You are on page 1of 108

BPO – 03 = PENGOPERASIAN BATCHING PLANT

Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi


Kode : INA.5200.222.08.03.07 Judul :
Mengoperasikan Batching Plant Sesuai Dengan Prosedur

PELATIHAN
OPERATOR BATCHING PLANT
(BATCHING PLANT OPERATOR)

2007
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

KATA PENGANTAR

Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk


meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi
dalam memperebutkan pasar kerja. Berbagai upaya dapat ditempuh, baik melalui
pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi
proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu
mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan ditempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan


Konstruksi yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan
pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang
diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja
tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar
kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di
bidang Jasa Konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana dituntut dalam
Undang-Undang No. 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan
pelaksanaannya.

Sebagai alat untuk mengukur kompetensi tersebut, disusun dan dibakukan dalam bentuk
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang unit-unit kompetensinya
dikembangkan berdasarkan pola RMCS (Regional Model Competency Standard). Dari
standar kompetensi tersebut, pengembangan dilanjutkan menyusun Standar Latih
Kompetensi, Materi Uji Kompetensi, serta Materi Pelatihan yang berbasis kompetensi.

Modul / Materi Pelatihan : BPO – 03 / Pengoperasian Batching Plant, disusun


merepresentasikan unit kompetensi ”Mengoperasikan batching plant sesuai dengan
prosedur” , dengan elemen-elemen kompetensi terdiri dari :
1. Mengidentifikasi komponen utama dan melaksanakan persiapan sebelum operasi.
2. Melakukan penimbangan dan penyaluran material beton
3. Melakukan penyaluran beton ke dalam alat angkut
4. Melakukan pemeliharaan selama pengoperasian batching plant
5. Melaksanakan pemeliharaan setelah selesai pengoperasian batching plant

i
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Uraian penjelasan bab per bab dan pencakupan materi latih ini merupakan representasi
dari elemen-elemen kompetensi tersebut, sedangkan setiap elemen kompetensi dianalisis
kriteria unjuk kerjanya sehingga materi latih ini secara keseluruhan merupakan penjelasan
dan penjabaran dari setiap kriteria unjuk kerja untuk menjawab tuntutan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dipersyaratkan pada indikator-indikator kinerja/
keberhasilan yang diinginkan dari setiap KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dari masing-masing
elemen kompetensinya.

Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai
upaya meningkatkan kompetensi seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas,
sehingga masih diperlukan materi-materi lainnya untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan setiap jabatan kerja.

Disisi lain, modul ini sudah barang tentu masih terdapat kekurangan dan keterbatasan,
sehingga diperlukan adanya perbaikan disana sini dan kepada semua pihak kiranya kami
mohon sumbangan saran demi penyempurnaan kedepan.

Jakarta, Oktober 2007

KEPALA PUSAT PEMBINAAN


KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Ir. DJOKO SUBARKAH, Dipl.HE


NIP. : 110016435

ii
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

PRAKATA

Modul ini disusun merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan operator batching
plant dalam pengoperasian batching plant sebagai bentuk disiplin dan tanggung jawab
pelaksanaan tugasnya mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur.

Sesuai dengan tuntutan kompetensi pembelajaran diarahkan kepada :


- Kemampuan mengidentifikasi komponen utama dan melaksanakan persiapan sebelum
operasi
- Kemampuan melakukan penimbangan dan penyaluran material beton
- Kemampuan melakukan pencampuran beton di dalam mixer dan penyaluran beton ke
dalam alat angkut
- Kemampuan melakukan pemeliharaan selama pengoperasian batching plant
- Kemampuan melaksanakan pemeliharaan setelah selesai pengoperasian batching plant

Untuk mencapai hasil yang optimal modul ini disampaikan kepada peserta melalui
pembelajaran dikelas dengan metoda ceramah, diskusi dan peragaan diusahakan
menggunakan format laporan yang sebenarnya. Praktek lapangan secara lengkap
dilakukan bersamaan pada saat praktek pengoperasian batching plant.

Mengingat modul ini merupakan salah satu dari beberapa modul yang dipaketkan dalam
satu program pelatihan, maka aktivitas penyelenggaraan pelatihan selalu mengacu kepada
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya berisi unit-unit
kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dan unsur lainnya, sehingga
hasil pelatihan dapat diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan
ditempat kerja dengan aman, selamat tertib bebas pencemaran lingkungan.

Pada akhir setiap bab dari modul ini diberikan soal latihan yang merupakan kegiatan
penilaian mandiri oleh peserta pelatihan, sejauh mana setiap elemen dapat
diinterpretasikan dan diaplikasikan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang terukur
dengan indikator kinerja/ keberhasilan.

Jakarta, ........ Oktober 2007

Tim Penyusun

iii
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ..i


PRA KATA .......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ..iv
SPESIFIKASI PELATIHAN ............................................................................................ ..vii
A. Tujuan Pelatihan...................................................................................................... ..vii
B. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian ............................................................ ..vii
PANDUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... .viii
A. Kualifikasi Pengajar/ Instruktur ................................................................................ .viii
B. Penjelasan Singkat Modul ...................................................................................... .viii
C. Proses Pembelajaran ............................................................................................... .ix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1-1


1.1. Umum ........................................................................................................ 1-1
1.2. Ringkasan Modul ....................................................................................... 1-2
1.3. Batasan/ Rentang Variabel ........................................................................ 1-5
1.4. Panduan Penilaian ..................................................................................... 1-6
1.5. Sumber Daya Pembelajaran ...................................................................... 1-9

BAB 2 STRUKTUR DAN FUNGSI BATCHING PLANT...............................................2-1


2.1 Umum ........................................................................................................2-1
2.2 Proses Produksi ....................................................................................... 2-1
2.3 Fungsi Komponen Batching Plant ............................................................. 2-7
2.4 Fungsi Penimbang Mekatronik (Electromechanical Weigher).................... 2-16
RANGKUMAN ................................................................................................ 2-18
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI .................................................................... 2-19

BAB 3 PERSIAPAN OPERASI .................................................................................. 3-1


3.1 Umum ....................................................................................................... 3-1
3.2 Pemeriksaan Kembali Hasil Pemeriksaan Harian .................................... 3-1
3.3 Pemeriksaan Tegangan Listrik .................................................................. 3-1
3.4 Pemeriksaan Tekanan Udara Pada Sistem Pneumatik ............................. 3-2
3.5 Prosedur Menghidupkan Batching Plant ................................................... 3-3
3.6 Pemeriksaan Indikator Pada panel Monitor ............................................... 3-5
3.7 Hasil Pelaksanaan Persiapan Operasi ...................................................... 3-5

iv
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN ................................................................................................. 3-8


LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ..................................................................... 3-9

BAB 4 PENIMBANGAN DAN PENYALURAN MATERIAL BETON ........................... 4-1


4.1 Umum ....................................................................................................... 4-1
4.2 Pemeriksaan Kecukupan Material Beton.................................................... 4-1
4.3 Penimbangan Material Beton. .................................................................... 4-1
4.4 Penyaluran Material Beton Yang Telah ditimbang ..................................... 4-9
RANGKUMAN ................................................................................................ 4-11
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI .................................................................... 4-12

BAB 5 PENCAMPURAN (MIXING) DAN PENYALURAN BETON ............................. 5-1


5.1. Umum ....................................................................................................... 5-1
5.2. Pencampuran/ Mixing ............................................................................... 5-1
5.3. Penyaluran Beton ke Dalam Alat Angkut ................................................... 5-8
RANGKUMAN ................................................................................................ 5-10
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI .................................................................... 5-11

BAB 6 PEMELIHARAAN SELAMA BATCHING PLANT DIOPERASIKAN ............... 6-1


6.1. Umum ....................................................................................................... 6-1
6.2. Pemeriksaan Kondisi dan Fungsi Indikator Pada Panel Instrumen ............ 6-1
6.3. Pemantauan Kondisi Penyaluran Agregat ................................................. 6-3
6.4. Pemantauan Kondisi Penyaluran Semen ke Dalam Hopper Penimbang ... 6-4
6.5. Pemantauan Kondisi Penyaluran Air dan Additive ke Dalam Mixer ........... 6-4
6.6. Pemantauan Sistem Pneumatk dan Hidrolik ............................................. 6-5
6.7. Prosedur Mengatasi Kelainan Yang Terjadi Selama Pengoperasian ........ 6-5
6.8. Prosedur Mematikan Batching Plant Dalam Keadaan Darurat .................. 6-5
RANGKUMAN ................................................................................................. 6-7
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ..................................................................... 6-8

BAB 7 PEMELIHARAAN SETELAH BATCHING PLANT SELESAI


DIOPERASIKAN ............................................................................................. 7-1
7.1. Umum ....................................................................................................... 7-1
7.2. Pembersihan Mixer ................................................................................... 7-1
7.3. Pemeliharaan Bin atau Hopper Penimbang .............................................. 7-2
7.4. Pemeriksaan Tabung Ukur Additive .......................................................... 7-2
7.5. Pembersihan Lantai dan Tangga .............................................................. 7-3

v
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

7.6. Pemeriksaan Konveyor dan Bucket (Skip) ................................................ 7-3


7.7. Pemeriksaan Kemungkinan Adanya Kebocoran Minyak Pelumas ............. 7-4
7.8. Pemeriksaan Sistem Pneumatik/ Hidrolik .................................................. 7-4
7.9. Prosedur Mematikan Batching Plant ......................................................... 7-5
7.10. Prosedur Mengosongkan Udara Bertekanan Pada Tabung Kompresor ... 7-5
RANGKUMAN ................................................................................................. 7-6
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ..................................................................... 7-7

KUNCI JAWABAN PENILAIAN MANDIRI


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. Tujuan Pelatihan
 Tujuan Umum Pelatihan
Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :
Mengoperasikan batching plant dengan benar dan aman, melaksanakan
pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan
operasi.

 Tujuan Khusus Pelatihan


Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu :
1) Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak
lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching
plant
2) Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur
3) Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur
4) Membuat laporan operasi

B. Tujuan Pembelajaran
Seri / Judul Modul : BPO – 03 / Pengoperasian Batching Plant, merepresentasikan
unit kompetensi ”Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur”.
 Tujuan Pembelajaran
Setelah modul ini dibahas diharapkan peserta :
Mampu melaksanakan pengoperasian batching plant sesuai dengan prosedur

 Kriteria Penilaian
1) Kemampuan mengidentifikasi komponen utama
2) Kemampuan melaksanakan persiapan sebelum operasi
3) Kemampuan melakukan penimbangan dan penyaluran material beton
4) Kemampuan melakukan pencampuran di dalam mixer penyaluran beton ke
dalam alat angkut
5) Kemampuan melakukan pemeliharaan selama pengoperasian batching plant
6) Kemampuan melaksanakan pemeliharaan setelah selesai pengoperasian
batching plant

vii
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. Kualifikasi Pengajar/ Instruktur


 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan sertifikat TOT (Training of
Trainer) atau sejenisnya.
 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
 Konsisten mengacu SKKNI dan SLK
 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.

B. Penjelasan Singkat Modul


Modul-modul yang dibahas didalam program pelatihan ini terdiri dari :

No. Kode Judul Modul

1. BPO – 01 K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan

2. BPO – 02 Pemeliharaan Harian Batching Plant

3. BPO – 03 Pengoperasian Batching Plant

4. BPO – 04 Laporan Operasi

Sedangkan modul yang akan diuraikan adalah :


 Seri / Judul : BPO – 03 / Pengoperasian Batching Plant
 Deksripsi Modul : Pengoperasian Batching Plant merupakan salah satu modul
untuk membangun tenaga kerja yang disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya sebagai operator batching plant yang dituangkan dalam
bentuk pengoperasian batching plant yang harus dilakukan oleh operator batching
plant secara disiplin sesuai dengan prosedur

viii
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

C. Proses Pembelajaran

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembukaan :
 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran.  Mengikuti penjelasan OHT -1

 Merangsang motivasi peserta  Mengajukan pertanyaan OHT -2

dengan pertanyaan atau pengalaman apabila kurang jelas. OHT -3

dalam pelaksanaan pengoperasian


batching plant.
Waktu : 15 menit.

2. Penjelasan Bab 1 : Pendahuluan.


 Umum .
 Mengikuti penjelasan OHT 1 - 1
 Ringkasan Modul. OHT 1 - 2
instruktur dengan tekun
 Batasan/ Rentang Variabel. dan aktif. OHT 1 - 3
 Panduan Penilaian  Mencatat hal-hal penting.
 Sumber Daya Pembelajaran.  Mengajukan pertanyaan
Waktu : 30 menit. bila perlu.
Bahan : Materi Serahan (Bab 1 :
Pendahuluan)

3. Penjelasan Bab 2 : Struktur dan fungsi


batching plant
 Umum  Mengikuti penjelasan OHT 2 - 1
 Proses produksi instruktur dengan tekun OHT 2 - 2
 Fungsi komponen batching plant dan aktif. OHT 2 - 3
 Fungsi penimbang mekatronik  Mencatat hal-hal penting. OHT 2 - 4
(electromechanical weigher)  Mengajukan pertanyaan
Waktu : 45 menit. bila perlu.
Bahan : Materi Serahan (Bab 2 :
Struktur dan Fungsi Batching
Plant)

ix
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

4. Penjelasan Bab 3 : Persiapan operasi  Mengikuti penjelasan OHT 3 - 1


 Umum instruktur dengan tekun OHT 3 - 2
 Pemeriksaan kembali hasil dan aktif. OHT 3 - 3
pemeriksaan harian  Mencatat hal-hal penting. OHT 3 - 4
 Pemeriksaan tegangan listrik  Mengajukan pertanyaan, OHT 3 - 5
 Pemeriksaan tekanan udara pada bila perlu.
sistem pneumatik
 Prosedur menghidupkan batching
plant
 Pemeriksaan indikator pada panel
monitor
 Hasil pelaksanaan persiapan operasi
Waktu : 45 menit.
Bahan : Materi Serahan (Bab 3 :
Persiapan Operasi)

5. Penjelasan Bab 4 : Penimbangan dan


penyaluran material beton
 Umum  Mengikuti penjelasan OHT 4 - 1
 Pemeriksaan kecukupan material instruktur dengan tekun OHT 4 - 2
beton dan aktif. OHT 4 - 3
 Penimbangan material beton  Mencatat hal-hal penting.
 Penyaluran material beton yang telah  Mengajukan pertanyaan,
ditimbang bila perlu.
Waktu : 45 menit.
Bahan : Materi Serahan (Bab 4 :
Penimbangan dan Penyaluran
Material Beton)

x
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

6. Penjelasan Bab 5 : Pencampuran


(mixing) dan penyaluran beton
 Umum  Mengikuti penjelasan OHT 5 - 1
 Pencampuran (mixing) instruktur dengan tekun OHT 5 - 2
 Penyaluran beton ke dalam alat dan aktif. OHT 5 - 3
angkut  Mencatat hal-hal penting.
Waktu : 60 menit.  Mengajukan pertanyaan
Bahan : Materi Serahan (Bab 6 : bila perlu.
Pemeriksaan Bucket (skip)
trolley)

7. Penjelasan Bab 6 : Pemeliharaan


selama batching plant dioperasikan
 Umum  Mengikuti penjelasan OHT 6 - 1
 Pemeriksaan kondisi dan fungsi instruktur dengan tekun OHT 6 - 2
indikator pada panel instrumen dan aktif. OHT 6 - 3
 Pemantauan kondisi penyaluran  Mencatat hal-hal penting.
agregat  Mengajukan pertanyaan,
 Pemantauan kondisi penyaluran bila perlu
semen ke dalam hopper penimbang
 Pemantauan kondisi penyaluran air
dan additive ke dalam mixer
 Pemantauan sistem pneumatik dan
hidrolik
 Prosedur mengatasi kelainan yang
terjadi selama pengoperasian
 Prosedur mematikan batching plant
dalam keadaan darurat
Waktu : 45 menit.
Bahan : Materi Serahan (Bab 6 :
Pemeliharaan Selama Batching Plant
Dioperasikan)

xi
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

8. Penjelasan Bab 7: Pemeliharaan setelah


batching plant selesai dioperasikan
 Umum  Mengikuti penjelasan OHT 7 - 1
 Pembersihan mixer instruktur dengan tekun OHT 7 - 2
 Pemeliharaan bin atau hopper dan aktif. OHT 7 - 3
penimbang  Mencatat hal-hal penting.
 Pembersihan tabung ukur additive  Mengajukan pertanyaan
 Pembersihan lantai dan tangga bila perlu
 Pemeriksaan konveyor dan bucket
(skip)
 Pemeriksaan kemungkinan adanya
kebocoran minyak pelumas
 Pemeriksaan sistem pneumatik/
hidrolik
 Prosedur mematikan batching plant
 Prosedur mengosongkan udara
bertekanan pada tabung kompresor
Waktu : 45 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 7 :
Pemeliharaan Setelah Batching Plant
Selesai Dioperasikan)

9. Rangkuman dan Penutup.


 Umum
 Memperhatikan petunjuk
 Penilaian mandiri. penilaian mandiri.
 Petunjuk praktek  Peserta mengajukan
 Rangkuman pertanyaan, bila perlu
 Tanya jawab  Memperhatikan petunjuk
 Penutup praktek.
Waktu : 30 menit.

xii
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

10. Praktek : Melaksanakan


pengoperasian batching plant
 Menjelaskan kembali proses  Mengikuti penjelasan  Lembar
produksi dalam batching plant dan instruktur dengan tekun instruksi
penyaluran beton dan aktif
 Memberi instruksi untuk  Mempelajari instruksi  Catatan/
melaksanakan pengoperasian pengoperasian laporan
secara kelompok dan individu operasi
 Memberikan petunjuk langsung  Melaksanakan  1 unit
pelaksanaan pengoperasian pengoperasian batching batching
 Memberi penjelasan tentang plant sesuai dengan plant
kekeliruan yang terjadi pada instruksi
pelaksanaan pengoperasian dan  Melakukan konsultasi
petunjuk pembetulannya kepada instruktur
 Menjelaskan setiap pertanyaan
yang diajukan peserta
Waktu : 810 menit (18 JP)
Bahan : Materi Serahan

xiii
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Umum

Modul BPO-03 : Pengoperasian Batching Plant merepresentasikan salah satu unit


kompetensi dari program pelatihan Operator Batching Plant (Batching Plant Operator).

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur


lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi
tumpang tindih (overlaping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang
direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan.

Adapun Unit Kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang dipersyaratkan


sebagai Operator Pengoperasian Batching Plant adalah :

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi


I. Kompetensi Umum
1. INA.5200.222.08.01.07 Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan pengendalian dampak lingkungan
selama melaksanakan pemeliharaan dan
pengoperasian batching plant
II. Kompetensi Inti
1. INA.5200.222.08.02.07 Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan
prosedur.
2. INA.5200.222.08.03.07 Mengoperasikan batching plant sesuai dengan
prosedur.
3. INA.5200.222.08.04.07 Membuat laporan operasi
III. Kompetensi Pilihan -

1-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

1.2. Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntutan atau isi unit kompetensi ada
judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan
uraian sebagai berikut :
a. Unit kompetensi yang akan disusun modulnya :
Kode Unit : INA.5200.222.08.03.07
Judul Unit : Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur.
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan
atching plant sesuai dengan prosedur.
Direpresentasikan dalam modul seri/ judul : BPO-03 Pengoperasian Batching
Plant.

b. Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) terdiri dari :


1. Mengidentifikasi komponen utama dan melaksanakan persiapan sebelum
operasi, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 2 Struktur dan
Fungsi Batching Plant dan Bab 3 Persiapan Operasi.
Uraian detail mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub-sub
yang terdiri dari :
1.1. Komponen utama batching plant dipastikan kesiapan operasinya
sebelum menghidupkan batching plant dengan memeriksa kembali
hasil pemeliharaan harian (check list)
1.2. Tegangan listrik pada panel listrik diperiksa untuk meyakinkan bahwa
tegangan listrik telah mencukupi sesuai dengan kebutuhan operasi
1.3. Tekanan udara pada sistem pneumatik diperiksa untuk memastikan
tekanannya telah mencukupi sesuai dengan kebutuhan operasi
1.4. Komponen batching plant dihidupkan sesuai prosedur
1.5. Fungsi dan kondisi semua indikator pada panel monitor diperiksa
setelah batching plant dihidupkan
1.6. Semua komponen operasi batching plant dicoba gerakannya untuk
memastikan dapat berfungsi dengan baik
1.7. Setiap adanya kelainan pada indikator dan komponen operasi
dilaporkan kepada atasan langsung untuk perbaikan

1-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2. Melakukan penimbangan dan penyaluran material beton. direpresentasikan


sebagai bab modul berjudul : Bab 4 Penimbangan dan Penyaluran Beton.
Uraian detail mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub-sub
yang terdiri dari :
2.1. Kondisi material di dalam setiap bin dan semen di dalam silo diperiksa
untuk memastikan kecukupannya
2.2. Penimbangan material beton dilakukan sesuai dengan job mix yang
telah ditentukan
2.3. Material yang telah ditimbang disalurkan ke dalam pan mixer atau truck
mixer sesuai dengan prosedur (urutannya)

3. Melakukan penyaluran beton ke dalam alat angkut, direpresentasikan


sebagai bab modul berjudul : Bab 5 Pencampuran (Mixing) dan
Penyaluran Beton.
Uraian detail mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub-sub
yang terdiri dari :
2.4. Pencampuran (mixing) material beton di dalam pan mixer dilakukan
sesauai dengan prosedur
3.1. Ketepatan posisi alat angkut terhadap corong (chute) dari mixer
dipantau secara terus menerus untuk mencegah tercecernya beton
keluar dari alat angkut
3.2. Putaran drum truck mixer dipantau agar selalu berada pada putaran
yang telah ditentukan
3.3. Aba-aba/tanda untuk mengeluarkan beton dari pan mixer diberikan
agar setiap petugas terkait memusatkan perhatian pada penyaluran
beton
3.4. Beton dari pan mixer disalurkan ke dalam alat angkut sesuai dengan
prosedur
3.5. Aba-aba/ tanda diberikan, bahwa penyaluran beton sudah selesai

4. Melakukan pemeliharaan selama pengoperasian batching plant,


direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 6 Pemeliharaan
Selama Batching Plant Dioperasikan.
Uraian detail mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub-sub
yang terdiri dari :

1-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

4.1. Kondisi semua indikator pada panel instrumen dipantau untuk


memastikan berfungsi dengan baik
4.2. Penyaluran material dari setiap bin dipantau kondisinya untuk
memastikan dapat berlangsung dengan lancar tanpa hambatan
4.3. Penyaluran semen dari silo ke hopper penimbang dipantau untuk
memastikan dapat berlangsung dengan lancar tanpa hambatan
4.4. Penyaluran air dan aditif ke dalam pan mixer dipantau kondisinya untuk
memastikan berjalan dengan lancar
4.5. Sistem pneumatik/ hidrolik dipantau untuk memastikan dapat berfungsi
dengan baik
4.6. Setiap ada kelainan pada komponen alat yang terjadi dilaporkan sesuai
dengan prosedur
4.7. Dalam kondisi darurat batching plant dimatikan sesuai dengan prosedur

5. Melakukan pemeliharaan setelah selesai pengoperasian batching plant,


direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 7 Pemeliharaan
Setelah Batching Plant Selesai Dioperasikan.
Uraian detail mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub-sub yang terdiri
dari :
5.1. Pan mixer dibersihkan dari kemungkinan adanya beton yang masih
melekat pada arm, shoes dan dinding pan mixer
5.2. Lantai ruang operator dan tangga dibersihkan dari bahan/ material yang
berpotensi menimbulkan bahaya
5.3. Konveyor dan bucket diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau
masih adanya material/beton yang masih melekat
5.4. Komponen yang mendapat pelumasan diperiksa dari kemungkinan
adanya kebocoran setelah dioperasikan
5.5. Sistem hidrolik/ pneumatik diperiksa dari kemungkinan adanya
kebocoran setelah dioperasikan.
5.6. Batching plant dimatikan sesuai dengan prosedur setelah selesai
pengoperasian
5.7. Tekanan udara di dalam tabung kompresor dikosongkan untuk
mencegah terjadinya kondensasi di dalam sistem pneumatik

1-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail harus konsisten mengacu
tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang
sudah dianalisis indikator kinerja/ keberhasilannya (IUK).
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai
tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis
kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang
mendukung terwujudnya IUK sehingga dapat dipergunakan untuk melatih tenaga
kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur

1.3. Batasan/ Rentang Variabel


Ruang lingkup, situasi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi
dari unit kompetensi dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi
perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat
yang ditetapkan termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan.
1.3.1. Rentang Variabel Unit Kompetensi
Adapun batasan/ rentang variabel untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini harus diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Prosedur pengoperasian batching plant telah tersedia
3. Koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait dalam kegiatan
pengoperasikan batching plant.
4. Ketentuan jenis beton yang akan diproduksi berdasarkan job mix telah
tersedia.

1.3.2. Batasan/ Rentang Variabel Pelaksanaan Pelatihan


Adapun batasan/ rentang variabel untuk pelaksanaan pelatihan :
1. Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang
tertuang dalam SLK (Standar Latih Kompetensi) dan apabila terjadi
kondisi peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu
pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, namun tetap
mengacu tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran.
2. Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah
mantap.
3. Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya
kompetensi minimal dipersyaratkan.
4. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan/
rentang variabel yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi

1-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

1.4. Panduan Penilaian


Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit kompetensi dengan
mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan
kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam setiap kriteria unjuk
kerja yang meliputi :
 Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang
dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.
 Ruang lingkup/ konteks penting pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan
dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.
 Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci
pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1 Acuan Penilaian Berdasarkan SKKNI


Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI sebagai
berikut :
a. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk
mendemonstrasikan kompetensi ini terdiri dari :
1. Struktur dan fungsi batching plant
2. Persiapan operasi.
3. Penimbangan dan penyaluran material beton
4. Pencampuran dan penyaluran beton
5. Pemeliharaan selama dan setelah batching plant dioperasikan.

b. Konteks Penilaian
1. Unit ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja
2. Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja maupun
melalui simulasi
3. Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam
Materi Uji Kompetensi (MUK)

c. Aspek Penting Penilaian


1. Urutan menghidupkan batching plant sesuai prosedur
2. Pelaksanaan pemeliharaan setelah batching plant dihidupkan, selama
dan setelah batching plant dioperasikan

1-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

3. Pelaksanaan penimbangan material beton sesuai dengan job mix


yang telah ditentukan dan penyalurannya ke dalam pan mixer/truck
mixer
4. Pelaksanaan pencampuran beton di dalam pan mixer
5. Pelaksanaan penyaluran beton ke dalam alat angkut
6. Penerapan keselamatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasian batching plant
7. Penerapan pencegahan pencemaran di lingkungan kerja

1.4.2. Kualifikasi Penilai


a. Penilai harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai
assesor (penilai) antara lain : merencanakan penilaian, melaksanakan
penilaian dan mereview penilaian yang dibuktikan dengan sertifikat
assesor.
b. Penilai juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang
akan didemonstrasikan dan bila ada syarat-syarat industri perusahaan
lainnya muncul, penilai bisa disyaratkan untuk :
 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri /perusahaan yang
ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang
dinilai.
 Mempraktekan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperlukan
dalam proses penilaian.
c. Rincian opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat
dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut
termasuk :
 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansial yang relevan dan
dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek/ kebiasaan
industri/ perusahaan yang ada sekarang.
 Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu
orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan.
 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman
subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai.

1-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber


daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu
dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut.
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilai dapat
mengumpulkan informasi yang cukup, valid dan terpercaya untuk membuat
keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

KOMPETENSI ASESOR

Kompeten
Memiliki
Kompetensi
Assessment

Memiliki
Kompetensi
bidang
Substansi

1.4.3 Penilaian Mandiri


Penilaian mandiri merupakan suatu upaya untuk mengukur kapasitas
kemampuan peserta pelatihan terhadap penguasaan substansi materi
pelatihan yang sudah dibahas dalam proses pembelajaran teori maupun
praktek.
Penguasaan substansi materi diukur dengan IUK (Indikator Unjuk kerja/
Keberhasilan) dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja), dimana IUK
merupakan hasil analisis setiap KUK yang dipergunakan untuk mendesain/
penyusunan kurikulum silabus pelatihan.
Bentuk penilaian mandiri antara lain :
a. Pertanyaan yaitu :
Menanyakan kemampuan apa saja yang telah dikuasai untuk mewujudkan
KUK (Kriteria Unjuk Kerja), kemudian dilengkapi dengan ”Kunci
Jawaban” dimana kunci jawaban dimaksud adalah IUK (Indikator Unjuk
kerja/ Keberhasilan) dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja).

1-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

b. Tingkat Keberhasilan Peserta Pelatihan


Dari penilaian mandiri akan terungkap tingkat keberhasilan peserta
pelatihan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Apabila tingkat keberhasilan peserta rendah, perlu dilakukan evaluasi
secara komprehensif antara lain terhadap :
1. Peserta pelatihan terutama tentang pemenuhan kompetensi prasyarat
dan ketekunan serta kapasitas kemampuan mengikuti proses
pembelajaran.
2. Materi/ modul pelatihannya apakah sudah mengikuti dan konsisten
mengacu tuntutan unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria
Unjuk Kerja) maupun IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Keberhasilan).
3. Instruktur/ fasilitatornya, apakah konsisten dengan materi/ modul yang
sudah valid mengacu tuntutan unit kompetensi beserta unsurnya yang
diwajibkan untuk dibahas dengan metodologi yang tepat.
4. Mungkin juga terjadi karena penyelenggaraan pelatihannya atau ada
sebab lain.

1.5. Sumber Daya Pembelanjaran


Sumber daya pembelajaran dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori :
- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.
- Materi pembelajaran.
b. Sumber daya pembelajaran praktek :
- Concrete Batching Plant (siap operasi)
- Material untuk peragaan atau demonstrasi.
- Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri).
- Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) lengkap dengan isinya
yang masih berfungsi.
- Dan perlengkapannya serta material lain yang diperlukan.
c. Tenaga kepelatihan, instruktur, assesor dan tenaga pendukung penyelenggaraan
betul-betul kompeten.

1-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 2
STRUKTUR DAN FUNGSI BATCHING PLANT

2.1 Umum
Batching plant merupakan peralatan produksi beton yang dalam pengoperasiannya
mencampur material (agregat, semen, admixture, dan air), melalui suatu proses
aliran material dalam komponen utama batching plant yang berlangsung secara
bersamaan dengan pengaturan waktu yang telah teratur, sehingga dicapai siklus
waktu produksi yang efektif dengan kualitas beton yang baik sesuai dengan job mix
yang ditentukan

Dengan demikian untuk mengoperasikan batching plant harus diawali dengan


pengetahuan proses penyaluran setiap material beton sampai terjadi pencampuran
(mixing) dan menghasilkan beton dengan mutu yang baik. Proses penimbangan dari
penyaluran material beton dilakukan dalam komponen batching plant, sehingga
operator batching plant dituntut terampil dalam mengoperasikan setiap komponen
batching plant dengan pengetahuan yang benar tentang struktur dan fungsi batching
plant terutama yang menyangkut proses produksi beton.

2.2 Proses Produksi


Proses produksi beton pada batching plant secara skematis dapat digambarkan
sebagai berikut :
Bin Konveyor Penimbang Skip/Trolley
Agregat Sabuk Agregat

Silo
Konveyor Penimbang Mixer
Semen Ulir Semen
(Binder)

Tangki
Pompa Penimbang air/
Air Air flow meter

Tangki Pompa Penimbang/ Pompa


Admixture Pemasukan Gelas Ukur Pengeluaran

Gambar 2.1. Bagan Alir Penyaluran Material Beton

2-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2.2.1. Proses Penyaluran Material


Dari gambar 2.1. dapat dijelaskan bahwa material beton (agregat, semen dan
air dan atau ditambah admixture), disaluran secara simultan ke dalam mixer
untuk dilakukan pencampuran di dalamnya menjadi beton yang sesuai
dengan jumlah dan kualitas yang telah ditentukan sebelumnya.
1) Agregat
Agregat (coarse aggregate/ fine aggregate (sand)/ dust (abu batu)) dari
bin (tempat penyimpanan agregat) disalurkan ke dalam alat penimbang
melalui konveyor sabuk (belt conveyor). Atau dapat juga konveyor sabuk
tersebut berfungsi sebagai alat penimbang agregat dengan dilengkapi
beberapa load cell. Dan dari alat penimbang tersebut agregat disalurkan
ke dalam mixer yang telah dioperasikan, melalui skip (bucket) trolley.
2) Semen (Binder)
Semen dari silo (tempat penyimpanan semen) disalurkan ke dalam alat
penimbang melalui konveyor ulir (screw conveyor) untuk seterusnya dari
penimbang tersebut semen disalurkan ke dalam mixer. Selanjutnya
agregat dan semen tersebut dicampur dalam mixer yang telah berputar
(beroperasi) untuk beberapa saat sebelum dimasukan air ke dalamnya.
3) Air
Air dari tangki penyimpanan dialirkan ke dalam alat penimbang atau flow
meter dengan mengunakan pompa, dan bila telah memenuhi jumlah
yang telah ditentukan dialirkan ke dalam mixer.
Setelah air seluruhnya masuk ke dalam mixer maka berlangsung
pencampuran meterial beton selama waktu yang telah ditentukan
(misalnya 30 detik) sesuai dengan job mix design, sehingga dicapai
kualitas beton yang diinginkan.
4) Admixture
Untuk beberapa jenis beton, memerlukan material tambahan (additive)
yaitu untuk memenuhi kualitas atau kriteria beton yang diinginkan.
Admixture disalurkan dari dalam tangki penyimpan ke dalam alat
penimbang atau gelas/tabung ukur dengan menggunakan pompa pengisi
(filling pump), sampai terpenuhi jumlah yang dibutuhkan, dan dari gelas
ukur/alat penimbang admixture tersebut disalurkan ke dalam mixer
dengan mengunakan pompa pengeluaran (discharge pump).

2-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2.2.2. Proses Produksi Beton


Pencampuran semen, air dan agregat menghasilkan beton dan secara umum
timbangan (berat) masing-masing material adalah semen (binder) 15%, air
7% dan agregat 78%. Semen (binder) dan air akan membentuk perekat dan
perekat ini harus menyebar secara merata meliputi setiap butir agregat.
Melalui reaksi kimia yang disebut hidrasi (hydration) perekat tersebut akan
mengeras dan mengikat semua agregat

Gambar 2.2. Komponen beton

Pada batching plant, pencampuran material beton tersebut berlangsung di


dalam mixer dalam waktu yang telah ditentukan, yang sebelumnya jumlah
dari masing-masing material tersebut telah ditentukan/ditimbang dalam alat
penimbang, sesuai dengan job mix design untuk tiap-tiap jenis beton yang
diproduksi.

2.2.3. Bahan/ Material Beton


Kebutuhan dasar dalam penanganan beton adalah kualitas dan
keseragaman beton, dengan istilah perbandingan air dan semen (w/c ratio),
slump, kandungan udara dan homoginitas, harus dipenuhi.

1) Semen
Semen adalah salah satu jenis binder berfungsi mengikat agregat satu
dengan lainnya dan juga menentukan kekuatan dari beton.
Jenis semen dapat dibedakan menjadi :
 Tipe I adalah semen portland (Ordinary Portland Cement/ OPC)
 Tipe II adalah semen Portland yang digunakan, bila diperlukan
tahanan sulfate yang sedang atau hidrasi yang sedang.

2-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Tipe III adalah semen yang diperlukan pada pengerasan yang cepat
misalnya untuk kekuatan yang sama, dapat dicapai dalam 7 hari
sedangkan dengan Tipe I memerlukan waktu 28 hari
 Tipe IV adalah semen dengan pembentukan beton paling lambat dan
digunakan untuk proses hidrasi yang lambat
 Tipe V adalah semen dengan tahanan sulfat yang tinggi
Jenis binder lain misalnya, Flay ash, Silica Fume, Calcium Carbonat, dan
lainnya.
2) Air
Air yang dipakai untuk pembuatan beton ini sebaiknya air bersih (tidak
mengandung lumpur) dan tidak mengandung minyak, asam, alkali,
garam, bahan organik dan bahan lainnya yang dapat merusak beton dan
atau baja tulangan (menurut PBI – 1971)

3) Admixture
Admixture sebagai bahan pembantu ditambahkan ke dalam campuran
beton untuk meningkatkan satu atau lebih karakteristik kelenturan dan
kekerasan beton. Bahan ini akan membantu untuk membuat beton yang
lebih murah dan atau lebih berkualitas.

Bahan pembantu (admixture) dapat dibedakan menjadi :


Tipe A : Water reducing admixture, bahan pembantu untuk
mengurangi jumlah air yang dipakai
Tipe B : Retarding admixture, bahan pembantu untuk memperlambat
proses pengerasan dan pengikatan beton
Tipe C : Accelerating admixture, bahan pembantu untuk mempercepat
proses pengerasan dan pengikatan beton
Tipe D : Water reducing and retarding admixture, bahan pembantu
untuk mengurangi jumlah air, sekaligus untuk memperlambat
proses pengerasan dan pengikatan beton
Tipe E : Water reducing and accelerating admixture, bahan pembantu
untuk mengurangi jumlah air dan sekaligus untuk
mempercepat proses pengerasan dan pengikatan beton
Tipe F : Water reducing, high range, bahan pembantu untuk
mengurangi jumlah air untuk menambah kekentalan sebesar
12% atau lebih besar

2-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Tipe G : Water reducing, high range, and retarding admixture, bahan


pembantu untuk mengurangi jumlah air untuk menghasilkan
beton dengan menambah kekentalan sebesar 12% atau lebih
dan memperlambat proses pengerasan dan pengikatan beton

4) Agregat
Agregat menempati ruang yang paling besar dalam beton. Agregat dapat
dibagi menjadi dua kelas berdasarkan ukuran butirnya, yaitu agregat
kasar (coarse aggregate), dan agregat halus (fine agregat)
 Agregat kasar sering disebut batu/ split merupakan material
berukuran lebih besar dari saringan No. 4 atau ukuran butiran lebih
besar dari 5 mm
 Agregat halus atau sering disebut pasir adalah material yang
berukuran lebih kecil dari 3/8” atau 5 mm

2.2.4. Waktu Siklus Produksi


Sebagai contoh pegangan waktu siklus proses produksi beton dapat
digambarkan dalam diagram dibawah ini yang diambil contoh dari Mixcenter
Elba EMC 38.

Waktu siklus dimulai dari kegiatan penimbangan agregat, penimbangan


semen dan penimbangan air sampai dengan pengeluaran beton dari mixer ,
terdiri dari :
 Waktu tetap (fixed time) – kegiatan/ gerakan skip (bucket) trolley
 Waktu tidak tetap (variable time) – kegiatan penimbangan material
beton, pengeluaran material dari timbangan
 Waktu yang dapat diatur (adjustable time) – pencampuran (mixing)

2-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Diagram waktu siklus/ Cycle time diagram (Tipikal/EMC 38) With water weigthbatcher

With water flow mater

Waktu yang diperlukan/ Fungtional time ( det )


Fungsi / Functions

Penimbangan agregat/Aggregate batching

Penimbangan semen/ Cement batching

Skip naik/ Skip up

Skip mengeluarkan agregat/ Skip discharging

Skip turun/ Skip down

Pengeluaran semen dari penimbang/ Cement discharging

Penimbangan / Water batching

Pengukuran air / Water batching

Pengeluaran air dari penimbang/Water discharging

Waktu pencampuran beton/ Mixing time

Pengeluaran beton dari mixer/ Mixer discharging

Fixed time
Variable time Waktu siklus
SIklus pertama Waktu siklus
Adjustable time Fisrt cycle Cycle time Cycle time

2-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2.3. Fungsi Komponen Batching Plant


Struktur batching plant terdiri dari beberapa komponen utama yang berfungsi
sebagai penampung, penyalur, penimbang dan pencampur material beton

2.3.1. Jenis batching plant


Secara garis besar batching plant dapat diklasifikasikan menjadi :
 Portable atau stationary
 Manual semi-otomatis atau otomatis
 Penimbangan terpisah atau kumulatif
Dari sisi proses pencampurannya (mixing) dapat dibedakan dari jenis dry mix
dan wet mix type
Pengklasifikasian seperti ini sangat tergantung pada mobilitas dan metoda
penimbangan dan penyaluran produknya. Batching plant yang digunakan di
lapangan/ proyek biasanya dari jenis portable dan mudah berpindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain yaitu dalam usaha memperpendek jarak angkut.
Sistem operasinya mungkin manual, semi-otomatis atau otomatis, dimana
untuk semi-otomatis dan otomatis sekarang ini yang banyak dipakai.

Jenis stasioner biasanya digunakan untuk memproduksi ready-mix secara


komersial atau sebagai central batching plant yang melayani penyediaan
beton untuk precast atau untuk perkerasan jalan beton (concrete pavement)

Secara grafis salah satu contoh batching plant yang dilengkapi dengan dua
jenis mixer dan alat kontrol (sensor) kandungan air (moisture content) dapat
diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 2.3 – Batching Plant

2-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2.3.2. Komponen penyimpan dan penyalur agregat


Agregat dari stock pile dimasukan ke dalam bin penyimpan agregat untuk
selanjutnya disalurkan ke alat penimbang dan ke dalam mixer untuk
dicampur dengan material lainnya.

1) Bin penyimpan agregat (storage bin)


Bin tempat penyimpanan agregat terdiri dari beberapa buah bin yang
menampung agregat sesuai dengan ukuran butiran agregat yang akan
digunakan dalam setiap campuran beton. Setiap bin harus disekat
dengan dinding yang baik, tidak ada kebocoran sehingga tidak terjadi
pencampuran antara butiran agregat yang telah diisikan pada setiap bin.
Penyimpanan agregat sementara sebelum masuk ke dalam bin (stock
pile) dan penyaluran atau pengisian ke dalam bin, dilaksanakan dengan
menggunakan alat pemuat (loader) atau belt conveyor. Kegiatan ini
dilakukan oleh divisi lain dengan pengawasan dari pengendali mutu,
sehingga kondisi agregat dapat dipertahankan
Pada dasar setiap bin
dilengkapi dengan pintu
(gates) yang gerakan
membuka dan menutupnya

Silo
diatur oleh operator dari panel
kendali (control panel) diruang
Storage Bin operator.
Untuk menghindarkan butiran
batu yang melebihi ukuran
yang ditentukan dan material
lain atau kotoran yang besar
yang tidak diinginkan masuk
terbawa ke dalam penyaluran
agregat, pada setiap bin
Gambar : 2.4 Storage Bin & Silo dipasang saringan sehingga
masuknya material atau batu
yang besar dapat dihindarkan

2-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Saringan

Gambar 2.4 a.
Storage bin dengan saringan
pencegah masuknya butiran
yang lebih besar

2). Alat timbang agregat


Alat timbang agregat ini dikonstruksi sedekat mungkin dengan bin
agregat agar penimbangan dapat dilakukan dengan tepat.

Penimbangan secara terpisah (individual)

Penimbangan agregat dilakukan secara terpisah untuk setiap ukuran


butiran agregat dalam hopper dan tidak ada hubungan antara satu
timbangan dengan timbangan lainnya.

Pada ilustrasi di bawah ini alat kendali otomatis akan mengatur :


 Membuka gates storage bin untuk memulai menimbang
 Menutup pintu (gates) bila timbangan masing-masing agregat dan
semen telah benar sesuai dengan yang ditentukan.

Gambar 2.5 Gates storage Gambar 2.5.a Gates menutup, bila


terbuka, mulai penimbangan jumlah agregat dari agregat dan
semen telah sesuai timbangannya

2-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Pada sistem kendali otomatis (automatic control), maka sistem akan


mengatur juga :
 Menjaga gates pada bin agregat menutup pada saat gates dari
hopper penimbang terbuka
 Tidak akan membuka gates hopper penimbang bila berat agregat
yang ditimbang melebih atau kurang 2% dari pada berat yang
ditentukan

Penimbangan secara kumulatif.

Penimbangan secara kumulatif dapat dijelaskan dengan ilustrasi


dibawah ini, dimana kendali otomatis akan mengatur :
 Membuka gate storage bin untuk agregat yang pertama yang akan
ditimbang
 Menutup gate storage bin, bila jumlah timbangan agregat telah sesuai
dengan berat yang dtentukan

Gambar 2.6 Gates terbuka untuk Gambar 2.6.a Gates menutup,


menimbang agregat pertama bila jumlah agregat yang
ditimbang telah sesuai

 Selanjutnya dilakukan penimbangan agregat butiran yang kedua dan


semen langkah seperti yang pertama sampai penimbangannya
sesuai dengan ketentuan.

Sistem kendali otomatis juga harus mengatur :


- Menjaga gates dari storage bin tertutup bila gates hopper
penimbang terbuka
- Tidak membuka gates strorage bin berikutnya, bila agregat yang
terdahulu ditimbang beratnya melebihi atau kurang dari toleransi

2 - 10
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

yang diizinkan. Toleransi tersebut adalah ± ½ % dari berat total


agregat yang telah ditimbang
- Tidak membuka gates hopper penimbang, apabila jumlah berat
dari agregat yang ditimbang lebih berat atau lebih ringan ± ½ %
dari berat bersih
- Tidak akan membuka gates hopper penimbang bila berat semen
yang ditimbang lebih atau kurang 1% dari berat yang seharusnya.

3). Komponen penyaluran agregat


Agregat yang telah yang telah ditimbang disalurkan dan dimasukan ke
dalam mixer bersama-sama dengan semen dan air yang disalurkan dari
komponen lainnya.
Bila dilihat dari proses atau pelaksanaan pencampuran beton ini
biasanya dilaksanakan di lokasi plant (central mix).

a. Komponen penyaluran agregat pada central mix


- Konveyor (belt conveyor)
Agregat dari hopper penimbang disalurkan ke atas belt konveyor
secara urut dari butiran dengan ukuran besar sampai butiran
dengan ukuran terkecil (pasir). Konveyor ini selain berfungsi
menyalurkan material yang telah ditimbang tersebut ke dalam
bucket (skip), juga dapat berfungsi sebagai belt penimbang
(weighing belt), dimana pada setiap jarak tertentu telah dipasang
load cell yang akan meneruskan data berat material yang ditimbang
ke monitor timbangan di dalam ruang operator.

Konveyor

Corong (Chute)

Skip (bucket)

Gambar 2.7 – Penyaluran agregat


melalui konveyor ke
dalam skip (bucket)

2 - 11
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

- Bucket
Material dari konveyor disalurkan ke
dalam bucket (skip) sesuai dengan
posisi material (agregat) yang berada di
atas konveyor tersebut. Kondisi bucket
harus bersih dari kotoran dan material
lainnya yang dapat mempengaruhi hasil
timbangan dan bucket tidak boleh bocor
karena akan mempengaruhi berat
material yang telah ditimbang (jatuh
tercecer). Bucket digerakan naik dan
turun dengan menggunakan tali baja
yang digulung pada drum/ tromol.
Bucket yang berada diposisi terbawah
dan telah terisi dengan agregat dari
beberapa ukuran tersebut diatarik ke
atas sampai kedudukan teratas dan
langsung memasukan agregat tersebut
Gambar 2.8 Skip penyalur ke dalam pan mixer.
agregat

- Bucket (skip) ini selain berfungsi sebagai alat penyalur material


(agregat) juga dapat berfungsi sebagai bucket penimbang (kumulatif).

Pada posisi sebagai bucket penimbang,


maka kedudukan bucket pada saat
penimbangan harus pada posisi
terbawah dan kondisi tali baja penarik
harus pada kondisi kendur (tidak
menahan bucket), dimana pada posisi
kondisi bucket berada pada kedudukan
penimbangan (2) yang dihubungkan
dengan 2 (dua) buah load cell (1) dan
hasil timbangannya dapat dibaca pada
monitor di ruang operator.

Gambar 2.9. Bucket sebagai


penimbang agregat

2 - 12
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Agregat yang telah ditimbang dalam bucket tersebut selanjutnya


ditarik dan dimasukan ke dalam pan mixer.

b. Komponen penyalur agregat pada pencampuran beton di dalam truck


mixer

Gambar 2.10–Komponen penyalur material beton ke dalam truck mixer

Keterangan gambar :
1. Aggregate Feeder Bins 7. Cement and Fly Ash Weigh
2. Cold Feed System Hopper
3. Aggregate Proportioning Bins 8. Water Meters System
4. Aggregate Weigh Hopper 9. Discharge Boot
5. Fly Ash Silo (OPTIONAL) 10. Truck Transit Mix
6. Cement Silo 11. Control House

Komponen penampung agregat dari hopper penimbang (4) dan


menyalurkannya ke dalam penampung dan penyalur material beton
(discharge boot) (9), (atau untuk jenis batching plant lain ke konveyor
penyalur). Agregat ini akan tercampur dengan semen yang disalurkan
dari alat penimbang semen (7) dan selanjutnya kedua jenis material
ini melalui discharge boot atau konveyor disalurkan ke dalam truck
mixer dan bersama dengan itu disalurkan air melalui pompa (8) dalam
jumlah yang ditentukan untuk campuran beton yang tepat

2 - 13
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2.3.3. Komponen penyimpanan dan penyalur semen


Semen adalah material yang sensitif terhadap kelembaban dan terutama zat
cair, sehingga penyimpanannya harus dalam tempat yang tertutup (silo) yang
dapat melindungi semen dalam berbagai kondisi cuaca.

- Penyaluran semen ke dalam silo.


Untuk menghindarkan tercampur
dengan material lain dan untuk
mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan, penyaluran material dari
alat pengangkut semen ke dalam silo
dilakukan dengan sistem pneumatik.

Gambar 2.11. Sistem penyimpanan


dan penyaluran semen

Semen dimasukan dengan udara tekan melalui pipa ke dalam silo, Filter
keluaran udara (1) mencegah debu secara bebas keluar pada saat semen
ditiup (dimasukan) ke dalam silo. Indikator permukaan semen (level indicator)
(2) secara terus menerus menayangkan permukaan semen (dalam ukuran
presentase). Katup keamanan (safety gates) mencegah terjadinya tekanan
yang terlebih selama proses pemasukan semen (3) dan terjadinya tekanan
terlalu rendah pada saat proses penyaluran (4).
Kegiatan ini dilakukan oleh unit lain dan dalam hal ini operator hanya
mendeteksi kecukupannya dan dari kemungkinan timbulnya polusi yang
menyebabkan pencemaran udara.

- Penyaluran semen ke dalam alat penimbang


Semen disalurkan dari silo melalui katup pengeluaran (dischange flap) (5)
dan konveyor ulir (screw conyeyor) (6) dan dimasukan ke dalam hopper
penimbang (weighing hopper).

2 - 14
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2.3.5. Komponen penyimpan dan penyalur air


Air yang berasal dari sumbernya
disimpan dalam tangki air dan harus
selalu tersedia dalam jumlah yang
mencukupi untuk pemakaian sebagai
bahan/ material beton. Air dialirkan ke
dalam mixer melalui pompa dan pipa
air yang jumlahnya (volumenya)
ditentukan dengan menggunakan flow

Gambar 2.12 – Tangki Air Bersih meter atau alat timbang air. Jadi air
dari tangki dialirkan dengan pompa air
ke flow meter untuk diukur/ dibatasi
jumlahnya sesuai ketentuan dan
sistem kendali otomatis akan
menghentikan aliran air bila jumlah air
telah mencapai jumlah sesuai dengan
yang ditentukan dan seterusnya air
tersebut dialirkan ke mixer setelah
sebelumnya terjadi pemasukan
agregat dan semen ke dalam mixer
tersebut.

Gambar 2.13 – Flow meter dan


Hydro-Control

2.3.6. Komponen penyimpanan dan penyalur admixture


Admixture tidak selalu dipakai pada setiap jenis beton yang dihasilkan/
diproduksi batching plant. Penyimpanan admixture pada dasarnya harus
dipisahkan untuk setiap jenis admixture.
Komponen utama terdiri dari tangki penyimpanan, pompa pengisian, tabung
penimbang atau gelas ukur dan pompa penyaluran. Admixture dari tangki
penyimpanan disalurkan ke dalam tabung timbangan atau gelas ukur dengan
pompa pengisian, sampai jumlahnya sesuai dengan yang ditentukan dan dari
tabung timbangan dikeluarkan dengan menggunakan pompa pengeluaran
untuk disalurkan ke dalam mixer secara terpisah atau bersama air yang
disalurkan dari saluran lain

2 - 15
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Gambar 2.12. Komponen penyimpan penyalur dan admixture

2.4. Fungsi Penimbang Mekatronik (Electromechanical weigher)


Penimbang elektromechanik digunakan pada penimbangan semua material beton
pada batching plant. Secara garis besar penimbang/ alat timbang (weigher) ini terdiri
dari hopper (1), load cell (2), terminal (5) dan unit penghitung (3) (evaluating unit).
Hopper penimbang (1) ditunjang oleh satu
atau lebih load cell. Hasil penimbangan
disalurkan ke unit penghitung (3). Hasil
pengukuran yang telah disaring
dikumpulkan pada kotak terminal (5) dan
disambungkan ke unit penghitung (3)
melalui kabel tunggal.
Tuas (6) dipasang untuk menahan hopper
penimbang berada pada tempatnya.
Tuas-tuas tersebut harus betul-betul pada
kedudukan horizontal. Hopper terikat
secara kaku pada tempatnya selama
pengangkutan plant dan load cell harus
bebas dari beban.

Gambar 2.13. Penimbang mekatronik

2 - 16
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Kalibrasi pertama dengan berikutnya :


Sebelum batching plant dijalankan untuk pertama kalinya, penimbang harus
dikalibrasi pada beban maksimum dengan alat kalibrasi berat oleh instansi yang
berwenang (ditera).
Kewenangan ini juga terkait dengan interval waktu yang diperlukan untuk kalibrasi
berikutnya. Kalibrasi berikutnya dengan menggunakan beban kalibrasi diperlukan
setiap ada penyimpangan pada penimbang (misalnya setelah perbaikan) dan harus
dilakukan paling lambat setiap dua tahun.

2 - 17
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN

1. Proses produksi beton dalam batching plant, merupakan pengetahuan yang harus
dimiliki oleh operator yang sehari-hari melakukan kegiatan memproduksi beton. Untuk
mendukung pengetahuan ini operator harus mengenal bahan/material beton dan
struktur/fungsi komponen utama batching plant.

2. Material beton adalah agregat (coarse aggregate dan fine aggregate), semen (cement,
dalam beberapa jenis) dan air (water), dan atau ditambah bahan pembantu admixture
(dalam beberapa jenis). Material ini disalurkan ke alat penimbang dan ke dalam mixer
sampai terbentuk beton yang diinginkan.

3. Bila dilihat dari fungsinya secara garis besar komponen batching plant terbagi menjadi
komponen penyimpan, penyalur dan penimbang material beton serta komponen
pencampur dan penyalur beton.

4. Komponen yang termasuk penting adalah komponen penimbang material beton,


sehingga penimbangannya harus teliti dan benar sesuai dengan job mix design, dimana
untuk beberapa jenis batching plant untuk menjaga penimbangan yang tepat, dilengkapi
dengan sensor pendeteksi kandungan air dalam agregat (moisture), yang dapat
menyeimbangkan dengan timbangan air yang seharusnya disalurkan ke dalam
campuran meterial beton agar dicapai kualitas beton yang ditentukan.

2 - 18
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant dengan prosedur

Soal :
Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk. sebutkan butir-butir
kemampuan anda
1. Mengidentifikasi komponen
utama dan melaksanakan
persiapan sebelum operasi
1.1. Komponen utama 1.1. Apakah anda mampu a. ..............................
batching plant menghidupkan dan b. ..............................
dipastikan kesiapan memeriksa Komponen c. ..............................
operasinya sebelum utama batching plant dst.
menghidupkan dipastikan kesiapan
batching plant dengan operasinya sebelum
memeriksa kembali batching plant dengan
hasil pemeliharaan kembali hasil
harian (check list) pemeliharaan harian
(check list) ?

2 - 19
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

SOAL – LATIHAN

1. Sebelum mengoperasikan batching plant, operator harus memahami proses produksi


beton yang ada pada batching plant. Jelaskan proses terjadinya pembentukan beton
yang komponennya adalah agregat, semen dan air !

2. Sebutkan komponen batching plant yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur
agregat!

3. Sebutkan perbedaan penimbangan agregat terpisah (individual) dan penimbangan


agregat kumulatif!

4. Sebutkan komponen penyalur agregat pada central mix dan ready-mix/ truck mixer!

5. Bagaimana caranya semen disalurkan ke dalam alat penimbang semen?

6. Bagaimana posisi load cell agar dapat berfungsi dengan baik meneruskan informasi
hasil penimbangan ke alat ukur (meteran)?

2 - 20
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 3
PERSIAPAN OPERASI

3.1. Umum
Pengoperasian batching plant memerlukan kesiapan dari semua komponen utama,
dimana sebelum operasi harus dilakukan persiapan yang diawali dengan
pemeriksaan daftar simak hasil pemeliharaan harian yang menyangkut kondisi tiap
komponen, memeriksa fungsi tiap komponen setelah tiap komponen batching plant
dihidupkan
Disamping itu sebelum menghidupkan komponen batching plant perlu diperiksa juga
tegangan listrik sebagai sumber daya motor penggerak komponen utama dan
tekanan katup ) valve dan pintu (gates).

Pada kegiatan persiapan tersebut operator harus disiplin dalam pelaksanaannya dan
teliti dalam pemeriksaan dan pengambilan keputusan, karena dalam kegiatan ini
akan menentukan apakah batching plant telah siap dioperasikan atau masih
memerlukan tindak turun tangan lain yaitu untuk mencapai tingkat kesiapan operasi
yang optimal

3.2. Pemeriksaan Kembali Hasil Pemeriksaan Harian


Langkah atau kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan operator sebelum
meghidupkan batching plant yang dituangkan dalam daftar simak (ckeck list),
diperiksa kembali untuk menyakinkan, bahwa semua komponen yang seharusnya
diperiksa telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur. (lihat contoh daftar simak)
Setiap ada keraguan terhadap hasil pemeliharaan harian tersebut harus dilakukan
tindakan pencegahannya dengan mengulang kembali pemeriksaan atau konsultasi
dengan mekanik yang terkait, sehingga dapat diatasi sebelum melakukan kegiatan
persiapan lainnya.

3.3. Pemeriksaan Tegangan Listrik


Sebelum mengoperasikan komponen utama termasuk kompresor, operator harus
memeriksa tegangan listrik sumber daya penggerak motor listrik yang ada pada
komponen utama.

3-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Penggunaan motor dengan tegangan yang sama seperti yang dicantumkan dalam
ketentuan/ spesifikasinya, akan menjamin penggunaan yang ekonomis dan umur
pakai dari motor tersebut. Harus diperhatikan kemungkinan adanya penggunaan
motor listrik dengan tegangan berbeda, misalnya sebagai contoh pada panel listrik
untuk plant adalah 220 volt dan pada panel listrik untuk trolley tegangannya adalah
380 volt.

2 3

Gambar 3.1 - Panel listrik


pada panel induk
1 = Main Switch
2 = Volt Meter
3 = Frequence Meter Gambar 3.2 - Panel listrik pada
4 = Ampere Meter panel monitor di
5 = Regulator ruang operator

3.4. Pemeriksaan Tekanan Udara Pada Sistem Pneumatik


Kompresor dihidupkan terlebih dahulu agar dapat menyediakan udara bertekanan
yang diperlukan untuk mengoperasikan valves atau gates pada komponen utama.
Tekanan pada tangki bertekanan dari kompresor sesuai dengan tekanan kerja yang
ditentukan (misalnya 7 – 8 bar) sebelum batching plant dihidupkan.
Periksa tekanan udara tersebut pada panel monitor di ruang operator atau langsung
pada indiikator yang terdapat pada tangki kompresor.
Lampu indikator ”LOW PRESSURE” pada panel monitor mati (tidak menyala),
berarti tekanan udara telah mencukupi/ sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Atau dilihat pada ukuran tekanan yang melekat pada kompresor, yaitu pada Gambar
3.2 , nomor ilustrasi (16, pressure gauge)

3-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Gambar 3.3 Kompresor

3.5. Prosedur Menghidupkan Batching Plant


Untuk menghidupkan batching plant harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan
agar semua komponen dapat dihidupkan dengan benar dan serasi antara satu
dengan komponen lainnya.
 Putar saklar utama (master switch) ke posisi ”ON”
 Periksa kondisi lingkungan dalam keadaan aman, bunyikan klakson atau alarm
untuk memberikan peringatan kepada petugas lain, bahwa batching plant akan
dihidupkan.
 Untuk pemeriksaan fungsi komponen setelah dihidupkan, posisikan selektor ke
posisi ”MANUAL”

3.5.1. Menghidupkan pan mixer


Pan mixer dihidupkan dengan menekan tombol ”MIXER ON” pada panel
monitor, amati arah putaran mixer, apakah telah benar/ sesuai dengan arah
putaran yang ditentukan. Bila terjadi arah putaran terbalik dari yang
seharusnya agar segera dilaporkan untuk diperbaiki.

Gambar 3.4 - Arah putaran pan


mixer

3-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

3.5.2. Menghidupkan motor penggerak bucket (skip) trolley


 Perhatikan bucket berada pada posisi paling bawah
 Perhatikan arah putaran motor
 Hidupkan motor penggerak drum/ tromol dengan menekan tombol ”SKIP
ON” pada panel monitor
 Amati gerakan naik dan turun dari bucket.
Pada posisi bucket (dalam keadaan kosong) di bawah, maka lampu
indikator ”BOTTOM POSITION” akan menyala dan disamping itu lampu
indikator ”EMPTY” menyala.
Pada gerakan skip ke atas dengan menekan tombol ”SKIP UP” dan
setelah melewati limit switch, secara otomatis pintu mixer terbuka dan
gerakan membuang agregat dari bucket dimulai.
Setelah selesai gerakan tersebut, tekan tombol ”SKIP DOWN” dan
bucket (skip) bergerak ke posisi pengisian (ke bawah). Skip akan
berhenti secara otomatis saat sampai pada posisi terbawah untuk
pengisian dan lampu indikator ”DOWN” menyala

3.5.3. Menghidupkan konveyor


Motor penggerak konveyor sabuk (belt conveyor) dihidupkan dan
diperhatikan kelurusan dan kestabilan gerakan sabuknya (belt). Konveyor
disiapkan untuk menyalurkan material (agregat dan pasir) dari hopper
(penimbang) agregat ke dalam mixer melalui skip penyalur agregat.
Bila konveyor berfungsi sebagai konveyor penimbang, maka secara otomatis
akan mengatur gerakannya untuk menyalurkan material yang ditimbang ke
dalam mixer (misalnya melalui bucket/ skip trolley)

3.5.4. Menghidupkan dan mencoba gerakan konveyor ulir


Semen dari silo disalurkan ke hopper penimbang menggunakan konveyor ulir
(screw conveyor). Konveyor ulir dihidupkan dan diperhatikan kondisi
gerakannya yang berputar stabil dan tidak ada gejala gerakannya terhambat,
serta arah putarannya telah sesuai dengan petunjuk. Konveyor ulir ini
dioperasikan, bila diperlukan untuk menyalurkan semen ke dalam
penimbang.

3-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

3.6. Pemeriksaan Indikator Pada Panel Monitor


Setelah setiap komponen dihidupkan dan diperiksa fungsinya, maka selama itu pula
kondisi dan fungsi semua indikator diperiksa dengan teliti untuk memastikan dalam
kondisi baik dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya :
 Lampu indikator ”LOW PRESSURE” dari sistem pneumatik mati, bila kompresor
telah dihidupkan dan tekanan udara dalam tangki telah mencapai tekanan yang
ditentukan (misalnya di atas 8 bar)
 Lampu indikator ”BOTTOM POSITION” menyala pada saat bucket (skip) berada
pada posisi terbawah dalam keadaan kosong, disertai dengan lampu indikator
”EMPTY” juga menyala
 Dan pada gambar berikut tampilan indikator pada monitor panel dari salah satu
batching plant, dimana pengamatan dapat langsng diamati pada lampu-lampu
indikator yang menyala (sedang aktif/difungsikan) atau yang tidak menyala (tidak
aktif/difungsikan)

Gambar 3.5 – Indikator pada Monitor Panel

3.7. Hasil Pelaksanaan Persiapan Operasi


Persiapan operasi dilakukan untuk meyakinkan, bahwa batching plant diyakini dapat
dioperasikan dengan baik. Kegiatan tersebut sangat menentukan terhadap kegiatan
selanjutnya yaitu pengoperasian batching plant, sehingga operator harus mampu
melakukan persiapan ini dengan sebaik-baiknya.

3-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Bila terdeteksi adanya suatu kelainan atau tidak berfungsinya dengan baik salah
satu komponen atau indikator pada panel monitor, maka harus segera dilaporkan
untuk segera diadakan tindak lanjutnya (perbaikannya), agar tidak terjadi waktu
tunggu yang terlalu lama.

Operator tidak boleh mengambil keputusan sendiri dalam kasus yang bukan
kewenangannya dan sebaliknya operator tidak boleh terlalu mengharapkan
rekomendasi atau bantuan pihak lain, bila kasus tersebut masih dalam kewenangan
dan tanggung jawabnya.

Pada dasarnya kegiatan persiapan operasi harus mendapat perhatian dari operator
yang akan mengoperasikan batching plant, baik untuk awal pekerjaan dipagi hari
atau awal pekerjaan pada penggantian shift.

3-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

CONTOH :

DAFTAR SIMAK
PENGOPERASIAN BATCHING PLANT OK NO
1. Pemeriksaan keliling (walk around inspection)
 Pemeriksaan baut - baut pengikat  

 Pemeriksaan kebocoran pada titik - titik pelumasan 


 Pemeriksaan kondisi anak tangga dan pegangannya 
 Pemeriksaan kondisi panel monitor 
 Pemeriksaan kondisi/ kecukupan agregat 
 Pemeriksaan kondisi/ kecukupan air/ additive 

2. Pemeriksaan konveyor dan perlengkapannya


 Pemeriksaan kondisi fisik sabuk (belt) 
 Pemeriksaan kondisi rantai penggerak konveyor 
 Pemeriksaan kondisi roller (idler) 

3. Pemeriksaan bucket (skip) trolley dan perlengkapannya


 Pemeriksaan drum/ tromol penarik (trolley) 
 Pemeriksaan tali baja 
 Pemeriksaan bucket (skip) 

4. Pemeriksaan pan mixer


 Pemeriksaan kondisi mixing arm dan mixing shoes 

 Pemeriksaan kondisi dinding pan mixer bagian dalam 


 Pemeriksaan baut pengikat motor penggerak dam gear reducer 
 Pemeriksaan kondisi pintu (gates) pan mixer 

5. Pemeriksaan kondisi alat timbang/ ukur


 Pemeriksaan kondisi gelas ukur 
 Pemeriksaan kondisi load cell 
 Pemeriksaan kondisi link atau tuas penahan hopper 
 Pemeriksaan kondisi hopper penimbang 

Catatan :
………., ……….. 2007
Diketahui oleh : Diisi oleh :
Operator Batching Plant

(………………………..) (………………………..)

3-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN

1. Sebelum mulai mnghidupkan dan mengoperasikan batching plant, operator harus


memeriksa ulang hasil pemeliharaan harian dari check list yang telah dibuatnya, agar
tidak terjadi keraguan dalam pelaksanaan pengoperasiannya. Dan disamping itu perlu
diperiksa kondisi tegangan listrik sebagai sumber daya untuk menggerakkan komponen
batching plant

2. Kompresor dihidupkan terlebih dahulu dan diperiksa kondisi tekanan udara dalam
tabung kompresor agar dapat dipakai untuk mengoperasikan komponen batching plant
(gates, valves)

3. Untuk menghidupkan komponen utama batching plant, operator harus disiplin dalam
mematuhi prosedur yang telah ditetapkan dan setelah menghidupkan diteruskan dengan
mencoba fungsi dari setiap komponen tersebut. Kemudian selama dan setelah mencoba
gerakan operasi dari setiap komponen, kondisi indikator pada panel monitor harus
diperiksa kondisi dan fungsinya

4. Pada kegiatan persiapan ini, operator harus segera memberikan laporan kepada
atasannya, bila terjadi kelainan fungsi atau kerusakan komponen, dan tidak
diperkenankan mengambil keputusan yang diluar kewenangannya..

3-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant dengan prosedur

Soal :
Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

1. Mengidentifikasi komponen
utama dan melaksanakan
persiapan sebelum operasi
1.2. Tegangan listrik pada 1.2. Apakah anda mampu
panel listrik diperiksa memeriksa tegangan
untuk meyakinkan listrik pada panel
bahwa tegangan monitor sebelum
listrik telah mencukupi menghidupkan bathing
sesuai dengan plant?
kebutuhan operasi

1.3. Tekanan udara pada 1.3. Apakah anda mampu


sistem pneumatik memeriksa tekanan
diperiksa untuk udara pada sistem
memastikan pneumatik sebelum
tekanannya telah menghidupkan bathing
mencukupi sesuai plant?
dengan kebutuhan
operasi

1.4. Komponen batching 1.4. Apakah anda mampu


plant dihidupkan menghidupkan
sesuai prosedur batching plant sesuai
prosedur?

1.5. Fungsi dan kondisi 1.5. Apakah anda mampu


semua indikator pada memeriksa fungsi dan
panel monitor kondisi semua
diperiksa setelah indikator pada panel
batching plant monitor setelah
dihidupkan batching plant
dihidupkan?

3-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

1.6. Semua komponen 1.6 Apakah anda mampu


operasi batching plant mencoba gerakan
dicoba gerakannya semua komponen
untuk memastikan operasi batching plant
dapat berfungsi untuk memastikan
dengan baik dapat berfungsi dengan
baik

1.7 Setiap adanya 1.7 Apakah anda mamu


kelainan pada melaporkan Setiap
indikator dan adanya kelainan pada
komponen operasi indikator dan
dilaporkan kepada komponen operasi
atasan langsung kepada atasan
untuk perbaikan langsung untuk
perbaikan?

3 - 10
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

SOAL – LATIHAN

1. Mengapa operator harus memeriksa kembali hasil pemeliharaan harian yang telah
dilakukannya?

2. Bagaimana pengaruh tegangan listrik terhadap penggunaan motor listrik penggerak


komponen utama batching plant?

3. Berikan penjelasan singkat, tujuan pemeriksaan tekanan udara pada kompresor?

4. Mengapa menghidupkan batching plant harus mengikuti prosedur?

5. Sebaiknya indikator pada panel monitor diperiksa setelah komponen utama


dihidupkan dan sebelum mengoperasikan batching plant. Jelaskan!

3 - 11
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 4
PENIMBANGAN DAN PENYALURAN MATERIAL BETON

4.1. Umum
Penimbangan adalah suatu proses penimbangan berat atau volume material beton
sesuai dengan job mix design yang ditentukan untuk setiap beton (biasanya tapi
tidak selalu sama/ sesuai dengan kapasitas mixer)

Pada penimbangan dengan sistem operasi otomatis, seluruh proses penimbangan


material beton sampai penyalurannya ke dalam mixer dan pengeluaran beton dari
mixer berlangsung secara otomatis sesuai dengan input data yang dilakukan
operator batching plant pada komputer pada panel monitor di ruang operator.
Sedangkan penimbangan dan penyaluran material beton yang dilakukan dengan
sistem operasi semi-otomatis, prosesnya dibantu dengan pengaturan yang dilakukan
oleh operator berdasarkan data yang dimasukan ke dalam sistem kendali.

Secara umum kegiatan penimbangan dan penyaluran material ini merupakan


kegiatan utama produksi beton sampai akhirnya material yang telah ditimbang
disalurkan ke dalam mixer (pan mixer atau truck mixer) untuk pelaksanaan
pencampuran selama waktu yang telah ditentukan.

4.2. Pemeriksaan Kecukupan Material Beton.


Sebelum mulai melakukan penimbangan, operator batching plant harus memeriksa
kembali kecukupan material beton (agregat, semen, air, admixture) yang telah
disediakan oleh unit lain sesuai dengan kebutuhan produksi. Kegiatan ini diperlukan
terutama dalam menjaga kesinambungan produksi, sehingga tidak mengurangi
mutu dan jumlah hasil produksi.
 Periksa secara visual kecukupan agregat di dalam bin
 Periksa kecukupan semen atau fly ash dari indikator penunjuk permukaan
semen di dalam silo
 Periksa kecukupan air/ admixture dalam tangki penyimpan

4.3. Penimbangan Material Beton.


Setiap beton yang akan diproduksi dalam batching plant harus berpedoman pada
job mix design yang ditetapkan oleh unit yang berwenang misalnya unit
laboratorium.

4-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Pada setiap job mix telah ditentukan komposisi atau susunan material beton yang
akan dipakai dengan disertai data berat atau volume timbangannya, yaitu agregat,
pasir dan semen atau fly ash dalam satuan kg dan air atau admixture dalam satuan
liter.

4.3.1. Penimbangan agregat dan pasir (coarse aggregate, fine aggregate/


sand, dan dust)
Penimbangan agregat dan pasir pada garis besarnya dapat dibedakan
menjadi dua metode yaitu penimbangan terpisah (individual) dan
penimbangan secara kumulatif, sedangkan penimbangan semen tetap harus
dilakukan secara terpisah dengan agregat dan pasir.

1). Penimbangan secara terpisah (separate batcher)


Penimbangan dilakukan pada hopper penimbang secara terpisah untuk
masing-masing jenis agregat (split, pasir). Setelah jumlahnya mencukupi
agregat dari masing-masing hopper penimbang disalurkan ke dalam alat
penyalur (belt conveyor dan atau bucket/ skip) secara berurutan dari
agregat yang berdiameter besar.

Gambar 4.1. Penimbangan terpisah (separate batcher)

Keterangan gambar :
1 & 2 = penyimpan agregat (storage bin)
3 = penyimpan semen (silo)
4 & 5 = penimbang agregat (weighing hopper)
6 = penimbang semen (weighing hopper)
7 = scale (ukuran penimbangan)

4-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Buka katup pengisian (fill valves) bin penyimpan agregat No.1 (coarse
agregat) dan melalui pintu penyaluran bin, agregat masuk ke dalam
hopper penimbang (weigh hopper) (4).
 Tutup katup pengisian, bila jumlah agregat telah mencukupi sesuai
job mix yang ditentukan
 Langkah yang sama dilakukan untuk bin No. 2

2). Penimbangan secara kumulatif (cumulative batcher)


Penimbang dilakukan pada satu hopper penimbang dengan menimbang
berturut-turut satu jenis agregat diikuti oleh jenis agregat lainnya setelah
agregat pertama mencukupi timbangannya dan seterusnya.

Gambar 4.2. Penimbang kumulatif (cumulative batcher)

 Buka tutup pengisian bin No. 1 (coarse aggregate) dan melalui pintu
pengeluaran (discharge gates) agregat masuk ke dalam hopper
penimbang kumulatif. Setelah jumlah agregat mencukupi, katup
pengisian bin No. 1 ditutup dan katup pengisian bin No. 2 dibuka
untuk menyalurkan pasir ke dalam hopper penimbang kumulatif.
 Pengisian dihentikan, bila jumlah agregat dan pasir telah mencakupi
sesuai dengan job mix yang telah ditentukan.

4.3.2. Penimbangan semen (binder)


Penimbangan semen (binder) terpisah dengan penimbangan agregat tapi
untuk penimbangan semen yang terdiri dari dua jenis semen atau semen
dengan fly ash,dapat dilakukan penimbangan secara kumulatif.

4-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

1). Penyaluran semen ke dalam penimbang


Semen dari silo melaui katup pengeluaran disalurkan ke dalam
penimbang melalui konveyor ulir (screw conveyor)
 Hidupkan konveyor ulir (6), perhatikan
arah putarannya, agar sesuai dengan
petunjuk pada alat tersebut
 Buka katup penutup (5) agar semen
dapat disalurkan ke dalam penimbang
dalam jumlah yang sesuai dengan
ketentuan (job mix)
 Tutup katup penutup (5) dan matikan
konveyor ulir (6), bila jumlah semen
dalam penimbang telah mencukupi
sesuai dengan yang ditentukan

Gambar 4.3. Skema penyaluran dan


penimbang semen

2). Penimbangan semen


Semen dari silo melalui konveyor ulir masuk ke dalam hopper penimbang
dan penyaluran segera dihentikan, bila jumlah semen di dalam
penimbang jumlahnya telah mencukupi sesuai dengan job mix yang telah
ditentukan. Penimbangan semen dilakukan secara kumulatif, bila
terdapat lebih dari satu jenis semen atau bila ditambah dengan fly ash.
Keterangan gambar :
1. Belt Conveyor
2. Screw Conveyor
3. Aggregate Proportioning Bins
4. Aggregate Weigh Hopper
5. Fly Ash Silo (OPTIONAL)
6. Cement Silo
7. Cement and Fly Ash Weigh
Hopper
8. Water Meters System
9. Discharge Boot
10. Rotary Drum Mixer
11. Truck, Drump, Agitory, or Transit
Mix

Gambar 4.4. Skema central mix dengan


silo semen dan silo fly ash

4-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

4.3.3. Penimbangan air dan admixture


1) Penimbangan air
Jumlah air dalam campuran beton sangat mempengaruhi mutu beton
yang diproduksi, sehingga seperti halnya dengan agregat dan semen
penimbangan air memerlukan ketelitian, agar dapat sesuai dengan job
mix yang ditentukan. Disisi lain jumlah air tersebut akan dipengaruhi juga
oleh kandungan air (water content/moisture) di dalam agregat, sehingga
memerlukan suatu penyesuaian, bila ditemui kondisi yang tidak normal
(tidak sesuai dengan kondisi yang diperhitungkan dalam job mix)
 Penimbangan dalam keadaan normal
Air dialirkan ke dalam penimbang (water batcher) atau flow meter
dengan menggunakan pompa (lihat gambar 4.4). Flow meter
sebelumnya telah distel agar dapat mengatur jumlah air yang
dialirkan melalui flow meter ini jumlahnya dapat sesuai dengan jumlah
air yang telah diturunkan dalam job mix
 Penimbangan secara otomatis dengan alat kontrol kandungan air di
dalam agregat (hydronix)

Gambar 4.5. Sistem pendeteksi kandungan air (moisture) dalam


agregat (hydronix)

4-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

- Pada sistem ini, sensor yang berada pada bin agregat akan
mendeteksi kandungan air yang berada pada agregat dan
mengirim data ini ke sistem penimbangan air (melalui program
komputer)
- Berdasar data tersebut, maka sistem penimbangan air akan
menyesuaikan jumlah air yang sebelumnya telah ditentukan
berdasarkan job mix (penelitian laboratorium) dengan kondisi
agregat yang akan dipakai (yang mempunyai perbedaan dengan
kondisi agregat pada saat penetapan job mix)

Gambar 4.6 – Pengaturan berdasarkan data


Input dari sensor moisture
(batch controller)

2). Penimbangan admixture


Bila produksi beton mengharuskan menggunakan admixture, maka
seperti halnya dengan penggunaan air, maka admixture inipun ditimbang
sesuai dengan prosedur:
 Penimbangan admixture biasanya dilakukan dengan mengalirkannya
ke-dalam tabung penimbang (3) dengan menggunakan pompa
pemasukan/ batching pump (2) untuk setiap jenis admixture yang
disimpan pada tangki (1). Nilai timbangan disalurkan ke-pembaca
ukuran (scale) (6) melalui jaringan yang terintegrasi dengan load cell
(5)
 Pengisian dihentikan, bila volume admixture telah mencukupi dan
untuk menyalurkannya ke dalam mixer (9) memerlukan pompa
pengeluaran (discharge pump) (8).

4-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Mixer

Gambar 4.7. Sistem penyaluran dan penimbangan admixture

4.3.4. Toleransi penimbangan material beton


Secara umum ada batasan toleransi yang ditetapkan untuk penimbangan
tiap jenis material beton yang akan dipakai dalam produksi beton yang dapat
diuraikan sebagai sebagai berikut :
Jumlah agregat, semen (binder) dan air yang ditimbang mempunyai toleransi
yang besarnya sangat tergantung dari standar yang digunakan (misalnya
besarnya toleransi yang ditetapkan JIS berbeda dengan yang ditetapkan oleh
Australian Standard).
Sebagai contoh, (dan tidak menjadi suatu ketetapan) Departement of
Transportation, Washington State, memberikan angka toleransi sebagai
berikut :

1). Agregat
Jumlah agregat yang ditimbang pada penimbangan terpisah, teleransi
yang diizinkan adalah ± 2 % dari berat yang ditentukan, sedangkan untuk
penimbangan kumulatif, toleransi yang diizinkan adalah ± ½ % dari
jumlah total penimbangan agregat yang telah ditentukan

2). Semen
Jumlah semen yang ditimbang, toleransi yang diizinkan adalah ± 1 % dari
berat yang telah ditentukan.

4-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

3). Air
Jumlah air` yang akan dipakai untuk beton tersebut toleransi
timbangannya adalah ± 1 %.

(Sumber : Materials Laboratory, Departement of Transportation,


Washington State, 1999).
Namun dalam praktek dilapangan, dengan memperhatikan kondisi
material beton yang telah diteliti di dalam laboratorium melalui beberapa
percobaan dan pengujian, maka dari unit laboratorium akan memberikan
job/ concrete mix design.
Sebagai contoh suatu Mix Composition dari Concrete Mix Design untuk
beton K-300, memberikan angka toleransi yang ditentukan berdasarkan
hasil pengujian laboratorium dan standar beton yang berlaku.
MIX COMPOSITION
Materials Portland Admixture Fine Coarse Coarse
Cement (Adm) Aggregate Aggregate Aggregate Water
(PC) (5-10) (10-20)

Condition kg ltr kg kg kg ltr

SSD 350 4.51 734.87 1132.34 145


ACTUAL 350 4.5 735 1132 145

TOLERANCE ±2% ±2% ±5% ±5% ±5% ±3%


SPECIFICATION
Class of concrete : K-300
Minimum Characteristic Compression Strength : 300 kg/cm2/ cube, when 28 days
Slump : 100 ± 20 mm

4.3.5. Pengoperasian penimbangan material

1). Penimbangan secara manual (semi-otomatis)


 Setelah volume beton yang akan diproduksi dan rincian jumlah
material diketahui berdasar mix design yang diterima dari atasan
lansung, maka penimbangan dilakukan secara manual berturut-turut :
- Penimbangan agregat kasar dan pasir
- Penimbangan binder (fly ash atau semen atau silica fume atau
Kalsium Karbonat)
- Penimbangan air dan atau admixture

4-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

2). Penimbangan secara otomatis


 Setelah volume beton yang akan diproduksi dan mix design diketahui,
masukan data tersebut ke dalam program komputer
 Tekan tombol START
Proses penimbangan (batching) dan proses mixing akan berlangsung
secara otomatis.

4.4. Penyaluran Material Beton Yang Telah Ditimbang


Material beton yang telah ditimbang disalurkan ke dalam mixer sesuai dengan
urutan dan waktu yang telah ditentukan berdasarkan petunjuk pabrik dan jenis/
kualitas beton yang akan diproduksi.
4.4.1. Penyaluran agregat ke dalam mixer
Agregat yang telah ditimbang disalurkan ke dalam mixer tergantung dari jenis
batching plant yang dipakai.
 Central mix plant.
Pada central mix plant atau yang menggunakan stationary mixer, agregat
disalurkan melalui skip (bucket) yang disuplay agregat dari konveyor.
Skip (bucket) digerakan (ditarik ke atas) pada jalur yang dikonstruksi
untuk gerak naik dan turun skip, ketika sampai pada kedudukan teratas
(posisi discharging), maka akan melakukan penuangan material ke dalam
pan mixer yang saat itu telah mulai dioperasikan (mixing arm dan shoes/
agitator dalam keadaan berputar), dan pada saat yang hampir
bersamaan semen dan air juga dimasukkan ke dalam pan mixer,

Motor Hooper

Motor Pan Mixer


Timbangan
HOPPER SEMEN
SILO SEMEN

AGGREGAT AGGREGAT Gelas Ukur


PASIR KASAR KASAR PAN MIXER Admixturre
5-10 MM 10-20 MM

Pintu Pan Mixer


Meteran Air

TRAVEL
Conveyor belt / Timbangan
BUCKET

HOPPER
RUANG KONTROL

TANGKI
TANGKI AIR BERSIH ADMIXTURE

Gambar 4.8 – Central Mix Plant, dengan Pan Mixer

4-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Pada central mix plant yang menggunakan rotary drum mixer material
beton yang telah ditimbang disalurkan ke dalam drum mixer (10) yang
dalam kondisi berputar melalui discharge boot (9).

Gambar 4.9. Central mixing plant, dengan drum mixer

 Ready-mix plant.
Pada ready-mix plant, material yang telah ditimbang disalurkan ke dalam
truck/ transit mixer melalui discharge boot atau konveyor
Drum dari truck/ transit mixer dalam keadaan berputar dan material
dicampur selama perjalanan atau di job site

Gambar 4.10 – Ready-mix plant


Keterangan gambar :
1. Aggregate Feeder Bins 7. Cement Weigh Hopper
2. Cold Feed System 8. Water Meters System
3. Aggregate Proportioning Bins 9. Discharge Boot
4. Aggregate Weigh Hopper 10. Truck Transit Mix
5. Fly Ash Silo (OPTIONAL) 11. Control House
6. Cement Silo

4 - 10
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

4.2.2. Penyaluran semen ke dalam mixer


Pada pengoperasian secara manual tekan tombol ”DISCHARGE CEMENT”
sampai lampu indikator ”EMPTY” menyala, yang menandakan bahwa semen
telah dikeluarkan dari hopper penimbang dan telah masuk ke dalam mixer.
Semen dimasukan ke dalam mixer setelah terlebih dahulu agregat
dimasukan ke dalam mixer.

4.2.3 Penyaluran air ke dalam mixer.


Pada pengukur air dengan flow meter, tekan tombol ”WATER” sampai
jumlah air yang diperlukan ditunjukan pada pengukur aliran air (water flow
meter) dan seterusnya air yang telah terukur jumlahnya tersebut masuk ke
dalam mixer.
Pada pengukur air dengan unit penimbang, tekan tombol ”DISCHARGE
WATER” sampai lampu indikator ”EMPTY” menyala, yang menandakan
tabung penimbang air telah kosong dan air telah masuk ke dalam mixer.
Air disalurkan ke dalam mixer setelah agregat dan semen terlebih dahulu
dimasukan ke dalam mixer.

4 - 11
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN

1. Penimbangan material beton merupakan salah satu kegiatan utama dari proses
produksi beton di dalam batching plant, sehingga harus dilakukan dengan teliti dan
sesuai dengan prosedur, dan untuk pelaksanaannya operator pertama kali harus
mengulangi memeriksa kecukupan material beton yang telah tersedia.

2. Pada penimbangan agregat dibedakan penimbangan secara terpisah (individual) dan


penimbangan secara kumulatif, sedangkan pengoperasiannya dapat dilakukan secara
manual (semi-otomatis) dan secara otomatis.

3. Penimbangan semen dilakukan tersendiri melalui hopper penimbang semen. Semen


disalurkan ke dalam hopper penimbang melalui konveyor ulir (screw conveyor) yaitu
untuk menjaga kelancaran alirannya.

4. Penimbangan air merupakan penimbangan yang penting dalam membentuk kualitas


beton, dimana kandungan air dalam agregat akan mempengaruhi jumlah air yang harus
disalurkan ke dalam mixer. Pada batching plant yang dilengkapi dengan alat sensor
pendeteksi kandungan air dalam agregat, jumlah air yang diperlukan dapat
diprogramkan dengan tepat

5. Penyaluran material beton yang telah ditimbang ke dalam mixer, tergantung dari tipe
batching plant, misalnya untuk centarl mixing plant dan ready-mix plant

4 - 12
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant dengan prosedur

Soal :
Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

2. Melakukan penimbangan
dan penyaluran material
beton
2.1. Kondisi material di 2.1. Apakah anda mampu a. ................................
dalam setiap bin dan memeriksa kondisi b. ................................
semen di dalam silo material di dalam setiap c. ................................
diperiksa untuk bin dan semen di dst
memastikan dalam silo untuk
kecukupannya memastikan
kecukupan?

2.2. Penimbangan material 2.2. Apakah anda mampu a. ................................


beton dilakukan sesuai melakukan b. ................................
dengan job mix yang penimbangan material c. ................................
telah ditentukan beton sesuai dengan dst
job mix yang telah
ditentukan?

2.3. Material yang telah 2.3. Apakah anda mampu a. ................................


ditimbang disalurkan menyalurkan material b. ................................
ke dalam pan mixer yang telah ditimbang ke c. ................................
atau truck mixer dalam pan mixer atau dst
sesuai dengan truck mixer sesuai
prosedur (urutannya) dengan prosedur
(urutannya)?

4 - 13
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

SOAL – LATIHAN

1. Apakah operator harus melakukan pemeriksaan kecukupan material beton yang akan
ditimbang? Jelaskan.

2. Sebutkan dua jenis cara penimbangan agregat dan jelaskan salah satu proses
penimbangan tersebut!

3. Semen dari silo disalurkan ke dalam hopper penimbang dengan menggunakan screw
conveyor. Jelaskan alasannya!

4. Jumlah air yang dimasukan ke dalam mixer sangat menentukan kualitas beton. Pada
penimbangan air tersebut faktor apa yang perlu diperhatikan, terutama pada agregat?

5. Bagaimana cara untuk menyalurkan material beton yang telah ditimbang ke dalam
mixer pad central mix plant?

4 - 14
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 5
PENCAMPURAN (MIXING) DAN PENYALURAN BETON

5.1. Umum
Material beton yang telah selesai ditimbang pada alat timbang disalurkan ke dalam
mixer untuk diproses pencampurannya manjadi beton dalam jumlah dan kualitas
sesuai dengan yang ditentukan. Pencampuran (mixing) beton tersebut biasanya
dilakukan di plant (control mixing plant).

Beton yang diproduksi dalam mixer mempunyai batas waktu penyalurannya agar
dapat menghasilkan bangunan yang sesuai dengan jenis dan kualitas beton yang
diproduksi tersebut. Kondisi ini mengharuskan penyaluran beton dari mixer
dilakukan segera setelah selesai pencampuran, sehingga tidak ditemui waktu
tunggu penyaluran beton dari mixer.

Beton yang diproduksi batching plant diperuntukan bagi berbagai keperluan


konstruksi yang semuanya memerlukan kualitas yang tepat dari beton tersebut .
Dan untuk sampai ke lokasi pekerjaan, beton tersebut harus diangkut dengan alat
angkut yag sesuai misalnya, truck mixer, dump truck atau truck agitator

Operator batching plant telah memproduksi beton sesuai dengan job mix yang
ditentukan dan menyalurkannya ke dalam alat angkut, sehingga perlu melaksanakan
penyaluran tersebut dengan baik, terutama menyangkut ketepatan waktu
penyalurannya, ketepatan pengisiannya, sehingga tidak ada beton yang tercecer di
lantai dan pelaksanaan keselamatan kerja bagi tenaga yang terlibat serta lingkungan
kerjanya.

5.2. Pencampuran/ Mixing

5.2.1. Pemasukan material ke dalam mixer


Agregat (coarse dan fine agregat) dimasukan ke dalam mixer yang sedang
beroperasi, sehingga secara otomatis akan diputar/ dicampur. Setelah itu
semen dan fly ash (kalau dipersyaratkan) dimasukan ke dalam mixer melalui
katup dan secara bersamaan diaduk di dalam mixer bersama dengan

5-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

agregat dan pasir. Bersamaan dengan itu air dimasukan ke dalam mixer dan
dari saat itu ditentukan lamanya waktu pencampuran (mixing time)

5.2.2. Mixing
 Mixer dioperasikan tidak boleh melalui batas kapasitas dan kecepatan
putar yang telah ditetapkan pabrik pembuatannya
 Waktu pencampuran (mixing time) yang dihitung sejak semua material
masuk ke dalam mixer selama waktu yang ditentukan (misalnya 60 detik)
 Kecepatan putaran pencampuran (mixing speed) sebaikya mengikuti
petunjuk pabrik pembuat batching plant, sebagai contoh mixing speed
untuk drum mixer adalah antara 14-20 putaran per menit
 Mixer biasanya dilengkapi dengan pengaman waktu pencampuran yang
menjaga agar tidak terjadi pengeluaran beton sebelum waktu
pencampuran (mixing time) tercapai.

Beton dapat sepenuhnya dicampur pada stationary mixer dan diangkut


menggunakan truck-agitator atau truck mixer, atau sebagian dicampur dalam
stationary mixer dan pencampuran selanjutnya diselesaikan di dalam truck
mixer, atau sepenuhnya dicampur didalam truck mixer.

Dalam siklus produksi beton yaitu mulai penimbangan material sampai


pengeluaran beton dari mixer (pada central mixing plant) dapat dijelaskan
dalam diagram tipikal siklus waktu proses produksi beton dan salah satu tipe
central/ mixing plant.
 Agregat ditimbang pada belt penimbang (weighing belt) sampai jumlah
timbangannya mencukupi sesuai dengan berat yang ditentukan (waktu :
19 detik, merupakan variable time)
 Semen ditimbang pada hopper penimbang melalui konveyor ulir, sampai
mencapai berat yang sesuai dengan berat yang ditentukan (waktu : 30
detik, merupakan variable time)
 Air ditimbang dalam penimbang air atau flow meter sesuai dengan
volume air yang ditentukan (waktu : 30 detik dengan penggunaan
penimbang air dan 18 detik dengan flow meter, merupakan variable time)
 Agregat dari belt penimbang disalurkan ke dalam skip (bucket)
 Skip (bucket) digerakan ke atas membawa agregat yang telah ditimbang
(waktu : 15 detik, merupakan fixed time)

5-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Skip mengeluarkan agregat dan memasukannya ke dalam mixer (waktu :


7 detik, merupakan variable time)
 Skip turun ketempat pengisian (waktu : 15 detik, merupakan waktu tetap/
fixed time)
 Semen dimasukan ke dalam mixer (waktu : 8 detik, merupakan variable
time)
 Air dimasukan ke dalam mixer (waktu : 8 detik, merupakan variable time)
 Pencampuran beton di dalam mixer (waktu : 30 detik, adalah mixing time
dan merupakan adjustable time)
 Beton hasil produksi dikeluarkan dari mixer (waktu : 12 detik, merupakan
adjustable time)

Dari diagram tersebut untuk setiap kali memproduksi beton dalam satu kali
penimbangan (satu batch) diperlukan waktu :
 Siklus pertama : 91 detik
 Siklus ke dua dan seterusnya : 57 detik

Siklus kegiatan dengan waktu prosesnya terus berulang dan untuk kondisi
tertentu atau sesuai dengan jenis dan mutu beton yang akan dihasilkan
variable time dapat disesuaikan, demikian juga mixing time yang dapat distel
sesuai dengan hasil percobaan laboratorium yang ditetapkan dalam job mix
design

Diagram waktu siklus/Cycle time diagram (tipikal/EMC 38) with water weight batcher

with water flow meter

Waktu yang diperlukan / Functional Time (detik)


Fungsi / Functions

Penimbangan agregat/ Aggregate batching

Penimbangan semen/ Cement batching

Skip naik/ Skip up

Skip mengeluarkan agregat/ Skip discharging

Skip turun / Skip down

Pengeluaran semen /Cement discharging

Penimbangan air / water batching

Penimbangan air / water batching

Pengeluaran air / water discharging

Waktu pencampuran beton/ Mixing time

Pengeluaran beton dari mixer/ Mixer discharging

Fixed time
Variable time
Waktu Siklus
mbar 4Adjustable
Diagram
time waktu siklus. Siklus Pertama
(First Cycle) (Cycle Time)
Waktu Siklus
(Cycle Time)

Gambar 5.1 – Diagram Waktu Siklus Produksi Beton

5-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

5.2.3. Pengoperasian pencampuran beton secara lengkap (sebagai contoh


EMC 38)
1). Persiapan
 Periksa bin agregat dan silo semen dalam keadaan terisi dan
jumlahnya mencukupi. Dan periksa gates pengeluaran semen dan
keran air pada posisi buka.
 Aktifkan saklar utama (master switch)
 Harus dipastikan tidak ada orang berada di areal kerja yang
berbahaya, kemudian tekan tombol untuk memeriksa semua fungsi
dari unit pada posisi ”MANUAL” dari selektor.
 Posisi start untuk pengoperasian tiap komponen
 Skip dalam keadaan kosong dan berada pada posisi paling
bawah, maka lampu indikator ”BOTTOM POSITION” (Posisi
dibawah) menyala dan lampu indikator ”EMPTY” kosong
menyala.
 Penimbang semen kosong, lampu indikator ”EMPTY” menyala.
Penimbang air kosong (bila digunakan penimbang air)
 Mixer kosong
 Katup pengeluaran mixer tertutup, Lampu tanda panah
”DISCHARGE” (Mengeluarkan) tidak menyala
 Udara bertekanan (dari sistem pneumatik) mencakupi, Lampu
indikator ”LOW PRESSURE” (Tekanan rendah) mati
 Lampu indikator ”DEFECT” (Ada kerusakan) tidak menyala
 Tabung ukur additive kosong (bila disediakan)
 Atur waktu pencampuran (mixing time) pada relay waktu
keterbatasan (time lag relay) ”MIXING TIME” (Waktu pencampuran)
 Atur berat yang diperlukan pada sistem penimbang agregat pada
penimbangan kumulatif. Atur saklar pada panel kendali, untuk
agregat yang tidak diperlukan pada posisi ”O”
 Atur berat semen yang diperlukan pada penimbang semen
 Atur jumlah air pada flow meter, atau pada penimbang (air bila telah
disediakan)
 Pada plant yang menggunakan penimbangan additive :
 Atur saklar pengatur dari additive yang dipilih pada posisi ”I”

5-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Atur/ waktu penimbangan pada relay waktu keterbatasan (time


lag relay) yang sesuai
 Tekan tombol ”ADDITIVES STARTING” dan lampu indikator
”ON” akan menyala.
 Lakukan pemilihan silo semen pada saklar pemilik (selector switch)
 Harus diyakinkan, bahwa tidak ada orang yang akan mengalami
bahaya pada saat mixer dihidupkan. Operasikan tombol mixer ”I”,
setelah itu lampu mixer ”I” akan menyala

2). Pengoperasian secara manual (semi-otomatis)


 Atur selektor operasi ke posisi “MANUAL”
 Atur saklar selektor “MIXER DISCHARGE GATE” (Pintu
pengeluaran pada mixer) ke posisi “CLOSED” (Tertutup)
 Lakukan penimbangan agregat dengan mengoperasikan tombol
yang sesuai sampai berat agregat yang diperlukan
 Operasikan tombol ”CHARGE CEMENT” (Pengeluarkan Semen)
sampai berat yang diperlukan ditunjukan pada jarum pengukur
penimbang semen
 Bila menggunakan penimbang air, operasikan tombol ”CHARGE
WATER” (Pengeluaran Air) sampai jumlah yang diperlukan
ditunjukan pada jarum pengukur pada penimbang air.
 Operasikan tombol ”SKIP UP” (Skip ke-atas), maka skip akan naik
sampai pada posisi mengeluarkan. Bila skip ini melewati saklar
pembatas yang tepat, penutup debu pada mixer terbuka secara
otomatis, dan skip mengeluarkan agregat untuk dimasukan ke
dalam mixer
 Setelah selesai mengeluarkan agregat, tekan tombol ”SKIP DOWN”
(Skip ke-bawah). Skip akan bergerak ke posisi pengisian. Skip
secara otomatis akan berhenti, apabila sampai pada posisi
pengisian dan lampu indikator ”DOWN” (Skip dibawah) akan
menyala
 Tekan tombol ”DISCHARGE CEMENT” (Pengeluaran semen)
sampai lampu indikator ”EMPTY” (Kosong) menyala
 Pada plant yang menggunakan flow meter
- Tekan tombol ”WATER” (Air) sampai jumlah air yang dibutuhkan
ditunjukan pada flow meter.

5-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Pada plant yang menggunakan penimbangan air


- Tekan tombol ”DISCHARGE WATER” (Pengeluaran air) sampai
lampu indikator ”EMPTY” (Kosong) menyala
 Setelah selesai waktu pencampuran (mixing time), beton siap untuk
disalurkan melalui alat angkut

3). Pengoperasian dengan sistem otomatis


 Atur selektor operasi pada posisi “AUTOMATIC”
 Untuk timbangan agregat pilih “RECIEPE” (Job mix/ komposisi
campuran) dan pilih “WEIGHT” (Berat) untuk semen dan berat air
pada saklar selektor
 Atur saklar selektor “MIXER DISCHARGE GATE” (Pintu
pengeluaran pada mixer) pada posisi “CLOSE” (Tetutup) atau bila
beton kemungkinan segera dikeluarkan, atur ke posisi
“AUTOMATIC”
 Atur jumlah batch yang diperlukan pada batch selector
 Tekan tombol “AUTOMATIC START” (Stara secara otomatis) dan
lampu indikator “AUTOMATIC ON” (Sistem operasi otomatis
berlangsung) akan menyala.
 Urutan proses secara otomatis
Langkah berikut memperlihatkan proses secara otomatis yang
ditunjukan dengan indikator panah dan lampu
 Penimbangan agregat, semen dan air (bila menggunakan
penimbang air) mulai berjalan
 Vibrator secara otomatis aktif selama penimbangan pasir
 Bila silo semen dilengkapi dengan nozel penggetar udara, hal ini
dimungkinkan untuk menyalurkan getaran udara ke dalam silo
semen dengan menekan tombol “CEMENT AERATION”
(Penggetar udara untuk semen)
 Setelah batas berat agregat dicapai, skip bergerak naik
 Bila kondisi dibawah ini dipenuhi untuk memasukan agregat ke
dalam mixer :
 Berat semen telah dicapai
 Jumlah air telah dicapai (bila menggunakan penimbang air)
 Mixer dalam kondisi hidup

5-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Mixer dalam keadaan kosong


 Pintu pengeluaran mixer dalam keadaan menutup
 Jumlah additive telah dicapai
Maka skip melewati posisi tunggu.
Bila kondisi tersebut tidak terpenuhi, skip akan berhenti pada
posisi tunggu sampai kondisi tersebut tercapai, hanya dengan
kondisi tersebut skip dapat naik ke posisi mengeluarkan agregat
dari skip.
 Pada saat yang sama, pengisian semen dan air ke dalam mixer
dimulai
 Setelah waktu pengeluaran material yang diset pada panel kendali
(control panel) berakhir, skip bergerak turun. Perhitungan
pencampuran dimulai.
 Setelah penambahan semen dan air selesai (dan atau penambahan
additive) waktu pencampuran dimulai. Penunjuk proses pada relay
waktu keterlambatan (time lag relay) ”MIXING TIME” (Waktu
pencampuran) menunjukan waktu yang tersisa dari mixing time
Setelah berakhir waktu dari waktu pencampuran (mixing time),
lampu indikator ”MIXING COMPLETED”(Pencampuran selesai)
menyala
 Apabila saklar selektor (selector switch) ”MIXING DISCHARGE
(Pengeluaranan) GATE” (Pintu pengeluaran pada mixer) pada
posisi “AUTOMATIC”, maka pintu pengeluaran dari mixer akan
terbuka. Anak panah penunjuk ”DISCHARGE” menyala. Setelah
waktu pengeluaran yang diset pada kontrol panel berakhir, pintu
pengeluaran akan menutup.
Bila saklar pemilih (preselector switch) dari pintu pengeluaran pada
posisi ”CLOSED” (Tertutup), beton masih tertahan di dalam mixer
sampai beralih ke posisi ”OPEN” (Dibuka) atau ”AUTOMATIC”
 Apabila lebih dari satu campuran (beton) yang telah dipesan, maka
proses penimbangan dan pencampuran (batching and mixing
squences) akan diulang secara otomatis sampai jumlah campuran
(beton) yang telah ditetapkan telah tercapai. Kemudian plant
berhenti, dan untuk pengoperasian yang baru yang dimulai dari
posisi awal.

5-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Apabila pengoperasian otomatis akan dihentikan sebelum


menyelesaikan semua pencampuran yang ditetapkan selesai,
pindahkan batch preselector ke posisi ”I”. Maka tidak ada
pengulangan lagi proses pencampuran. Siklus/ pengulangan
selanjutnya secara otomatis berakhir.

5.3. Penyaluran Beton ke Dalam Alat Angkut

5.3.1. Penempatan alat angkut


Pengeluaran beton dari mixer dilakukan
segera setelah selesai siklus
pencampuran dan posisi alat
pengangkut harus tepat berada dibawah
pintu pengeluaran dari mixer.
Pada pengoperasian secara otomatis
pengeluaran beton berlangsung secara
berurutan sampai jumlah pencampuran
yang ditentukan selesai dan waktunya
Gambar 5.7 – Penempatan Truck Mixer cukup singkat, sehingga kesiapan
yang tepat
penempatan alat angkut harus benar-
benar diperhatikan.

Dalam hal ini perlu adanya suatu koordinasi dalam memilih kapasitas alat
angkut yang sesuai dengan kapasitas mixer, sehingga semua produk beton
dari mixer dapat tersalurkan dengan baik ke dalam alat angkut.

5.3.2. Pemantauan kondisi putaran drum truck


Bila alat pengangkut yang digunakan
adalah truck mixer, maka selain
ketepatan posisi corong dari truck mixer
dengan corong dari pintu mixer, perlu
diperhatikan putaran drum dan truck
mixer. Untuk kegiatan ini diperlukan
koordinasi dengan operator truck mixer
yang harus mengoperasikan truck mixer
pada putaran yang tepat (spesifikasi
pabrik 6-16 rpm)
Gambar 5.8-Ranting Plate Pada Truck Mixer Rating

5-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

5.3.3. Pemberian aba-aba


Pengeluaran beton dari mixer memerlukan waktu yang singkat (sekitar 12
detik) dan untuk itu pada setiap kali akan mengeluarkan beton dari mixer,
operartor batching plant harus memberikan aba-aba agar semua petugas
terkait dapat memusatkan perhatian terhadap penyaluran beton tersebut.
Kekeliruan atau kurangnya perhatian dapat menyebabkan dampak terhadap
lingkungan (pencemaran karena tercecernya beton) atau kecelakaan kerja
(petugas tertimpa ceceran beton)

5.3.4. Penyaluran beton ke dalam alat angkut.


Beton dari pan mixer hanya dapat disalurkan, bila kondisi operasi telah
terpenuhi, antara lain :
 Posisi alat angkut telah tepat
 Kondisi lingkungan telah aman
 Petugas terkait telah berada pada posisinya
 Putaran drum dari truck mixer (bila menggunakan truck mixer) telah
sesuai.
Penyaluran beton dilakukan untuk setiap batch dan dihentikan, bila alat
angkut telah menampung produksi beton yang telah ditetapkan dalam
beberapa kali pengeluaran beton dari mixer.

5.3.5. Penyaluran beton telah selesai


Bila seluruh penyaluran beton kepada satu alat angkut telah selesai, maka
operator batching plant memberikan aba-aba/ tanda, bahwa proses
penyaluran beton telah selesai dan alat angkut dapat meninggalkan tempat
pengisian.

5-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN

1. Pencampuran material beton di dalam mixer dilakukan sesuai dengan waktu yang
ditentukan untuk mencapai kualitas beton yang ditentukan, dan siklus pencampuran
beton ini terus berulang dengan waktu siklus yang tetap, atau dapat diatur sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh pembuat job mix design.

2. Dalam proses produksi beton, operator harus disiplin dalam menerapkan prosedur
pengoperasian batching plant, dimana selama proses yang dimulai dengan
penimbangan material beton, menyalurkannya ke dalam mixer, pencampuran di dalam
mixer sampai pengeluaran beton ke dalam angkut dilakukan dengan benar

3. pada penyaluran beton ke dalam alat angkut, operator harus memperhatrikan kondisi
alat angkut, misalnya ketepatan posisinya, ketepatan putaran drum (bila menggunakan
truck mixer), serta memperhatikan keselamatan kerja dan pengendalian pencemaran
lingkungan kerja.

5 - 10
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant dengan prosedur

Soal :
Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

3. Melakukan penyaluran
beton ke dalam alat
angkut
2.4. Pencampuran (mixing) 2.4 Apakah anda mampu a. ................................
material beton di melakukan b. ................................
dalam pan mixer pencampuran (mixing) c. ................................
dilakukan sesuai material beton di dalam dst
dengan prosedur pan mixer sesuai
dengan prosedur?

3.1. Ketepatan posisi alat 3.1. Apakah anda mampu a. ................................


angkut terhadap memantau ketepatan b. ................................
corong (chute) dari posisi alat angkut c. ................................
mixer dipantau secara terhadap corong dst
terus menerus untuk (chute) dari mixer
mencegah tercecernya secara terus menerus
beton keluar dari alat untuk mencegah
angkut. tercecernya beton
keluar dari alat angkut?

3.2. Putaran drum truck 3.2 Apakah anda mampu a. ................................


mixer dipantau agar memantau Putaran b. ................................
selalu berada pada drum truck mixer agar c. ................................
putaran yang telah selalu berada pada dst
ditentukan putaran yang telah
ditentukan

3.3. Aba-aba/tanda untuk


3.3 Apakah anda mampu
mengeluarkan
memberikan aba- a. ................................
beton dari pan mixer aba/tanda untuk b. ................................
diberikan agar setiap mengeluarkan beton c. ................................
petugas terkait dari pan mixer? dst
memusatkan
perhatian pada
penyaluran beton

5 - 11
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

3.4. Beton dari pan mixer 3.4. Apakah anda mampu a.


disalurkan ke dalam menyalurkan beton dari ................................
alat angkut sesuai pan mixer ke dalam b. ................................
dengan prosedur alat angkut sesuai c. ................................
dengan prosedur? dst

3.5. Aba-aba/tanda 3.5. Apakah anda mampu


diberikan, bahwa memberikan aba-aba/ a. ................................
penyaluran beton tanda bahwa b. ................................
sudah selesai penyaluran beton c. ................................
sudah selesai? dst

5 - 12
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

SOAL – LATIHAN

1. Mengapa putaran mixer harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pabrik
pembuat mixer tersebut?

2. Bagaimana cara menetapkan waktu pencampuran beton di dalam mixer (mixing


time)?

3. Sebutkan urutan kegiatan dalam proses pencampuran beton sampai beton tersebut
diangkut alat angkut!

4. Mengapa posisi alat angkut perlu dipantau oleh operator?

5. Bila menggunakan truck mixer sebagai alat angkut, selain posisinya, apa saja yang
perlu diperhatikan oleh operator dalam pelaksanaan pengeluaran beton dari mixer?

5 - 13
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 6
PEMELIHARAAN SELAMA BATCHING PLANT
DIOPERASIKAN

6.1. Umum
Keberhasilan pengoperasian batching plant diantaranya ditentukan oleh kelancaran
penyaluran material beton dari tempat penyimpanan (bin, silo dan tangki air/additive)
ke dalam penimbang sampai pengeluaran beton dari mixer tanpa ada hambatan
yang dapat mengganggu proses tersebut.

Untuk mencapai kondisi tersebut operator batching plant perlu melakukan langkah
yang terkait dengan pemantauan kondisi operasi komponen, yang dilakukan melalui
pengamatan pada panel instrumen dan pemantauan secara visual dari ruang
operator terkait dengan kelancaran penyaluran material beton selama
pengoperasian batching plant

Selama batching plant dioperasikan dan operator menemukan suatu kelainan pada
kondisi/ fungsi komponen atau ada hambatan penyaluran material, harus segera
dilaporkan kepada atasan atau pengawas yang berada di plant.

Operator batching plant harus dapat menghentikan pengoperasian batching plant,


bila terdapat kondisi darurat yang dapat membahayakan orang atau plant.

6.2. Pemeriksaan Kondisi dan Fungsi Indikator Pada Panel Instrumen


Panel instrumen (panel monitor dan alat kendali) di ruang operator telah dilengkapi
dengan lampu-lampu indikator yang memberikan informasi tentang kondisi operasi
setiap kegiatan atau proses produksi batching lant.
Selama batching plant dioperasikan, semua indikator tersebut harus dipantau untuk
memastikan dapat berfungsi dengan baik dan juga kondisi fisiknya baik, sehingga
pembacaan atau pemantauan dapat dilakukan dengan benar.

Misalnya untuk beberapa indikator dapat dipantau fungsinya, seperti contoh pada
salah satu merk batching plant sebagai berikut :

6.2.1. Indikator penimbang agregat


 Lampu indikator ”BOTTOM POSITION” (Posisi dibawah) menyala, berarti
skip berada pada posisi paling bawah dalam keadaan kosong.

6-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Indikator berat agregat yang ditimbang


Bila tombol penimbangan agregat ditekan, maka indikator berat agregat
akan menunjukkan nilai berat agregat yang ditimbang.
 Indikator skip kosong
Bila tombol ”SKIP UP” (Skip Ke-atas) ditekan, skip akan naik sampai
posisii mengeluarkan agregat dan setelah selesai pengeluaran (skip
kosong), lampu indokator ”EMPTY” (Kosong) menyala.

6.2.2. Indikator penimbang semen


 Indikator berat semen yang ditimbang
Bila tombol ”CHARGE CEMENT” (Pengisian semen) ditekan, maka
penunjuk pada skala pengukur berat semen akan menunjukan nilai berat
semen yang ditimbang
 Indikator hopper penimbang semen
Bila tombol ”DISCHARGE CEMENT” (Pengeluaran semen) ditekan terus
dan lampu indikator ”EMPTY” (Kosong) menyala menandakan, bahwa
hopper penimbang semen telah kosong dan semen tersalurkan ke dalam
mixer

6.2.3. Indikator penimbang air


 Indikator jumlah air yang ditimbang
Bila tombol ”CHARGE WATER” (Pengisian air) ditekan, maka penunjuk
jumlah air pada skala pengukur akan menunjukan jumlah air yang
ditimbang
 Indikator tabung penimbang air
Bila tombol ”DISCHARGE WATER” (Pengeluaran air), ditekan terus dan
lampu indikator ”EMPTY” (Kosong) menyala menunjukan, bahwa tabung
ukur air telah kosong tersalurkan ke dalam mixer.

6.2.4. Indikator pada mixer


 Indikator anak panah ”DISCHARGE” (Pengeluaran) menyala menunjukan
pintu mixer terbuka. Sebaliknya, bila anak panah ”DISCHARGE” tidak
menyala menunjukan pintu mixer tertutup.
 Bila proses pencampuran mulai berlangsung, maka pointer ”MIXING
TIME” (Waktu pencampuran) pada relay waktu keterlambatan (time lag
relay) menunjukan sisa waktu dari mixing time.

6-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

 Indikator pencampuran beton selesai


Bila mixing time telah habis, maka lampu indikator ”MIXING
COMPLETED” (Pencampuran selesai) menyala, menandakan
pencampuran (mixing) beton di dalam mixer telah selesai

6.2.5. Indikator tegangan listrik


Kondisi tegangan listrik selama pengoperasian perlu diperhatikan, mengingat
kondisi tegangan yang tidak stabil dapat mengganggu kinerja motor listrik
dan memperpendek umur pemakaiannya. Misalnya, bila tegangan lebih
tinggi dari tegangan yang ditetapkan, maka akan menurunkan efisiensi motor
dan akan memperpendek umur motor karena overheating pada sistem
penyekat (isolasi). Sebaliknya, bila tegangan turun, maka akan
mengakibatkan menurunnya tenaga motor, motor akan selalu overload dan
menyerap daya listrik yang lebih besar serta menimbulkan overheating

Periksa secara teratur tegangan listrik yang ada pada panel monitor untuk
memastikan tegangannya stabil. Maksimum penurunan atau kenaikan
tegangan yang diperkenankan antara 4% - 5%, misalnya untuk tegangan
220 V, penurunan diperkenankan sampai 210 V dan kenaikan sampai 230
V. Kondisi inipun tidak boleh berlangsung lama.
Pada batching plant yang menggunakan sumber daya listrik (gen set) sendiri,
pemeriksaan listrik termasuk pemeriksaan frekuensinya.

6.3. Pemantauan Kondisi Penyaluran Agregat


Selama proses penyaluran dan penimbangan sampai pencampuran agregat dengan
semen dan air di dalam mixer, kelancarannya dapat dipantau melalui indikator pada
panel instrumen. Dalam hal ini operator harus teliti dan disiplin dalam memantau
fungsi dari semua indikator tersebut, sehingga semua kondisi penyaluran agregat
dapat diamati pada setiap proses (pada penyalurkan ke dalam penimbang,
penyaluran dari penimbang ke dalam skip dan dari skip ke dalam mixer)

6-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Gambar 6.3 –

Pemantauan pada panel


monitor

Selain memantau kondisi kelancaran aliran agregat melalui panel monitor, operator
juga memantau kondisi kecukupan agregat di dalam bin dari posisi operator di dalam
ruang operator. Jumlah agregat pada setiap bin akan terus berkurang dan ini
menandakan penyaluran agregat lancar dan kondisi yang makin sedikit harus
dilaporkan atau dikoordinasikan dengan petugas terkait.

6.4. Pemantauan Kondisi Penyaluran Semen ke Dalam Hopper Penimbang


Setiap terjadi proses penyaluran semen dari silo ke hopper penimbang dilakukan
melalui konveyor ulir dan yang nampak di dalam indikator adalah hopper penimbang
semen yang telah terisi semen dalam jumlah yang sesuai dengan bobot timbangan
yang telah ditentukan
Operator secara terus menerus memperhatikan kondisi kecukupan semen di dalam
hopper penimbang pada monitor panel atau komputer, sehingga dapat dideteksi
kelancaran penyalurannya.

6.5. Pemantauan Kondisi Penyaluran Air dan Additive ke Dalam Mixer


Air dan additive disalurkan dalam volume sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
pencampuran beton, dan terdapat dua cara mendapatkan jumlah yang tepat dari air
dan additive tersebut yaitu : melalui alat penimbang atau melalui flow meter/ gelas
ukur.
Operator harus memperhatikan kelancaran penyaluran air dan additive tersebut
melalui monitor atau secara visual aliran air dari penimbang air (water scale) ke
dalam mixer atau melalui aliran air dalam flow meter.

6-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Pemantauan ketiga jenis material beton tersebut (agregat, semen dan air) harus
dipantau dengan teliti dan berdisiplin, sehingga produk beton yang dihasilkan akan
bermutu dalam jumlah yang tepat.
Pada sistem operasi secara otomatis atau semi-otomatis, tugas operator banyak
dibantu dengan sistem operasi tersebut, sehingga operator dituntut lebih banyak
perhatiannya terhadap berfungsinya sistem tersebut dan dalam hal ini perlu di jaga
disiplin dan penguasaan terhadap sistem tersebut, sehingga dapat melakukan
pemantauan dengan benar.

6.6. Pemantauan Sistem Pneumatik dan Hidrolik


Sistem operasi pintu (gates) dan katup (valves) hampir seluruhnya menggunakan
sistem pneumatik dan atau hidrolik. Secara langsung sistem operasinya bekerja
dengan baik dapat dipantau dari setiap proses penyaluran, penimbangan,
pencampuran dan pengeluaran beton dan mixer yang nampak paada panel monitor.
Hal yang perlu diperhatikan operator dari sistem ini selama pengoperasian adalah
kondisi tekanan kerja dari sistem tersebut, misalnya tekanan udara dalam sistem
pneumatik harus sesuai dengan tekanan kerja yang harus dipantau selama
pengoperasian dengan memperhatikan indikator “LOW PRESSURE” (Tekanan
rendah), dalam keadaan mati (tidak menyala)

6.7. Prosedur Mengatasi Kelainan Yang Terjadi Selama Pengoperasian


Kegiatan pemeliharaan selama pengoperasian batching plant dilakukan operator
dengan kegiatan pemantauan terhadap proses produksi batching plant, akan
menimbulkan dampak positif dalam mendeteksi karusakan yang mungkin terjadi
selama pengoperasian secara dini, sehingga kerusakan yang lebih berat dapat
dihindarkan.
Dengan demikian bagi operator yang dapat mendeteksi terjadinya kelainan atau
adanya gejala akan terjadinya gangguan, maka secepatnya dilaporkan kepada
atasan langsung atau kepada unit terkait dengan tembusan atau pemberitahuan
lisan kepada atasan langsung. Jangan sekali-kali melakukan usaha perbaikan atau
penyetelan yang berada di luar kewenangan operator.

6.8. Prosedur Mematikan Batching Plant Dalam Keadaan Darurat


6.8.1 Menghentikan secara otomatis (Automatic stop).
Apabila seluruh pengoperasian secara otomatis dimatikan segera, pindahkan
pemilih fungsi (function selector) ke posisi ”O”. Setelah dipindahkan ke posisi

6-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

”O”, seluruh pengoperasian penimbangan dan pencampuran yang telah


dimulai seterusnya harus dialihkan kepada pengakhiran dalam
pengoperasian secara manual dengan cara mengubah function selector ke
posisi ”MANUAL”.
Motor penggerak mixer tidak mati dengan mengaktifkan function selector ke
posisi ”O” atau ”MANUAL”

6.8.2 Menghentikan dalam keadaan darurat .


Dalam kondisi yang dapat membahayakan orang atau plant, tekan tombol
”EMERGENCY-SHUTDOWN” (Mematikan dalam keadaan darurat) yang
terpasang pada meja kendali (desk control) atau pada plant. Tindakan ini
akan menghentikan pengoperasian plant segera.
Bila tombol eksternal ”EMERGENCY-SHUTDOWN” telah diaktifkan, gunakan
kunci yang diperuntukan untuk membuka tombol yang sama setelah bahaya
dapat diatasi. Setelah aliran listrik tersambung kembali, siklus pencampuran
yang telah berjalan harus dilengkapi dengan pengoperasian secara manual.
Untuk membantu beban start pada mixer, biasanya memerlukan untuk
membuka pintu mixer dan menambahkan air lebih banyak ke dalam mixer.

6-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN

1. Pemeliharaan selama batching plant dioperasikan pada dasarnya merupakan


pemantauan yang harus dilakukan oleh operator, terutama yang menyangkut fungsi dan
kondisi operasi komponen batching plant.

2. Pemantauan tersebut antara lain terhadap kondisi dan fungsi dari semua indidkator
yang ada pada panel monitor. Dan juga terhadap kelancaran penyaluran material
(agregat, semen dan air/additive) dan proses pencampuran beton di dlam mixer, yang
semuanya dapat dipantau melalui panel monitor dan juga secara visual dari ruang
operator.
Disamping itu selama batching plant dioperasikan, secara langsung dipantau kondisi
operasi dan fungsi dari sistem pneumatik dan hidrolik

3. Bila ditemui kelainan kondisi operasi dan fungsi dari komponen tersebut, harus diambil
langkah sesuai prosedur, dengan melaporkan kepada atasan langsung secepatnya.

4. Dalam keadaan darurat yang dapat membahayakan orang atau plant, operator harus
dapat mematikan plant dengan benar sesuai prosedur.

6-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant dengan prosedur

Soal :
Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

6-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

4. Melakukan pemeliharaan
selama pengoperasian
batching plant
4.1. Kondisi semua 4.1. Apakah anda mampu a. ................................
indikator pada panel memantau kondisi b. ................................
instrumen dipantau semua indikator pada c. ................................
untuk memastikan panel instrumen untuk dst
berfungsi dengan baik memastikan berfungsi
dengan baik?

4.2. Penyaluran material 4.2. Apakah anda mampu a. ................................


dari setiap bin memantau penyaluran b. ................................
dipantau kondisinya material dari setiap bin c. ................................
untuk memastikan kondisinya untuk dst
dapat berlangsung memastikan dapat
dengan lancar tanpa berlangsung dengan
hambatan lancar tanpa
hambatan?

4.3. Penyaluran semen 4.3. Apakah anda mampu a. ................................


dari silo ke hopper memantau penyaluran b. ................................
penimbang dipantau semen dari silo ke c. ................................
untuk memastikan hopper penimbang dst
dapat berlangsung untuk memastikan
dengan lancar tanpa dapat berlangsung
hambatan dengan lancar tanpa
hambatan?

4.4. Penyaluran air dan 4.4. Apakah anda mampu a. ................................


aditif ke dalam pan memantau kondisi b. ................................
mixer dipantau penyaluran air dan c. ................................
kondisinya untuk aditif ke dalam pan dst
memastikan berjalan mixer untuk
dengan lancar memastikan berjalan
dengan lancar?

Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

6-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

4.5. Sistem pneumatik/ 4.5. Apakah anda mampu a. ................................


hidrolik dipantau untuk memantau sistem b. ................................
memastikan dapat pneumatik/hidrolik c. ................................
berfungsi dengan baik untuk memastikan dst
dapat berfungsi dengan
baik?

4.6. Setiap ada kelainan 4.6. Apakah anda mampu a. ................................


pada komponen alat melaporkan setiap ada b. ................................
yang terjadi dilaporkan kelainan pada c. ................................
sesuai dengan komponen alat yang dst
prosedur terjadi sesuai dengan
prosedur?

4.7.Dalam kondisi darurat 4.7. Apakah anda mampu a. ................................


batching plant mematikan batching b. ................................
dimatikan sesuai plant dalam keadaan c. ................................
dengan prosedur darurat sesuai dengan dst
prosedur?

SOAL – LATIHAN

6 - 10
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

1. Selama pengoperasian batching plant, operator harus memastikan bahwa semua


indikator pada panel monitor berfungsi dengan baik. Langkah ini dilakukan untuk
memberikan keyakinan kepada operator bahwa indikator tersebut:
a. ............................................................................................................................. .......
b. ....................................................................................................................................

2. Bagaiman caranya untuk memantau kelancaran penyaluran agregat sampai ke dalam


mixer tanpa adanya hambatan?
a. ....................................................................................................................................
b. ............................................................................................................................. .......

3. Penyaluran semen ke dalam alat penimbang dan ke dalam mixer harus dipantau oleh
operator setiap saat. Jelaskan cara pemantauannya!

4. Mengapa operator harus selalu memantau kelancaran penyaluran material beton,


termasuk air dan additive?

5. Cara yang paling mudah untuk memantau berfungsi atau tidak-nya sistem pneuamtik
dan hidrolik adalah:
a. ............................................................................................................................. .......
b. ....................................................................................................................................

6. Apa yang harus dilakukan operator bila selama pengoperasian terdapat kelainan
operasi?

7. Bagaimana caranya untuk mengatasi bila ditemui keadaan darurat yang dapat
membahayakan orang atau plant?

6 - 11
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

BAB 7
PEMELIHARAAN SETELAH BATCHING PLANT
SELESAI DIOPERASIKAN

7.1. Umum
Komponen utama batching plant selama dioperasikan selalu bersinggungan dengan
material atau bahan yang dapat menimbulkan keausan pada komponen itu sendiri
dan dapat mengganggu pengoperasian berikutnya, bila material tersebut masih
tersisa pada komponen.

Pada komponen yang mendapat pelumasan ada kemungkinan selama dioperasikan


terdapat kebocoran, sehingga diperlukan pemeriksaan untuk menjaga agar kondisi
kebocorannya tidak menjadi lebih berat dan menjaga dari kemungkinan adanya
ancaman bahaya kecelakaan kerja.

Disisi lain sistem pneumatik/ hidrolik yang merupakan sistem penggerak pintu
(gates) dan katup (valves) perlu diperiksa dari kemungkinan adanya kebocoran atau
kerusakan lainnya.

7.2. Pembersihan Mixer


Mixer merupakan komponen yang
mencampur material beton (agregat,
semen, air) menjadi beton, maka
setelah selesai dioperasikan harus
dilakukan pembersihan/ pencucian
untuk mengeluarkan sisa beton yang
tertinggal pada mixing arm, mixing
shoes dan dinding bagian dalam (liner)
dari mixer. Pembersihan dilakukan
Gambar 7.1 – Pembersihan mixer
melalui lubang/ jendela dengan menyemprotkan cairan pelarut
mixer beton kepada komponen dari mixer
tersebut melalui jendela/ lubang yang
disediakan, sehingga beton yang masih
melekat dapat dilepaskan dan sekaligus
dikeluarkan melalui pintu (gates).

7-1
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Cara lain pembersihan mixer ini adalah dengan menyalurkan cairan pelarut beton ke
dalam mixer dan setelah itu mixer dihidupkan untuk melakukan pencuciam sendiri.
Cairan pelarut dikeluarkan dari pan mixer dan ditampung untuk dapat digunakan
pada pembersihan berikutnya atau hari berikutnya.
Harus hati-hati dalam menangani cairan pelarut beton ini, pembuangannya harus
sesuai dengan prosedur pada tempat yang telah disediakan untuk menghindarkan
pencemaran lingkungan (terjadinya limbah).
Disisi lain operator harus disiplin dalam melakukan pemeriksaan komponen mixer
tersebut karena kualitas beton ditentukan oleh kondisi komponen tersebut.
Corong (chute) untuk pengisian ke dalam alat angkut, dibersihkan dan disemprotkan
dengan cairan pelarut beton.

7.3. Pemeliharaan Bin atau Hopper Penimbang


Bin atau hopper penimbang harus bersih dari sisa material setelah selesai
pengoperasian batching plant, dan untuk itu diperlukan langkah mengeluarkan
material secara sempurna agar tidak tersisa material di dalam bin atau hopper.
Material, khususnya semen, karena sifat semen yang dapat mengeras, bila terjadi
kondensasi dan dapat terjadi di malam hari, sehingga hopper penimbang harus
betul-betul bersih. Jangan menggunakan hammer atau alat lain untuk memukul
dinding bin yang menopang penimbangan.

7.4. Pemeriksaan Tabung Ukur Additive

Tabung ukur additive dan saluran


pipanya harus dibersihkan dengan
menggunakan air bersih setelah selesai
pengoperasian batching plant.

Masukan air melalui katup dengan


menggunakan pompa pemasukan,
sehingga air memenuhi tabung
pengukur, lakukan pembilasan . Bila
diperlukan biarkan air tertahan di dalam
tabung sampai keesokan harinya, baru
Gambar 7.2 – Tabung Ukur yang harus dibilas.
dibersihkan (dibilas)
Pembersihan juga dilakukan setiap ada
penggantian jenis additive

7-2
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

7.5. Pembersihan Lantai dan Tangga


Lantai di ruang operator harus
dibersihkan dari material yang dapat
menimbulkan bahaya (misalnya minyak
pelumas yang menimbulkan bahaya
tergelincir, atau kertas atau korek api
yang tertinggal dapat menimbulkan
bahaya kebakaran).
Tangga termasuk perlengkapan
batching plant yang vital karena hampir
semua kegiatan yang dilakukan harus
melewati tangga, sehingga selama
pengoperasian dan pemeliharaan,
kemungkinan pada anak tangga dan
pegangannya terdapat material yang
Gambar 7.3 – Anak tangga dan tertinggal atau adanya minyak pelumas
pegangannya yang
harus diperiksa dan yang masih melekat. Lakukan
dibersihkan pembersihan material dan kotoran
tersebut dan periksa kemungkinan
adanya baut penguat yang longgar atau
hilang.

7.6. Pemeriksaan Konveyor dan Bucket (Skip)

7.6.1. Pemeriksaan konveyor


Selama pengoperasian konveyor
dibebani oleh agregat yang
kemungkinan dapat menyebabkan
keausan sabuk (belt) dari konveyor
tersebut.
Lakukan pemeriksaan kondisi belt
tersebut dari kemungkinan adanya
keausan yang berlebihan atau sobek
atau masih adanya material yang
Gambar 7.4 – Kondisi sabuk (belt) yang melekat.
harus diperiksa

7-3
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

7.6.2. Pemeriksaan bucket (Skip)


Posisi bucket (skip) pada saat berhenti operasi harus berada pada batas
posisi terendah.
Periksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau keausan yang berlebihan
yang akan mengakibatkan kebocoran material di dalam bucket.
Periksa dari kemungkinan adanya material (agregat yang masih tersisa di
dalam bucket), bersihkan bila ada.

7.6.3. Pembersihan konveyor ulir


Semen di dalam konveyor ulir harus betul-betul bersih, tidak ada yang
tertinggal dan katup (valve) pada silo telah tertutup rapat.
Semen yang tertinggal di dalam konveyor dapat mengeras, bila terjadi
kondensasi di makam hari, dan hal ini akan menghambat kelancaran operasi
berikutnya.

7.7. Pemeriksaan Kemungkinan Adanya Kebocoran Minyak Pelumas

7.7.1. Motor listrik dan gear box (geared motor), terutama gear box harus mendapat
cukup pelumasan selama pengoperasian batching plant.
Periksa dari kemungkinan adanya pelumas yang bocor dari gear box
tersebut. Periksa kemungkinan adanya grease yang bocor dari bearing.

7.7.2. Konveyor digerakan motor listrik melalui perpindahan daya rantai


Periksa kemungkinan adanya pelumas rantai yang tercecer yang dapat
mengganggu kinerja komponen.
Bersihkan, bila pelumas masih melekat pada komponen lain

7.8. Pemeriksaan Sistem Pneumatik/ Hidrolik

7.8.1. Pemeriksaan sistem pneumatik


 Pemeriksaan pada sistem pneumatik ini terutama untuk mendeteksi
kemungkinan adanya kebocoran setelah dioperasikan selama
pengoperasian batching plant
 Lakukan pemeriksaan pada saluran/ sambungan pipa, dapat dilihat dari
bekas kebocoran, bila terjadi kebocoaran saat dioperasikan
 Lakukan pemeriksaan pada silinder katup (valves) atau pintu (gates),
untuk melihat adanya bekas kebocoran.

7-4
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

7.8.2. Pemeriksaan sistem hidrolik


 Seperti halnya sistem pneumatik, pada sistem hidrolik pemeriksaan
ditujukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kebocoran selama
dioperasikan
 Lakukan pemeriksaan pada saluran hidrolik, silinder hidrolik dan tangki
hidrolik, untuk melihat kemungkinan adanya kebocoran dari sistem
tersebut.

7.9. Prosedur Mematikan Batching Plant


 Matikan motor penggerak pan mixer, setelah diyakini telah dibersihkan dan
diperiksa kondisinya.
 Matikan motor penggerak drum/ tromol penarik bucket (skip) setelah posisi
bucket berada pada posisi yang paling bawah dan telah diperiksa/ dibersihkan
 Matikan motor penggerak konveyor setelah diyakini, bahwa konveyor dan rantai
penggerak telah diperiksa dan dibersihkan
 Matikan motor penggerak konveyor ulir penyalur semen setelah diyakini, bahwa
konveyor ulir telah bersih dari semen yang tersisa di dalamnya.
 Matikan motor pompa air dan pompa admixture setelah diyakini, bahwa
timbangan atau tabung ukur dibersihkan dengan baik
 Matikan aliran sumber daya listrik dengan memutar saklar utama pada panel
monitor ke-posisi OFF

7.10. Prosedur Mengosongkan Udara Bertekanan Pada Tabung Kompresor


Pengosongan udara bertekanan pada tabung kompresor harus dilakukan setiap hari
setelah selesai pengoperasian batching plant, untuk menghindarkan terjadinya
kondensasi di dalam tabung pada kondisi udara dingin di malam hari
Pengosongan dilakukan dengan
membuka katup pembuang (D) sampai
seluruh udara keluar dari tabung (air
reservoir), yaitu setelah udara
bertekanan ini tidak diperlukan lagi pada
pemeliharaan setelah batching plant
selesai dioperasikan.

Gambar 7.5. Pengeluaran udara


bertekanan melalui katup pembuang

7-5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

RANGKUMAN

1. Pemeliharaan setelah batching plant dioperasikan merupakan hal yang mutlak harus
dilakukan oleh operator, terutama yang menyangkut pemeriksaan keausan/kerusakan
komponen dan pembersihan komponen dari material beton yang akan mengganggu
kelancaran operasi berikutnya.

2. Pemeriksaan dan pembersihan mixer merupakan kegiatan harian yang harus dilakukan
operator, yaitu pemeriksaan terhadap kelonggaran atau keausan komponen mixer dan
pembersihan terutama untuk mengeluarkan sisa beton yang mungkin masih tertinggal di
dalam mixer. Demikian juga dengan bin atau hopper penimbang, konveyor dan bucket
(skip), harus dipastikan bahwa tidak ada material yang tertinggal dan kondisinya dalam
keadaan baik.

3. Sedangkan tangga dan pegangannya harus dibersihkan dan harus dipastikan tidak ada
baut yang longgar atau hilang, yang akan membahayakan petugas yang akan
menggunakan tangga. Disamping itu perlu diperiksa kemungkinan adanya kebocoran
minyak pelumas, sistem pneumatik dan sistem hidrolik, selama batching plant
dioperasikan,dan harus dibersihkan dan dilaporkan bila hal tersebut terjadi.

4. Mematikan batching plant harus dilakukan sesuai dengan prosedur, dan kegiatan
lainnya adalah mengosongkan udara bertekanan di dalam tabung kompresor untuk
menghidarkan terjadinya kondensasi.

7-6
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant dengan prosedur

Soal :
Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

5 Melakukan pemeliharaan
setelah selesai
pengoperasian batching
plant

5.1. Pan mixer 5.1. Apakah anda mampu a. ................................


dibersihkan dari membersihkan pan b. ................................
kemungkinan adanya mixer dari c. ................................
beton yang masih kemungkinan adanya Dst
melekat pada arm, beton yang masih
shoes dan dinding melekat pada arm,
pan mixer shoes dan dinding pan
mixer?

5.2. Lantai ruang operator 5.2. Apakah anda mampu a. ................................


dan tangga membersihkan lantai b. ................................
dibersihkan dari ruang operator dan c. ................................
bahan / material yang tangga dari bahan / Dst
berpotensi material yang
menimbulkan bahaya berpotensi
menimbulkan bahaya?

5.3. Konveyor dan bucket 5.3. Apakah anda mampu a. ................................


diperiksa kondisinya memeriksa konveyor b. ................................
dari kemungkinan dan bucket kondisinya c. ................................
rusak atau masih dari kemungkinan Dst
adanya rusak atau masih
material/beton yang adanya material/beton
masih melekat yang masih melekat?

7-7
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban :
Elemen Kompetensi/ KUK Apabila ”ya”
No. Pertanyaan :
(Kriteria Unjuk Kerja) Ya Tdk sebutkan butir-butir
kemampuan anda.

5.4 Komponen yang 5.4. Apakah anda mampu a. ................................


mendapat pelumasan memeriksa b. ................................
diperiksa dari komponen yang c. ................................
kemungkinan adanya mendapat pelumasan Dst
kebocoran setelah dan kemungkinan
dioperasikan adanya kebocoaran
setelah dioperasikan?

5.5. Sistem hidrolik/ 5.5. Apakah anda mampu a. ................................


pneumatik diperiksa memeriksa sistem b. ................................
dari kemungkinan hidrolik/ pneumatik c. ................................
adanya kebocoran dari kemungkinan Dst
setelah dioperasikan. adanya kebocoran
setelah dioperasikan?

5.6. Batching plant 5.6. Apakah anda mampu a. ................................


dimatikan sesuai mematikan Batching b. ................................
dengan prosedur plant sesuai dengan c. ................................
setelah selesai prosedur setelah Dst
pengoperasian selesai
pengoperasian?
5.7. Tekanan udara di
dalam tabung 5.7. Apakah anda mampu a. ................................
kompresor mengosongkan b. ................................
dikosongkan untuk tekanan udara di c. ................................
mencegah terjadinya dalam tabung Dst
kondensasi di dalam kompresor untuk
sistem pneumatik mencegah terjadinya
kondensasi di dalam
sistem pneumatik?

7-8
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

SOAL – LATIHAN

1. Pada setiap selesai pengoperasian batching plant, operator harus memeriksa dan
membersihkan komponen pan mixer. Jelaskan alasannya!

2. Lantai ruang operator dan tangga harus selalu dalam kondisi bersih dan aman untuk
dilewati. Apa yang harus dilakukan operator bila telah menyelesaikan pengoperasian
batching plant?

3. Komponen apa saja (selain mixer) yang harus diperiksa dan bila perlu dibersihkan
oleh operator, setelah selesai pengoperasian batching plant? Dan jelaskan cara
melaksanakannya secara singkat (garis besarnya saja)!

4. Mengapa mematikan batching plant harus mengikuti prosedur?

5. Operator melakukan pengosongan udara bertekanan pada tabung kompresor yaitu


setelah selesai pengoperasian batching plant dan setelah semua komponen
dimatikan. Jelaskan, mengapa hal tersebut harus dilakukan!

7-9
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

KUNCI JAWABAN PENILAIAN MANDIRI

Kode/ Judul Unit Kompetensi :


INA.5200.222.08.03.07 : Mengoperasikan batching plant sesuai prosedur

Soal:

Jawaban:
Pertanyaan:
No. Apabila “ya” sebutkan butir-butir
Setiap Elemen Kompetensi Ya Tdk
kemampuan anda

1. Elemen Kompetensi:
Mengidentifikasi komponen
utama dan melaksanakan
persiapan sebelum operasi

Pertanyaan:
1.1 Apakah anda mampu ya a. Mampu menjelaskan material beton dan
memastikan kesiapan proses produksi beton pada batchig
operasi komponen utama plant
batching plant sebelum b. Mampu menjelaskan waktu siklus
menghidupkan batching produksi
plant? c. Mampu menjelaskan fungsi komponen
utama batching plant
d. Mampu menidentifikasi komponen
utama yang telah diperiksa dalam
pemeliharaan harian

1.2. Apakah anda mampu a. Mampu memeriksa tegangan listrik


memeriksa tegangan listrik pada panel monitor
pada panel monitor b. Mampu memastikan tegangannya
sebelum menghidupkan sesuai dengan kebutuhan operasi
bathing plant?

1.3. Apakah anda mampu a. Mampu memeriksa tekanan udara pada


memeriksa tekanan udara sistem pneumatik
pada sistem pneumatik b. Mampu memastikan tekanannya sesuai
sebelum menghidupkan dengan kebutuhan operasi
bathing plant?

1.4. Apakah anda mampu a. Mampu menilai situasi/ lingkungan


menghidupkan batching dalam keadaan aman
plant sesuai prosedur? b. Mampu mendeteksi posisi dan
karakteristik tiap komponen operasi
c. Mampu menghidupkan batching plant
sesuai prosedur.

1.5. Apakah anda mampu a. Mampu memeriksa fungsi dari semua


memeriksa fungsi dan indikator pada panel monitor
kondisi semua indikator b. Mampu memeriksa kondisi indikator
pada panel monitor setelah pada panel monitor
batching plant dihidupkan?

1 dari 5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban:
Pertanyaan:
No. Apabila “ya” sebutkan butir-butir
Setiap Elemen Kompetensi Ya Tdk
kemampuan anda

1.6 Apakah anda mampu a. Mampu mencoba gerakan operasi dari


mencoba gerakan semua semua komponen untuk memastikan
komponen operasi batching dapat berfungsi dengan baik
plant untuk memastikan b. Mampu menentukan kelainan fungsi/
dapat berfungsi dengan kondisi pada saat mencoba gerakan
baik? operasi

1.7 Apakah anda mampu a. Mampu menentukan masalah yang


melaporkan setiap adanya perlu atau tidak perlu dilaporkan
kelainan pada indikator dan b. Mampu melaporkan setiap kelainan
komponen operasi kepada kepada atasan langsung atau bagian
atasan langsung untuk lain yang terkait.
perbaikan?

2. Elemen Kompetensi:
Melakukan penimbangan dan
penyaluran material beton

Pertanyaan:
2.1. Apakah anda mampu Mampu memeriksa kondisi/ kecukupan
memeriksa kondisi material material beton di dalam bin, silo atau tangki
di dalam setiap bin dan penyimpanan secara visual atau melalui
semen di dalam silo untuk indikator pada panel monitor
memastikan kecukupan?

2.2. Apakah anda mampu a. Mampu melakukan penimbangan


melakukan penimbangan agregat dengan benar sesuai dengan
material beton sesuai job mix
dengan job mix yang telah b. Mampu melakukan penimbangan
ditentukan? semen atau fly ash sesuai dengan job
mix
c. Mampu melakukan penimbangan air
dan atau additive sesuai dengan job
mix

2.3. Apakah anda mampu Mampu menyalurkan agregat semen/ fly


menyalurkan material yang ash, air/ additive yang telah ditimbang ke
telah ditimbang ke dalam dalam mixer sesuai urutannya (prosedur)
pan mixer atau truck mixer
sesuai dengan prosedur
(urutannya)?

3. Elemen Kompetensi:
Melakukan penyaluran beton ke
dalam alat angkut

2 dari 5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban:
Pertanyaan:
No. Apabila “ya” sebutkan butir-butir
Setiap Elemen Kompetensi Ya Tdk
kemampuan anda

Pertanyaan:
2.4. Apakah anda mampu a. Mampu melakukan pencampuran beton
melakukan pencampuran di dalam mixer sesuai dengan prosedur
(mixing) material beton di (putaran mixer dan waktu
dalam pan mixer sesuai pencampuran)
dengan prosedur? b. Mampu melakukan proses
pencampuran (mixing) secara otomatis
atau manual/ semi otomatis
c. Mampu melakukan pencampuran beton
dengan tipe basah (wet mix) dengan
tipe kering (dry mix type)

3.1. Apakah anda mampu a. Mampu memonitor ketepatan posisi alat


memantau ketepatan posisi angkut terhadap corong (chute) dari
alat angkut terhadap corong mixer
(chute) dari mixer secara b. Mampu menilai kapasitas alat angkut
terus menerus untuk dan kapasitas mixer
mencegah tercecernya
beton keluar dari alat
angkut?

3.2 Apakah anda mampu Mampu memantau puteran drum dari truck
memantau putaran drum mixer berada pada putaran yang ditentukan
truck mixer agar selalu
berada pada putaran yang
telah ditentukan ?

3.3 Apakah anda mampu Mampu memberi aba-aba/ tanda untuk


memberikan aba-aba/tanda mengeluarkan beton dari pan mixer
untuk mengeluarkan beton
dari pan mixer?

3.4. Apakah anda mampu Mampu menyalurkan beton dari pan mixer
menyalurkan beton dari pan ke dalam alat angkut dengan baik
mixer ke dalam alat angkut
sesuai dengan prosedur?

3.5. Apakah anda mampu Mampu memberi aba-aba/ tanda bahwa


memberikan aba-aba/ tanda penyaluran beton telah selesai
bahwa penyaluran beton
sudah selesai?

4. Elemen Kompetensi:
Melakukan pemeliharaan
selama pengoperasian batching
plant

Pertanyaan:
4.1. Apakah anda mampu a. Mampu memantau kondisi semua
memantau kondisi semua indikator selama pengoperasian
indikator pada panel b. Mampu menentukan adanya kelainan
instrumen untuk memastikan atau kesalahan pada indikator operasi
berfungsi dengan baik?

3 dari 5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban:
Pertanyaan:
No. Apabila “ya” sebutkan butir-butir
Setiap Elemen Kompetensi Ya Tdk
kemampuan anda
4.2. Apakah anda mampu a. Mampu memantau kelancaran
memantau kondisi penyaluran material dari setiap bin
penyaluran material dari b. Mampu mendeteksi hambatan yang
setiap bin kondisinya untuk terjadi pada proses penyaluran agregat
memastikan dapat
berlangsung dengan lancar
tanpa hambatan?

4.3. Apakah anda mampu a. Mampu memantau kelancaran


memantau kondisi penyaluran semen dari silo ke hopper
penyaluran semen dari silo penimbang
ke hopper penimbang untuk b. Mampu mendeteksi hambatan yang
memastikan dapat terjadi pada proses penyaluran semen
berlangsung dengan lancar
tanpa hambatan?

4.4. Apakah anda mampu a. Mampu memantau kelancaran


memantau kondisi penyaluran air dan additive
penyaluran air dan aditif ke b. Mampu mendeteksi hambatan yang
dalam pan mixer untuk terjadi pada proses penyaluran air dan
memastikan berjalan additive
dengan lancar?

4.5. Apakah anda mampu a. Mampu memantau berfungsinya sistem


memantau sistem pneumatik/ hidrolik dengan benar
pneumatik/hidrolik untuk b. Mampu mendeteksi adanya kebocoran
memastikan dapat berfungsi pada sistem pneumatik/ hidrolik
dengan baik?

4.6. Apakah anda mampu a. Mampu menghimpun atau menyusun


melaporkan setiap ada data kelainan pada komponen selama
kelainan pada komponen pengoperasian
alat yang terjadi sesuai b. Mampu melaporkan setiap ada kelainan
dengan prosedur? sesuai prosedur

4.7. Apakah anda mampu a. Mampu menilai kondisi darurat selama


mematikan batching plant pengoperasian batching plant
dalam keadaan darurat b. Mampu mematikan batching plant
sesuai dengan prosedur? sesuai dengan prosedur dalam
keadaan darurat

5. Elemen Kompetensi:
Melakukan pemeliharaan
setelah selesai pengoperasian
batching plant
5.1. Apakah anda mampu a. Mampu membersihkan pan mixer
membersihkan pan mixer dengan cairan pelarut beton atau air.
dari kemungkinan adanya b. Mampu mengalirkan air atau cairan
beton yang masih melekat pelarut beton ke tempat pembuangan
pada arm, shoes dan limbah atau ke tempat yang ditentukan
dinding pan mixer? c. Mampu memeriksa kembali kondisi
komponen pan mixer setelah
dibersihkan

4 dari 5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

Jawaban:
Pertanyaan:
No. Apabila “ya” sebutkan butir-butir
Setiap Elemen Kompetensi Ya Tdk
kemampuan anda
5.2. Apakah anda mampu a. Mampu dan disiplin memberisihkan
membersihkan lantai ruang lantai di ruang operator
operator dan tangga dari b. Mampu dan disiplin membersihkan
bahan / material yang anak tangga dan pegangannya dari
berpotensi menimbulkan kotoran atau pelumas
bahaya? c. Mampu memeriksa kondisi baut
pengikatt pada tangga dan
pegangannya.

5.3. Apakah anda mampu a. Mampu memeriksa kondisi konveyor


onveyor dan bucket (belt conveyor dan screw conveyor) dari
diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau adanya
kemungkinan rusak atau material yang masih melekat
masih adanya b. Mampu memeriksa bucket (skip) dari
material/beton yang masih kemungkinan rusak atau adanya
melekat? material yang masih melekat

5.4. Apakah anda mampu a. Mampu memeriksa kemungkinan


memeriksa komponen yang adanya kebocoran pelumas pada gear
mendapat pelumasan box
diperiksa dari kemungkinan b. Mampu memeriksa kemungkinan
adanya kebocoran setelah adanya pelumas yang tercecer pada
dioperasikan rantai penggerak konveyor

5.5. Apakah anda mampu a. Mampu memeriksa kemungkinan


memeriksa sistem hidrolik/ adanya kebocoran pada sambungan
pneumatik dari kemungkinan pipa, silinder dan tabung udara pada
adanya kebocoran setelah sistem pneumatik
dioperasikan b. Mampu memeriksa kemungkinan
adanya kebocoaran pada sambungan
pipa, silinder dan tangki pada sistem
hidrolik

5.6. Apakah anda mampu a. Mampu mematikan komponen batching


mematikan Batching plant plant sesuai dengan prosedur
sesuai dengan prosedur (urutanya)
setelah selesai b. Mampu mematikan sumber daya listrik
pengoperasian?

5.7. Apakah anda mampu a. Mampu mengosongkan tekanan udara


mengosongkan tekanan pada tabung kompresor
udara di dalam tabung b. Mampu memastikan kemungkinan
kompresor untuk mencegah adanya kondensasi dalam tabung
terjadinya kondensasi di kompresor
dalam sistem pneumatik?

5 dari 5
Pelatihan Operator Batching Plant Pengoperasian Batching Plant

DAFTAR PUSTAKA

1. Liebherr, Mixing Plant - Operating Manual, Lebherr – Misch technik GmbH,


Germany

2. Elba, Mixcenter – Operating Instructions, Elba – Werk Maschinen – Gesellschaft


mbH, Germany

3. ORU, Centrali Di Betonaggio, Officine Riunite – Udine S.P.A. Italy

4. DOT, Concrete Plants, Departement of Transportation, South Dakota, USA, 2007

5. MCF Systems, All Concrete Machines (Leaflet), MCF Systems SRL, Italy

6. Dusaspun, Central Mixing Plant, Bogor. Indonesia

You might also like