Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan
listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan
ini dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus
listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktortanpa
membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor.
B. Bahan-bahan Isolator
Bahan - bahan yang bersifat isolator ialah bahan - bahan yang bersipat menghambat arus
listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan. Bahan isolator terbagi atas bahan isolator yang
cair, gas dan padat. Contoh macam-macam bahan isolator antara lain sebagai berikut :
· Bahan isolasi cair merupakan salah satu bahan listrik yang seringdigunakan oleh masyarakat.
Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat mulai sekarang ini adalah
meningkatkan pengetahuan mengenai bahan isolasi cair dan melestarikan bahan-
bahan anorganik maupun organik sebagai bahan dasar pembuat bahan isolasi
caircontohnya adalah minyak transformator dll.
· Bahan isolator gas adalah bahan penyekat yang berbentuk gas yang mana contohnya adalah
udara, hydrogen dll.
· Bahan isolator padat adalah bahan isolator yang di bentuk dari bahan yang padat, yang mana
bahan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik contoh, karet, kayu, kaca dll.
C. Sifat-sifat bahan Isolator
1) Sifat Kelistrikan isolator
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda potensial atau
untuk mencegah loncatan listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya
(tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku).
Karet tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi terhadap bahan, Karet
merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana Indonesia sendiri menjadi salah satu
produsen terbesar di dunia. Menurut bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil
penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet buatan yang dibuat
dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing,
kelebihan dari karet alam adalah sebagai berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang
baik, pengolahannya mudah, tidak mudah ausserta tidak mudah panas.Karet alam biasanya
digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap. Sedangkan karet sintesis
memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap berbagai zat kimia, harganya cenderung
stabil, serta pengirimannya jarang mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain
adalah sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR
2. Bahan Berserat
Bahan dasar yang dipergunakan untuk bahan berserat berasal dari tiga macam, yaitu
tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis). Sebenarnya bahan ini kurang baik
sebagai bahan isolator listrik karena sifatnya sangat menyerap cairan, sedangkan cairan itu dapat
merusak isolator yang menyebabkan daya sekatnya menurun. Tetapi karena faktor-faktor lain
seperti : bahan berlimpah sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan fleksibel;
dan dengan disusun berlapis lapis dan dicampur dengan zat-zat tertentu untuk meningkatkan daya
sekat, daya mekanis dan daya tahan panas, sehingga bahan berserat ini banyak dipakai sebagai
isolator listrik.
Beberapa bahan yang termasuk bahan berserat, antara lain :
· Benang
Benang merupakan hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang berserat cukup
panjang, setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih dahulu. Dari kumpulan benang
ini dapat dibuat tali, pita, dan kain tenun, yang selanjutnya disebut dengan tekstil. Dalam bidang
kelistrikan banyak digunakan sebagai isolator kawat. Pemakaian benang banyak dipakai
untuk isolatorkawat halus yang digunakan dalam pembuatan pesawat-pesawat cermat seperti
pengukuran listrik. Sekarang banyak digunakan benang sintetis dari bahan plastik, gelas, dan
sebagainya karena lebih kuat dan tahan panas.
· Tekstil
Dengan menenun benang menjadi tekstil (pita dan kain dengan berbagai macam corak,
ukuran dan kualitas) maksudnya adalah untuk memperoleh isolator yang lebih baik, yaitu
pertama lebih kuat, dan kedua dalam beberapa hal mempermudah teknis pelaksanaan (membalut
lilitan isolator kawat). Selain tekstil dari kapas, ada juga dari serat yumbuh-yumbuhan yang
dikenal dengan nama lena (linnen). Bahan ini lebih kuat daripada kertas. Pada tekstil ini ada yang
terbuat dari bahan tiruan (sintetis), dimana bahan ini digunakan dalam bidang kelistrikan sebagai
isolator kawat-kawat lilitan mesin listrik, pengikat, dan sebagainya. Karena sifat tekstil ini dapat
menyerap cairan, maka untuk memperbaiki daya sekatnya dilapisi atau dicelup ke dalam cairan
lak isolator.
· Kertas
Bahan dasar kertas adalah selulosa, dimana bahan ini adalah zat sel tumbuh-tumbuhan
yang terdapat antara kulit dan batangnya. Selulosa ini berserat, fleksibel, lunak dan menyerap air,
sedangkan bahan pembuat kertasnya diambil dari kayu, merang, rami, majun (sisa bahan tekstil),
dan lain-lain. Kertas yang terlalu kering atau lembab, kekuatan isolatornya berkurang karena
kertas sangat menyerap cairan, sehingga untuk mengatasinya kertas dilapisi lak isolator.
Penggunaan kertas untuk isolator selain sebagai pembalut lilitan kawat dan kumparan, juga untuk
isolator kabel dan kondensator kertas. Untuk memenuhi tebal yang diharapkan kertas dibuat
berlapis -lapis.
· Prespan
Prespan juga sebetulnya kertas, karena bahan dasarnya sama hanya berbeda sifatsifatnya
saja. Dibandingkan dengan kertas, prespan lebih padat sehingga kurang menyerap air. Padat
karena pembuatannya ditekan dengan tegangan tinggi sehingga lebih keras dan lebih kuat, tetapi
dapat dibengkokan dengan tidak retak-retak sehingga baik sekali untuk isolator alur stator atau
rotor mes in listrik, juga pada transformator sebagai isolator lilitan dan kawatnya. Prespan ini di
pasaran berbentuk lembaran atau gulungan dengan ukuran tebal antara 0,1 sampai 5 mm,
warnanya kekuning-kuningan, coklat muda atau abu. Karena daya menyerap air masih ada, maka
dalam pelaksanaannya selalu masih perlu dilapisi lak isolator.
· Kayu
Pada tahun-tahun yang silam, kayu banyak digunakan sebagai isolator misalnya untuk
tiang listrik, karena terdapat dimana-mana dan harganya murah. Sekarang kayu banyak terdesak
oleh besi, beton, dan bahan sintetis. Kelebihan kayu adalah kekuatan mekanisnya cukup tinggi
tergantung dari macam dan kerasnya kayu, tetapi kelemahannya adalah menyerap air, dapat rusak
karena hama dan penyakit serangga sehingga mudah rapuh. Supaya daya tahan lama, maka kayu
harus diawetkan lebih dahulu.
· Fiber Pulkanisir
Proses pembuatan bahan ini sebelum digulung pada silinder baja, kertas dilewatkan
melalui larutan chlorida seng (ZnCl2) yang panas. Tiap lapisan direkatkan dengan perekat sampai
mencapai tebal lapisan yang dikehendaki pada gulungan tersebut. Pembersihan kembali zat
chlorida seng dilakukan dengan air bersih, kemudian di pres menjadi lembaran, papan, atau
dibuat pipa dengan tebal antara 0,5 sampai 25 mm. Bahan ini kuat sekali, tetapi menyerap air
sehingga sebelumnya dilapis dahulu dengan parapin, minyak transformator atau zat lain serupa.
· Kain Pernis
Bahan kain yang telah dipernis sering disebut dengan cambric. Kelebihan bahan
ini adalah fleksibel, kekuatan mekanisnya tinggi sedangkan lapisan pernisnya merupakan isolator
listrik yang baik. Sehingga daya isolator semacam ini sangat luas digunakan pada pekerjaan
mesin listrik, peralatan, serta kabel listrik selain dijadikan pita dan pembalut. Macam isolator ini
dapat digunakan untuk suhu sekitar 1000C, dengan bahan sintetis seperti polyester dan polyamid.
Kain pernisan dijual dalam gulungan dengan lebar kira-kira 1 yard dan panjang antara 45 yard
sampai 90 yard.
· Pita Isolator
Bahan ini banyak digunakan dalam bidang instalasi listrik, yang merupakan pita isolator
dengan campuran karet dalam gulungan kecil antara 1 dan 5 cm lebar dan garis tengah luar kira-
kira 15 cm. Tebal pita kira-kira 0,25 mm. Sekarang banyak pita perekat terbuat dari bahan sintetis
kuat dan tidak menyerap air, tetapi tidak untuk suhu yang tinggi.
3. Gelas dan Keramik
· Gelas
Gelar merupakan isolator yang baik untuk arus listrik, tetapi kekuatan mekanisnya kecil
dan sangat rapuh tidak seperti bahan keramik. Pemakaian dalam teknik listrik antara lain untuk
pembuatan bola lampu pijar, termometer-kontak (untuk mengontrol suhu tertentu suatu tenpat
seperti tempat penetasan telur), dan lain-lain. Untuk hiasan penerangan listrik banyak dipakai
ornamen kaca yang dibuat dari kaca susu, kaca kabur (matglas) dan kaca opal, yang dalam
perdagangan terdapat bermacam-macam bahan gelas seperti gelas kristal, gelas kali, gelas
natron, dan gelas flint. Bahan baku pembuatan gelas adalah kuarsa dan kapur yang dicairkan
bersama-sama dengan bahan lainnya. Paduan kuarsa dengan oksida timbel menghasilkan gelas
kristal, bahan baku ditambah dengan potas menghasilkan gelas kali, dan penambahan soda
menghasilkan gelas natron. Pengerjaan bahan baku di atas biasanya dipanaskan sampai +
20000C, sehingga menjadi encer dan baru dikerjakan.
· Keramik
Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan, kemudian dijadikan
barang keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik digunakan untuk isolator loceng dan
mantal. Keramik yang digunakan untuk keperluan teknik listrik harus mempunyai daya sekat
yang besar dan dapat menahan gaya mekanis yang besar seperti porselin dan steatit. Bahan
isolator dari porselin seperti: isolator lonceng, isolator mantel, isolator cincin, isolator tegangan
tinggi, sekering pipa porselin, dan lain-lain. Sedangkan bahan isolator terbuat dari steatit, antara
lain: sakelar, kontak tusuk, manik-manik isolator kawat penghubung yang dapat melentur
(fleksibel) dan letaknya berdekatan dengan alat pemanas listrik, untuk pembuatan bumbung
penerus (tube), pena-kontak -baut, badan alat-alat pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan
lain-lain.
4. Plastik
Plastik merupakan paduan dari dua bahan yaitu bahan perekat (seperti damar atau resin)
dan bitumin dengan bahan pengisi serbuk batu, serbuk kayu dan katun. Menurut paduannya, ada
bermacam-macam bahan plastik, diantaranya bakelit. Ada dua jenis plastik yang perlu kita
ketahui, yaitu:
· Thermoplastik. Bahan ini pada suhu 600C sudah menjadi lunak, dan pemanasan sampai mencair
tidak merubah struktur kimiawi
· Thermosetting plastik. Bahan ini setelah mengalami proses pencairan dan cicetak menjadi
barang akan mengalami perubahan struktur kimiawi, hingga tidak dapat lunak lagi walaupun
dipanaskan. Beberapa bahan pengisi paduan dalam pembuatan plastik selain yang telah
disebutkan di atas, antara lain : mika, alpha selulosa, kain kapas, kertas, asbes, grafit, karbon, dan
kanvas.
5. Bahan Dipadatkan
Bahan isolator yang dipadatkan mula-mula cair kemudian dijadikan padat. Bahan ini
banyak dipakai sebagai pelapis, pengisi, pemadatan (inpregnasi) dan perekat bahan isolator padat.
Beberapa bahan yang dipadatkan antara lain: lilin dengan parafin; damar (gondorukem, arpus);
bitumin; bahan-bahan pelarut seperti: kerosin (minyak tanah), gasolin, spiritus putih, bensin,
methanol (methyl alkohol), ethanol (ethyl alkohol), aceton, minyak terpentin, dll.; minyak
pengering (minyak biji lena dan minyak Tung); pernis (pernis minyak, pernis hitam, lak selulosa,
pernis bakelit, pernis sirlak, pernis gliptal); dan kompon (kompon bitumin, kompon kuarsa, dan
kompon kabel).
Pada suhu kamar PVC ini keras dan rapuh, dan supaya dapat digunakan sebagai bahan
isolasi kabel, PVC harus dicampur dengan bahan pelunak (plasticiser). Bahan lunak yang
dicampur umumnya sebanyak 20 % hingga 40 % kadang-kadang bahkan lebih, dan hasil
campuran ini disebut kompon PVC. Untuk membedakan PVC yang belum dicampur dinamakan
damar PVC (PVC resin). Kompon PVC kabel ini harus digunakan bahan pelunak dengan sifat-
sifat listrik yang baik, tidak boleh menguap, dan tidak boleh menjalarkan nyala api. Damar PVC
sendiri walaupun dapat dibakar, tetapi akan padam sendiri apabila sumber apinya disingkirkan.
Berat jenis damar PVC sekitar 1,4 tergantung jenis dan banyaknya bahan yang dicampurkan,
sedangkan berat jenis kompon PVC berkisar antara 1,25 – 1,55. Damar PVC memiliki ketahanan
cukup baik terhadap sejumlah besar bahan kimia lain, dan dengan menggunakan bahan pelunak
yang tepat dapat diciptakan kompon PVC yang tahan terhadap bahan kimia tertentu. Salah satu
kelemahan kompon PVC akibat digunakan bahan pelunak adalah ketahanan terhadap tekanan,
yaitu kalau ditekan cukup lama dan cukup kuat kompon PVC tidak dapat pulih dan makin tinggi
suhunya makin kurang ketahanan terhadap tekanan tersebut. Umumnya kompon PVC hanya
dapat digunakan sampai suhu 700 C terus menerus. Tetapi dengan menggunakan bahan pelunak
khusus dapat dibuah sampai suhu lebih tinggi sampai 1050C.
7. Polietilen atau PE
Polietilen atau PE adalah hasil polimerisasi dari etilen H2C = CH2, dengan sifat sifat listrik
lebih baik dari pada yang dimiliki PVC. Hanya PE lebih mudah terbakar. Kalau PE dibakar, nyala
apinya akan tetap menjalan, juga setelah sumber apinya disingkirkan. Karena itu PE hampir tidak
digunakan untuk kabel-kabel arus kuat, kecuali XLPE (crosslinked polyethylene). Karena sifat
PE yang baik pada frekuensi tinggi, maka banyak digunakan untuk kabelkabel telekomunikasi.
Kelebihan PE dibanding PVC adalah tidak lebih mudah menyerap air, dan kalau digunakan di
tempat yang lembab atau basah, tahanan isolasi PVC akan lebih menurun dibandingkan dengan
PE.
Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini
ada tiga motode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension polymerization.
Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont,
Daikin and Dyneon.
Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap
ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.
Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari
suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan
bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder pada
tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.
Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi
menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. misalnya
untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.
Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan
kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna.
Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang
menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang
sesusai dengan cetakan.
Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna,
sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.
Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan
pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk
tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi
sebelumnya.
Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan
kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.
I. Bahan Baku Karet Alam Dan Pembagiannya
Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknikdidapatkan dengan cara
melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke
pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap
hari.
Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat
(PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun
swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau
dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus
berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian
langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.
Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan
dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu
menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat
bervariasi kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan pada
tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.
1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember pengumpul ke
dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm,
maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.
2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam
usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut.
1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).
2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks
tidak stabil).
3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari
aluminium atau baja tahan karat).
4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).
5. Kualitas air dalam pengolahan.
6. Bahan-bahan kimia yang digunakan.
7. Komposisi lateks.
Untuk mengetahui susunan bahan-bahan yang terkandung dalam lateks dapat dilihat
pada tabel Dari bahan-bahan yang terkandung dalam lateks segar masih terdapat fraksi kuning
latoid (2-10 ppm), enzim peroksidase dan tyrozinase. Fraksi kuning dianggap normal bila
mencapai 0,1-1,0 mg tiap 100 gram lateks kering.
· Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan
Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%)
Kandungan karet 35,62 88,28
Resin 1,65 4,10
Protein 2,03 5,04
Abu 0,70 0,84
Zat gula 0,34 0,84
Air 59,62 1,00
Sumber: Setyamidjaja (1993)
Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam : lateks kebun, sheet
angin, slab tipis dan lump segar.
a. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini
belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap ( zat anti
koagulan). Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2
mempunyai kadar karet kering 20%.
b. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan
dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi. Sheet angin mutu 1
mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 mempunyai kadar karet kering 80%.
Tingkat ketebalan pertama 3mm dan tingkat ketebalan kedua 5mm.
c. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam
semut. Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai
kadar karet kering 60%. Tingkat ketebalan pertama 30mm dan tingkat ketebalan kedua 40mm
d. Lump segar adalah bahan oalh karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi
secara ilmiah dalam amngkuk penampungan. Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering
60% dan lump segar mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%. Tingkat ketebalan pertama
40mm dan tingkat ketebalan kedua 60mm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karet merupakan bahan penting untuk isolator dalam teknik listrik yang terbuat dari getah
bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya : Hevea Braziliensis yang menghasilkan
karet terbanyak dengan kualitas tinggi. Proses penyampuran karet kasar dengan belerang dan
bahan tambahan lainnya dibeut vulkanisasi. Untuk mendapatkan vulkanisasi yang baik dengan
cara pemanasan uap, karena tekanan uap dpat mencegah terjadinya pori dalam masa yang
divulkanisir, sedang pemanasannya dapat berjalan teratur. Bahan perekat untuk kulit, karet dan
sebagainya dapat dibuat dari karet kasar dicampur dengan bensin atau bensol. Karet kasar juga
merupakan bahan untuk pembuatan pita isolator (dibuat dari bahan katun, dicelupkan dalam
larutan karet kasar untuk memberi gaya perekat pada pita tersebut. Pita isolator ini dapat dipakai
untuk menyekat tempat sambungan kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta dalam
industri mobil. Dalam teknik listrik karet sebagai isolator hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas
pemasangan instakasi kistrik, dll.
DAFTAR PUSTAKA
· Syafriudin, Pengetahuan Bahan-bahan listrik, (Yogyakarta :AKPRIND PRESS, 2013)
· Setiabudy,Rudy , Material Teknik Listrik ,(Jakarta :UI Press ,2007 )
· Sumber :
http://www.kuabadikan.com/2015/09/makalah-sifat-sifat-bahan-bahan-listrik.html
http://fresc-science.blogspot.co.id/2013/09/tugas-ilmu-bahan-bahan-isolator-padat_3111.html
http://sumantry.com/artikel/65-proses-pembuatan-karet-sintetik