Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Alat ukur ini adalah alat ukur yang telah diuji secara laboratoris untuk
mengukur aliran dalam saluran terbuka. Parshall flume terdiri dari tiga bagian
utama, yakni:
- Bagian penyempitan (converging / contracting section)
- Bagian leher (trhoat section)
- Bagian pelebaran (diverging/ expanding section)
Alat ini bekerja dengan cara membuat aliran kritis yang dapat dilihat dengan
terjadinya loncatan air (hydraulic jump) pada bagian leher. Alat ini
memungkinkan dua kondisi pengaliran, yaitu kondisi aliran bebas (free flow) dan
kondisi aliran tenggelam (submerged flow). Aliran yang mengalir melalui parshall
flume dikatakan aliran bebas (free flow) ketika debit aliran yang melalui leher
saluran tidak dipengaruhi oleh aliran dihilir saluran (Hb). Dalam kondisi ini,
loncatan hidrolik dapat terlihat pada leher parshall flume. Apabila muka air dihilir
lebih tinggi daripada muka air dihulu, maka loncatan hidrolik tidak terlihat,
sehingga kondisi aliran ini dikatakan sebagai alitran tenggelam (submerged flow).
hc q 2 / g
1/ 3
2. Model pengaturan aliran yang tersedia adalah: alat ukur debit ambang
tajam di hilir saluran, dan model pintu air.
Gambar 1.4. Model Pintu Air dan alat ukur elevasi muka air
3. Sumber aliran adalah sebuah tangki penampungan air yang dengan beda
ketinggian sebesar HT cm, selanjutnya besar debit masuk flume diatur
4. Aliran dalam flume harus sub kritis, dan umumnya alirannya adalah
turbulen. Hitungan angka Reynold (Re) aliran dan angka Freud (Fr) aliran
dengan rumus
uh
Re
dengan 1.792 10 6 /(1 0.0337T 0.000221T 2 )
u adalah kecepatan, h adalah kedalaman dan T adalah suhu (C)
Pada saluran terbuka aliran laminer jika Re < 500 dan turbulen pada Re >
2000, dan aliran transisi pada Re berada di antara kedua nilai tersebut.
q
Fr
g h3
h1 h2
I slope
(dm) (dm)
0 0,27 0,24
No Volume T Q Q
(liter) (detik) (lt/det) (cm3/det)
1 6,650 3,66 1,817 1816,94
2 7,000 3,82 1,832 1832,46
1 0,27 0,58 3,66 2,94 1,674 1,361 76568,65 70859,56 0,6685 0,1783
2 0,24 0,52 3,82 3,09 1,466 1,521 76560,78 70859,56 0,8168 0,2058
u. h 0,3385 × 0,23
𝑅𝑒1 = = = 76568,65 > 2000 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛
v 1,0168 × 10 6
u. h 0,3707 × 0,21
𝑅𝑒2 = = = 76560,78 > 2000 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛
v 1,0168 × 10 6
Menghitung angka Freud ( Fr )
𝑞 0,7785
𝐹𝑟1 = = = 0,6685 < 1 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
√g. h3 √98,1 × 0,243
q 0,7785
𝐹𝑟2 = = = 0,8168 < 1 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
√g. h3 √98,1 × 0,213
u. h 0,131 × 0,55
𝑅𝑒1 = = = 70859,56 > 2000 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛
v 1,0168 × 10 6
u. h 0,1441 × 0,50
𝑅𝑒2 = = = 70859,56 > 2000 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛
v 1,0168 × 10 6
Menghitung angka Freud ( Fr )
q 0,7205
𝐹𝑟1 = = = 0,1783 < 1 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
√g. h3 √98,1 × 0,553
q 0,7205
𝐹𝑟2 = = = 0,2058 < 1 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
√g. h3 √98,1 × 0,503
H. Kesimpulan
1. Pada debit yang konstan, terjadi beda ketebalan aliran karena terjadi
kehilangan energi.
2. Saluran kasar, aliran lebih tebal dari saluran halus. Debit saluran halus
sedikit lebih besar daripada saluran kasar.
3. Pada perhitungan aliran halus : 𝑅𝑒1 = 76568,65 dan 𝑅𝑒2 = 76560,78 >
2000 termasuk aliran turbulen ; 𝐹𝑟1 = 0,6685 dan 𝐹𝑟2 = 0,8168 < 1
termasuk aliran sub kritis.
4. Pada perhitungan aliran kasar : 𝑅𝑒1 = 70859,56 dan 𝑅𝑒2 = 70859,56 >
2000 termasuk aliran turbulen ; 𝐹𝑟1 = 0,1783 dan 𝐹𝑟1 = 0,2058 < 1
termasuk aliran sub kritis.
A. Pengertian
Saluran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dengan permukaan
bebas. Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan asal usul :
a. Saluran alam (natural channel) contoh : sungai-sungai kecil di daerah hulu
(pegunungan) hingga sungai besar di muara
b. Saluran buatan (artificial channel) contoh : saluran drainase tepi jalan,
saluan irigasi untuk mengairi persawahan, saluran pembuangan, saluran
untuk membawa air ke pembangkit listrik tenagaair, saluran untuk supply
air minum, saluran banjir
Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan konsistensi bentuk penampang
dankemiringan dasar :
a. Saluran prismatik (prismatic channel) yaitu saluran yang bentuk
penampang melintang dan kemiringan dasarnya tetap. Contoh : saluran
drainase, saluran irigasi
b. Saluran non prismatik (non prismatic channel)!aitu saluran yang bentuk
penampang melintang dan kemiringan dasarnya berubah - ubah. Contoh :
sungai
Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan geometri penampang melintang :
a. Saluran berpenampang segi empat
b. Saluran berpenampang trapesium
c. Saluran berpenampang segi tiga
d. Saluran berpenampang lingkaran
e. Saluran berpenampang parabola
f. Saluran berpenampang segi empat dengan ujung dibulatkan ( diberi
filet berjari-jari tertentu)
g. Saluran berpenampang segi tiga dengan ujung dibulatkan ( diberi
filet berjari-jari tertentu)
D. Dasar Teori
Aliran air di berdasarkan kekentalannya dapat dibedakan menjadi aliran
laminer dan aliran turbulen. Angka kekentalan aliran ini disebut angka Reynold:
uh
Re dan υ = μ/
Re : angka reynold ( tanpa satuan)
υ : viskositas (kekentalan) kinematik air (m2/det)
μ : viskositas dinamik air (N det/m2)
Pada kecepatan rendah aliran laminer didefinisikan terjadi pada Re < 2000
jika dalam pipa, atau Re < 500 jika pada saluran terbuka). Jika Re lebih besar dari
4000 pada pipa atau lebih besar dari 2000 pada saluran terbuka maka disebut
aliran turbulen yang ditandai dengan timbulnya gerakan partikel tegak lurus aliran
Apabila kecepatan aliran dapat diketahui, maka akan mudah bagi kita
untuk menentukan harga koefisien chezy tersebut, dengan demikian koefisien
kehilangan energi Chezy merupakan koefisien untuk kehilangan energi akibat
kekasaran dasar saluran, dinding saluran, turbulensi aliran.
E. Prosedur Percobaan
1. Menggunakan debit aliran dari yang telah dilakukan pada percobaan
selanjutnya
2. Menggunakan kembali kedalaman di dua titik yang telah ditentukan
jaraknya (L),
3. Menggunakan kembali tebal aliran di hilir sebagai h1 dan h2.
4. Mengitung kemiringan muka air yang terjadi yaitu :
(h1 h2 )
Iw Is
L
5. Mengitung kecepatan aliran dari debit dibagi luas basah v = Q/(h.B)
untuk kedua titik 1 dan 2
6. Mengulangi prosedur untuk dasar saluran dengan kekasaran, dimana
debit aliran tidak diubah, dan menambahkan batuan ke dasar saluran,
dengan demikian akan terjadi perubahan h1 dan h2.
7. Mengitung kemiringan muka air terjadi setelah adanya kekasaran
8. Dari hasil pengukuran tersebut tentukan besarnya koefisien kekasaran
Chezy untuk dasar saluran licin maupun kasar dengan rumus
Titik 1 Titik 2
1,674 1,466
2) Saluran Kasar
Titik 1 Titik 2
1,361 1,521
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan pada saluran licin dapat
disimpulkan bahwa semakin cepat air maka koefisien kekasaran Chezynya
Sedangkan pada saluran kasar dapat disimpulkan bahwa semakin cepat air
maka koefisien kekasaran Chezynya semakin besar, hal ini dapat dilihat pada titik
1 dengan kedalaman air (h) = 5,5 cm, koefisien kekasaran Chezy = 98,335 cm dan
pada titik 2 kedalaman air = 5 cm, koefisien kekasaran Chezy = 111,603 cm.
BAB III
ALIRAN PERMANEN TIDAK BERATURAN AKIBAT
PEMBENDUNGAN
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen karena
kecepatan dan kekesaran dinding relative besar. Aliran melalui saluran terbukadi
sebut seragam (uniform ) apabila berbagai variabel seperti kedalaman, tampang
basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang disepanjang aliran adalah
konstan pada aliran seragam, garisenergy, garis muka dan dasar saluran adalah
sejajar sehingga kemiringan ketiga garis tersebut adalah sama. Kedalaman air
pada aliran seragam disebut kedalaman normal. Aliran disebut permanen apabila
varabel aliran disuatu titik sepertikedalaman dan kecepatan tidak berubah terhadap
waktu. Apabila berubah terhadap waktu kamka disebut aliran tidak permanen.
Zat cair mangalir mnegalir melalui saluran terbuka akan
menimbulkan tegangan geser pada dinding saluran tekanan ini akan diimbangi
oleh komponen gaya berat dalam arah seluran adalah seimbang
pada zat cair dalam arah aliran. Didalam aliran seragam komponen gaya berat
kedalam arah aliran adalah seimbng dengan tegangna geser. Tahanan geser ini
tergantung pada kecepatan aliran.Berdasarkan kesetimgangan gaya - gaya yang
akan terjadi tersebut dapat diturunkan rumus Chezy.
a. Flume
b. Current meter
c. Mistar/pita ukur
d. Alat ukur debit: ember kecil dan stopwatch
E. Prosedur Percobaan
F. Hasil pengamatan
1. Kemiringan saluran Is = 0
2. Jarak antara h1 dan h4 L = 200 cm
3. Selisih tebal aliran h1 dan h4 = 0,5 cm
(muka air pra pembendungan)
4. Kemiringan kehilangan energi I
Iw = Is + (h1-h4)/L = 0 + (0,5) / 200 = 0,00250
5. Lebar Saluran (B) = 20 cm
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar
kecepatan aliran (V) maka koefisien kekasaran Chezy semakin besar. Pada
pembendungan kedalaman muka air dari hulu kehilir semakin besar. Koefisien
Chezy semakin kehilir semakin kecil, sebab pembendungan menambah kebutuhan
energy aliran.
A. Pengertian
Pintu sorong (sluice gate) merupakan bangunan hidrolik yang sering
digunakan untuk mengatur debit intake pada embung atau di saluran irigasi. Di
dalam sistim saluran irigasi, pintu sorong biasanya ditempatkan pada bagian
pengambilan dan bangunan bagi sadap balk itu sekunder maupun tersier. Selain
itu, alat ini juga dapat digunakan pada industri misalnya di saluran pengolahan
atau pembuangan.
Bangunan pengatur debit ini sering digunakan oleh karena kemudahan
perencanaan dan pengoperasiannya. Dengan tinggi bukaan pintu tertentu maka
akan didapatkan debit yang dimaksud. Dengan demikian variasi bukaan pintu
akan mempengaruhi debit aliran dan profit muka air di bagian hilir
D. Dasar teori
V12
V02 2g
2g
V0
H0 ho
yg V1 h1
2g
q y1 y 2
y1 y 2
E. Prosedur Percobaan.
Digabungkan dengan prosedur percobaan berikutnya
F. Hasil Pengamatan
Digabungkan dengan prosedur percobaan berikutnya
A. Pengertian
Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pintu sorong
atau biasa praktikan sebut pintu air merupakan suatu alat untuk mengontrol aliran
padasaluran terbuka. Pintu menahan air di bagian hulu dan mengizinkan aliran ke
arahhilir melalui bawah pintu dengan kecepatan tinggi (JMK Dake,1983).
D. Dasar Teori
Pada gambar 4.1. berikut dapat dilihat mengenai gaya yang bekerja pada
pintu
.
Gambar 5.1. Gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong
2 y1 .Q y
2
1
Fg .g. y 2 2 1 1 2
2 y2 b. y 2 y1
.g y1 y g 2
1
FH
2
Dengan :
Fg = Resultan gaya dorong pada pintu sorong (non-hidrostatis)
FH = Resultan gaya dorong akibat gaya hidrostatis
Q = Debit aliran
ρ = Rapat massa fluida = 1 kg/liter
g = percepatan gravitasi bumi = 98.1 dm/det2
b = lebar pintu sorong
yg = tinggi bukaan pintu
y1 = kedalaman air di hulu pintu sorong
y2 = kedalaman air di hilir pintu sorong
Gambar 5.2. tinggi muka air konjugasi saat terjadi loncat air
2g
Gunakan q = Q/B dan q y1 y 2
y1 y 2
Tabel 5.2. Hasil pengamatan gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong
yg y1 y2 q q' FG FH
No FG/FH yg/y1
(cm) (cm) (cm) (cm2/det) (cm2/det) (kg/det2) (kg/det2)
1 2.50 4.00 3.70 88.204 236.13 1130112 1102500 1.0250 0.6250
2 2.00 4.10 3.90 70.987 250.28 783112 2160900 0.3624 0.4878
3 1.50 4.80 3.90 123.065 280.98 3830783 5336100 0.7179 0.3125
4 1.00 5.90 4.10 104.663 338.66 8812212 11764900 0.7490 0.1695
Keterangan :
B = 20 cm
g = 981 cm/dt2
p = 1000 kg/cm3
1 lt/dt = 1 dm3/dt = 1000 cm3/dt
1.025, 0.625
0.600
0.400
yg/y1
0.200
0.749, 0.1695
0.100
0.000
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
FG/FH
Hitungan pada
Yg = 2,5 cm
Y1 = 4,0 cm
Y2 = 3,7 cm
1 liter = 1000 cm3/dt
g = 9,81 m/dt2 = 981 cm/dt2
b = 20 cm
1 𝑦2 𝜌. 𝑄 𝑦
𝐹𝑔 = 𝜌. 𝑔. 𝑦22 ( 12 − 1) − (1 − 2 )
2 𝑦2 𝑏. 𝑦1 𝑦1
1 42
2
1000 1764,083 3,7
Fg .1000.981.3,7 1 1
2 3,7 2 20.4 4
= 1133055,716 kg/det2
2.981
q 4.3,7
4 3,7
= 9,2087 cm2/det
.g y1 y g 2
1
FH
2
FH .1000.9814 2,5
1 2
= 1103625 kg/det2
Fg 1133055,716
1,0267 kg/det2
Fh 1103625
Yg 2,5
0,6250 cm
Y1 4
Hitungan pada
Yg = 2 cm
Y1 = 4,1 cm
Y2 = 3,9 cm
1 liter = 1000 cm3/dt
g = 9,81 m/dt2 = 981 cm/dt2
b = 20 cm
1 𝑦2 𝜌. 𝑄 𝑦
𝐹𝑔 = 𝜌. 𝑔. 𝑦22 ( 12 − 1) − (1 − 2 )
2 𝑦2 𝑏. 𝑦1 𝑦1
1 4,12
2
1000 1419,732 3,9
Fg 1000.981.3,9 1 1
2 3,9 2 20.4,1 4,1
= 784800,2497 kg/det2
2.981
q 4,1.3,9
4,1 3,9
= 250,4108 cm2/det
.g y1 y g 2
1
FH
2
FH .1000.9814,1 2
1 2
= 2163105 kg/det2
Fg 784800,2497
0,3628 kg/det2
Fh 2163105
Yg 2
0,4878 cm
Y1 4,1
Hitungan pada
Yg = 1,5 cm
Y1 = 4,8 cm
Y2 = 3,9 cm
1 liter = 1000 cm3/dt
g = 9,81 m/dt2 = 981 cm/dt2
b = 20 cm
1 𝑦2 𝜌. 𝑄 𝑦
𝐹𝑔 = 𝜌. 𝑔. 𝑦22 ( 12 − 1) − (1 − 2 )
2 𝑦2 𝑏. 𝑦1 𝑦1
1 4,8 2
2
1000 2461,3 3,9
Fg .1000.981.13,9 1 1
2 3,9 2 20.4,8 4,8
= 48786671,11 kg/det2
2.981
q 4,8.3,9
4,8 3,9
= 281,1226 cm2/det
.g y1 y g 2
1
FH
2
FH .1000.9814,8 1,5
1 2
= 5341545 kg/det2
Fg 48786671,11
9,1334 kg/det2
Fh 5341545
Yg 1,5
0,3125 cm
Y1 4,8
Hitungan pada
Yg = 1 cm
Y1 = 5,9 cm
Y2 = 4,1 cm
1 liter = 1000 cm3/dt
g = 9,81 m/dt2 = 981 cm/dt2
b = 20 cm
1 𝑦21 𝜌. 𝑄 𝑦
2
𝐹𝑔 = 𝜌. 𝑔. 𝑦2 ( 2 − 1) − (1 − 2 )
2 𝑦2 𝑏. 𝑦1 𝑦1
1 5,9 2
2
1000 2093,254 4,1
Fg 1000.981.4,1 1 1
2 4,12 20 .5,9 5,9
= 8829002,827 kg/det2
2.981
q 5,9.4,1
5,9 4,1
= 338,8327 cm2/det
.g y1 y g 2
1
FH
2
FH .1000.9815,9 1
1 2
2
= 11776905 kg/det2
Fg 8829002,827
0,7497 kg/det2
Fh 11776905
Yg 1
0,1695 cm
Y1 5,9
G. Kesimpulan
Dari data – data diatas maka didapat Fg/FH sebesar 0.7497 kg/det2. Dan yg/y1
0.1695 cm sebesar dengan debit aliran yang sama yaitu 2,093 m3/det. Semakin
besar bukaan pintu semakin kecil gaya yang bekerja pada pintu air.
Karena pintu air semakin diturunkan maka
- Debit berkurang
- Tinggi muka air hulu pintu sorong naik
- Tinggi muka air hilir pintu sorong turun
Dari grafik Perubahan Fg / FH terhadap yg / yo naik secara kuadratis.
A. Pengertian
Pada kondisi aliran konstan, tinggi tenaga pada aliran akan mencapai harga
maksimum pada kondisi kedalaman kritis. Persamaan ini merupakan dasar dari
pemahaman yang menyeluruh mengenail prilaku aliran bebas. Karena respon
terhadap tinggi tenaga sangat berpengaruh pada kedalaman kritis. Pada saluraan
terbuka enersi di definisikan sebagai jumlah energi potensi (kedalaman aliran) dan
energi kinetik (tinggi kecepatan).
D. Dasar Teori
Pada kondisi debit aliran yang konstan, tinggi tenaga pada aliran akan
mencapai harga minimum pada kondisi kedalaman kritik. Parameter ini
merupakan dasar dari pemahaman yang menyeluruh mengenai prilaku aliran
bebas, karena respons dari aliran terhadap tinggi tenaga sangat bergantung pada
apakah kedalaman yang terjadi lebih atau kurang dari kedalaman kritik.
Pada saluran terbuka, energi spesifik didefinisikan sebagai jumlah dari
energi potensial (kedalaman aliran) dan energi kinetik (tinggi kecepatan).
V2 q2
E y atau E y
2.g 2 g. y 2
Gambar 6.1. tinggi muka air konjugasi saat terjadi loncat air
Pada saluran segi empat dengan lebar 1 satuan panjang, dimana garis
aliran adalah pararel,dapat ditunjukkan bahwa :
q2 3
yc 3 dan E c E min yc
g 2
Dengan : Ec = Energi spesifikasi minimum
Yc = kedalaman kritik
Pada saat kemiringan saluran cukup untuk membuat aliran seragam dan
kedalam kritik, kemiringan ini dinamakan dengan kemiringan kritik.
Gambar 6.3. Energi spesifik satu pintu air untuk semua debit
q2
E2 y2 2
dimana keduanya harusnya sama.
2 g. y 2
f. Pada saat terjadi loncat air ukur juga tinggi muka air di hilir dari loncat
air y3, lihat gambar di teori praktikum loncat air
g. Menggambar kurva energi spesifiknya, yaitu dimulai pada kedalaman
saat terjadi loncat air.
Volume T Q Q
No
(liter) (detik) (lt/det) (cm3/det)
1 3.800 1.32 2.879 2878.79
2 2.700 2.05 1.317 1317.07
yg y1 y2 Terjadi y3
E1 E2 E3 y/yc E/yc
(cm) (cm) (cm) loncat air? (cm)
1.750 4.500 - Tidak - - 3.9 - - -
1.500 4.800 - Tidak - - 3.9 - - -
1.250 5.400 - Tidak - - 3.3 - - -
1.000 6.000 - Tidak - - 4 - - -
0.900 6.400 - Tidak - - 4 - - -
0.800 7.500 - Tidak - - 4 - - -
0.700 8.200 - Tidak - - 4 - - -
0.600 9.500 0.600 Ya 9.562 16.194 4.200 4.7179 2.5775 2.8953
0.500 10.900 0.500 Ya 10.947 22.956 4.100 4.3336 2.5161 2.6595
0.400 13.700 0.400 Ya 13.730 35.487 4.000 4.3179 2.4547 2.6498
104,89652
E2 0,5 = 22,9328
2.981.0,52
q2
E 3 y3 2
2 g. y 3
104,89652
E3 4,1 = 4,3336
2.981.4,12
104,8965 2
E 2 0,4 = 35,4870
2.980.0,4 2
q2
E 3 y3 2
2 g. y 3
104,89652
E3 4,0 = 4,3179
2.981.4,0 2
q2 3
yc 3 dan E c E min yc
g 2
104,8965 2 3
yc 3 = 1.6295 dan E c E min .2,2385 = 2.4443
981 2
2.5600
2.5400
2.6595, 2.5161
2.5200
y/yc
2.5000
2.4800
2.6498, 2.4547
2.4600
1.6295, 2.4443
2.4400
2.4200
1.0000 1.5000 2.0000 2.5000 3.0000
E/yc
G. Kesimpulan
Dari kurva dapat disimpulkan perubahan aliran yang cukup besar dapat
diakibatkan oleh sedikit perubahan dari spesifik, tinggi tenaga pada aliran dan
harga mencapai minimum pada kondisi kedalaman kritis apabila kondisi debit
aliran konstan. Pada percobaan diatas dihasilkan kritis yc = 2,239 sedangkan
spesifik minimum = 3,3578
Karena pintu air semakin diturunkan maka,
- Debit air berkurang
- Tinggi muka air hulu pintu air sorong naik
- Tinggi muka air hilir pintu sorong turun.
A. Pengertian
Loncat air merupakan salah satu contoh aliran tidak seragam (tidak
beraturan). Loncat air terjadi apabila suatu aliran superkritis berubah menjadi
aliran subkritis, dan pada perubahan itu terjadi pembuangan energi. Konsep
hitungan loncat air sering dipakai pada hitungan bangunan peredam energi di
sebelah hilir bangunan pelimpah, pintu air, dll.
D. Dasar Teori
Apabila aliran berubah dari super kritik ke aliran sub kritik, maka akan
terjadi loncat air karena terjadi pelepasan energi. Fenomena ini dapat terjadi
apabila air meluncur di bawah pintu sorong menuju kebagian hilir yang
mempunyai kedalaman yang sangat besar.
E. Prosedur Percobaan
a. Menggunakan hasil prosedur dari percobaan terdahulu
b. Mengambil nilai nilai dimana telah terjadi loncat air lakukan
perhitungan berikut
Menggambar grafik hubungan antara V12/(g y1) vs y3/y1
Menghitung harga ΔΗ / y1 dan gambarkan grafik hubungan antara
ΔΗ/y1 vs y3/y1
F. Hasil Pengamatan
Menggunakan hasil pengamatan pada percobaan terdahulu pada baris-baris
dimana telah terjadi loncat air.
2 2
y y2 4,2 0,6
3 0,1276
4 y 2 . y3 4.0,6.4,2
1440,752
V12 = = 7,5829
9,5.20
2 2
y y2 4,1 0,5
3 0,1927
4 y 2 . y3 4.0,5.4,1
1440,752
V12 = = 6,6089
10,9.20
2 2
y y2 4,0 0,4
3 0,3164
4 y 2 . y3 4.0,4.4,0
1440,752
V12 = = 5,2582
13,7.20
0.35
0.0044, 0.292
0.3
y3/y1
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014
V12/gy1
0.005
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
h/y1