You are on page 1of 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Case Manager

Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit yang bekerja

secara kolaboratif dengan para pemberi asuhan kepada pasien, memastikan

bahwa pasien dirawat serta mendapatkan asuhan yang tepat, dalam

perencanaan asuhan yang efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan,

serta didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama maupun

sesudah perawatan di rumah sakit. (1)

Menurut American Case Management Association, Case Manager

adalah profesional yang secara kolaboratif melakukan komunikasi dalam

proses asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi, dan

advokasi untuk jenis pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien

dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang menyeluruh (komprehensif)

dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memperoleh hasil

yang bermutu dengan biaya yang efektif.(2)

B. Syarat Sebagai Case Manager

Para Case Manager harus mempunyai hubungan kerja profesional

dengan para dokter dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan

pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan finansial,

bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian. Penting bagi

para Case Manager untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP

perlu memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien


bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu

MPP perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien.(3)

Case Manager sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-

pasien dalam kelompok : anak-anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit

kronis. Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat

menangani 25 – 50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan

klinis, budaya kerja rumah sakit.(4)

Adapun syarat-syarat sebagai Case Manager adalah :

1. Kualifikasi

a) Dokter Umum atau Perawat dengan pendidikan S 1

b) Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis

Dokter : sebagai dokter ruangan

Perawat : sebagai kepala ruangan

2. Pelatihan Tambahan

a) Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan

penyusunan dan penerapan SPO Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari

Panduan Praktik Klinis, Alur Klinis (Clinical Pathway), Algoritme,

Protokol, Standing order.

b) Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / Patient Centered Care

(PCC).

c) Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-

CBG’s

d) Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk

kontinuitas pelayanan
e) Pelatihan Manajemen Risiko

f) Pelatihan untuk meningkatkan soft skil ( pengetahuan aspek psiko-

sosial, hubungan interpersonal, komunikasi, dsb)

C. Uraian Tujuan, Fungsi Dan Peran Case Manager


1. Tujuan Case Manager

Tujuan Case Manager adalah untuk melibatkan pasien dalam asuhan

yang dialaminya. Bilamana pasien merasa menjadi bagian dalam

keputusan pengobatan dan rencana asuhan, maka mereka akan

memperoleh manfaat. Hal yang sama juga berlaku bagi keluarganya. Bila

keluarga yang mempunyai relasi erat, suatu kemitraan dengan rumah

sakit yang melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan kurang

merasa khawatir tentang logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap

kesehatan pasien.(5)

2. Fungsi case manager (5)

a) Asesmen utilitas. Mampu mengakses semua informasi dan data

untuk mengevaluasi manfaat/utilisasi, untuk kebutuhan manajemen

pelayanan pasien. (Semua informasi dan data akurat, lengkap yang

mudah diakses tentang kebutuhan klinis, finansial, serta sosial

pasien)

b) Perencanaan. Dengan asesmen yang lengkap, disusun perencanaan

untuk pelaksanaan manajemen pelayanan pasien. Perencanaan tsb

mencerminkan kelayakan/kepatutan dan efektivitas-biaya dari

pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk

mengambil keputusan.

c) Fasilitasi. Tugas ini mencakup interaksi antara case manager dan

para anggota tim pemberi pelayanan kesehatan, perwakilan

pembayar, serta pasien/keluarga yang mencari/menginginkan


pembebasan dari hambatan namun dapat mempengaruhi

kinerja/hasil, serta menjaga kontinuitas pelayanan.

d) Advokasi. Mewakili kepentingan pasien adalah inti dari peran case

manager. Tetapi peran ini juga menjangkau pemangku kepentingan

lain. Case manager diharapkan melakukan advokasi untuk opsi

pengobatan yang dapat diterima setelah berkonsultasi dengan DPJP,

e) Melaksanakan koordinasi dalam rangka menerapkan Patient

Centered Care dan menjaga kontinuitas pelayanan

f) Melakukan koordinasi untuk melaksanakan perencanaan

pemulangan pasien ( Discharge Planning), rencana tindak lanjut

(follow-up), pelayanan pasca rawat dalam bentuk kunjungan rumah

(home care) dengan memanfaatkan sarana yang ada di masyarakat.

g) Mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan

tim pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan medis dan komite

medik.

h) Koordinasi Rujukan dan Transfer pasien

i) Monitoring dan evaluasi utilisasi sumber daya (utilization review) :

kelayakan/ kepantasan/prioritas dari pelayanan terhadap pasien,

termasuk kendali mutu dan biaya.

j) Komunikasi dengan pihak asuransi (verifikasi benefit/manfaat),

perusahaan/ employer, rujukan konseling finansial.


k) Asesmen psikososial dan lingkungannya, hambatan pelayanan,

kelompok pendukung (support groups), pendampingan untuk

motivasi, spiritual.

l) Intervensi konsultasi krisis dengan tim profesional pemberi asuhan.

m) Masalah-masalah legal dan etik.

3. Peran seorang Case Manager adalah sebagai berikut :

a) Case Manager bekerja sama dengan Dokter Penanggung Jawab

Pelayanan dan para profesional pemberi asuhan lainnya.

b) Case Manager bersama-sama merencanakan akses pelayanan,

kontinuitas asuhan, pemulangan dan juga tindak lanjut setelah pasien

pulang rawat.

c) Case Manager mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan

berkoordinasi dengan tim pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan

medis dan komite medik.

d) Case Manager berkoordinasi /berkomunikasi dengan pasien dan

keluarga, sumber dana (contoh : asuransi, perusahan), sarana

pemberi pelayanan di masyarakat yang dapat memberikan pelayanan

yang dibutuhkan pasien, seperti fasilitas rehabilitasi atau penyedia

peralatan medis.

e) Dengan koordinasi ini, tujuan para Case Manager adalah untuk

memastikan hasil yang optimal baik bagi pasien maupun rumah sakit

termasuk mutu asuhan, utilisasi sumber daya secara efisien dan

penggantian biaya (reimbursement) perawatan.


f) Case Manager melayani bayi sampai dengan geriatrik, untuk

pelayanan yang menyeluruh (komprehensif) termasuk pelayanan

rawat inap, pemeriksaan pra-admisi, day surgery, kemoterapi rawat

jalan, pelayanan gawat darurat, perencanaan pemulangan pasien dan

lain sebagainya. termasuk rencana pemulangan yang aman.

Advokasi perlu mempertimbangkan sistem nilai pasien, kemampuan

finansial termasuk atas jaminan pembiayaan, pilihan, serta

kebutuhan pelayanan kesehatannya

DAFTAR PUSTAKA

1. Sunaringtyas W, Sulisno M. STRATEGI CASE MANAGER DALAM


MENGELOLA KASUS PASIEN RAWAT INAP DI RS B KEDIRI. The
Indonesian Journal Of Health Science. 2016;6(1).
2. Aeni W. Pengembangan Case manager Dalam Patient Centered Care. Jurnal
Manajemen Keperawatan Volume. 2014;2(2):126-34.
3. MAYASARI S, RAHMAN A, MUSLICHA E, QOWI NH, NURHADI M,
HAKIM L, et al. LAPORAN HASIL APLIKASI KLINIK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN CASE MANAGEMENT
BERDASARKAN RESEARCH AND DEVELOPMENT DI RUANG
BEDAH CEMPAKA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA.
4. Noviasari N, Kamil H. PELAKSANAAN STANDAR CASE
MANAGEMENT OLEH CASE MANAGER DI RSUD dr. ZAINOEL
ABIDIN BANDA ACEH. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan.
2017;2(2).
5. RAHMAN A. PENGEMBANGAN INSTRUMEN FUNGSI-TUGAS
CASE MANAGER DALAM METODE ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MAKP): CASE MANAGEMENT DI RSUD dr. H.
MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN: Univeritas Airlangga; 2018.

You might also like