Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Size Reduction ini telah disahkan
Hari, Tanggal : 2018
Nama / NIM : Aryadita Ayu P. NIM 21030115140173
Faiha F. Salsabila NIM 21030115130175
Fiqky Akbar NIM 21030115120075
Kelompok : 6 / Rabu
Judul Materi : Size Reduction
Semarang, 2018
Dosen Pembimbing,
i
Ringkasan
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu melakukan pengukuran partikel dengan metode
sieving ,mampu mengukur daya (energy) yang terpakai pada operasi size reduction dengan
kapasitas yang berbeda-beda ,mampu menerapkan hokum kick dan ritinger dan mampu membuat
laporan praktikum secara tertulis
Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan
memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang
diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan.
Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral untuk
menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi produk yang akan
dipasarkan.
Pada praktikum Size reduction digunakan alat berupa Hammer mill dan sieving
,sedangkan bahan yang digunkaan berupa batu bata berbentuk kubus berukuran 2,3 cm ;3,3 cm
dan 4,3 cm dengan masing masing berat 200 gram, 300 gram , 400 gram,dan 500 gram .Prosedur
yang digunakan yaitu menyiapkan batu bata; mengukur daya yang terpakai pada operasi size
reduction ,memasukkan bahan kedalam hammer mill sesuai dengan variable yang ada dan
mengukur diameter partikel dengan menggunakan metode sieving
Pada praktikum ini diperoleh hasil yaitu semakin besar diameter umpan, maka sebanding
dengan nilai reduction ratio nya,konstanta kick tiap variable dan konstanta rittinger dari tiap variable
yang ada dimana Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Kick
akibat energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar. dan kapasitas umpan yang
semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Rittinger akibat energi yang dibutuhkan untuk
penggerusan semakin besar.
ii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia dengan materi Size Reduction.
Dalam laporan ini penulis meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin
menyelesaikan makalah ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima
kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing materi Size Reduction Praktikum Operasi Teknik Kimia
Universitas Diponegoro Bapak Dr. Siswo Sumardiono, ST., MT.
2. Asisten Laboratorium Proses Kimia Universitas Diponegoro Anindita Indriana.
3. Kedua orang tua atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan, dan
pengorbanan yang telah diberikan.
4. Teman-teman angkatan 2015 Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Penulis
menyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................i
RINGKASAN ................................................................................................................................... ii
PRAKATA....................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 7
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 7
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Praktikum......................................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Praktikum....................................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 9
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan ..................................................... 9
2.2 Size reduction............................................................................................................................. 10
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan .......................................................................................... 12
2.4 Pengertian Diameter................................................................................................................... 13
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................................................. 15
3.1 Rancangan Percobaan ................................................................................................................ 15
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ............................................................................................... 16
3.3 Gambar Rangkaian Alat ............................................................................................................. 16
3.4 Prosedur Praktikum .................................................................................................................... 16
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 17
4.1 Hasil Percobaan ......................................................................................................................... 17
4.2 Pembahasan................................................................................................................................ 18
BAB V PENUTUP .........................................................................................................................23\
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 23
5.2 Saran .......................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 24
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan
memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang
diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan. Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan
mineral untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi
produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari sisi yang lain, pengoperasian unit size
reduction dalam industri kimia dan mineral sering mengakibatkan biaya tinggi karena
operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adanya sifat fisis dari beban yang
beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan size reduction tidak efisien adalah
kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Disamping itu, persamaan empiris
yang berguna untuk memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori yang ada.
Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan bahwa jumlah kerja yang
dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding dengan luasan permukaan baru yang
terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan percobaan untuk menerapkan
hubungan empiris suatu operasi size reduction (Hukum Kick dan Rittinger).
7
5. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang
dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan.
1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio, daya, dan
energi penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.
2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size reduction.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu
partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil
sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara
penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya
digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau
menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar.
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa
inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi :
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8‐10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher
dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga
bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan
± 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan produk berukuran
250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari 20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya.
Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet
dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2‐10 mesh.
9
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan bahan
baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu
bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya
berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat
Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor sifat
alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness
suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud
serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan
menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan
crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuranproduk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
10
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit
dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidakboleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material yang
membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang amanlingkungan.
(Coulson,2002)
2.2.3 Alat-alat Penggerusan
Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang baik
dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam pengoperasian
size reduction:
1. Coarse size reduction : umpan sebesar 2 – 96 inch atau lebih.
(Brown, 1979)
Tabel 2.1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi
Hardinge mill
Babcock mill
(Coulson, 2002)
11
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan
Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran
partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan.
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama besarnya
dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2 inch menjadi 1/4
inch.
12
2.4 Pengertian Diameter
𝑛
2
= 𝑁𝑖𝐵𝑖𝐷𝑖 × ∑(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 × 𝑙𝑢𝑎𝑠)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑖=1
13
2
𝑁1𝐵1𝐷12 + 𝑁2𝐵2𝐷22 + ⋯ + 𝑁𝑛𝐵𝑛𝐷𝑛2
(𝐷𝑠𝑢𝑟) =
𝐵(𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁𝑛)
𝑛
𝑁𝑡𝐵𝑡𝐷𝑡 2
∑
𝐵 ∑𝑛𝑖=1 𝑁𝑡
𝑖=1
14
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Persiapan Bahan
Operasi Screening
a. Variabel tetap
b. Variabel berubah
15
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
3.1.2 Alat yang digunakan : Hammer Mill, Alat Sieving, alat pengukur kuat arus,
16
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
17
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Reduction Ratio dengan Energi Penggerusan
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, didapatkan grafik
hubungan antara reduction ratio dengan energi penggerusan sebagai berikut.
Energy pemggerusan
Reduction ratio
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada setiap grafik batang di atas,
untuk ukuran semua reduction ratio, nilai energi penggerusan mengalami
kenaikan sebanding dengan jumlah variabel yang ada, yakni 200 gr, 300 gr , 400
gr dan 500 gr. Pada variabel berat 200 gr dengan reduction ratio 31,165 memiliki
nilai energi penggerusan yang paling kecil dan untuk energi penggerusan paling
besar adalah pada variabel 500 gr dengan ukuran reduction ratio sebesar 67,062 .
Adapun persamaan yang menyatakan nilai reduction ratio sebagai berikut :
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑡𝑒𝑟 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝑟𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
Dari persamaan reduction ratio tersebut dapat kita menyimpulkan bahwa
semakin besar diameter umpan, maka sebanding dengan nilai reduction ratio –
nya. Sedangkan reduction ratio berbanding terbalik dengan diameter produk,
artinya semakin kecil diameter produk maka nilai reduction ratio-nya semakin
besar.
Sedangkan untuk besarnya energi penggerusan yang di butuhkan, dapat
dinyatan dengan persamaan berikut :
𝐸 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉. 𝐼. 𝑡 cos 𝜃
18
Dari persamaan energi penggerusan, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya nilai energi penggerusan, diantaranya adalah tegangan
alat, arus yang dihisilkan dan waktu penggerusan. Semakin lama waktu
penggerusan yang dibutuhkan untuk menggerus umpan maka semakin besar pula
energi penggerusan. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan semakin
meningkat seiring dengan diameter umpan yang semakin besar dan juga kapasitas
yang semakin bertambah. Sedangkan diameter umpan berbanding lurus dengan
besarnya nilai reduction ratio. Sehingga untuk menggerus feed dengan diameter
semakin besar dan kapasitas lebih besar dibutuhkan energi penggerusan yang
lebih besar juga.
20000
18000
Energi Penggerusan (Joule)
Dari gambar 4.2 dapat terlihat untuk variabel 200 gram mempunyai nilai
konstanta Kick yang paling kecil diantara variabel lain sebesar 28292, pada
variabel 300 gram sebesar 25480 , variabel 400 gram sebesar 18303 sedangkan
pada variabel 500 gram mempunya nilai konstanta Kick terbesar yakni sebesar
30816. Hal ini dapat di jelaskan dengan persamaan berikut :
𝐷𝑖
𝐸 = log ( )
𝑑𝑖
(Mc. Cabe, W.L , 1985)
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝐷𝑖
𝑦 = 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = log ( )
𝑑𝑖
19
dimana,
E : Energi penggerusan
k : Konstanta Kick
Di : Diameter umpan
di : Diameter produk
m : Gradient garis
25000
y = 3335.2x - 47661
Energi Penggerusan (joule)
20
Dari gambar 4.3 dapat terlihat untuk variabel 200 gram mempunyai nilai
konstanta Rittinger yang paling kecil diantara variabel lain sebesar 3019,7 , pada
variabel 300 gram sebesar 3335,2, variabel 400 gram sebesar 3913,5 sedangkan
pada variabel 500 gram mempunya nilai konstanta Rittenger yakni sebesar 10059.
Berdasarkan grafik hubungan konstanta Rittinger terhadap energi penggerusan,
dapat diketahui bahwa nilai energi penggerusan bervariasi. Teori yang ada sesuai
dengan hukum Rittinger yaitu bahwa energi yang dibutuhkan berbanding lurus
dengan luasan baru partikel (Mc. Cabe, W.L , 1985). Artinya semakin besar
luasan baru partikel (diameter partikel kecil) maka semakin besar energi
penggerusannya. Sedangkan konstanta Rittinger berbanding lurus dengan energi
penggerusan, sehingga jika energi penggerusan semakin besar maka nilai
konstanta Rittinger akan semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat dari persamaan
berikut:
1 1
𝐸 = 𝑘𝑟 ( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
(Mc. Cabe, W.L , 1985).
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
1 1
𝑦 = 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = ( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
dimana,
E : Energi penggerusan
kr : Konstanta Rittenger
Di : Diameter umpan
di : Diameter produk
m : Gradient garis
Ada 5 struktur yang terdapat pada mesin hammer mill ini, yaitu (Zulkarnain,
2014):
1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna untuk
menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta bertindak sebagai
tempat hasil produksi keluar.
2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin. Terdiri dari
poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan landasan. Bagian ini juga
21
bekerja dengan kecepatan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
pemeriksaan keseimbangan setiap bagian sebelum mesin dijalankan.
3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan memeriksa
komponen komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini memungkinkan kita
untuk membersihkan saringan dan mengganti pisau penghancur dengan lebih
mudah.
4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara bagian atas
mesin dengan bagian bawahnya. Selain itu, casing ini juga berfungsi sebagai
pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi yang cukup bersama-sama
dengan rotor.
5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk bahan baku
produksi.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Reduction ratio dan energi penggerusan mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan ukuran diameter umpan.
2. Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Kick akibat
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.
3. Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Rittinger
akibat energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.
5.2 Saran
1. Pengukuran arus pada ampermeter harus teliti.
2. Umpan yang digunakan harus dalam keadaan kering dan ukuran yang seragam.
3. Proses sieving harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi mass loss.
4. Terkait laboratorium, sebaiknya beberapa alat yang telah rusak dapat diganti. Apabila
dimungkinkan, tipe-tipe alat size reduction lainnya dapat disediakan oleh
laboratorium dengan tujuan agar pengetahuan praktikan tidak sebatas alat hammer
mill saja yang sudah ada.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill
Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal 261. Tioon
Well Finishing Co. Ltd. Singapura.
Zulkarnain, Rifki. 2014. Perancangan Hammer Mill Penghancur Bongkol jagung dengan
Kapasitas 100kg/jam sebagai Pakan Ternak. Teknik Mesin, Universitas Muria
Kudus.
24
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
2. Hasil percobaan
a. Kuat arus
Kuat arus (I)
t(s) 2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
200 300 400 500 200 300 400 500 200 300 400 500
0 2,6 5,8 2,6 3,4 4,2 4,1 2,5 3,7 1,8 6 84 1,6
2 1,9 1,6 1,7 2,2 1,8 2,2 1,8 1,8 1,6 1,8 1,3 1,5
4 1,5 1,4 1,7 1,6 1,6 1,5 1,7 1,9 1,6 1,6 1,7 1,4
6 1,2 1,2 1,2 1,4 1,5 1,5 1,3 1,7 1,4 1,4 1,7 1,2
8 1,1 1,1 1,1 1,2 1,3 1,3 1,2 1,5 1,2 1,2 1,4 1,1
10 1 1,4 0,8 1,4 1,2 1,1 1,1 1,4 1,4 1,4 1,2 1
12 0,8 0,7 0,7 0,7 1,1 1,1 1 1,2 1,3 1,3 1,2 1
14 0,7 0,8 0,9 1,1 1,2 1,2 1,1 1
16 0.8 1 1,1 1,1 1 1
0,7 0,9 1,1 1,1 0,8 1
0,7 1 1,1 0,7 1
1 0,7 1
0,9 0,6 0,9
0,8
0,7
Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 265 255 277 242 225 216
2 49 40 7 8 62 47
3 79 90 85 107 91 99
4 12 20 10 22 8 24
Jumlah 405 405 379 379 386 386
Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 334 321 323 297 267 263
2 5 7 33 29 55 54
3 112 120 113 138 112 110
4 5 8 8 13 16 23
Jumlah 456 456 477 477 450 450
LEMBAR PERHITUNGAN
2. Perhitungan TAAD
𝑋𝑖
∑
𝐶𝑖 𝐷2 𝑎𝑣𝑔
𝑇𝐴𝐴𝐷 = 𝑋𝑖
∑
𝐶𝑖 𝐷3 𝑎𝑣𝑔
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝐴𝐴𝐷
V=220√3 volt
E=V.I.t.cosθ
Dimana, cos θ = 0,81
massa(gram) diameter umpan I(Ampere) t(sekon) E praktis
2,3 1,47 14 6352,0273
200 3,3 1,8 16 8889,1344
4,3 1,78 22 12086,754
2,3 1,49 14 6438,4494
300 3,3 1,77 16 8740,9822
4,3 1,89 26 15167,086
2,3 1,56 14 6740,9269
400 3,3 1,79 20 11049,688
4,3 1,99 26 15969,577
2,3 1,7 14 7345,8819
500 3,3 1,95 22 13241,106
4,3 2,03 30 18796,815
5. Perhitungan Konstanta Kick
𝐷 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝐸 = 𝐾𝑘 log(𝐷 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘)
1 1
𝐸 = 𝐾𝑟 (𝐷 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − 𝐷 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
)
diameter 1/d1-
diameter produk umpan 1/di 1/Di 1/Di E praktis
0,060429599 2,3 16,54818205 0,4347826 16,1134 6352,02729
200 0,057164837 3,3 17,49327118 0,3030303 17,19024 8889,1344
0,055576528 4,3 17,99320748 0,2325581 17,76065 12086,7536
0,072979146 2,3 13,70254452 0,0729791 13,62957 6438,44943
300 0,068952892 3,3 14,5026549 0,0689529 14,4337 8740,98216
0,062653637 4,3 15,96076548 0,0626536 15,89811 15167,0856
0,072245758 2,3 13,84164317 0,0722458 13,7694 6740,92692
400 0,071098638 3,3 14,06496705 0,0710986 13,99387 11049,6879
0,068032843 4,3 14,69878313 0,0680328 14,63075 15969,5769
0,098933818 2,3 10,1077672 0,0989338 10,00883 7345,8819
500 0,088320784 3,3 11,32236328 0,0883208 11,23404 13241,1065
0,072832025 4,3 13,73022367 0,072832 13,65739 18796,8155
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
log (Di/di)
15000
y = 30816x - 39802
R² = 0.9909
10000
5000
0
1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85
log(Di/di)
10000
5000
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
log (Di/di)
15000
Energi penggerusan
y = 3335.2x - 47661
R² = 0.9425
10000
5000
0
16 16.2 16.4 16.6 16.8 17 17.2 17.4 17.6 17.8 18
1/di-1/Di
Hubungan (1/di-1/Di) dengan energi penggerusan variabel 300
gram
16000
14000
Energi penggerusan
15000
0
13.7 13.8 13.9 14 14.1 14.2 14.3 14.4 14.5 14.6 14.7
1/di-1/Di
25000
Energi penggerusan
20000
15000
y = 3019.7x - 22002
10000 R² = 0.9588
5000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
1/di-1/Di