You are on page 1of 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322756763

Tingkat Kriminalitas di Indonesia dan Resiko Penduduk Terkena Tindak


Pidana

Article · January 2018

CITATIONS READS

0 60

1 author:

Boy Yendra Tamin


Universitas Bung Hatta
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Filsafat hukum View project

All content following this page was uploaded by Boy Yendra Tamin on 02 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Catatan Dr. Boy Yendra Tamin, SH.MH

Tingkat kriminalitas di Indonesia masih memerlukan kerja keras pemerintah


untuk menurunkannya. Dalam konteks kriminalitas di Indonesia itu,
berdasarkan data yang ada, tingkat kriminalitas belum memperlihatkan
tanda-tanda kearah angka menurun. Hal ini setidaknya tampak dari angka
kriminalitas yang tercatat di Kepolisian yang disajikan BPS
Indonesia tahun 2017, dimana resiko penduduk terkena tindak pidana
(crime rate) sampai tahun 2016 angkanya relatif sama dengan tiga tahun
sebelumnya.

Jika pada tahun 2013 terjadi 342.084 kasus kejahatan di Indonesia dan
dalam setiap 1 menit 32 detik terjadi satu tindak kriminal di Indonesia dan
dari 100.000 orang di Indonesia, 140 orang beresiko terkena tindak
kejahatan (crime rate). Tiga tahun kemudian (2016) jumlah tindak pidana
meningkat menjadi 357.197 kasus dan dalam setiap 1 menit 28 detik terjadi
satu tindak kriminal, meskipun crime rate tahun 2016 sama dengan tahun
2013.

Sementara itu, menurut numbeo.com dari indeks kejahatan pada tahun


2015 yang lalu, Indonesia berada pada peringkat 68 dari 147 negara . Dan
dalam laporan numbeo.com tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat
ke 52 dari 115 negara dengan safety index 55,28 dan crime rate 44.72.
Negara dengan tingkat keamanan terbaik adalah Jepang dengan safety
index 89,90 dan crime index 13.10. Pada level Asia Indonesia berada pada
peringkat ke 13 dari 38 Negara yang di index. Posisi crime rate dan safety
indek Indonesia yang diberikan numbeo.com tampaknya tidak jauh
berbeda dengan cerminan tingkat tindak pidana yang disajikan BPS
Indonesia.

Bacaan kita terhadap angka-angka statistik itu adalah, bahwa


meningkatnya jumlah kasus tindak pidana itu jelas memerlukan perhatian
lebih pemerintahan (penegak hukum). Ini terutama karena inti dari
keamanan masyarakat adalah ketika terdapat kecenderungan turunnya
jumlah tindak pidana. Apalagi jika dipahami, bahwa angka kriminalitas
tersebut tentu akan lebih besar bila ditambah dengan kejahatan-kejahatan
yang terjadi tetapi tidak dilaporkan atau tidak terpantau. Perlunya upaya
penciptaan rasa aman ditengah masyarakat yang lebih baik hal yang tidak
bisa ditawar. Keperluan itu setidaknya berupa meminimalisasi resiko
penduduk terkena tindak pidana. Terutama pada daerah daerah-daerah
yang angka kriminalitas yang cenderung terus meningkat. Secara
keseluruhan angka kejahatan di propinsi-propinsi di Indonesia sebagai
berikut:

Tabel Jumlah Tindak Pidana di Indonesia Sampai Tahun 2016

Sumber data: BPS Indonesia

Meskipun crime rate Indonesia dalam rentang 2013-2016 tidak mengalami


perubahan yang berarti, namu jumlah kasus tindak pidana tampak
meningkat. Perubahan crime rate tampak di masing-masing Propvinsi ada
yang terus naik dan ada yang turun/naik sedikit seperti tampak dalam
Tabel berikut:

Crime Rate Indoensia Tahun 2016


Sumber data:BPS Indonesia

Belum bergesernya angka resiko penduduk Indonesia terkena tindak


pidana sekaligus mengingatkan setiap penduduk untuk waspada terkena
korban tindak pidana. Hal ini setidaknya dikarenakan angka tindak tindak
pidana yang terus meningkat dan belum berhasil ditekan ke level
menurun. Bentuk dan modus kejahatan (tindak pidana) pun terus
berkembang sedemikian rupa dan tidak selalu berbanding lurus dengan
angka crime rate. Bahkan ada tindak kriminal yang terjadi sulit diterima
akal sehat. Berbagai laporan menyebutkan, meningkatnya tindak kriminal
disebabkan atau dipicu berbagai persoalan seperti, ekonomi, sosial, konflik
dan rendahnya kesadaran hukum. Selain itu kemajuan teknologi informasi
mendorong terjadinya bentuk-bentuk tindak yang didasari atau pun tidak.
Celakanya, tidak jarang terlihat terjadinya suatu tindak pidana hanya
karena masalah-masalah sepele dan rendahnya tingkat pengendalian diri.
Artinya terjadinya suatu tindak pidana juga tidak dapat dipisahkan dari
dampak negatif dari suatu aktivitas.
Ada banyak pandangan yang memberikan penilaian, mengapa angka
kriminalitas terus meningkat di Indonesia, padahal institusi yang diberi
kewenangan untuk menindak kriminalitas terus berkerja melakukan
penegakan hukum. Namun pastinya, soal keamanan dalam masyarakat
dan masih tingginya angka tindak pidana di Indoensia tentulah menjadi
pekerjaan rumah pemerintah dan perlu mendapat prioritas. Apalagi bila
aktivitas ekonomi masyarakat dan investasi sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar terjaminnya rasa aman dan keamanan dalam masyarakat,
serta rendahnya angka tindak pidana merupakan satu faktor pendorong
bagi masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan setidaknya memenuhi
kebutuhan hidup yang lebih baik. (catatan Boy Yendra Tamin)

View publication stats

You might also like