Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH
MERI SUSANTI
NPM : 1410024425035
SKRIPSI
OLEH
MERI SUSANTI
ABSTRACT
Care activities have a very important role in supporting the operation of a system
manufacture smoothly as desired. In addition, maintenance activities can also
minimize the costs or losses caused by engine damage, therefore care is a top
priority. PT. Gersindo Minang Plantation is one of the companies that in the
processing of palm oil, the company produces Crude Palm Oil (CPO) and
palm kernel. Therefore, in this study, the analysis of the maintenance of ripple
mill machines using CPM and PERT methods was carried out. The purpose of this
study was to determine the scheduling of ripple mill machines and calculated the
maintenance costs of ripple mill machines. The results of this study indicate that the
scheduling of ripple mill machines is 23 hours from the normal time of 30
hours. Preventive maintenance costs for 3 months is Rp. 8,490,000, 6 months is Rp.
16,980,000 and for 1 year is Rp. 33,360,000 and the cost of corrective treatment for 1
year is Rp. 1,400. 000. Besides that, the need to control time and costs early in
anticipation of the maintenance completion time so as not to experience delays and
PT. Gersindo Minang Plantation should increase the implementation of maintenance,
including cleaning, lubrication and periodic checking.
ABSTRAK
Puji syukur penulis ucapan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas akhir yang
Dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir ini peneliti banyak menemukan
Dalam penyusunan tugas akhir ini peneliti merasakan bahwa hasil penelitian
ini masih jauh sekali dari kesempurnaan dari segi pembahasan maupun materi
3. Ibu Tri Ernita, ST, MP selaku ketua Prodi Teknik Industri STTIND Padang
ii
5. Kepada seluruh karyawan PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill
6. Teristimewa buat Ayah dan Umak, terimaksih yang tak terhingga atas
limpahan kasih sayang yang tulus, memberikan moril, materi, dukungan dan
doa restu yang tulus sepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat
pengetahuan penulis, sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
demi kesempurnaan skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan
menambah wawasan pengetahuan pembaca semua. Akhir kata semoga Allah SWT,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian................................................................. ...... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
2.1 Landasan Teori ............................................................................ 8
2.1.1. Definisi Perawatan ........................................................... 8
2.1.2. Jenis-Jenis Perawatan ...................................................... 9
2.1.3. Tujuan Utama Perawatan ................................................ 10
2.1.4. Preventive Maintenance .................................................. 12
2.1.5. Corrective Maintenance .................................................. 15
2.1.6. Tugas Dan Aktivitas Perawatan....................................... 16
2.1.7. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan Fasilitas/Peralatan…..
Pabrik…………………………………………………... 18
iv
2.1.10. Definisi Penjadwalan ....................................................... 24
2.1.11. Tujuan Penjadwalan ....................................................... 26
2.1.12. Manfaat Penjadwalan....................................................... 27
2.1.13. Kriteria Penjadwalan ....................................................... 27
2.1.14. Proses Penjadwalan ........................................................ 28
2.1.15. Teknik Penjadwalan ........................................................ 29
2.1.16. Konsep Metode CPM Dan PERT .................................... 30
2.1.16.1 Metode CPM (Critical Path Method)…………….. 30
2.1.16.1.1 Pengertian CPM (Critical Path Method)…….. 30
2.1.16.1.2 Jaringan Kerja………………………………….. 31
2.1.16.1.3 Durasi Kegiatan Waktu……………………….. 33
2.1.16.1.4 Jalur Kritis…………………………………….. 34
2.1.16.1.5 Jadwal Aktivitas……………………………… 36
2.1.16.2 Metode PERT (Project Evaluation and Review
Technique)...………………………….………….. 38
2.1.16.2.1 Pengertian PERT..…………………………… 38
2.1.16.2.2 Komponen Jaringan PERT…………………… 40
2.1.16.2.3 Dasar –Dasar PERT……...…………………… 41
2.1.16.2.4 Langkah – Langkah Metode PERT………… 43
2.1.17. Kerangka Kerja PERT Dan CPM ................................... 45
2.1.18. Biaya Perawatan .............................................................. 46
2.1.19. Mengontrol Budget Perawatan ........................................ 48
2.1.20. Pengendalian Suku Cadang (spare Part Control) ........... 49
2.1.21. Cost Target ...................................................................... 50
2.2 Kerangka Konseptual .................................................................. 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 54
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 54
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 54
3.3 Variabel Penelitian ...................................................................... 54
3.4 Data dan Sumber Data ................................................................ 55
3.4.1 Data ................................................................... .............. 55
v
3.4.2 Sumber Data ................................................................... 55
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 56
3.5.1 Metode CPM.................................................................... 56
3.5.1.1 Jadwal Aktivitas .......................................................... 58
vi
Ripple Mill ................................................................................... 79
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LEMBAR ASISTENSI
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
BIODATA WISUDAWAN / TI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Kebutuhan Bahan Untuk Perawatan Mesin Ripple Mill ..................... 68
Tabel 4.5 Daftar Harga Pelumas Dan Harga Spart Part Mesin Ripple Mill ...... 69
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bidang industri saat ini, kualitas produk sangat menentukan tingkat
persaingan. Industri yang tidak mampu menghasilkan kualitas produk yang baik,
akan dapat dengan mudah tersingkirkan oleh industri pesaing yang mampu
yang rusak secara mendadak dapat mengganggu rencana produksi yang telah
Selain itu, kegiatan perawatan juga dapat meminimalkan biaya atau kerugian-
dibagi menjadi beberapa macam, tergantung dari dasar yang dipakai untuk
1
2
maka akan mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Oleh
sebab itu, tidak bisa dipungkiri perlunya suatu perencanaan kegiatan perawatan
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjaga mesin atau fasilitas
lainnya agar dalam keadaan siap pakai ketika diperlukan. Akan tetapi tiap
tersebut tetap dalam keadaan andal adalah dengan melakukan proses perawatan.
dari Bundaran Simpang Empat Pasaman barat. PT. Gersindo Minang Plantation–
POM merupakan suatu perusahaan yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak
mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) serta inti sawit.
pengolahan yaitu:
3
Timbangan
Loading Ramp
Sterilizer
Tresher
Digester
Screw Press
Clarifikasi: Kernel:
Ripple Mill terdapat pada stasiun Kernel. Fungsi dari Ripple Mill ini adalah
sebagai pemecah atau pemisah cangkang dari inti biji sawit dengan
ripple mill, sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang
menyebabkan cangkang pecah. Kerusakan yang terjadi pada Ripple Mill ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu jenis dari buah kelapa sawit yang
berkulit tebal atau jenis sawit Dura, serta pengisian nut yang terlalu banyak
ripple plate tumpul dan rotor rod bengkok yang menyebabkan pemecahan
mill.
Adapun jadwal perbaikan mesin ripple mill yang penulis dapatkan dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 1.1
1. Rusaknya As rotor karena beban yang terlalu berat, yaitu adanya material-
material yang bersifat keras seperti batu dan besi yang membuat putaran rotor
5
2. Rusaknya pipa ripple plate dan As ripple plate, hal ini disebabkan karena
3. Bearing rusak akibat perputaran rotor yang tidak bekerja dengan normal atau
tidak seimbang, biasanya bearing diperbaiki atau ditukar dalam tiga bulan
gesekan yang terlalu cepat akhirnya membuat V-belt panas maka akan rentan
putus. Solusinya yaitu dengan melakukan pergantian spart part selama enam
bulan sekali.
2. Sering terjadinya kehausan pada pipa As rotor, rusaknya Pipa ripple plate,
berikut:
Adapun tujuan dari studi ini yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
pihak yang terkait baik terhadap mahasiswa, akademik, dan perusahaan. Adapun
1. Bagi Mahasiswa
lapangan kerja.
7
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Institusi
Sebagai syarat bagi penulis dalam penyelesaian studi di program studi Teknik
TINJAUAN PUSTAKA
penting yang berhubungan dengan analisis perawatan mesin ripple mill. Berikut
(maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga
kondisi awalnya. Hal ini disebabkan bila kita mempunyai peralatan dan fasilitas maka
kita akan berusaha menjaga agar peralatan tersebut dapat dipergunakan dengan baik.
pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas atau peralatan produksinya dapat
beda oleh para ahli ekonomi dan tergantung dari sudut pandang masing-masing
proses tranformasi ringkas dalam sistem perusahaan yang digambarkan dalam model
Selain itu peranan perawatan bukan hanya untuk menjaga agar pabrik tetap
dapat bekerja dengan ketentuan yang telah ditetapkan, tapi juga untuk menjaga agar
pabrik dapat bekerja secara efisien dengan memakai periodik perawatan yang teratur
jelas bahwa peranan perawatan termasuk sangat penting dalam menentukan kegiatan
peralatan pabrik di dalam perusahaan memerlukan suatu metode dan prosedur yang
tepat. Oleh sebab itu manajemen perawatan haruslah dapat membuat dan menyusun
suatu program dan perencanaan perawatan yang efektif. Sehingga dapat menjamin
masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
Ada beberapa keuntungan yang lebih terperinci dari beberapa keuntungan dari
tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hal yang tidak layak.
(Kurniawan, 2013):
11
produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
pekerja.
fasilitas industri dan mengurangi kerugian produksi yang diakibatkan oleh rusaknya
tiba.
yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan
produksi.
1. Rountine Maintenance
Yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari, minggu
2. Periodic Maintenance
Yaitu kegiatan periodik atau dalam jangka waktu tertentu misalnya satu minggu
sekali atau satu bulan sekali atau meningkat lagi menjadi satu tahun sekali. Seperti
pergantian bearing.
3. Running Maintenance
Yaitu pekerjaan perawatan yang dilakukan pada saat fasilitas produksi dalam
keadaan bekerja. Perawatan ini termasuk cara perawatan yang direncanakan untuk
diterapkan pada peralatan atau mesin dalam keadaan operasi. Kegiatan perawatan
4. Shutdown Maintenance
Kegiatan perawatan ini hanya dilaksanakan pada waktu fasilitas produksi sengaja
mengelola periode penghentian fasilitas produksi. Dalam hal ini berarti dilakukan
upaya bagaimana cara mengkoordinasikan semua sumber daya yang ada berupa
tenaga kerja, peralatan, material dan lain-lain, untuk meminimasi waktu (down
kondisinya masih baik. Preventive maintenance yang ini dimaksudkan untuk menjaga
14
keselamatan dan menjaga bagian-bagian yang sensitif yang terkena kerusakan untuk
selalu dalam kondisi puncak. Pada fasilitas ini termasuk dalam kategori critical unit
apabila:
keselamatan kerja.
proses produksi.
c. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas
a. Kerusakan alat
b. Keausan
c. Berhentinya produksi.
sebagai berikut:
1. Pelumasan ( Lubrication )
4. Penggantian ( Replacement )
keausan.
berfungsi dengan baik, kegiatan ini sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau
reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat
perawatan corrective. Jadi dalam hal ini kegiatan perawatan corrective sifatnya
Maksud dari tindakan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat
dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga operasi atau proses produksi
pekerjaan ini, adanya perjalanan, adanya alat dan peralatan test dan lain-lain.
perawatan.
3. Menunggu dan logistik (Delay Time and Logistic Time) berupa waktu menunggu
persediaan (Kurniawan,2013).
maka terdapat pembagian kegiatan dalam hal tugas dan aktifitas perawatan dalam
(routine schedule check) pada fasilitas produksi sesuai dengan rencana serta
kerusakan dan membuat laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.
Kegiatan ini merupakan kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan
diganti maka dengan kegiatan teknik dapat diusahakan alat-alat penjaga atau
3. Kegiatan Produksi
pengolahan atau memproses produk dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
4. Kegiatan Administrasi
biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan perawatan dan biaya yang
(planning) dan pejadwalan (scheduling), yaitu rencana kapan suatu mesin harus
Hal tersebut diatas hanya dapat tercapai jika semua peralatan produksi selalu
berada dalam keadaan baik, waktu yang dibutuhkan untuk operasi sesuai dengan jam
kerja dan hasil yang telah direncankan sebelumnya. Maka dapatlah dikatakan bahwa
perawatan yang baik tidak lepas dari perawatan preventive dan perawatan corrective.
18
Proses pekerjaan perawatan untuk suatu mesin atau peralatan pada suatu
perusahaan pabrik dilaksanakan sesuai dengan tuuan-tujuan dari pabrik dimana mesin
atau peralatan tersebut dibuat. Apabila suatu perusahaan membeli suatu mesin atau
peralatan, dalam pembelian itu diikut sertakan atau dibelikan buku petunjuk (book
set) mengenai mesin atau peralatan tersebut. Buku petunjuk atau pedoman ini antara
1. Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemakaian dan perawatan mesin itu pada
waktu mesin tersebut berumur satu, dua, tiga dan seterusnya. Misalnya apabila
pada waktu itu kapasitas mesin ini 10 ton/jam, maka jangan dibebani 15 ton/jam.
Usaha-usaha ini perlu diperhatikan agar pemakaian dan perawatan mesin itu
2. Penggunaan mesin itu harus sesuai dengan fungsi atau kegunaan mesin tersebut,
misalnya hal mesin itu kegunaannya adalah untuk memproses atau mengolah
3. Cara-cara kegiatan teknis perawatan atau perbaikan yang harus dilakukan pada
tersebut.
f. Mesin harus selalu dijalankan dan digunakan sesuai dengan urutan-urutan yang
telah ditetapkan oleh pembuat pabrik mesin tersebut dan jangan dijalankan
Untuk melakukan kegiatan teknis perawatan atau perbaikan seperti apa yang
dibagian maintenance yang betul-betul ahli dan mengetahui atau mengerti sifat-sifat
mesin tersebut.
disesuaikan dengan standar jam kerja mesin yang telah disesuaikan oleh suatu
perusahaan pembuat mesin tersebut. Hal ini berguna untuk pedoman bagi perusahaan
pemakai mesin sehingga kondisi mesin awet dan terjaga seperti halnya dengan tenaga
manusia, dan mesin yang digunakan di dalam operasi perusahaan memiliki jam kerja
standar yang harus selalu diperhatikan oleh pemakai, agar tida terjadi kemungkinan
20
jam kerja mesin yang berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan mesin
tersebut.
Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam hal
ini data yang dimaksudkan adalah seluruh dan mengenai mesin, seperti nomor,
jenis (type), umur dan tahun pembuatan, keadaan dan kondisinya, pembebanan
dalam operasi (operating load) produksi yang direncanakan perjam atau kapasitas,
maintenance crew, kapasitas dan keahliannya, ketentuan yang ada, dan jumlah
mesin tersebut. Dari data ini akan ditentukan banyaknya kegiatan perawatan yang
Dalam hal ini harus disusun perencanaan kegiatan perawatan untuk jangka panjang
dan pendek. Disamping itu untuk menentukan apa yang dikerjakan dan kapan
3. Harus ada surat perintah (work order) yang tertulis surat perintah ini
d. Ditentukan berapa tenaga kerja dan bahan atau alat-alat yang dibutuhkan.
Untuk pelaksanaan kegiatan perawatan ini butuh adanya spare part (alat-alat)
dan material, maka ini harus disediakan dan diawasi. Jadi perlu dijaga agar tetap
5. Catatan (record)
Catatan tentang kegiatan perawatan yang dilakukan dan apa yang perlu untuk
gambaran produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu berhenti dan
jumlah produksi catatan ini menunjukkan macam dan letak peralatan dari
Laporan tentang kemajuan yang ada kita adakan, pembetulan yang telah kita
adakan dan pengawasan. Kalau perawatannya baik maka ini sebenarnya berkat
report yang ada, dimana kita dapat melihat efisiensi dari penyimpangan-
22
Ada beberapa keuntungan diperoleh dengan adanya perawatan yang baik dari
1. Peralatan proses produksi yang ada akan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang panjang.
2. Kegiatan proses produksi akan berjalan lancar karena jarang timbul kemacetan.
4. Dengan terhindarnya kerusakan total dari peralatan atau mesin berarti perusahaan
Mesin ripple mill adalah mesin pabrik kelapa sawit yang ada di stasiun
pengolahan inti sawit. Sebelum dipisahkan menjadi nut oleh ripple mill, buah sawit
harus mengalami proses yang cukup panjang. Buah kelapa sawit harus melewati
kemudian dipecahkan.
23
Salah satu komponen ripple mill yang sangat penting adalah rotor bar. Bagian
ini terdiri dari Rotor yang berputar pada ripple plate bagian yang diam. Biji masuk
diantara rotor dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan
cangkang dari inti. Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti
terpisah dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya
sentrifugal (menjauhi pusat putaran) sehingga biji keluar dari rotor dan
terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Cangkang dan inti
yang sudah terpisah diangkut oleh Craked Mixture Conveyor lalu masuk Creaked
Mixture Elevator dan diolah untuk proses berikutnya untuk mendapatkan inti
kelapa sawit.
1. Sebelum proses.
a. Pastikan secara visual rotor bar, ripple plate, inner dan outer disk belum
g. Hidupkan ripple mill. Pastikan ada getaran berlebihan dan bunyi abnormal.
24
2. Sedang proses.
a. Hidupkan rotary air lock feeder lalu setting amper plat atau magnetic
vibrating feeder.
3. Setelah proses
a. Stop feeding ripple mill. Matikan alat dengan cara first on last off system
d. Simpan kembali alat kerja dan alat pelindung diri pada tempatnya dengan
rapi.
mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis
produksi, dan sebagainya. Terlepas dari jenis perusahaannya, setiap perusahaan perlu
untuk melakukan penjadwalan sebaik mungkin sehingga dapat diperoleh utilitas yang
maksimum dari sumber daya produksi dan asset lain yang dimilikinya.
bagi suatu kegiatan operasi serta menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi.
25
jangka menengah (perencanaan agregat) disusun suatu jadwal induk yang memerinci
kapasitas dan jadwal induk ke dalam perencanaan jangka pendek yang meliputi
langganan, dan tingkat persedian, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas.
Personel, dan peralatan. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif,
yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman yang dapat meningkatkan
aktivitas manusia dalam sebuah organisasi”. Dari ketiga pendapat para ahli tersebut
daya yang dimiliki suatu organisasi untuk menjalankan kegiatan operasi organisasi
ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif , yaitu rendahnya
biaya serta waktu operasional. Menurut William J. Stevenson dan Sum Chee
bahwa “Tujuan dari penjadwalan untuk mencapai trade-off antar sasaran yang
Dalam penjadwalan yang baik tentu saja terdapat manfaat yang menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Menurut Heizer dan Render (2015:683) yang dialih
bahasakan oleh Hirson Kunia, Ratna Saraswati dan David Wijaya mengemukakan
dan menghasilkan kapasitas modal yang diinvestasikan menjadi lebih besar, yang
pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian pelayanan kepada pelanggan
menjadi baik.
bahasakan oleh Hirson Kunia, Ratna Saraswati dan David Wijaya adalah
sebagai berikut :
28
penyelesaian.
itu digunakan.
rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem. Hubungan antara jumlah pekerjaan dalam
sistem dan persediaan barang dalam proses adalah tinggi. Dengan demikian,
semakin kecil jumlah pekerjaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin
kecil persediaannya.
jumlah keterlambatan.
yang dikemukakan oleh Heizer dan Render (2015:687) yang dialih bahasakan oleh
Hirson Kunia, Ratna Saraswati dan David Wijaya bahwa untuk mengolah fasilitas
dengan cara yang seimbang dan efisien, manajer membutuhkan perencanaan produksi
dan sistem pengendalian. Proses penjadwalan harus melalui tahapan sebagai berikut:
1. Penjadwalan pesanan yang akan datang tanpa mengganggu kendala kapasitas pusat
kerja individual.
suatu departemen.
29
4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerjaan bergerak menuju perusahaan.
memonitor waktu operator untuk analisis distribusi tenaga kerja, gaji dan
upah.
tergantung dari jumlah pesanan, keadaan operasi, dan komplesitas dari pekerjaannya
sendiri. Pemilihan teknik juga tergantung dari pengendalian yang diperlukan selama
proses. Misalnya, perlu pengendalian terhadap waktu kosong dari mesin yang biaya
1. Penjawalan Maju
dijanjikan (due date). Namun, konsekuensi dari penjadwalan maju ini adalah yang
kegiatan operasi secara berurutan dari awal hingga seluruh kegiatan operasi
pekerjaan selesai.
2. Penjadwalan Mundur
satu per satu secara mundur. Akhirnya dengan mengetahui waktu tenggang dalam
persediaan, karena pekerjaan baru selesai pada saat pekerjaan tersebut diperlukan
pada stasiun berikutnya. Namun, penggunaan metode ini harus disertai dengan
perencanaan dan estimasi waktu tenggang yang akurat, tidak terjadi break down
Metode jalur kritis critical path method (CPM) menurut Levin dan
sistem lain yang memakai prinsip pembentukan. Metode CPM banyak digunakan
oleh kalangan industri atau proyek konstruksi. Cara ini dapat digunakan jika
metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan
kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal
merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang
dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan fasilitas analisa
Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan
yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT
Pada activity oriented anak panah menunjukkan activity atau pekerjaan dengan
satu dengan kegiatan lainnya. Sehingga suatu pekerjaan belum dapat dimulai
sebagai berikut:
memerlukan duration (jangka waktu tertentu). Tidak ada skala waktu, anak
peristiwa.
dengan aktifitas biasa adalah aktifitas dummy tidak memakan waktu dan
sumber daya, jadi waktu aktifitas dan biaya sama dengan nol.
1. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak
panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian.
tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian (initial
event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal event).
(1999) yaitu:
4. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float pada jaringan kerja.
Durasi kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir. Kurun waktu pada
umumnya dinyatakan dengan satuan jam, hari, atau minggu. Penghitungan durasi
34
aktivitas, yaitu dengan cara single duration estimate. Cara ini dilakukan jika
durasi dapat diketahui dengan akurat dan tidak terlalu berfluktuasi. Rumus yang
Keterangan:
D = durasi kegiatan
V = volume kegiatan
Jalur kritis menurut Render dan Jay (2006) merupakan sebuah rangkaian
aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang tidak bisa ditunda waktu pelaksanaanya
dan menunjukkan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Semakin banyak
jalur kritis dalam suatu proyek, maka akan semakin banyak pula aktivitas yang harus
diawasi. Akumulasi durasi waktu paling lama dalam jalur kritis akan dijadikan
sebagai estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Jalur kritis diperoleh
dari diagram jaringan yang memperlihatkan hubungan dan urutan kegiatan dalam
suatu proyek.
35
berikut:
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai dan
4. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D
sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai, hubungan kegiatan tersebut
Fungsi dummy di atas adalah untuk memindahkan seketika itu juga (sesuai
5. Jika kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
Gambar 2.5 Kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada kejadian yang sama
Guna mengetahui jalur kritis kita menghitung dua waktu awal dan akhir untuk
1. Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan dapat
2. Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yakni waktu terdahulu suatu kegiatan dapat
selesai.
3. Mulai terakhir (latest start – LS), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
4. Selesai terakhir (latest finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
Keterangan:
A = Nama aktivitas
ES = Earliest start
LS = Latest start
EF = Earliest finish
LF = Latest finish
38
Hambatan aktivitas dapat terjadi dalam pelaksanaan suatu proyek, untuk itu
harus ada waktu slack dalam setiap kegiatan. Waktu slack (slack time) merupakan
waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa
Keterangan:
LS = Latest start
ES = Earliest start
LF = Latest finish
EF = Earliest finish
(Siswanto, 2007). Menurut Levin dan Krikpatrick (1972) metode PERT adalah
Menurut Render dan Jay (2005) dalam PERT digunakan distribusi peluang
berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, antara lain waktu optimis,
waktu pesimis, dan waktu realistis. Waktu optimis adalah perkiraan waktu yang
terjadi hanya satu kali dari 100. Waktu pesimis adalah suatu perkiraan waktu yang
Waktu realistis adalah waktu yang berdasarkan pikiran estimator (Levin dan
Krikpatrick,1972):
Dalam metode PERT diketahui ada tiga buah estimasi durasi setiap kegiatan,
yaitu:
kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Dapat digambarkan di sini
jika seseorang melakukan suatu kegiatan berulang sebanyak 100 kali, maka dapat
3. Most likely estimate adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan diantara optimistic estimate dan pessimistic estimate atau dikenal dengan
ditentukan lebih dahulu dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Melihat fungsinya,
40
2. Peristiwa (event) Yaitu menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Biasanya
peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes dan juga diberi nomor
3. Waktu kegiatan (activity time) Yaitu suatu unsur yang merupakan bagian dari
4. Waktu mulai dan waktu berakhir Waktu mulai dan waktu berakhir yang terdiri
dari waktu mulai paling awal (ES), waktu mulai paling lambat (LS), waktu
selesai paling awal (EF) dan waktu selesai paling lambat (LF).
5. Kegiatan semu (dummy) Yaitu suatu kegiatan yang tidak sebenarnya dan
Menurut Levin dan Kirkpatrick (1977:19), ada dua konsep yang harus
1. Event: Suatu event (kejadian) adalah suatu keadaan yang terjadi pada saat
tertentu.
Dalam jaringan PERT, kejadian biasanya dilukiskan dalam bentuk lingkaran, dan
waktu “pekerjaan selesai”. Tanda panah atau aktivitas yang menghubungkan kedua
PERT adalah suatu keadaan yang terjadi seketika itu juga pada titik waktu tertentu,
tetapi keadaan itu sendiri tidak membutuhkan waktu atau sumber-sumber. Sedangkan
42
aktivitas adalah bagian tertentu dari suatu proyek kerja, yang membutuhkan waktu
dan sumber untuk menyelesaikan. Di dalam PERT terdapat istilah jaringan yang
menunjukkan bahwa jika beberapa event dan aktivitas digabungkan dan kemudian
hasilnya digambarkan dalam sebuah diagram maka diagram tersebut akan berbentuk
jaringan. Jaringan akan memiliki beberapa cabang tergantung pada rumitnya proyek
yang digambarkan. Berikut ini adalah Tabel 2.1 yang menunjukkan beberapa jaringan
jalur kritis selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diharapkan (Soeharto,
1999).
Keterangan:
Te = perkiraan waktu aktifitas
a = waktu paling optimis
m = waktu normal
b = waktu paling pesimis
2. Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek
Keterangan:
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
3. Menentukan variasi kegiatan dari kegiatan proyek
Varian kegiatan:
Keterangan:
V(te) = varian kegiatan
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
4. Mengetahui probabilitas mencapai target jadwal
dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)
Keterangan:
z = angka kemungkinan mencapai target
T(d) = target jadwal
TE = jumlah waktu lintasan kritis
S = deviasi standar kegiatan
45
Menurut Heizer dan Render (2014:101), PERT dan CPM mengikuti enam
harus dilakukan lebih dahulu dan aktivitas yang harus mengikuti aktivitas lain.
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Hal ini disebut jalur kritis.
pengendalian proyek.
akan menunda keseluruhan proyek, kecuali mereka dapat diselesaikan secara tepat
dengan mengidentifikasi aktivitas yang non kritis dan melakukan perencanaan ulang,
penjadwalan ulang, serta pengalokasian ulang dari sumber daya manusia dan
keuangan.
46
Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam terminologi dan
konstruksi jaringan, tujuan keduanya sama. Analisis yang digunakan pada kedua
teknik ini sangat mirip. Perbedaan utamanya adalah PERT menggunakan tiga
perkiraan waktu untuk setiap aktivitas. Perkiraan waktu ini digunakan untuk
tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu aktivitas diketahui dengan pasti hanya
biaya perawatan dengan benar. Biaya perawatan adalah biaya menjalankan operasi
yang terdiri dari biaya perawatan bahan baku biaya perawatan tenaga kerja, biaya
pengeluaran untuk merawat dan memelihara peralatan agar pekerjaan dapat berjalan
dengan normal.
1. Biaya perawatan rutin, meliputi biaya tenaga kerja dan material untuk aktifitas
yang rutin dikerjakan, dan biaya menjaga keindahan dan pemeliharaan peralatan
2. Biaya inspeksi peralatan, meliputi biaya tenaga kerja dan material untuk inspeksi
dalam mengetahui dan mendeteksi ketidak normalan dan menentukan apakah ada
3. Biaya perbaikan, meliputi biaya tenaga kerja dan material untuk mereparasi
biaya perawatan tidak seperti biaya material yang cenderung naik maupun turun.
Yaitu perkalian antara presentasi biaya untuk perawatan dengan pengeluaran masa
lalu.
Dihitung berdasarkan jumlah produksi, makin besar produksi maka akan semakin
besar biaya perawatan, begitu pula sebaliknya. Metode ini dihitung dengan
tahunnya.
5. Metode campuran
direfleksikan ke tindakan.
berlangsung.
peralatan.
melalui pemilihan secara teliti pada proses pembelian dan penyimpanan spare
part.
2) Suku cadang perawatan yang dinilai penting dan peralan yang dinilai kurang
penting.
dari persediaan, berapa besar tingkat order, dan berapa lama pengiriman
a. Metode order-point
c. Metode packge
b. Sistem deposit
Tujuan dasar dari program cost targeting adalah untuk mengurangi biaya
perawatan dengan cara membandingkan biaya aktual dengan biaya yang ingin
dicapai. Keseimbangan antara keuntungan potensial dan biaya dari pemasangan dan
Cost target memiliki sasaran yang realistis, dan objektivitasnya dapat diukur
untuk menunjukkan level kinerja yang telah dicapai dalam suatu satuan waktu
tertentu. Tujuan dari program cost target adalah untuk mengurangi biaya perawatan
pada level minimum atau menjaganya tetap pada level minimum, sejalan dengan
51
kegiatan produksi yang baik, dan kualitas yang tinggi. Semua ini dapat diraih dengan
penargetan ini telah terbukti efektif untuk meminimumkan biaya produksi secara
keseluruhan.
1. Tidak dapat digunakan dalam waktu yang pendek, karena hanya berdasarkan data
historis
3. Kurang sensitif
4. Dipresentasikan dalam satuan waktu bulanan atau bahkan tahunan sehingga terjadi
diteliti serta kaitan antara variabel itu sendiri. Dipenelitian ini difokuskan pada
analisa perawatan.
lanjutnya. Pada proposal penelitian ini peneliti menemukan beberapa hal yang
a. Data penjadwalan
2. Jenis kerusakan
3. Waktu perawatan
1. Reparasi
2. Biaya preventive
a. Penjadwalan
1. Metode CPM
2. Metode PERT
b. Biaya.
1. Metode Preventive
2. Metode Corrective
c. Output, yakni hasil dari proses yang telah dilakukan. Output yang diharapkan
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu pengolahan data yang berupa angka pada suatu perusahaan atau industri yang
nantinya data akan dikumpulkan dan diolah sehingga memberikan informasi yang
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
54
55
3.4.1 Data
Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk
angka-angka mengenai jumlah barang-barang yang akan diganti dan berapa biaya
1. Data Penjadwalan
b. Jenis kerusakan
c. Waktu perawatan
b. Reparasi
c. Biaya preventive
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari dalam (internal) perusahaan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak perusahaan berupa data
Jalur kritis menurut Render dan Jay (2006) merupakan sebuah rangkaian
aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang tidak bisa ditunda waktu pelaksanaanya
dan menunjukkan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Semakin banyak
jalur kritis dalam suatu proyek, maka akan semakin banyak pula aktivitas yang harus
diawasi. Akumulasi durasi waktu paling lama dalam jalur kritis akan dijadikan
sebagai estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Jalur kritis diperoleh
dari diagram jaringan yang memperlihatkan hubungan dan urutan kegiatan dalam
suatu proyek.
berikut:
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai dan
4. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D
sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai, hubungan kegiatan tersebut
Fungsi dummy di atas adalah untuk memindahkan seketika itu juga (sesuai
1. Jika kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
Gambar 2.5 Kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada kejadian yang sama
Guna mengetahui jalur kritis kita menghitung dua waktu awal dan akhir untuk
1. Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan dapat
2. Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yakni waktu terdahulu suatu kegiatan dapat
selesai.
59
3. Mulai terakhir (latest start – LS), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
4. Selesai terakhir (latest finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
Keterangan:
A = Nama aktivitas
ES = Earliest start
LS = Latest start
EF = Earliest finish
LF = Latest Finish
Hambatan aktivitas dapat terjadi dalam pelaksanaan suatu proyek, untuk itu
harus ada waktu slack dalam setiap kegiatan. Waktu slack (slack time) merupakan
waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa
60
Keterangan:
LS = Latest start
ES = Earliest start
LF = Latest finish
EF = Earliest finish
jalur kritis selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diharapkan (Soeharto,
1999).
61
Keterangan:
Te = perkiraan waktu aktifitas
a = waktu paling optimis
m = waktu normal
b = waktu paling pesimis
2. Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek
Keterangan:
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
3. Menentukan variasi kegiatan dari kegiatan proyek
Varian kegiatan:
Keterangan:
V(te) = varian kegiatan
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
4. Mengetahui probabilitas mencapai target jadwal
62
dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)
Keterangan:
z = angka kemungkinan mencapai target
T(d)= target jadwal
TE = jumlah waktu lintasan kritis
S = deviasi standar kegiatan
Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari
Keterangan
1. Hitunglah total banyak masing – masing komponen yang dipakai dalam periode 3
Ket:
x = komponen mesin
a = 1 set
Mulai
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
A
65
Pengumpulan Data
1. Data penjadwalan
a. Komponen yang diganti
b. Jenis kerusakan
c. Waktu perawatan
2. Data biaya perawatan
d. Reparasi
e. Biaya preventive
Pengolahan Data
1. Penjadwalan
2. Biaya
SELESAI
perawatan mesin ripple mill pada PT. Gersindo Minang Plantation palm Oil Mill
penelitian ini adalah data penjadwalan dan data biaya perawatan di PT.GMP-
POM.
Tabel 4.1
SpesifikasiMesin Ripple Mill
Spesifikasi Mesin Ripple Mill
Merk Modipalm
Model CB 6T
Kapasitas 6 Ton
Putaran 1050 rpm
Phase Phase 3
Jumlah 4 Unit
Sumber: PT.GMP-POM
66
4.1.2 Jadwal Operasi Mesin
menjadi minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) serta inti sawit
berjalan dalam satu hari kerja yang terdiri dari 1 shift, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
menjadi objek penelitian adalah mesin ripple mill pada stasiun kernel. Ripple mill
merupakan suatu alat yang diaplikasikan oleh pabrik kelapa sawit sebagai
Adapun data jadwal perawatan mesin ripple mill dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Table 4.3
Jadwal Perawatan Mesin Ripple Mill
Waktu Perawatan
No Item Pelumasan Pembersihan Pemeriksaan Pergantian
1 As rotor setiap hari setiap hari jika rusak
2 Pipa ripple plate setiap hari setiap hari jika rusak
3 Bearing 1x3 bulan setiap hari setiap hari 1x3 bulan
4 V-Belt 1x3 bulan setiap hari setiap hari 1x3 bulan
Sumber: PT.GMP-POM
Dari tabel diatas dapat diketahui data jadwal perawatan spare part pada
mesin ripple mill dilakukan pelumasan pada bearing dan V-belt selama 3 bulan
rotor dan pipa ripple plate dilakukan jika rusak, bearing dan V-belt dilakukan
perawatan preventive selama tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun.
Tabel 4.4
Kebutuhan Bahan Untuk Perawatan Mesin Ripple Mill
Banyaknya
No Pergantian Komponen Mesin Ripple Mill
3 bulan 6 bulan 1 tahun
1 Gomok 2 kg 4 kg 8 kg
2 Bearing 2 buah 4 buah 8 buah
3 V-Belt SPB 2630 Lw 3 buah 6 buah 12 buah
4 Ripple plate 1 set
5 Pully B3x5 1 set
6 Spaces ring 3 buah 6 buah 12 buah
7 As rotor 50 btg 100 btg 200 btg
8 Kawat Las Sumico 130 3,2 mm 60 kg 120 kg 240 kg
9 Kawat las MH 360 4 mm 40 kg 80 kg 160 kg
10 Baut 40 buah 80 buah 160 buah
Sumber: PT.GMP-POM
Adapun data biaya spare part dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5
Daftar Harga Pelumas Dan Harga Spart Part Mesin Ripple Mill
No Nama Komponen Harga (Rp)
1 Gomok Rp 90,000.000
2 Bearing Rp 250,000.00
3 V-Belt SPB 2630 Lw Rp 90,000.00
4 Ripple plate Rp 1,000,000.00
5 Pully Rp 400,000.00
6 Spaces ring Rp 1,000,000.00
7 As rotor 90 x 40 buah Rp 60,000.00
8 Kawat las supertek 7016 Q 3,20 mm Rp 15,000.00
9 Kawat las supertek Q 3,20 mm Rp 15,000.00
10 Baut Rp 1,000.00
Sumber: PT. GMP-POM
Dari data penjadwalan dan biaya perawatan diatas kemudian dibuat kode
aktivitas perawatan ripple mill untuk digunakan dalam penentuan jalur kritis
dalam perawatan ripple mill sehingga di dapatkan aktivitas perawatan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.6
Aktivitas Perawatan
Kode
Aktivitas Aktivitas Perawatan
A Memeriksa pipa as rotor
B Mengganti pipa pada as rotoryang rusak atau haus
C Pemeriksaan as rotor sekali 3 bulan
D Membuat gerigi pada dinding ripple plate
E Melakukan pengelasan untuk menempel gerigi pada dinding ripple plate
F Memeriksa permukaan pengecekan pelumas pada bearing
G Pembersihan minyak pelumas (gomok) yang telah kotor dilakukan sekali dalam seminggu
H Memberi minyak pelumas pada bearing
I Mengencangkan V-Belt atau juga mengganti yang baru
J Uji coba
Sumber: PT.GMP-POM
4.2 Pengolahan Data
penelitian ini yaitu membuat diagram jaringan kerja. Diagram jaringan kerja
Tabel 4.7
Daftar Waktu Perbaikan dan Biaya Perbaikan
Normal Dipercepat
Aktivitas Aktivitas Waktu Waktu
Pendahulu Lanjutan (jam) Biaya (jam) Biaya
A B,C 5 2
B D,E 10 Rp 3,000,000.00 6 Rp 2,500,000
C E 8 Rp 40,000.00 5 Rp 30,000
D E 5 Rp 3,000,000.00 3 Rp 2,500,000
E F 6 Rp 1,200,000.00 3 Rp 1,000,000
F G,H 5 Rp 132,000.00 2 Rp 132,000
G I 4 Rp 500,000.00 2 Rp 500,000
H I 5 Rp 40,000.00 3 Rp 40,000
I J 3 Rp 270,000.00 3 Rp 270,000
J 2 2
Total 53 Rp 8,182,000.00 31 Rp 6,972,000
Sumber: PT. GMP-POM
Ditemui permasalahan yang terjadi di area mesin ripple mill seperti
waktu 53 jam dan biaya Rp. 8,182,000.00. Sedangkan aktivitas pendahuluan dan
aktivitas lanjutan dipercepat menggunakan waktu 31 jam dan biaya Rp.
dilakukan perhitungan dengan jalur kritis dan data lama waktu perawatan. Berikut
15 D 20
3 15
5 23
5
E H
B 5
6 J
10
A 21 28 30
0
2 5 6 8 28 9
1 21 30
0 5
5 G 2
C I
4
8 3
13 F 25
4 20 7 25
5
Gambar 4.1 Jaringan Kerja Proyek Dengan Waktu Normal
a. A – B – D – H – J (5+10+5+5+2 = 27 jam)
b. A – B – E – G – I – J (5+10+6+4+3+2 = 30 jam)
c. A – C – F – I – J (5+8+5+3+2= 23 jam)
Pada proyek perawatan mesin ripple mill, peneliti menggunakan metode jalur
1. Tc = + + + + = 5 + 10 + 6 + 4 + 3+2 = 30 jam.
270.000 = 6.972.000.
5.750.000 = Rp 12.672.000
dapat digunakan metode PERT (project evaluation and review technique) untuk
Tabel 4.8
A 4 5 6 5 0.33 0.11
C 7 8 9 8 0.33 0.11
D 4 5 6 5 0.33 0.11
E 5 6 13 7 1.33 1.78
F 4 5 6 11 0.33 0.11
G 3 4 11 5 1.33 1.78
H 4 5 6 5 0.33 0.11
J 1 2 3 2 0.33 0.11
a. Varian dan standar deviasi proyek Standar deviasi yang diperoleh dari
perhitungan pada tabel di atas yaitu sebesar 6,33 jam. Berakibat pada total
( )
Z = 0.9549
0,9549. Ini berarti kita mempunyai kemungkinan 95,49 % untuk memenuhi waktu
Lampiran A.
Rp. 1.400.000
kerja proyek aktivitas perawatan yang dipercepat dengan metode PERT dan
CPM dapat dilihat pada tabel 4.7, sedangkan waktu normal yaitu 53 jam dan total
Waktu = A + B + D + H + J = 5 + 10 + 5 + 5 + 2 = 27 jam
Waktu = A + B + E + G + I + J = 5 + 10 + 6 + 4 + 3 + 2 = 30 jam
Waktu = A + C + F + I + J = 5 + 8 + 5 + 3 + 2 = 23 jam
Waktu = A + B + E + G + I + J = 5 + 10 + 6 + 4 + 3 + 2 = 30 jam
75
76
Waktu = A + B + D + H + J = 5 + 10 + 5 + 5 + 2 = 27 jam
Waktu = A + C + F + I + J = 5 + 8 + 5 + 3 + 2 = 23 jam
Jalur 1:
Waktu = A + B + D + H + J= 5 + 10 + 5 + 5 + 2 = 27 jam
Jalur 2:
Waktu = A + B + C + E + G + I + J = 5 + 10 + 6 + 4 + 3 + 2 = 30 jam
Jalur 1:
Waktu = A + B + D + H + J = 5 + 10 + 5 + 5 + 2 = 27 jam
Jalur 2:
Waktu = A + B + E + G + I + J = 5 + 10 + 6 + 4 + 3 + 2 = 30 jam
77
Jalur 3:
Waktu = A + C + F + I + J = 5 + 8 + 5 + 3 + 2 = 23 jam
pada
jumlah biaya yang terpakai dalam 3 bulan adalah Rp. 180.000. Pergantian bearing
maka jumlah Rp.500.000. Penggantian V-belt SPB 2630 Lw selama 3 bulan sekali
space ring adalah Rp.3.000.000. As rotor 90x40 buah penggantian selama 3 bulan
3 bulan sekali dengan harga satuan Rp.15.000/kg adalah Rp.900.000. Kawat las
baut pada mesin ripple mill selama 3 bulan sekali sebanyak 40 buah dengan harga
78
maka jumlah biaya yang terpakai dalam 6 bulan adalah Rp. 360.000. Pergantian
selama 6 bulan sekali sebanyak 6 buah dengan harga satuan Rp.90.000/buah maka
penggantian selama 6 bulan sekali menghabiskan 100 batang dengan harga satuan
batang adalah Rp.1.200.000. Penukaran baut pada mesin ripple mill selama 6
Rp.16.980.000
maka jumlah biaya yang terpakai dalam 1 tahun adalah Rp. 720.000. Pergantian
79
selama 1 tahun sekali sebanyak buah dengan harga satuan Rp.90.000/buah maka
penggantian selama 1 tahun sekali menghabiskan 200 batang dengan harga satuan
adalah Rp.600.000. Penukaran baut pada mesin ripple mill selama 1 tahun sekali
terlaksana dengan baik, maka dengan itu dilakukan perawatan corrective selama I
tahun penukaran komponen mesin yaitu: ripple plate 1 set dengan harga
Rp.1.000.000 dan penukaran pully Bx3 dengan harga Rp.400.000. Jadi biaya
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data serta hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada
bab sebelumnya maka kesimpulan yang akan dapat diambil dalam penelitian ini
jaringan kerja metode PERT dan CPM dapat dilakukan upaya percepatan
jalur kritis. Durasi waktu optimal perawatan mesin ripple mill yaitu 23 jam
dari waktu normal 30 jam. Durasi waktu tersebut merupakan waktu optimal
proyek perawatan mesin ripple mill dapat terlaksana dengan durasi 23 jam
6.2 Saran
80
81
perlunya pembahasan ulang yang berkenaan dengan metode PERT dan CPM,
tidak terjadi kerusakan yang menimbulkan biaya perawatan yang besar akibat
Ervil, Riko, dkk. Buku Panduan Penulisan Dan Ujian Skripsi. STTIND Padang,
2013.
Heizer dan Render, Barry. 2014. Operation Management Sustainability and Suplly
Chain Management: 11 th Edition . Pearson.
Heizer, Jay dan Render, Barry 2005, Operation Management, th7ed, Prentice Hall,
New Jersey
Stevenson, J., William dan Chuong, Chee., Sum. Manajemen Operasi. Buku 2.
Edisi 9. Salemba Empat. 2014.
LEMBAR ASISTENSI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND)
PADANG TA. 2017/2018
- Perbaikan abstrak
9 08-11-2018
- ACC Jilid
Pembimbing 1
Ir.Gamindra Jauhari, MP
Lampiran A
Tabel 4.9 Perhitungan Biaya Perawatan Preventive
NPM : 1410024425035
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Meri Susanti
NPM: 1410024425035
BIODATA WISUDAWATI
No. Urut :
Nama : Meri Susanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl : Batang Lingkin
Lahir 13 Februari1996
Nomor Pokok : 1410024425035
Masiswa
Program Studi : Teknik Industri
Tanggal Lulus : 3 November 2018
IPK : 3,41
Predikat Lulus : Dengan Pujian
Judul Skripsi : Analisis Perawatan (Maintenance
Mesin Ripple Mill Pada P
Gersindo Minang Plantation Pal
Oil Mill (Gmp) – Pom Tanjung
Pangkal Pasaman Barat