadap suatu komponen,
klik-kiri tombol ‘ Mirror’ kemudian pilih salah satu komponen yang akan di
cermin-kan pada skema rangkaian. Dengan banyak melakukan latihan anda
akan mahir menggunakan fitur ini.
Rotate
Untuk memutar posisi komponen pada skema rangkaian, digunakan fitur
‘Rotate’ yang disediakan oleh EAGLE. Cara-nya, klik-kiri tombol ‘Rotate’
kemudian pilih salah satu komponen yang akan diputar orientasi-nya pada
skema rangkaian. Fitur ini akan sering digunakan pada saat kita akan membuat
suatu skema rangkaian elektronika. Selain menggunakan tombol ‘Rotate’,
memutar orientasi komponen dapat juga dilakukan dengan cara ‘klik-kanan’
pada saat komponen pada posisi terpilih.
4
Value
Untuk memasukkan nilai-nilai pada setiap komponen, menggunakan fitur
‘Value’ yang terdapat pada sidebar kiri EAGLE. Klik tombol ‘Value’ kemudian
pilih salah satu komponen yang akan kita tambahkan nilai-nya, sehingga muncul
jendela ‘Value’, kemudian masukkan nilai komponen, contoh ‘10k’ untuk
resistor R1. lakukan ini pada setiap komponen elektronika yang belum memiliki
nilai.

Name
Untuk mengubah nama, misal terminal input dan output yang tadinya bernama
‘PAD1’ dan ‘PAD2’ diubah ke ‘INPUT’ dan ‘OUTPUT’ dengan menggunakan
fitur ‘Name’. Cara-nya sama seperti merubah atau menambahkan nilai
komponen.

Smash
Pada skema rangkaian apabila letak keterangan seperti nama komponen dan
nilai komponen berantakan, kita akan merapikan-nya agar terlihat lebih teratur.
Pilih fitur ‘Smash’ pada sidebar kiri EAGLE, kemudian klik-kiri pada setiap
komponen sehingga muncul tanda ‘+’ pada setiap keterangan nama dan
keterangan nilai. Untuk mengatur-nya pilih fitur ‘Move’ dan atur posisi-nya
sesuai dengan keinginan.

e. Setelah semua komponen diletakkan di editor maka dilanjutkan dengan menghubungkan kaki-
kaki komponen sesuai dengan keinginan. Untuk menghubungkan kaki-kaki komponen
digunakan fitur ‘Net’, klik-kiri tombol ‘Net’ yang terdapat pada sidebar EAGLE sebelah kiri.
Hubung-kan setiap kaki-kaki komponen sehingga tampak seperti pada gambar di bawah
berikut ini.

5
f. Untuk menambahkan sumber tegangan dan terminal ‘input’ dan ‘output’. Cara-nya sama
seperti kita menambahkan komponen elektronika melalui fitur ‘Add’ kemudian cari database
dengan nama ‘Supply’. Disana terdapat banyak sekali jenis-jenis simbol sumber tegangan.
Sedangkan untuk terminal ‘input’ dan ‘output’ cari database dengan nama ‘Wirepad’. Setelah
semua simbol-simbol tersebut di tambahkan lalu sambungkan dengan ‘Net’.

g. Beberapa komponen tidak mencantumkan kaki-kaki yg umum seperti VCC & GND (tapi di
pcb ada) , kadang ini akan membuat bingung, jangan khawatir kita "INVOKE" saja melalui
toolbar sesuai gambar berikut

h. Langkah terakhir, periksa apakah pada skema rangkaian tidak


terdapat kesalahan. Cara-nya adalah dengan menggunakan fasilitas
Electrical Rule Check (Erc). Fasilitas ini terdapat pada sidebar kiri
EAGLE, untuk menggunakannya hanya tinggal klik-kiri tombol
‘Erc’ kemudian akan muncul jendela ‘ERC Errors’.

6
Hasil dari pemeriksaan ‘Erc’ didapati dua ‘Warning’ yaitu terdapat pada ‘Part INPUT’ dan
‘Part VALUE’ yang menerangkan bahwa komponen ‘INPUT’ dan komponen ‘OUTPUT’
tidak memiliki nilai. Karena ‘INPUT’ dan ’OUTPUT’ merupakan terminal jadi memang tidak
memiliki nilai jadi pesan ‘Warning’ ini dapat kita abaikan atau jika ingin menghilangkan-nya,
tinggal di-Approve saja. Dan selesai-lah sudah proses pembuatan skema elektronika preamp
sederhana menggunakan EAGLE ini.

3. Routing PCB
a. Setelah semua schematic disusun sesuai keinginan, lanjutkan menuju ke PCB routing dengan
perintah File  Switch to Board

b. Kemudian akan muncul pop-up ‘Warning’ yang menyatakan bahwa skema belum memiliki file
‘Board’ dan menanyakan apakah akan membuat PCB berdasarkan skema yang telah dibuat,
klik-kiri ‘Yes’ pada jendela pop-up tersebut.

Setelah anda menjawab ‘Yes’, kemudian muncul jendela ‘Board’, pada jendela inilah anda
akan memulai untuk menggambar PCB. Coba perhatikan pada pojok sebelah kiri bawah,
terdapat kumpulan komponen elektronika yang kaki-kakinya saling terhubung. Komponen-
komponen tersebut dimuat berdasarkan pada skema yang telah kita buat.

c. Mulanya akan muncul PCB dengan kabel semrawut dan tanpa grid/kotak seperti gambar
dibawah. Pindahkan semua komponen dengan :toolbal move + toolbar select + drag mouse ke
semua komponen + klik kanan + Move group, ke dalam kotak PCB layout

7
d. Setelah itu susun komponen sesuai keinginan dan selanjutnya bisa membuat layout PCB secara
AUTO dengan memilih tombol auto route dan memilih jumlah layer pcb yg diinginkan.

e. Jika ingin kembali ke mode awal sebelum di routing maka tinggal ikuti urutan : pilih ripup +
pilih select + drag mouse ke komponen + klik kanan + pilih ripup group

8
4. Routing Manual
Terkadang routing auto akan menghasilkan routing yang aneh-aneh. Untuk itu perlu
dilakukan routing manual. Untuk skemtik kita menggunakan contoh skematik preamp
sederhana seperti dibawah ini,

a. Sebelum kita menyusun komponen-komponen elektronika tersebut, ada baiknya kita


merencanakan PCB ini nanti-nya akan dibuat dalam ‘single layer’, ‘double layer’, atau
‘multi layer’. Pada EAGLE versi gratis hanya menyediakan ‘single dan double layer’ saja
dimana pada ‘single layer’ menggunakan PCB dengan satu lapisan tembaga (bawah saja)
sedangkan pada ‘double layer’ menggunakan PCB dengan dua lapisan tembaga (atas-
bawah). Karena pada tutorial ini akan dibuat rangkaian elektronika sederhana dan tidak
memiliki banyak komponen, maka kita pilih ‘single layer’. Yang berarti bagian bawah PCB
(yang terdapat tembaga) digunakan sebagai jalur rangkaian, dan bagian atas PCB
digunakan sebagai tempat penempatan komponen.
b. Baiklah sekarang saatnya menyusun komponen dengan memasukkan-nya ke dalam kotak
yang ada disamping kanan-nya. Kotak tersebut merupakan ‘Dimension’ atau kotak
pembatas dari papan PCB yang akan digunakan. Gunakan perintah ‘Move’ untuk
memindahkan setiap komponen. Sebelumnya tekan ‘F6’ pada keyboard untuk
menampilkan grid agar mempermudah pekerjaan kita. Atur sedemikian sehingga tampak
seperti gambar berikut.

9
c. Untuk memutar dan melakukan pencerminan, cara-nya sama
seperti kita melakukan-nya pada saat kita membuat skema
rangkaian, yaitu dengan menggunakan perintah ‘Rotate’ dan
‘Mirror’. Pada gambar di atas terlihat pada setiap kaki komponen
terdapat garis-garis yang menghubungkan setiap kaki-kaki
komponen berwarna hijau, garis-garis tersebut dinamakan
sebagai ‘Ratsnest’. Untuk me-refresh ratsnest gunakan fitur ‘Ratsnest’ pada EAGLE yang
terletak pada toolbar sebelah kiri.
d. Sekarang saatnya untuk membuat jalur pada PCB, gunakan fitur
‘Route’ untuk membuat jalur pada PCB. Klik-kiri ‘Route’ kemudian
pilih layer (lapisan) yang akan digunakan. Karena PCB ini
merupakan PCB single layer maka pilih ‘Bottom’ pada layer, layer
inilah yang akan digunakan untuk menggambar jalur PCB. Menu untuk memilih layer
terdapat pada toolbar bagian atas EAGLE.

e. Untuk memilih lebar jalur PCB yang akan digunakan pilih ‘Width’ pada toolbar bagian
atas. Disini saya memilih lebar jalur PCB sebesar 0.05mil.

f.
g. Untuk memilih jenis sudut (45°, 90°, atau melingkar) pada jalur PCB yang akan dibuat
hanya klik-kanan pada saat kita membuat jalur, atau dengan menggunakan fitur ‘Wire
bend’ pada toolbar yang muncul ketika kita memilih fungsi ‘Route’.

h.
i. Setelah proses membuat jalur PCB telah selesai maka hasilnya kurang lebih akan terlihat
seperti ini.

10
j. Pada gambar PCB di atas tidak terdapat terminal untuk sumber listrik, untuk
menambahkan-nya kita harus ke jendela skema rangkaian untuk menambahkan-nya. Untuk
berpindah ke jendela skema klik-kiri tombol ‘Schematic’ pada toolbar atas.

k. Lalu akan muncul jendela Schematic dimana terdapat rangkaian elektronika yang telah kita
buat PCB-nya. Tambahkan ‘Wirepad’ dari library EAGLE atau kita dapat menduplikasi
dari terminal ‘INPUT’ atau ‘OUTPUT’ dengan fitur ‘Copy”. Sambungkan salah satu
terminal ke ‘Supply’ (12V) dan terminal yang lain ke ‘Ground’ (GND), kemudian ubah
nama masing-masing terminal menjadi ‘12VDC’ untuk yang terhubung dengan ‘Supply’
dan ‘GND’ untuk yang terhubung dengan ‘Ground’.

l. Setelah itu kita beralih lagi jendela ‘Board’, disana sudah terdapat dua terminal yang kita
tambahkan pada jendela skema.

11
m. Pindahkan kedua terminal pada posisi yang di-inginkan kemudian buat ‘Route’ pada
masing-masing terminal. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan kotak ‘Dimension’
dengan fitur ‘Move’, kemudian merapikan posisi tulisan pada masing-masing komponen
dengan fitur ‘Smash’.

n. Langkah terakhir dan wajib dilakukan adalah melakukan pemeriksaan terhadap PCB yang
telah kita buat dengan menggunakan fitur ‘Erc’ dan ‘Drc’. Dari pemeriksaan menggunakan
‘Erc’ terdapat empat peringatan (warning) pada komponen 12VDC, GND, INPUT, dan
OUTPUT karena tidak memiliki nilai komponen. Dikarenakan komponen-komponen
tersebut merupakan terminal yang memang tidak memiliki nilai, maka kita dapat
mengabaikan pesan peringatan ini.

o. Selesai sudah PCB yang kita gambar menggunakan EAGLE dan gambar PCB ini siap
untuk dicetak.

p. Untuk mempercantik PCB dan menghemat waktu "ETCHING", untuk skematik percobaan
ini beda dengan skematik contoh diatas karena untuk rangkaian amplifaier jarang
mengunakan ground yang banyak agar mengurangi nois, maka daerah-daerah yang kosong
perlu diberikan suatu gambar polygon. Pada umumnya polygon juga mewakili sinyal yang
common/dipake berulang di PCB, umumnya untuk menghubungkan semua sinyal ground.
Untuk membuatnya gampang saja, dengan menggambar polygon disekitar komponen dan
menamakannya dengan nama signal yg akan disambungkan. jika tidak diberi nama maka
polygon akan berdiri sendiri.

12
q. Ketika tombol RATSNET ditekan maka PCB akan menjadi terhubung seperti ini

r. Apabila antara polygon dan routing terlalu mepet, kita atur saja jarak antar routing melalui
"DRC RULES" .

13
Setting DRC ini dapat disimpan dan dipanggil pada desain PCB selanjutnya

4. PrintOut PCB
Setelah PCB layout selesai, dilanjutkan dengan printing layout ke atas kertas , plastik
transparansi, glossy dsb. Layer yg dipilih hanya BOTTOM, PADS, dan VIA

selanjutnya lakukan printing secara mirror (untuk bagian TOP) atau disesuaikan dengan
kebutuhan

14
SELAMAT MENCOBA

15
Amp

AMPLIFIER
MODUL 1 elco
electronic community

Power Amplifier 300 Watt


Namanya power amplifier, diletakkan sibagian terakhir sistem audio yang
menghasilkan daya listrik (audio) untuk menggerakkan speaker hingga 300 watt.
Rangkaian sederhana ini bukan hal baru, namun banyak juga memerlukannya baik untuk
dirakit sendiri atau dipakai sebagai koleksi, apalagi komponennya cukup mudah didapat
(dibeli) dimana-mana.
Karena rangkaian ini hanyalah power amplifier, maka untuk oprasionalnya
memerlukan bagian masukan yang sesuai baik impedansi, karakteristik respon frekuensi
dan taraf tegangan (sinyal) audio agar dapat bekerja maksimal.
Bagian utama penghasil daya audio yang lumayan ebesar 300 watt (RMS)
dikerjakan oleh empat buah transistor yang khusus dirancang untuk power amplifier yaitu
pasangan 2SA1216 dan 2SC2922, paling banyak yang beredar di pasaran adalah produk
Sanken, walupun ada juga merek lain seperti Toshiba, Murata, Samsung, NS dan
sebaginya.

1
elco
electronic community

2
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community

Resistors: R29 = 22 ohm. 0,25watt


R1 = 1.000 ohm. 0,25watt R30 = 100 ohm. 1watt
R2 = 10.000 ohm. 0,25watt R31 = 100 ohm. 1watt
R3 = 1.000 ohm. 0,25watt R32 = 100 ohm. 1watt
R4 = 10 ohm. 0,25watt R33 = 100 ohm. 1watt
R5 = 220 ohm. 0,25watt R34 = 220 ohm. 0,25watt
R6 = 4.700 ohm. 0,25watt R35 = 220 ohm. 5watt
R7 = 4.700 ohm. 0,25watt R36 = 220 ohm. 5watt
R8 = 22 ohm. 0,25watt R37 = 0,1 ohm. 5watt
R9 = 22 ohm. 0,25watt R38 = 0,1 ohm. 5watt
R10 = 10.000 ohm. 0,25watt R39 = 0,1 ohm. 5watt
R11 = 2.200 ohm. 0,25watt R40 = 0,1 ohm. 5watt
R12 = 22.000 ohm. 0,25watt R41 = 0,1 ohm. 5watt
R13 = 2.200 ohm. 0,25watt R42 = 0,1 ohm. 5watt
R14 = 10.000 ohm. 0,25watt R37 = 39 ohm. 0,25watt
R15 = 22 ohm. 0,25watt R37 = 5.600 ohm. 0,25watt
R16 = 22 ohm. 0,25watt R37 = 5.600 ohm. 0,25watt
R17 = 4.700 ohm. 0,25watt R37 = 39 ohm. 0,25watt
R18 = 4.700 ohm. 0,25watt R37 = 4,7 ohm. 0,25watt
R19 = 6.800 ohm. 0,25watt R37 = 2.200 ohm. 0,25watt
R20 = 1.000 ohm. 5watt VR1 = 2.200 ohm.
R21 = 3900 ohm. 0,25watt
R22 = 6.800 ohm. 0,25watt Capacitors:
R23 = 4.700 ohm. 0,25watt C1 = 2200 uF/85V,
R24 = 390 ohm. 0,25watt C2 = 2200 uF/85V,
R25 = 1.000 ohm. 0,25watt C3 = 2200 uF/85V,
R26 = 100 ohm. 0,25watt C4 = 2200 uF/85V,
R27 = 220 ohm. 0,25watt C5 = 2,2 uF/35V,
R28 = 100 ohm. 0,25watt C6 = 330 pF
C7 = 100 uF/25V 3
elco
electronic community

C8 = 330 pF Q12 = 2SA1216, PNP Power Transistor


C9 = 100 nF Q13 = 2SA1216, PNP Power Transistor
C10 = 100 nF Q14 =2SC2922, NPN Power Transistor
C11 = 100 nF Q15 =2SC2922, NPN Power Transistor
C12 = 1,5 nF Q16 = BD140, PNP transistor
C13 = 1,5 nF Q17 = BD139, NPN transistor
C14 = 1,5 nF
C15 = 100 nF DIODE:
C16 = 100 nF DZ1 = 5V1 Zener
C17 = 100 nF DZ2 = 62V1 Zener
DZ3 = 5V1 Zener
Transistot: D1-D4 = Bridge diode 5A(tidak tampak
Q1 = BC547, NPN transisor pada skema)
Q2 = BC547, NPN transisor D5 = 1N4004, silikom diode
Q3 = BC547, NPN transisor D6 = 1N4004, silikom diode
Q4 = BC557, PNP transisor
Q5 = BC557, PNP transisor LAIN-LAIAN:
Q6 = BC557, PNP transisor Heatzink untuk power transistor
Q7 = BD140, PNP transisor @5x5cm
Q8 = BC549, NPN transisor T1 = Trafo 5A:45V CT (tidak tampak
Q9 = BD139, NPN transisor pada skema)
Q10 = BD139, NPN transisor F1 = 5A, slow blow
Q11 = BD140, PNP transisor F2 = 5A, slow blow

4
3
elco
electronic community

PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.

MENYIAPKAN CATU DAYA


Power amplifier ini memerlukan daya listik yang cuukup besar, bila dijalankan
pada tegangan 220V AC memerlukan persediaan daya sekitar 5VA. Untuk mencoba
dengan daya rendah dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan DC yang masuk
rangkaian 45V pada trafo dipindahkan ke tap 35V atau yang lebih rendah lagi (kalu ada),
dengan demikaian daya listrik yang diserap menurun.

5
MODUL 2 elco
electronic community

Rangkaian Pendominasi Nada Rendah ‘GIGABAZZ’


Tugas utama rangkaian ini adalah agar nada rendah lebih dominan semakin kuat,
sehingga dengan sistem suara yang bagaimanapun akan menonjolkan bass lebih mantap.
Cara ini banyak dipakai pada peralatan audio portabel yang konstruksi kabinetnya terbuat
dari plastik, tetapi menginginkan nada rendah mantap, sementara kondisi kabinet tidak
memungkinkan.
Apalagi dengan speaker “bias” yang berdiameter kecil, tentu mendapatkan nada
rendah yang kuat akan semakin sulit. Giga Bazz adalah salah satu alternatif untuk
mengatasi keterbatasan diatas, dengan sedikit komponen tambahan akan dihasilkan nada
rendah yang lebih mantap.
Rangkaian ini cocok untuk dipergunakan untuk menghubungkan CD player, FM
tuner, walkman atau alat pemutar audio lainya yang portabel untuk diiperkuat dengan
amplifier agar diperoleh suara yang lebih kuat. Jadi rangkain ini masih memerlukan
power amplifier agar diperoleh suara yang lebih kuat. Jadi rangkaian ini masih
memerlukan power amplifier yang cukup besar untuk dapat menggetarkan speaker
“woofer” sebagai penghasil nada rendah.
Rangkaian utama pendominasi nada rendah ini berupa filer aktif yang hanya
meloloskan frekuensi rendah dari masukan, sehingga keluarannya menghasilkan nada
rendah semakin kuat. Kompinen utama rangkian ini adalah sebuah op-amp denga
beberapa buah resistor dan kapasitor yang membentuk menjadi filter aktif.
Masukan yang berasal dari CD player atau tape deck dihubungkan lewat R1
menuju kaki nomor 2 input inverting op-amp IC1a dengan umpan balik R2 yang nilainya
sama, sehingga pada tingkat ini tidak ada penguatan yang berarti.
Tingkat berikutya adalah sebuah filter aktif yang dilengkapi dengan pengatur
“boost” dan “attn” berupa potensiometer VR1. Keluaran diambil pada op-amp terakhir
IC1b kaki nomor 7 untuk diperkuat kembali oleh poweer amplifier atau perangkat
audio lainnya. Catu daya stabil diperlukan agar perubahan tegangan penguat
tidak terlalu mengganggu rangkaian ini. Rangkaian sederhana untuk
menstabilkan tegangan diperoleh dengan memasang diode ziner.
6
elco
electronic community

7
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community

Resistors: IC1 = TL074, LM324 atau sejenisnya


R1 = 47.000 ohm. 0,25watt T = trafo 12V CT 500mA
R2 = 47.000 ohm. 0,25watt D1 = 1N4001, silikom
R3 = 10.000 ohm. 0,25watt D2 = 1N4001, silikom
R4 = 1 Mohm. 0,25watt D3 = 1N4001, silikom diode
R5 = 10.00 ohm. 0,25watt D4 = 1N4001, silikom diode
R6 = 1 M ohm. 0,25watt
R7 = 150 ohm. 0,25watt
R8 = 150 ohm. 0,25watt
VR = B100K ohm. stere

Capacitors:
C1 = 68 nF, mylar
C2 = 6,8 nF, keramik
C3 = 0,1 uF/25V, keramik/ mylar
C4 = 0,1 uF/25V, keramik/ mylar
C5 = 1000 uF/25V, keramik/ mylar
C6 = 1000 uF/25V, keramik/ mylar
C7 = 100 uF/25V, keramik/ mylar
C8 = 100 uF/25V, keramik/ myla

8
elco
electronic community

PETUNJUK PERAKITAN
Merakit komponen Giga Bazz dapat dimulai dengan memeriksa semua komponen
baik pasif (resistor, kapasitor, kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll)
dengan multimeter tentang baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang
digunakan.
Perakitan komponen pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai
dari resistor, kapasitor, soket, saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan
pemasangan komponen aktif yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC
umumnya menggunakan soket, maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara
menancapkan IC tersebut pada soketnya.

MENYIAPKAN CATU DAYA


Rangkaian penggerak nada rendah ini memerlukan daya listik yang cuukup besar,
bila dijalankan pada tegangan 220V AC memerlukan persediaan daya sekitar 10VA.
Untuk mencoba dengan daya rendah dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan DC
yang masuk rangkaian menjadi 12V dengan arus sekitar 500mA.

Penggunaan trafo daya yang berkemampuan 500mA dengan tegangan 12V pakai
CT (center tap). Masukkan catu daya dan rangkaian utama dedalam kotak yang terbuat
dari logam dengan sistem ground yang bagus, terutama pada bagian imput dan center-tap
catu daya.

4
9
MODUL 3 elco
electronic community

Pembangkit Echo Robot


Untuk menambahakan efek suara mikrophon bergaya pantulan seperti robot
diperlukan rangkaian echo robotis. Pada setting tertentu mikrophon akan mengeluarkan
efef pantulan sederhana, sehingga baik untuk menambahkan suasana pada saat dipakai
berpidato. Sedangkan pada setting yang lain mikrophon akan mengelurakna efek suara
robot dengan gaya pantulan monoton. Untuk mendayagunakan rangkaian ini diperlukan
amplifier dengan tone kontrol atau dengan menggunakan audio mixer yang memiliki
saluran mikrophon.

KOMPONEN UTAMA
Rangkaian selengkapnya ada pada halaman ini, beberapa komponen utama seperti
IC1 AN6551, IC2 MN3005 atau MN3008, IC3 MN3101 dan IC4 AN6551 adalah
pasangan terintegrasi yang khusus dipergunakan untuk membangkitkan efek suara
pantulan (echo). Sebuahh transistor diperlukan untuk pre-amplifier bagi input
mikrophone yang masukannya dikopel dengan C2 1uF/16V langsung menuju basis
transistor 2SC536.
Keluaran transistor dari kolektor disadap lewat C6 3,3 uF/25V untuk diproses oleh
rangkaian pembangkit efek suara dan dikembalikan lagi lewat R28 10K dan dicampur
dengan suara aslinya oleh potensiometer VR2 10K. Jadi keluaran suara asli yang dikopel
oleh C7 3,3 uF/25V dan resistor R7 10K dicampur dengan efek suara pantulan pada VR2
10K dan dikeluarkan ke rangkaian amplifier berikutnya.
Potensiometer VR2 berungsi untuk mengatur tinggi rendahnya efek suara
pantulan terhadap suara asli dari mikrophone. Jika setting potensiometer ini dalam posisi
minimal, maka suara yang keluar tidak muncul efek pantul sama sekali, sebaliknya jika
poensiometer ini dalam posisi maksimal akan muncul efek suara pantulan yang terbesar.
Bahkan lebih besar dari suara aslinya, dengan perubahan sedikit komponen maka

10
efek suara yang terakhir ini akan dapat menirukan efek suara “aneh” lainnya
sesuai dengan kehendak anda.
elco
electronic community

11
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community

Resistors: VR1 = 100K ohm. trimpot


R1 = 22.000 ohm. 0,25watt VR2 = 10K ohm. potensiometer
R2 = 4.700 ohm. 0,25watt VR3 = 50K ohm. potensiomter
R3 = 4.700 ohm. 0,25watt VR4 = 100K ohm. trimpot
R4 = 1.000 ohm. 0,25watt VR5 = 10K ohm. trimpot
R5 = 220 ohm. 0,25watt
R6 = 82.000 ohm. 0,25watt Capacitors:
R7 = 10.000 ohm. 0,25watt C1 = 2,2 nF
R8 = 47.000 ohm. 0,25watt C2 = 1 uF, electrolyt
R9 = 120.000 ohm. 0,25 watt C3 = 3,3 nF
R10 = 56.000 ohm. 0,25 watt C4 = 470 pF
R11 = 56.000 ohm. 0,25watt C5 = 1nF
R12 = 33.000 ohm. 0,25watt C6 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R13 = 120.000 ohm. 0,25watt C7 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R14 = 47.000 ohm. 0,25watt C8 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R15 = 15.000 ohm. 0,25watt C9 = 220 pF
R16 = 100.000 ohm. 0,25watt C10 = 3,3 nF
R17 = 100.000 ohm. 0,25watt C11 = 3,3 nF
R18 = 47.000 ohm. 0,25watt C12 = 220 pF
R19 = 39.000 ohm. 0,25watt C13 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R20 = 39.000 ohm. 0,25watt C14= 820 pF
R21 = 100.000 ohm. 0,25watt C15 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R22 = 33.000 ohm. 0,25watt C16 = 2,2 nF
R23 = 120.000 ohm. 0,25watt C17 = 2,2 nF
R24 = 200.000 ohm. 0,25watt C18 = 4,7 nF
R25 = 220 ohm. 0,25watt C19 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R26 = 200.000 ohm. 0,25watt C20 = 220 pF
R27 = 120.000 ohm. 0,25watt C21 = 3,3 uF/25V, electrolyt
R28 = 10.000 ohm. 0,25watt
12
elco
electronic community

C22= 3,3 uF/25V, electrolyt


C23 = 3,3 uF/25V, electrolyt
C24 = 3,3 uF/25V, electrolyt

Lain-Lain:
IC1 = AN6551
IC2 = MN3005 atau MN3008
IC3 = MN3101
IC4 = AN6551
TR = 2SC536
D1 = 1N4148
D2 = Zener 9v1

3
0
13
elco
electronic community

MENGUBAH EFEK ROBOTIS


Dengan susunan komponen seperti daftar diatas, rangkaian ini akan
membangkitkan efek suara pantulan (echo) seperti umumnya yang dapat diatur lewat
potensiometer VR2 (LEVEL) dan VR3 (EFFECT). Agar rangkaian pembangkit efek
suara ini menghasilkan suara seperti robot maka diperlukan sedikit perubahan komponen
seperti berikut ini.
- R7 10K dilepas dari rangkaian
- R14 47K diganti dengan resistor 39K
- R15 15K deganti dengan resistor 6K8
- C14 pF diganti dengan kapasitor 15pF

Atur kembali VR1, VR3 dan VR4 hingga menghasilkan efek suara robotis seperti
yang anda inginkan dan perbandingkan level suara asli dengan efeknya dapat diatur
dengan memutar VR2.

PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada PCB dimuali dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor,
soket, saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan
komponen aktif yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya
menggunakan soket, maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan
IC tersebut pada soketnya.

14
elco
electronic community
CATU DAYA
Pencatu daya yang diperlukan rangkian ini adalah 12V dengan arus yang kecil.
Dianjurkan menggunakan regulator tegangan positif 7812 yang sudah populer.
Penggunaan trafo daya kecil 220V – 12V dengan arus maksimal 300mA, lengkapi
penyearah “fullwave” dengan filter kapasitor sebesar 2200 uF, barulah dipasang regulator
7812 dan keluarannya diberikan ke rangkaian pembangkit efek suara ini. Untuk keperluan
yang khusus catu daya ini dapat menggunakan batery kotak 9V, agara hasilnya sama
dengan ketika menggunakan catu daya 12V, sambungkan langsung batery 9V tersebut
pada titik positif diode zener D2 (langsung). Karena usia pakai batery 9V tersebut
terbatas, maka pada saat tertentu nanti hasil efek suaranya akan berubah sendiri dan ini
bertanda bahwa batery tersebut minta diganti baru.

4
Rangkaian penggerak nada rendah ini memerlukan daya listik yang cuukup besar, bila
dijalankan pada tegangan 220V AC memerlukan persediaan daya sekitar 10VA. Untuk
mencoba dengan daya rendah dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan DC yang
masuk rangkaian menjadi 12V dengan arus sekitar 500mA.

Penggunaan trafo daya yang berkemampuan 500mA dengan tegangan 12V pakai
CT (center tap). Masukkan catu daya dan rangkaian utama dedalam kotak yang terbuat
dari logam dengan sistem ground yang bagus, terutama pada bagian imput dan center-tap
catu daya.

15
RF

RADIO
MODUL 1 elco
electronic community

PEMANCAR FM 88-108 MHZ 5 W


Pemancar ini disusun dengan rangkaian penguat freuensi tinggi yang sederhanan
sekali, menggunakan kopling kapsitor disetiap tingkat, sehingga memudahkan untuk
dibuat sendiri oleh pemula. Rangkaian ini akan lengkap menjadi pemancar bila
masukannya dipasang elektret mikrophone. Karena hanya satu saluran masuk maka
rangkaian ini akan menjadi pemanar FM mono, untuk menajadikannya stereo harus
diambah MPX. Pada saat hanya menggunakan satu saluran mikrophone, praktis
rangkaian ini mirip dengan mikrophone “wireless” yang pada umumnya menggunakan
modulasi FM juga.

RANGKAIAN PEMANCAR
Trasnistor pertama pada rangkaian ini bertugas sebagai pemodulir sinyal audio
dari mikrophone menjadi modulasi frekuensi yang langsung mengendalikan osillator.
Penyangga antar bagian oscillator dengan rangkaian “driver” dijembatani oleh transistor
TR2. Tahap penguatan berikutnya adalah TR3, TR4, TR5, TR6, TR7 dan TR8 yang
semuanya merupakan “driver” bagian penguat akhir pemancar.
Penguatan akhir disusun dengan empat buah transistor “power” TR9, TR10, TR11
dan TR12. Pada setiap tahap penguatan tersebut dikopling dengan kapasitor langsung
sehingga tidak memerlukan “tunning” yang spesifik, seluruh rangkaian akan bekerja
sebagai penguat frekuensi tinggi sesuai besarnya frekuensi dari osillator.
Antena pemancar dihubungkan pada bagian keluaran penguat akhir juga dengan
kopling kapasitor. Pemakaian jenis antena ntuk rangkaian ini tidak terlalu kritis, bisa
menggunakan antena model apa saja asalkan minimal memiliki panjang efektif sekitar 75
cm. Beberapa percobaan dihasilkan daya pancar paling bagus menggunakan antena
teleskopik sepanjang 120 cm.

1
elco
electronic community

2
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community

Resistors: C14 = 33 pF, keramik


R1 = 5.600 ohm, 5%, 0.25watt, karbon C15 = 33 pF, keramik
R2 = 47.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon C16 = 0,022 uF/25V, keramik/mylar
R3 = 100.00 ohm, 5%, 0.25watt, karbon C17 = 33 pF, keramik
R4 = 47.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon C18 = 0,022 uF/25V, keramik/mylar
R5 = 33.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon
R6 = 33.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon Inductors:
R7 = 22.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon L1 = primer 3 lili 0,4 mm, sekunder 1
R8 = 22.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon lilit, 0,4 mm, koker 5 mm
R9 = 10.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon L2 = 3 lilit; 0,7 mm, inti udara 6 mm
R10 = 10.000 ohm, 5%, 0.25watt, karbon L3 = 3 lilit; 0,7 mm, inti udara 6 mm
R11= 5.600 ohm, 5%, 0.25watt, karbon L4 = 3 lilit; 0,7 mm, inti udara 6 mm
L5 = 3 lilit; 0,7 mm, inti udara 6 mm
Capacitors:
C1 = 0,1 uF/25V, keramik/mylar Semiconductor:
C2 = 0,0022 uF/25V, keramik/mylar TR1 = 2SC829, NPN transistor
C3 = 0,022 uF/25V, keramik/mylar TR2 = 2SC2053, NPN transistor
C4 = 5 pF, keramik TR3 = 2SC710, NPN transistor
C5 = 10 pF, keramik TR4 = 2SC710, NPN transistor
C6 = 20 pF, keramik TR5 = 2SC710, NPN transistor
C7 = 10 pF, keramik TR6 = 2SC710, NPN transistor
C8 = 33 pF, keramik TR7 = 2SC710, NPN transistor
C9 = 20 pF, keramik TR8 = 2SC710, NPN transistor
C10 = 0,022 uF/25V, keramik/mylar TR9 = 2SC710, NPN transistor
C11 = 33 pF, keramik TR10 = 2SC710, NPN transistor
C12 = 25 pF, keramik TR11= 2SC710, NPN transistor
C13 = 0,022 uF/25V, keramik/mylar TR12 = 2SC710, NPN transistor

3
elco
electronic community

PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.

MENYIAPKAN CATU DAYA


Pemancar ini memerlukan daya listrik yang tidak terlalu besar, bila dijalankan
pada tegangan 220V AC dengan persedian daya listrik sekitar 15VA. Untuk mencoba
dengan daya yang cukup dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan DC yang masuk
rangkaian menjadi 12 V dengan arus sekitar 1A. Penggunaan trafo daya yang
berkemampuan 6A dengan tegangan 12 V pakai CT (center tap). Jangan lupa, pasang plat
penyerap panas (heatzink) yang cukup lebar pada 4 transistor power, sebab semakin lama
dipakai akan menyebabkan panan transistor tersebut meningkat.

4
MODUL 2 elco
electronic community

MPX – STEREO FM
Rangkaian MPX Stereo ini berfungsi untuk menggabungkan dua sinyal audio
stereo (LEFT dan RIGHT) dari sistem suara agar dapat dimodulir secara Frekuensi
Modulation (FM). Sistem suara yang menjadi masukan rangkaian ini adalah sinyal stereo
yang taraf tegangannya tidak lebih 0,7V seperti, tape-deck, audio mixer, pre-amp head
(rakitan sendiri) atau output audio analog dari CD-ROM drive.
Selanjutnya rangkaian ini akan menghasilkan sinyal FM yang siap diperkuat
menjadi pemancar radio FM dengan frekuensi kerja yang umum yaitu antara 88MHz
sampai 108 MHz. Bagian selanjutnya yang akan memperkuat sinyal FM yang masih
lemah tersebut adalah “ FM Driver dan RF Amplifier 10 Watt” dan terakhir dengan “FM
Booster RF Amplifier 100Watt” siap dipancarkan dengan antena khusus pemancar FM
sesuai dengan frekuensi kerja.

RANGKAIN
Bagian depan MPX Stereo ini adalah rangkaian pre-amphasis yang bertugas
memperbaiki karakteristik suara stereo yang masuk agar stabil mulai dari frekuensi
100Hz sampai 16KHz. Keluaran dua saluran pre-amphisis ini dimasukkan ke rangkaian
switching CD4066 untuk sisusun secara multiplek agar dapat disimpan pada sinyal pilot
19 Khz yang dihasilkan oleh MC1310.
MC1310 menghasilkan sinyal sub-carrier 38 KHz dan sinyal pilot 19 KHz untuk
pertanda multiplek stereo, besarnya frekuensi tersebut dapat diatur dengan memutar
trimpots VR1. Aturlah frekuensi tersebut sekalisaja hingga benar dan stabil, setelah itu
barulah melanjutkan rangkaian lain.
Hasil multipleks tersebut diambil dari output switching CD4066 lewat R22 dan
R23 dengan kapasitor kopling C14, lantas diperkuat oleh transistor Q6 dan Q7 pada
tingkat berikutnya. Taraf teganggan multiplek FM diatur dengan memutar trimpot VR2.
Sinyal multiplek FM tersebut dimodulasikan langsung dengan oscillator carrier sesuai
frekuensi kerja pemancar FM oleh transistor Q8 dan Q9.
Keluaran sinyal FM diambil lewat kaki kolektor Q9 melewati variabel capacitor
(Vc) menuju kepenguat RF (driver) pemancar FM. Pada tingkat akhir ini, sebenarnya
sinyal FM sudah dapat dipancarkan, namun dayanya masih rendah, sehingga hanya
mampu dipancarkan beberapa meter saja keradio penerima FM. Dengan cara penerima
sinyal FM dengan jarak dekat inilah anda bisa melihat keberhasilan rangkaian yang anda
rakit.

5
elco
electronic community

6
DAFTAR KOMPONEN

Resistors: Capacitors:
R1 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C1 = 100 uF/25V, keramik
R2 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5% C2 = 680 pF/25V, keramik
R3 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C3 = 680 pF/25V, keramik
R4 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5% C4 = 100 nF/25V, keramik
R5 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C5 = 680 pF/25V, keramik
R6 = 100 ohm. 0,25watt, 5% C6 = 1 uF/50V, electrolyt
R7 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C7 = 1 uF/50V, electrolyt
R8 = 100 ohm. 0,25watt, 5% C8 = 1 uF/50V, electrolyt
R9 = 4.700 ohm. 0,25watt, 5% C9 = 1 uF/50V, electrolyt
R10 = 2.200 ohm. 0,25watt, 5% C10 = 470 pF/25V, keramik
R11 = 4.700 ohm. 0,25watt, 5% C11 = 1 uF/50V, electrolyt
R12 = 2.200 ohm. 0,25watt, 5% C12 = 1 uF/50V, electrolyt
R13 = 15.000 ohm. 0,25watt, 5% C13 = 100 nF/25V, keramik
R14 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C14 = 100 uF/16V, electrolyt
R15 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C15 = 4.700 pF/25V, keramik
R16 = 15.000 ohm. 0,25watt, 5% C16 = 100 pF/25V, keramik
R17 = 15.000 ohm. 0,25watt, 5% C17 = 1 uF/50V, electrolyt
R18 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% C18 = 1 uF/50V, electrolyt
R19 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% C19 = 1 uF/50V, electrolyt
R20 = 470.000 ohm. 0,25watt, 5% C20 = 2.200 pF/25V, keramik
R21 = 470.000 ohm. 0,25watt, 5% C21 = 5 pF/25V, keramik
R22 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C22 = 18 pF/25V, keramik
R23 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C23 = 47 pF/25V, keramik
R24 = 150.000 ohm. 0,25watt, 5% C24 = 20 pF/25V, keramik
R25 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5% C25 = 1 nF/25V, keramik
R26 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5% Vc = 100 pF/25V, keramik
R27 = 39.000 ohm. 0,25watt, 5%
R28 = 39.000 ohm. 0,25watt, 5% Inductors:
L1 = 0.47 uH
R29 = 4.700 ohm. 0,25watt, 5% L2 = 100 uH
R30 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5% L3 = 2.5 mH
R31 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5%
R32 = 4.7000 ohm. 0,25watt, 5% Semiconductor:
R33 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% Q1 = BC547, NPN transistor
R34 = 100 ohm. 0,25watt, 5% Q2 = BC517, PNP transistor
R35 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% Q3 = BC547, NPN transistor
R36 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5% Q4 = BC517, PNP transistor
R37 = 100 ohm. 0,25watt, 5% Q5 = BC547, NPN transistor
VR1= 5.000 ohm. trimpots Q6 = 2SC1815, NPN transistor
VR2= 10.000 ohm. trimpots Q7 = 2SC1815, NPN transistor

7
Q8 = 2SC829, NPN transistor
Q9 = 2SC2053, NPN transistor
IC1= MC1310, Motorolla
IC2 = CD4066, NS
elco
electronic community

PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.
Khusus untuk rangkaian MPX Stereo ini, sebaiknya dirakit perbagian, yaitu
dimulai dengan memasang jumper-jumper yang sering terlupakan sebagai penghubung
antar bagian. Rakitlah terlebih dahulu bagian oscillator yang berkomponen IC MC1310,
ukur pada test point kaki nomor 10, jarus terukur frekuensi pilot 19Khz yang diperlukan
MPX Stereo. Setelah rangkian ocsillator tersebut normal, lanjutkan perakitan pada
rangkaian lain hingga selesai.

CATU DAYA
Kebutuhan listrik rangkaian MPX Stereo ini adalah tegangan DC stabil 12 V
dengan arus sebesar 500 mA, pengkabelan ground harus baik. Dianjurkan menggunakan
catu daya dengan regulator IC 7812 yang spesial untuk stabilistor teganan 12 volt dengan
batas arus maksimal 1A. Pemakaian catu daya yang kurang stabil dan kemampuan arus
yang buruk akan menyebabkan gangguan nois pada modulasi FM dan sering berakibat
kualitas suaranya menjadi cacat.

8
MODUL 3 elco
electronic community

Driver dan RF –Amplifier untuk FM


Transmitter 10 Watt
Rangkaian driver dan RF amplifier yang dapat bekerja pada daerah frekuensi
88MHz–108MHz ini merupakan bagian akhir dari pemancar FM (Transmitter) dengan
output 10 watt. Rangkaian ini memerlukan masukan dari audio MPX Stereo, agar dapar
memancarkan sinyal audio secara setereo. Jadi dengan menggunakan secara berurutan
antara MPX Stereo dengan Driver dan RF Amplifier ini, anda dapat membangaun
pemancar FM Stereo berdaya pemancar 10 watt.
RANGKAIN UTAMA
Rangakaian ini dilengkapi dengan oscillator yang menghasilkan frekuensi antara
88 MHz sampai 108 MHz, dapat diatur dengan memutar inti ferit pada L1. Masukan
oscillator ini adalah sinyal audio MPX Stereo dan dikeluarkan kerangkain driver yang
terdiri atas transistor Q2, Q3 dan Q4. Masing tingkat penguat driver di kopel dengan
kapasitor timmer untuk menyesuaikan impedensi masing-masing tingkat penguat, yaitu
C7, C10, C12 dan C15. Khusus transistor Q4 2SC1970, dianjurkan dipasang penyerap
panas (heatzink) agar panas yang terjadi pada badan transistor dapat dikurangi.
Transstor yang bertugas sebagai penguat akhir dan RF amplifier adalah Q5
2C1971 yang memerlukan sirip penyerap panas, karena bekerjanya menimbulkan panas
yang terus meningkat. Keluaran RF diambil dengan rangkaian “tank coil” L9 dan C18,
sedangkan untuk menyesuaikan impedansi anena di kopel dengan C19 yang nilainya
dapat diatur.
Pada terminal output menuju antena sebaiknya sudah dihubungkan denga kabel
koaxial RG-59 yang berimpedansi sekitar 75 ohm. Hubungan keantena sebaiknya
menggunakan konektor BNC yang ukuran covernya cocok dengan kabel RG-59, agar
kabel luar (serabut) koaxial rapat dengan konektor dan hubungan ground-nya terjamin
bagus.

9
elco
electronic community

10
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community

Resistors: C13 = 60pF, (trimmer)


R1 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C14 = 1 nF, keramik
R2 = 100 ohm. 0,25watt, 5% C15 = 60pF, (trimmer)
R3 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C16 = 60pF, (trimmer)
R4 = 39.000 ohm. 0,25watt, 5% C17 = 1 nF, keramik
R5 = 100 ohm. 0,25watt, 5% C18 = 100 pF, (verco)
R6 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% C19 = 60pF, (trimmer
R7 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5%
R8 = 100 ohm. 0,25watt, 5% Inductors:
R9 = 100 ohm. 0,25watt, 5% L1 = primer 3 N, sekunder 1 N
R10 = 10 ohm. 0,25watt, 5% L2 = 2.5 mH RFC
R11 = 10 ohm. 0,25watt, 5% L3 = 2.5 mH RFC
L4 = 0.4 mH strip
Capacitors: L5 = 2.5 mH RFC
C1 = 10 uF/26V, electrolyt L6 = 0.4 mH strip
C2 = 2.200 pF/26V, keramik L7 = 2.5 mH RFC
C3 = 22 nF, keramik L8 = primer 3 N, sekunder 1 N
C4 = 5 pF, keramik L9 = primer 3 N, sekunder 1 N
C5 = 18 pF, keramik
C6 = 20 pF, keramik Semiconductor:
C7 = 60pF, (trimmer) Q1 = 2SC829
C8 = 1 nF, keramik Q2 = 2SC2053
C9 = 1 nF, keramik Q1 = 2SC2053
C10 = 60pF, (trimmer) Q1 = 2SC1970, dengan heatzink
C11 = 1 nF, keramik Q1 = 2SC1971, dengan heatzink
C12 = 60pF, (trimmer)

11
0
elco
electronic community

PEMBUATAN PCB DRIVER DAN RF AMPLIFER


Desain PCB untuk frekuensi tinggi VHF/UHF ada bentuk khusus yang harus
diperhatikan, yaitu bagian kosong (tanpa komponen) harus diblok sebagai jalur ground.
Beberapa lilitan yang nilainya dibawah satuan uH dapat dibentuk dengan jalur PCB sesuai
dengan perhitungan teknis.

PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.

MENYIAPKAN CATU DAYA


Sumber listrik DC untuk mencatu rangkaian ini harus handal, minimal 12 volt dan
maksimal 13,8 volt. Konsumsi arus listrik sekitar 3A dengan beban maksimal pada
tegangan 12 volt, mengasilkan daya pancar sebesar sebesar 10 watt. Dalam prakteknya
catu daya yang dipasaran berlebelkan 3A kurang mampu mensupply rangkaian pemancar
ini. Oleh sebab itu pakailah catu daya dipasaran yang berlebel 5A atau lebih besar, dengan
tegangan yang sama yaitu 12 volt sampai 13,8 volt DC. Jika pemancar FM stereo ini anda
gunakan dengan catu daya dari battry basah (accu) yang biasanya dipakai pada mobil,
maka pilihlah accu dengan spesifikasi 12 volt 60AH. Dalam kondisi muatan listrik penuh,
accu tersebut dapat anda gunakan sepanjang hari dengan hasil pancaran yang jernih dan
stabil.

12
MODUL 4 elco
electronic community

DUMMY LOAD
Salah satu peralatan standar amatir radio dan adalah “RF Dummy Load”. Dummy
Load atau beban semu atau beban tiruan berfungsi sebagai pengganti antena. RF Dummy
Load yaitu sebuah resistor murni dengan besaran impedansi yang sesuai dengan saluran
transmisi yang digunakan, dummy load tidak harus bernilai 50 Ohm, bisa 75 Ohm, 120
Ohm, atau berapa saja. Karena mayoritas saluran transmisi pada transceiver adalah 50
Ohm, maka banyak yang kita dapati dipasaran dummy load memiliki impedansi murni
sebesar 50 Ohm.
Kegunaan dummy load adalah sebagai pengganti antena pada saat kita melakukan
tunning pemancar atau "ngetrim" bahasa homebrew begitu menyebutannya, sehingga
diperoleh impedansi yang sama dengan impedansi dummy load 50 ohm. Adapun Dummy
load ini pemakaiannya bersamaan dengan alat ukur Power dan SWR meter, yaitu untuk
melihat besar daya output dan melihat seberapa match pemancar dengan beban. Setelah
memperoleh kondisi match antara pemancar dan beban menjadi 50 ohm, maka juga sama
perlunya mematchingkan antara pemancar dengan antena.
Impedansi murni, apa artinya :
Bila kita bekerja pada frekuensi tinggi, maka kita akan dikenalkan dengan sebutan
impedansi riil atau murni dan impedansi imaginer atau khayal. Impedansi imajiner atau
khayal dibagi menjadi 2, yaitu bersifat induktif (kumparan) atau bersifat kapasitif
(kondensator), dalam teori rangkaian listrik ketiganya dituliskan sebagai berikut:
Z = R + jX
Z adalah impedansi kompleks, yaitu campuran impedansi riil dan khayal (satuan Ohm)
R adalah impedansi riil (satuam Ohm)
X adalah impedansi khayal (satuan Ohm)
j adalah notasi untuk bilangan khayal, -j adalah kapasitif, +j adalah induktif

13
elco
electronic community

Sebuah antenna hertzian, atau antenna yang memenuhi kaidah/ hukum hertz,
ambil saja dipole 1/2 lambda, ia memiliki impedansi (hampir) murni, yaitu memiliki
impedansi khayal yang mendekati nilai nol, sementara impedansi riilnya memiliki nilai
hampir 50 Ohm.
Apa gunanya RF Dummy Load ? Sebagian jawabanya, misalkan:
1. Sebagai pengganti antenna saat melakukan testing terhadap Transmitter.
Pada saat melakukan testing transmitter, selalu gunakan dummy load sebagai
pengganti antenna. Sesuaikan besarnya impedansi dummy load dengan impedansi
output transmitter, biasanya 50 Ohm, sehingga akan diperoleh SWR = 1, sehingga
akan mencegah transistor final mengalami kerusakan.
2. Sebagai referensi dalam melakukan tuning antenna.
Dummy load yang matched dengan saluran transmisi transmitter maka akan
menmberikan SWR = 1, maka bila antenna kita memberikan nilai SWR > 1, maka
nilainya tidak sama dengan 50 Ohm.

14
elco
electronic community

Tampak Atas Tampak Bawah

Tampak Samping Tampak dengan Konektor

Tampak Utuh

15
elco
electronic community

PETUNJUK PERAKITAN
Dummy load bisa kita buat sendiri dengan mudah, yaitu dengan menyusun pararel
beberapa resistor dengan nilai tertentu sehingga diperoleh nilai 50 ohm. Dianjurkan
menggunakan resistor dari karbon, dan menghindari resistor dari lilitan kawat yaitu
berbentuk fisik kotak putih, karena berupa lilitan maka bersifat induktif juga kapasitif
yang sangat besar.
Cara membuat RF Dummy Load yang mudah dan murah :
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
1. Jack atau Socket PL (sesuai dengan terminal antenna anda)
2. PCB Polos, untuk memasang socket dan tempat menyatukan kaki-kaki resistor
3. 20 Buah resistor masing-masing 2W dengan nilai 1K, sehingga dummy load akan
memiliki kemampuan mendisipasi daya RF sampai dengan 2W x 20 = 40 W
4. Untuk Konektor /sambuangan di sarankan yang langsung jangan sambungan seperti
contoh jadi lebih murah.
Dummy load yang matched dengan saluran transmisi transmitter maka akan
menmberikan SWR = 1, maka bila antenna kita memberikan nilai SWR > 1, maka
nilainya tidak sama dengan 50 Ohm.
Potong PCB bulat dengan diameter 3 cm, buat lobang untuk menempatkan kabel
RG 58, lalu lakukan penyolderan semua resistor tersebut secara paralel, sehingga total
nilai resistor adalah 50 Ohm. Lihat gambar RF Dummy Load, sederhana dan murah.
Karena resistor bulat yang bersifat resistif ini di pasaran biasanya memiliki kemampuan
disipasi daya maksimum sebesar 2 W, maka untuk membuat RF Dummy Load dengan
kemampuan disipasi daya lebih besar dapat digunakan lebih banyak resistor dengan cara
menghitung sbb:
Jumlah Resistor = Harga Sebuah Resistor / 50
Contoh:
Resistor 2K/2W, maka membutuhkan 2.000/50 = 40 buah
Kemampuan Disipasi Daya = 40 x 2 W = 80 Watt
16
elco
electronic community

Bisa juga susunan pararel rangkaian dummy load ditambah indikator power,
sehingga ketika kita sedang ngetunning power pemancar bisa diketahui langsung. Posisi
low untuk power 10 watt dan high untuk posisi 50 watt. bergantunmg kita nanti nyeting
VR trimpot 50K dan 500K, untuk menyetingnya diperlukan Power meter untuk
mengkalibrasi.

Beban kontinu yang mampu dibebani secara terus menerus pada dummy load ini
kira-kira 20 watt, di atas itu maka dummy load akan meleleh timah patrinya.

17
SISTEM
KONTROL

ARDUINO
MODUL 1 elco
electronic community

INPUT DAN OUTPUT (I/O)


1. INISIALISASI VARIABEL
Struktur dasar dari bahasa pemrograman arduino itu sederhana hanya terdiri
dari dua bagian.
void setup( )
{
// Statement;
}
void loop( )
{
// Statement;
}

Dimana setup() bagian untuk inisialisasi yang hanya dijalankan sekali diawal
program, sedangkan loop() untuk mengeksekusi bagian program yang akan
dijalankan berulang-ulang untuk selamanya.
Fungsi setup() hanya di panggil satu kali ketika program pertama kali di
jalankan. Ini digunakan untuk pendefinisian mode pin atau memulai komunikasi
serial. Fungsi setup() harus di ikut sertakan dalam program walaupun tidak ada
statement yang di jalankan.

void setup()
{
pinMode(13,OUTPUT); // mengeset ‘pin’ 13 sebagai output
}

Setelah melakukan fungsi setup() maka secara langsung akan melakukan


fungsi loop() secara berurutan dan melakukan instruksi-instruksi yang ada dalam
fungsi loop().
void loop()
{
digitalWrite(13, HIGH);// nyalakan ‘pin’ 13
delay(1000); // pause selama 1 detik

}
digitalWrite(13, LOW); // matikan ‘pin’ 13
delay(1000); // pause selama 1 detik 1
Variable adalah sebuah penyimpan nilai yang dapat di gunakan dalam
program. Variable dapat di rubah sesuai dengan instruksi yang kita buat. Ketika
mendeklarisikan variable harus di ikut sertakan type variable serta nilai awal variable.
Type variableName = 0;
Contoh:
Int inputVariable = 0;// mendefinisikan sebuah variable
bernama inputVariable dengan nilai awal 0
inputVariable = analogRead(2); // menyimpan nilai yang
ada di analog pin 2 ke inputVariable
Sebuah variable dapat di deklarasikan pada awal program sebelum void
setup(), secara local di dalam sebuah function, dan terkadang di dalam sebuah
block statement pengulangan. Sebuah variable global hanya satu dan dapat di
gunakan pada semua block function dan statement di dalam program. Variable global
di deklarasikan pada awal program sebelum fungstion setup(). Sebuah variable
local di deklarasikan di setiap block function atau di setiap block statement
pengulangan dan hanya dapat di gunakan pada block yang bersangkutan saja.
Function (fungsi) adalah blok pemrograman yang mempunyai nama dan
mempunyai statement yang akan di eksekusi ketika function di panggil. Fungsi void
setup() dan void loop() telah di bahas di atas dan pembuatan fungsi yang
lain akan di bahas selanjutnya. Cara pendeklarasian function dijelaskan sebagai
berikut.
type functionName(parameters)
{
// Statement;
}
Contoh:
int delayVal()
{
int v; // membuat variable ‘v’ bertipe integer
v = analogRead(pot); // baca harga potentiometer
v /= 4; // konversi 0-1023 ke 0-255
return v; // return nilai v
}
Pada contoh di atas fungsi tersebut memiliki nilai balik int (integer),
karena kalau tidak menghendaki adanya nilai balik maka type function
harus void. 2
{ } curly braces
Curly brace mendefinisikan awal dan akhir dari sebuah blok fungsi. Apabila
ketika memprogram dan progremer lupa memberi curly brace tutup maka ketika di
compile akan terdapat laporan error.

; semicolon
Semicolon harus di berikan pada setiap statement program yang kita buat ini
merupakan pembatas setiap statement program yang di buat./*…*/ blok comment.
Semua statement yang di tulis dalam block comments tidak akan di eksekusi dan
tidak akan di compile sehingga tidak mempengaruhi besar program yang di buat
untuk di masukan dalam board arduino.

// line comment
Sama halnya dengan block comments, line coments pun sama hanya saja yang di
jadikan komen adalh perbaris.

2. pinMode()
Digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah
sebagai Input atau Output. Arduino digital pins secara default di konfigurasi
sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator
pinMode(pin, mode).

pinMode (pin, OUTPUT);// mengset pin sebagai output


digitalWrite(pin, HIGH); // pin sebagai source
voltagedigitalRead()

3. digitalWrite()
Digunakan untuk mengset pin digital. Pin digital arduino mempunyai 14 ( 0
– 13 ).
digitalWrite (pin, HIGH); // set pin to HIGH

3
4. digitalRead()
Membaca nilai dari pin yang kita kehendaki dengan hasil HIGH atau LOW.
Value = digitalRead(pin); // mengset ‘value’ sama dengan
pin

5. delay()
Menghentikan program untuk sesaat sesuai dengan yang di kehendaki,
satuanya dalam millisecond.
delay(1000);// menunggu selama satu detik

6. if()
If Operator if mengetes sebuah kondisi seperti nilai analog sudah berada di
bawah nilai yang kita kehendaki atau belum, apabila terpenuhi maka akan
mengeksekusi baris program yang ada dalam brackets kalau tidak terpenuhi maka
akan mengabaikan baris program yang ada dalam brackets.
If ( someVariable ?? value )
{
//DoSomething;
}

4
elco
electronic community

5
Percobaan 1
SWITCH ON/OFF
elco
electronic community
ARDUINO
D2
R2
470R
LED-BLUE
D1
R1
AREF
13 470R
PB5/SCK LED-BLUE
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
8
PB0/ICP1/CLKO
ATMEGA328P-PU
1121

DIGITAL (~PWM)

7
ANALOG IN

PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
A4 PD2/INT0
A5
PC4/ADC4/SDA
TX PD1/TXD
1 R4
PC5/ADC5/SCL 0 470R
RX PD0/RXD

ARDUINO UNO R3
R5
470R

Sketch:

int led1 = 8;
int led2 = 9;
int b1 = 2;
int b2 = 3;
int valueb1;
int valueb2;
void setup()
{
pinMode(led1,OUTPUT);
pinMode(led2,OUTPUT);
pinMode(b1,INPUT);
pinMode(b2,INPUT);
}

void loop()
{
valueb1 = digitalRead(b1);
digitalWrite(led1,valueb1);
valueb2 = digitalRead(b2);
digitalWrite(led2,valueb2);
}
6
MODUL 2 elco
electronic community

LCD
1. Inisialisasi LCD
Merupakan inisialisasi LCD

2. LiquidCryatal lcd()
Menciptakan variabel jenis LiquidCrystal. Layar dapat dikontrol dengan
menggunakan 4 atau 8 jalur data.
Sintaksis
LiquidCrystal (rs, mengaktifkan, d4, d5, d6, d7)
LiquidCrystal (rs, rw, mengaktifkan, d4, d5, d6, d7)
LiquidCrystal (rs, mengaktifkan, d0, d1, d2, d3, d4, d5,
d6, d7)
LiquidCrystal (rs, rw, mengaktifkan, d0, d1, d2, d3, d4,
d5, d6, d7)

3. lcd.begin()
Berfungsi menginisialisasi antarmuka ke layar LCD, dan menentukan dimensi (lebar
dan tinggi) dari layar. begin() bisa disebut awal perintah yang diberikan pada LCD.
Sintaksis :
lcd.begin (cols, baris);

Parameter
LCD: variabel jenis LiquidCrystal
cols: menunjukkan jumlah kolom layar LCD
baris: jumlah baris pada LCD

7
4. lcd.setCursor()
Artinya, lokasi di mana ditulis dengan teks LCD akan ditampilkan.
Sintaksis:
lcd.setCursor (col, row)

Parameter
LCD: variabel jenis LiquidCrystal
col: kolom di mana posisi kursor (dengan 0 Menjadi kolom pertama)
baris: baris di mana posisi kursor (dengan 0 Menjadi baris pertama)

5. lcd.print()
berfungsi mencetak teks ke LCD.
Sintaksis
lcd.print (data)
lcd.print (data, BASE)

parameter
LCD: variabel jenis LiquidCrystal
Data: data untuk mencetak (char, byte, int, panjang, atau string)
BASIS (opsional): dasar di mana untuk mencetak nomor: BIN untuk biner (basis
2), Desember untuk desimal (basis 10), Oktober untuk oktal (basis 8), HEX untuk
heksadesimal (basis 16).

8
elco
electronic community

9
Percobaan 2 LCD
elco
electronic community
POT
LM016L

VDD
VSS

VEE

RW
RS

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
ARDUINO

1
2
3

4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
8
PB0/ICP1/CLKO
ATMEGA328P-PU
1121

DIGITAL (~PWM)

7
ANALOG IN

PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
A4 PD2/INT0
PC4/ADC4/SDA 1
A5 TX PD1/TXD
PC5/ADC5/SCL 0
RX PD0/RXD

ARDUINO UNO R3

Sketch:

#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13,12,11,10,9,8);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");
delay(1000);
}
void loop() {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Elektro UNEJ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(millis()/1000);
}

10
MODUL 3 elco
electronic community

ADC
1. analogRead()
Membaca nilai pin analog yang memiliki resolusi 10-bit. Fungsi ini hanya
dapat bekerja pada analog pin (0-5). Hasil dari pembacaan berupa nilai integer
dengan range 0 sampai 1023.

Value = analogRead(pin); // mengset ‘value’ sama dengan


nilai analog pin

2. analogWrite()
Mengirimkan nilai analog pada pin analog.
analogWrite(pin, value); // menulis ke pin analog

11
elco
electronic community

12
Percobaan 3 ADC
elco
electronic community

POT
LM016L

VDD
VSS

VEE

RW
RS

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
ARDUINO

1
2
3

4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
RV1 PB0/ICP1/CLKO
8
ATMEGA328P-PU
1121

DIGITAL (~PWM)

7
ANALOG IN

PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
0%

PC0/ADC0 5
A1
PC1/ADC1
~ PD5/T1
4
D1
A2
PC2/ADC2
PD4/T0/XCK R1
3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
1k A4 PD2/INT0 470R
PC4/ADC4/SDA 1 LED-BLUE
A5 TX PD1/TXD
PC5/ADC5/SCL 0
RX PD0/RXD

ARDUINO UNO R3

Sketch:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13,12,11,10,9,8);
int SensorPin1 = 0;
int ValueADC0 = 0;
int LED = 3;
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
}
void loop() {
ValueADC0 = analogRead(SensorPin1);
analogWrite(LED,ValueADC0/4);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Nilai ADC0");
13
if(ValueADC0 >= 1000){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
}
if(ValueADC0 <= 999 ){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
lcd.setCursor(3,1);
lcd.print(" "); //1 spasi
}
if(ValueADC0 <= 99){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(" ");//2 spasi
}
if(ValueADC0 <= 9){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print(" ");//3 spasi
}
}

14
MODUL 4 elco
electronic community

AKTUATOR
1. Inisialisasi Servo
Untuk menginisialisasi servo yang digunakan.
2. Servo myservo
Merupakan bentuk inisialisasi servo pada arduino.
3. myservo.attach()
Berfungsi memasang variabel Servo ke pin yang dipakai.
sintaksis
servo.attach (pin)
servo.attach (pin, min, max)
parameter
Servo: variabel jenis Servo
pin: jumlah pin servo yang dipakai
min (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan minimum (0
derajat) sudut pada servo (standarnya 544)
max (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan maksimum (180
derajat) sudut pada servo (default 2400)
4. map()
Artinya, nilai akan dipetakan pada kisaran nilai tertentu.
Fungsi map() berupa bilangan bulat sehingga tidak akan menghasilkan pecahan,
Sintaksis
y = map (x, 1, 50, 50, -100);
Parameter
Nilai: nomor untuk memetakan
fromLow: batas bawah dari kisaran nilai
fromHigh: batas atas kisaran nilai
toLow: batas bawah dari kisaran target nilai
toHigh: batas atas kisaran target nilai
15
5. myservo.write()
Berfungsi mengirim nilai ke servo, mengendalikan poros yang sesuai pada input yang
diberikan. Pada servo standar, ini akan mengatur sudut poros (dalam derajat).
sintaksis
servo.write (angle)

parameter
Servo: variabel jenis servo
sudut: nilai untuk menggerakkan servo, 0-180

16
elco
electronic community

17
Percobaan 4 SERVO
elco
electronic community
POT
LM016L

VDD
VSS

VEE

RW
RS

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
1
2
3

4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
ARDUINO

AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
RV1 PB0/ICP1/CLKO
8
ATMEGA328P-PU
1121

DIGITAL (~PWM)

7
ANALOG IN

PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
100%

PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
1k A4 PD2/INT0
PC4/ADC4/SDA 1
A5 TX PD1/TXD
PC5/ADC5/SCL 0 +88.8
RX PD0/RXD

ARDUINO UNO R3

Sketch:
#include <LiquidCrystal.h>
#include <Servo.h>
LiquidCrystal lcd(13, 12, 11, 10, 9, 8);
Servo myservo;
int AnalogIn = 0;
int value;
void setup()
{
lcd.begin(16, 2);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Posisi");
myservo.attach(3);
}

18
void loop()
{
value = analogRead(AnalogIn);
value = map(value, 0, 1023, 0, 179);
myservo.write(value);
if(value > 100){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
}
if(value < 100){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(" ");
}
if(value < 10){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print(" ");
}
delay(15);
}

19
MODUL 5 elco
electronic community

SENSOR SUHU (LM35)


Sensor adalah alat yang mengubah suatu besaran menjadi energi listrik. Sensor suhu
(temperatur) LM35 ini dapat memberikan output 8 -bit data yang menyatakan kondisi
perubahan dari suhu lingkungan. Setiap terjadi perubahan suhu maka akan terjadi
perubahan data output yang dihasilkan, dimana perubahan tersebut berupa perbedaan
tegangan yang dihasilkan. LM35 sebagai alat deteksi temperatur memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Bekerja pada rating tegangan 4V s/d 30V.
2) Pembacaan temperatur berkisar antara -55˚C s/d 150˚C .
3) Dengan kenaikan temperatur 1o C maka tegangan output akan naik sebesar 10mV.
4) Memiliki arus drain kurang dari 60 uA.

Sensor ini bisa digunakan untuk mengukur suhu dari -55o–150 ocelcius.
Berdasarkan datasheet LM35, maka kita bisa menggunakanpengukuran penuh (-55 o –
150o celcius) atau pengukuran sebagian yaitu hanya bisa menghitung dari 2 – 150 o

celcius. Untuk pengukuran penuh, maka rangkaian dasarnya seperti tampak pada
Gambar 1. Sedangkan untuk pengukuran sebagian, rangkaian dasarnya adalah seperti
pada Gambar 2.

20
elco
electronic community

Gambar 1. Rangkaian dasar pengukuran suhu


penuh LM35

Gambar 2. Rangkaian dasar pengukuran suhu


sebagian LM35

21
Percobaan 5
LM35
elco
electronic community

Sketch:
include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
int Vin;
float Temperature;
float TF;

void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("Temperature: ");
}
void loop() {
Vin = analogRead(A0);
Temperature=(500*Vin)/1023;
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(Temperature);
lcd.print(" C");
delay(1000);
} 22
MODUL 6 elco
electronic community

SENSOR JARAK (ULTRASONIK)

Salah satu sensor yang dapat digunakan mengukur jarak adalah sensor ultrasonik.
Sesuai namanya, sensor ini bekerja pada frekuensi suara (sonic = sound = suara) yang
bernada tinggi (ultra = sangat tinggi), yakni di sekitar range frekuensi 40 KHz (sebagai
catatan, frekuensi yang terdengar manusia adalah 20 Hz-20 KHz). Sensor ini terdiri dari
dua buah transducer yang masing-masing berfungsi sebagai transmitter ultrasonik yang
berperan sebagi sebagai pemancar frekuensi ultrasonik dan sebuah receiver yang
berfungsi sebagai penerima pantulan (return echo) frekuensi ultrasonik dari objek yang
diukur jaraknya terhadap sensor. Karena berdasarkan pantulan, maka penghitungan jarak
dilakukan dengan membagi dua jarak yang terukur sensor. Jarak terukur sensor sendiri
dihitung berdasarkan lamanya waktu gelombang ultrasonik sampai ke receiver (ECHO)
dihitung dari pertama kali ‘ditembakkan’ transmitter (PING).

23
elco
electronic community

24
Percobaan 6
HC-04
elco
electronic community

Sketch:
#define trigPin 7
#define echoPin 6

void setup() {
Serial.begin (9600);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
}

void loop() {
long duration, distance;
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10); // Added this line
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
distance = (duration/2) / 29.1;

Serial.print(distance);
Serial.println(" cm");

}
delay(500); 25
SISTEM
KONTROL

PLC
Daftar isi

Halaman

Daftar isi ……………………………………………………………………………… 1

Pengenalan PLC ……………………………………………………………………. 2

Percobaan 1. Pengoperasian Macam - macam Kontrol Relay ……………………… 8

Percobaan 2. Pengoperasian Macam - macam Kontrol Timer ……………………… 11

Percobaan 3. Pengoperasian Macam - macam Kontrol Counter & Clock …………. 16

Percobaan 4. Pengoperasian Macam - macam Kontrol Comparator …..…………. 19

Percobaan 5. Aplikasi Rangkaian Kontrol DOL & Start / Delta ………..……………. 22

Percobaan 6. Aplikasi Rangkaian Kontrol Putar Kanan – Kiri …………..…………. 25

Percobaan 7. Aplikasi Rangkaian Kontrol Traffic Light Penyebrangan …….………. 28

Percobaan 8. Aplikasi Rangkaian Kontrol Traffic Light Perempatan ……………….. 31

Percobaan 9. Aplikasi Rangkaian Kontrol Sorting Konveyor ……………………….. 33

1 1
PENGENALAN PLC
(ZELIO SMART RELAY)

Pengertian
Sebuah programmable logic controller (PLC) atau pengontrol yang dapat diprogram
adalah komputer digital yang digunakan untuk otomatisasi dari elektromekanis proses,
seperti kontrol dari mesin pada pabrik perakitan , wahana hiburan, atau lampu . PLC
digunakan di banyak industri dan mesin. Tidak seperti komputer untuk keperluan umum,
PLC dirancang untuk beberapa masukan dan pengaturan output, suhu, kekebalan terhadap
gangguan listrik, dan ketahanan terhadap getaran dan dampak.
Dengan adanya PLC ini, akan dapat menyederhanakan dan mempersingkat waktu
pengerjaan suatu rangkaian. Dan lagi akan mengurangi jumlah komponen-komponen
tambahan seperti (relay , Timer, counter,dll), karena didalam PLC ini sudah terdapat
beberapa komponen tambahan sehingga kita dapat meranggkainya dalam bahasa
pemrograman yaitu Ladder Diagram
.
Adapun Karakteristik dari PLC (type SR1-B201BD) adalah sebagai berikut :
No Spesifikasi Keterangan
1. Type SR1-B201BD
2. Suplai tegangan 24 VDC
3 Arus Input 130 mA
Digital Input : 9 (I1…I9)
4 Jumlah Input
Analog Input : 3 (IA…..IC)
5 Input status (tegangan) 24 VDC
7 Jumlah output Output : 8 (Q1…..Q8)
8 Output status NO, 220VAC / 8A
9 Bahasa Program Ladder / FDB

Bagian PLC
Dari tampilan depan, PLC ini terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi
masing-masing sesuai program pada PLC tersebut. Berikut adalah contoh tampak depan
untuk

2 2
Keterangan Bagian PLC :

1. Lubang untuk dudukan baut.


2. Terminal power suplai (VAC / VDC).
3. Layar tampilan program (LCD).
4. Terminal Input (Digital).
5. Terminal Input (Analog)
6. Tombol “cancel”
7. Tombol “ Line insertion”
8. Tombol navigasi (atas, kanan, kiri,bawah) dan
sebagai Tombol “Z”.
9. Tombol pilih / OK.
10. Tombol Escape.
11. Terminal untuk kabel ke PC.
12. Terminal Output.
13. Tempat label.

Keterangan Display LCD :

1. Indikator Input status.


2. Indikator mode RUN dan Stop.
3. Indikator parameter (tanggal, jam, menit)
4. Indikator Output status

Wiring Diagram
Pada tampilan ini akan diberika cara merangkai komponen tambahan dengan PLC,
yaitu Power suplai, Input dan Output.

Disamping ini adalah wiring diagram untuk


merangkai power suplai,Input Digital dan
Output (Q).

3 3
Disamping ini adalah wiring diagram untuk
merangkai power suplai dan Input Analog.

Penggunaan Soft ware Zelio


Setelah mengenal bagian-bagian dan cara wiring dari PLC (Zelio), berikut adalah cara
penggunaan soft ware (program) dari PLC zelio.

1) Tekan gambar 2x
2) Setelah masuk program, maka akan muncul. Tekan “Creat New Program” untuk
memulai program,atau tekan “File” dan pilih “New”.

: Membuat program baru

: Membuka program yang sudah tersimpan di folder PC

: Membuka program yang pernah digunakan

: Mendownload program dari modul

: Menampilkan display dari modul, pada saat PC terhubung dengan modul

: keluar dari program

4 4
3) Kemudian pilih modul yang akan di pakai untuk simulasi
(1). 10/12_I/O_Without _ Extension.
(2). 10/12_I/O_Without_Screen_Without_Extension
(3). 20_I/O_Without_Extension.
(4). 20_I/O_Without_Screen_Without_Extension.
(5). 10_I/O_With_Extensions.
(6). 26_I/O_With_Extensions.

4) Setelah dipilih modul yang akan terpakai, maka akan muncul (seperti dibawah). Lalu
pilih tipe modul yang akan dipakai. Kemudian tekan “Next”.

5 5
5) Selanjutnya pemilihan program yang akan digunakan (Ladder atau FLD). Kemudian
tekan “Next”. Dan akan muncul layar untuk membuat rangkaian. Untuk pemilihan
symbol Ladder, dapat menekan Icon “Display” lalu pilih “Ladder Symbol”.

Penjelasan Toolbar & Fungsi komponen


Setelah kita memilih bahasa pemrogramannya yaitu Ladder, kemudian kita harus
mengetahui fungsi dari beberapa Toolbar, posisi komponen, cara untuk simulasi program
dan lainnya.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (11) (12) (13) (14)
(2) 3) (4) (5) (6)

(7) (8) (9) (10) (15) (16) (17) (18)

Keterangan :

1) New create, untuk membuat halaman baru dengan mengulang proses pemilihan modul.

2) Open Folder, untuk membuka file yang sudah tersimpan pada computer.

3) Save, untuk menyimpan hasil dari rangkaian maupun simulasi.

4) Prog. Consistency, untuk memeriksa hasil dari rangkaia yang dibuat. Apabila ada
kesalahan atau komponen yang tidak terhubung,maka icon ini berwarna merah.

5) Help, icon untuk membuka keterangan bantuan untuk semua komponen.

6) Zoom, untuk memperbesar atau memperkecil tampilan.

7) Zelio entry, merubah tampilan menjadi front modul

6 6
8) Ladder entry, tampilan program menjadi rangkaian Ladder.

9) Configuration, menampilkan tabel dari beberapa komponen (Timer, Clock, Counter).


Disini ditampilkan komponen yang dipakai, label, type, penghitungan dan keterangan.

10) Text, menampilkan keterangan fungsi dari semua komponen yang digunakan.

11) Edit, untuk merubah rangkaian setelah melakukan simulasi.

12)Simulation, melakukan simulasi pada rangkaian.

13)Monitoring, menampilkan display depan modul dengan menghuungkan PC ke modul.

14) Zelio, apabila simulasi bekerja maka icon ini akan berputar.

15)Pause, untuk menunda simulasi pada saat simulasi bekerja.

16)Mains fail, untuk menghentikan rangkaian dengan memutus sumber rangkaian pada saat
simulasi bekerja.

17)Run, untuk menjalankan simulasi rangkaian dengan ditandai icon akan berwarna hijau.

18)Stop, untuk menghentikan simulasi rangkaian dengan ditandai icon akan berwarna
merah.

Zelio entry Ladder entry

7
Configuration Text entry
7
PERCOBAAN 1
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL RELAY
(SAKLAR, TOMBOL, RELAY BANTU DAN RELAY OUTPUT)

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Memahami masing-masing komponen yang terdapat didalam program PLC.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Sebelum menuju suatu rangkaian, maka terlebih dahulu dari fungsi dan tipe
dari masing-masing komponen, diantaranya :

(1) (2) (3) (4)

Penjelasannya sebagai berikut :

(1) Input status (I)

Input ini memiliki 2 tipe, yaitu Digital input (I1,…,I9) dan Analog input (IA,….,IC).
Dalam bahasa ladder, input ini dijelaskan sebagai saklar (on/off) dan juga nilai dari
suatu tegangan yang masuk ke sisi analog input (0 – 10V ). Untuk tipe kontaknya
adalah NO dan NC.

Disamping ini adalah contoh lambang


komponen input status. Untuk
menggunakannya, hanya menekan lambang
I dan letakkan pada line row diatas.

Pemiliha tipe kontak dengan cara arahkan


krousor ke lambang input, lalu clik kanan
Mouse. kemudian akan muncul “Normally
open / Normally close”.

8 8
(2) Zkey (Tombol modul / Z)

Zkey ini hampir sama dengan saklar input, akan tetapi tombol Zkey ini sudah
terpasang pada tampak depan modul. Dan bekerjanya tidak kontinyu melainkan
impulse. Untuk pemilihan kontak NC/NO sama seperti saklar input.

Disamping ini adalah


contoh symbol
komponen Zkey. Untuk
menggunakannya, hanya
menekan lambang Z dan
letakkan pada line row
diatas.

Tombol Zkey

(3) Relay bantu (M)

Relay bantu merupakan relay tambahan untuk membuat rangkaian. Relay bantu
ini tidak memiiki terminal keluaran, terdiri dari 4 fungsi :

 ↨M (Impuls relay), koil relay akan bekerja secara system impulse/sesaat.

 [M (Kontaktor relay), koil relay bekerja secara kontinyu/terus-menerus.

 sM (set Latcing), maksud dari system latching ini adalah apabila relay
disuplai tegangan sesaat maka koil relayvakan bekerja. Dan untuk
menghentikan koil relay bekerja, maka koil diberi suplai sesaat dan relay
akan tidak bekerja.

 RM (Reset), reset digunakan untuk menghentikan kerja relay sehingga


kembali ke awal.

Untuk simbol penggunaan kontak relay, yaitu Normally Open (Mx) dan Normally
Close (mx).

9 9
(4) Relay Output (Q)

Relay Output merupakan relay keluaran yang dilengkapi terminal koneksi


(Q1,…,Q8). Untuk fungsi relay output sama seperti relay bantu,yaitu terdiri dari 4
fungsi Kontaktor ([Q),Impulse(↨Q), Latching (SQ) dan Reset (RQ).

Untuk terminal koneksi diaplikasikan ke beban langsung / komponen external


(kontaktor, beban lampu, dll).

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Pengaman 3 fasa 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Power suplai DC 1 unit

c) Saklar 2 unit g) Lampu 3 unit

d) Pengaman 1 fasa 1 unit h) Kabel secukupnya

4. Gambar Rangkaian

Rangkaian komponen Relay Output

Rangkaian komponen Relay Bantu

10 10
PERCOBAAN 2
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL TIMER

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Memahami masing-masing komponen yang terdapat didalam program PLC.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Selanjutnya komponen yang dibahas adalah waktu tunda (Timer / TTx),


penjelasannya sebagai berikut :

(1) Timer / Penunda (T)

Timer merupakan komponen yang dilengkapi dengan penunda (T). Untuk Timer
terdiri dari 11 fungsi dan juga terdapat koil (TTx) dan reset (RTx).

1. Active, control held down

Sistem ini bekerja jika koil (TTX) di beri


inputan kontinyu, maka waktu tunda (t) akan
menghitung terlebih dahulu. Setelah waktu
terpenuhi, maka kontak (Tx) bekerja. Dan jika
suplai ke koil (TTx) di putus, maka kontak
(Tx) akan kembali normal.

2. Active, Press to start / stop

Sistem ini bekerja jika koil (TTX) di beri


inputan impulse, maka waktu tunda (t) akan
menghitung terlebih dahulu. Setelah waktu
terpenuhi, maka kontak (Tx) bekerja. Dan jika
koil reset (RTx) diberi input impulse, maka
kontak (Tx) akan kembali normal.

11 11
3. Active, Press to start / stop

Sistem ini bekerja jika koil (TTX) di beri


inputan, maka kontak (Tx) akan langsung
bekerja. Dan jika koil (TTx) terputus dari
inputan, maka waktu tunda (t) akan mulai
menghitung. Dan jika waktu tunda terpenuhi,
maka kontak (Tx) akan kembali normal.

4. On pulse, one shot

Sistem ini bekerja jika koil (TTX) di beri


inputan impulse, maka kontak (Tx) akan
langsung bekerja begitu juga waktu tunda (t)
akan mulai menghitung. Dan jika waktu tunda
terpenuhi, maka kontak (Tx) akan kembali
normal.

5. Timming after pulse

Sistem ini bekerja jika koil (TTX) di beri


inputan, maka kontak (Tx) dan waktu tunda
(t) belum bekerja. Dan jika koil (TTx)
terputus, maka kontak (Tx) bekerja dan
waktu tunda (t) akan mulai menghitung. Jika
waktu tunda terpenuhi, maka kontak (Tx)
akan kembali normal.

6. Symmetrical flashing

Sistem ini bekerja secara bergantian (ON-


OFF) jika koil (TTX) di beri inputan, maka
kontak (Tx) dan waktu tunda (t) langsung
bekerja. Dan jika koil (TTx) terputus, maka
kontak (Tx) dan waktu tunda (t) akan kembali
normal.

12 12
7. Symmetrical flashing, start/stop on pulse

Sistem ini bekerja secara bergantian (ON-


OFF) jika koil (TTX) di beri inputan impulse,
maka kontak (Tx) dan waktu tunda (t)
langsung bekerja. Dan jika koil reset (RTx)
terhubung ke power suplai , maka kontak
(Tx) dan waktu tunda (t) akan kembali
normal.

8. Timing on addition

Sistem kerja dari timer ini adalah jika koil


(TTX) di beri inputan, waktu tunda (t)
langsung bekerja. Dan jika koil (TTx) terputus
dari inputan, maka waktu tunda (t) akan
berhenti dimana koil (TTx) terputus.

Jika koil (TTx) kembali dihubungkan ke


input, maka waktu tunda melanjutkan sisa
penghitungan sampai (Tx) bekerja. Jika reset
koil (RTx) diberi inputan, maka kontak (Tx)
kembali normal.

9. AC : A/C

Timer ini memiliki 2 waktu penunda yaitu tA


(ON) dan tB (OFF). system kerjanya adalah
jika koil (TTX) di beri inputan, waktu tunda
(tA) langsung bekerja. Apabila (tA)
tercapai,maka kntak (Tx) bekerja.

Apabila (TTx) terputus dari inputan, maka


waktu tunda (tB) yang bekerja. Setelah (tB)
tercapai dimana koil (TTx) terputus dan Tx
kembali normal.

13 13
10. Flasher unit, control held down ansynchronously.

Timer ini memiliki 2 waktu penunda yaitu tA


(ON) dan tB (OFF). Sistem ini bekerja secara
bergantian (ON-OFF) jika koil (TTX) di beri
inputan, maka kontak (Tx) dan waktu tunda
(tA) langsung bekerja.

Setelah (tA) terpenuhi, maka kontak (Tx)


kembali normal dan waktu tunda (tB) bekerja.
Jika terpanuhi, maka (Tx) kembali bekerja
dan (tA) juga bekerja.

11. Flasher unit, press to start/stop.

Sistem ini bekerja secara bergantian (ON-


OFF) dengan 2 waktu tunda tA dan tB. jika
koil (TTX) di beri inputan impulse, maka
kontak (Tx) dan waktu tunda (tA) langsung
bekerja. Setelah (tA) terpenuhi, maka kontak
(Tx) kembali normal dan waktu tunda (tB)
bekerja.

Jika terpanuhi, maka (Tx) kembali bekerja


dan (tA) juga bekerja).Dan jika koil reset
(RTx) terhubung ke power suplai, maka
kontak (Tx) dan waktu tunda (t) akan kembali
normal.

Untuk simbol penggunaan kontak timer, yaitu Normally Open (Tx) dan Normally
Close (tx).

14 14
3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Pengaman 3 fasa 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Power suplai DC 1 unit

c) Saklar 2 unit g) Lampu 3 unit

d) Pengaman 1 fasa 1 unit h) Kabel secukupnya

4. Gambar Rangkaian

Rangkaian Timer

Tipe sistem Timer

15 15
PERCOBAAN 3
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL COUNTER & CLOCK

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Memahami masing-masing komponen yang terdapat didalam program PLC.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Selanjutnya komponen yang dibahas adalah Counter & Clocks penjelasannya


sebagai berikut :

(1) Counter (C)

Counter merupakan salah satu komponen untuk menghitung jumlah suatu benda
sudah bekerja melalui feedback impuls (nilai naik atau nilai mundur). Pada counter
ada 4 bagian, diantaranya :

 Koil Upcounter (CCx), merupakan bagian yang menerima impulse dengan


penambahan angka (Upcounting).

 Koil Counter Direction (DCx), merupakan bagian yang menerima impulse


dengan pengurangan angka. Dengan syarat pemasangan input untuk (DCx)
paralel dengan (CCx).

 Reset Counter (RCx), untuk mereset nilai counter kembali awal.

 Kontak counter (Cx), merupakan kontak dari counter.

Dalam system kerjanya ada 2 , yaitu :

 Output ON when the present value is reached, yaitu kontak counter akan
bekerja jika mencapai angka yang telah di tentukan.
 Output ON when the value reached 0, akan bekerja jika nilai yang
dihasilkan 0.

16 16
(2) Clocks (A)

Clock digunakan untuk menunda rangkaian dengan waktu harian dan mingguan.
Penggunaannya sama seperti timer, akan tetapi waktunya lebih lama. Berikut
diagram simbol dan penggunaan kontak Clocks, yaitu Normally Open dan
Normally Close.

Dalam system kerjan Clocks ada 4 Channel (apabila dalam satu clock digunakan
beberapa system waktu) , yaitu :

 Channel A : bekerja setiap hari Senin – Jumat, pada pukul 08.00 s/d 18.00

 Channel B : bekerja waktu malam, yaitu setiap hari selasa – kamis pada
pukul 22.00 s/d 06.00

 Channel C : bekerja pada hari jumat pukul 20.00

 Channel D: berhenti bekerja pada hari senin pukul 03.

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Pengaman 3 fasa 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Power suplai DC 1 unit

c) Saklar 2 unit g) Lampu 3 unit

d) Pengaman 1 fasa 1 unit h) Kabel secukupnya

4. Gambar Rangkaian

Rangkaian Counter

17 17
Tipe Sistem Counter

Rangkaian Clocks

Tipe system Clocks

18 18
PERCOBAAN 4
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL COMPARATOR
(Counter & Analog)

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Memahami masing-masing komponen yang terdapat didalam program PLC.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Selanjutnya komponen yang dibahas adalah Comparatos penjelasannya


sebagai berikut :

(1) Counter Comparator (V)

Counter Comparator merupakan counter pembanding antara 2 nilai counter (Cx


dan Cy). Lambang untuk pembandingnya adalah , , , , , dan . Selain itu ada
nilai konstanta yang harus di tentukan. Dan didapat rumus : Cx+x ……. Cy+y

Untuk contoh perbandingannya sebagai berikut,

Jika Cx : 3, x : 2 dan Cy : 5, y : 2 dengan rumus Cx+x = Cy+y, maka


hasilnya
Cx Cy x y Hasil

1 1 ON

2 1 OFF

2 2 2 2 ON

3 2 OFF

3 3 OFF

19 19
Berikut diagram simbol dan penggunaan kontak Counter Comparators, yaitu
Normally Open (Vx) dan Normally Close (vx).

(2) Analog Comparator (A)

Analog Comparator merupakan counter pembanding antara 2 nilai Inputan (V1 dan
V2) maupun nilai inputan dengan batas nilai tegangan yang telah di tentukan.
Lambang untuk pembandingnya adalah , , , , , dan .

Berikut diagram simbol dan penggunaan kontak Analog Comparators, yaitu


Normally Open (Ax) dan Normally Close (ax).

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Pengaman 3 fasa 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Power suplai DC 1 unit

c) Saklar 2 unit g) Lampu 3 unit

d) Pengaman 1 fasa 1 unit h) Kabel secukupnya

4. Gambar Rangkaian

Rangkaian Counter Comparators

20 20
Rangkaian Analoq

21 21
PERCOBAAN 5

APLIKASI RANGKAIAN KONTROL DIRECT ON LINE


DAN RANGKAIAN STAR / DELTA

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Membuat rangkaian DOL maupun Star/Delta dengan menggunakan komponen


tambahan.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Untuk motor-motor listrik dalam melakukan starting awal memiliki arus yang
sangat besar, dan dalam pengendalian motor tersebut ada 2 metode yaitu Rangkaian
DOL dan Rangkaian Start/Delta. Rangkaian Direct On Line (DOL) merupakan salah
satu metode untuk mengendalikan suatu motor listrik secara langsung tanpa ada
penurunan arus dan dapat dilakukan 2 arah putaran (Dengan rangkaian reverse-
forward), sehingga untuk rangkaian ini memerlukan kapasitas pengaman dan
kontaktor yang lebih besar dari arus nominalnya (1.5 – 3In).

Rangkaian Star/Delta merupakan rangkaian yang efektif untuk melakukan


system pengasutan pada motor induksi, sehingga arus yang dihasilkan hanya 1/3
dari arus starting. Dan untuk pengaman maupun kontaktor kapasitas yang dibutuhkan
tidak terlalu besar.

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit f) Pengaman 3 fasa 1 unit

b) Software Zelio 1 unit g) Power suplai DC 1 unit

c) Saklar 2 unit h) Lampu 3 unit

d) Kontaktor 3 unit i) Kabel secukupnya

22
e) Pengaman 1 fasa 1 unit

22
4. Gambar Rangkaian

5. Cara kerja Rangkaian

Cara kerja rangkaian DOL :


Saat sumber tegangan dialirkan, maka sementara arus tertahan di saklar (S2),
kontak pengunci K1/NO (13-14) dan kontak utama K1/NO. Setelah saklar (S2) ditekan
maka arus menuju koil kontaktor (K1), sehingga kontaktor bekerja. Dengan
bekerjanya kontaktor maka kontak pengunci dan kontak utama akan Close (tertutup),
sehingga saat saklar (S2) dilepas kontaktor dan lampu (LP1) tetap ON.
Jika saklar (S1) ditekan, maka koil kontaktor akan terputus dari tegangan suplai
yang menyebabkan kontaktor (K1) dan lampu (LP) OFF.
Cara kerja rangkaian START / DELTA :
Saat sumber tegangan dialirkan, maka sementara arus tertahan di saklar (S2),
kontak pengunci kontak MCL/NO (13-14). Setelah saklar (S2) ditekan maka arus
menuju koil kontaktor (MCS), lampu (MCS) dan koil Timer (T) sehingga ON. Dengan
bekerjanya kontaktor (MCS) maka kontak pengunci (MCS) akan Close (tertutup), yang
menyebabkan kontaktor dan lampu (MCL) juga ON.
Setelah waktu timer terpenuhi, maka kontak timer mulai bekerja. Sehingga
kontaktor dan lampu (MCS) akan OFF, sedangkan kontaktor dan lampu untuk (MCL)
maupun kontaktor (MCD) bekerja/ON. Apabila saklar (S1) ditekan, maka koil kontaktor
akan terputus dari tegangan suplai yang menyebabkan kontaktor dan lampu (MCL)
maupun (MCD) akan OFF.

23 23
6. Tugas

Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.

24 24
PERCOBAAN 6

APLIKASI RANGKAIAN KONTROL


PUTAR MOTOR KANAN-KIRI

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Membuat rangkaian putaran kiri dan kanan dengan menggunakan komponen


tambahan.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Merubah putaran motor induksi 3 fasa prinsip dasarnya adalah merubah dua
fasa (contoh : antara fasa s dengan fasa T), yang semula R-S-T menjadi R-T-S.
Dengan merubahnya, maka arus yang menuju kumparan motor 3 fasa tersebut
mempengaruhi medan magnet pada motor.

Dalam pengaplikasiannya, motor induksi dengan 2 arah putaran banyak sekali


digunakan misalnya mesin bubut, mesin kren, mesin lift dan lainnya.

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit f) Pengaman 3 fasa 1 unit

b) Software Zelio 1 unit g) Power suplai DC 1 unit

c) Saklar 3 unit h) Lampu 2 unit

d) Kontaktor 2 unit i) Kabel secukupnya

e) Pengaman 1 fasa 1 unit

25 25
4. Gambar Rangkaian

5. Cara kerja rangkaian

Cara kerja Rangkaian Reverse - Foward :


Saat sumber tegangan dialirkan, maka sementara arus tertahan di saklar (S1),
saklar (S2), kontak pengunci K1/NO (13-14) dan kontak K2/NO (13/14). Setelah saklar
(S1) ditekan sesaat maka arus menuju koil kontaktor (K1), sehingga kontaktor K1 dan
lampu (L1) bekerja. Dengan bekerjanya kontaktor (K1) maka kontak pengunci akan
Close (tertutup), sehingga saat saklar (S1) dilepas kontaktor (K1) dan lampu (L1)
tetap ON (Reverse).
Jika saklar (S0) ditekan sesaat, maka koil kontaktor (K1) akan terputus dari
tegangan suplai yang menyebabkan kontaktor (K1) dan lampu (LP1) OFF.
Apabila saklar (S2) ditekan sesaat maka arus menuju koil kontaktor (K2),
sehingga kontaktor (K2) dan lampu (L2) bekerja. Dengan bekerjanya kontaktor (K2)
maka kontak pengunci (K2) akan Close (tertutup), sehingga saat saklar (S2) dilepas
kontaktor (K2) dan lampu (L2) tetap ON (Foward).
Jika saklar (S0) ditekan sesaat, maka koil kontaktor (K2) akan terputus dari
tegangan suplai yang menyebabkan kontaktor (K2) dan lampu (LP2) OFF. Dan
apabila saklar (S1) dan saklar (S2) ditekan bersamaan, maka kontaktor tidak ada
yang bekerja.

26 26
6. Tugas

Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.

27 27
PERCOBAAN 7

APLIKASI RANGKAIAN KONTROL


TRAFFIC LIGHT PENYEBRANGAN

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Membuat rangkaian Trafic Light Penyebrangan dengan menggunakan komponen


tambahan.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Traffic Light merupakan sarana untuk memudahkan pengaturan pada para


pengendara kendaraan untuk mendapatkan antrian berjalan sesuai urutan yang telah
ditentukan. Traffic Light ditujukan agar kendaraan dapat berjalan dengan tertib dan
lancer sesuai lampu indikator yang memberikan tanda kapan harus berhenti, kapan
harus hatihati, dan kapan harus berjalan. Jadi, pada umumnya traffic light merupakan
peraturan yang harus ditaati oleh semua pemakai jalan agar arus lalu lintas tidak
macet. Biasanya traffic light dipasang dipenyebrangan jalan, pertigaan jalan,
perempatan, simpang lima, dan sebagainya.

Dalam mendukung pengaturan lampu lalu lintas tersebut diperlukan koponen-


komponen yang bekerja sesuai program yang telah ditentukan. Untuk itu dengan
adanya modul PLC ini, diharapkan dapat mempermudah dan menyederhanakan
rangkaian sesuai program yang ditentukan.

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Power suplai DC 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Lampu 8 unit

c) Saklar 1 unit g) Kabel secukupnya

d) Pengaman 1 fasa 1 unit

28 28
4. Gambar Rangkaian

Rangkaian Traffic Light Penyebrangan

5. Cara kerja rangkaian

Cara kerja Rangkaian Trafic light Penyebrangan :


Dalam kondisi normal, lampu Hijau (H1) dan Lampu merah (H5)menyala Saat
saklar (S1) ditekan sesaat maka arus menuju koil kontaktor (K1), sehingga lampu
merah (H5) tetap menyala dan lampu kuning (H2) menyala berkedip sedangkan
lampu hijau (H1) padam. Dengan bekerjanya kontaktor (K1), maka timer (KT1) mulai
menghitung. Selain itu Timer (KT2) juga bekerja untuk menyalakan lampu kuning
berkedip.
Setelah Timer (KT1) mencapai waktunya, maka kontak (KT2) bekerja. Dengan
bekerjanya (KT2), maka Timer (KT3), Lampu Merah (H3) dan lampu hijau (H4)
bekerja. Sedangkan lampu merah (H5) dan lampu kuning (H2) akan padam.
Apabila timer (KT3) mencapai waktu yang di tentukan, maka timer (KT4), timer
(KT2), lampu kuning (H2) dan lampu merah (H5) bekerja sedangkan lampu hijau (H4)
padam. Pada saat timer (KT4) mencapai waktunya, maka kontak (KT4) akan
memutus suplai tegangan ke koil kontaktor (K1) yang menyebabkan sistemkembali ke
awal, yaitu lampu merah (H5) dan lampu hijau (H1) menyala.

29 29
6. Tugas

Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.

30 30
PERCOBAAN 8

APLIKASI RANGKAIAN KONTROL


TRAFFIC LIGHT PEREMPATAN

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Membuat rangkaian Trafic Light jalan perempatan dengan menggunakan


komponen tambahan.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Traffic Light merupakan sarana untuk memudahkan pengaturan pada para


pengendara kendaraan untuk mendapatkan antrian berjalan sesuai urutan yang telah
ditentukan. Traffic Light ditujukan agar kendaraan dapat berjalan dengan tertib dan
lancer sesuai lampu indikator yang memberikan tanda kapan harus berhenti, kapan
harus hatihati, dan kapan harus berjalan. Jadi, pada umumnya traffic light merupakan
peraturan yang harus ditaati oleh semua pemakai jalan agar arus lalu lintas tidak
macet. Biasanyatraffic light dipasang dipenyebrangan jalan, pertigaan jalan,
perempatan, simpang lima, dan sebagainya.

Dalam mendukung pengaturan lampu lalu lintas tersebut diperlukan koponen-


komponen yang bekerja sesuai program yang telah ditentukan. Untuk itu dengan
adanya modul PLC ini, diharapkan dapat mempermudah dan menyederhanakan
rangkaian sesuai program yang ditentukan.

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Power suplai DC 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Lampu 8 unit

c) Saklar 1 unit g) Kabel secukupnya

d) Pengaman 1 fasa 1 unit

31 31
4. Gambar Rangkaian

5. Cara Kerja Rangkaian

Dalam kondisi normal Kontaktor (K1), Timer (KT1) lampu Hijau (H1) dan

1
Lampu merah (M2,M3, M4) menyala Saat saklar (S1) ditekan sesaat. Setelah Timer
(KT1) mencapai waktunya, maka Lampu (H2, M1, M3, M4) dan Timer (KT2) bekerja.
Setelah Timer (KT2) mencapai waktunya, maka Lampu (H3, M1, M2, M4) dan
Timer (KT3) bekerja sedangkan (H2 dan M3) padam. saat Timer KT3 mencapai
waktunya, maka Lampu (H4, M1, M2, M3) dan Timer (KT4) bekerja sedangkan (H3
dan M4) padam.
Dan Setelah Timer (KT4) mencapai waktunya, maka Lampu (H1, M2, M3, M4)
dan Timer (KT1) kembali bekerja. Untuk menghentikan system, maka tekan tombol
(S0).

6. Tugas

Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.

32 32
PERCOBAAN 9

APLIKASI RANGKAIAN KONTROL SORTING KONVEYOR

1. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :

a) Membuat rangkaian pemrograman dengan diagram tangga (Ladder).

b) Membuat rangkaian kontrol sorting konveyor dengan menggunakan komponen


tambahan.

c) Menjalankan dan memprogram PLC dengan menggunakan software Zelio soft 2.

2. Dasar Teori

Dalam bidang perindustrian sekarang ini diperlukan suatu peralatan yang dapat
bekerja secara otomatis untuk meningkatkan produktivitas, mempersingkat waktu
produksi, menurunkan biaya produksi dan meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan
membosankan yang harus dilakukan manusia.
Dengan adanya system Konveyor ini maka dapat mempermudah dan
mempercepat suatu pekerjaan di sebuah industry yang didukung dengan
penggunaan PLC

3. Daftar Peralatan

a) PLC Zelio Relay 1 unit e) Power suplai DC 1 unit

b) Software Zelio 1 unit f) Lampu 8 unit

c) Saklar 5 unit g) Kabel secukupnya

d) Pengaman 1 fasa 1 unit

33 33
4. Gambar Rangkaian

5. Cara Kerja Rangkaian

Saat saklar (S1) ditekan sesaat Kontaktor (K1) dan lampu (LP1 dan LP4)
menyala. Setelah saklar 3 (sensor 1) ditekan sesaat maka Timer (KT1) dan Kontaktor
(K2) bekerja. Dan apabila (KT1) sudah mencapai waktunya, maka Lampu (LP2)
sesaat, karena kontaktor (K2) langsung terputus dari sumber tegangan.
Saklar 4 (sensor 2) ditekan sesaat maka Timer (KT2) dan Kontaktor (K3)
bekerja. Dan apabila KT2 sudah mencapai waktunya, maka Lampu (LP3) sesaat,
karena kontaktor (K3) langsung terputus dari sumber tegangan.
Dan saat saklar (S5) ditekan, maka lampu (LP4) akan OFF. Jika saklar dilepas,
maka lampu (LP4) maka Lampu kembali nyala.

6. Tugas

Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.

34 34
LAMPIRAN

35 35

You might also like