You are on page 1of 10

STRATEGI KOMUNIKASI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) KOTA PEKANBARU DALAM PEDAMPINGAN


ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

By :Liany Wulan Asih


wulanpelukis@gmail.com

Supervisor :Nova Yohana, S.Sos M.I.Kom

Majors of Communication,Faculty of Social and Political Sciences University of Riau


The campus of Bina Widya street H. R Soebrantas Km. 12.5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293
Tel/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

Social issues became topics frequently discussed, such as poverty, corruption, crime and
social disparities as well, as well as with various cases of violence which often happens lately, is
sexual violence against children. One of the non profit institutions namely the Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) city of Pekanbaru has attempted to
provide guidance on child victims of sexual violence both in the psychological accompaniment
and legal accompaniment even with minimal budget. This research aims to identify the target of
the communication, the communication of the message destination, the selection of
communication media, and the role of the Communicator is used in Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) city of Pekanbaru in mentoring child victims of
sexual violence.
This research uses descriptive qualitative research methods, with the selection of the
informant using the technique of purposive sampling. Informants in this study is the Vice Chair
of the 1, counselors, psychologists, lawyers, and two parents of children victims of sexual
violence ever conducted by the Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) city of Pekanbaru. Using data collection techniques of observation, interview and
documentation. To analyze the results of research that uses techniques of data analysis based on
interactive models Huberman and Miles. Whereas the examination of the validity of the data
using the technique of prolongation of participation and triangulation.
The results of this research show that the communication strategy used in Integrated
service centres review of women and children (P2TP2A) city of Pekanbaru in mentoring young
victims of sexual violence, the first komunikan already know the children victims of sexual
assaults are reported through the terms of reference of each of the victims, namely the
background and chronology of events, as well as the situation and conditions of child victims of
sexual violence were reported. The aim of the communication messages are informative,
persuasive and educative. Communication media used in the media through face-to-face
counseling and supporting media using the media of drawing and coloring. While the role of the
integrated services centre Communicator review of women and children (P2TP2A) the city of
Soweto can be seen from the credibility and mentoring services.

Keywords: Communication Strategies, Mentoring, Child Victims of Sexual Violence, Pusat


Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) City of Pekanbaru

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 1


PENDAHULUAN Peran lembaga seperti Pusat
Latar Belakang Masalah Pelayanan Pemberdayaan Perempuan
Indonesia adalah bangsa yang dan Anak (P2TP2A) juga sangat
majemuk dengan beragam suku dan dibutuhkan. Sejak tahun 2002 atas
kebudayaan. Kondisi ini memunculkan inisiatif Kementerian Negara
banyak masalah sosial yang harus Pemberdayaan Perempuan telah
dialami Indonesia. Masalah sosial sudah mendorong pembentukkan P2TP2A di
menjadi topik yang hangat dibicarakan, seluruh Indonesia. Di awal
misalnya kemiskinan, korupsi, kejahatan pembentukannya, P2TP2A hanya ada di
dan juga kesenjangan sosial, begitu pula 3 daerah, yaitu Provinsi Lampung,
dengan berbagai kasus kekerasan yang Kabupaten Sidoarjo dan Kota Bandung.
sering terjadi belakangan ini. Salah Namun hingga saat ini sudah semakin
satunya kekerasan seksual terhadap anak. meningkat jumlahnya, telah terbentuk di
Kekerasan seksual terhadap anak masih 34 Provinsi dan 264 Kabupaten/Kota.
menunjukkan angka statistik tinggi dan P2TP2A lahir sebagai lembaga non profit
setiap tahun mengalami peningkatan. yang memberikan perlindungan, bukan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hanya pada perempuan namun juga pada
Komisi Nasional Perlindungan Anak, anak. Sebagai lembaga layanan terpadu,
bahwa kekerasan terhadap anak pada P2TP2A didalamnya terdapat unsur
tahun 2016 sebanyak 625 kasus. Dari pemerintah, masyarakat, kepolisian,
625 kasus tersebut 51% diantaranya pengadilan, dan stakeholder lainnya yang
adalah kasus kekerasan seksual terhadap berfungsi memberikan pelayanan
anak.(Sumber:http://news.metrotvnews.c psikososial, psikis maupun fasilitas
om/peristiwa/1bVY2gaN-2016-tahun- hukum terhadap korban. (Sumber:
darurat-nasional-kejahatan-seksual-anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan
diakses pada tanggal 2 Januari 2017 dan Anak Republik Indonesia. 2015)
Pukul 20.35 WIB) Pada tahun 2010, terbentuklah
Dampak yang terjadi pada anak P2TP2A Kota Pekanbaru. Namun tidak
korban kekerasan seksual bisa secara dapat berjalan sesuai tugas fungsinya
langsung maupun jangka panjang yakni dikarenakan adanya hambatan dalam hal
perkembangan emosional, sosial, dan anggaran atau biaya yang berdampak
psikologi korban. Kondisi emosionalnya pada ketidakaktifan pengurus.
akan mengalami gangguan yang ditandai Pembentukan P2TP2A Kota Pekanbaru
dengan kondisi stres, cemas, rasa terjadi kembali atau adanya revisi Surat
tertekan, ketakutan, dan rasa tidak aman Keputusan Walikota nomor 331 tahun
dalam kehidupan sehari-hari akibat 2013 tentang Pembentukan Pengurus
pengalaman buruk yang dialami. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Bahkan, tidak jarang anak korban Perempuan dan Anak ( P2TP2A) Kota
kekerasan seksual mengalami gangguan Pekanbaru. P2TP2A Kota Pekanbaru
psikologis di masa yang akan datang. yang tidak berjalan tentu berdampak
Gejala tersebut ditunjukkan karena terhadap pertanggung jawaban atas
adanya kesulitan dalam berinteraksi urusan pendampingan terhadap anak
dengan sesamanya, ketidakpercayaan korban kekerasan seksual. Akan tetapi,
diri, sehingga kehilangan harapan untuk sejak tahun 2013 hingga sekarang,
hidup.(Sumber: sindonews.com diakses P2TP2A Kota Pekanbaru yang bergerak
pada tanggal 2 Desember 2016) dibawah naungan Badan Perempuan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 2


Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Bentuk kekerasan seksual berupa
Berencana (BPPMKB) Kota Pekanbaru pelecehan seksual, pencabulan dan
tetap berupaya memberikan pemerkosaan yang terjadi di wilayah
pendampingan pada anak korban Kota Pekanbaru. Keberagaman kasus
kekerasan seksual baik secara kekerasan seksual tersebut tentunya akan
pendampingan psikologis maupun memiliki cara yang berbeda dalam
pendampingan hukum walaupun dengan penanganannya. Menurut Herlia Santi
anggaran yang minim. (Sumber: P2TP2A selaku konselor P2TP2A Kota
Kota Pekanbaru) Pekanbaru, anak korban kekerasan
Berdasarkan data yang peneliti seksual yang terjadi berulang dengan
dapatkan, Sejak tahun 2013 hingga 2016, jangka waktu yang lama, sangat susah
kasus anak korban kekerasan seksual untuk mengembalikan kepercayaan
yang dilakukan pendampingan oleh dirinya dan menggali kemauan
P2TP2A Kota Pekanbaru berdasarkan sebenarnya itu apa. Oleh karena itu
laporan pengaduan yang diterima adalah semua pihak yang terkait dalam
berjumlah 61 orang, terdiri dari pendampingan harus benar-benar tahu
pelecehan seksual sebanyak 23 orang, akar permasalahan yang terjadi, agar
pencabulan 31 orang dan perkosaan 7 solusi yang diberikan tepat.
orang. Pendampingan anak korban
Pendampingan anak korban kekerasan seksual harus selalu
kekerasan seksual sangatlah penting bagi didampingi oleh tenaga pendamping
korban supaya membantu yang profesional, sebab seorang anak
menyelesaikan, membantu meringankan, belum bisa menyelesaikan masalahnya
membantu memulihkan fungsi sosialnya dan harus dibantu oleh orang yang
dimasyarakat sekitarnya. Pendampingan berpengalaman, berilmu, dan
adalah suatu proses pemberian berketerampilan dalam berkomunikasi.
kemudahan (fasilitas) yang diberikan Sehingga diperlukan strategi komunikasi.
pendamping kepada klien dalam Karena keberhasilan kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan dan komunikasi secara efektif banyak
memecahkan masalah serta mendorong ditentukan oleh penentuan strategi
tumbuhnya inisiatif dalam proses komunikasi. Strategi komunikasi
pengambilan keputusan, sehingga merupakan panduan dari perencanaan
kemandirian klien secara berkelanjutan komunikasi dan manajemen untuk
dapat terwujud (Direktorat Bantuan mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
Sosial, 2007:4). tujuan tersebut strategi komunikasi harus
Berdasarkan hasil observasi yang dapat menunjukkan bagaimana
telah dilakukan peneliti, diketahui bahwa operasionalnya secara teknis harus
kasus anak korban kekerasan seksual dilakukan, dalam arti kata bahwa
yang dilaporkan di P2TP2A Kota pendekatan (approach) bisa berbeda
Pekanbaru adalah beragam. Ada yang sewaktu-waktu tergantung dari situasi
mendapatkan kekerasan seksual dan kondisi (Effendy, 2007:301).
berulang-ulang terjadi baru diketahui dan Berdasarkan latar belakang di
dilaporkan maupun mendapatkan atas dan mengingat pentingnya sebuah
kekerasan seksual sekali. Pelakunya lembaga yang harus memiliki suatu
mulai dari ayah kandung, ayah tiri, guru strategi untuk membantu menangani dan
mengaji, tetangga maupun pacar sendiri. melindungi anak korban kekerasan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 3


seksual dalam hal pendampingan. Maka, mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
peneliti tertarik dan merasa perlu untuk
meneliti bagaimana strategi komunikasi Tujuan Strategi Komunikasi
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Menurut R. Wayne Pace, Breint D.
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Peterson, dan M. Dallas Burnet (dalam
Pekanbaru dalam pendampingan anak Effendy, 2013: 32), tujuan utama dari
korban kekerasan seksual. strategi komunikasi adalah sebagai berikut:
1. To secure understanding
TINJAUAN PUSTAKA 2. To establish acceptance
Pengertian Strategi Komunkasi 3. To motivate action
Menurut Rangkuti, strategi adalah
alat untuk mencapai tujuan. Tujuan Fungsi Strategi Komunikasi
utamanya adalah agar perusahaan dapat Strategi komunikasi terdiri dari dua
melihat secara objektif kondisi-kondisi aspek, yaitu secara makro atau mikro.
internal dan eksternal, sehingga perusahaan Berdasarkan aspek tersebut, strategi
dapat mengantisipasi perubahan lingkungan komunikasi memiliki fungsi ganda yaitu:
eksternal (Rangkuti, 2009:3). 1. Menyebarluaskan pesan komunikasi
Bernard Berelson dan Gary yang bersifat informatif, persuasif dan
A.Steiner mengatakan bahwa komunikasi instruktif secara sistematis kepada
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, sasaran untuk memperoeh hasil yang
keterampilan, dan sebagainya, dengan optimal.
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, 2. Menjembatani kesenjangan budaya
gambar, figure, grafik dan sebagainya. akibat kemudahan diperolehnya dan
Tindakan atau transmisi itulah yang kemudahan dioperasionalkannya media
biasanya disebut komunikasi (Mulyana, massa yang begitu ampuh, yang jika
2007:68). dibiarkan dapat merusak nilai-nilai
Dalam buku berjudul “Dimensi- budaya.
dimensi Komunikasi” Onong Uchjana
Effendi menyatakan bahwa: “strategi Komponen - Komponen Strategi
komunikasi merupakan panduan dari Komunikasi
perencanaan komunikasi dan manajemen Menurut Onong Uchjana Efendy
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan
mencapai tujuan strategi komunikasi harus Praktik (2013), komponen –komponen
dapat menunjukkan bagaimana strategi komunikasi antara lain ialah sebagai
operasionalnya secara teknis harus berikut:
dilakukan, dalam arti kata bahwa 1. Mengenali Sasaran Komunikasi
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu a. Faktor kerangka referensi
tergantung dari situasi dan kondisi” b. Situasi kondisi
(Effendy, 2013:32). 2. Pemilihan Media Komunikasi
Jadi strategi komunikasi adalah suatu 3. Pengkajian Tujuan Pesan
cara rencana dasar yang menyeluruh dari Komunikasi
rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan 4. Peranan Komunikator
oleh sebuah organisasi untuk mencapai a. Daya Tarik
suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan b. Kredibiltas Sumber
memiliki sebuah perencanaan komunikasi
dengan manajemen komunikasi untuk

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 4


Pendampingan Metode Pendampingan
Pengertian Pendampinan Metode pendampingan adalah proses
Pendampingan adalah suatu proses kegiatan agar terjadinya pendmpingan,
pemberian kemudahan yang diberikan metode pendampingan yang biasa digunakan
pendamping kepada klien dalam dalam kegiatan pedampingan antara lain:
mengidentifikasi kebutuhan dan 1. Konsultasi
memecahkan masalah serta mendorong Konsultasi adalah upaya pembantuan
tumbuhnya inisiatif dalam proses yag diberikan pendaming terhadap
pengambilan keputusan, sehingga masyarakat dengan cara memberikan
kemandirian klien secara berkelanjutan jawaban, solusi dan pemecahan
dapat terwujud (Direktorat Bantuan sosial, masalah yang dibutuhkan
2007:4). masyarakat.
Menurut Deptan (2004) dalam 2. Pembelajaran
skripsi Astuti Reni (2012:13), Pembelajaran adalah alih
pendampingan adalah kegiatan dalam pengetahuan dan sisitem nilai yang
pemberdayaan masyarakat dengan dimiliki oleh pendamping kepada
menempatkan tenaga pendamping yang masyarakat dalam proses yang
berperan sebagai fasilitator, komunikator, disengaja.
dan dinamisator. 3. Konseling
Dapat disimpulkan bahwa Konseling adalah membantu
pendampingan adalah proses hubungan menggali semua masalah dan potensi
antara pendamping dan klien dalam bentuk yang dimiliki dan membuka
memperkuat dukungan, mendayagunakan alternatif-alternatif solusi untuk
berbagai sumber dan potensi dalam mendorong masayarakat mengambil
pemenuhan kebutuhan hidup, dan usaha keputusan berdasarkan pertimbangan
pemecahan masalah serta mendorong yang ada dan harus berani
tumbuhnya inisiatif dalam proses bertanggung jawab bagi kehidiupan
pengambilan keputusan, sehingga masyarakat. Bintan (2010) dalam
kemandirian klien secara berkelanjutan skripsi Reni (2012:16)
dapat terwujud.
Prinsip Dasar Pendampingan
Tujuan Pendampingan Dalam Depsos (2007:9)
Adapun tujuan dari pendampingan melaksanakan tugasnya, pendamping harus
adalah: berpedoman dan memegang teguh prinsip-
1. Memperkuat dan memperluas prinsip sebagai berikut:
kelembagaan yang sedang dijalankan 1. Penerima (acceptance)
dimasyarakat. 2. Individualisasi (individualization).
2. Menumbuhkan dan menciptakan 3. Tidak menghakimi (non
strategi agar berjalan dengan lancar judgemental)
dan tercpai tujuan yang dijalankan 4. Kerahasiaan (confidentiality)
3. Meningkatkan peran serta aparat 5. Rasional (rationality)
maupun tokoh masyarakat dalam 6. Empati (empaty)
melaksanakan program 7. Kesungguhan dan ketulusan
pendampingan. Deptan (2004) dalam (geniuness)
skripsi Reni (2012:15) 8. Mawas diri (self awareness)
9. Partisipasif (participation)

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 5


untuk menghindari trauma kedua
Kode Etik dalam Melakukkan (Djohan,2017).
Pendampingan
Dalam melakukan kegiatan pendampingan Anak Korban Kekerasan Seksual
tentunya memiliki kode etik yang harus Menurut Kamus Umum Bahasa
dijalankan. Menurut Kementrian Indonesia mengenai pengertian anak secara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan etimologis diartikan dengan manusia yang
Anak Republik Indonesia ada hal yang masih kecil ataupun yang belum dewasa.
penting yang harus diingat ketika bekerja Anak merupakan individu yang berada
membantu korban kekerasan adalah kode dalam satu rentang perubahan
etik. Tiga hal yang perlu diingat adalah: perkembangan yang dimulai dari bayi
1. Menjaga kerahasiaan hingga remaja. Masa anak merupakan masa
Kasus kekerasan seksual merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang
kasus yang sensitif dan rentan dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia
terhadap penyalahgunaan informasi. bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah
Karena konteks masalah tidak hanya (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga
mengenai korban itu sendiri, remaja (11-18 tahun). Pengertian anak
melainkan melibatkan pihak lain, menurut Undang-Undang No. 23 Tahun
yaitu pelaku, maka menjaga 2002 Tentang Perlindungan Anak, juga
kerahasiaan sangatlah penting. menyatakan bahwa anak adalah“seseorang
2. Memberikan informed consent yang berusia 18 tahun, termasuk anak yang
Informed consent adalah pernyataan masih dalam kandungan”(Deputi Bidang
kesediaan atau persetujuan. Sebelum Tumbuh Kembang Anak Kementerian
dimulai sebuah wawancara atau Pemberdayaan Perempuan dan Anak, 2010).
pemberian treatmen dalam bentuk Sedangkan pengertian korban
apapun, seorang pewawancara atau menurut Arif Gosita dalam (Rena Yulia,
pemberi jasa harus memberikan 2013:49) adalah mereka yang menderita
informed consent yang berisi jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat
pernyataan klien bahwa klien tahu tindakan orang lain yang bertentangan
apa yang akan diminta darinya dengan kepentingan diri sendiri atau orang
(informasi) dan akan dilakukan lain yang mencari pemenuhan kepentingan
kepadanya. diri sendiri atau orang lain yang
3. Menjaga well-being (kesejahteraan bertentangan dengan kepentingan hak asasi
psikologi) klien dan diri sendiri yang menderita. Sementara istilah kekerasan
Bekerja dengan klien yang seksual adalah perbuatan yang dapat
mengalami peristiwa traumatis dikategorikan hubungan dan tingkah laku
seperti kekerasan tidaklah mudah. seksual yang tidak wajar, sehingga
Tujuan utama adalah untuk menjaga menimbulkan kerugian dan akibat yang
well-being atau kesejahteraan serius bagi para korban. Oleh karena itu,
mental klien, agar lien tidak kekerasan seksual cenderung membawa
mengalami reviktimisasi oleh dampak pada pikologis dan fisik yang
pekerja sosial atau pemberi jasa permanen dan berjangka panjang
layanan. Namun, tidak boleh (Sumber: http: // www. Kpai. go. Id / artikel
dilupakan well-being diri sendiri / lindungi – anak – indonesia – dari-
yaitu pemberi jasa tersebut. Hal ini kekerasan-seksual / diakses tanggal 2
Desember 2016 pukul 22.15 WIB).

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 6


Sehingga dapat disimpulkan bahwa (Kementerian Pemberdayaan Perempuan
anak korban kekerasan seksual adalah dan Anak Republik Indonesia, 2015:4)
seseorang yang berusia dibawah 18 (delapan
belas) tahun, yang mendapatkan hubungan METODE PENELITIAN
dan tingkah laku seksual tidak wajar yang Metode penelitian ini menggunakan
mengakibatkan kerugian atau bahaya secara tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
fisik, psikologi, dan finansial, baik yang kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti
dialami individu maupun kelompok. sebagai instrumen penelitian berusaha
mencari informasi sebanyak-banyaknya dari
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan subjek sebagai orang yang dijadikan
Perempuan dan Anak informan dalam penelitian yang dilakukan.
Pada awal pembentukannya di 3 Disini, peneliti mendeskripsikan bagaimana
(tiga) daerah, yaitu Provinsi Lampung, strategi komunikasi Pusat Pelayanan
Kabupaten Sidoarjo dan Kota Bandung telah Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
dijadikan pilot project dan hngga saat ini Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru Dalam
sudah semakin menngkat jumahnya, pada Pendampingan Anak Korban Kekerasan
tahun 2014 telah terbentuk di 34 Provinsi Seksual. Adapun yang menjadi subjek
dan 264 Kabupaten/Kota dengan berbagai penelitian dalam penelitian ini adalah
kondisi dana tantangannya. Hal ini sebanyak enam orang yang berkaitan dan
membuktikan adanya kepedulian dan terlibat langsung dalam pendampingan anak
komitmen yang tnggi dari pemerintah korban kekerasan seksual di P2TP2A Kota
daerah provinsi, Kabupaten dan Kota Pekanbaru ini, yaitu satu orang wakil ketua
dalamm mewujudkan kesetaraan gender, 1, tiga orang tenaga pendamping (Konselor,
melalui pembentukkan P2TP2A. Psikolog, Pengacara), dan dua orang
P2TP2A yang dibentuk oleh orangtua anak korban kekerasan seksual
pemerintah atau berbasis masyarakat pada yang pernah menjadi klien P2TP2A Kota
awalnya diharapkan sebagai tempat Pekanbaru. Adapun penentuan subjek pada
pelayanan yang terintegrasi meliputi: pusat penelitian ini dilakukan secara purposive
rujukan, pusat konsultasi usaha, konsultasi sampling, dimana mereka dipilih dengan
kesehatan reproduksi, konsultasi hukum, pertimbangan bahwa mereka dianggap dapat
pusat krisis terpadu (PKT), pusat pelayanan dipercaya oleh peneliti dan dapat
terpadu (PPT), pusat pemulihan trauma memberikan informasi data yang diperlukan,
(trauma center), pusat penanganan krisis sehingga dapat memudahkan peneliti
perempuan (women crisis center), pusat menemukan jawabann penelitian ini. Teknik
pelatihan, pusat informasi iptek (PIPTEK), pengumpulan data dalam penelitian ini
rumah aman (shelter), rumah singgah, atau dilakukan melalui observasi, wawancara dan
bentuk lainnya. dokumentasi.
Namun konsep yang kedepan
diharapkan sebagai lembaga berbasis HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat yang berperan sebagai unit crisis Mengenali Sasaran Komunikasi P2TP2A
center dengan melakukan layanan Kota Pekanbaru Dalam Pendampingan
pengaduan, kesehatan, rehabilitasi sosial, Anak Korban Kekerasan Seksual
konseling, pendampingan hukum, P2TP2A Kota Pekanbaru mengenali
pemulangan dan reintegarsi sosial (bagi sasaran komunikasi melalui laporan dari
korban traffiking) dengan memperluas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
fungsi layanan yaitu layanan promosi dan (PPA) Polresta Pekanbaru, Masyarakat atau
pemberdayaan bagi korban kekerasan pengaduan secara langsung dari

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 7


orangtua/keluarga korban ke P2TP2A Kota anak korban kekerasan seksual melalui
Pekanbaru. Kemudian dilakukan identifikasi pertemuan konseling. Dalam pertemuan
mengenai masalah anak korban kekerasan konseling, korban akan digali perasaannya
seksual yang dilaporkan tersebut dengan terhadap masalah yang dihadapinya dan hal-
melakukan assesement awal kepada hal yang belum tergali oleh pihak polisi.
orangtua/keluarga korban. Adapun sasaran Peneliti juga menemukan bahwa P2TP2A
komunikan dalam pendampingan ini adalah Kota Pekanbaru menggunakan media
anak yang masih berusia dibawah 18 tahun pendukung dalam proses pendampingan
yang mengalami tindakan kekerasan seksual yakni melalui media bermain seperti
(tanpa diskriminasi apapun) seperti mewarnai dan menggambar. Pemilihan
pelecehan seksual, pencabulan maupun media ini bergantung pada usia anak korban
pemerkosaan yang terjadi di wilayah Kota kekerasan seksual dan karakterisitk anak
Pekanbaru. tersebut. Bagi anak yang berusia dibawah 9
P2TP2A Kota Pekanbaru dalam tahun, media mewarnai dan menggambar
menangani anak korban kekerasan seksual merupakan pilihan media komunikasi
memperhatikan terlebih dahulu kerangka mereka.
referensi setiap anak korban kekerasan
seksual yang dilaporkan berupa latar Peranan Komunikator P2TP2A Kota
belakang, kronologis kejadian serta situasi Pekanbaru Dalam Pendampingan Anak
dan kondisinya Korban Kekerasan Seksual
Sebagai lembaga layanan terpadu,
Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi P2TP2A Kota Pekanbaru dituntut untuk
P2TP2A Kota Pekanbaru Dalam memiliki kemampuan dalam
Pendampingan Anak Korban Kekerasan mengidentifikasi kasus anak korban
Seksual kekerasan seksual yang didampingi. Pesan
Adapun pesan yang disampaikan yang disampaikan harus sesuai dengan
oleh P2TP2A Kota Pekanbaru adalah pesan situasi kondisi korban dan tujuan dari
informatif, pesan persuasif dan pesan lembaga tersebut. Kemudian melalui media
edukatif. Pesan informatif adalah hal yang apa pesan tersebut disampaikan sehingga
berisi tentang hak-hak anak dan komunikasi dapat berjalan sebagaimana
perlindungan anak, pesan persuasif adalah yang diharapkan. Peranan komunikator
mengajak orangtua/ keluarga korban dan dalam menyampaikan pesan komunikasi
komunitas untuk memberikan dukungan sangat berpengaruh pada komunikan.
pada anak korban kekerasan seksual. Komunikator disebut sebagai sumber atau
sedangkan pesan edukatif adalah dalam bahasa inggrisnya disebut dengan
memberitahu pola asuh dalam keluarga source, sender, atau encoder. Dalam
supaya orangtua/keluarga berhati-hati agar peristiwa komunikasi sumber merujuk
tidak terjadi keberulangan kasus yang sama kepada pembuat atau pengirim informasi.
dan anak tidak mengalami kekerasan yang Sumber atau pengirim informasi bisa terdiri
lain lagi. dari satu orang, tetapi bisa juga dalam
bentuk kelompok misalnya partai, organisasi
Pemilihan Media Komunikasi P2TP2A atau lembaga (Cangara, 2013:27).
Kota Pekanbaru Dalam Pendampingan Berdasarkan hasil penelitian yang
Anak Korban Kekerasan Seksual didapat bahwa P2TP2A Kota Pekanbaru
P2TP2A Kota Pekanbaru melakukan sebagai komunikator, mampu
media tatap muka atau langsung dengan berkomunikasi dengan baik pada anak

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 8


korban kekerasan seksual yang telah selesai anak korban kekerasan seksual
didampingi tersebut. Pihak P2TP2A Kota berupa tempat dan ruangan
Pekanbaru dalam menggali informasi pertemuan anak korban kekerasan
tentang anak korban kekerasan seksual tidak seksual, kondisi fisik dan psikis anak
seperti mengintrogasi anak korban korban kekerasan seksual.
kekerasan seksual tersebut, menjaga privasi 2. Strategi pemilihan media komunikasi
dan kerahasiaan korban serta keluarga. Hal Pusat Pelayanan Terpadu
ini selaras dengan apa yang diungkapkan Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Jalaluddin Rakhmat bahwa Indikator yang (P2TP2A) Kota Pekanbaru dalam
paling penting dalam komunikator adalah pendampingan anak korban
kredibilitas yaitu menyangkut kepercayaan kekerasan seksual menggunakan
dan keahlian. Berlo dalam Hafied Cangara media tatap muka melalui pertemuan
menambahkan bahwa kredibilitas seorang konseling dan menggunakan media
komunikator bisa timbul jika ia memiliki pendukung seperti media mewarnai
keterampilan komunikasi (communication dan menggambar.
skills), pengetahuan yang luas mengenai 3. Strategi mengkaji tujuan pesan
materi yang dibawakannya (knowledge), komunikasi Pusat Pelayanan
sikap jujur dan bersahabat (attitude), serta Terpadu Pemberdayaan Perempuan
mampu beradaptasi dengan sistem sosial dan Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru
budaya (social and culture system) adalah bersifat informatif, persuasif
masyarakat yang dihadapinya. dan eduktif. Penggunaan isi Pesan
informatif adalah hal yang berisi
KESIMPULAN tentang hak-hak anak dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan perlindungan anak, pesan persuasif
dari data penelitian yang penulis peroleh, adalah mengajak orangtua/ keluarga
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: korban dan komunitas untuk
1. Strategi mengenali sasaran memberikan dukungan pada anak
komunikasi Pusat Pelayanan korban kekerasan seksual. sedangkan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan pesan edukatif adalah memberitahu
dan Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru pola asuh dalam keluarga supaya
dalam pendampingan anak korban orangtua/keluarga berhati-hati agar
kekerasan seksual adalah dengan tidak terjadi keberulangan kasus
menerima informasi terlebih dahulu yang sama dan anak tidak
berupa laporan dari Unit mengalami kekerasan yang lain lagi.
Perlindungan Perempuan dan Anak 4. Strategi peranan komunikator Pusat
(PPA) Polresta Pekanbaru, Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Masyarakat atau pengaduan secara Perempuan dan Anak (P2TP2A)
langsung dari orangtua/keluarga Kota Pekanbaru adalah dengan
korban ke P2TP2A Kota Pekanbaru. melihat kredibilitas dan layanan
Kemudian dengan memperhatikan pendampingan. Adapun kredibilitas
faktor-faktor anak korban kekerasan P2TP2A Kota Pekanbaru berupa
seksual yang dilaporkan berupa mengikuti pelatihan, memiliki tenaga
faktor kerangka referensi antara lain ekspet, mempelajari teori
latarbelakang anak korban kekerasan perlindungan anak dan perspektif
seksual tersebut, kronologis korban. Sedangkan dalam layanan
kejadiannya. Dan situasi kondisi pendampingan; tidak mengintrogasi

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 9


korban, menjaga privasi dan Berdasarkan Undang-Undang Nomor
kerahasiaan korban dan membantu 23 Tahun 2002 Tentang
korban secara gratis. Perlindungan Anak. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Sumber Internet


Buku: Djohan,Dhea Azzahrah.2017.Pendampingan
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan & Psikososial Sebagai
Strategi Komunikasi. Jakarta: PerlindunganKhusus Terhadap Anak
Rajawali Pers. Korban Kejahatan Seksual, Skripsi
S1 Departeman Hukum Pidana
Direktorat Bantuan Sosial. 2007. Fakultas Hukum Universitas
Pedoman Pendamping Pada Hasanuddin,Makasar,dalam http://re
rumah Perlindungan dan Trauma pository.unhas.ac.id/bitstream/handle
Center. Jakarta: Departemen /123456789/23278/skripsi%20lengka
Sosial RI. pi dan dhe%20azzahrah%20djohan.p
df?sequence=1, diakses pada 17
Effendi, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Februari 2017 pukul 21.45 WIB
Komunikasi: Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya. http: // www. Kpai. go. Id / artikel /
lindungi – anak – indonesia –
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dari-kekerasan-seksual / diakses
dan Anak Republik Indonesia. tanggal 2 Desember 2016 pukul
2015. Buku Pegangan: Fasilitas 22.15 WIB
Peningkatan Kapasitas Pengelola
P2TP2A dan Forum Koordinasi http://news.metrotvnews.com/peristiwa/1
Lembaga Layanan Bagi Badan bVY2gaN-2016-tahun-darurat-
Pemberdayaan Perempuan nasional-kejahatan-seksual-anak
dan Koordinator Wilayah. Jakarta diakses pada tanggal 2 Januari
2017 Pukul 20.35 WIB)
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Reni, Astuti. 2012. Pola Pendampingan
Rosdakarya. Lembaga swadaya Masyarakat
(LSM) rumpun Tjoet Njak Dien
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yogyakarta Bagi Pekerja
Yang Kreatif dan Analisis Kasus Rumah Tangga Berbasis Hak
Integrated Marketing Asasi. Skripsi S1 Program Studi
Communication. Jakarta: Gramedia Pendidikan Sekolah Jurusan
Pustaka Utama Pendidikan Luar Sekolah Universitas
Negeri Yogyakarta, dalam
Undang-Undang http://eprints.uny.ac.id/7814/,diakses
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak pada 17 Februari 2017 pukul
Kementerian Pemberdayaan 20.55 WIB
Perempuan dan Anak Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak. sindonews.com diakses pada tanggal 2
2010. Perlindungan Anak Desember 2016 pukul 22.30 WIB

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017] 10

You might also like