Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
DUWEL TANJUNG
1410024425016
Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Incasi Raya Pesisir
Selatan
NPM : 1410024425016
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
SKRIPSI
Oleh :
DUWEL TANJUNG
1410024425016
Abstract
This study aims to determine the row material inventory control system at PT.
Incasi Raya Pesisir Selatan. The data analisys method used is quantitative analisys
using economic order quantity method, safety stock and reoder point. Based on
the results of analisys, the optimum purchase quantity according to company
policy is 713.84 tons in a day. Whereas based on economic order quantity method,
the optimum purchase quantity is 1.069 tons in a day. According to company
policy the optimal purchase is 312 time, while 218 time using the economic order
quantity method. The total cost of inventory using company policy is Rp
8.746.878,- after using the economic order quantity method, it can streamline the
cost of the company by only spending around Rp 8.078.649,- meanwhile, there is
no safety stock and reoder point according to accompany policy, while according
to the calculation of the economic order quantity method, the amount of safety
suplies is 2.335 tons and reoder point 3.763 tons
5
Abstak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persedian bahan
baku pada PT. Incasi Raya Pesisir Selatan. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan metode Economic Order
Quantity, stok pengaman dan titik pemesanan kembali. Berdasarkan hasil analisis
kuantitas pembelian yang optimum menurut kebijakan perusahaan adalah 312
kali, sedangkan dengan menggunakan metode Ergonomic oerder kuantity yaitu
208 kali. Total biaya persediaan dengan menggunakan kebijakan perusahaan
adalah Rp 8.746.878,- setelah menggunakan metode Ergonomic Order Kuantity
dapat mengefesiensikan besarnya biaya persedian perusahaan yaitu Rp
8.078.649,-. Sementara itu untuk persedian pengaman dan titik pemesanan
kembali menurut kebijakan perusahaan tidak ada, sedangkan menurut perhitungan
Ergonomic Order Kuantity besarnya persediaan pengaman adalah sebanyak 2.335
ton dan titik pemesanan ulang sebesar 3.763 ton.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-
sahabatnya.
Skripsi ini penulis lakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
kurikulum mata kuliah Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
6. Khususnya ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada Ayah dan Ibu
penulis yang selalu memberi dukungan moril dan materil kepada penulis
penulis, skripsi ini berguna bagi penulis maupun bagi pembaca sekalian.
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
6.2 Saran…………………………………………………………... 54
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BABI
PENDAHULUAN
terutama dalam bekerja. Karena peran perangkap kerja manual telah digantikan
oleh peralatan-peralatan otomatis yang lebih efektif dan efisien. Konsep utama
lebih memperlihatkan hasil pada zaman modern ini. Kemajuan tenologi tersebut
juga diiringi oleh sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas sebagai
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar sekitar 15,34 persen
pada tahun 2010 atau merupakan urutan kedua setelah sektor Industri Pengolahan.
Pada waktu krisis ekonomi, sektor pertanian merupakan sektor yang cukup kuat
perekonomian nasional.
peran yang sangat kompleks, yang didirikan dengan tujuan untuk memperoleh
menghasilkan produk yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan
proses produksi dan berarti bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk
kekurangan persediaan bahan baku juga dapat merugikan perusahaan karena akan
sangatlah penting bagi perusahaan, karena jumlah persediaan bahan baku akan
Salah satu faktor tersebut yaitu perkiraan pemakaian bahan baku, harga
bahan baku, biaya persediaan dan waktu tunggu pemesanan. Jumlah atau tingkat
setiap perusahaan atau pabrik, tergantung dari volume produksinya, jenis pabrik,
dan prosesnya.
risiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun jika persediaan itu terlalu
Peningkatan produksi cpo dan inti (kernel) minyak sawit bersumber dari
produktivitas dalam produksi minyak sawit Indonesia sampai dengan tahun 2017
Data bahan baku dan produksi minyak di PT. Incasi Raya Pesisir Selatan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PT. Incasi Raya Pesisir Selatan
dalam memproduksi minyak kelapa sawit kurang optimal karena berbeda dengan
meliputi keterlambatan waktu pengiriman bahan baku dan pemesanan bahan baku
kurang optimal.
diinginkan dengan hasil produksi yang optimal. Sehingga tidak terjadi kekurangan
judul Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Incasi Raya
Pesisir Selatan.
sebagai berikut:
produksi terganggu
Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3. Mengetahui berapa jumlah yang tepat untuk memesan bahan baku kembali
produksi pada PT. Incasi Raya Pesisir Selatan adalah sebagai berikut:
pihak yang ingin mempelajari tentang persediaan bahan baku dan bermanfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tahun 1848. Beberapa bijinya di tanam di kebun raya Bogor, sementara sisa
benihnya di tanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera utara
pada tahun 1870 an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak
nabati akibat revolusi industri pertenganhan abad ke-19. Dari sini kemudian
muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudi dayakan
seorang Belgia. Yang lalu di ikuti oleh K. Schadt perkebunan kelapa sawit
pertama berlokasi di pantai Timur Sumatera ( Deli) dan di Aceh. Luas areal
generatif. Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun.
Pada umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk segi tiga sama sisi
dengan sudut kemiringan lebih dari 12º, perlu dibuat teras kontur dengan jarak
tanam sesuai dengan ketentuan (violle lining). Panjang sisi (jarak tanam) harus
20
lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan serangan untuk mendapatkan
produksi per ha yang maksimal selama satu siklus hidup (Pahan, Iyung. 2006).
iklim, penyediaan bibit, persiapan lahan, tenaga kerja, sarana angkutan, dan
perawatan jalan.Persediaan bibit kelapa sawit yang baik dalam kondisi umur yang
sesuai. Bibit yang normal untuk dipindah tanamkan ke lapangan adalah 10-12
bulan. Khusus untuk areal tanaman baru (TB) bekas hutan, bibit umur 12-18 bulan
lebih baik, karena bibit yang lebih tua kurang disenangi tikus, babi dan landak
(Riska,1993).
perkebunan dapat dilakukan secara manual atau kimiawi. Secara manual, yaitu
alang-alang akan tercabut atau keluar. Secara kimiawi dilakukan dengan cara
nitrogen dari udara sehingga bisa menambah kesuburan tanah. Di sekitar kelapa
jari-jari piringannya 100 cm, tanaman berumur 1-3 tahun (TBM), jari-jari
21
piringannya 150 cm, tanaman berumur lebih dari 3 tahun (tanaman menghasilkan;
TM), jari-jari piringannya 250 cm. daerah piringan ini perlu disiangi, agar tidak
matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di
(TPH) (Rizka, 1993). Pekerjaan potong buah atau panen dikatakan baik, jika
komposisi buah (TBS) yang masak sebesar 98% dan buah mentah serta busuk
busuk
busuk
busuk
Secara teori, tandan yang ideal dipanen adalah saat kandungan minyak
dalam daging buahnya maksimal dan kandungan asam lemak bebasnya serendah
mungkin. Namun, hal ini tidak mungkin dilakukan karena di dalam tandan, buah
dikebun paling lambat jam 7 untuk melakukan potong buah. Setiap pemanen
melakukan tugasnya pada lokasi yang telah ditetapkan. Pada saat melakukan
2.1.1 Pengendalian
tersebut dirasakan berbeda dari biasanya, dan akhirnya konsep pencegahan dapat
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar,
apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu
melakukan.
sebelumnya.
23
merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak
perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila
kekurangan bahan.
pada persediaan alat-alat, bahan baku, dan barang hasil produk, sehingga
persediaan tersebut.
24
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
dan jumlah yang tepat dari bahan-bahan atau barag-barang yang tersedia pada
atau belebihan.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
2.1.2 Persediaan
dan permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang
segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
barangbarang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode
yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan. bahan baku, persediaan
(2008:237) persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha dan dalam proses
produksi untuk penjualan tersebut atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan
barang jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk
setiap saat. Istilah persediaan (inventory) adalah istilah umum yang menunjukkan
segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
bahan baku utama tetapi juga bahan baku pendukung, persediaan harus benar-
benar ada dan tersedia dengan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhannya agar
kelancaran suatu proses produksi dapat terus berjalan tanpa ada hambatan apapun
dan persediaan juga sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan pada
periode yang akan datang untuk memenuhi tujuan tertentu. Yang dimaksud
persediaan dalam penelitian ini adalah kekayaan milik perusahaan yang akan di
a. Kerusakan mesin
b. Kerusakan komponen
f. Memanfaatkan diskon
Pada dasarnya jenis persediaan kalau dilihat dari sifat operasi perusahaan
principal terhadap barang itu. Persediaan yang ada dalam perusahaan dagang
yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak
menambah atau mengubah daya guna bahan baku menjadi bahan baku atau
barang jadi. Persediaan yang terdapat pada perusahaan industri terdiri dari :
diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi. Bahan mentah merupakan
barang yang telah selesai dalam suatu tahapan proses tetapi masih
suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang
masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku
(idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih
pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem
tersebut harus memenuhi beberapa faktor tentang persediaan bahan baku. Para
pesanan.
antara lain:
1. Pengendalian ketat.
5. Memonitoring terus-menerus.
memindahkan produk dari suatu tingkat proses yang lain, yang disebut
1. Anggaran produksi
30
Semakin tinggi harga beli bahan baku, semakin tinggi persediaan yang
(stockout cost). Apabila biaya penyimpanan bahan baku digudang lebih kecil
persediaan, maka perlu persediaan bahan baku yang besar. Sebaliknya bila
biaya penyimpanan bahan baku digudang lebih besar dibanding biaya ekstra
Semakin tepat standar bahan baku dipakai yang dibuat, semakin kecil
bahan baku dipakai yang dibuat sulit untuk mendekati ketepatan, maka
Bila bahan baku tiap kali pesan jumlahnya besar, maka persediaan yang
direncanakan juga besar. Sebaliknya bila bahan baku setiap kali pesan jumlahnya
kecil, maka persediaan yang direncanakan juga kecil. Besarnya pembelian bahan
baku tiap kali pesan untuk mendapatkan biaya pembelian minimal dapat dibentuk
kembali.
a. Fungsi Decoupling
per unit. Dengan persediaan lot size ini akan mempertimbangkan penghematan
penghematan.
c. Fungsi Antisipasi
diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data masa lalu. Disamping
menanggulanginya.
keuntungan dari diskon kuantitas, dan melindungi terhadap inflasi serta kenaikan
harga.
1. Bacth atau lot size inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita
besar itu.
33
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
tahun dan pola untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan
yang meningkat.
1. Pengendalian ketat.
3. Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dan fasilitas.
perusahaan. Sebuah sistem pengendalian akan terdiri dari input, output, sebuah
baku memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan persediaan yang
efisien.
persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus
dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan, jumlah atau tingkat
35
satu kegiatan dari urutan kgiatan-kegiatan yang berurutan erat satu sama lain
dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang
kelancaran suatu usaha dengan cara menentukan jumlah persediaan yang tepat
sehingga menghasilkan biaya minimum dan mengurangi resiko yang akan terjadi
dikemudian hari.
2. Menjaga agar pembelian secara kecilkecilan dapat dihindari karena ini akan
baik untuk barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi sendiri. Metode
EOQ adalah nama yang biasa digunakan untuk barang-barang yang dibeli,
diproduksi secara internal. Perbedaan pokoknya adalah bahwa, untuk ELS biaya
pabrik dan biaya penyiapan mesin-mesin (setup cost) yang diperlukan untuk
(Handoko, 1999 : 113). Asumsi dasar untuk menggunakan metode EOQ adalah :
EOQ=√
Dimana :
terpenuhi :
adalahkonstan
Total Annual Cost (TOC) atau biaya total adalah jumlah dari Total
Carrying Cost (TCC) atau biaya penyimpanan dan Total Ordering Cost (TOC)
atau biaya pemesanan. TCC di dapat dari asumsi bahwa separuh dari jumlah
pemesanan yang akan disimpan dan TOC adalah biaya pemesanan yang dikalikan
datang memerlukan jangka waktu yang bisa berbeda-beda setiap bulannya. Hal ini
sering disebut dengan lead time. Lead time yang diungkapkan Slamet (2007:71)
yaitu jangka waktu yang diperlukan sejak dilakukan pemesanan sampai saat
datangnya bahan baku yang dipesan. Untuk mengetahui seberapa lamanya lead
Kebiasaan para pemasok menyerahkan bahan baku yang akan dipesan apakah
tepat waktu atau terlambat. Bila sering terlambat berarti perlu safety stock yang
besar, sebaliknya bila biasanya tepat waktu maka tidak perlu safety stock yang
besar.
stock) adalah persediaan inti dari bahan yang harus dipertahankan untuk
dalam keadaan darurat, seperti keadaan bencana alam, alat pengangkut bahan
kecelakaan, bahan dipasaran dalam keadaan kosong karena huru hara, dan lain-
lain. Persediaan pengaman bersifat permanen, karena itu persediaan bahan baku
pada masa sebelumya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah kita
permintaan dari pelanggan sebelum barang yang dipesan datang, harus dapat
biasanya turun naik dan tidak dapat diramalkan dengan penuh keyakinan.
pelanggan, akan tetapi ada resiko yang tidak dapat dihindarkan bahwa
39
persediaan yang telah ditetapkan sebelumnya habis, sebelum bahan baku yang
dipesan datang.
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan
baku sampai dengan kedatangan bahan baku yang dipesan tersebut diterima
menutupi kebutuhan selama lead time yang telah diperkirakan. Akan tetapi
apabila kedatangan bahan baku tersebut terlambat atau lead time yang terjadi
lebih besar dari pada yang diperkirakan, maka persediaan yang ditetapkan
lancar.
Suharyadi 2007:136):
̅
SD = √
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
40
𝑥 = Jumlah permintaan
n = Jumlah data
SS = SD x Z
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
Dalam hal ini, faktor pengaman yang dimaksud adalah besar probabilitas
ROP = Lt x Q
Keterangan
Lt = Lead Time
Q = Pemakaian rata-rata
Pada tugas akhir ini membahas tentang optimasi produksicpo dan inti
mengetahui pemesanan bahan baku yang ekonomis. Hasil pengukuran ini dapat
pembahasan di atas maka dapat dibuat suatu kerangka konseptual sebagai berikut :
yaitu suatu kegiatan atau tindak lanjut yang dilakukan agar tercapainya
output yang diinginkan. Pada skripsi kali ini peneliti menggunakan metode
EOQ
kembali
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mendiskripsikan data-data yang sudah diperoleh sehingga akan lebih jelas data
tersebut.
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
Soal, kabupaten pesisir Selatan, Sumatera Barat. Waktu penelitian di lakukan pada
memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan yaitu
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data jumlah bahan baku
terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga didapat gambaran yang jelas
dengan mencatat data yang ada pada literatur PT. Incasi Raya
sebagai berikut :
EOQ=√
Dimana :
berikut terpenuhi :
konstan
̅
SD = √
Keterangan :
SD = Standar deviasi
𝑥 = Jumlah permintaan
n = Jumlah data
SS = SD x Z
Keterangan :
SD = Standar deviasi
Dalam hal ini, faktor pengaman yang dimaksud adalah besar probabilitas
harus dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya. Adapun rumus dari
ROP= d x L + SS
Keterangan :
L : Waktu tunggu
SS : Persediaan pengaman
START
Identifikasi Masalah
1. Sering terjadinya kekurangan bahan baku yang mengakibatkan proses
produksi terganggu
2. Terjadinya kelebihan dan kekurangan bahan baku pada bulan tertentu
3. Ketidakpastian pasokan dari petani
Rumusan Masalah
1. Berapa pembelian bahan baku yang ekonomis?
Tujuan Penelitian
3. Mengetahui pembelian bahan baku yang ekonomis
3. Mengetahui berapa jumlah yang tepat untuk memesan bahan baku kembali
A
49
Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Pengambilan data dari linteratur perusahaan
KESIMPULAN
SARAN
SELESAI
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
persediaan bahan baku sawit pada PT. Incasi Raya Pesisir Selatan. Data tersebut
berupa data persedian bahan baku sawit, sumber bahan baku, harga bahan baku,
data produksi serta data yang diambil langsung dari lokasi penelitian.
PT. Incasi Raya melakukan pembelian bahan baku melalui agen dan petani
kelapa sawit yang memasok bahan bakunya ke pabrik . Penerimaan kelapa sawit
dilakukan dengan cara penimbangan dan kelapa sawit yang dapat digunakan
untuk proses produksi minyak CPO adalah kelapa sawit yang telah memenuhi
standar kriteria tandan matang panen yaitu dilihat dari jumlah buah yang telah
jatuh ditanah sedikitnya lima buah lepas/jatuh atau yang biasa disebut dengan
brondolan. Berikut ini jumlah kebutuhan bahan baku pada PT. Incasi Raya Pesisir
Selatan setiap bulannya dari bulan januari sampai dengan bulan desember 2018
yang didapatkan dari Perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3
51
Tahun Target
No 2017 Persediaan Persediaan
1 Januari 19,000 15,686
2 Februari 19,000 18,735
3 Maret 18,500 17,426
4 April 19,500 20,187
5 Mei 18,500 18,971
6 Juni 19,000 16,405
7 Juli 19,000 18,332
8 Agustus 19,000 19,176
9 September 19,500 20,173
10 Oktober 19,000 19,452
11 November 19,500 20,292
12 Desember 19,000 17,884
Total 228,500 222,718
Sumber: PT. Incasi Raya Pesisir Selatan
No Biaya Rincian
Biaya
1 admnitrasi 3,200,000
2 Biaya telepon 2,850,000
Total 6,050,000
Sumber: PT. Incasi Raya Pesisir Selatan
No Biaya Rincian
Biaya perawatan
1 gudang 650,700,000
2 Biaya listrik 850,300,000
3 Biaya penjaga 116,800,000
4 Biaya Asuransi 65,000,000
Total 1,682,800,000
Sumber: PT. Incasi Raya Pesisir Selatan
52
paling ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan
Kebutuhan bahan baku pada PT. Incasi Raya Pesisir Selatan tahun 2017
sebanyak 222,718 ton, Jadi jumlah pembelian rata-rata bahan baku selama
setahun yang di lakukan pada PT. Incasi Raya adalah sebagai berikut:
pemesanan bahan baku pada PT. Incasi Raya Pesisir Selatan terdiri dari
= Rp 19.391,- / perpesanan
c. Biaya Penyimpanan
Incasi Raya Pesisir Selatan, sehubungan dengan adanya bahan baku yang
= Rp 7.556,- / ton
Jadi besar biaya yang di keluarkan untuk penyimpanan bahan baku adalah
Rp 7.556,- / ton
TIC =[ ] +[ ]
=[ ]+[ ]
= Rp 6.049.990,- + Rp 2.696.888,-
= Rp 8.746.878,- / tahun
Jadi total biaya persediaan bahan baku PT. Incasi Raya apa bila
Q* = √
=√
F =
F = = 208,34≈ 208
per tahun.
TIC =[ ] +[ ]
=[ ]+[ ]
= Rp 4.039.967 + Rp 4.038.682
= Rp 8.078.649,- / tahun
56
Jadi total biaya persediaan bahan baku PT. Incasi Raya apa bila
Stock)
mengakibatkan proses terhenti dan karyawan tidak bekerja. Hal ini sangat
tabel berikut :
̅
SD = √
Dimana:
SD = Standar deviasi
𝑥 = Jumlah permintaan
n = Jumlah data
̅
SD = √
=√
=√
= 1.424 Ton
SS = SD x Z
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
adalah:
58
= 2.335 ton
atau penolong selama lead time ditambah dengan safety stock. Lamanya
waktu tenggang atau lead time pada PT. Incasi Raya adalah 2 hari dimana
waktu operasi dalam satu tahun adalah 312 hari, maka titik pemesanan
kembali adalah
ROP= d x L + SS
Keterangan :
L : Waktu tunggu
SS : Persediaan pengaman
bahan baku (lead time) adalah 2 hari, dan besarnya persediaan pengaman
ROP= d x L + SS
27.794
…3.763….…………………………………………………ROP
2.335 SS
Waktu
2.335 ton dan titik pemesanan ulang sebesar 3.763 ton sedangkan jumlah
perusahaan dapat mengolah sebesar 27.794 , jumlah tersebut di dapat dari 26 hari
mempunyai persediaan bahan baku selama masa tunggu pemesanan bahan baku
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
Dari hasil pengolahan data pada bab IV dengan penerapan metode EOQ
bahan baku. Dari pengolahan data yang telah dibuat maka akan dianalisis tahapan-
tahapan dalam penerapan metode EOQ yaitu dengan tahapan menghitung total
dan rata-rata kebutuhan bahan baku TBS, menghitung biaya pesan per pesanan
(S), menghitung biaya penyimpanan per ton bahan baku (H), setelah diketahui
nilai S dan H barulah bisa mencari besarnya pembelian bahan baku yang
(ROP).
Pesisir Selatan bahwa perusahaan tersebut memproduksi dua jenis produk yaitu
Crude Palm Oil (CPO) dan Inti ( Kernel ). Analisis EOQ ini dapat digunakan
diantaranya:
61
1. Biaya Pemesanan
Biaya pesan adalah untuk bahan baku tandan buahsegar (TBS) perusahaan
pemasok yang ingin menjual TBS nya, jadi setiap pemasok yang menjual
TBS akan selalu diterima. Untuk setiap pemasok yang masuk, perusahaan
perpesanan
2. Biaya Penyimpanan
gudang dalam periode waktu tertentu. Pada PT. Incasi Raya biaya sewa
Biaya pergudangan yang terdiri atas biaya perawatan gudang, biaya tenaga
penyimpanan bahan baku. Jadi biaya penyimpanan hanya terdiri dari biaya
bahan baku yang ekonomis menggunakan EOQ adalah sebesar 1.069 ton.
Total biaya tersebut dapat di cari dengan cara total kebutuhan bahan baku
222.718 ton di bagi dengan Pembelian bahan baku yang ekonomis 1.069
kembali yaitu Pembelian bahan baku yang ekonomis 1.069 ton di bagi 2 di
kali Biaya simpan per Ton Rp 7.556 / ton maka di dapatkan hasilnya
Hal ini sering disebut dengan lead time yaitu jangka waktu yang
apakah tepat waktu atau terlambat. Bila sering terlambat berarti perlu
63
safety stock yang besar, sebaliknya bila biasanya tepat waktu maka tidak
sebanyak 95%, dan tingkat kesalahan 5%. Kenapa 95%, kenapa tidak 90%
atau 99%? Karena 95% adalah tingkat keyakinan yang normal. Lalu akan
diperoleh nilai Z dengan tabel normal 1.64 deviasi standar dari rata-rata.
sehubungan dengan adanya Lead Time dan Safety Stock. Lamanya waktu
tenggang atau lead time PT.Incasi Raya adalah 2 hari dimana waktu
operasi dalam satu tahun adalah 312 hari, maka nilai ROP yang dihasilkan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan pada bab
IV dan bab V maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan
5. Dari hasil penelitian diketahui bahwa besar pembelian bahan baku TBS
6.3 Saran
kepada pihak perusahaan yaitu untuk menjadikan metode EOQ sebagai salah satu
perusahaan dapat memesan bahan baku dalam jumlah yang sesuai dengan
baku.
65
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alfabeta. Syamsi, Ibnu. Efisiensi, Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta: PT. Bumi
Aksara 2008.
BIODATA WISUDAWAN
Nomor Pokok
: 1410024425016
Mahasiswa
IPK : 3,11
E-mail : Duwel.tanjung@gmail.com