Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
Filipus Neri Sunarto
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : .................................................................................
Tanggal : .................................................................................
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME,yang telah melimpahkan
rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan
dan Konseling tahun pelajaran 2017/2018.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81a lampiran IV Tahun
2013 tentang implementasi kurikulum 2013 menyebutkan bahwa program bimbingan
dan konseling terdiri dari program, tahunan, program semester, program bulanan,
program mingguan dan program harian yang berbentuk rencana pelaksanaan
layanan (RPL) atau satuan layanan (Satlan). Sehubungan dengan hal tersebut guru
Bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna menunjang kelancaran
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan
menyusun angket kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di
sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang
terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Sr. M. Rosananing SPM. selaku kepala sekolah SMPK Stella Maris
2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMPK Stella Maris
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-
teman guru Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku
program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak
yang membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami
menjadi pahala dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME.
Amin
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan ................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ................................................................................... 1
B. Landasan ................................................................................... 3
1. Yuridis ................................................................................... 4
2. Religius ................................................................................... 5
3. Filosofis ................................................................................... 6
4. Psikologis ................................................................................... 7
5. Sosial Budaya ............................................................................... 10
6. Ilmu Pengetahuan & Teknologi .................................................. 11
C. Visi dan Misi................................................................................... 12
1. Visi Misi SMPK Stella Maris .................................................... 12
2. Visi Misi Bimbingan dan Koseling ............................................... 13
D. Deskripsi Kebutuhan....................................................................... 13
E. Tujuan Bimbingan dan Konseling ................................................. 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Rasional
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Th. 2003) SMPK
Stella Maris sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan
ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga
memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk
memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek
kognitif) merupakan wilayah garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan
bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data
tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang mempengaruhinya.
Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling
memerlukan kolaborasi antara konselor dengan kepala sekolah, guru, staf
administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak terkait begitu juga
sebaliknya.
Keberadaan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia dijalani melalui proses panjang sejak kurang lebih 48 tahun yang lalu.
Pada saat ini keberadaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting
pendidikan, khususnya persekolahan, telah memiliki legalitas yang kuat dan
menjadi bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pelayanan bimbingan
dan konseling telah mendapat tempat di semua jenjang pendidikan mulai dari
jenjang Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Pengakuan ini terus
mendorong perlunya tenaga profesional yang secara khusus dipersiapkan untuk
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Secara eksplisit telah
ditetapkannya
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan
yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan
diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54
ayat (6) Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat
tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150
(seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan
pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud
dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-
kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan
dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal
22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau
konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling
kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus
lima puluh) orang siswa per tahun.
5
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang
menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan
pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-
1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor.
Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17
kompetensi dan 76 sub kompetensi.
B. Landasan
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan
dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh
tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan
tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah
goyah atau bahkan ambruk.
Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak
didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran
terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi
taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan
hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat lima aspek pokok yang
mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan
yuridis, landasan religius, landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-
budaya, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan
bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan layanan Bimbingan dan konseling Sebagai
bagian dari Kurikulum 2013 di SMPK Stella Maris adalah:
6
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor
g. Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
h. Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
i. Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah;
j. Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah;
k. Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMA/MA
l. Permendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2015
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
2. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme,
Realisme,Pragmatisme, Pancasila,
a. Realisme
Menurut aliran realisme “pengetahuan yang benar diperoleh manusia
melalui pengalaman indra”. penganut Realisme mengutamakan metode
mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui
observasi,praktikum, dsb.) atau pengalaman.
Implikasi dari landasan filosofis pendidikan realisme ini dalam
layanan Bimbingan Konseling di SMAK Santa Maria akan
mengutamakan kegiatan layanan yang memberi kesempatan
memperoleh pengalaman langsung (experiental learning) pada
konseli melalui kegiatan seperti observasi dan praktik.
b. Idealisme,
Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir atau kenyataan
yangsebenarnya adalah spiritual/rokhaniah atau cita. Tujuan pendidikan
adalah mengembangkan individu sebagai pribadi yang terbatas, dan ia
mampu berbuat selaras dengan suatu kehidupan yang mulia. Tujuan ini
dapat dicapai dengan cara mengekspresikan dirinya secara positif, dengan
mempergunakan metode dialektis untuk mengembangkan kemampuan
menilai dan menalar, yang bisa dicapai melalui pengajaran..Implikasi dari
landasan filosofis idealisme tersebut diatas maka dalam layanan
bimbingan dan konseling di SMAK Santa Maria memperhatikan aspek
spiritual/rohaniayah (sikap spiritual) peserta didik dan mengarahkan
peserta didik pada perilaku yang mulia dan positif.
c. Pragmatisme:
Pragmatisme, berpandangan bahwa pengetahuan dan perbuatan bersatu
tak terpisahkan, dan semua pengetahuan bersumber dari dan diuji
7
kebenarannya melalui pengalaman. Tujuan pendidikan adalah
pertumbuhan, dan kondisi optimum atau tertinggi dari pertumbuhan adalah
kebebasan mengadakan penelitian bersama dengan urun pemikiran yang
tidak terkekang dalam suatusi sistem kerjasama yang terbuka. Metode
pemecahan masalah yang telah dikembangkan dalam ilmu sebagai
pendekatan ilmiah, juga merupakan metode belajar dalam pendidikan.
Implikasi dari pandangan pragmatism tersebut diatas maka dalam
layanan Bimbingan dan Konseling di SMAK Santa Maria menekankan
diperolehnya pengetahuan dan pengalaman agar peserta didik dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal
d. Pancasila:
Pandangan filsafat Pancasila tentang hakikat manusia, tidaklah
memandang tubuh manusia sebagai materi belaka, namun di dalam materi
itu terdapat jiwa yang merupakan kesatuan utuh dari dua dimensi.
Pancasila sebagai filsafat hidup yang mengakui religi sebagai suatu nilai,
yang fundamental bagi manusia dan bangsa Indonesia pada khususnya
mengembangkan nilai-nilai religius. Pancasila ialah filsafat hidup yang
memandang manusia sebagai makhluk yang mulia yang mengaku adanya
Tuhan Implikasi dari pandangan filsafat pancasila maka dalam
layanan bimbingan dan konseling di SMPK Stella Maris diarahkan pada
pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur pancasila.
5. Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.
Ada tiga hal yang harus ditekankan bagi layanan BK:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk
Tuhan.
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan prikehidupan manusia berjalan
ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan
dan pemecahan masalah individu.
Agama merupakan pandangan hidup yang mengajarkan manusia pada
kebenaran hakiki, sehingga dalam layanan bimbingan dan konseling tidak
boleh lepas dari kaidah-kaidah ajaran agama Oleh karena itu manusia harus
sadar dan mempunyai landasan hidup yang mereka pegang.
b. Misi
a. Mendampingi warga SMPK Stella Maris agar setia pada pencerdasan
kehidupan bangsa, yang diwujudkan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
b. Mendampingi warga SMPK Stella Maris agar setia pada ciri khas
Katolik sehingga menumbuhkan komunitas iman, harapan dan kasih
c. Mendampingi warga SMPK Stella Maris agar profesional dalam
penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan
d. Mendampingi warga SMPK Stella Maris agar berkualitas dalam
pengelolaan standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan
e. Mendampingi warga SMPK Stella Maris agar mewujudkan tata
kehidupan kristiani yang semakin bermakna, bermartabat,
bersaudara, berbelas kasih, berkeadilan dan kedamaian
f. Mendampingi warga SMPK Stella Maris agar memiliki kecerdasan
seimbang secara intelektual, emosional dan spiritual
9
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses
belajar yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat
pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja
dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal
bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia
senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang
relevan dengan karir keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan
minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami
kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu,
dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan
karir.
11
BAB II
PELAKSANAAN
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING
A. TUGAS PERKEMBANGAN
12
menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan belajar adalah sebagai berikut
:
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencarai informasi
dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadapa guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
kelompok
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di
sekolah
d. Orientasi belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
d. Dukungan Sitem
13
1. Pengembangan Profesi
2. Menejemen Program
3. Pengembangan Jejaring Layanan BK
14
c. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan
tertutup
d. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau anggota keluarganya
e. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan
f. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli
yang dimaksud
3. Format Layanan
1) Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan.
2) Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3) Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
4) Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau lapangan.
5) Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan
dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui
pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan
kemudahan.
Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat
dan sarana elektronik
Komponen Program Bimbingan Konseling dan strateginya dalam matrik
15
Informasi tentang rokok dan minuman keras
Informasi tentang cara mengisi waktu luang
Informasi tentang kultur sekolah.
Meningkatkan keimanan, kejujuran dan
toleransi
16
Wali/pemilik kos saya jarang ada di rumah
Ketersediaan air di asrama kurang
Saya memiliki masalah dengan teman yang
berbeda etnis
Himpuna
Saya memiliki masalah dengan salah Layanan
n data
seorang guru yang tidak mengetahui bahwa Mediasi
saya memiliki kelemahan fisik
Saya punya masalah dengan teman
sepermainan
17
7 Mudah tersinggung atau sakit hati dalam
berhubungan dengan orang lain
Kurang mendapat perhatian dari lawan jenis Layanan Himpuna
Pernyataan cinta saya ditolak secara terang- Konseling n data
terangan Kelompok
Ingin mengatasi kondisi keluarga yang
sedang dilanda prahara.
8 Memiliki kawan di kelas yang sering di bully
oleh teman sekelas
Memiliki kawan yang bermasalah dengan
Layanan
bau badan
Konsultasi
Memiliki kawan akrab yang merasa dirinya
lebih hebat dari lainnya, sehingga sering
konflik dengan lingkungan
BELAJAR 1 Orientasi pada struktur kurikulum yang
berlaku saat ini
Orientasi pada program yang Tampilan
diselenggarakan sekolah dalam Layanan Kepusta
meningkatkan kemampuan berbahasa asing Orientasi kaan
Orientasi pada sarana multimedia yang ada
di sekolah
2 Informasi tentang kesulitan menumbuhkan
semangat belajar yang menurun
Informasi tentang cara belajar yang efektif
dan efisien
Layanan
Informasi tentang cara memanfaatkan TIK
Informasi
dalam membuat mind-mapping
Informasi tentang cara mempersiapkan diri
menghadapi tes / ujian.
18
7 Mengalami masalah dalam pemahaman Layanan
penggunaan bahasa / istilah asing. Konseling
Khawatir tugas-tugas pelajaran hasilnya Kelompok
kurang memuaskan.
Kesulitan membaca cepat atau memahami
isi buku pelajaran.
8 Ingin membantu teman yang sulit belajar Layanan
karena memiliki cacat fisik. Konsultasi
Bingung memikirkan teman saya yang
setiap kali diajar sulit memperhatikan dan
cenderung mengganggu yang lain.
Kesulitan menghadapi teman sebangku
yang tidak memiliki motivasi belajar.
Saya memiliki teman yang setiap hari
melemahkan semangat belajar saya.
9 Layanan
Mediasi
KARIR 1 Orientasi pada kegiatan ekstrakurikuler Layanan
yang menunjang belajar saya. Orientasi
Orientasi tentang pekerjaan yang berkaitan
dengan kesehatan yang mendukung cita-
cita saya.
Orientasi tentang tentang sistem belajar di
perguruan tinggi
Orientasi tentang syarat memasuki pada
studi lanjut.
Kegiatan lomba-lomba di akhir pekan
orientasi siswa
Orientasi tentang jenis pekerjaan jasa.
2 Informasi tentang cara memilih kegiatan Layanan
ekstra kurikuler yang cocok. Informasi
Informasi tentang berbagai jenis pekerjaan
yang memiliki prospek bagus di masa
depan.
Informasi tentang cara menyusun
persyaratan melamar pekerjaan.
Informasi tentang pendidikan lanjutan yang
dapat dimasuki setamat sekolah ini.
Informasi tentang strategi memasuki
pendidikan lanjutan.
3 Bingung memilih lembaga kursus belajar Layanan
yang sesuai. Penempat
Belum memiliki rencana yang pasti untuk an dan
pemilihan pendidikan lanjutan. Penyaluran
Ingin mengikuti kegiatan pelatihan atau
kursus tertentu yang benar-benar
menunjang proses mencari dan melamar
pekerjaan setamat pendidikan
4 Berlatih memiliki kemampuan untuk Layanan
menyalurkan bakat yang mengarah karier Penguasaa
tertentu. n Konten
Mengembangkan sikap mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya.
5 Bingung belum memiliki cita-cita. Layanan
Selalu khawatir akan pekerjaan yang Konseling
dijabat nantinya tidak memberikan Peroranga
penghasilan yang mencukupi n
19
Ragu pada tercapainya cita-cita karena
orang tua tidak sejalan
Pesimis untuk melanjutkan pendidikan
karena biaya sekolah mahal
Merasa tidak memiliki kemampuan
kecerdasan yang cukup untuk melanjutkan
pendidikan.
6 Cara memilih pekerjaan Layanan
Kiat menghindari banyaknya penipuan Bimbingan
lowongan pekerjaan yang ada pada media Kelompok
Tata kerja pasar bursa dan persyaratannya
Kiat menghadapi semakin ketatnya
persaingan dalam masuk pendidikan
lanjutan.
Pengaruh pendidikan dengan keberhasilan
dalam karier.
7 Cemas kalau menjadi penganggur setelah Layanan
menyelesaikan pendidikan. Konseling
Khawatir tidak mampu menamatkan Kelompok
sekolah dan harus segera bekerja
Tidak bersemangat untuk melanjutkan
sekolah
Lulus sekolah ingin bekerja, tetapi orang
tua menghendaki untuk melanjutkan
pendidikan.
8 Ingin membantu teman yang sampai Layanan
sekarang masih bingung menyusun cita- Konsultasi
cita masa depan
Ingin membantu teman yang masih
kesulitan dalam memilih jenis ekstra
kurikuler yang harus diikuti
9 Layanan
Mediasi
JUMLAH 226 36
20
PROGRAM UMUM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONNSELING
Matrik Program Umum
JADWAL KEGIATAN
KEGIATAN
NO BIDANG MATERI SARANA BIAYA ( BULAN )
LAYANAN
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
3 Konferensi Dana
Kasus sekolah
4 Kunjungan Dana
Rumah sekolah
5 Tampilan Dana
Kepustakaan sekolah
6 Alih Tangan
Kasus
D EVALUASI X
PROGRAM
E TINDAK X
LANJUT
21
JADWAL KEGIATAN
KEGIATAN
NO BIDANG MATERI SARANA BIAYA ( BULAN )
LAYANAN
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
22
D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan bimbingan dan konseling.
Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan.
Penilaian keberhasilan layanan bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk
menilai sejauh mana kegiatan layanan itu mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan.
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi yang
diharapkan telah dimiliki peserta didik. Untuk itu setiap akhir pemberian layanan
diperlukan adanya feedback untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan
dengan mengetahui apakah kompetensi yang diharapkan dari materi yang diberikan
sudah dimiliki oleh peserta didik. Dengan demikian maka yang perlu diketahui adalah
kondisi nyata keadaaan peserta didik terkait dengan materi layanan yang diberikan.
Sasaran penilaian bimbingan dan konseling berorientasi pada perubahan tingkah laku
(termasuk di dalamnya pendapat, nilai, dan sikap) serta perkembangan siswa. Oleh
karena itu penilaian dilakukan dalam proses dan hasil pencapaian kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa tersebut.
1. Penilaian hasil
untuk memperoleh informasi keefektifan layanan peminatan ditinjau dari
hasilnya. Kegiatannya penilaian segera (laiseg) penilaian jangka
pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapang).
a. Penilaian segera: Penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta
didik yang dilayani
Fokus Penilaian segera:
1) Understanding : diperolehnya informasi dan pemahaman baru
2) Comfort : dicapaianya keringanan beban perasaan
3) Action : disusunnya rencana kegiatan pasca konseling
dalam rangka perwujudan upaya pengembangan diri dan/atau
pengentasan masalah klien.
b. Penilaian Jangka Pendek: Penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau
kegiatan pendukung BK diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik
c. Penilaian Jangka Panjang: Penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setelah satu atau bebe-rapa layanan
dan kegiatan pendu-kung BK diselenggarakan untuk mengetahui lebih
jauh dam-pak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap
pe-serta didik.
2. Penilaian Proses
Penilaian proses kegiatan layanan BK dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.
Penilaian proses bimbingan dan konseling ditujukan kepada penilaian
selama proses yang dapat dilakukan dengan :
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegistan layanan
b. Mengungkapkan pemahaman siswa atas materi yang disajikan atau
pemahaman atas masalah yang dialaminya.
c. Mengungkapkan kegunaan layanan dan mengamati perkembangan
siswa.
d. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan
kegiatan layanan.
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain peserta didik,
kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh
masyarakat, para pejabat Depdiknas, organisasi profesi bimbingan, sekolah
lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai
cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes,
analisis hasil kerja peserta didik, dan sebagainya.
23
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan
penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian
dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program
bimbingan dan konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas
dan cermat maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil
pelayanan bimbingan dan konseling yang kemudian dianalisis guna menentukan
tindak lanjut. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk
pertanggungjawaban/ akuntabiltas pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan program BK meliputi dua kegiatan, yaitu :
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah meliputi :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan informasi,
penempatan/penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/ kegiatan lain yang dapat
dilakukan di dalam kelas
2) Volume kegiatan tatap muka adalah satu jam perkelas
perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelengggarakan layanan konseling, konsultasi, kegiatan
konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustkaan, dan alih tangan kasus.
3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi terdiri dari :
a. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan layanan
b. Tindak lanjut
Dari hasil penilaian yang dilakukan merupakan bahan untuk program
tahun berikutnya.
c. Pelaporan
24
Pelaporan terdiri dari laporan bulanan, laporan semester dan laporan
tahunan kepada kepala sekolah.
25
Vol Satuan sekolah
I Administrasi BK
3. Rekom peminatan
1000 lembar 200 20.000
,kartu pribadi dll
II Test Psikologi
b. (2 guru x 1 siswa x
10 bulan)
V Sarana Prasarana BK
VII MGBK
BAB III
PENUTUP
26
Jadwal kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling disesuaikan dengan
kalender pendidikan, adapun rentang waktunya adalah bulan Juli 2016 sampai
dengan Bulan Juni 2017, selanjutnya jadwal secara rinci dapat dilihat pada
program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan program harian (RPL).
Program ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak baik di dalam
maupun di luar satuan pendidikan agar dapat terlaksana secara maksimal. sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas pemenuhan kewajiban profesional seorang guru
bimbingan dan konseling.
Demikian, penyusunan program Bimbingan dan Konseling SMPK Stella Maris
tahun pelajaran 2016-2017. Kami menyadari tentu saja dalam penyusunan proram
Bimbingan dan Konseling ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan perngetahuan dan kemampuan kami, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan sarannya guna perbaikan di tahun yang akan
datang
Kami berharap program Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi warga SMPK Stella Maris dan umumnya kepada teman-teman
guru Bimbingan dan Konseling. Dan semoga program Bimbingan dan Konseling ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program Bimbingan dan
Konseling di sekolah. Terima kasih.
27