You are on page 1of 7

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 8 Nomor 1 April 2020

Analisis Budaya Keselamatan Pasien oleh Bidan dan Perawat dalam


Pelayanan Rawat Inap di RS X Semarang
Wahyu Nursetiawan*, Sudiro**, Chriswardani Suryawati ***
*
RSIA Kusuma Pradja Semarang
**
Institut Kesehatan Helvetia Medan
**
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Manajemen Universitas Diponegoro
Kesehatan
Email : wnursetiawan8@gmail.com
Manajemen Kesehatan Indonesia

ABSTRACT availability of resources and efforts to


Patient safety is a system that makes prevent KTD (p value = 0.113), and there
patient care in the hospital safer and prevent was an influence between the patient safety
injuries caused by mistakes due to carrying culture on efforts to prevent KTD (p value =
out an action or not taking the action that 0.012); OR = 0.031; CI = 0.002 - 0.467. The
should be taken. This study aimed to analyze patient safety culture has been shown to have
the influence of patient safety culture, factors an influence on efforts to prevent KTD.
that influence and availability of resources
on prevention of adverse events in the Keywords: Patient Safety, Culture,
installation of inpatient services at RS X Unwanted Accident
Semarang.
This type of research was quantitative PENDAHULUAN
with a cross sectional approach. The sample Rumah Sakit merupakan salah satu
was all members of the population consisting institusi pelayanan kesehatan profesional
of midwives and nurses at RS X as many as yang sangat kompleks, sehingga
31 employees. Data collected using memungkinkan terjadinya Kejadian Tak
structured questionnaire. Data analyzed by Diinginkan (KTD) yang dapat
Chi Square test and Logistic Regression. mengakibatkan cedera bahkan sampai
The results showed that the majority of kematian pada pasien. Patient Safety atau
respondents had a supportive patient safety keselamatan pasien merupakan suatu system
culture (80.6%), half of the respondents had yang membuat asuhan pasien di rumah sakit
influential factors (51.6%), half of the menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
respondents had the availability of good terjadinya cedera yang disebabkan oleh
resources (51.6%), and make efforts to kesalahan akibat melaksanakan suatu
prevent KTD (71%). There was sigificant tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
relationship between patient safety culture seharusnya diambil. Pada umumnya,
and efforts to prevent KTD (p value = 0.004), kesalahan medis banyak dikaitkan dengan
there was no significant relationship between budaya patient safety. Kesalahan medis

16
merupakan setiap kejadian yang tidak tahun 2016 dan 2017 terjadi angka
sengaja dan kondisi yang mengakibatkan peningkatan kasus KTD dimana total
atau berpotensi mengakibatkan cedera yang kasusnya 8 kasus (15 %).
dicegah pada pasien.1,2 Program keselamatan pasien
Fokus penelitian ini adalah mengenai merupakan salah satu bagian dari unsur
Kejadian Tak Diinginkan (KTD) yang masih pelayanan RS X yang digunakan untuk
dianggap menjadi masalah. KTD yang terjadi langkah dalam mencapai visi dan misi RS X.
di berbagai negara diperkirakan sekitar 4.0- Tujuan dari program keselamatan rumah
16.6 % dan hampir 50% di antaranya sakit adalah untuk menciptakan budaya
diperkirakan adalah kejadian yang dapat keselamatan rumah sakit pada bidan dan
dicegah. Di Indonesia data KTD masih sulit perawat, meningkatnya akuntabilitas rumah
diperoleh secara lengkap dan akurat, tetapi sakit terhadap pasien dan masyarakat,
dapat diasumsikan tidaklah kecil. menurunnya KTD di rumah sakit dan
Tingkat kesalahan pengobatan terlaksananya program-program.
(medication error) di Indonesia cukup tinggi, Program keselamatan pasien adalah
hal ini dibuktikan oleh studi yang dilakukan salah satu program RS X yang dilakukan oleh
oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan
Mada antara tahun 2001-2003 menunjukkan dan perawat yang bertujuan untuk untuk
bahwa kesalahan pengobatan mencapai meminimalisir KTD. Namun dalam
angka 5,07%, sebanyak 0,25% berakhir fatal pelaksanaannya masih ditemukan masalah
hingga kematian. Kesalahan pengobatan dan seperti salah dalam memberikan obat dan
efek samping obat terjadi pada rata-rata 6,7% tindakan kepada pasien, tidak melakukan
pasien yang masuk rumah sakit, diantara tindakan sesuai dengan SOP, salah dalam
kesalahan tersebut 25%-50% dapat dicegah. identifikasi pasien,masih ada kejadian yang
Akibat KTD ini diindikasikan menghabiskan terlambat dilaporkan dan tidak melaporkan
biaya yang sangat mahal baik bagi pasien kesalahan yang dilakukan dalam penanganan
maupun sistem layanan kesehatan.3 pasien, masih terdapat pandangan KTD yang
RS X merupakan salah satu rumah sakit terjadi mutlak merupakan kesalahan bidan
ibu dan anak yang mulai memberikan serta respon tidak cepat tanggap manajemen
perhatian pada mutu pelayanan rumah sakit setelah adanya KTD di RS X.
terutama terkait dengan keselamat pasien.
Data dari pihak manajemen pada tahun 2018, METODE PENELITIAN
Perawat dan Bidan sebagai salah satu tenaga Penelitian ini menggunakan metode
kesehatan yang mempunyai jumlah yang kuantitatif dengan pendekatan cross
dominan di RS X yaitu sebesar 50-70% dari sectional. Penentuan sampel yang digunakan
jumlah tenaga kesehatan yang ada. adalah metode sampel jenuh/sensus, yaitu
Menurut hasil survey dan wawancara sampel yang digunakan adalah semua
Tim Audit RS X yang telah dilakukan pada anggota populasiyang terdiri dari bidan dan
bulan September 2017 pada setiap bagian, perawat di RS X. Pada penelitian ini besar
persentase terjadinya KTD pada tahun 2015 sampel yang didapat dengan menggunakan
berjumlah 5 kasus (10 %), dimana 3 kasus (5 tehnik Total Sampling sebanyak 31 pegawai.
%) penyebabnya dikarenakan faktor Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi
kurangnya kesadaran (care) perawat dan variabel terikat (Upaya Pencegahan KTD)
bidan di RS X terhadap pasien, 2 kasus (2 %) dan variabel bebas (Budaya Keselamatan
dikarenakan kurangnya komunikasi antara Pasien dan Ketersediaan Sumber Daya).
dokter, bidan dan perawat. Sementara pada Pengumpulan data menggunakan wawancara
17
kuesioner terstruktur. Analisis bivariat maka perawat semakin baik produktivitas
menggunakan Uji Chi Square dan analisis kerjanya.
multivariat menggunakan Uji Regresi Hasil penelitian melakukan penilaian
Logistik. mengenai upaya pencegahan KTD, budaya,
dan ketersediaan sumber daya. Selain itu juga
dilakukan uji hubungan dan pengaruh dari
HASIL DAN PEMBAHASAN faktor budaya dan ketersediaan sumber daya
Keselamatan pasien di rumah sakit terhadap upaya pencegahan KTD. Hasil
merupakan unsur penting untuk penelitian menunjukkan bahwa sebagian
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan besar responden sudah melakukan upaya
khususnya di rumah sakit. Karena masalah pencegahan KTD dengan persentase sebesar
keselamatan pasien berkaitan erat dengan 71%. Sedangkan yang tidak melakukan
citra rumah sakit itu sendiri. Keselamatan upaya pencegahan KTD sebanyak 29%.
pasien merupakan prioritas dalam aspek
pelayanan di rumah sakit dan merupakan Budaya dan Upaya Pencegahan KTD
salah satu tuntutan kebutuhan dalam Perubahan budaya di rumah sakit ke
pelayanan kesehatan. Upaya arah budaya keselamatan pasien merupakan
penyelenggaraan keselamatan pasien adalah faktor utama keberhasilan program
untuk menurunkan risiko kejadian Tak keselamatan pasien. Semua komponen di
Diinginkan (KTD), mengurangi konflik rumah sakit harus berusaha merubah budaya
antara petugas dan pasien, mencegah sesuai dengan prinsip keselamatan pasien dan
timbulnya sengketa medis, mencegah membiasakan diri untuk
terjadinya tuntutan dan proses hukum serta mengimplementasikan prinsip keselamatan
menepis tuduhan malpraktek yang sering pasien dalam pelayanan sehari-hari.1 Hasil
terjadi di rumah sakit.1 penelitian menunjukkan bahwa 83.9%
Jumlah total populasi 31 orang, responden memiliki budaya yang
responden yang paling banyak di kelompok mendukung upaya pencegahan KTD. Yang
quartil II yaitu umur 23 - 26 tahun sebesar tidak mendukung sebanyak 16.1%.
32% dan populasiyang paling sedikit berada
pada quartile IV yaitu umur 31-50 tahun Tabel 1. Tabulasi Silang antara Budaya
sebesar 16%.Responden termuda berumur 20 dengan Upaya Pencegahan KTD
tahun dan responden tertua berumur 48 Upaya Pencegahan
tahun. Rata-rata umur responden adalah 27 KTD
Total
Budaya Tidak
tahun. Dilakukan
Dilakukan
Sebagian besar responden memiliki f % f % f %
masa kerja 1-5 tahun, yaitu sebanyak 84% Tidak
5 83.3 1 16.7 6 100
(N=26) sedangkan terendah kategori lama Mendukung
kerja 6-10 tahun adalah 0% (N=0). Lama 2 2
4 16.0 84.0 100
bekerja yang berati semakin lama masa kerja Mendukung 1 5
2 3
maka akan semakin meningkatkan Jumlah 9 29.0
2
71.0
1
100
kemampuan memberikan pelayanan yang P value : 0.004
prima terhadap pasien. Sejalan dengan
penelitian dilakukan oleh Tondok dan Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
Andrika mengatakan bahwa lama bekerja dalam upaya pencegahan KTD persentase
maka mempengaruhi keterlampilan budaya yang mendukung (84%) lebih tinggi
pelayanan, artinya semakin lama masa kerja
18
dari budaya yang tidak mendukung (16.7%). Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
Hasil Chi Square menunjukkan nilai p value dalam upaya pencegahan KTD persentase
= 0.004 (< 0.05) yang artinya ada hubungan sumber daya kurang (86.7%) lebih tinggi dari
yang siginifikan antara budaya dengan upaya sumber daya yang baik (56.3%). Hasil Chi
pencegahan KTD. Square menunjukkan nilai p value = 0.113 (>
Dengan menciptakan budaya 0.05) yang artinya tidak ada hubungan antara
keselamatan pasien, dapat mengurangi risiko sumber daya dengan upaya pencegahan
terjadinya KTD. Salah satu upaya untuk KTD.
menanamkan budaya keselamatan pasien Penelitian di RSUD Padang Pariaman
adalah dengan meningkatkan pemahaman menjelaskan bahwa sebenarnya sumber daya
para praktisi di rumah sakit terkait program atau sarana prasarana di rumah sakit
keselamatan pasien. Selain itu juga perlu dibutuhkan untuk mendukung upaya
menerapkan standar instrumen keselamatan keselamatan pasien. Misalnya terkait
pasien. Sehingga pihak tim keselamatan ketersediaan tempat penyimpanan obat yang
pasien dapat melakukan kajian terhadap sesuai standar, pengaman pada tangga, dan
laporan KTD dan melakukan upaya lain sebagainya. Walaupun tidak
pencegahan.1 menunjukkan hubungan secara signifikan
dengan upaya pencegahan KTD, sumber
Ketersedian Sumber Daya dan Upaya daya tetap dibutuhkan untuk mendukung
Pencegahan KTD upaya penurunan risiko terjadinya KTD di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit.4
persentase sumber daya kurang dan sumber
daya baik hampir seimbang, yaitu Sumber Budaya, Ketersediaan Sumber Daya dan
daya yang kurang (48.4%) dan sumber daya Upaya Pencegahan KTD
yang baik (51.6%). Membangun budaya keselamatan
pasien merupakan elemen penting untu
Tabel 2. Tabulasi Silang antara Ketersediaan meningkatkan keselamatan pasien dan
Sumber Daya dengan Upaya Pencegahan kualitas pelayanan di rumah sakit.
KTD Dibutuhkan upaya dan persiapan yang
Upaya Pencegahan komprehensif dan terstruktur untuk mencapai
KTD keberhasilan pelaksanaan budaya
Sumber Total
Tidak
Daya Dilakukan keselamatan pasien dan penurunan risiko
Dilakukan
f % f % f % terjadinya KTD.5,6
13. 86. Berdasarkan hasil uji hubungan
Kurang 2 13 15 100
3 7 diketahui bahwa hanya kategori budaya
43. 56. keselamatan pasien yang memiliki hubungan
Baik 7 10 16 100
8 3 signifikan dengan upaya pencegahan KTD.
29. 71.
Jumlah 9
0
22
0
31 100 Sedangkan kategori faktor yang
P value : 0,113 mempengaruhi dan sumber daya tidak ada
hubungannya dengan upaya pencegahan
KTD.

Tabel 3. Budaya, Ketersediaan Sumber Daya Terhadap Upaya Pencegahan KTD


Variables in the Equation
Exp 95% C.I.for
B S.E. Wald Df Sig.
(B) EXP(B)
19
Lower Upper
Step 1a Kategori SD 2.033 1.175 2.995 1 .084 7.636 .764 76.348
Kriteria Budaya 3.227 1.439 5.031 1 .025 .040 .002 .666
Constant .730 .580 1.584 1 .208 2.075
a. Variable(s) entered on step 1: Kategori Budaya, Kategori Sumber Daya.

20
Dari tabel 3 diketahui bahwa budaya Penelitian di rumah sakit di Kabupaten
mempengaruhi upaya pencegahan KTD Jember juga menjelaskan bahwa membangun
dengan p value 0,025 (< 0,05); OR = 0,040; budaya keselamatan pasien adalah langkah
CI = 0,002 – 0,666. Dengan melihat nilai OR pertama yang wajib dilakukan oleh rumah
kedua variabel, maka dapat disimpulkan sakit untuk keberhasilan program
bahwa pengelolaan Sumber Daya keselamatan pasien. Membangun budaya
berpengaruh 7,36 kali pada upaya keselamatan pasien membutuhkan koordinasi
pencegahan KTD dibanding bila tidak ada yang baik antar petugas, komunikasi yang
pengelola Sumber Daya dengan OR = 7,636 baik, kepemimpinan yang berkomitmen dan
(OR>1) sedangkan variabel Budaya kebijakan serta sarana prasarana yang
Keselamatan Pasien bukan merupakan faktor mendukung.9
yang berpengaruh terhadap Upaya
Pencegahan KTD dengan OR = 0,040 KESIMPULAN
(OR<1). Terdapat budaya keselamatan pasien
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Berdasarkan tabel di atas dengan keterangan: upaya pencegahan KTD dan hubungan yang
Y = Upaya Pencegahan KTD signifikan antara Budaya Keselamatan
X1 = Budaya Pasien dengan Upaya Pencegahan KTD.
X2 = Sumber Daya Maka penulis menyarankan pengembangan
Maka variabel dengan nilai OR >2, maka SDM yang didukung oleh jajaran direksi
persamaan regresi dari tabel di atas adalah pada program keselamatan pasien, jajaran
sebagai berikut: direksi ikut menciptakan suasana budaya
Y = α + β2X2 tidak menyalahkan, peningkatan insentif bagi
Y = 0,730 + 2,033 Sumber Daya staff berprestasi pada program keselamatan
Yang artinya ketika terjadi peningkatan pasien dan upaya pengembangan sarana dan
sumber daya (X2) satu satuan, maka nilai prasarana sistem dan manajemen data
upaya pencegahan KTD (Y) sebesar 2,763. terintegrasi yang mendukung program
Inti dari budaya keselamatan pasien keselamatan pasien.
adalah kemauan untuk belajar dari kesalahan.
Untuk itu diperlukan keterbukaan dan UCAPAN TERIMA KASIH
dukungan antar petugas di rumah sakit untuk Kami mengucapkan banyak terima kasi
terus belajar dari kesalahan, terus sebesar – besarnya kepada : Kaprodi
memperbaiki dan tidak saling menyalahkan. Administrasi Rumah Sakit Program Magister
Karena itu proses untuk menerapkan budaya Ilmu Keseatan Masyarakat Universitas
keselamatan pasien membutuhkan upaya Diponegoro beserta seluruh jajarannya,
yang berkelanjutan dan konsisten.7,8 Seluruh dosen Program Pasca Sarjana
Keberhasilan upaya keselamatan Magister Kesehatan Masyarakat Universitas
pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diponegoro yang telah memberikan ilmu
Penelitian di RSUD Padang Pariaman berharga bagi penulis, Direktur beserta
menunjukkan bahwa keberhasilan seluruh staff dan karyawan RS X Kota
pelaksanaan upaya keselamatan pasien Semarang yang telah mendukung penulisan
dipengaruhi oleh kebijakan yang berlaku, ini serta tidak luput kepada orang tua, Istri,
sumber daya manusia, sarana prasarana, dan Anak – anak serta seluruh keluarga besar atas
kemampuan petugas mencapai sasaran seluruh cinta, kasih sayang dan doa untuk
keselamatan pasien yang sesuai dengan penulis.
standar.4
21
DAFTAR PUSTAKA 10.1590/0104-07072016001610015.
1. Ismainar H. Keselamatan Pasien di 9. Herawati YT. Budaya Keselamatan
Rumah Sakit. Sleman: CV. Budi Utama, Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah
https://books.google.co.id/books?hl=en Sakit X Kabupaten Jember. J IKESMA
&lr=&id=EISYDwAAQBAJ&oi=fnd& 2015; 11: 52–60.
pg=PR5&dq=keselamatan+pasien&ots=
J_mVAsPhnr&sig=JgdFZ59uFBMt4U4
XM_aQKB1w-
nU&redir_esc=y#v=onepage&q=kesela
matan pasien&f=false (2015).
2. Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP). Kementrian
Kesehat Republik Indones.
3. Utarini A, Djastri H. Keselamatan Pasien
dan Mutu Pelayanan Kesehatan: Menuju
Kemana ? Manaj Pelayanan Kesehat
2012; 15: 159–160.
4. Neri RA, Lestari Y, Yetti H. Analisis
Pelaksanaan Sasaran Keselamatan
Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Padang Pariaman. J
Kesehat Andalas; 7. Epub ahead of print
2018. DOI: 10.25077/jka.v7i0.921.
5. Yasmi Y, Thabrany H. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Budaya
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Karya Bhakti Pratiwi Bogor Tahun 2015.
J Adm Rumah Sakit 2018; 4: 98–109.
6. Najihah. BUDAYA KESELAMATAN
PASIEN DAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT: LITERATURE
REVIEW. J Islam Nurs; 3.
7. Wardhani V. Buku Ajar Manajemen
Keselamatan Pasien. Malang: UB Press,
https://books.google.co.id/books?id=A-
RVDwAAQBAJ&lpg=PP1&dq=budaya
keselamatan
pasien&pg=PA1#v=onepage&q=buday
a keselamatan pasien&f=false (2017).
8. Minuzzi AP, Salum NC, Locks MOH.
Assessment of patient safety culture in
intensive care from the health team’s
perspective. Texto e Context Enferm.
Epub ahead of print 2016. DOI:
22

You might also like