Nucor Corporation In 2016: Contending With The Challenges Of Low-Cost Foreign
Imports And Weak Demand For Steel Products Oleh : Oktavianus Oki Bagus Krisnawan
Sebagai sebuah perusahaan manufaktur terbesar di Amerika Utara yang bergerak di
bidang produksi baja, Nucor Corporation merupakan perusahaan yang menjalankan strategi low cost. Nucor memiliki 24 pabrik baja dengan kapabilitas untuk memproduksi berbagai macam baja (steel bars, sheet steel, steel plate, dan structural steel) serta beberapa additional finished steel manufacturing. Pada akhir 2015 Nucor memiliki pendapatan sebesar $16,4 milyar dan net profit sebesar $357,7 juta, angka tersebut jauh dibawah angka sebelum terjadi resesi di tahun 2008 yang dapat menyentuh angka $23,7 milyar pada pendapatan dan mencatatkan net profit $1,8 milyar. Namun demikian pendapatan Nucor pada tahun 2015 juga mengalami penurunan yang tajam. Penurunan pendapatan pada akhir 2015 diakibatan oleh menurunya harga baja di pasar internasional dan masuknya produk- produk baja dari China yang membuat konsumen Nucor berpindah produsen. Strategi yang dijalankan Nucor berfokus pada proses produksi cost efficient pada semua kategori produk yang mereka hasilkan. Nucor akan selalu mempertimbangkan ketersediaan resources dan capabilities yang dimiliki dalam usahanya untuk memperluas cakupan produksi. Secara garis besar ada lima strategi pertumbuhan yang selalu dilakukan oleh Nucor sejak sekitar tahun 2000an, antara lain : Akuisisi, dalam hal ini manajemen Nucor memiliki asumsi bahwa membeli pabrik baru lebih efisien daripada membangun pabrik baru. Nucor menggunakan strategi akuisisi untuk memperkaya kemampuan mereka dalam melayani konsumen secara geografis. Kedua, mengimprovisasi efisiensi biaya yang mereka keluarkan dan meminimalkan biaya hingga titik terendah pada negara tertentu. Kompetitif strategi yang ketiga adalah menjadi technology leader dan selalu menjadi perusahaan yang memiliki tingkat operasional terdepan dalam fasilitas produksinya. Dalam pengimplementasianya Nucor selalu cepat untuk mengganti teknologi dan metode produksi serta instalasinya. Strategi keempat adalah strategi membangun international platform dengan cara joint venture. mengekspor produk baja buatan AS ke pasar luar negeri. Karena sekitar 60 persen dari kapasitas pembuatan baja Nucor terletak di sungai dengan akses transportasi air , manajemen percaya bahwa perusahaan dapat bersaing dalam pengiriman produk baja buatan AS kepada pelanggan di sejumlah negara lainya, dengan joint venture untuk berinvestasi dalam proyek pembuatan baja di luar Amerika Utara. Para eksekutif Nucor percaya bahwa keberhasilan elemen strategi ini adalah menemukan mitra yang tepat untuk tumbuh bersama secara internasional. Terakhir yaitu raw-materials, dalam hal ini strategy Nucor yang bertujuan untuk mencapai kontrol yang lebih besar atas biaya semua jenis input logam (baik scrap metal dan iron-related substitutes) yang digunakan di pabrik-pabrik baja. Unsur kunci dari strategi ini adalah untuk mengintegrasikan kembali bahan-bahan produksi ke dalam produksi 6 juta hingga 7 juta ton per tahun pengganti barang bekas berkualitas tinggi. Nucor memiliki struktur organisasi yang sederhana dan ramping untuk memungkinkan karyawan berinovasi dan membuat keputusan cepat. Perusahaan ini sangat terdesentralisasi, dengan sebagian besar keputusan operasional sehari-hari yang dibuat oleh manajer umum tingkat grup atau pabrik dan staf mereka. Setiap kelompok atau pabrik beroperasi secara independen sebagai profit centered dan dipimpin oleh seorang manajer umum, yang dalam banyak kasus juga memiliki gelar wakil presiden. Semangat persaingan yang kondusif mucul diantara pabrik- pabrik Nucor untuk melihat fasilitas mana yang bisa menjadi best performance, tetapi karena semua wakil presiden dan manajer umum berbagi sistem bonus yang sama, mereka banyak berjalan sebagai tim meskipun mengoperasikan fasilitas pabrik secara individual. Berkenaan deengan hal tersebut maka untuk melihat efekftifitas implementasi strategi yang dilakukan oleh Nucor, penulis menggunakan salah satu tools yang dikeluarkan oleh McKinsey yaitu 7s framework yaitu sebuah model untuk melihat seberapa efektif organisasi dalam mencapai tujuan yang diingankanya. Dalam 7S ada 7 faktor yang masing-masing yang saling berkaitan dan dapat dikelompokkan menjadi dua elemen yaitu soft & hard elements. Soft elements lebih sulit dideskripsikan, less tangible dan dipengaruhi budaya, yaitu shared salues, skills, style, dan staff. Sedangkan hard elements lebih mudah didefinisikan dan ditentukan dan manajemen dapat langsung mengetahuinya yaitu strategy, structure, systems.
Gambar 7s McKinsey Framework
Sumber: McKinsey.com (2018)
Strategy: Rencana yang dirancang untuk mempertahankan dan membangun
keunggulan kompetitif dalam persaingan. Structure: Cara organisasi yang secara sistematis mengatur struktur dan jalur komunikasi organisasinya System: Prosedur untuk mengatur aktivitas yang dijalankan yang melibatkan anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencapai tujuan. Shared Values: Nilai-nilai inti perusahaan yang telah menjadi budaya perusahaan. Style: Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam perusahaan. Staff: Karyawan dengan syarat-syarat yang diinginkan oleh perusahaan. Skills: Ketrampilan yang dibutuhkan organisasi. Ketika membagi pekerjaan dalam pabrik, Nucor tidak menggunakan job description. Manajemen menganggap bahwa job description menyebabkan lebih banyak masalah daripada yang mereka hasilkan, mengingat suasana kerja tim dan kolaborasi erat di antara anggota kelompok kerja. Perusahaan juga melihat sistem performance appraisal formal sebagai pemborosan waktu dan hanya menambah- nambahkan dokumen. Jika ada karyawan Nucor yang tidak bekerja dengan baik, masalah itu akan ditangani langsung oleh supervisor dan karyawan tersebut juga akan akan mendapat tekanan dari kelompok kerjanya (yang bonusnya dirugikan). Karyawan secara rutin diberi tahu tentang kinerja perusahaan dan divisinya. Bagan- bagan yang menunjukkan hasil dari divisi-divisi dalam pengembalian aset dan bonus hadiah yang diposting di tempat-tempat terkemuka di pabrik. Nucor menerapkan budaya kerja yang memiliki kesteraan antara atasan dan bawahan yang diterapkan diseluruh pabrik-pabrik mereka. Sebagian besar perubahan yang dibuat Nucor dalam prosedur kerja berasal dari pandangan karyawan. Pandangan yang berlaku di Nucor adalah bahwa karyawan tahu masalah pekerjaan mereka lebih baik daripada atasan, dengan demikian karyawan berada dalam posisi terbaik untuk mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Hubungan karyawan di Nucor didasarkan pada empat prinsip yang jelas: 1. Manajemen berkewajiban untuk mengelola Nucor sebaik mungkin sehingga karyawan akan memiliki kesempatan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan produktivitas mereka. 2. Karyawan harus merasa yakin bahwa jika mereka melakukan pekerjaannya dengan benar, mereka akan memiliki pekerjaan keesokan harinya. 3. Karyawan berhak diperlakukan adil dan harus percaya bahwa mereka akan diperlakukan dengan adil. 4. Karyawan harus memiliki jalan banding ketika mereka percaya bahwa mereka diperlakukan tidak adil. Keunggulan dari sumber daya manusia yang berada di Nucor adalah pembayaran insentif untuk produksi yang melebihi standar dan keamanan kerja yang diberikan kepada semua pekerja. Ketika seseorang memasuki Nucor maka karyawan tersebut hampir dipastikan serba bisa dan kompeten untuk melakukan pekerjaan apapun yang berhubungan dengan baja. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas strategi perusahaan sudah dijalankan dengan baik, hal ini terlihat dari : Hubungan antara atasan dan bawahan memiliki relasi yang setara sebagai sebuah budaya kerja. Strategi egatalitarian tersebut juga sangat dirasakan oleh seluruh stakeholder yang berada dalam perusahaan. Karena tidak ada job description, maka karyawan dituntut untuk bisa melakukan berbagai jenis pekerjaan. Nucor secara terus menerus mengembangkan teknologinya sebagai continuous improvement. Namun demikian, menurut hemat penulis untuk mengatasi turunnya pendapatan dari perusahaan maka strategi yang harus dilakukan oleh Nucor adalah dengan tetap melakukan persaingan dengan perusahaan dari China dengan tetap menjaga kualitas terutama di pasar emerging countries seperti India maupun Indonesia. Caranya antara lain mengadopsi konsep pabrik mini (mini mill). Dengan menggunakan konsep tersebut, Nucor melakukan daur ulang produksi dari baja bekas menjadi produk baja(finished steel). Sehingga dengan pemanfaatn teknologi ini, biaya produksi lebih murah dan harga jual juga ikut murah.