You are on page 1of 24

LITERATURE REVIEW

Efektifitas Pengkajian Bradenscale Terhadap Pencegahan Luka Tekan


(Dekubitus)

Evidence Based in Nursing

OLEH:

NI PUTU ENDANG SUTRENI

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2018

6
Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


Saya mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa saya reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk saya.

Jika di kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, saya bersedia


mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Badung , Maret 2018

Ni Putu Endang Sutreni


DAFTAR ISI

Halaman
Cover ............................................................................................................... i
Lembar Pernyataan ........................................................................................ ii
Daftar isi ........................................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................ iv
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Metode ............................................................................................................. 3
Ringkasan Hasil Studi ..................................................................................... 3
Implikasi terhadap Praktik Keperawatan ...................................................... 8
Kesimpulan ...................................................................................................... 8
Saran ................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka ................................................................................................ 10
Lampiran
ABSTRAK

Tekanan yang berkepanjangan merupakan penyebab utama ulkus


dekubitus karena tekanan dapat menyebabkan iskemia jaringan lunak. Ternyata,
banyak faktor lain yang juga ikut berperan dalam terjadinya ulkus dekubitus
seperti shear (geseran/luncuran), Friction (gesekan), kelembaban yang berlebihan,
dan mungkin juga infeksi (Maklebust & Sieggreen, 2001). Kejadian decubitus di
dunia khususnya di unit perawatan intensif (ICU) berkisar antara 1% -56%.
Prevalensi dekubitus terjadi di ICU dari beberapa Negara diantaranya 49% di
Eropa Barat, 22% di Amerika Utara, 50% di Australia, dan 29% di Jordan
(Tayyib, Lewis dan Coyer, 2013: 112).
Di Indonesia, adanya kejadian luka tekan didapat di RS menjadi prediktor
kualitas pelayanan rumah sakit sehingga dijadikan sebagai salah satu item
penilaian dalam akreditasi kualitas pelayanan klinik. Usaha – usaha untuk
meningkatkan mutu pencegahan luka tekan juga ditempuh oleh National Pressure
Ulcers Advisory Panel (NPUAP) melalui pembuatan Quick Reference Guide
pencegahan luka tekan yang merupakan pedoman berbasis bukti pada pencegahan
luka tekan. Walaupun usaha – usaha peningkatan mutu tindakan pencegahan luka
tekan telah dilakukan, gejala – gejala menunjukkan bahwa permasalahan yang
terjadi dalam usaha pencegahan luka tekan oleh perawat masih cukup komplek
dan rumit. Menurut EPUAP – NPUAP (2009), terdapat beberapa tool yang telah
dikembangkan untuk mengkaji resiko luka tekan seperti skala Braden, Gosnell,
skala Norton, Waterlow, dan lain lain.
Hal ini di kemukakan juga dalam (Potter & Perry, 2005), bahwa terdapat 3
skala yang umum dipakai untuk menentukan resiko dekubitus atau luka tekan.
Penilaian resiko terjadinya dekubitus dapat menggunakan skala penilaian resiko
luka dekubitus seperti skala Braden. Ada beberapa skala yang digunakan seperti
Skala Norton, Gosnel, dan skala Waterlow. Namun skala yang lebih banyak
digunakan adalah skala Braden. Skala Braden telah diuji dengan tingkat
reliabilitas dan validitas dengan berbagai tipe rumah sakit dan pasien. Akan tetapi,
beberapa metode pengkajian resiko luka tekan tersebut masih belum digunakan
secara konsisten di pelayanan rumah sakit dalam meminimalkan resiko kejadian
luka tekan pada pasien tirah baring.
Tujuan dari literature review ini adalah menjelaskan tentang efektivitas
pengkajian braden scale terhadap pencegahan luka tekan. Literature review ini
mengambil 8 artikel jurnal antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2017. Artikel
diambil dari data base proquest, Google Scholar, dan Ebsco. Kata kunci yang
digunakan untuk menemukan artikel ini yaitu braden scale, pressure ulcer dan
decubitus. Kesimpulan dari Literature review ini adalah pengkajian
menggunakan braden scale cukup efektif terhadap pencegahan luka tekan atau
dekubitus.

Implikasi dalam praktik keperawatan yang bisa dilakukan adalah


mengurangi kejadian dekubitus di rumah sakit dengan perlu adanya penerapan
skala pengkajian risiko dekubitus. Untuk itu perlu adanya standar operasional
prosedur (SOP) dalam mengkaji dekubitus menggunakan skala yang paling peka
dan paling mudah digunakan khususnya bagi perawat. Perawat bisa melakukan
pengkajian risiko dekubitus pada pasien baru yang berisiko mengalami dekubitus
dengan menggunakan skala braden.
LITERATURE REVIEW
Efektifitas Pengkajian Bradenscale Terhadap Pencegahan Luka Tekan
(Dekubitus)

Latar Belakang
Luka tekanan, luka karena tekanan, luka dekubitus, atau luka baring
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan integritas kulit
berhubungan dengan tekanan yang berkepanjangan dan tak henti-henti (Perry and
Potter 2013). Menurut European Pressure Ulcer Advisory Panel (EPUAP) dan
National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) tahun 2009 bahwa setiap
pasien yang mengalami penurunan mobilitas dalam waktu lama, pasien dengan
penyakit kronis, penurunan persepsi sensorik, inkontinensia tinja atau urin, dan /
atau gizi buruk beresiko untuk berkembangan menjadi luka tekan (Perry and
Potter, 2013). Tekanan yang berkepanjangan merupakan penyebab utama ulkus
dekubitus karena tekanan dapat menyebabkan iskemia jaringan lunak. Ternyata,
banyak faktor lain yang juga ikut berperan dalam terjadinya ulkus dekubitus
seperti shear (geseran/luncuran), Friction (gesekan), kelembaban yang berlebihan,
dan mungkin juga infeksi. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh
pasien-pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang
lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderitaan sekunder
yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit (Morison
2003).
Dari beberapa studi yang diadakan di negara maju, angka kejadian
dekubitus pada pasien yang dirawat di rumah sakit ada kecenderungan mengalami
peningkatan, terutama pasien usia lanjut dengan kasus gangguan neurologik.
Kejadian decubitus di dunia khususnya di unit perawatan intensif (ICU) berkisar
antara 1% -56%. Prevalensi dekubitus terjadi di ICU dari beberapa Negara
diantaranya 49% di Eropa Barat, 22% di Amerika Utara, 50% di Australia, dan
29% di Yordania (Tayyib, Lewis dan Coyer, 2013: 112). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kejadian decubitus di Indonesia mencapai 33,3%
dibandingkan dengan prevalensi dekubitus ulkus di ASEAN yang hanya berkisar
antara 2.1 menjadi 31,3% . Masih tingginya angka kejadian luka tekan di
beberapa negara dan juga di Indonesia menimbulkan dampak negatif tidak hanya
untuk pasien tetapi juga untuk institusi rumah sakit. Dampak kejadian luka tekan
pada pasien bukan hanya masalah pada lukanya, dampak terhadap kualitas hidup
(quality of life) seperti nyeri, bau yang tidak nyaman, gangguan istirahat,
gangguan interaksi sosial, gangguan peran dan lain sebagainya menjadi aspek
yang kadang terabaikan. Pada tatanan supra system masalah luka berdampak pada
length of stay (LOS) yang berdampak pada penurunan BOR Rumah Sakit.
Di Indonesia, adanya kejadian luka tekan didapat di RS menjadi prediktor
kualitas pelayanan rumah sakit sehingga dijadikan sebagai salah satu item
penilaian dalam akreditasi kualitas pelayanan klinik. Usaha – usaha untuk
meningkatkan mutu pencegahan luka tekan juga ditempuh oleh National Pressure
Ulcers Advisory Panel (NPUAP) melalui pembuatan Quick Reference Guide
pencegahan luka tekan yang merupakan pedoman berbasis bukti pada pencegahan
luka tekan. Walaupun usaha – usaha peningkatan mutu tindakan pencegahan luka
tekan telah dilakukan, gejala – gejala menunjukkan bahwa permasalahan yang
terjadi dalam usaha pencegahan luka tekan oleh perawat masih cukup komplek
dan rumit. Menurut EPUAP – NPUAP (2009), terdapat beberapa tool yang telah
dikembangkan untuk mengkaji resiko luka tekan seperti skala Braden, Gosnell,
skala Norton, Waterlow, dan lain lain. Hal ini di kemukakan juga dalam (Potter &
Perry, 2005), bahwa terdapat 3 skala yang umum dipakai untuk menentukan
resiko dekubitus atau luka tekan.
Penilaian resiko terjadinya dekubitus dapat menggunakan skala penilaian
resiko luka dekubitus seperti skala Braden. Ada beberapa skala yang digunakan
seperti Skala Norton, Gosnel, dan skala Waterlow. Namun skala yang lebih
banyak digunakan adalah skala Braden. Skala Braden telah diuji dengan tingkat
reliabilitas dan validitas dengan berbagai tipe rumah sakit dan pasien. Akan tetapi,
beberapa metode pengkajian resiko luka tekan tersebut masih belum digunakan
secara konsisten di pelayanan rumah sakit dalam meminimalkan resiko kejadian
luka tekan pada pasien tirah baring.
Metode
Strategi pencarian artikel penelitian adalah menggunakan artikel penelitian
berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang sesuai dengan topik yang diinginkan
dengan menggunakan data base yang mudah diakses dan diakui kualitasnya
antara lain: Proquest, Google Scholar, dan Ebsco. Literature review ini dibatasi
dari tahun 2007 sampai 2017. Penentuan pertanyaan kritis dan keyword
menggunakan teknik PICO framework. Keyword yang dipakai adalah
Bradenscale, pressure ulcer, decubitus. Selama pencarian, artikel yang didapat
mencapai puluhan artikel. Banyaknya artikel yang muncul disebabkan karena
artikel tentang pressure ulcer dan decubitus sangat banyak. Setelah dilakukan
pemilahan didapat 10 artikel yang mendekati topik yang dibahas. Selanjutnya,
artikel dipilih kembali berdasarkan kriteria inklusi berdasarkan PICO frame work
(P : semua pasien yang berisiko mengalami luka tekan, I : melakukan pengkajian
risiko luka tekan O : kejadian luka tekan. Total artikel yang sesuai adalah 8 artikel
dan disajikan dalam lampiran tabel.

Ringkasan Hasil Studi


Artikel penelitian yang ditelaah berjumlah delapan, setiap penelitian
menggunakan desain penelitian yang berbeda-beda, diantaranya ada dua
penelitian dengan quasi eksperimental dan selebihnya menggunakan kuantitatif,
analitik observasional, longitudinal, time seris, pra eksperimental dan deskriptif
korelasi.
Arif widodo (Tahun 2007) Melakukan penelitian untuk mengetahui
efektivitas antara skala Braden dan Norton dalam mendeteksi dini dekubitus pada
pasien tirah baring dalam area praktek keperawatan di RSIS. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian longitudinal yaitu pengamatan tidak hanya
dilakukan sekali, tetapi tiga kali sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh
peneliti. Jumlah sampel yang digunakan adalah 40 orang. Usia pada penelitian
dikelompokkan sesuai dengan usia perkembangan social dari Erick erikson.
Responden yang paling banyak adalah yang berusia dewasa (antara 25-65 tahun)
yaitu sebanyak 25 orang, diikuti kelompok usia dewasa tua (> 65 tahun) sebanyak
12 orang , Jumlah yang terkecil pada kelompok usia remaja, yaitu hanya 1 orang.
Jumlah responden laki-laki 28 orang , dan perempuan 12 orang. Dengan kreteria
inklusi Pasien tirah baring yang dirawat minimal 9 hari dan Bersedia dijadikan
responden dalam penelitian ini. Pada penelitian ini dilakukan observasi dengan
lembar pengkajian sesuai dengan skala braden dan Norton pada 40 orang sampel
pada hari ketiga, keenam dan kesembilan. Hasilnya mengatakan Skala pengkajian
Norton lebih baik dalam mendeteksi dini risiko dekubitus dibanding skala Braden.
Penilaian derajat risiko dekubitus yang dilakukan pada waktu yang berbeda akan
memberikan hasil yang tidak sama. Hal ini dapat diakibatkan beberapa faktor,
diantaranya adalah keberhasilan praktek perawatan dalam mengantisipasi risiko
dekubitus.
Era Dorihi Kale, (Tahun 2014 ) melakukan penelitian tentang penggunaan
skala braden terbukti efektif dalam memprediksi kejadian luka tekan. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode prospektif. Dalam penelitian
ini menggunakan 28 pasien yang dipilih dengan teknik consecutive sampling
Dengan Kriteria inklusi: 1) Bersedia diteliti dengan menandatangani lembar
persetujuan. 2)Mempunyai gangguan mobilisasi parsial atau penuh, yang
ditentukan berdasarkan adanya diagnosis keperawatan gangguan mobilisasi fisik.
Kriteria Eklusi:1) Mempunyai riwayat luka tekan sebelumnya. 2) Pasien yang
dirawat kurang dari 6 hari.
Pada penelitian ini dilakukan Observasi harian kondisi kulit, tekanan darah dan
suhu tubuh pada ke 28 sampel yang dilakukan oleh pengumpul data menggunakan
lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa skala Braden mempunyai
validitas prediksi yang baik dengan nilai sensitifitas 88,2% dan spesifitas 72,7%.
Hasil ini menunjukkan bahwa skala Braden efektif dalam memprediksi kejadian
luka tekan. Oleh karena itu, skala Braden disarankan untuk digunakan sebagai alat
skrining terhadap risiko terjadinya luka tekan terutama pada pasien yang
mengalami perawatan yang lama.
Penelitian yang dilakukan Maria Walburga Bhok,(tahun 2013) tentang
Skala Braden dan Norton dalam Memprediksi Risiko Dekubitus di Ruang ICU
menggunakan rencana penelitian dengan Analitik observasional dengan
pendekatan prospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu
semua pasien yang dirawat di ruang ICU dari tanggal 20 Nopember sampai 20
Desember 2013. Pengukuran risiko dekubitus menggunakan skala Braden dan
Norton dilakukan 24 jam I saat pasien mulai dirawat, kemudian diobservasi
kondisi kulit pasien setiap hari dengan menggunakan lembar observasi sampai
munculnya gejala dekubitus atau diobservasi sampai pasien keluar dari ruang
ICU. Hasil penelitian menunjukan bahwa skala Braden mempunyai validitas
prediksi yang baik pada cut of point 15, memiliki nilai sensitifitas 86,67,spesifitas
70,37, FP 29.63 dan FN 13,33, serta luas area di bawah kurva adalah 0.808. Skala
Norton nilai sensitifitas 80, spesifitas 66,67, FP 33,33, FN 20, luas area di bawah
kurva adalah 0.707 dengan skor 14 sebagai Cut of Point . Hasil uji reliabilitas
Skala Braden 0,818, skala Norton 0,707. Skala Braden lebih efektif dalam
memprediksi risiko dekubitus di ruang ICU.
Dera Alfiyanti, (Tahun 2011) melakukan penelitian tentang pengaruh
perawatan kulit berdasarkan skor skala braden q Terhadap Kejadian luka tekan
anak di pediatric intensive care unit (picu) Rs. Tugurejo dan rs. Roemani
semarang. Penelitian ini bertujuan membahas pengaruh perawatan kulit
berdasarkan skor Skala Braden Q terhadap kejadian luka tekan. Design penelitian
adalah kuasi eksperimen dengan post test only design with control group. Sampel
diambil dengan teknik conservative sampling. Jumlah sampel pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi masingmasing 20 anak. Kriteria inklusinya
adalah anak yang dirawat di PICU RS. Tugurejo dan RS. Roemani Semarang,
umur 3 minggu sampai 8 tahun, anak tidak mengalami luka tekan pada saat
pemilihan sampel dilakukan, ibu/ bapak/wali menyetujui anaknya menjadi
responden penelitian. Kriteria eksklusinya adalah anak dengan riwayat kelainan
jantung kongenital dan penyakit sistim kardiovaskuler dan mengalami edema.
Hasilnya angka kejadian luka tekan pada kelompok kontrol lebih besar daripada
kelompok intervensi, selisih proporsi kejadian luka tekan antara kelompok kontrol
dan kelompok intervensi adalah 10%,Trend analysis dengan pendekatan kualitatif
menunjukkan perawatan kulit berdasarkan skor Skala Braden Q efektif untuk
mencegah luka tekan dan kerusakan kulit lebih lanjut.
Dian Miftahul Mizan, ( Tahun 2015 ) melakukan penelitian tentang
Perbandingan skala braden dan skala gosnell dalam menilai tingkat resiko luka
tekan. Penelitian ini menggunakan Disgn penilitian time series observasi
dilakukan pada 2 jam pertama, 6 jam berikutnya dan 72 jam berikutnya. Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tirah baring di Bangsal Roudhoh,
Multazam, dan Arofah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jumlah
sampel sebanyak 66 orang. Dengan Kreteria inklusi, Pasien tirah baring yang
dirawat minimal 3 hari, Usia dewasa- lansia, bersedia dijadikan responden dalam
penelitian. Hasil analisis koefisien reliabilitas skala gosnell sebesar 0,958 dimana
nilai ini lebih tinggi dibandingkan nilai koefisien reliabilitas skala braden yaitu
sebesar 0,887. Keadaan tersebut dapat diartikan bahwa skala Gosnell mempunyai
efektifitas dan konsistensi lebih tinggi dalam memprediksi resiko kejadian luka
tekan jika dibandingkan dengan skala Braden. Kemudian berdasarkan analisis
Hasil Uji Wilcoxon Skala Braden dan skala Gosnell diketahui bahwa nilai
asymp.sig sebesar pada masing-masing uji di tiga pengamatan sebesar 0,000
dimana nilai ini kurang dari nilai signifikansi penelitian yaitu 0,05 disamping itu
nilai z hitung pada masing-masing uji >z tabel 1,96 sehingga bisa dikatakan
bahwa ada perbedaan signifikan antara pengkajian resiko dekubitus melalui skala
Braden dan skala Gosnell pada ketiga tahap pengamatan.
Suryagustina (Tahun 2017), melakukan penelitian tentang Mobilisasi
Efektif Mencegah Resiko Kejadian Decubitus pada pasien bed rest di Icu Kamar
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi kejadian decubitus pada pasien rawat inap di
ruang RSU ICU dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Desain penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimental dengan desain uji pra-pasca pada kelompok
(Onegroup pre-post test design). Sampel yang digunakan adalah semua pasien
yang diobati di Ruang rumah sakit ICU dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
sebanyak 18 orang. Pada penelitian dilakukan observasi kejadian luka decubitus
dengan menggunakan lembar observasi kejadian dekubitus berjumlah 6 parameter
mengukurnya menggunakan skala Braden, dengan skor <10-23. Dengan kriteria
yaitu 20-23 = risiko ringan, 16-19 = risiko sedang, 11-15 = risiko berat, <10 =
sangat risiko berat Skor total tertinggi 23 dan terendah <10. Studi yang diperoleh
nilai p adalah 0,000 <α 0,05 yang berarti ada pengaruh pada kejadian decubitus
pada pasien rawat inap di Rumah Sakit ICU dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
Kesimpulan: Mobilisasi yang efektif mengurangi risiko penderita istirahat di
Decubitusin. Perawat yang diharapkan dan petugas kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan, terutama dalam persiapan intervensi dan
Implementasikan implementasinya untuk mencegah terjadinya decubitus.
Penelitian yang dilakukan Zulaikah, (2014) mengenai pengaruh alih
baring 2 jam terhadap risiko dekubitus dengan varian berat badan pada pasien bed
rest total di SMC RS Telogorejo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh alih baring terhadap risiko dekubitus dengan varian berat badan pada
pasien bedrest total di SMC RS Trlogorejo. teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling yang berjumlah 66 orang dengan kreteria
inklusi pasien bedrest total pada hari pertama dirawat, pasien yang belum
mengalami dekubitus, pasien dengan IMT ≤ 18 , pasien dengan IMT 18,5 – 25,
pasien dengan IMT > 26.
Kreteria ekslusi yaitu pasien yang kontraiindikasi dilakukan alih baring. Pada
penelitian ini dilakukan alih baring setiap 2 jam selama 5 hari pada responden,
melakukan observasi resiko decubitus secara berkala pda hari ke tiga dan kelima
dengan menggunakan skala waterlow, seluruh hasil pengukuran risiko dekubitus
di catat di lembar observasi. Hasil uji chi square diperoleh hasil X2 hitung
sebesar 13.102, dengan nilai p sebesar 0.011, artinya Ada pengaruh antara indeks
Masa tubuh dengan risiko terjadinya dekubitus.
Enna Rossalina Sihombing (2016) melakukan penelitian tentang efektifitas
pijat punggung dengan menggunakan Virgin Minyak Kelapa (VCO) dan White
Petroleum Jelly (WPJ dalam mencegah luka tekan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membuktikan keefektifan pijat punggung menggunakan Virgin Minyak
Kelapa (VCO) dan White Petroleum Jelly (WPJ) ke Pencegahan tekanan pada
pasien yang berisiko. Desain Penelitian ini adalah desain Quasi experimental
dengan the equivalent pre-test and post test design. Sampel yang digunakan
adalah berjumlah 25 orang yang dilakukan pijat punggung dengan menggunakan
VCO, dan 25 orang lagi dilakukan pijat punggung dngan menggunakan WPJ.
Kreteria inklusi : pasien yang dirawat yang imobilisasi atau tidak mampu merubah
posisinya secara mandiri dan tidak mengalami luka tekan saat masuk ke rumah
sakit yang dikaji dengan criteria luka tekan skala Branden resiko.tinggi (10 – 12),
tidak memiliki kontraindikasi dilakukan pijat punggung untuk melakukan
perawatan pencegahan luka tekan, tidak alergi terhadap VCO dan atau WPJ,
menggunakan tempat tidur dan kasur standar (tidak menggunakan tempat tidur
angin) di unit penyakit dalam dan bedah di PKSC.

Implikasi terhadap Praktik Keperawatan


Pencegahan luka tekan (dekubitus) merupakan prioritas dalam perawatan
pasien terutama pada pasien yang mengalami bed rest total. Untuk mengurangi
kejadian dekubitus di rumah sakit, perlu adanya penerapan skala pengkajian risiko
dekubitus. Untuk itu perlu adanya standar operasional prosedur (SOP) dalam
mengkaji dekubitus menggunakan skala yang paling peka dan paling mudah
digunakan khususnya bagi perawat. Hal ini akan membantu mendeteksi dini risiko
dekubitus bagi pasien tirah baring yang mengalami ketergantugan total. Dalam
Penelitian yang ditelaah dalam artikel ini menunjukkan hasil yang berbeda-beda,
namun kebanyakan mengatakan braden scale lebih peka dipakai untuk mengkaji
risiko luka tekan (dekubitus) yang didasarkan pada penelitian dan uji yang sudah
dilakukan. Walaupun demikian ada beberapa penelitian yang mengatakan braden
scale tidak cukup peka dibanding pengkajian luka tekan yang lainnya. Karena
ternyata penilaian derajat risiko dekubitus yang dilakukan pada waktu yang
berbeda akan memberikan hasil yang tidak sama. Hal ini dapat diakibatkan
beberapa faktor, diantaranya adalah keberhasilan praktek perawatan dalam
mengantisipasi risiko dekubitus, sehingga perawat dapat melakukan upaya
pencegahan agar risiko dekubitus pada pasien tirah baring tidak terjadi. Jadi
bradenscore ini sudah cukup efektif untuk menilai resiko luka tekan (dekubitus )
untuk lebih lanjut perlu penelitian ulang dengan sampel yang leih banyak, pada
pasien di Rumah Sakit. Beberapa implikasi keperawatan yang dianjurkan adalah
perawat bisa melakukan pengkajian risiko dekubitus pada pasien baru yang
berisiko mengalami dekubitus.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel literature review ini bahwa
pengkajian bradenscore yang dilakukan untuk pencegahan risiko dikubitus cukup
efektif untuk mendeteksi dini terjadinya luka tekan dan dari penelitian-penelitian
yg telah ditelaah melakukan pengkajian terhadap risiko luka dekubitus bisa
mencegah dan mengurangi terjadinya dekubitus dan perawat bisa lebih
memprioritaskan pasien untuk dilakukan intervensi mengenai pencegahan
dekubitus.

Saran
Dari artikel literature review ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan pengukuran risiko dekubitus dengan menggunakan skala
Braden saat pasien mulai dirawat serta mengobservasi kondisi kulit setiap
hari dengan membuat lembar observasi. Perlu untuk memasukan skala
Braden kedalam protap pencegahan dekubitus terutama pada pasien yang
dirawat di ruang ICU. Diharapkan perawat lebih memperhatikan tindakan
– tindakan pencegahan dekubitus pada pasien yang berisiko.
2. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan perawat dalam
menggunakan skala pengkajian risiko dekubitus, perbedaan kejadian
dekubitus pada pasien tirah baring yang selalu dikaji dengan skala
dekubitus dibanding dengan pasien tirah baring yang tidak pernah dikaji
dengan skala dekubitus, dan penelitian lainnya yang berkaitan dengan
dekubitus
3. Disarankan kepada bagian keperawatan di Rumah Sakit untuk menguji
cobakan terlebih dahulu skala Braden pada beberapa pasien di ruang
perawatan lain melalui Evidence Based Practice (EBP). Setelah terbukti
efektif, maka skala ini dijadikan Standar Prosedur Operational (SPO)
perawatan pasien imobilisasi. Sebelum diim-plementasikan menjadi SPO
terlebih dahulu diberikan pelatihan kepada perawat yang akan
menggunakannya. Bagi institusi pendidikan keperawatan juga perlu
memasukan materi tentang penggunaan skala Braden kedalam kurikulum
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Arif widodo. 2007. Uji kepekaan instrumen pengkajian risiko Dekubitus dalam
mendeteksi dini risiko Kejadian dekubitus di RSIS. Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi, Vol. 8, No. 1, 2007: 39 – 54.

Dera Alfiyanti et al. 2011. Pengaruh Perawatan Kulit Berdasarkan Skor Skala
Braden Q Terhadap Kejadian Luka Tekan Anak Di Pediatric Intensive
Care Unit (Picu) Rs. Tugurejo Dan Rs. Roemani Semarang. Seminar
hasil-hasil Penelitian-LPPM INIMUS 2012.

Dian Miftahul Mizan et al. 2015. Perbandingan Skala Braden dan Skala Gosnell
Dalam Menilai Tingkat Resiko Luka Tekan. Prosiding Interdisciplinary
Postgraduate Student Conference 1st Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PPs UMY).

Era Dorihi Kale et al. 2014. Penggunaan Skala Braden Terbukti Efektif dalam
Memprediksi Kejadian Luka Tekan. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 17, No. 3, November 2014

Maria Walburga Bhok et al. 2013. Skala Braden dan Norton dalam Memprediksi
Risiko Dekubitus di Ruang ICU. Jurnal Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Semarang ,2013.

Morison. 2013. Manajemen luka. Jakarta : EGC.

NPUAP and EPUAP . 2009. Preessure Ulcer Treatment Quick reference guid
http://www.epuap.org/guidelines/ Final_Quick_Treatment.pdf.

Suryagustina et al. 2017. Effective Mobilization Prevents Risk Of Decubitus


Occurrence In Bed Rest Patients In Icu Room Rsud Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
Tayyib NP, Lewis P, Coyer F. 2013. Pressure ulcer in the adult intensive care unit
: a literature review of patient risk factors and risk assessment scales.
Journal of Nursing Education and Practice 3 : 3-11.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2013), Fundamental of Nursing eighth . edition,
Canada, : Mosby Elsevier.

Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Fundamental Of Nursing. USA : Mosby Inc.

Zulaikah et al. 2014. Pengaruh Alih Baring 2 Jam Terhadap Resiko Dekubitus
Dengan Varian Berat Badan Pada Pasien Bedrest Total Di SMC RS
Telogorejo. Jurnal ilmu keperawatan dan kebidanan.
Lampiran Tabel 1. TABEL LITERATUR REVIEW
Penulis Tujuan Desain Variabel Sampel Perlakuan Hasil
penelitian penelitian penelitian Yang diukur Temuan
Arif Penelitian Rancanga Variabel Jumlah sampel yang Melakukan Derajat risiko Skala
widodo ini n independen : digunakan adalah observasi kepada dekubitus pengkajian
(Tahun bertujuan penelitian Istrumen 40 orang. Usia pada 40 orang sampel menggunakan Norton lebih
2007) untuk yang pengkajian penelitian dengan skala skala Norton. baik dalam
mengetahu digunakan dekubitus dikelompokkan braden dan Norton Derajat risiko mendeteksi dini
i adalah Variabel sesuai dengan usia yang dilakukan dekubitus risiko dekubitus
efektivitas longitudin dependen : perkembangan pada hari ketiga, menggunakan dibanding skala
antara all, yaitu Mendeteksi social dari Erick keenam dan skala Braden Braden.
skala pengamat dini risiko erikson. Responden kesembilan. Penilaian derajat
Braden an tidak kejadian yang paling banyak risiko dekubitus
dan hanya dekubitus adalah yang berusia yang dilakukan
Norton dilakukan dewasa (antara 25- pada waktu
dalam sekali, 65 tahun) yaitu yang berbeda
mendeteks tetapi tiga sebanyak 25 orang, akan
i dini kali sesuai diikuti kelompok memberikan
dekubitus dengan usia dewasa tua (> hasil yang tidak
pada waktu 65 tahun) sebanyak sama. Hal ini
pasien yang 12 orang , Jumlah dapat
tirah ditentukan yang terkecil pada diakibatkan
baring oleh kelompok usia beberapa faktor,
dalam area peneliti remaja, yaitu hanya diantaranya
praktek 1 orang. Jumlah adalah
keperawat responden laki-laki keberhasilan
an di RSIS 28 orang , dan praktek
perempuan 12 perawatan
orang. dalam
Dengan kreteria mengantisipasi
inklusi : risiko dekubitus
1) Pasien tirah
baring yang dirawat
minimal 9 hari.
2) Bersedia
dijadikan responden
dalam penelitian ini.
Era Untuk Penelitian Varibel Dalam penelitian ini Melakukan Kejadian luka Skala Braden
Dorihi mengident ini independen : menggunakan 28 Observasi harian berdasarkan mempunyai
Kale, ifikasi merupaka Skala braden pasien yang dipilih kondisi kulit, variable validitas
Elly keefektifa n dengan teknik tekanan darah dan Usia (>70 ; <70 ) prediksi yang
Nurachm n penelitian Varibel consecutive suhu tubuh pada , baik dengan
ah, mengguna kuantitatif dependen : sampling ke 28 sampel yang IMT (Kurang , nilai sensitifitas
Hening kan skala dengan Memprediksi Dengan Kriteria dilakukan oleh Normal , Lebih , 88,2% dan
Pujasari. Braden metode kejadian luka inklusi: 1) Bersedia pengumpul data Obesitas ) spesifitas
(Tahun dalam prospektif tekan diteliti dengan menggunakan Riwayat merokok 72,7%. Hasil ini
2014 ) mempredi menandatangani lembar observasi. (Merokok , Tidak menunjukkan
ksi lembar persetujuan. merokok) bahwa skala
kejadian 2)Mempunyai Diagnosa Medik Braden efektif
luka tekan gangguan (Vaskular perifer, dalam
pada mobilisasi parsial Bukan vaskular memprediksi
pasien atau penuh, yang perifer) kejadian luka
yang ditentukan Suhu Tubuh ( tekan.
dirawat di berdasarkan adanya <37,4 oC ; >37,4
ruang diagnosis oC )
perawatan keperawatan TD sistolik
bedah dan gangguan (mmHg) (<100 ;
penyakit mobilisasi fisik. >100 )
dalam, Kriteria Eklusi: TD diastolik
sebuah 1) Mempunyai (mmHg)
RSU di riwayat luka tekan ( <60 ; >60 )
Kota sebelumnya. 2)
Kupang Pasien yang dirawat
kurang dari 6 hari.
Maria Untuk Analitik Variabel Sampel dalam Pengukuran risiko Banyaknya Hasil uji
Walburg mengetahu observas independen: penelitian ini dekubitus kejadian dekubitus reliabilitas
a Bhok, i ional Skala Braden adalah total menggunakan selama perawatan Skala Braden
Mardiyo perbandin dengan dan Norton populasi, yaitu skala Braden dan di ICU dan waktu 0,818, skala
no, gan pendekata Variabel semua pasien Norton dilakukan terjadinya Norton 0,707.
Sarkum efektifitas n dependen : yang dirawat di 24 jam I dekubitus Skala Braden
(tahun Skala prospektif Memprediksi ruang ICU dari saat pasien mulai lebih efektif
2013) Braden . Risiko tanggal 20 dirawat, kemudian dalam
dan Skala Dekubitus Nopember sampai diobservasi memprediksi
Norton 20 Desember 2013. kondisi kulit risiko dekubitus
dalam pasien setiap hari di ruang ICU
mempredi dengan
ksi risiko menggunakan
dekubitus lembar observasi
di ruang sampai munculnya
ICU gejala dekubitus
atau
diobservasi sampai
pasien keluar dari
ruang
ICU.
Dera Penelitian Desain Variabel Sampel diambil Melakukan Karakteristik Angka kejadian
Alfiyanti ini penelitian independen : dengan teknik observasi responden , luka tekan pada
, Nani bertujuan adalah Perawatan conservative karakteristik kulit kejadian luka kelompok
Nurhaeni untuk kuasi kulit sampling. Jumlah pada kelompok tekan luka tekan kontrol lebih
, Tris membahas eksperime berdasarkan sampel pada intervensi dan pada kelompok besar daripada
Eryando pengaruh ntal skor skala kelompok kontrol kelompok control, control dan kelompok
(Tahun perawatan dengan braden Q dan kelompok Pada kelompok kelompok intervensi,
2011) kulit nonequiva Variabel intervensi intervensi intervensi, area selisih proporsi
berdasarka lent dependen : masingmasing dilakukan luka tekan yang kejadian luka
n skor control Kejadian luka 20 anak. Kriteria intervensi sesuai terjadi dikelompok tekan antara
Skala group, tekan anak inklusinya adalah algoritma control dan kelompok
Braden Q after only anak yang dirawat penatalaksanaan intervensi, kontrol dan
terhadap design di PICU RS. luka tekan kelompok
kejadian Tugurejo dan RS. berdasarkan skore intervensi
luka tekan Roemani Semarang, skala braden Q adalah 10%,
umur 3 minggu
sampai 8 tahun, Trend analysis
anak tidak dengan
mengalami luka pendekatan
tekan pada saat kualitatif
pemilihan sampel menunjukkan
dilakukan, ibu/ perawatan kulit
bapak/wali berdasarkan
menyetujui anaknya skor Skala
menjadi responden Braden Q
penelitian. efektif untuk
Kriteria eksklusinya mencegah luka
adalah anak dengan tekan dan
riwayat kerusakan kulit
kelainan jantung lebih lanjut
kongenital dan
penyakit sistim
kardiovaskuler dan
mengalami edema.
Dian Penelitian Disgn Variabel Sampel dalam Melakukan Karakteristik Skala Gosnell
Miftahul ini penilitian independen : penelitian ini adalah observasi tanda responden, tingkat mempunyai
Mizan, bertujuan ini adalah Skala braden seluruh pasien tirah gejala risiko luka risiko tekan efektifitas dan
Elsye untuk time dan skala baring di Bangsal tekan pada 2 jam berdasarksn konsistensi lebih
Maria mengetahu series gosnell Roudhoh, pertama, 6 jam observasi skala tinggi dalam
Rosa , i Variabel Multazam, dan berikutnya dan 72 braden dan skala memprediksi
Falasifah perbandin dependen : Arofah Rumah jam berikutnya gosnell resiko kejadian
Ani gan skala Tingkat Sakit PKU menggunakan luka tekan jika
Yuniarti Braden resiko luka Muhammadiyah lembar instrument dibandingkan
(2015 ) dan skala tekan Yogyakarta. Jumlah skala braden dan dengan skala
Gosnell sampel sebanyak 66 skala gosnell Braden.
dalam orang. Dengan Ada perbedaan
menilai Kreteria inklusi : signifikan antara
tingkat a. Pasien tirah pengkajian
resiko baring yang dirawat resiko dekubitus
luka tekan minimal 3 hari. melalui skala
pada b. Usia dewasa- Braden dan
pasien lansia skala Gosnell
tirah c. Bersedia pada ketiga
baring dijadikan responden tahap
dalam penelitian. pengamatan.

Suryagus Tujuan Desain Variabel Sampel yang Melakukan Karakteritik Ada pengaruh
tina, penelitian penelitian independen : digunakan adalah observasi kejadian responden, pada kejadian
Yusak ini yang Mobilisasi semua pasien yang luka decubitus Pengaruh decubitus pada
Kahara, bertujuan digunakan yang efektive mobilisasi pasien rawat
diobati di Ruang dengan
Rimba untuk adalah pra Variabel terhadap inap di Rumah
Aprianti mengetahu eksperime dependen ; rumah sakit ICU dr. menggunakan terjadinya Sakit ICU dr.
( tahun i pengaruh ntal Resiko Doris Sylvanus lembar observasi dekubitus pada Doris Sylvanus
2017 ) mobilisasi dengan Kejadian Palangka Raya kejadian dekubitus pasien tidur Palangka Raya
kejadian desain uji Decubitus sebanyak 18 orang. berjumlah 6 dengan dan Mobilisasi
decubitus pra-pasca parameter menggunakan yang efektif
pada pada mengukurnya wilcoxon mengurangi
pasien kelompok risiko decubitus
menggunakan
rawat inap (Onegrou
di ruang p skala Braden,
RSU ICU pre-post dengan skor <10-
dr. Doris test 23. Dengan
Sylvanus design) kriteria yaitu 20-
Palangka 23 = risiko ringan,
Raya. 16-19 = risiko
sedang, 11-15 =
risiko berat, <10 =
sangat risiko berat
Skor total tertinggi
23 dan terendah
<10.

Zulaikah, Penelitian Desain Variabel teknik pengambilan Melakukan alih Karakteristik Hasil uji chi
Sri ini penelitian independen : sampel baring setiap 2 jam responden, IMT , square
Puguh bertujuan yang Alih baring 2 menggunakan selama 5 hari pada Resiko terjadinya diperoleh hasil
Kristiya untuk digunakan jam purposive sampling responden, dekubitus, X2 hitung
wati, S, mengetahu adalah Variabel yang berjumlah 66 melakukan sebesar 13.102,
Eko Ch. i pengaruh deskriptif dependen : orang dengan observasi resiko dengan nilai p
Purnomo alih baring korelasi Risiko kreteria inklusi : decubitus secara sebesar 0.011,
( 2014 ) terhadap dekubitus pasien bedrest total berkala pda hari ke artinya Ada
risiko dengan berat pada hari pertama tiga dan kelima pengaruh antara
dekubitus badan dirawat, pasien dengan indeks Masa
dengan yang belum menggunakan tubuh dengan
varian mengalami skala waterlow, risiko terjadinya
berat dekubitus, pasien seluruh hasil dekubitus.
badan dengan IMT ≤ 18 , pengukuran risiko
pada pasien dengan IMT dekubitus di catat
pasien 18,5 – 25, pasien di lembar
bedrest dengan IMT > 26. observasi.
total di Kreteria ekslusi
SMC RS yaitu pasien yang
Trlogorejo kontraiindikasi
dilakukan alih
baring.
Enna Tujuan Desain Variebl Sampel yang Peneliti melakukan Karakteristik Hasil analisis
Rossalin penelitian Penelitian independen : digunakan adalah tindakan pijat responden, Chi - square dan
a ini adalah ini adalah Massage berjumlah 25 orang punggung dengan kejadian luka Fisher
Sihombi untuk desain punggung yang dilakukan pijat menggunakan tekan pre dan post menunjukkan
ng, membukti Quasi menggunakan punggung dengan VCO atau pijat dililakukannya bahwa
Risma kan experimen virgin menggunakan punggung pijat punggung Pijat ulang
Yuniarli keefektifa tal dengan coconut VCO, dan 25 orang dengan menggunakan dengan VCO
na, n pijat the oiland dan lagi dilakukan pijat menggunakan VCO dan WPJ. untuk mencegah
Sudibyo punggung equivalent petroleum punggung dngan WPJ dan terjadinya luka
Supard mengguna pre-test jelly menggunakan WPJ. dilakukan tekan
(2016) kan Virgin and post Variabel Kreteria inklusi : pengamatan pada secara
Minyak test design dependen : pasien yang dirawat punggung signifikan (p =
Kelapa Mencegah yang pasien, tekanan 0,025) dan pijat
(VCO) luka tekan imobilisasi atau darah, suhu. punggung
dan White tidak mampu Tindakan dengan WPJ
Petroleum merubah tersebut dilakukan dapat membantu
Jelly posisinya secara 2 kali sehari mencegah luka
(WPJ) ke mandiri dan tidak selama tekan secara
Pencegaha mengalami luka 5 hari. Setelah signifikan (p =
n tekanan tekan saat masuk ke dilakukan 0,005), jadi
pada rumah sakit yang perlakukan tidak ada
pasien dikaji dengan selama 5 hari, Perbedaan
yang kriteria maka peneliti akan keefektivitas
berisiko. luka tekan skala melakukan antara pijat
Branden observasi ulang. punggung
resiko.tinggi menggunakan
(10 – 12), tidak VCO dan VCO
memiliki dalam
kontraindikasi pencegahan
dilakukan pijat tekanan luka (p
punggung untuk <0:05).
melakukan
perawatan
pencegahan luka
tekan, tidak alergi
terhadap VCO dan
atau WPJ,
menggunakan
tempat tidur dan
kasur standar (tidak
menggunakan
tempat tidur angin)
di unit penyakit
dalam dan bedah di
PKSC

You might also like