Professional Documents
Culture Documents
PCB
EAGLE
MENDESAIN PCB MENGGUNAKAN EAGLE
Pengenalan AGLE
Pada modul ini akan dibahas mengenai bagaimana menggambar skema rangkaian elektronika
menggunakan software EAGLE. EAGLE merupakan software yang khusus diperuntukkan selain
untuk membantu kita membuat skema rangkaian elektronika tetapi kita juga dapat membuat PCB
(printed circuit board) berdasarkan pada skema rangkaian elektronika yang kita buat.
EAGLE memiliki versi gratis (Freeware License), walau gratis tetapi memiliki fitur dan kemampuan
segudang. Kedua, memiliki database komponen elektronika yang sangat lengkap dan dapat
ditambahkan di kemudian hari (tak terkecuali pada versi gratis-nya) dan yang terpenting, EAGLE
sangat mudah untuk dipelajari.
1
b. Setelah melakukan langkah diatas, dilayar akan muncul jendela Schematic/worksheet tempat
menggambar schematic seperti gambar di bawah ini.
c. Untuk mempermudah dalam pembuatan skema rangkaian, kita dapat menampilkan ‘Grid’
dengan menekan tombol ‘F6’ pada keyboard.
2
2. Menyusun Schematic diatas Editor
a. Langkah pertama adalah dengan memilih komponen yg digunakan melalui tombol "ADD"
pada bagian sidebar kiri EAGLE seperti di ilustrasikan pada gambar di sebelah kanan.
Kemudian akan muncul jendela ‘ADD’ yang berisikan database komponen-komponen
elektronika yang dimiliki oleh EAGLE. Dari sini kita akan memasukkan komponen-
komponen elektronika yang dibutuhkan.Jika ada komponen yg digunakan sejenis dan
berulang, hanya diperlukan pemilihan sekali saja selanjutnya bisa dicopy paste di editornya.
Gambar 4. Contoh diatas jika kita ingin memilih komponen IC CMOS 4017
3
c. Untuk memper mudah pencarian komponen yang diinginkan, kita bisa menggunakan kolom
‘Search’. Misalnya mencari resistor, ketik ‘resistor*’ pada bagian ‘Search’ dan tekan ‘Enter’
pada keyboard. Maka akan menampilkan komponen yang memiliki unsur resistor di dalam-
nya, cari database dengan nama ‘resistor’ klik-kiri tanda ’+’ dan pilih ‘R-EU_’. ‘R-EU_’
berisikan simbol resistor untuk gaya Eropa. Kemudian pilih salah satu jenis simbol resistor
yang akan digunakan dan klik-kiri ‘OK’.
Dengan melihat pada bagian sebelah kanan terdapat keterangan bahwa resistor ini memiliki
grid 10mm, artinya resistor tersebut akan memiliki jarak antara kedua kakinya sebesar 10mm
dan ini akan digunakan pada saat kita akan membuat PCB.
d. Untuk mengatur posisi dan orientasi masing-masing komponen dapat dilakukan dengan
menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh EAGLE pada bagian sidebar sebelah kiri.
Berikut ini merupakan penjelasan tiga fungsi dasar dari fitur-fitur tersebut.
Move
Ketika akan memindahkan posisi komponen pada skema gunakan fitur ‘Move’
yang diberi ikon ‘+’ dengan tanda panah pada setiap ujungnya. Untuk
memindahkan posisi komponen, klik-kiri-kiri tombol ‘Move’ kemudian pilih
salah satu dari komponen yang akan dipindahkan pada skema rangkaian.
Mirror
Fitur ‘Mirror’ digunakan untuk merubah orientasi komponen berdasarkan
prinsip pencerminan. Untuk melakukan pencerminan terhadap suatu komponen,
klik-kiri tombol ‘ Mirror’ kemudian pilih salah satu komponen yang akan di
cermin-kan pada skema rangkaian. Dengan banyak melakukan latihan anda
akan mahir menggunakan fitur ini.
Rotate
Untuk memutar posisi komponen pada skema rangkaian, digunakan fitur
‘Rotate’ yang disediakan oleh EAGLE. Cara-nya, klik-kiri tombol ‘Rotate’
kemudian pilih salah satu komponen yang akan diputar orientasi-nya pada
skema rangkaian. Fitur ini akan sering digunakan pada saat kita akan membuat
suatu skema rangkaian elektronika. Selain menggunakan tombol ‘Rotate’,
memutar orientasi komponen dapat juga dilakukan dengan cara ‘klik-kanan’
pada saat komponen pada posisi terpilih.
4
Value
Untuk memasukkan nilai-nilai pada setiap komponen, menggunakan fitur
‘Value’ yang terdapat pada sidebar kiri EAGLE. Klik tombol ‘Value’ kemudian
pilih salah satu komponen yang akan kita tambahkan nilai-nya, sehingga muncul
jendela ‘Value’, kemudian masukkan nilai komponen, contoh ‘10k’ untuk
resistor R1. lakukan ini pada setiap komponen elektronika yang belum memiliki
nilai.
Name
Untuk mengubah nama, misal terminal input dan output yang tadinya bernama
‘PAD1’ dan ‘PAD2’ diubah ke ‘INPUT’ dan ‘OUTPUT’ dengan menggunakan
fitur ‘Name’. Cara-nya sama seperti merubah atau menambahkan nilai
komponen.
Smash
Pada skema rangkaian apabila letak keterangan seperti nama komponen dan
nilai komponen berantakan, kita akan merapikan-nya agar terlihat lebih teratur.
Pilih fitur ‘Smash’ pada sidebar kiri EAGLE, kemudian klik-kiri pada setiap
komponen sehingga muncul tanda ‘+’ pada setiap keterangan nama dan
keterangan nilai. Untuk mengatur-nya pilih fitur ‘Move’ dan atur posisi-nya
sesuai dengan keinginan.
e. Setelah semua komponen diletakkan di editor maka dilanjutkan dengan menghubungkan kaki-
kaki komponen sesuai dengan keinginan. Untuk menghubungkan kaki-kaki komponen
digunakan fitur ‘Net’, klik-kiri tombol ‘Net’ yang terdapat pada sidebar EAGLE sebelah kiri.
Hubung-kan setiap kaki-kaki komponen sehingga tampak seperti pada gambar di bawah
berikut ini.
5
f. Untuk menambahkan sumber tegangan dan terminal ‘input’ dan ‘output’. Cara-nya sama
seperti kita menambahkan komponen elektronika melalui fitur ‘Add’ kemudian cari database
dengan nama ‘Supply’. Disana terdapat banyak sekali jenis-jenis simbol sumber tegangan.
Sedangkan untuk terminal ‘input’ dan ‘output’ cari database dengan nama ‘Wirepad’. Setelah
semua simbol-simbol tersebut di tambahkan lalu sambungkan dengan ‘Net’.
g. Beberapa komponen tidak mencantumkan kaki-kaki yg umum seperti VCC & GND (tapi di
pcb ada) , kadang ini akan membuat bingung, jangan khawatir kita "INVOKE" saja melalui
toolbar sesuai gambar berikut
6
Hasil dari pemeriksaan ‘Erc’ didapati dua ‘Warning’ yaitu terdapat pada ‘Part INPUT’ dan
‘Part VALUE’ yang menerangkan bahwa komponen ‘INPUT’ dan komponen ‘OUTPUT’
tidak memiliki nilai. Karena ‘INPUT’ dan ’OUTPUT’ merupakan terminal jadi memang tidak
memiliki nilai jadi pesan ‘Warning’ ini dapat kita abaikan atau jika ingin menghilangkan-nya,
tinggal di-Approve saja. Dan selesai-lah sudah proses pembuatan skema elektronika preamp
sederhana menggunakan EAGLE ini.
3. Routing PCB
a. Setelah semua schematic disusun sesuai keinginan, lanjutkan menuju ke PCB routing dengan
perintah File Switch to Board
b. Kemudian akan muncul pop-up ‘Warning’ yang menyatakan bahwa skema belum memiliki file
‘Board’ dan menanyakan apakah akan membuat PCB berdasarkan skema yang telah dibuat,
klik-kiri ‘Yes’ pada jendela pop-up tersebut.
Setelah anda menjawab ‘Yes’, kemudian muncul jendela ‘Board’, pada jendela inilah anda
akan memulai untuk menggambar PCB. Coba perhatikan pada pojok sebelah kiri bawah,
terdapat kumpulan komponen elektronika yang kaki-kakinya saling terhubung. Komponen-
komponen tersebut dimuat berdasarkan pada skema yang telah kita buat.
c. Mulanya akan muncul PCB dengan kabel semrawut dan tanpa grid/kotak seperti gambar
dibawah. Pindahkan semua komponen dengan :toolbal move + toolbar select + drag mouse ke
semua komponen + klik kanan + Move group, ke dalam kotak PCB layout
7
d. Setelah itu susun komponen sesuai keinginan dan selanjutnya bisa membuat layout PCB secara
AUTO dengan memilih tombol auto route dan memilih jumlah layer pcb yg diinginkan.
e. Jika ingin kembali ke mode awal sebelum di routing maka tinggal ikuti urutan : pilih ripup +
pilih select + drag mouse ke komponen + klik kanan + pilih ripup group
8
4. Routing Manual
Terkadang routing auto akan menghasilkan routing yang aneh-aneh. Untuk itu perlu
dilakukan routing manual. Untuk skemtik kita menggunakan contoh skematik preamp
sederhana seperti dibawah ini,
9
c. Untuk memutar dan melakukan pencerminan, cara-nya sama
seperti kita melakukan-nya pada saat kita membuat skema
rangkaian, yaitu dengan menggunakan perintah ‘Rotate’ dan
‘Mirror’. Pada gambar di atas terlihat pada setiap kaki komponen
terdapat garis-garis yang menghubungkan setiap kaki-kaki
komponen berwarna hijau, garis-garis tersebut dinamakan
sebagai ‘Ratsnest’. Untuk me-refresh ratsnest gunakan fitur ‘Ratsnest’ pada EAGLE yang
terletak pada toolbar sebelah kiri.
d. Sekarang saatnya untuk membuat jalur pada PCB, gunakan fitur
‘Route’ untuk membuat jalur pada PCB. Klik-kiri ‘Route’ kemudian
pilih layer (lapisan) yang akan digunakan. Karena PCB ini
merupakan PCB single layer maka pilih ‘Bottom’ pada layer, layer
inilah yang akan digunakan untuk menggambar jalur PCB. Menu untuk memilih layer
terdapat pada toolbar bagian atas EAGLE.
e. Untuk memilih lebar jalur PCB yang akan digunakan pilih ‘Width’ pada toolbar bagian
atas. Disini saya memilih lebar jalur PCB sebesar 0.05mil.
f.
g. Untuk memilih jenis sudut (45°, 90°, atau melingkar) pada jalur PCB yang akan dibuat
hanya klik-kanan pada saat kita membuat jalur, atau dengan menggunakan fitur ‘Wire
bend’ pada toolbar yang muncul ketika kita memilih fungsi ‘Route’.
h.
i. Setelah proses membuat jalur PCB telah selesai maka hasilnya kurang lebih akan terlihat
seperti ini.
10
j. Pada gambar PCB di atas tidak terdapat terminal untuk sumber listrik, untuk
menambahkan-nya kita harus ke jendela skema rangkaian untuk menambahkan-nya. Untuk
berpindah ke jendela skema klik-kiri tombol ‘Schematic’ pada toolbar atas.
k. Lalu akan muncul jendela Schematic dimana terdapat rangkaian elektronika yang telah kita
buat PCB-nya. Tambahkan ‘Wirepad’ dari library EAGLE atau kita dapat menduplikasi
dari terminal ‘INPUT’ atau ‘OUTPUT’ dengan fitur ‘Copy”. Sambungkan salah satu
terminal ke ‘Supply’ (12V) dan terminal yang lain ke ‘Ground’ (GND), kemudian ubah
nama masing-masing terminal menjadi ‘12VDC’ untuk yang terhubung dengan ‘Supply’
dan ‘GND’ untuk yang terhubung dengan ‘Ground’.
l. Setelah itu kita beralih lagi jendela ‘Board’, disana sudah terdapat dua terminal yang kita
tambahkan pada jendela skema.
11
m. Pindahkan kedua terminal pada posisi yang di-inginkan kemudian buat ‘Route’ pada
masing-masing terminal. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan kotak ‘Dimension’
dengan fitur ‘Move’, kemudian merapikan posisi tulisan pada masing-masing komponen
dengan fitur ‘Smash’.
n. Langkah terakhir dan wajib dilakukan adalah melakukan pemeriksaan terhadap PCB yang
telah kita buat dengan menggunakan fitur ‘Erc’ dan ‘Drc’. Dari pemeriksaan menggunakan
‘Erc’ terdapat empat peringatan (warning) pada komponen 12VDC, GND, INPUT, dan
OUTPUT karena tidak memiliki nilai komponen. Dikarenakan komponen-komponen
tersebut merupakan terminal yang memang tidak memiliki nilai, maka kita dapat
mengabaikan pesan peringatan ini.
o. Selesai sudah PCB yang kita gambar menggunakan EAGLE dan gambar PCB ini siap
untuk dicetak.
p. Untuk mempercantik PCB dan menghemat waktu "ETCHING", untuk skematik percobaan
ini beda dengan skematik contoh diatas karena untuk rangkaian amplifaier jarang
mengunakan ground yang banyak agar mengurangi nois, maka daerah-daerah yang kosong
perlu diberikan suatu gambar polygon. Pada umumnya polygon juga mewakili sinyal yang
common/dipake berulang di PCB, umumnya untuk menghubungkan semua sinyal ground.
Untuk membuatnya gampang saja, dengan menggambar polygon disekitar komponen dan
menamakannya dengan nama signal yg akan disambungkan. jika tidak diberi nama maka
polygon akan berdiri sendiri.
12
q. Ketika tombol RATSNET ditekan maka PCB akan menjadi terhubung seperti ini
r. Apabila antara polygon dan routing terlalu mepet, kita atur saja jarak antar routing melalui
"DRC RULES" .
13
Setting DRC ini dapat disimpan dan dipanggil pada desain PCB selanjutnya
4. PrintOut PCB
Setelah PCB layout selesai, dilanjutkan dengan printing layout ke atas kertas , plastik
transparansi, glossy dsb. Layer yg dipilih hanya BOTTOM, PADS, dan VIA
selanjutnya lakukan printing secara mirror (untuk bagian TOP) atau disesuaikan dengan
kebutuhan
14
SELAMAT MENCOBA
15
Amp
AMPLIFIER
MODUL 1 elco
electronic community
1
elco
electronic community
2
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community
4
3
elco
electronic community
PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.
5
MODUL 2 elco
electronic community
7
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community
Capacitors:
C1 = 68 nF, mylar
C2 = 6,8 nF, keramik
C3 = 0,1 uF/25V, keramik/ mylar
C4 = 0,1 uF/25V, keramik/ mylar
C5 = 1000 uF/25V, keramik/ mylar
C6 = 1000 uF/25V, keramik/ mylar
C7 = 100 uF/25V, keramik/ mylar
C8 = 100 uF/25V, keramik/ myla
8
elco
electronic community
PETUNJUK PERAKITAN
Merakit komponen Giga Bazz dapat dimulai dengan memeriksa semua komponen
baik pasif (resistor, kapasitor, kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll)
dengan multimeter tentang baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang
digunakan.
Perakitan komponen pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai
dari resistor, kapasitor, soket, saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan
pemasangan komponen aktif yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC
umumnya menggunakan soket, maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara
menancapkan IC tersebut pada soketnya.
Penggunaan trafo daya yang berkemampuan 500mA dengan tegangan 12V pakai
CT (center tap). Masukkan catu daya dan rangkaian utama dedalam kotak yang terbuat
dari logam dengan sistem ground yang bagus, terutama pada bagian imput dan center-tap
catu daya.
4
9
MODUL 3 elco
electronic community
KOMPONEN UTAMA
Rangkaian selengkapnya ada pada halaman ini, beberapa komponen utama seperti
IC1 AN6551, IC2 MN3005 atau MN3008, IC3 MN3101 dan IC4 AN6551 adalah
pasangan terintegrasi yang khusus dipergunakan untuk membangkitkan efek suara
pantulan (echo). Sebuahh transistor diperlukan untuk pre-amplifier bagi input
mikrophone yang masukannya dikopel dengan C2 1uF/16V langsung menuju basis
transistor 2SC536.
Keluaran transistor dari kolektor disadap lewat C6 3,3 uF/25V untuk diproses oleh
rangkaian pembangkit efek suara dan dikembalikan lagi lewat R28 10K dan dicampur
dengan suara aslinya oleh potensiometer VR2 10K. Jadi keluaran suara asli yang dikopel
oleh C7 3,3 uF/25V dan resistor R7 10K dicampur dengan efek suara pantulan pada VR2
10K dan dikeluarkan ke rangkaian amplifier berikutnya.
Potensiometer VR2 berungsi untuk mengatur tinggi rendahnya efek suara
pantulan terhadap suara asli dari mikrophone. Jika setting potensiometer ini dalam posisi
minimal, maka suara yang keluar tidak muncul efek pantul sama sekali, sebaliknya jika
poensiometer ini dalam posisi maksimal akan muncul efek suara pantulan yang terbesar.
Bahkan lebih besar dari suara aslinya, dengan perubahan sedikit komponen maka
10
efek suara yang terakhir ini akan dapat menirukan efek suara “aneh” lainnya
sesuai dengan kehendak anda.
elco
electronic community
11
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community
Lain-Lain:
IC1 = AN6551
IC2 = MN3005 atau MN3008
IC3 = MN3101
IC4 = AN6551
TR = 2SC536
D1 = 1N4148
D2 = Zener 9v1
3
0
13
elco
electronic community
Atur kembali VR1, VR3 dan VR4 hingga menghasilkan efek suara robotis seperti
yang anda inginkan dan perbandingkan level suara asli dengan efeknya dapat diatur
dengan memutar VR2.
PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada PCB dimuali dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor,
soket, saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan
komponen aktif yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya
menggunakan soket, maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan
IC tersebut pada soketnya.
14
elco
electronic community
CATU DAYA
Pencatu daya yang diperlukan rangkian ini adalah 12V dengan arus yang kecil.
Dianjurkan menggunakan regulator tegangan positif 7812 yang sudah populer.
Penggunaan trafo daya kecil 220V – 12V dengan arus maksimal 300mA, lengkapi
penyearah “fullwave” dengan filter kapasitor sebesar 2200 uF, barulah dipasang regulator
7812 dan keluarannya diberikan ke rangkaian pembangkit efek suara ini. Untuk keperluan
yang khusus catu daya ini dapat menggunakan batery kotak 9V, agara hasilnya sama
dengan ketika menggunakan catu daya 12V, sambungkan langsung batery 9V tersebut
pada titik positif diode zener D2 (langsung). Karena usia pakai batery 9V tersebut
terbatas, maka pada saat tertentu nanti hasil efek suaranya akan berubah sendiri dan ini
bertanda bahwa batery tersebut minta diganti baru.
4
Rangkaian penggerak nada rendah ini memerlukan daya listik yang cuukup besar, bila
dijalankan pada tegangan 220V AC memerlukan persediaan daya sekitar 10VA. Untuk
mencoba dengan daya rendah dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan DC yang
masuk rangkaian menjadi 12V dengan arus sekitar 500mA.
Penggunaan trafo daya yang berkemampuan 500mA dengan tegangan 12V pakai
CT (center tap). Masukkan catu daya dan rangkaian utama dedalam kotak yang terbuat
dari logam dengan sistem ground yang bagus, terutama pada bagian imput dan center-tap
catu daya.
15
RF
RADIO
MODUL 1 elco
electronic community
RANGKAIAN PEMANCAR
Trasnistor pertama pada rangkaian ini bertugas sebagai pemodulir sinyal audio
dari mikrophone menjadi modulasi frekuensi yang langsung mengendalikan osillator.
Penyangga antar bagian oscillator dengan rangkaian “driver” dijembatani oleh transistor
TR2. Tahap penguatan berikutnya adalah TR3, TR4, TR5, TR6, TR7 dan TR8 yang
semuanya merupakan “driver” bagian penguat akhir pemancar.
Penguatan akhir disusun dengan empat buah transistor “power” TR9, TR10, TR11
dan TR12. Pada setiap tahap penguatan tersebut dikopling dengan kapasitor langsung
sehingga tidak memerlukan “tunning” yang spesifik, seluruh rangkaian akan bekerja
sebagai penguat frekuensi tinggi sesuai besarnya frekuensi dari osillator.
Antena pemancar dihubungkan pada bagian keluaran penguat akhir juga dengan
kopling kapasitor. Pemakaian jenis antena ntuk rangkaian ini tidak terlalu kritis, bisa
menggunakan antena model apa saja asalkan minimal memiliki panjang efektif sekitar 75
cm. Beberapa percobaan dihasilkan daya pancar paling bagus menggunakan antena
teleskopik sepanjang 120 cm.
1
elco
electronic community
2
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community
3
elco
electronic community
PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.
4
MODUL 2 elco
electronic community
MPX – STEREO FM
Rangkaian MPX Stereo ini berfungsi untuk menggabungkan dua sinyal audio
stereo (LEFT dan RIGHT) dari sistem suara agar dapat dimodulir secara Frekuensi
Modulation (FM). Sistem suara yang menjadi masukan rangkaian ini adalah sinyal stereo
yang taraf tegangannya tidak lebih 0,7V seperti, tape-deck, audio mixer, pre-amp head
(rakitan sendiri) atau output audio analog dari CD-ROM drive.
Selanjutnya rangkaian ini akan menghasilkan sinyal FM yang siap diperkuat
menjadi pemancar radio FM dengan frekuensi kerja yang umum yaitu antara 88MHz
sampai 108 MHz. Bagian selanjutnya yang akan memperkuat sinyal FM yang masih
lemah tersebut adalah “ FM Driver dan RF Amplifier 10 Watt” dan terakhir dengan “FM
Booster RF Amplifier 100Watt” siap dipancarkan dengan antena khusus pemancar FM
sesuai dengan frekuensi kerja.
RANGKAIN
Bagian depan MPX Stereo ini adalah rangkaian pre-amphasis yang bertugas
memperbaiki karakteristik suara stereo yang masuk agar stabil mulai dari frekuensi
100Hz sampai 16KHz. Keluaran dua saluran pre-amphisis ini dimasukkan ke rangkaian
switching CD4066 untuk sisusun secara multiplek agar dapat disimpan pada sinyal pilot
19 Khz yang dihasilkan oleh MC1310.
MC1310 menghasilkan sinyal sub-carrier 38 KHz dan sinyal pilot 19 KHz untuk
pertanda multiplek stereo, besarnya frekuensi tersebut dapat diatur dengan memutar
trimpots VR1. Aturlah frekuensi tersebut sekalisaja hingga benar dan stabil, setelah itu
barulah melanjutkan rangkaian lain.
Hasil multipleks tersebut diambil dari output switching CD4066 lewat R22 dan
R23 dengan kapasitor kopling C14, lantas diperkuat oleh transistor Q6 dan Q7 pada
tingkat berikutnya. Taraf teganggan multiplek FM diatur dengan memutar trimpot VR2.
Sinyal multiplek FM tersebut dimodulasikan langsung dengan oscillator carrier sesuai
frekuensi kerja pemancar FM oleh transistor Q8 dan Q9.
Keluaran sinyal FM diambil lewat kaki kolektor Q9 melewati variabel capacitor
(Vc) menuju kepenguat RF (driver) pemancar FM. Pada tingkat akhir ini, sebenarnya
sinyal FM sudah dapat dipancarkan, namun dayanya masih rendah, sehingga hanya
mampu dipancarkan beberapa meter saja keradio penerima FM. Dengan cara penerima
sinyal FM dengan jarak dekat inilah anda bisa melihat keberhasilan rangkaian yang anda
rakit.
5
elco
electronic community
6
DAFTAR KOMPONEN
Resistors: Capacitors:
R1 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C1 = 100 uF/25V, keramik
R2 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5% C2 = 680 pF/25V, keramik
R3 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C3 = 680 pF/25V, keramik
R4 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5% C4 = 100 nF/25V, keramik
R5 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C5 = 680 pF/25V, keramik
R6 = 100 ohm. 0,25watt, 5% C6 = 1 uF/50V, electrolyt
R7 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C7 = 1 uF/50V, electrolyt
R8 = 100 ohm. 0,25watt, 5% C8 = 1 uF/50V, electrolyt
R9 = 4.700 ohm. 0,25watt, 5% C9 = 1 uF/50V, electrolyt
R10 = 2.200 ohm. 0,25watt, 5% C10 = 470 pF/25V, keramik
R11 = 4.700 ohm. 0,25watt, 5% C11 = 1 uF/50V, electrolyt
R12 = 2.200 ohm. 0,25watt, 5% C12 = 1 uF/50V, electrolyt
R13 = 15.000 ohm. 0,25watt, 5% C13 = 100 nF/25V, keramik
R14 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C14 = 100 uF/16V, electrolyt
R15 = 100.000 ohm. 0,25watt, 5% C15 = 4.700 pF/25V, keramik
R16 = 15.000 ohm. 0,25watt, 5% C16 = 100 pF/25V, keramik
R17 = 15.000 ohm. 0,25watt, 5% C17 = 1 uF/50V, electrolyt
R18 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% C18 = 1 uF/50V, electrolyt
R19 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% C19 = 1 uF/50V, electrolyt
R20 = 470.000 ohm. 0,25watt, 5% C20 = 2.200 pF/25V, keramik
R21 = 470.000 ohm. 0,25watt, 5% C21 = 5 pF/25V, keramik
R22 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C22 = 18 pF/25V, keramik
R23 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% C23 = 47 pF/25V, keramik
R24 = 150.000 ohm. 0,25watt, 5% C24 = 20 pF/25V, keramik
R25 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5% C25 = 1 nF/25V, keramik
R26 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5% Vc = 100 pF/25V, keramik
R27 = 39.000 ohm. 0,25watt, 5%
R28 = 39.000 ohm. 0,25watt, 5% Inductors:
L1 = 0.47 uH
R29 = 4.700 ohm. 0,25watt, 5% L2 = 100 uH
R30 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5% L3 = 2.5 mH
R31 = 22.000 ohm. 0,25watt, 5%
R32 = 4.7000 ohm. 0,25watt, 5% Semiconductor:
R33 = 47.000 ohm. 0,25watt, 5% Q1 = BC547, NPN transistor
R34 = 100 ohm. 0,25watt, 5% Q2 = BC517, PNP transistor
R35 = 5.600 ohm. 0,25watt, 5% Q3 = BC547, NPN transistor
R36 = 1.000 ohm. 0,25watt, 5% Q4 = BC517, PNP transistor
R37 = 100 ohm. 0,25watt, 5% Q5 = BC547, NPN transistor
VR1= 5.000 ohm. trimpots Q6 = 2SC1815, NPN transistor
VR2= 10.000 ohm. trimpots Q7 = 2SC1815, NPN transistor
7
Q8 = 2SC829, NPN transistor
Q9 = 2SC2053, NPN transistor
IC1= MC1310, Motorolla
IC2 = CD4066, NS
elco
electronic community
PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.
Khusus untuk rangkaian MPX Stereo ini, sebaiknya dirakit perbagian, yaitu
dimulai dengan memasang jumper-jumper yang sering terlupakan sebagai penghubung
antar bagian. Rakitlah terlebih dahulu bagian oscillator yang berkomponen IC MC1310,
ukur pada test point kaki nomor 10, jarus terukur frekuensi pilot 19Khz yang diperlukan
MPX Stereo. Setelah rangkian ocsillator tersebut normal, lanjutkan perakitan pada
rangkaian lain hingga selesai.
CATU DAYA
Kebutuhan listrik rangkaian MPX Stereo ini adalah tegangan DC stabil 12 V
dengan arus sebesar 500 mA, pengkabelan ground harus baik. Dianjurkan menggunakan
catu daya dengan regulator IC 7812 yang spesial untuk stabilistor teganan 12 volt dengan
batas arus maksimal 1A. Pemakaian catu daya yang kurang stabil dan kemampuan arus
yang buruk akan menyebabkan gangguan nois pada modulasi FM dan sering berakibat
kualitas suaranya menjadi cacat.
8
MODUL 3 elco
electronic community
9
elco
electronic community
10
DAFTAR KOMPONEN
elco
electronic community
11
0
elco
electronic community
PETUNJUK PERAKITAN
Mulailah dengan memeriksa semua komponen baik pasif (resistor, kapasitor,
kabel dll) ataupun aktif (diode, transistor, regulator, IC dll) dengan multimeter tentang
baik-buruknya, hanya komponen yang baik sajalah yang digunakan. Perakitan komponen
pada pcb dimulai dengan memasang komponen pasif mulai dari resistor, kapasitor, soket,
saklar, konektor dan sebagainya. Lantas dilanjutkan dengan pemasangan komponen aktif
yang dimulai dengan memasang diode, IC, karena IC umumnya menggunakan soket,
maka pemasangan IC tersebut dilakukan dengan cara menancapkan IC tersebut pada
soketnya.
12
MODUL 4 elco
electronic community
DUMMY LOAD
Salah satu peralatan standar amatir radio dan adalah “RF Dummy Load”. Dummy
Load atau beban semu atau beban tiruan berfungsi sebagai pengganti antena. RF Dummy
Load yaitu sebuah resistor murni dengan besaran impedansi yang sesuai dengan saluran
transmisi yang digunakan, dummy load tidak harus bernilai 50 Ohm, bisa 75 Ohm, 120
Ohm, atau berapa saja. Karena mayoritas saluran transmisi pada transceiver adalah 50
Ohm, maka banyak yang kita dapati dipasaran dummy load memiliki impedansi murni
sebesar 50 Ohm.
Kegunaan dummy load adalah sebagai pengganti antena pada saat kita melakukan
tunning pemancar atau "ngetrim" bahasa homebrew begitu menyebutannya, sehingga
diperoleh impedansi yang sama dengan impedansi dummy load 50 ohm. Adapun Dummy
load ini pemakaiannya bersamaan dengan alat ukur Power dan SWR meter, yaitu untuk
melihat besar daya output dan melihat seberapa match pemancar dengan beban. Setelah
memperoleh kondisi match antara pemancar dan beban menjadi 50 ohm, maka juga sama
perlunya mematchingkan antara pemancar dengan antena.
Impedansi murni, apa artinya :
Bila kita bekerja pada frekuensi tinggi, maka kita akan dikenalkan dengan sebutan
impedansi riil atau murni dan impedansi imaginer atau khayal. Impedansi imajiner atau
khayal dibagi menjadi 2, yaitu bersifat induktif (kumparan) atau bersifat kapasitif
(kondensator), dalam teori rangkaian listrik ketiganya dituliskan sebagai berikut:
Z = R + jX
Z adalah impedansi kompleks, yaitu campuran impedansi riil dan khayal (satuan Ohm)
R adalah impedansi riil (satuam Ohm)
X adalah impedansi khayal (satuan Ohm)
j adalah notasi untuk bilangan khayal, -j adalah kapasitif, +j adalah induktif
13
elco
electronic community
Sebuah antenna hertzian, atau antenna yang memenuhi kaidah/ hukum hertz,
ambil saja dipole 1/2 lambda, ia memiliki impedansi (hampir) murni, yaitu memiliki
impedansi khayal yang mendekati nilai nol, sementara impedansi riilnya memiliki nilai
hampir 50 Ohm.
Apa gunanya RF Dummy Load ? Sebagian jawabanya, misalkan:
1. Sebagai pengganti antenna saat melakukan testing terhadap Transmitter.
Pada saat melakukan testing transmitter, selalu gunakan dummy load sebagai
pengganti antenna. Sesuaikan besarnya impedansi dummy load dengan impedansi
output transmitter, biasanya 50 Ohm, sehingga akan diperoleh SWR = 1, sehingga
akan mencegah transistor final mengalami kerusakan.
2. Sebagai referensi dalam melakukan tuning antenna.
Dummy load yang matched dengan saluran transmisi transmitter maka akan
menmberikan SWR = 1, maka bila antenna kita memberikan nilai SWR > 1, maka
nilainya tidak sama dengan 50 Ohm.
14
elco
electronic community
Tampak Utuh
15
elco
electronic community
PETUNJUK PERAKITAN
Dummy load bisa kita buat sendiri dengan mudah, yaitu dengan menyusun pararel
beberapa resistor dengan nilai tertentu sehingga diperoleh nilai 50 ohm. Dianjurkan
menggunakan resistor dari karbon, dan menghindari resistor dari lilitan kawat yaitu
berbentuk fisik kotak putih, karena berupa lilitan maka bersifat induktif juga kapasitif
yang sangat besar.
Cara membuat RF Dummy Load yang mudah dan murah :
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
1. Jack atau Socket PL (sesuai dengan terminal antenna anda)
2. PCB Polos, untuk memasang socket dan tempat menyatukan kaki-kaki resistor
3. 20 Buah resistor masing-masing 2W dengan nilai 1K, sehingga dummy load akan
memiliki kemampuan mendisipasi daya RF sampai dengan 2W x 20 = 40 W
4. Untuk Konektor /sambuangan di sarankan yang langsung jangan sambungan seperti
contoh jadi lebih murah.
Dummy load yang matched dengan saluran transmisi transmitter maka akan
menmberikan SWR = 1, maka bila antenna kita memberikan nilai SWR > 1, maka
nilainya tidak sama dengan 50 Ohm.
Potong PCB bulat dengan diameter 3 cm, buat lobang untuk menempatkan kabel
RG 58, lalu lakukan penyolderan semua resistor tersebut secara paralel, sehingga total
nilai resistor adalah 50 Ohm. Lihat gambar RF Dummy Load, sederhana dan murah.
Karena resistor bulat yang bersifat resistif ini di pasaran biasanya memiliki kemampuan
disipasi daya maksimum sebesar 2 W, maka untuk membuat RF Dummy Load dengan
kemampuan disipasi daya lebih besar dapat digunakan lebih banyak resistor dengan cara
menghitung sbb:
Jumlah Resistor = Harga Sebuah Resistor / 50
Contoh:
Resistor 2K/2W, maka membutuhkan 2.000/50 = 40 buah
Kemampuan Disipasi Daya = 40 x 2 W = 80 Watt
16
elco
electronic community
Bisa juga susunan pararel rangkaian dummy load ditambah indikator power,
sehingga ketika kita sedang ngetunning power pemancar bisa diketahui langsung. Posisi
low untuk power 10 watt dan high untuk posisi 50 watt. bergantunmg kita nanti nyeting
VR trimpot 50K dan 500K, untuk menyetingnya diperlukan Power meter untuk
mengkalibrasi.
Beban kontinu yang mampu dibebani secara terus menerus pada dummy load ini
kira-kira 20 watt, di atas itu maka dummy load akan meleleh timah patrinya.
17
SISTEM
KONTROL
ARDUINO
MODUL 1 elco
electronic community
Dimana setup() bagian untuk inisialisasi yang hanya dijalankan sekali diawal
program, sedangkan loop() untuk mengeksekusi bagian program yang akan
dijalankan berulang-ulang untuk selamanya.
Fungsi setup() hanya di panggil satu kali ketika program pertama kali di
jalankan. Ini digunakan untuk pendefinisian mode pin atau memulai komunikasi
serial. Fungsi setup() harus di ikut sertakan dalam program walaupun tidak ada
statement yang di jalankan.
void setup()
{
pinMode(13,OUTPUT); // mengeset ‘pin’ 13 sebagai output
}
}
digitalWrite(13, LOW); // matikan ‘pin’ 13
delay(1000); // pause selama 1 detik 1
Variable adalah sebuah penyimpan nilai yang dapat di gunakan dalam
program. Variable dapat di rubah sesuai dengan instruksi yang kita buat. Ketika
mendeklarisikan variable harus di ikut sertakan type variable serta nilai awal variable.
Type variableName = 0;
Contoh:
Int inputVariable = 0;// mendefinisikan sebuah variable
bernama inputVariable dengan nilai awal 0
inputVariable = analogRead(2); // menyimpan nilai yang
ada di analog pin 2 ke inputVariable
Sebuah variable dapat di deklarasikan pada awal program sebelum void
setup(), secara local di dalam sebuah function, dan terkadang di dalam sebuah
block statement pengulangan. Sebuah variable global hanya satu dan dapat di
gunakan pada semua block function dan statement di dalam program. Variable global
di deklarasikan pada awal program sebelum fungstion setup(). Sebuah variable
local di deklarasikan di setiap block function atau di setiap block statement
pengulangan dan hanya dapat di gunakan pada block yang bersangkutan saja.
Function (fungsi) adalah blok pemrograman yang mempunyai nama dan
mempunyai statement yang akan di eksekusi ketika function di panggil. Fungsi void
setup() dan void loop() telah di bahas di atas dan pembuatan fungsi yang
lain akan di bahas selanjutnya. Cara pendeklarasian function dijelaskan sebagai
berikut.
type functionName(parameters)
{
// Statement;
}
Contoh:
int delayVal()
{
int v; // membuat variable ‘v’ bertipe integer
v = analogRead(pot); // baca harga potentiometer
v /= 4; // konversi 0-1023 ke 0-255
return v; // return nilai v
}
Pada contoh di atas fungsi tersebut memiliki nilai balik int (integer),
karena kalau tidak menghendaki adanya nilai balik maka type function
harus void. 2
{ } curly braces
Curly brace mendefinisikan awal dan akhir dari sebuah blok fungsi. Apabila
ketika memprogram dan progremer lupa memberi curly brace tutup maka ketika di
compile akan terdapat laporan error.
; semicolon
Semicolon harus di berikan pada setiap statement program yang kita buat ini
merupakan pembatas setiap statement program yang di buat./*…*/ blok comment.
Semua statement yang di tulis dalam block comments tidak akan di eksekusi dan
tidak akan di compile sehingga tidak mempengaruhi besar program yang di buat
untuk di masukan dalam board arduino.
// line comment
Sama halnya dengan block comments, line coments pun sama hanya saja yang di
jadikan komen adalh perbaris.
2. pinMode()
Digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah
sebagai Input atau Output. Arduino digital pins secara default di konfigurasi
sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator
pinMode(pin, mode).
3. digitalWrite()
Digunakan untuk mengset pin digital. Pin digital arduino mempunyai 14 ( 0
– 13 ).
digitalWrite (pin, HIGH); // set pin to HIGH
3
4. digitalRead()
Membaca nilai dari pin yang kita kehendaki dengan hasil HIGH atau LOW.
Value = digitalRead(pin); // mengset ‘value’ sama dengan
pin
5. delay()
Menghentikan program untuk sesaat sesuai dengan yang di kehendaki,
satuanya dalam millisecond.
delay(1000);// menunggu selama satu detik
6. if()
If Operator if mengetes sebuah kondisi seperti nilai analog sudah berada di
bawah nilai yang kita kehendaki atau belum, apabila terpenuhi maka akan
mengeksekusi baris program yang ada dalam brackets kalau tidak terpenuhi maka
akan mengabaikan baris program yang ada dalam brackets.
If ( someVariable ?? value )
{
//DoSomething;
}
4
elco
electronic community
5
Percobaan 1
SWITCH ON/OFF
elco
electronic community
ARDUINO
D2
R2
470R
LED-BLUE
D1
R1
AREF
13 470R
PB5/SCK LED-BLUE
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
8
PB0/ICP1/CLKO
ATMEGA328P-PU
1121
DIGITAL (~PWM)
7
ANALOG IN
PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
A4 PD2/INT0
A5
PC4/ADC4/SDA
TX PD1/TXD
1 R4
PC5/ADC5/SCL 0 470R
RX PD0/RXD
ARDUINO UNO R3
R5
470R
Sketch:
int led1 = 8;
int led2 = 9;
int b1 = 2;
int b2 = 3;
int valueb1;
int valueb2;
void setup()
{
pinMode(led1,OUTPUT);
pinMode(led2,OUTPUT);
pinMode(b1,INPUT);
pinMode(b2,INPUT);
}
void loop()
{
valueb1 = digitalRead(b1);
digitalWrite(led1,valueb1);
valueb2 = digitalRead(b2);
digitalWrite(led2,valueb2);
}
6
MODUL 2 elco
electronic community
LCD
1. Inisialisasi LCD
Merupakan inisialisasi LCD
2. LiquidCryatal lcd()
Menciptakan variabel jenis LiquidCrystal. Layar dapat dikontrol dengan
menggunakan 4 atau 8 jalur data.
Sintaksis
LiquidCrystal (rs, mengaktifkan, d4, d5, d6, d7)
LiquidCrystal (rs, rw, mengaktifkan, d4, d5, d6, d7)
LiquidCrystal (rs, mengaktifkan, d0, d1, d2, d3, d4, d5,
d6, d7)
LiquidCrystal (rs, rw, mengaktifkan, d0, d1, d2, d3, d4,
d5, d6, d7)
3. lcd.begin()
Berfungsi menginisialisasi antarmuka ke layar LCD, dan menentukan dimensi (lebar
dan tinggi) dari layar. begin() bisa disebut awal perintah yang diberikan pada LCD.
Sintaksis :
lcd.begin (cols, baris);
Parameter
LCD: variabel jenis LiquidCrystal
cols: menunjukkan jumlah kolom layar LCD
baris: jumlah baris pada LCD
7
4. lcd.setCursor()
Artinya, lokasi di mana ditulis dengan teks LCD akan ditampilkan.
Sintaksis:
lcd.setCursor (col, row)
Parameter
LCD: variabel jenis LiquidCrystal
col: kolom di mana posisi kursor (dengan 0 Menjadi kolom pertama)
baris: baris di mana posisi kursor (dengan 0 Menjadi baris pertama)
5. lcd.print()
berfungsi mencetak teks ke LCD.
Sintaksis
lcd.print (data)
lcd.print (data, BASE)
parameter
LCD: variabel jenis LiquidCrystal
Data: data untuk mencetak (char, byte, int, panjang, atau string)
BASIS (opsional): dasar di mana untuk mencetak nomor: BIN untuk biner (basis
2), Desember untuk desimal (basis 10), Oktober untuk oktal (basis 8), HEX untuk
heksadesimal (basis 16).
8
elco
electronic community
9
Percobaan 2 LCD
elco
electronic community
POT
LM016L
VDD
VSS
VEE
RW
RS
D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
ARDUINO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
8
PB0/ICP1/CLKO
ATMEGA328P-PU
1121
DIGITAL (~PWM)
7
ANALOG IN
PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
A4 PD2/INT0
PC4/ADC4/SDA 1
A5 TX PD1/TXD
PC5/ADC5/SCL 0
RX PD0/RXD
ARDUINO UNO R3
Sketch:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13,12,11,10,9,8);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");
delay(1000);
}
void loop() {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Elektro UNEJ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(millis()/1000);
}
10
MODUL 3 elco
electronic community
ADC
1. analogRead()
Membaca nilai pin analog yang memiliki resolusi 10-bit. Fungsi ini hanya
dapat bekerja pada analog pin (0-5). Hasil dari pembacaan berupa nilai integer
dengan range 0 sampai 1023.
2. analogWrite()
Mengirimkan nilai analog pada pin analog.
analogWrite(pin, value); // menulis ke pin analog
11
elco
electronic community
12
Percobaan 3 ADC
elco
electronic community
POT
LM016L
VDD
VSS
VEE
RW
RS
D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
ARDUINO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
RV1 PB0/ICP1/CLKO
8
ATMEGA328P-PU
1121
DIGITAL (~PWM)
7
ANALOG IN
PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
0%
PC0/ADC0 5
A1
PC1/ADC1
~ PD5/T1
4
D1
A2
PC2/ADC2
PD4/T0/XCK R1
3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
1k A4 PD2/INT0 470R
PC4/ADC4/SDA 1 LED-BLUE
A5 TX PD1/TXD
PC5/ADC5/SCL 0
RX PD0/RXD
ARDUINO UNO R3
Sketch:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13,12,11,10,9,8);
int SensorPin1 = 0;
int ValueADC0 = 0;
int LED = 3;
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
}
void loop() {
ValueADC0 = analogRead(SensorPin1);
analogWrite(LED,ValueADC0/4);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Nilai ADC0");
13
if(ValueADC0 >= 1000){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
}
if(ValueADC0 <= 999 ){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
lcd.setCursor(3,1);
lcd.print(" "); //1 spasi
}
if(ValueADC0 <= 99){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(" ");//2 spasi
}
if(ValueADC0 <= 9){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(ValueADC0);
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print(" ");//3 spasi
}
}
14
MODUL 4 elco
electronic community
AKTUATOR
1. Inisialisasi Servo
Untuk menginisialisasi servo yang digunakan.
2. Servo myservo
Merupakan bentuk inisialisasi servo pada arduino.
3. myservo.attach()
Berfungsi memasang variabel Servo ke pin yang dipakai.
sintaksis
servo.attach (pin)
servo.attach (pin, min, max)
parameter
Servo: variabel jenis Servo
pin: jumlah pin servo yang dipakai
min (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan minimum (0
derajat) sudut pada servo (standarnya 544)
max (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan maksimum (180
derajat) sudut pada servo (default 2400)
4. map()
Artinya, nilai akan dipetakan pada kisaran nilai tertentu.
Fungsi map() berupa bilangan bulat sehingga tidak akan menghasilkan pecahan,
Sintaksis
y = map (x, 1, 50, 50, -100);
Parameter
Nilai: nomor untuk memetakan
fromLow: batas bawah dari kisaran nilai
fromHigh: batas atas kisaran nilai
toLow: batas bawah dari kisaran target nilai
toHigh: batas atas kisaran target nilai
15
5. myservo.write()
Berfungsi mengirim nilai ke servo, mengendalikan poros yang sesuai pada input yang
diberikan. Pada servo standar, ini akan mengatur sudut poros (dalam derajat).
sintaksis
servo.write (angle)
parameter
Servo: variabel jenis servo
sudut: nilai untuk menggerakkan servo, 0-180
16
elco
electronic community
17
Percobaan 4 SERVO
elco
electronic community
POT
LM016L
VDD
VSS
VEE
RW
RS
D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
ARDUINO
AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
RV1 PB0/ICP1/CLKO
8
ATMEGA328P-PU
1121
DIGITAL (~PWM)
7
ANALOG IN
PD7/AIN1
6
A0 ~ PD6/AIN0
100%
PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
1k A4 PD2/INT0
PC4/ADC4/SDA 1
A5 TX PD1/TXD
PC5/ADC5/SCL 0 +88.8
RX PD0/RXD
ARDUINO UNO R3
Sketch:
#include <LiquidCrystal.h>
#include <Servo.h>
LiquidCrystal lcd(13, 12, 11, 10, 9, 8);
Servo myservo;
int AnalogIn = 0;
int value;
void setup()
{
lcd.begin(16, 2);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Posisi");
myservo.attach(3);
}
18
void loop()
{
value = analogRead(AnalogIn);
value = map(value, 0, 1023, 0, 179);
myservo.write(value);
if(value > 100){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
}
if(value < 100){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(" ");
}
if(value < 10){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print(" ");
}
delay(15);
}
19
MODUL 5 elco
electronic community
Sensor ini bisa digunakan untuk mengukur suhu dari -55o–150 ocelcius.
Berdasarkan datasheet LM35, maka kita bisa menggunakanpengukuran penuh (-55 o –
150o celcius) atau pengukuran sebagian yaitu hanya bisa menghitung dari 2 – 150 o
celcius. Untuk pengukuran penuh, maka rangkaian dasarnya seperti tampak pada
Gambar 1. Sedangkan untuk pengukuran sebagian, rangkaian dasarnya adalah seperti
pada Gambar 2.
20
elco
electronic community
21
Percobaan 5
LM35
elco
electronic community
Sketch:
include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
int Vin;
float Temperature;
float TF;
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("Temperature: ");
}
void loop() {
Vin = analogRead(A0);
Temperature=(500*Vin)/1023;
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(Temperature);
lcd.print(" C");
delay(1000);
} 22
MODUL 6 elco
electronic community
Salah satu sensor yang dapat digunakan mengukur jarak adalah sensor ultrasonik.
Sesuai namanya, sensor ini bekerja pada frekuensi suara (sonic = sound = suara) yang
bernada tinggi (ultra = sangat tinggi), yakni di sekitar range frekuensi 40 KHz (sebagai
catatan, frekuensi yang terdengar manusia adalah 20 Hz-20 KHz). Sensor ini terdiri dari
dua buah transducer yang masing-masing berfungsi sebagai transmitter ultrasonik yang
berperan sebagi sebagai pemancar frekuensi ultrasonik dan sebuah receiver yang
berfungsi sebagai penerima pantulan (return echo) frekuensi ultrasonik dari objek yang
diukur jaraknya terhadap sensor. Karena berdasarkan pantulan, maka penghitungan jarak
dilakukan dengan membagi dua jarak yang terukur sensor. Jarak terukur sensor sendiri
dihitung berdasarkan lamanya waktu gelombang ultrasonik sampai ke receiver (ECHO)
dihitung dari pertama kali ‘ditembakkan’ transmitter (PING).
23
elco
electronic community
24
Percobaan 6
HC-04
elco
electronic community
Sketch:
#define trigPin 7
#define echoPin 6
void setup() {
Serial.begin (9600);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
}
void loop() {
long duration, distance;
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10); // Added this line
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
distance = (duration/2) / 29.1;
Serial.print(distance);
Serial.println(" cm");
}
delay(500); 25
SISTEM
KONTROL
PLC
Daftar isi
Halaman
1 1
PENGENALAN PLC
(ZELIO SMART RELAY)
Pengertian
Sebuah programmable logic controller (PLC) atau pengontrol yang dapat diprogram
adalah komputer digital yang digunakan untuk otomatisasi dari elektromekanis proses,
seperti kontrol dari mesin pada pabrik perakitan , wahana hiburan, atau lampu . PLC
digunakan di banyak industri dan mesin. Tidak seperti komputer untuk keperluan umum,
PLC dirancang untuk beberapa masukan dan pengaturan output, suhu, kekebalan terhadap
gangguan listrik, dan ketahanan terhadap getaran dan dampak.
Dengan adanya PLC ini, akan dapat menyederhanakan dan mempersingkat waktu
pengerjaan suatu rangkaian. Dan lagi akan mengurangi jumlah komponen-komponen
tambahan seperti (relay , Timer, counter,dll), karena didalam PLC ini sudah terdapat
beberapa komponen tambahan sehingga kita dapat meranggkainya dalam bahasa
pemrograman yaitu Ladder Diagram
.
Adapun Karakteristik dari PLC (type SR1-B201BD) adalah sebagai berikut :
No Spesifikasi Keterangan
1. Type SR1-B201BD
2. Suplai tegangan 24 VDC
3 Arus Input 130 mA
Digital Input : 9 (I1…I9)
4 Jumlah Input
Analog Input : 3 (IA…..IC)
5 Input status (tegangan) 24 VDC
7 Jumlah output Output : 8 (Q1…..Q8)
8 Output status NO, 220VAC / 8A
9 Bahasa Program Ladder / FDB
Bagian PLC
Dari tampilan depan, PLC ini terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi
masing-masing sesuai program pada PLC tersebut. Berikut adalah contoh tampak depan
untuk
2 2
Keterangan Bagian PLC :
Wiring Diagram
Pada tampilan ini akan diberika cara merangkai komponen tambahan dengan PLC,
yaitu Power suplai, Input dan Output.
3 3
Disamping ini adalah wiring diagram untuk
merangkai power suplai dan Input Analog.
1) Tekan gambar 2x
2) Setelah masuk program, maka akan muncul. Tekan “Creat New Program” untuk
memulai program,atau tekan “File” dan pilih “New”.
4 4
3) Kemudian pilih modul yang akan di pakai untuk simulasi
(1). 10/12_I/O_Without _ Extension.
(2). 10/12_I/O_Without_Screen_Without_Extension
(3). 20_I/O_Without_Extension.
(4). 20_I/O_Without_Screen_Without_Extension.
(5). 10_I/O_With_Extensions.
(6). 26_I/O_With_Extensions.
4) Setelah dipilih modul yang akan terpakai, maka akan muncul (seperti dibawah). Lalu
pilih tipe modul yang akan dipakai. Kemudian tekan “Next”.
5 5
5) Selanjutnya pemilihan program yang akan digunakan (Ladder atau FLD). Kemudian
tekan “Next”. Dan akan muncul layar untuk membuat rangkaian. Untuk pemilihan
symbol Ladder, dapat menekan Icon “Display” lalu pilih “Ladder Symbol”.
Keterangan :
1) New create, untuk membuat halaman baru dengan mengulang proses pemilihan modul.
2) Open Folder, untuk membuka file yang sudah tersimpan pada computer.
4) Prog. Consistency, untuk memeriksa hasil dari rangkaia yang dibuat. Apabila ada
kesalahan atau komponen yang tidak terhubung,maka icon ini berwarna merah.
6 6
8) Ladder entry, tampilan program menjadi rangkaian Ladder.
10) Text, menampilkan keterangan fungsi dari semua komponen yang digunakan.
14) Zelio, apabila simulasi bekerja maka icon ini akan berputar.
16)Mains fail, untuk menghentikan rangkaian dengan memutus sumber rangkaian pada saat
simulasi bekerja.
17)Run, untuk menjalankan simulasi rangkaian dengan ditandai icon akan berwarna hijau.
18)Stop, untuk menghentikan simulasi rangkaian dengan ditandai icon akan berwarna
merah.
7
Configuration Text entry
7
PERCOBAAN 1
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL RELAY
(SAKLAR, TOMBOL, RELAY BANTU DAN RELAY OUTPUT)
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Sebelum menuju suatu rangkaian, maka terlebih dahulu dari fungsi dan tipe
dari masing-masing komponen, diantaranya :
Input ini memiliki 2 tipe, yaitu Digital input (I1,…,I9) dan Analog input (IA,….,IC).
Dalam bahasa ladder, input ini dijelaskan sebagai saklar (on/off) dan juga nilai dari
suatu tegangan yang masuk ke sisi analog input (0 – 10V ). Untuk tipe kontaknya
adalah NO dan NC.
8 8
(2) Zkey (Tombol modul / Z)
Zkey ini hampir sama dengan saklar input, akan tetapi tombol Zkey ini sudah
terpasang pada tampak depan modul. Dan bekerjanya tidak kontinyu melainkan
impulse. Untuk pemilihan kontak NC/NO sama seperti saklar input.
Tombol Zkey
Relay bantu merupakan relay tambahan untuk membuat rangkaian. Relay bantu
ini tidak memiiki terminal keluaran, terdiri dari 4 fungsi :
sM (set Latcing), maksud dari system latching ini adalah apabila relay
disuplai tegangan sesaat maka koil relayvakan bekerja. Dan untuk
menghentikan koil relay bekerja, maka koil diberi suplai sesaat dan relay
akan tidak bekerja.
Untuk simbol penggunaan kontak relay, yaitu Normally Open (Mx) dan Normally
Close (mx).
9 9
(4) Relay Output (Q)
3. Daftar Peralatan
4. Gambar Rangkaian
10 10
PERCOBAAN 2
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL TIMER
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Timer merupakan komponen yang dilengkapi dengan penunda (T). Untuk Timer
terdiri dari 11 fungsi dan juga terdapat koil (TTx) dan reset (RTx).
11 11
3. Active, Press to start / stop
6. Symmetrical flashing
12 12
7. Symmetrical flashing, start/stop on pulse
8. Timing on addition
9. AC : A/C
13 13
10. Flasher unit, control held down ansynchronously.
Untuk simbol penggunaan kontak timer, yaitu Normally Open (Tx) dan Normally
Close (tx).
14 14
3. Daftar Peralatan
4. Gambar Rangkaian
Rangkaian Timer
15 15
PERCOBAAN 3
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL COUNTER & CLOCK
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Counter merupakan salah satu komponen untuk menghitung jumlah suatu benda
sudah bekerja melalui feedback impuls (nilai naik atau nilai mundur). Pada counter
ada 4 bagian, diantaranya :
Output ON when the present value is reached, yaitu kontak counter akan
bekerja jika mencapai angka yang telah di tentukan.
Output ON when the value reached 0, akan bekerja jika nilai yang
dihasilkan 0.
16 16
(2) Clocks (A)
Clock digunakan untuk menunda rangkaian dengan waktu harian dan mingguan.
Penggunaannya sama seperti timer, akan tetapi waktunya lebih lama. Berikut
diagram simbol dan penggunaan kontak Clocks, yaitu Normally Open dan
Normally Close.
Dalam system kerjan Clocks ada 4 Channel (apabila dalam satu clock digunakan
beberapa system waktu) , yaitu :
Channel A : bekerja setiap hari Senin – Jumat, pada pukul 08.00 s/d 18.00
Channel B : bekerja waktu malam, yaitu setiap hari selasa – kamis pada
pukul 22.00 s/d 06.00
3. Daftar Peralatan
4. Gambar Rangkaian
Rangkaian Counter
17 17
Tipe Sistem Counter
Rangkaian Clocks
18 18
PERCOBAAN 4
PENGOPERASIAN MACAM-MACAM KONTROL COMPARATOR
(Counter & Analog)
1. Tujuan
2. Dasar Teori
1 1 ON
2 1 OFF
2 2 2 2 ON
3 2 OFF
3 3 OFF
19 19
Berikut diagram simbol dan penggunaan kontak Counter Comparators, yaitu
Normally Open (Vx) dan Normally Close (vx).
Analog Comparator merupakan counter pembanding antara 2 nilai Inputan (V1 dan
V2) maupun nilai inputan dengan batas nilai tegangan yang telah di tentukan.
Lambang untuk pembandingnya adalah , , , , , dan .
3. Daftar Peralatan
4. Gambar Rangkaian
20 20
Rangkaian Analoq
21 21
PERCOBAAN 5
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Untuk motor-motor listrik dalam melakukan starting awal memiliki arus yang
sangat besar, dan dalam pengendalian motor tersebut ada 2 metode yaitu Rangkaian
DOL dan Rangkaian Start/Delta. Rangkaian Direct On Line (DOL) merupakan salah
satu metode untuk mengendalikan suatu motor listrik secara langsung tanpa ada
penurunan arus dan dapat dilakukan 2 arah putaran (Dengan rangkaian reverse-
forward), sehingga untuk rangkaian ini memerlukan kapasitas pengaman dan
kontaktor yang lebih besar dari arus nominalnya (1.5 – 3In).
3. Daftar Peralatan
22
e) Pengaman 1 fasa 1 unit
22
4. Gambar Rangkaian
23 23
6. Tugas
Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.
24 24
PERCOBAAN 6
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Merubah putaran motor induksi 3 fasa prinsip dasarnya adalah merubah dua
fasa (contoh : antara fasa s dengan fasa T), yang semula R-S-T menjadi R-T-S.
Dengan merubahnya, maka arus yang menuju kumparan motor 3 fasa tersebut
mempengaruhi medan magnet pada motor.
3. Daftar Peralatan
25 25
4. Gambar Rangkaian
26 26
6. Tugas
Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.
27 27
PERCOBAAN 7
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Daftar Peralatan
28 28
4. Gambar Rangkaian
29 29
6. Tugas
Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.
30 30
PERCOBAAN 8
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Daftar Peralatan
31 31
4. Gambar Rangkaian
Dalam kondisi normal Kontaktor (K1), Timer (KT1) lampu Hijau (H1) dan
1
Lampu merah (M2,M3, M4) menyala Saat saklar (S1) ditekan sesaat. Setelah Timer
(KT1) mencapai waktunya, maka Lampu (H2, M1, M3, M4) dan Timer (KT2) bekerja.
Setelah Timer (KT2) mencapai waktunya, maka Lampu (H3, M1, M2, M4) dan
Timer (KT3) bekerja sedangkan (H2 dan M3) padam. saat Timer KT3 mencapai
waktunya, maka Lampu (H4, M1, M2, M3) dan Timer (KT4) bekerja sedangkan (H3
dan M4) padam.
Dan Setelah Timer (KT4) mencapai waktunya, maka Lampu (H1, M2, M3, M4)
dan Timer (KT1) kembali bekerja. Untuk menghentikan system, maka tekan tombol
(S0).
6. Tugas
Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.
32 32
PERCOBAAN 9
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Dalam bidang perindustrian sekarang ini diperlukan suatu peralatan yang dapat
bekerja secara otomatis untuk meningkatkan produktivitas, mempersingkat waktu
produksi, menurunkan biaya produksi dan meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan
membosankan yang harus dilakukan manusia.
Dengan adanya system Konveyor ini maka dapat mempermudah dan
mempercepat suatu pekerjaan di sebuah industry yang didukung dengan
penggunaan PLC
3. Daftar Peralatan
33 33
4. Gambar Rangkaian
Saat saklar (S1) ditekan sesaat Kontaktor (K1) dan lampu (LP1 dan LP4)
menyala. Setelah saklar 3 (sensor 1) ditekan sesaat maka Timer (KT1) dan Kontaktor
(K2) bekerja. Dan apabila (KT1) sudah mencapai waktunya, maka Lampu (LP2)
sesaat, karena kontaktor (K2) langsung terputus dari sumber tegangan.
Saklar 4 (sensor 2) ditekan sesaat maka Timer (KT2) dan Kontaktor (K3)
bekerja. Dan apabila KT2 sudah mencapai waktunya, maka Lampu (LP3) sesaat,
karena kontaktor (K3) langsung terputus dari sumber tegangan.
Dan saat saklar (S5) ditekan, maka lampu (LP4) akan OFF. Jika saklar dilepas,
maka lampu (LP4) maka Lampu kembali nyala.
6. Tugas
Dari pengamatan anda tentang rangkaian control diatas, anda terjemahkan dalam
aplikasi PLC dgn membuat ladder diagram.
34 34
LAMPIRAN
35 35