You are on page 1of 33

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Size Reduction ini telah disahkan
Hari, Tanggal : 2018
Nama / NIM : Aryadita Ayu P. NIM 21030115140173
Faiha F. Salsabila NIM 21030115130175
Fiqky Akbar NIM 21030115120075
Kelompok : 6 / Rabu
Judul Materi : Size Reduction

Semarang, 2018
Dosen Pembimbing,

Dr. Siswo Sumardiono, ST., MT


NIP: 19750915 200012 1 001

i
Ringkasan

Tujuan dari praktikum ini adalah mampu melakukan pengukuran partikel dengan metode
sieving ,mampu mengukur daya (energy) yang terpakai pada operasi size reduction dengan
kapasitas yang berbeda-beda ,mampu menerapkan hokum kick dan ritinger dan mampu membuat
laporan praktikum secara tertulis
Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan
memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang
diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan.
Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral untuk
menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi produk yang akan
dipasarkan.
Pada praktikum Size reduction digunakan alat berupa Hammer mill dan sieving
,sedangkan bahan yang digunkaan berupa batu bata berbentuk kubus berukuran 2,3 cm ;3,3 cm
dan 4,3 cm dengan masing masing berat 200 gram, 300 gram , 400 gram,dan 500 gram .Prosedur
yang digunakan yaitu menyiapkan batu bata; mengukur daya yang terpakai pada operasi size
reduction ,memasukkan bahan kedalam hammer mill sesuai dengan variable yang ada dan
mengukur diameter partikel dengan menggunakan metode sieving
Pada praktikum ini diperoleh hasil yaitu semakin besar diameter umpan, maka sebanding
dengan nilai reduction ratio nya,konstanta kick tiap variable dan konstanta rittinger dari tiap variable
yang ada dimana Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Kick
akibat energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar. dan kapasitas umpan yang
semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Rittinger akibat energi yang dibutuhkan untuk
penggerusan semakin besar.

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia dengan materi Size Reduction.
Dalam laporan ini penulis meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin
menyelesaikan makalah ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima
kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing materi Size Reduction Praktikum Operasi Teknik Kimia
Universitas Diponegoro Bapak Dr. Siswo Sumardiono, ST., MT.
2. Asisten Laboratorium Proses Kimia Universitas Diponegoro Anindita Indriana.
3. Kedua orang tua atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan, dan
pengorbanan yang telah diberikan.
4. Teman-teman angkatan 2015 Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Penulis
menyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan.

Semarang, 26 April 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................i
RINGKASAN ................................................................................................................................... ii
PRAKATA....................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 7
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 7
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Praktikum......................................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Praktikum....................................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 9
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan ..................................................... 9
2.2 Size reduction............................................................................................................................. 10
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan .......................................................................................... 12
2.4 Pengertian Diameter................................................................................................................... 13
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................................................. 15
3.1 Rancangan Percobaan ................................................................................................................ 15
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ............................................................................................... 16
3.3 Gambar Rangkaian Alat ............................................................................................................. 16
3.4 Prosedur Praktikum .................................................................................................................... 16
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 17
4.1 Hasil Percobaan ......................................................................................................................... 17
4.2 Pembahasan................................................................................................................................ 18
BAB V PENUTUP .........................................................................................................................23\
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 23
5.2 Saran .......................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Blok Langkah Kerja ………......................................................................9


Gambar 3. 2 Gambar Alat HammerMill-Crusher….......... ..........................................................10
Gambar 3. 3 Gambar Alat Sieving………………......…..............................................................10
Gambar 4.1 Hubungan reduction ratio dengan energi penggerusan.…………..……..................12
Gambar 4.2 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Kick………………………….....13
Gambar 4.3 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Rittinger………………………14

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi.................................................5


Tabel 4.1 Data hasil percobaan dan Reduction Ratio………........................................................11
Tabel 4.2 Data Hasil Konstanta Kick dan Rittinge......................................................................11

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan
memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang
diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan. Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan
mineral untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi
produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari sisi yang lain, pengoperasian unit size
reduction dalam industri kimia dan mineral sering mengakibatkan biaya tinggi karena
operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adanya sifat fisis dari beban yang
beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan size reduction tidak efisien adalah
kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Disamping itu, persamaan empiris
yang berguna untuk memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori yang ada.
Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan bahwa jumlah kerja yang
dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding dengan luasan permukaan baru yang
terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan percobaan untuk menerapkan
hubungan empiris suatu operasi size reduction (Hukum Kick dan Rittinger).

1.2 Perumusan Masalah


Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan Hammer Mill,
respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan terhadap besarnya energy yang
dibutuhkan untuk penggerusan. Perhitungan besarnya energy yang dibutuhkan dilakukan
melalui penerapan persamaan size reduction seperti Hukum Kick,dan Hukum Rittinger
yang kemudian dibandingkan antara perhitungan teoritis dan praktis.

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum size reduction adalah :


1. Melakukan pengukuran partikel dengan metode sieving.
2. Mengukur daya (energi) yang terpakai pada size reduction dengan kapasitas yang
berbeda-beda.
3. Menghitung reduction ratio untuk bahan yang berbeda-beda
4. Menerapkan Hukum Kick dan Rittinger

7
5. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang
dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan.

6. Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan).

7. Membuat laporan praktikum secara tertulis

1.4 Manfaat Praktikum

1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio, daya, dan
energi penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.

2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size reduction.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu
partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil
sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara
penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya
digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau
menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar.

2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan

2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa
inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi :

a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8‐10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher
dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga
bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan
± 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan produk berukuran
250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari 20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya.
Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet
dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2‐10 mesh.

9
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan bahan
baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu
bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya
berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.

2.2 Size reduction

2.2.1 Operasi Penggerusan


Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum digunakan pada operasi
size reduction yang biasanya menggunakan crusher atau grinder atau alat-alat
penggerus lainnya. Alat penggerusan dikatakan ideal bila memenuhi syarat – syarat
berikut:
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi ukuran yang
diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana satuan produk
yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan variasi ukuran umpan
masuk.Produk selalu terdiri atas campuran partikel dengan rentang antara ukuran
terbesar yang diinginkan hingga yang paling kecil (Mc.Cabe,1993).

2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat
Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor sifat
alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness
suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud
serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan
menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan
crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuranproduk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.

10
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit
dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidakboleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material yang
membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang amanlingkungan.
(Coulson,2002)
2.2.3 Alat-alat Penggerusan
Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang baik
dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam pengoperasian
size reduction:
1. Coarse size reduction : umpan sebesar 2 – 96 inch atau lebih.

2. Intermediate size reduction : umpan sebesar 1 – 3 inch.

3. Fine Size reduction : umpan sebesar 0,25 sampai 0,5 inch.

(Brown, 1979)
Tabel 2.1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi

Coarse crushers Intermediate crushers Fine crushers

Stag jaw crusher Crushing rolls Buhrstone mill

Dodge jaw crusher Disc crusher Roller mill

Gyratory crusher Edge runner mill NEI pendulum mill

Other coarse crusher Hammer mill Griffin mill

Single roll crusher Ring roller mill (Lopulco)

Pin mill Ball mill

Symons disc crushers Tube mill

Hardinge mill

Babcock mill

(Coulson, 2002)

11
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan

Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran
partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan.

2.3.1 Hukum Rittinger


Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk size
reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang dihasilkan. Luas
permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran partikel,
sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :
1 1
𝐸 = 𝐾𝑟( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
E : Energi penggerusan
Kr : Konstanta Rittinger
Di : Diameter rata-rata umpan
di : Diameter rata-rata produk

2.3.2 Hukum Kick

Kick beranggapan bahwa energi yang dibutuhkan untuk pemecahan


partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk.
Secara matematis dinyatakan dengan:
𝐷𝑖
𝐸 = 𝐾𝑘 log
𝑑𝑖
E : Tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat
atau feed
Kk : konstanta Kick

Di : diameter rata-rata feed

di : diameter rata-rata produk

Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama besarnya
dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2 inch menjadi 1/4
inch.

12
2.4 Pengertian Diameter

a. Trade Aritmathic Average Diameter (TAAD)


TAAD didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan jumlah.
Σ(𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 × 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
𝑇𝐴𝐴𝐷 =
Σpartikel total
𝑁1𝐷1 + 𝑁2𝐷2 + ⋯ + 𝑁𝑛𝐷𝑛
=
𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁𝑛
𝑛
𝑁𝑡𝐷𝑡

𝑁𝑡
𝑖=1
𝜇
𝑉𝑡 𝜌 𝑚𝑋𝑖 𝑚𝑋𝑖
𝑁𝑖 = = = =
𝑣𝑡 𝑚 𝑉𝜌 𝜌𝐶𝑖𝐷𝑖 2
𝑋𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝑇𝐴𝐴𝐷 = 𝐶𝑖𝐷𝑖 2
𝑋𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝐶𝑖𝐷𝑖 3
dengan,
Di : diameter partikel
Ni : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di
m : massa partikel dengan diameter Di
Vi : volume total partikel dengan diameter Di
C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga:
D3 adalah volume partikel untuk bola = a/b, kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di

b. Mean Surface Diameter

Didefinisikan sebagai diameter rata-rata berdasarkan luas permukaan jumlah


partikel x luas

𝑛
2
= 𝑁𝑖𝐵𝑖𝐷𝑖 × ∑(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 × 𝑙𝑢𝑎𝑠)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑖=1

= 𝑁1𝐵1𝐷1 + 𝑁2𝐵2𝐷22 + ⋯ + 𝑁𝑛𝐵𝑛𝐷𝑛2 = 𝐵(𝐷𝑠𝑢𝑟)2 𝑁𝑖


2

13
2
𝑁1𝐵1𝐷12 + 𝑁2𝐵2𝐷22 + ⋯ + 𝑁𝑛𝐵𝑛𝐷𝑛2
(𝐷𝑠𝑢𝑟) =
𝐵(𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁𝑛)
𝑛
𝑁𝑡𝐵𝑡𝐷𝑡 2

𝐵 ∑𝑛𝑖=1 𝑁𝑡
𝑖=1

B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan


untuk kubus B = 6.

c. Mean Volume Diameter


Didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan volume

(Brown,1979 hal 20-22)

14
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Percobaan

3.1.1 Rancangan Praktikum


Untuk mencapai tujuan, praktikum dilakukan melalui 3 tahapan seperti
yang tersaji dalam gambar 3.1.

Persiapan Bahan

Operasi Size Reduction

Operasi Screening

Analisis ukuran partikel


secara TAAD

Gambar 3.1 Diagram Blok Langkah Kerja

3.1.2 Penetapan Variabel:

a. Variabel tetap

- Waktu pengayakan : 2 x 10 menit

b. Variabel berubah

- Ukuran dimensi batu bata (cm) : 1,7 ; 2,5 ; 3,5

- Berat batu bata (gram) : 300, 400, 500, 600

15
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan

3.1.2 Alat yang digunakan : Hammer Mill, Alat Sieving, alat pengukur kuat arus,

stopwatch, dan lain-lain.

3.1.3 Bahan yang digunakan : Batu bata

3.3 Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3. 2 Gambar Alat HammerMill-Crusher Gambar 3. 3 Gambar Alat Sieving

3.4 Prosedur Praktikum


Praktikum dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
1. Menyiapkan bahan yang akan digunakan.
2. Melakukan pengukuran material (feed) sebelum dimasukkan ke dalam hammer mill.
3. Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas yang diinginkan, usahakan
jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar.
4. Masukkan bahan ke dalam hammer mill dalam jumlah tertentu sesuai variabel.
5. Ukur ampere atau daya yang terpakai dengan menggunakan ampere meter pada
waktu hammer mill dioperasikan.
6. Kumpulkan hasil dari setiap variabel, timbang, dan lakukan analisis sieving
kemudian menimbang berat partikel yang tertahan pada setiap ayakan.

16
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Data hasil percobaan dan Reduction Ratio
Di di t I
Massa R
(cm) (cm) (second) (Ampere)
2,3 0,060429599 14 1,47 38,06081871
200 3,3 0,057164837 16 1,8 57,7277949
4,3 0,055576528 22 1,78 77,37079216
2,3 0,072979146 14 1,49 31,51585241
300 3,3 0,068952892 16 1,77 47,85876118
4,3 0,062653637 26 1,89 68,63129158
2,3 0,072245758 14 1,56 31,83577928
400 3,3 0,071098638 20 1,79 46,41439125
4,3 0,068032843 26 1,99 63,20476747
2,3 0,098933818 14 1,7 23,24786456
500 3,3 0,088320784 22 1,95 37,36379881
4,3 0,072832025 30 2,03 59,0399618

Tabel 4.2 Data Hasil Konstanta Kick dan Rittinger


Konstanta Konstanta
Massa Size E Di Di
Rittinger Kick
2,3 6352,02729 2,3 0,060429599
200 3,3 8889,1344 3,3 0,057164837 84002 9503
4,3 12086,75358 4,3 0,055576528
2,3 6438,44943 2,3 0,072979146
300 3,3 8740,98216 3,3 0,068952892 99134 10860
4,3 15167,08557 4,3 0,062653637
2,3 6740,92692 2,3 0,072245758
400 3,3 11049,6879 3,3 0,071098638 75726 9012
4,3 15969,57687 4,3 0,068032843
2,3 7345,8819 2,3 0,098933818
500 3,3 13241,10645 3,3 0,088320784 70483 6014
4,3 18796,81545 4,3 0,072832025

17
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Reduction Ratio dengan Energi Penggerusan
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, didapatkan grafik
hubungan antara reduction ratio dengan energi penggerusan sebagai berikut.
Energy pemggerusan

Reduction ratio

Gambar 4.1 Hubungan reduction ratio dengan energi penggerusan

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada setiap grafik batang di atas,
untuk ukuran semua reduction ratio, nilai energi penggerusan mengalami
kenaikan sebanding dengan jumlah variabel yang ada, yakni 200 gr, 300 gr , 400
gr dan 500 gr. Pada variabel berat 200 gr dengan reduction ratio 31,165 memiliki
nilai energi penggerusan yang paling kecil dan untuk energi penggerusan paling
besar adalah pada variabel 500 gr dengan ukuran reduction ratio sebesar 67,062 .
Adapun persamaan yang menyatakan nilai reduction ratio sebagai berikut :
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑡𝑒𝑟 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝑟𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
Dari persamaan reduction ratio tersebut dapat kita menyimpulkan bahwa
semakin besar diameter umpan, maka sebanding dengan nilai reduction ratio –
nya. Sedangkan reduction ratio berbanding terbalik dengan diameter produk,
artinya semakin kecil diameter produk maka nilai reduction ratio-nya semakin
besar.
Sedangkan untuk besarnya energi penggerusan yang di butuhkan, dapat
dinyatan dengan persamaan berikut :
𝐸 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉. 𝐼. 𝑡 cos 𝜃

18
Dari persamaan energi penggerusan, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya nilai energi penggerusan, diantaranya adalah tegangan
alat, arus yang dihisilkan dan waktu penggerusan. Semakin lama waktu
penggerusan yang dibutuhkan untuk menggerus umpan maka semakin besar pula
energi penggerusan. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan semakin
meningkat seiring dengan diameter umpan yang semakin besar dan juga kapasitas
yang semakin bertambah. Sedangkan diameter umpan berbanding lurus dengan
besarnya nilai reduction ratio. Sehingga untuk menggerus feed dengan diameter
semakin besar dan kapasitas lebih besar dibutuhkan energi penggerusan yang
lebih besar juga.

4.2.2 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, didapatkan grafik


hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta Kick sebagai berikut.

20000
18000
Energi Penggerusan (Joule)

16000 y = 28292x - 31291


y = 30816x - 39802
14000 R² = 1
R² = 0.9909
12000 y = 25480x - 32478 200 gram
10000 R² = 0.9077
300 gram
8000
6000 400 gram
4000 y = 18303x - 22802 500 gram
2000 R² = 0.9725
0
1.2 1.4 1.6 1.8 2
log (Di/di)

Gambar 4.2 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Kick

Dari gambar 4.2 dapat terlihat untuk variabel 200 gram mempunyai nilai
konstanta Kick yang paling kecil diantara variabel lain sebesar 28292, pada
variabel 300 gram sebesar 25480 , variabel 400 gram sebesar 18303 sedangkan
pada variabel 500 gram mempunya nilai konstanta Kick terbesar yakni sebesar
30816. Hal ini dapat di jelaskan dengan persamaan berikut :
𝐷𝑖
𝐸 = log ( )
𝑑𝑖
(Mc. Cabe, W.L , 1985)
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝐷𝑖
𝑦 = 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = log ( )
𝑑𝑖

19
dimana,
E : Energi penggerusan
k : Konstanta Kick
Di : Diameter umpan
di : Diameter produk
m : Gradient garis

Hukum kick berdasarkan analisis tegangan dari deformasi plastis dan


elastis suatu bahan. Yang mana dinyatan dengan energi yang berhubungan dengan
massa material yang konstan dengan reduxtion ratio yang sama, dan hubungan
ratio antara ukuran pastikel awal dan partikel akhir (Mc. Cabe, W.L , 1985). Dari
persamaan tersebut diketahui bahwa konstanta Kick berbanding lurus dengan
energi penggerusan. Sedangkan energi penggerusan dipengaruhi oleh variabel
waktu dimana semakin banyak kapasitas partikel umpan yang masuk maka waktu
yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama yang mengakibatkan energi
penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan persamaan :
𝐸 = 𝑉. 𝐼. 𝑡. cos 𝜃
dimana,
E : energi penggerusan
V : tegangan listrik (volt)
I : kuat arus listrik (ampere)

4.2.3 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Rittinger


Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, didapatkan grafik
hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta Rittinger sebagai berikut.

25000

y = 3335.2x - 47661
Energi Penggerusan (joule)

20000 y = 3019.7x - 22002


R² = 0.9588 R² = 0.9425

15000 200 gram


300 gram
10000
400 gram

5000 500 gram


y = 3913.5x - 47232
y = 10059x - 130890
R² = 0.9901
R² = 0.9474
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1/d1-1/Di

Gambar 4.3 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Rittinger

20
Dari gambar 4.3 dapat terlihat untuk variabel 200 gram mempunyai nilai
konstanta Rittinger yang paling kecil diantara variabel lain sebesar 3019,7 , pada
variabel 300 gram sebesar 3335,2, variabel 400 gram sebesar 3913,5 sedangkan
pada variabel 500 gram mempunya nilai konstanta Rittenger yakni sebesar 10059.
Berdasarkan grafik hubungan konstanta Rittinger terhadap energi penggerusan,
dapat diketahui bahwa nilai energi penggerusan bervariasi. Teori yang ada sesuai
dengan hukum Rittinger yaitu bahwa energi yang dibutuhkan berbanding lurus
dengan luasan baru partikel (Mc. Cabe, W.L , 1985). Artinya semakin besar
luasan baru partikel (diameter partikel kecil) maka semakin besar energi
penggerusannya. Sedangkan konstanta Rittinger berbanding lurus dengan energi
penggerusan, sehingga jika energi penggerusan semakin besar maka nilai
konstanta Rittinger akan semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat dari persamaan
berikut:
1 1
𝐸 = 𝑘𝑟 ( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
(Mc. Cabe, W.L , 1985).
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
1 1
𝑦 = 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = ( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
dimana,
E : Energi penggerusan
kr : Konstanta Rittenger
Di : Diameter umpan
di : Diameter produk
m : Gradient garis

4.2.4 Cara Kerja Hammer Mill


Mesin hammer mill berfungsi merubah ukuran suatu bahan baku produksi
menjadi butiran butiran tepung yang sangat halus. Mesin hammer mill ini
biasanya digunakan dalam industri dan pabrik yaitu pada proses penggilingan
gandum, pakan ternak, jus buah, penghancur kertas, penghancur kompos organik
dan sebagainya (Zulkarnain, 2014).

Ada 5 struktur yang terdapat pada mesin hammer mill ini, yaitu (Zulkarnain,
2014):
1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna untuk
menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta bertindak sebagai
tempat hasil produksi keluar.
2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin. Terdiri dari
poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan landasan. Bagian ini juga

21
bekerja dengan kecepatan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
pemeriksaan keseimbangan setiap bagian sebelum mesin dijalankan.
3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan memeriksa
komponen komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini memungkinkan kita
untuk membersihkan saringan dan mengganti pisau penghancur dengan lebih
mudah.
4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara bagian atas
mesin dengan bagian bawahnya. Selain itu, casing ini juga berfungsi sebagai
pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi yang cukup bersama-sama
dengan rotor.
5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk bahan baku
produksi.

Adapun prinsip kerjanya, yaitu : bahan baku yang dimasukkan ke dalam


mesin selanjutnya akan dibawa oleh sebuah pelat ke bagian penghancuran. Setelah
bahan baku dihancurkan, lantas kemudian bahan pun akan dipotong dengan
kecepatan yang sangat tinggi sehingga menjadi tepung. Proses ini juga
menimbulkan tekanan udara di dalam akan mengalir keluar. Dengan kata lain
bahan baku yang berupa tepung akan terbang keluar melewati saringan. Bahan
yang masih berukuran besar akan diproses kembali hingga berbentuk tepung
halus.
Adapun cara kerja mesin hammer mill ini sebenarnya tidak terlalu rumit.
Secara umum, mesin ini berbentuk sebuah tabung besi yang memiliki poros di
bagian vertikal atau horizontal. Rotor berputar di bagian dalam mesin yang akan
menggerakkan mesin penepung. Bahan baku yang telah diproses oleh mesin akan
keluar sesuai besar ukuran yang telah dipilih melalui saringan atau plat penyaring.
Mesin hammer mill ini juga bisa digunakan sebagai mesin stone crusher sekunder
dan tersier. Karena prinsip kerjanya yang menggunakan aliran udara untuk
memisahkan partikel kecil dan besar, maka mesin ini diklaim jauh lebih murah
dan lebih hemat energy (Zulkarnain, 2014).

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Reduction ratio dan energi penggerusan mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan ukuran diameter umpan.
2. Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Kick akibat
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.
3. Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Rittinger
akibat energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.

5.2 Saran
1. Pengukuran arus pada ampermeter harus teliti.
2. Umpan yang digunakan harus dalam keadaan kering dan ukuran yang seragam.
3. Proses sieving harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi mass loss.
4. Terkait laboratorium, sebaiknya beberapa alat yang telah rusak dapat diganti. Apabila
dimungkinkan, tipe-tipe alat size reduction lainnya dapat disediakan oleh
laboratorium dengan tujuan agar pengetahuan praktikan tidak sebatas alat hammer
mill saja yang sudah ada.

23
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill
Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal 261. Tioon
Well Finishing Co. Ltd. Singapura.
Zulkarnain, Rifki. 2014. Perancangan Hammer Mill Penghancur Bongkol jagung dengan
Kapasitas 100kg/jam sebagai Pakan Ternak. Teknik Mesin, Universitas Muria
Kudus.

24
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

MATERI : SIZE REDUCTION


KELOMPOK : 6 /RABU
ANGGOTA : 1. Aryadita Ayu Pratama
2. Faiha F. Salsabila
3. Fiqky Akbar

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
1. Variabel percobaan
a. Variabel tetap
Waktu pengayakan : 2x 10 menit
b. Variabel berubah
Ukuran diameter batu bata (cm) : 1.7 ; 2.5 ; dan 3.5
Berat batu bata (gram) : 300, 400, 500 dan 600

2. Hasil percobaan
a. Kuat arus
Kuat arus (I)
t(s) 2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
200 300 400 500 200 300 400 500 200 300 400 500
0 2,6 5,8 2,6 3,4 4,2 4,1 2,5 3,7 1,8 6 84 1,6
2 1,9 1,6 1,7 2,2 1,8 2,2 1,8 1,8 1,6 1,8 1,3 1,5
4 1,5 1,4 1,7 1,6 1,6 1,5 1,7 1,9 1,6 1,6 1,7 1,4
6 1,2 1,2 1,2 1,4 1,5 1,5 1,3 1,7 1,4 1,4 1,7 1,2
8 1,1 1,1 1,1 1,2 1,3 1,3 1,2 1,5 1,2 1,2 1,4 1,1
10 1 1,4 0,8 1,4 1,2 1,1 1,1 1,4 1,4 1,4 1,2 1
12 0,8 0,7 0,7 0,7 1,1 1,1 1 1,2 1,3 1,3 1,2 1
14 0,7 0,8 0,9 1,1 1,2 1,2 1,1 1
16 0.8 1 1,1 1,1 1 1
0,7 0,9 1,1 1,1 0,8 1
0,7 1 1,1 0,7 1
1 0,7 1
0,9 0,6 0,9
0,8
0,7

b. Berat batu bata pada sieving


Massa : 200 gram
Berat
Tray
2,3 cm 4,3 cm 4,3 cm
1 99 89 149 133 110 105
2 1 2 1 1 13 13
3 39 45 21 29 44 41
4 15 23 27 35 21 29
Jumlah 160 159 198 198 188 188
Massa : 300 gram
Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 203 196 190 172 163 156
2 2 1 3 2 28 27
3 44 47 69 84 83 77
4 16 21 14 18 8 22
Jumlah 265 265 276 276 282 282

Massa : 400 gram

Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 265 255 277 242 225 216
2 49 40 7 8 62 47
3 79 90 85 107 91 99
4 12 20 10 22 8 24
Jumlah 405 405 379 379 386 386

Massa : 600 gram

Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 334 321 323 297 267 263
2 5 7 33 29 55 54
3 112 120 113 138 112 110
4 5 8 8 13 16 23
Jumlah 456 456 477 477 450 450
LEMBAR PERHITUNGAN

Bahan Baku : Batu Bata


Berat bahan :300 gram, 400 gram, 500 gram dan 600 gram
Ukuran Diameter Bahan : 1.7 cm ; 2.5 cm ; 3.5 cm
Perhitungan Diameter Rata-Rata Produk (Davg) :
Tray 1 = 0,601
Tray 2 = 0.3375
Tray 3 = 0.2
Tray 4 = 0.075
Lembar Perhitungan
1. Perhitungan Fraksi Berat

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑡𝑟𝑎𝑦


𝑋= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Variabel 200 gram
Tray Berat Produk fraksi Berat
ke- 2,3x2,3 (cm) 3,3x3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm) 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,4 x 4,4 (cm)
1 102 125 105 0,641509434 0,631313131 0,558510638
2 2 7 8 0,012578616 0,035353535 0,042553191
3 35 30 25 0,220125786 0,151515152 0,132978723
4 20 36 50 0,125786164 0,181818182 0,265957447

Variabel 300 gram


Tray Berat Produk fraksi Berat
ke- 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm) 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm)
1 155 183 196 0,60546875 0,663043478 0,695035461
2 67 38 47 0,26171875 0,137681159 0,166666667
3 27 24 20 0,10546875 0,086956522 0,070921986
4 10 11 19 0,0390625 0,039855072 0,067375887

Variabel 400 gram


Tray Berat Produk fraksi Berat
ke- 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm) 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm)
1 255 242 216 0,62962963 0,638522427 0,559585492
2 40 8 27 0,098765432 0,021108179 0,069948187
3 90 107 77 0,222222222 0,2823219 0,199481865
4 20 22 22 0,049382716 0,058047493 0,056994819

Variabel 500 gram


Tray Berat Produk fraksi Berat
ke- 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm) 2,3x2,3 (cm) 3,3 x 3,3 (cm) 4,3x4,3 (cm)
1 321 297 263 0,703947368 0,622641509 0,584444444
2 7 29 54 0,015350877 0,060796646 0,12
3 120 138 110 0,263157895 0,289308176 0,244444444
4 8 13 23 0,01754386 0,027253669 0,051111111

2. Perhitungan TAAD
𝑋𝑖

𝐶𝑖 𝐷2 𝑎𝑣𝑔
𝑇𝐴𝐴𝐷 = 𝑋𝑖

𝐶𝑖 𝐷3 𝑎𝑣𝑔

Variabel 300 gram


Diameter umpan 2,3 cm Diameter umpan 3,3 cm Diameter umpan 4,3 cm
Tray Davg xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³
1 0,601 0,60546875 1,67626543 2,78912717 0,66304348 1,83566346 3,054349 0,695035 1,924235 3,201721
2 0,337 0,26171875 2,3044911 6,83825253 0,13768116 1,21231286 3,597368 0,166667 1,467537 4,354708
3 0,178 0,10546875 3,32877004 18,7009553 0,08695652 2,74449317 15,4185 0,070922 2,238416 12,57537
4 0,053 0,0390625 13,9061944 262,381026 0,03985507 14,188349 267,7047 0,067376 23,98572 452,5607
Jumlah 21,215721 290,709361 19,9808185 289,7749 29,61591 472,6926
TAAD 0,072979146 0,068952892 0,062653637

Variabel 200 gram


Diameter umpan 2,3 cm Diameter umpan 3,3 cm Diameter umpan 4,3 cm
Tray Davg xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³
1 0,601 0,64150943 1,77604556 2,95515069 0,63131313 1,74781668 2,908181 0,558511 1,54626 2,572812
2 0,337 0,01257862 0,11075748 0,32865721 0,03535354 0,31129565 0,923726 0,042553 0,37469 1,11184
3 0,178 0,22012579 6,94753775 39,031111 0,15151515 4,78207144 26,86557 0,132979 4,197031 23,57882
4 0,053 0,12578616 44,7796951 844,899907 0,18181818 64,7270138 1221,264 0,265957 94,68047 1786,424
Jumlah 53,6140359 887,214826 71,5681976 1251,962 100,7985 1813,687
TAAD 0,060429599 0,057164837 0,055576528

Variabel 400 gram


Diameter umpan 2,3 cm Diameter umpan 3,3 cm Diameter umpan 4,3 cm
Tray Davg xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³
1 0,601 0,62962963 1,74315583 2,90042568 0,63852243 1,76777591 2,941391 0,559585 1,549236 2,577763
2 0,337 0,09876543 0,86965133 2,58056775 0,02110818 0,18586216 0,55152 0,069948 0,615909 1,827624
3 0,178 0,22222222 7,01370478 39,4028358 0,2823219 8,91055106 50,05928 0,199482 6,295981 35,37068
4 0,053 0,04938272 17,5801766 331,701445 0,05804749 20,664825 389,9024 0,056995 20,29007 382,8316
Jumlah 27,2066885 376,585274 31,5290141 443,4545 28,7512 422,6077
TAAD 0,072245758 0,071098638 0,068032843

Variabel 500 gram


Diameter umpan 2,3 cm Diameter umpan 3,3 cm Diameter umpan 4,3 cm
Tray Davg xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³ xi xi/ciDi² xi/ciDi³
1 0,601 0,70394737 1,94890758 3,24277468 0,62264151 1,72380893 2,868234 0,584444 1,618059 2,692277
2 0,337 0,01535088 0,13516785 0,40109153 0,06079665 0,53532782 1,58851 0,12 1,056626 3,13539
3 0,178 0,26315789 8,30570303 46,661253 0,28930818 9,13104962 51,29803 0,244444 7,715075 43,34312
4 0,053 0,01754386 6,24558905 117,841303 0,02725367 9,70226727 183,0616 0,051111 18,19548 343,311
Jumlah 16,6353675 168,146422 21,0924536 238,8164 28,58524 392,4818
TAAD 0,098933818 0,088320784 0,072832025
3. Perhtungan Reduction Ratio

𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝐴𝐴𝐷

massa(gram) diameter umpan TAAD Reduction ratio


2,3 0,060429599 38,06081871
200 3,3 0,057164837 57,7277949
4,3 0,055576528 77,37079216
2,3 0,072979146 31,51585241
300 3,3 0,068952892 47,85876118
4,3 0,062653637 68,63129158
2,3 0,072245758 31,83577928
400 3,3 0,071098638 46,41439125
4,3 0,068032843 63,20476747
2,3 0,098933818 23,24786456
500 3,3 0,088320784 37,36379881
4,3 0,072832025 59,0399618

4. Perhitungan Energi Penggerusan

V=220√3 volt
E=V.I.t.cosθ
Dimana, cos θ = 0,81
massa(gram) diameter umpan I(Ampere) t(sekon) E praktis
2,3 1,47 14 6352,0273
200 3,3 1,8 16 8889,1344
4,3 1,78 22 12086,754
2,3 1,49 14 6438,4494
300 3,3 1,77 16 8740,9822
4,3 1,89 26 15167,086
2,3 1,56 14 6740,9269
400 3,3 1,79 20 11049,688
4,3 1,99 26 15969,577
2,3 1,7 14 7345,8819
500 3,3 1,95 22 13241,106
4,3 2,03 30 18796,815
5. Perhitungan Konstanta Kick

𝐷 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝐸 = 𝐾𝑘 log(𝐷 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘)

massa(gram) diameter umpan E praktis Kk E teoritis % error


2,3 6352,02729 132763,32 0,952155
200 3,3 8889,1344 84002 147959,86 0,939922
4,3 12086,75358 158644,25 0,923812
2,3 6438,44943 148555,18 0,95666
300 3,3 8740,98216 99134 166541,3 0,947515
4,3 15167,08557 182061,79 0,916693
2,3 6740,92692 113809,78 0,94077
400 3,3 11049,6879 75726 126208,94 0,912449
4,3 15969,57687 136363,58 0,88289
2,3 7345,8819 96306,778 0,923724
500 3,3 13241,10645 70483 110831,07 0,880529
4,3 18796,81545 124835,69 0,849428

6. Perhitungan Konstanta Rittinger

1 1
𝐸 = 𝐾𝑟 (𝐷 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − 𝐷 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
)
diameter 1/d1-
diameter produk umpan 1/di 1/Di 1/Di E praktis
0,060429599 2,3 16,54818205 0,4347826 16,1134 6352,02729
200 0,057164837 3,3 17,49327118 0,3030303 17,19024 8889,1344
0,055576528 4,3 17,99320748 0,2325581 17,76065 12086,7536
0,072979146 2,3 13,70254452 0,0729791 13,62957 6438,44943
300 0,068952892 3,3 14,5026549 0,0689529 14,4337 8740,98216
0,062653637 4,3 15,96076548 0,0626536 15,89811 15167,0856
0,072245758 2,3 13,84164317 0,0722458 13,7694 6740,92692
400 0,071098638 3,3 14,06496705 0,0710986 13,99387 11049,6879
0,068032843 4,3 14,69878313 0,0680328 14,63075 15969,5769
0,098933818 2,3 10,1077672 0,0989338 10,00883 7345,8819
500 0,088320784 3,3 11,32236328 0,0883208 11,23404 13241,1065
0,072832025 4,3 13,73022367 0,072832 13,65739 18796,8155

Hubungan log(Di/di) vs energi penggerusan variabel 200 gram


14000
Energi penggerusan

12000 y = 18303x - 22802


10000 R² = 0.9725
8000
6000
4000
2000
0
1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95
log (Di/di)
Hubungan log(Di/di) vs energi penggerusan variabel 300 gram
20000

Energi penggerusan 15000

10000 y = 25480x - 32478


R² = 0.9077
5000

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
log (Di/di)

Hubungan log(Di/di) vs energi penggerusan variabel 400 gram


20000
Energi penggerusan

15000
y = 30816x - 39802
R² = 0.9909
10000

5000

0
1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85
log(Di/di)

Hubungan log(Di/di) vs energi penggerusan variabel 500 gram


20000
Energi penggerusan

15000 y = 28292x - 31291


R² = 1

10000

5000

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
log (Di/di)

Hubungan (1/di-1/Di) dengan energi penggerusan variabel 200 gram

15000
Energi penggerusan

y = 3335.2x - 47661
R² = 0.9425
10000

5000

0
16 16.2 16.4 16.6 16.8 17 17.2 17.4 17.6 17.8 18
1/di-1/Di
Hubungan (1/di-1/Di) dengan energi penggerusan variabel 300
gram
16000
14000
Energi penggerusan

12000 y = 3913.5x - 47232


10000 R² = 0.9901
8000
6000
4000
2000
0
13.5 14 14.5 15 15.5 16 16.5
1/di-1/Di

Hubungan (1/di-1/Di) dengan energi penggerusan variabel 400


gram
20000
Energi penggerusan

15000

10000 y = 10059x - 130890


R² = 0.9474
5000

0
13.7 13.8 13.9 14 14.1 14.2 14.3 14.4 14.5 14.6 14.7
1/di-1/Di

Hubungan (1/di-1/Di) dengan energi penggerusan variabel 500


gram

25000
Energi penggerusan

20000
15000
y = 3019.7x - 22002
10000 R² = 0.9588
5000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
1/di-1/Di

You might also like