Professional Documents
Culture Documents
STANDAR NASIONAL
AKREDITASI RUMAH SAKIT
EDISI 1
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Hal.
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
TUJUAN ......................................................................................................................... 3
CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITASI SNARS EDISI 1 ........................ 3
YANG PERLU DIKETAHUI PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS EDISI 1 ........... 4
KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR ................................................................................. 7
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) .................................................................. 13
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK) ......................... 21
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) ......................................................................... 37
ASESMEN PASIEN (AP) .............................................................................................. 51
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) ................................................................. 73
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) .............................................................. 85
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) ............................ 97
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) .................................................... 111
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) ................................... 119
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) ............................................... 133
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) ......................................................................... 151
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) ............................................. 177
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) ........................................................ 193
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) ........................................... 207
PROGRAM NASIONAL ................................................................................................ 217
SASARAN I PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DAN
PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI ............................ 217
SASARAN II PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS ........................... 219
SASARAN III PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS .............. 220
SASARAN IV PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA ........................ 223
SASARAN V PELAYANAN GERIATRI .............................................................. 224
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) 227
PENDAHULUAN
TUJUAN
1. Untuk Surveior
Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei
Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada
waktu survei
Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah sakit
melakukan simulasi.
Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nilai.
2. Untuk Rumah Sakit.
Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang diwajibkan oleh akreditasi
Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya
Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian
dalam SNARS 1
Instrumen akreditasi SNARS I ini terdiri dari standar, maksud dan tujuan, elemen penilaian
(EP), telusur dan skor dengan penjelasan sebagai berikut :
STANDAR
Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu
rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS.
Sasaran Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar
lainnya dalam survei di tempat. Program Nasional terdiri dari menurunkan angka kematian ibu
dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan
HIV/AIDS, menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan
pelayanan geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya
dalam survei di tempat di tempat.
Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S),
atau kombinasinya yang berarti sebagai berikut :
(R) = Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun
TELUSUR
Telusur yang ada pada instrumen akreditasi SNARS i ini adalah untuk mengetahui
pemenuhan elemen standar dari setiap elemen penilaian. Telusur ini memandu surveior
untuk mencari bukti pemenuhan setiap elemen penilaian dari setiap standar sebagai berikut
:
(R) = Surveior agar menelusuri regulasi yang sudah disusun rumah sakit.
Bila pada EP disebutkan regulasi meliputi/terdiri dari a) sampai ........ atau
1) sampai ........, maka untuk menilai kelengkapan regulasi tersebut, surveior
agar melihat yang ada pada maksud dan tujuan.
Bila kolom telusur tertulis regulasi tentang ...... maka regulasi yang ditelusuri
tidak harus semua regulasi harus ada atau TIDAK HARUS ada kebijakan, ada
pedoman, ada panduan, ada SPO dan ada program TETAPI dapat salah
satu, yang perlu diperhatikan oleh surveior adalah isi dari regulasi harus
mengacu yang ada di maksud dan tujuan dan peraturan-perundang-
undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman tentang ....., maka regulasi yang
ditelusuri adalah berbentuk pedoman. Untuk mengetahui isi pedoman yang
benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-
perundangan- undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pengorganisasian ....., maka regulasi
yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk
mengetahui isi pedoman pengorganisasian yang benar, surveior agar
melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pelayanan ....., maka regulasi
yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk
mengetahui isi pedoman pelayanan yang benar, surveior agar melihat
maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis program ....., maka regulasi yang ditelusuri,
adalah berbentuk program. Untuk mengetahui isi program yang benar,
surveior
SKOR
Pada kolom skor tertulis sebagai berikut :
10 : TL (terpenuhi lengkap)
5 : TS (Terpenuhi sebagian)
0 : TT (Tidak Terpenuhi)
1. Pemberian skoring
Setiap Elemen Penilaian diberi skor 0 atau 5 atau 10, sesuai pemenuhan rumah sakit
pada elemen penilaian (EP)
Nilai setiap standar yang ada di bab merupakan penjumlahan dari nilai elemen penilaian
Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk bab
Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD) tidak diberikan skor dan mengurangi
jumlah EP
2. Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai sebagai berikut :
Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian
tersebut minimal 80 %
Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian
tersebut antara 20 – 79 %
Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian
tersebut kurang dari 20 %
2. Hasil wawancara dari jawaban "ya" atau jawaban "biasanya" jawaban "jarang"
pemenuhan "selalu" atau "kadang-kadang" atau "tidak pernah"
persyaratan yang ada
di EP
3. Regulasi sesuai kelengkapan regulasi kelengkapan regulasi kelengkapan regulasi
dengan yang 80 % 20 - 79 % kurang 20 %
dijelaskan di maksud
dan tujuan pada
standar
Telusur :
Contoh 2) :
o Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP
lain bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP
yang berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi”. Lihat
gambar di bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh.
Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau
review rekam medis.
Tingkat Kepatuhan
Kepatuhan terhadap persyaratan dalam EP dicatat sebagai angka (persentase) kepatuhan
yang diperlihatkan oleh rumah sakit. Kepatuhan ditulis dalam bentuk “positif”
(contohnya, kepatuhan terhadap 20% persyaratan). Panduan penentuan skor ditulis dalam
kalimat positif, yang merupakan persentase kepatuhan yang dibutuhkan untuk memperoleh
skor “terpenuhi lengkap” (80% atau lebih), “terpenuhi sebagian (20 – 79 %), atau tidak
terpenuhi (kurang dari 20
%). Apabila memungkinkan, kepatuhan yang diperlihatkan dilaporkan sebagai “tingkat
kepatuhan” (%), yang menunjukkan persentase kepatuhan yang ditampilkan. Contohnya, 10
dari 15 (angka kepatuhan 67%) asesmen keperawatan awal dilengkapi dalam 24 jam
setelah pasien masuk di unit rawat inap medis/bedah, seperti yang disyaratkan oleh
kebijakan rumah sakit. Skor untuk penilaian ini adalah “terpenuhi sebagian,” karena
persentase angka kepatuhan dari temuan ini berkisar antara 20 – 79 %.
Bulan Februari 2018 November 2017 - Januari 2018 Agustus 2017 sampai Januari
2018
Bulan Maret 2018 Desember 2017 - Februari 2018 Agustus 2017 - Februari 2018
Bulan April 2018 Januari - Maret 2018 Agustus 2017 - Maret 2018
Bulan Mei 2018 Februari - April 2018 Agustus 2017 - April 2018
Contoh
Pada saat survei awal atau ulang, rumah sakit tidak memenuhi standar penggunaan darah
dan produk darah, standar PAP 3.3, karena panduan dan prosedur klinis belum ada dan
belum dilaksanakan dan tidak mencakup butir a) sampai e) dalam maksud dan tujuan.
Ketika surveior kembali untuk melakukan survei remedial, rumah sakit tersebut
menunjukkan bukti bahwa panduan dan prosedur klinis telah dibuat dan berdasarkan
bukti dari literatur, organisasi profesi, dan sumber terpercaya lainnya, yang mencakup
proses untuk butir a) sampai e) di maksud dan tujuan. Selain itu, staf telah diedukasi
tentang panduan ini dan wawancara dengan staf menunjukkan bahwa mereka telah
mengetahui tentang proses ini. Dokumentasi pada rekam medis menunjukkan bahwa
proses ini telah dilakukan.
Berdasarkan tindak lanjut oleh rumah sakit dan bukti yang dilihat oleh surveior, maka
rumah sakit akan dianggap patuh sepenuhnya.
Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima
layanan atau tindakan dan kedua, untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien.
Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga)
bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya, nomor
induk kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak dapat digunakan untuk identifikasi pasien. Dua
(2) bentuk identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan, rawat inap, unit
darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya.
Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya,
identifikasi pasien dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis,
pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur
radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma
Elemen Penilaian SKP 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pelaksanaan identifikasi pasien
pelaksanaan identifikasi pasien. (R)
2. Identifikasi pasien dilakukan dengan D Bukti identitas pasien pada semua berkas RM,
menggunakan minimal 2 (dua) identitas pasien tercetak dengan minimal
identitas dan tidak boleh menggunakan tiga identitas:
menggunakan nomor kamar pasien 1) nama pasien sesuai eKTP
atau lokasi pasien dirawat sesuai 2) tanggal lahir
dengan regulasi rumah sakit. 3) nomor RM
(D,O,W)
O Lihat identitas pasien pada label obat, RM,
resep, makanan, spesimen, permintaan dan
hasil laboratorium/radiologi
Staf pendaftaran
W
Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Identifikasi pasien dilakukan O Lihat proses identifikasi sebelum tindakan,
sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik dan teraputik. Identifikasi
prosedur diagnostik, dan terapeutik. minimal menggunakan dua identitas dari tiga
(O,W,S) identitas pasien, identifikasi dilakukan secara
verbal atau visual
W Staf klinis
Pasien/keluarga
S
Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
SASARAN 2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Standar SKP 2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal
dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional pemberi asuhan (PPA).
Maksud dan Tujuan SKP 2 sampai SKP 2.2
Pemeriksaan diagnostik kritis termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
a) pemeriksaaan laboratorium;
b) pemeriksaan radiologi;
c) pemeriksaan kedokteran nuklir;
d) prosedur ultrasonografi;
e) magnetic resonance imaging;
f) diagnostik jantung;
g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti hasil tanda-tanda vital, portable
radiographs, bedside ultrasound, atau transesophageal echocardiograms.
Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari;
2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik tidak mungkin
dilakukan maka harus ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil
pemeriksaaan dalam keadaan darurat, identifikasi dan penetapan nilai kritis, hasil pemeriksaaan
diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap permintaan atau
hasil pemeriksaaan oleh penerima informasi, penerima membaca kembali permintaan atau hasil
pemeriksaaan, dan pengirim memberi konfirmasi atas apa yang telah ditulis secara akurat
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi:
a) antar profesional pemberi asuhan (PPA) seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis
dan staf keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat
pertukaran sif (shift);
b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien dipindah dari unit
intensif ke unit perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi fisik.
Elemen Penilaian SKP 2 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang komunikasi R Regulasi tentang komunikasi efektif antar
efektif antar profesional pemberi profesional pemberi asuhan, sesuai MKE 1 EP 1
asuhan. (lihat juga TKRS 3.2). (R)
2. Ada bukti pelatihan komunikasi D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang
efektif antar profesional pemberi komunikasi efektif
asuhan. (D,W)
W DPJP
PPA lainnya
Staf klinis
3. Pesan secara verbal atau verbal D Bukti pelaksanaan tentang penyampaian pesan
lewat telpon ditulis lengkap, dibaca verbal atau lewat telpon.
ulang oleh penerima pesan, dan Lihat dengan cek silang dokumen penyampaian
dikonfirmasi oleh pemberi pesan. verbal lewat telepon dari sisi pemberi dan dari
(lihat juga AP 5.3.1 di maksud dan sisi penerima
tujuan). (D,W,S)
W DPJP
Staf klinis
W DPJP
PPA lainnya
Staf klinis
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang D Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan
harus melaporkan dan siapa yang dan siapa yang harus menerima nilai kritis hasil
harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik
pemeriksaan diagnostik dan dicatat
di rekam medis (lihat juga AP 5.3.2 W DPJP
EP 2). (D,W,S) Staf klinis
W Apoteker/TTK
Staf klinis
3. Di rumah sakit tersedia daftar D Bukti daftar obat yang perlu
semua obat yang perlu diwaspadai,
yang disusun berdasar data O diwaspadai. Lihat daftar di unit terkait
spesifik sesuai kebijakan dan
prosedur (D,O,W) W Apoteker/TTK/Asisten apoteker
Staf klinis
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, D Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai
penyimpanan obat yang perlu di tempat penyimpanan obat.
diwaspadai, termasuk obat “look-
alike/sound-alike” semua diatur di O Lihat tempat penyimpanan obat yang
tempat aman (D,O,W) perlu diwaspadai
W Apoteker
TTK
Asisten apoteker
Standar SKP 3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola penggunaan elektrolit
konsentrat.
Elemen Penilaian SKP 3.1 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang pengelolaan elektrolit
regulasi untuk melaksanakan konsentrat
proses mencegah kekurang
hati-hatian dalam mengelola
elektrolit
konsentrat. (R)
2. Elektrolit konsentrat hanya D Bukti daftar elektrolit konsentrat di semua
tersedia di unit kerja/ instalasi tempat penyimpanan yang diperbolehkan
farmasi/depo farmasi. (D,O,W)
O Lihat tempat penyimpanan
W Apoteker
TTK
Asisten apoteker
SASARAN 4 : TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG
MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan
Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
Maksud dan Tujuan SKP 4
Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut :
1. Beri tanda di tempat operasi
2. Dilakukan verifikasi pra-operasi
3. Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai
4. Melakukan verifikasi pasca operasi
W Staf RS
4. Ada bukti staf melaksanakan lima W Staf RS
saat cuci tangan. (W,O,S)
O Lihat fasilitas untuk cuci tangan (1 tempat
tidur satu handrub), lihat kepatuhan staf pada
lima saat cuci tangan.
S
Peragaan cuci tangan
5. Prosedur disinfeksi di rumah sakit W Staf RS
dilakukan sesuai dengan regulasi.
(W,O,S) O Lihat fasilitas untuk disinfeksi dan pelaksanaan
disinfeksi
W PPJA
Staf klinis
Pasien/keluarga
W Staf medis
Staf keperawatan
Staf admisi
6. Pasien tidak dirawat, tidak D 1) Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang
dipindahkan atau dirujuk digunakan untuk skrining
sebelum diperoleh hasil tes yang 2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
O Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan
penunjang untuk memutuskan untuk dirawat
atau dirujuk
W Staf medis
Staf keperawatan
Standar ARK 1.1
Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera
diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Maksud dan Tujuan ARK 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang triase berbasis bukti
triase berbasis bukti. (R)
W Dokter IGD
Perawat IGD
W Staf medis
Staf keperawatan
4. Prioritas diberikan pada D Bukti tentang penetapan prioritas untuk pelayanan
pelayanan terkait preventif, preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.
(D) Staf medis
W Staf keperawatan
Standar ARK 1.3
Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan
kelambatan dan penundaan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik.
Maksud dan Tujuan ARK 1.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1.3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang penundaan R Regulasi tentang apabila terjadi penundaan
dan kelambatan pelayanan di dan/atau kelambatan pelayanan di rawat jalan
rawat jalan maupun rawat inap maupun rawat inap yang harus disampaikan kepada
yang harus disampaikan kepada pasien, termasuk pencatatannya
pasien. (R)
W Staf Admisi
Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang penjelasan
yang diharapkan dan termasuk hasil asuhan yang diharapkan
didokumentasikan. (D,W)
W Staf Admisi
Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
3. Penjelasan termasuk perkiraan D Bukti materi penjelasan perkiraan biaya yang
biaya yang ditanggung pasien ditanggung pasien atau keluarga antara lain tarif RS
atau keluarga. (D,W)
Staf admisi
W Pasien/keluarga
4. Penjelasan yang diberikan W Pasien/keluarga
difahami oleh pasien atau
keluarga untuk membuat
keputusan. (W)
Standar ARK 2.2
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit.
Maksud dan Tujuan ARK 2.2 : Lihat SNARS 1
Unit darurat yang penuh sesak dan tingkat hunian rumah sakit yang tinggi dapat menyebabkan pasien
menumpuk di daerah unit darurat dan menciptakannya sebagai tempat menunggu sementara pasien rawat
inap. Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani asuhannya masing-masing menjadi sangat penting
untuk mencegah penumpukan yang selanjutnya mengganggu waktu pelayanan dan akhirnya juga berpengaruh
terhadap keselamatan pasien. Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan, asesmen dan
tindakan, transfer pasien, serta pemulangan) dapat mengurangi penundaan asuhan kepada pasien.
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk mengatasi
masalah. Semua staf rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis, keperawatan,
administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut berperan serta menyelesaikan masalah arus
pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien bertumpuk. Ada
penempatan pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar sementara mengatasi penumpukan
W Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
3. Dilakukan evaluasi terhadap D Bukti tentang pelaksanaan evaluasi dan upaya
pengaturan alur pasien secara perbaikan pengaturan alur pasien secara berkala
berkala dan melaksanakan upaya
perbaikannya. (D,O,W) O Lihat pelaksanaan pelayanan pasien IGD
W Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
Pasien/keluarga
Standar ARK 2.3
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria yang ditetapkan untuk masuk rawat di pelayanan
spesialistik atau pelayanan intensif.
Maksud dan Tujuan ARK 2.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 2.3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang kriteria R Regulasi tentang kriteria masuk dan keluar
masuk dan keluar intensive unit intensive unit care (ICU), unit spesialistik lain,
care (ICU), unit spesialistik lain, ruang perawatan paliatif termasuk bila digunakan
ruang perawatan paliatif untuk riset atau program-program lain untuk
termasuk bila digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas
riset atau program-program lain kriteria prioritas, diagnostik, parameter objektif,
untuk memenuhi kebutuhan serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup
pasien berdasar atas kriteria (quality of life), termasuk dokumentasinya
prioritas, diagnostik, parameter
objektif, serta kriteria berbasis
fisiologi dan kualitas hidup
(quality of life). (R)
2. Staf yang kompeten dan D Bukti keikutsertaan staf yang kompeten
berwenang dari unit intensif atau dan berwenang menentukan kriteria
unit spesialistik terlibat dalam
menentukan kriteria. (D,W) W Dokter unit intensif
Perawat unit intensif
Kepala unit Intensif
3. Staf terlatih untuk melaksanakan D Bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan kriteria
kriteria. (D,W)
W Dokter unit intensif
Perawat unit intensif
Kepala unit Intensif
4. Catatan medis pasien yang D Bukti dalam rekam medis tentang masuk dan keluar
diterima masuk di atau keluar sesuai kriteria
dari unit intensif atau unit
spesialistik memuat bukti W Dokter unit intensif
bahwa pasien memenuhi Perawat unit intensif
kriteria masuk
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada pasien
(Patient/Person Centered Care–PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated
people-centred health services. (WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016–2026,
July 2015).
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi
horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA)
adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit
pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk
integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut:
keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi
asuhan (PPA) (Clinical Leader). (lihat juga PAP 2.1, EP 4);
profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional
dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order
dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi);
perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi;
asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
manajer pelayanan pasien/case manager.
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam
menjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
terpelihara kesinambungan pelayanan;
pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
kemampuan pasien mengambil keputusan;
keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
optimalisasi sistem pendukung pasien;
pemulangan yang aman;
kualitas hidup dan kepuasan pasien.
Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga
merupakan alat komunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini
tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi
asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (IAR) sehingga informasi manajer
pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat
pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang
merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian
rekam medis.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat
pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang
merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian
rekam medis.
Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan
pasien (MPP) dan asesmen untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko –
kesempatan, serta perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan
pemulangan pasien (discharge planning).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi,
koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan
kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan
pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat:
i) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap;
j) Pelayanan diagnostik dan tindakan;
k) Pelayanan bedah dan nonbedah;
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis,
alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list lain, dan sebagainya.
Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4;
PAB 7.2)
Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses dan R Regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk
pelaksanaan untuk mendukung mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan,
kesinambungan dan koordinasi sebagai asuhan pasien terintegrasi yang berpusat
asuhan, termasuk paling sedikit i) pada pasien (patient centered care) termasuk:
sampai dengan m) di dalam penetapan MPP yang bukan PPA aktif,
maksud dan tujuan, sesuai penuh waktu di jam kerja
regulasi rumah sakit (lihat juga ketentuan tentang MPP dimaksud dalam EP
TKRS 10). (R) 4 Sesuai PAP 2
2. Ada penunjukkan MPP dengan D Bukti tentang penetapan MPP dilengkapi
uraian tugas antara lain dalam dengan uraian tugas
konteks menjaga kesinambungan
dan koordinasi pelayanan bagi W Manajer Pelayanan Pasien
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 27
individu pasien melalui Kepala SDM
komunikasi dan kerjasama
dengan PPA dan pimpinan unit
serta mencakup butir a) sampai
dengan h) di maksud dan tujuan.
(D,W)
3. Pasien diskrining untuk D 1) Bukti tentang skrining untuk menentukan
kebutuhan pelayanan kebutuhan manajemen pelayanan pasien, bisa
manajemen pelayanan pasien menggunakan ceklis
(D,W) 2) Bukti tentang konfirmasi oleh MPP
W Staf Klinis
Manajer Pelayanan Pasien
4. Pasien yang mendapat pelayanan R Sesuai EP 1
MPP, pencatatannya dilakukan
dalam Form MPP selalu D Bukti form MPP (form A dan form B)
diperbaharui untuk menjamin
komunikasi dengan PPA. (R,D)
5. Kesinambungan dan koordinasi D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang
proses pelayanan didukung difasilitasi oleh MPP
dengan menggunakan perangkat
pendukung, seperti rencana O Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan
asuhan PPA, catatan MPP, kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
panduan, atau perangkat lainnya.
(D,O,W) DPJP/PPA lainnya
W Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
6. Kesinambungan dan koordinasi D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang
dapat dibuktikan di semua difasilitasi oleh MPP di semua tingkat/fase asuhan
tingkat/fase asuhan pasien. pasien
(D,O,W)
O Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
DPJP/PPA lainnya
W Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
Standar ARK 3.2
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang dokter R Regulasi tentang DPJP yang meliputi:
penanggung jawab pelayanan 1) penetapan tentang DPJP sebagai team leader
(DPJP) yang bertanggung jawab yang melakukan koordinasi asuhan inter PPA
melakukan koordinasi asuhan dan bertugas dalam seluruh fase asuhan rawat
dan bertugas dalam seluruh fase inap pasien serta teridentifikasi dalam rekam
asuhan rawat inap pasien serta medis pasien
teridentifikasi dalam rekam 2) bila kondisi/penyakit pasien membutuhkan lebih
medis pasien. (R) dari 1 (satu) DPJP, ditetapkan DPJP Utama (EP
4) yang berperan sebagai koordinator mutu dan
keselamatan pasien antar DPJP dan PPA
3) termasuk bila terjadi perpindahan DPJP atau
pergantian DPJP Utama
2. Regulasi juga menetapkan proses R Sesuai EP 1
pengaturan perpindahan
tanggung jawab koordinasi
asuhan pasien dari satu dokter
penanggung jawab pelayanan
(DPJP) ke DPJP lain, termasuk
bila
terjadi perubahan DPJP Utama.
3. Form tersebut memuat riwayat D Bukti form transfer memuat riwayat kesehatan,
kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik
pemeriksaan diagnostik. (D)
4. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap diagnosis
diagnosis yang dibuat. (D) yang dibuat
5. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap prosedur
prosedur yang dilakukan. (D) yang dilakukan
6. Form tersebut memuat obat yang D Bukti form transfer memuat obat yang diberikan
diberikan dan tindakan lain yang dan tindakan lain yang dilakukan.
dilakukan. (D)
7. Form tersebut memuat keadaan D Bukti form transfer memuat keadaan pasien
pasien pada waktu dipindah pada waktu dipindah (transfer).
(transfer). (D)
8. Ketentuan tersebut dilaksanakan. D Bukti tentang kelengkapan pengisian
(D,O,W)
O form Lihat form tranfer
4. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang
obat yang diberikan termasuk diberikan termasuk obat setelah pasien keluar
obat setelah pasien keluar rumah sakit sesuai PKPO 4.3 EP 2
rumah sakit. (D)
W DPJP
Kepala instalasi rawat inap/kepala unit
rawat inap
Staf Rekam Medis
Pasien/keluarga
3. Satu salinan ringkasan yang D Sesuai EP 2
lengkap ditempatkan di rekam
medis pasien. (D)
4. Satu salinan ringkasan diberikan D Sesuai EP 2
kepada pihak penjamin pasien
sesuai dengan regulasi rumah
sakit. (D)
Standar ARK 4.3
Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat
catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA.
Maksud dan Tujuan ARK 4.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 4.3 Telusur Skor
Staf keperawatan
W Staf Farmasi
Petugas Ambulance
4. Ada proses serah terima pasien D Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien
antara staf pengantar dan yang antara staf pengantar dan yang menerima
menerima. (D,O,W)
O Lihat form serah terima pasien
W Staf terkait
Petugas Ambulance
5. Pasien dan keluarga dijelaskan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila
apabila rujukan yang dibutuhkan rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan
tidak dapat dilaksanakan. (D)
Standar ARK 5.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 5.2 : Lihat SNARS 1
Informasi tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin kesinambungan asuhan.
Dokumen rujukan berisi
a) identitas pasien;
b) hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
c) diagnosis kerja.
d) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e) tujuan rujukan;
f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan.
Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di penerima
rujukan atau tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama
ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan resusitasi).
Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter
yang menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.
Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga dokumentasi selama
proses rujukan.
Elemen Penilaian ARK 5.2 Telusur Skor
W DPJP
Komite/tim PMKP
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
Staf keperawatan
Petugas Ambulance
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau
pemulangan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi tentang transportasi pasien meliputi:
transportasi pasien sesuai 1) Asesmen kebutuhan transportasi dan
dengan kebutuhannya yang peralatan kesehatan sesuai dengan kondisi
meliputi asesmen kebutuhan pasien, termasuk pasien rawat jalan
transportasi, obat, bahan medis 2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat
habis pakai, serta alat kesehatan kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan
dan peralatan medis sesuai kondisi pasien
dengan kebutuhan pasien. (R) 3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam
proses rujukan
2. Berdasar atas hasil asesmen, alat D Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen
transportasi yang digunakan
untuk rujukan harus sesuai Penyediaan alat transportasi pasien
dengan kondisi dan kebutuhan O
pasien dan memenuhi ketentuan Kepala unit pelayanan
keselamatan transportasi W Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
termasuk memenuhi persyaratan rawat inap
PPI. (D,O,W) Staf terkait
Sopir ambulans
3. Bila alat transportasi yang D Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat transportasi
digunakan terkontaminasi sesuai PPI 7.2
cairan tubuh pasien atau pasien
dengan penyakit menular harus O Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi
dilakukan proses dekontaminasi. alat transportasi
(lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)
W IPCN
Staf terkait
Sopir ambulans
Standar HPK 1
Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam
asuhan.
Maksud dan Tujuan HPK 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang hak dan R Regulasi tentang hak pasien dan keluarga
kewajiban pasien dan keluarga
(lihat juga TKRS 12.1 EP 1; dan
TKRS 12.2 EP 2) (R)
2. Pimpinan rumah sakit memahami W Direktur
hak dan kewajiban pasien dan Kepala bidang/divisi
keluarga sebagaimana ditetapkan Kepala unit pelayanan
dalam peraturan perundang-
undangan. (W)
3. Rumah sakit menghormati hak W Direktur
serta kewajiban pasien dan Kepala bidang/divisi
keluarga sebagaimana ditetapkan Kepala unit pelayanan
dalam peraturan perundang- Staf RS
undangan. (W)
4. Semua staf memperoleh edukasi D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hak dan
dan memahami tentang hak serta kewajiban pasien
kewajiban pasien dan keluarga,
juga dapat menjelaskan tanggung W Kepala diklat
jawabnya melindungi hak pasien. Staf RS
(D,W)
Standar HPK 1.1
Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien serta
merespon permintaan yang berkaitan dengan bimbingan kerohanian.
Maksud dan Tujuan HPK 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1.1 Telusur Skor
1. Agama, keyakinan dan nilai-nilai D Bukti dalam RM tentang identifikasi agama,
pribadi pasien teridentifikasi keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien
(D,W). (lihat juga MKE.8 EP 1)
W Staf rekam medis
Staf klinis
Pasien/keluarga
2. Staf memberikan asuhan dengan D Bukti pelaksanaan asuhan yang menghormati
cara menghormati agama, agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi
keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien
pasien (lihat juga MKE.8 EP 2). W
(D,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Rumah sakit menanggapi D 1) Bukti kerjasama dengan rohaniawan
permintaan rutin, termasuk 2) Bukti permintaan pelayanan rohani
permintaan kompleks terkait 3) Bukti pelaksanaan pelayanan rohani
dukungan agama atau bimbingan
kerohanian. (D,W,S) W Staf klinis
Pasien/keluarga
W Staf terkait
3. Staf rumah sakit memahami peran D Bukti pelaksanaan proses perlindungan
mereka dalam tanggung jawabnya
dalam melaksanakan proses O Lihat lokasi daerah terpencil/terisolasi/rawan
perlindungan. (D,O,W)
W Staf terkait
Pasien / keluarga
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses
asuhan
Maksud dan tujuan HPK 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang rumah sakit R Regulasi tentang mendorong partisipasi pasien
mendorong partisipasi pasien dan dan keluarga dalam proses asuhan
keluarga dalam proses asuhan
dan memberi kesempatan pasien
untuk melaksanakan second
opinion tanpa rasa khawatir akan
mempengaruhi proses asuhannya
(lihat juga PAP.7.1 EP 6; AP.1 EP
4; ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP
5). (R)
2. Staf dilatih dan terlatih D Bukti pelaksanaan pelatihan untuk mendukung
melaksanakan regulasi dan hak pasien dan keluarga termasuk pelaksanaan
perannya dalam mendukung hak second opinion
pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses W Diklat
pelayanannya. (D,W,S) Staf klinis
Staf klinis
Pasien / keluarga
2. Rumah sakit memberitahukan D Bukti pelaksanaan edukasi tentang konsekuensi
pasien dan keluarganya tentang dari keputusan mereka
konsekuensi dari keputusan
mereka.(D,W) (lihat juga ARK W DPJP/PPA lainnya
4.4, EP 2). Staf klinis
Pasien / keluarga
3. Rumah sakit memberitahukan D Bukti pelaksanaan edukasi tentang tanggung
pasien dan keluarganya tentang jawab mereka berkaitan dengan keputusan
tanggung jawab mereka berkaitan tersebut
dengan keputusan tersebut. (D,W) W
DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
4. Rumah sakit memberitahukan D Bukti pelaksanaan edukasi tentang tentang alternatif
pasien dan keluarganya tentang pelayanan dan pengobatan
tersedianya alternatif pelayanan
dan pengobatan. (D,W) W DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
Standar HPK 2.4
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi, menunda atau
melepas bantuan hidup dasar (do not resucitate/DNR)
W DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
Standar HPK 2.5
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang tepat.
Maksud dan Tujuan HPK 2.5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang asesmen dan R Regulasi tentang asesmen dan manajemen
manajemen nyeri. (R) nyeri, sesuai dengan PAP 6 EP 1
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima,
menanggapi dan menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam
proses ini.
Maksud dan Tujuan HPK 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mendukung R Regulasi tentang penanganan pengaduan
konsistensi pelayanan dalam pasien/keluarga
menghadapi keluhan, konflik atau
beda pendapat. (R)
2. Pasien diberitahu tentang proses D Bukti pelaksanaan pemberitahuan proses
menyampaikan keluhan, konflik menyampaikan keluhan (leaflet, kotak pengaduan
atau perbedaan pendapat. (D,W) dll)
W
Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga
3. Keluhan, konflik dan perbedaan D Bukti pelaksanaan tentang telaah dan tindak lanjut
pendapat ditelaah dan pengaduan
ditindaklanjuti oleh rumah sakit
serta didokumentasikan. (D,W) W Komite medik/komite keperawatan/komite etik
Customer service
Staf terkait
4. Pasien dan atau keluarga pasien D Bukti tentang keikutsertaan pasien dan atau
ikut serta dalam proses keluarga dalam proses penyelesaian
penyelesaian. (D,W)
W Komite medik/komite keperawatan/komite etik
Customer service
Staf terkait
Standar HPK 4
Semua pasien diberi tahu tentang hak dan kewajiban dengan metode dan bahasa yang mudah dimengerti.
Maksud dan tujuan HPK 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi bahwa setiap pasien R Regulasi tentang pemberian informasi mengenai
dan keluarga mendapatkan hak pasien dan keluarga kepada setiap pasien,
informasi tentang hak dan sesuai HPK 1 EP 1
kewajiban pasien. (R)
2. Ada bukti bahwa informasi D Bukti materi tentang informasi hak dan kewajiban
tentang hak serta kewajiban pasien
pasien diberikan tertulis kepada
pasien, terpampang, atau O Lihat ketersediaan materi informasi
tersedia sepanjang waktu.
(D,O,W) W Staf rekam medis
Customer service
Pasien / keluarga
3. Rumah sakit menetapkan proses W Staf rekam medis
pemberian informasi hak dan Customer service
kewajiban pasien jika komunikasi Pasien / keluarga
tidak efektif atau tidak tepat. (W,S
S Peragaan tentang penyampaian pemberian
informasi HPK bila komunikasi tertulis tidak efektif
PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT)
Standar HPK 5
Pada saat pasien diterima waktu mendaftar rawat jalan dan setiap rawat inap, diminta menandatangani
persetujuan umum (general consent), persetujuan umum (general consent) harus menjelaskan cakupan dan
batasannya.
W Kepala Diklat
Staf terkait
3. Staf dilatih mengenai isu dan D Bukti pelaksanaan pelatihan staf mengenai isu
persoalan tentang donasi organ dan persoalan tentang donasi dan transplantasi
dan ketersediaan transplan. (D,W) organ/jaringan
W Kepala Diklat
Staf terkait
4. Rumah sakit mendapat D Bukti pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor
persetujuan dari donor hidup. hidup
(D,W)
W DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
Standar AP 1
Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang
meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, kultural dan spiritual pasien
Maksud dan Tujuan AP 1, AP 1.1, AP 1.2, dan AP 1.3 : Lihat
SNARS 1 Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan
metode IAR:
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat
kesehatan pasien (I - informasi dikumpulkan).
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelayanan kesehatan pasien. (A - analisis data dan informasi)
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. (R-
rencana disusun)
W DPJP
Unit rekam medis
3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah
dan jenis asesmen awal disiplin dan jenis asesmen awal disiplin keperawatan,
keperawatan (D,W) dengan metode IAR
W DPJP
Unit rekam medis
W Pasien /keluarga
Standar AP 1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.1 Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat inap (ranap) awal pasien rawat inap meliputi riwayat
meliputi riwayat kesehatan pasien kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik, dengan
dan pemeriksaan fisik (D,W) menggunakan pola IAR
W DPJP
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat inap meliputi awal pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko-
faktor bio-psiko-sosio-kultural- sosio-kultural-spiritual, dengan menggunakan
spiritual. (D,W) pola IAR
W PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM asesmen awal pasien ranap
awal pasien rawat menghasilkan diagnosis awal dan masalah
inapmenghasilkan diagnosis awal kesehatan pasien, dengan menggunakan pola
IAR
dan masalah kesehatan pasien. W
(D,W) (lihat juga ARK 3) DPJP
PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat inap harus awal rawat inap selesai dalam waktu 24 jam atau
selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat dengan bukti pencatatan tanggal dan
lebih cepat sesuai dgn kondisi jam
pasien. (D,W)
W DPJP
PPJA
Staf rekam medis
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM asesmen awal pasien rawat inap
awal pasien ranap menghasilkan menghasilkan rencana asuhan, dengan
rencana asuhan (D,W) menggunakan pola IAR, terintegrasi sesuai
dengan AP 4 EP 1 dan 2 dan PAP 2.1
W DPJP
PPJA
MPP
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.2 Telusur Skor
1. Rumah Sakit menetapkan R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian
kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan
asesmen awal pasien rawat jalan
(rajal). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan meliputi awal pasien rawat jalan meliputi riwayat
riwayat kesehatan pasien dan kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik (D,W)
W DPJP
PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan meliputi awal pasien rawat jalan meliputi faktor bio-psiko-
faktor bio-psiko-sosio-kultural- sosio-kultural-spiritual
W PPJA
Dietisien
Pasien/keluarga
Standar AP 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk
asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Elemen Penilaian AP 1.4.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan kriteria asesmen R Regulasi tentang kriteria asesmen kebutuhan
kebutuhan fungsional dan risiko fungsional dan risiko jatuh
jatuh, yang dikembangkan
bersama staf yang kompeten dan
berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan D Bukti dalam RM tentang skrining kebutuhan
fungsional termasuk risiko jatuh. fungsional dan risiko jatuh
(lihat SKP 6) (D,W)
W PPJA
Pasien/Keluarga
3. Pasien dengan kebutuhan D Bukti dalam RM hasil skrining kebutuhan
fungsional lanjutan termasuk risiko fungsional dan risiko jatuh memperoleh asuhan
jatuh, memperoleh asuhan yang yang sesuai ketentuan RS
sesuai ketentuan RS. (D,W)
W PPJA
Pasien/Keluarga
Standar AP 1.5
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika ada nyeri dilakukan asesmen.
Maksud dan Tujuan AP 1.5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 1.5 Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi pasien R Regulasi tentang skrining nyeri, termasuk
diskrining untuk rasa nyeri (lihat asesmen nyeri sesuai dengan AP 1.5 EP 2
juga PAP.6, EP 1). (R)
2. Apabila diidentifikasi ada rasa D 1) Bukti dalam RM tentang skrining
nyeri pada asesmen awal, lakukan 2) Bukti dalam RM tentang asesmen nyeri
asesmen lebih mendalam, sesuai
dengan umur pasien, dan W PPJA
pengukuran intensitas dan kualitas Pasien/Keluarga
nyeri seperti karakter,
kekerapan/frekuensi, lokasi dan
lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6
EP 1)
W PPA
Pasien/keluarga
Standar AP 4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-
masing melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana
asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk
menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan AP 4 : Lihat SNARS 1
Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pd pasien (PCC). Hasil asesmen
yang terintegrasi menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik yang bersifat integrasi horisontal maupun
vertikal, dengan elemen:
a) DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader)
b) PPA bekerja d tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar Pelayanan Profesi
masing-masing
c) Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan
d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, PAP 5)
e) Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning terintegrasi
f) Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
Elemen Penilaian AP 4 Telusur Skor
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
4. Ada bukti pengawasan D Bukti tentang pengawasan
pelaksanaan administrasi. (D,W) pelaksanaan administrasi
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu
kendali mutu. (D,W) sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dan evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium
pelayanan laboratorium. (D,W)
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
Standar AP 5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan
untuk mengerjakan pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 5.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola D Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai
ketenagaan staf laboratorium yang dengan KKS 2 dan KKS 2.1
adekuat untuk memenuhi
kebutuhan pasien. (D,W) W Kepala SDM
Kepala unit laboratorium
2. Staf laboratorium yang membuat D Bukti kredensial dari staf medis laboratorium
interpretasi, memenuhi yang membuat interpretasi sesuai dengan KKS
persyaratan kredensial (lihat juga 10
KKS 4, EP 1). (D,W) W
Komite medis
Sub komite kredensial
Staf medis terkait
3. Staf laboratorium dan staf lain D Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes
yang melaksanakan tes termasuk termasuk staf klinis untuk melakukan Point of
yang mengerjakan tes di ruang Care Testing (POCT)
rawat (TRR / Point of Care
Testing) pasien, memenuhi W Staf laboratorium
persyaratan kredensial (lihat juga Staf klinis
KKS 4 EP 1).
(D,W)
60 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. Ada pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi pelayanan laboratorium:
pelayanan laboratorium di RS. 1) bukti form ceklis
(D,W) 2) bukti pelaksanaan supervisi
W Kepala laboratorium
Standar AP 5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di
dokumentasikan dan program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Maksud dan Tujuan AP 5.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3 Telusur Skor
1. Ada program manajemen risiko R Program tentang manajemen risiko di
menangani potensi risiko di laboratorium sesuai dengan MFK 2, MFK 4, MFK
laboratorium, sesuai regulasi RS 5
(R) dan PKPO 3.1
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
Penanggung jawab manajemen risiko
2. Ada bukti pelaporan dan D Bukti tentang pelaporan dan penanganan staf
penanganan staf yang terpapar di yang terpapar di unit laboratorium sesuai dengan
unit laboratorium dicatat sesuai PPI 5
denganregulasi PPI RS dan
peraturan perundang-undangan W Kepala laboratorium
(D,W) Staf laboratorium
3. Ada bukti unit laboratorium D Bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan
menjalankan ketentuan sesuai sesuai dengan butir a) s/d g) dalam maksud
dengan butir a) s/d g) dalam dan tujuan sesuai dengan MFK 5 EP 3
maksud dan tujuan (D,W)
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
4. Ada bukti dilakukan tindakan D Bukti pelaksanaan:
koreksi, dicatat, dievaluasi dan 1) dilakukan tindakan koreksi, dicatat
dilaporkan kepadapenanggung dan dievaluasi
jawab/koordinator K3 RS jika 2) bukti laporan tentang masalah dan
muncul masalah dan terjadi terjadi kecelakaan
kecelakaan (D,W)
W K3RS
Kepala laboratorium
Staf laboratorium
Standar AP 5.3.2
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang disusun secara R Regulasi tentang penetapan hasil laboratorium
kolaboratif tentang hasil yang kritis termasuk pelaporan dan tindak
laboratorium yang kritis, lanjutnya, yang disusun secara kolaboratif
pelaporan oleh siapa dan kepada
siapa, dan tindak lanjutnya. (R)
2. Hasil laboratorium yang kritis D Bukti dalam RM tentanghasil laboratorium yang
dicatat didalam rekam medis kritis
pasien (lihat juga SKP 2 .1 EP
2 ) (D,W) W DPJP
PPJA
Staf klinis
3. Ada bukti tindak lanjut dari D Bukti tentang penyusunan regulasi dan
pelaporan hasil laboratorium yang tindak lanjut dari pelaporan hasil
kritis secara kolaboratif. (D,W) laboratorium yang kritis secara kolaboratif.
W DPJP
PPJA
Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut
dan tindak lanjut terhadap seluruh terhadap seluruh proses
proses, agar memenuhi ketentuan
serta dimodifikasi sesuai W DPJP
kebutuhan. (D,W) PPJA
Staf klinis
Staf laboratorium
Standar AP 5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium.
Maksud dan Tujuan AP 5.4 : Lihat SNARS 1
W Staf laboratorium
Penanggung jawab data
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu
waktu penyelesaian pemeriksaan penyelesaian pemeriksaan cito sesuai
cito. (D,W) dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
W Staf laboratorium
Penanggung jawab data
Standar AP 5.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap
(regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil
pemeriksaan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 5.5 : Lihat SNARS 1
Staf laboratorium harus memastikan semua peralatan laboratorium berfungsi dgn baik dan aman bagi
penggunanya. Lab menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan peralatan laboratorium termasuk
peralatan yang merupakan kerjasama dgn pihak ketiga yang meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan laboratorium
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian
Elemen Penilaian AP 5.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program untuk R Program tentang pengelolaan peralatan
pengelolaan peralatan laboratorium( lihat MFK 8 ), termasuk alat yang
laboratorium yang meliputi butir a) tersedia melalui kontrak
s/d h) dalam Maksud dan Tujuan.
(R)
2. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf
melaksanakan uji fungsi dan yang terlatih, dengan bukti sertifikat
didokumentasikan. (D,W) pelatihan di dalam file kepegawaian
W Operator alat
3. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti inspeksi:
melaksanakan inspeksi berkala 1) Bukti form ceklis
dan didokumentasikan. (D,W) 2) Bukti pelaksanaan inspeksi
oleh staf yang terlatih, dengan bukti
sertifikat pelatihan di dalam file
kepegawaian
W
Operator alat
Staf terkait
IPSRS
4. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala
melaksanakan pemeliharaan oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat
berkala dan didokumentasikan. pelatihan di dalam file kepegawaian
(D,W)
W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan D Bukti daftar inventaris peralatan laboratorium.
laboratorium. (D)
W Staf laboratorium
Staf farmasi
3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen:
evaluasi/audit semua reagen. 1) Bukti form ceklis
(D,W) 2) Bukti pelaksanaan audit
W Staf laboratorium
Staf farmasi
Standar AP.5.7
Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan,
pembuangan spesimen dan dilaksanakan
Maksud dan Tujuan AP.5.7 : Lihat SNARS 1
Regulasi dan implementasi meliputi,
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil D Bukti tindak lanjut dari hasil PME
PME (D)
Standar AP 5.10
Laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan RS mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak
yang berwenang
Maksud dan Tujuan AP 5.10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.10 Telusur Skor
1. Ada bukti ijin dan atau D Bukti izin dan sertifikasi laboratorium rujukan
sertifikasi laboratorium
rujukan. (D,W) W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
2. Ada bukti pelaksanaan PME D Bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan.
laboratorium rujukan. (D,W)
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium
3. Ada staf yang bertanggung jawab D Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab
mereview dan menindak lanjuti mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
hasil pemeriksaan laboratorium dari laboratorium rujukan
yang diberikan. (D,W)
W Kepala laboratorium
Staf laboratorium terkait
Staf klinis
Penanggung jawab manajemen risiko
Tim KPRS
Standar AP 5.11.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang profesional yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab
untuk penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan
perundangan dan standar pelayanan
Elemen Penilaian AP 5.11.1 Telusur Skor
1. Seorang profesional yang R Regulasi tentang penetapan penanggung
kompeten dan berwenang, jawab pelayanan darah dan transfusi yang
ditetapkan bertanggungjawab kompeten dan berwenang
untuk pelayanan darah dan
tranfusi (lihat juga, PAP.3.3;
TKRS.9) (R)
2. Ada supervisi meliputi a) s/d d) di D Bukti supervisi :
maksud dan tujuan.(D,W) Bukti form check list (ceklis)
Bukti pelaksanaan supervisi
W Kepala RIR
Staf RIR
4. Ada bukti pengawasan D Bukti tentang pengawasan
pelaksanaan administrasi. (D,W) pelaksanaan administrasi
W Kepala RIR
Staf RIR
5. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu
kendali mutu. (D,W) sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6
W Kepala RIR
Staf RIR
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR
pelayanan RIR (D,W)
W Kepala RIR
Staf RIR
Standar AP 6.2
Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk
mengerjakan pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 6.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola D Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai
ketenagaan staf RIR yang dengan KKS 2 dan KKS 2.1
adekuat untuk memenuhi
kebutuhan pasien (D,W) (lihat W Kepala SDM
juga TKRS 9.Ep2. PMKP 6 EP2) Kepala RIR
2. Staf RIR dan staf lain yang D Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes
melaksanakan tes termasuk termasuk staf klinis untuk melakukan Point of
yang mengerjakan pelayanan Care Testing (POCT)
pasien di tempat tidur (point-of-
care test) pasien, memenuhi W Komite medis
persyaratan kredensial (lihat juga Sub komite kredensial
KPS.4, EP 1). (D,W) Staf medis terkait
3. Staf RIR yang membuat D Bukti kredensial dari staf medis RIR yang
interpretasi / ekpertise, membuat interpretasi sesuai dengan KKS
memenuhi persyaratan 10
kredensial. (lihat juga KPS.4, EP W
1). (D,W) Staf RIR
Staf klinis
4. Ada pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi pelayanan (RIR I):
pelayanan RIR di RS. (D,W 1) bukti form ceklis
) 2) bukti pelaksanaan supervisi
W Kepala RIR
W Staf RIR
Penanggung jawab data
3. Dilakukan pencatatan dan evaluasi D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu
waktu penyelesaian pemeriksaan penyelesaian pemeriksaan cito sesuai
cito. (D,W) (lihat juga, PAB.7) dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
W Staf RIR
Penanggung jawab data
Standar AP 6.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap
(regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing
dan Radiologi Intervensional dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.5 : Lihat SNARS 1
Staf RIR harus memastikan semua peralatan RIR berfungsi dengan baik dan aman bagi pengguna
/petugas dan pasien.
Pengadaan peralatan pelayanan RIR agar secara bertahap kearah teknologi radiologi digital dan dapat
dilakukan dengan teleradiologi.
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) menetapkan dan melaksanakan
program pengelolaan peralatan RIR termasuk peralatan yang merupakan kerjasama dengan pihak
ketiga yang meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional.
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian (lihat juga, MFK.8; MFK.8.1)
Elemen Penilaian AP 6.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program untuk R Program tentang pengelolaan peralatan
pengelolaan peralatan pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
RIR yang meliputi butir a) s/d h) Intervensional ( lihat MFK 8 ), termasuk alat
dalam Maksud dan Tujuan. (R) yang
tersedia melalui kontrak
W Operator alat
3. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti inspeksi:
melaksanakan inspeksi berkala 1) Bukti form ceklis
dan didokumentasikan. (D,W) 2) Bukti pelaksanaan inspeksi
oleh staf yang terlatih, dengan bukti
sertifikat pelatihan di dalam file
kepegawaian
W
Operator alat
Staf terkait
IPSRS
4. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala
melaksanakan pemeliharaan oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat
berkala dan didokumentasikan. pelatihan di dalam file kepegawaian
(D,W)
W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
5. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf
melaksanakan kalibrasi berkala yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di
dan didokumentasikan. (D,W) dalam file kepegawaian
W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan D Bukti daftar inventaris peralatan Radiodiagnostik,
pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional
Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ). (D.W) W Operator alat
(lihat juga MFK.8, EP 2) Staf terkait
IPSRS
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan
dan tindakan terhadap kegagalan terhadap kegagalan fungsi alat
fungsi alat dan didokumentasikan.
(D,W) W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi D Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan
proses penarikan (recall) dan kembali (recall).
didokumentasikan. (D,W)
W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
9. Terhadap kegiatan a) sampai D Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut
dengan h) dalam Maksud dan terhadap kegiatan a) s/d h ) dalam Maksud dan
tujuan dilakukan evaluasi berkala Tujuan
dan tindak lanjut ( D,W )
W Operator alat
Staf terkait
IPSRS
Standar AP 6.6
Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur.
Maksud dan Tujuan AP 6.6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan film x-ray dan R Regulasi tentang film x-ray dan bahan lain yang
bahan lain yang diperlukan (lihat diperlukan
juga MFK.5, EP 1). (R)
W Staf RIR
Staf farmasi
Standar AP 6.7
RS menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.7 : Lihat SNARS 1
Kendali mutu yang baik sangat penting untuk menjamin pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ) yang prima (lihat juga, TKRS.11). Prosedur kendali mutu memuat:
a) Validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi
b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang
c) Koreksi cepat jika diketemukan masalah
d) Audit terhadap a.l : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer
e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
Elemen Penilaian AP.6.7 Telusur Skor
1. RS menetapkan program mutu R Program mutu RIR, sesuai dengan TKRS 11 EP
pelayanan RIR meliputi a) s/d e) 2 dan PMKP 6 EP 2
sesuai maksud dan tujuan. (lihat
juga TKRS 11 )(R)
2. Ada bukti pelaksanaan validasi tes D Bukti pelaksanaan validasi metoda tes
metoda (D,W)
W Kepala RIR
Staf RIR
3. Ada bukti pengawasan harian hasil D Bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan
pemeriksaan imajing oleh staf imajing
radiologi yang kompeten dan
berwenang. (D,W) W Kepala RIR
Staf RIR
4. Ada bukti pelaksanaan koreksi D Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat
cepat jika diketemukan masalah.
(D,W) W Kepala RIR
Staf RIR
5. Ada bukti audit terhadap antara D Bukti pelaksanaan audit.
lain : film, kontras, kertas USG,
cairan developer, fixer. (D,W) W Kepala RIR
Staf RIR
6. Ada dokumentasi hasil dan D Bukti dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
tindakan koreksi. (D,W)
W Kepala RIR
Staf RIR
W PPA
Kepala unit Pelayanan
MPP
3. Pemberian asuhan diintegrasikan D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan
dan dikoordinasikan di dan antar diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan. berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1,
(D,O,W) PAP 5.
W PPA
Kepala unit Pelayanan
MPP
4. Hasil atau simpulan rapat dari D Bukti di rekam medis tentang simpulan rapat dari
tim PPA atau diskusi lain tentang Tim PPA atau komunikasi keseharian dalam
kerjasama didokumentasikan asuhan terintegrasi antar PPA
dalam CPPT. (D,W)
W PPA
Standar PAP 2.1
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan di dokumentasikan
Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran-sasaran yang diharapkan oleh PPA lebih baik
daripada rencana terpisah oleh PPA masing-masing. Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan
individual, objektif, dan sasaran dapat diukur untuk memudahkan asesmen ulang serta revisi rencana asuhan.
(lihat PPK 4)
Elemen Penilaian PAP 2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan untuk setiap R Regulasi tentang rencana asuhan oleh PPA
pasien direncanakan oleh dokter dengan metode IAR, termasuk tentang EP 2, 3, 4
penanggung jawab pelayanan dan 5
(DPJP), perawat, dan PPA lainnya
sesudah pasien masuk rawat inap.
(R)
2. Rencana asuhan dibuat untuk D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan
setiap pasien dan dicatat oleh
PPA yang memberikan asuhan di W PPA PPA
rekam medis pasien. (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan
dibuat dengan sasaran berdasar pasien terintegrasi dengan sasaran
atas data asesmen awal dan
kebutuhan pasien. (D,W) W PPA
4. Rencana asuhan dievaluasi D Bukti di rekam medis tentang evaluasi rencana
secara berkala sesuai dengan asuhan secara berkala
kondisi pasien, dimutakhirkan,
atau direvisi oleh tim PPA W PPA
berdasar atas asesmen ulang.
(D,W)
5. Perkembangan tiap pasien D Bukti di rekam medis tentang perkembangan
dievaluasi berkala dan dibuat pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada
notasi pada CPPT oleh DPJP CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan
sesuai dengan kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP
diverifikasi harian oleh DPJP.
(D,W) W PPA
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 77
Standar PAP 2.2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur metode memberi instruksi
Maksud dan Tujuan PAP 2.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang tata cara pemberian instruksi
tata cara pemberian instruksi. (R) termasuk tentang EP 3 dan 4
2. Instruksi diberikan hanya oleh D Bukti pemberian intruksi oleh PPA, disertai SPK
mereka yang kompeten dan dan RKK
berwenang (lihat KKS 3). W
(D,W) PPA
3. Permintaan untuk pemeriksaan D Bukti form pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
laboratorium dan diagnostik imajing memuat indikasi klinis
imajing harus disertai indikasi
klinis apabila meminta hasilnya W DPJP
berupa interpretasi. (D,W) Staf unit laboratorium
Staf unit radiologi
4. Instruksi didokumentasikan di D Bukti dalam rekam medis tentang pemberian
lokasi tertentu di dalam berkas instruksi
rekam medis pasien. (D,W) W
PPA
Standar PAP 2.3
Rumah sakit menetapkan regulasi tindakan klinis dan diagnostik yang diminta, dilaksanakan dan diterima
hasilnya, serta disimpan di berkas rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAP 2.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang tindakan klinis R Regulasi tentang tindakan klinis dan tindakan
dan diagnostik serta diagnostik serta pencatatannya di rekam medis,
pencatatannya di rekam medis. termasuk tentang EP 2, 3 dan 4
(R)
2. Staf yang meminta beserta apa D Bukti dalam rekam medis tentang alasan
alasan dilakukan tindakan dicatat di permintaan
rekam medis pasien. (D)
3. Hasil tindakan dicatat di rekam D Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan
medis pasien. (D)
4. Pada pasien rawat jalan bila D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen
dilakukan tindakan diagnostik bila dilakukan tindakan diagnostik
invasif/berisiko harus dilakukan invasif/berisiko
asesmen serta pencatatannya W
dalam rekam medis. (D,W) DPJP
Kepala/staf unit pelayanan diagnostik
antara lain Unit Laboratorium, Unit
Radiologi
Standar PAP 2.4
Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak
diharapkan.
Maksud dan Tujuan PAP 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.4 Telusur Skor
1. Pasien dan keluarga diberikan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil
informasi tentang hasil asuhan asuhan dan pengobatan
dan pengobatan (lihat juga
HPK 2.1.1, EP 1). (D,W) W DPJP
PPA lainnya
Pasien/keluarga
2. Pasien dan keluarga diberikan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil
informasi tentang hasil asuhan asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan
dan pengobatan yang tidak
diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, W DPJP
P 2). (D,W) PPA lainnya
Pasien/keluarga
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
78 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PAP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi
diberikan berdasar atas panduan praktik klinis dan peraturan perundangan-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi proses identifikasi R Regulasi tentang proses identifikasi pasien risiko
pasien risiko tinggi dan pelayanan tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan
risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya, disertai penetapan risiko
populasi pasiennya serta tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien
penetapan risiko tambahan yang risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi, termasuk
mungkin berpengaruh pada pasien EP 2 dan EP 4
risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi.
(R)
2. Staf dilatih untuk pemberian D Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang
pelayanan pada pasien risiko tinggi pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W) pelayanan risiko tinggi
W DPJP
PPA lainnya
Staf klinis
Diklat
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan
pelayanan pada pasien risiko pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. dan pelayanan risiko tinggi
(D,O,W)
O Lihat bukti pelaksanaan pemberian pelayanan
pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi
W
DPJP
PPA lainnya
Staf klinis
4. Ada bukti pengembangan D Bukti pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke
pelayanan risiko tinggi dimasukkan dalam program peningkatan mutu rumah sakit
ke dalam program peningkatan
mutu rumah sakit. (D,W) W Komite/tim PMKP
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
Standar PAP 3.1
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan
tindakan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelaksanaan early R Regulasi untuk pelaksanaan early warning
warning system (EWS). (R) system (EWS)
2. Ada bukti staf klinis dilatih D Bukti pelaksanaan pelatihan staf klinis tentang
menggunakan EWS. (D,W) EWS
W
Staf klinis
3. Ada bukti staf klinis mampu D Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan
melaksanakan EWS. (D,W,S)
W EWS Staf klinis
W Staf klinis
PELAYANAN RESUSITASI
W Staf klinis
Staf RS
Diklat
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 s/d PAP 3.9 : Lihat SNARS 1
Regulasi harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko
tinggi agar tepat dan efektif dalam mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa regulasi mengatur hal
tersebut.
a. Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak atau keadaan
khusus lain
b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan
berkomunikasi secara efektif
c. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan
d. Persyaratan pemantauan pasien
d. Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
e. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb.
Catatan: untuk standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus
tercermin dalam regulasi yang disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP 3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 : Lihat SNARS 1
Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan meliputi
antara lain:
a) pemberian persetujuan (informed consent);
b) pengadaan darah;
c) identifikasi pasien;
d) pemberian darah;
e) monitoring pasien;
f) identifikasi dan respons terhadap reaksi transfusi.
Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring
dan evaluasi.
Elemen Penilaian PAP 3.3 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan darah dan R Regulasi tentang pelayanan darah dan produk
produk darah meliputi butir a) darah meliputi butir a) sampai dengan f) pada
sampai dengan f) pada maksud maksud dan tujuan.
dan tujuan (lihat AP 5.11 EP 2).
(R)
W Staf klinis
Staf BDRS (Bank Darah RS)
3. Ada bukti staf yang kompeten dan D Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah
berwenang melaksanakan dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan
pelayanan darah dan produk f) dan berkas kredensial staf klinis
darah serta melakukan monitoring
dan evaluasi (lihat AP 5.11, EP 1). W Staf klinis
(D,W) Staf BDRS (Bank Darah RS)
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
Standar PAP 3.4
Rumah sakit menetapkan regulasi asuhan pasien yang menggunakan alat bantu hidup dasar
atau pasien koma.
Elemen Penilaian PAP 3.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien alat R Regulasi tentang asuhan pasien dengan alat
bantu hidup dasar atau pasien bantu hidup dasar atau pasien koma
koma. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pasien dengan alat bantu hidup asuhan pasien dengan alat bantu hidup
sesuai dengan regulasi. (D,W)
W PPA
Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pasien koma sesuai dengan asuhan pasien koma
regulasi. (D,W
W PPA
Staf klinis
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN PENURUNAN DAYA TAHAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
Standar PAP 3.5
Regulasi mengarahkan asuhan pasien penyakit menular dan immuno-suppressed.
Elemen Penilaian PAP 3.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien R Regulasi tentang asuhan pasien penyakit menular
penyakit menular dan immuno- dan immuno-suppressed
suppressed. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pasien penyakit menular sesuai asuhan pasien penyakit menular
dengan regulasi. (D,W)
W PPA
Staf klinis
IPCN/IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pasien immuno-suppressed sesuai asuhan pasien immuno-suppressed
dengan regulasi. (D,W)
W PPA
Staf klinis
IPCN/IPCLN
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
Standar PAP 3.6
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah).
Elemen Penilaian PAP 3.6 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien dialisis. R Regulasi tentang asuhan pasien dialisis termasuk
(R) EP 3.
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pasien dialisis sesuai dengan asuhan pasien dialisis
regulasi. (D,W)
W PPA
Staf klinis
W PPA
Staf klinis
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Standar PAP 3.7
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint).
Elemen Penilaian PAP 3.7 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan R Regulasi tentang pelayanan penggunaan alat
penggunaan alat penghalang penghalang (restraint), termasuk tentang informed
(restraint). (R) consentnya dan EP 3.
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
penggunaan alat penghalang pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint)
(restraint) sesuai dengan regulasi.
(D,W) W PPA
Pasien/keluarga
3. Ada bukti dilakukan evaluasi pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
secara berkala. (D,W) evaluasi pasien secara berkala
W Staf klinis
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
Standar PAP 3.8
Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak, serta populasi
yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
Elemen Penilaian PAP 3.8 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan khusus R Regulasi tentang pelayanan khusus terhadap
terhadap pasien yang lemah, pasien yang lemah, lanjut usia, anak, dan yang
lanjut usia, anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta populasi
dengan ketergantungan bantuan, yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya
serta populasi yang berisiko termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
disiksa dan risiko tinggi lainnya
termasuk pasien dengan risiko
bunuh diri. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien
pasien yang lemah dan lanjut yang lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri
usia yang tidak mandiri
menerima asuhan sesuai W PPA
dengan regulasi. Staf klinis
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien
pasien anak dan anak dengan anak dan anak dengan ketergantungan
ketergantungan sesuai dengan
regulasi. (D,W) W PPA
Staf klinis
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan terhadap
terhadap populasi pasien dengan populasi pasien dengan risiko kekerasan dan risiko
risiko kekerasan dan risiko tinggi tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh
lainnya termasuk pasien dengan diri. (lihat MFK 4 EP 4)
risiko bunuh diri sesuai dengan
regulasi. (D,W) W PPA
Staf klinis
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI
Standar PAP 3.9
Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat kemoterapi atau pelayanan lain
yang berisiko tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi).
Elemen Penilaian PAP 3.9 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan khusus R Regulasi pelayanan khusus terhadap:
terhadap pasien yang mendapat 1) pasien yang mendapat kemoterapi
kemoterapi atau pelayanan lain 2) pelayanan lain yang berisiko tinggi
yang berisiko tinggi. (R)
W Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
3. Ada bukti proses pemesanan D Bukti pemesanan makanan pasien sesuai dengan
makanan pasien sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien
status gizi dan kebutuhan pasien
serta dicatat di rekam medis. O Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi
(D,O,W)
W Staf klinis
Dietisien
4. Makanan disiapkan dan disimpan O Lihat proses penyiapan dan penyimpanan
dengan mengurangi risiko makanan
kontaminasi dan pembusukan. W
(O,W) Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
5. Distribusi makanan dilaksanakan D Bukti pelaksanaan distribusi makanan
tepat waktu sesuai dengan dilaksanakan tepat waktu
kebutuhan. (D,O,W) O Lihat form pelayanan gizi
W Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
6. Jika keluarga membawa makanan D Bukti materi edukasi tentang pembatasan diet
bagi pasien, mereka diberi edukasi pasien dan risiko kontaminasi serta
tentang pembatasan diet pasien pembusukan
dan risiko kontaminasi serta O
pembusukan sesuai dengan Lihat form pemberian edukasi
regulasi. (D,O,W,S) W
Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
S
Peragaan pemberian edukasi
7. Makanan yang dibawa keluarga D Bukti pencatatan penyimpanan makanan
atau orang lain disimpan secara yang dibawa keluarga atau orang lain
benar untuk mencegah
kontaminasi. (D,O,W) O Lihat tempat penyimpanan
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
Maksud dan Tujuan PAP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 5 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang asuhan dan terapi gizi terintegrasi,
untuk terapi gizi terintegrasi. (R) termasuk EP 2, 3, 4
2. Ada bukti pemberian terapi gizi D Bukti dalam rekam medis tentang pemberian terapi
terintegrasi pada pasien risiko gizi terintegrasi pada pasien risiko nutrisi
nutrisi. (D,W)
W PPA
Staf klinis
Dietisien
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan gizi
rencana, pemberian, dan monitor terintegrasi mencakup rencana, pemberian, dan
terapi gizi. (D,W) monitor terapi gizi
W PPA
Staf klinis
Dietisien
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi D Bukti dalam rekam medis tentang evaluasi dan
dicatat di rekam medis pasien. monitoring terapi gizi
(lihat AP 2 EP 1). (D)
W PPA
Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP 6
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Maksud dan Tujuan PAP 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 6 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan pasien untuk
pelayanan pasien untuk mengatasi mengatasi nyeri, termasuk EP 2, 3, 4, 5
nyeri. (R)
2. Pasien nyeri menerima pelayanan D Bukti dalam rekam medis tentang
untuk mengatasi nyeri sesuai pelaksanaan pelayanan untuk mengatasi nyeri
dengan kebutuhan. (D,W) sesuai dengan kebutuhan
W PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Pasien dan keluarga diberikan D Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada
edukasi tentang pelayanan untuk pasien-keluarga mengenai pelayanan untuk
mengatasi nyeri sesuai dengan latar mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang
belakang agama, budaya, nilai-nilai agama, budaya, nilai-nilai pasien-keluarga
pasien, dan keluarga. (D,W)
W PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal. Proses ini meliputi:
a) intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri;
b) memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga;
c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ;
d) menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan keluarga;
e) mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan;
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.
Elemen Penilaian PAP 7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan pasien dalam tahap
pelayanan pasien dalam tahap terminal, meliputi EP 2, 3, 4, 5, 6.
terminal meliputi butir a) sampai
dengan f) pada maksud dan tujuan.
(R)
2. Staf diedukasi tentang kebutuhan D Bukti materi edukasi kepada staf tentang
unik pasien dalam tahap kebutuhan unik pasien dalam tahap terminal
terminal. (D,W)
W PPA
Staf klinis
3. Pelayanan pasien dalam tahap D Bukti dalam rekam medis tentang hasil
terminal memperhatikan gejala, asesmen pasien tahap terminal
kondisi, dan kebutuhan kesehatan
atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 W PPA
EP Staf klinis
1). (D, W)
4. Pelayanan pasien dalam tahap D Bukti dalam rekam medis tentang upaya mengatasi
terminal memperhatikan upaya rasa nyeri pasien dalam tahap terminal
mengatasi rasa nyeri pasien (lihat
juga HPK 2.2). (D,W) W PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
5. Pelayanan pasien dalam tahap D Bukti dalam rekam medis tentang kebutuhan
terminal memperhatikan biopsiko- sosial, emosional, budaya, dan spiritual
kebutuhan biopsiko- sosial, pasien dalam tahap terminal
emosional, budaya, dan spiritual.
(D,W) W PPA
Pasien/keluarga
6. Pasien dan keluarga dilibatkan D Bukti dalam rekam medis tentang
dalam keputusan asuhan termasuk melibatkan pasien dan keluarga dalam
keputusan do not resuscitate/DNR. keputusan asuhan termasuk keputusan do
(lihat juga HPK 2). (D,W) not resuscitate/DNR
W
PPA
Pasien/keluarga
Standar PAB 1
Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi
kebutuhan pasien, dan pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
Maksud dan Tujuan PAB 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 1 Telusur Skor
1. Rumah Sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan anestesi, sedasi
tentang pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
moderat dan dalam yang
memenuhi standar profesi,
peraturan perundang-undangan
(R)
2. Pelayanan anestesi, sedasi O Lihat proses pelayanan sedasi moderat dan
moderat dan dalam yang adekuat, dalam dan anestesi
reguler dan nyaman, tersedia
untuk memenuhi kebutuhan W Kepala unit terkait
pasien (O,W) Staf anestesi
3. Pelayanan anestesi, sedasi O Lihat sumber daya untuk pelayanan anestesi sedasi
moderat dan dalam (termasuk moderat dan dalam untuk gawat darurat tersedia 24
pelayanan yang diperlukan untuk jam
kegawat daruratan) tersedia 24
jam. (O,W) W Kepala IGD / unit terkait
Staf anestesi
Standar PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan
anestesi, sedasi moderat dan dalam
Maksud dan Tujuan PAB 2 : Lihat SNARS 1
Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam berada dibawah penangg-jawab pelayanan anestesi yang
memenuhi peraturan perundang-undanganan. Tanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
meliputi:
a) mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi
b) melakukan pengawasan administratif
c) menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan
d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
Elemen Penilaian PAB 2 Telusur Skor
1. Ada regulasi RS yangmengatur R Regulasi tentang:
pelayanan anestesi, sedasi 1) Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan
moderat dan dalam seragam di dalam yang seragam dan terintegrasi diseluruh
seluruh RS (lihat PAP 1 EP 1) dan tempat pelayanan di rumah sakit
berada dibawah tanggung jawab 2) Penetapan penanggung jawab pelayanan
seorang dokter anestesi sesuai anestesi, sedasi moderat dan dalam disertai
peraturan perundang-undangan uraiang tugas, tanggung jawab dan
(lihat TKRS 5). (R) wewenang
serta rencana kegiatan
2. Ada bukti penanggung jawab D Bukti pelaksanaan rencana kegiatan penanggung
pelayanan anestesi jawab pelayanan anestesi sesuai uraian tugas,
mengembangkan, melaksanakan, tanggung jawab dan wewenang meliputi elemen a
menjaga regulasi seperti elemen a) sampai dengan d pada maksud dan tujuan (KKS 2.3
sampai dengan d) di maksud dan EP 3)
tujuan. (D,W)
W Penanggung jawab pelayanan anestesi
Staf anestesi
3. Ada bukti penanggung jawab D Bukti penanggung jawab pelayanan anestesi
menjalankan program melaksanakan PMKP pelayanan anestesi dan sedasi
pengendalian mutu. (D,W)
W Penanggung jawab pelayanan anestesi
Staf anestesi
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi pelaksanaan anestesi, sedasi
moderat
dan evaluasi pelaksanaan dan dalam:
pelayanan anestesi, sedasi 1) Form ceklis
Karena itu staf yang bertanggung jawab memberikan sedasi harus kompeten dan berwenang dalam hal:
a) Teknik dan berbagai macam cara sedasi
b) Farmakologi obat sedasi dan penggunaaan zat reversal (antidote-nya)
c) Memonitor pasien dan
d) Bertindak jika ada komplikasi (lihat juga, KKS.10)
Staf lain yang kompeten dapat melakukan pemantauan dibawah supervisi secara terus menerus terhadap
parameter fisiologis pasien dan memberi bantuan dalam hal tindakan resusitasi. Orang yang bertanggung
jawab melakukan pemonitoran, harus kompeten dalam:
e) pemonitoran yang diperlukan
f) bertindak jika ada komplikasi
g) penggunaaan zat reversal (anti-dot)
h) kriteria pemulihan (lihat juga, KKS.3)
Elemen Penilaian PAB 3.1 Telusur Skor
W Dokter anestesi
Pasien/keluarga
2. Hasil asesmen didokumentasikan D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra
dalam rekam medis pasien.(D,W) anestesi dengan konsep IAR oleh dokter
anestesi sesuai PPK
W Dokter anestesi
Pasien/keluarga
Standar PAB 4.1
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan
asesmen pra induksi
Standar PAB 4.1 Telusur Skor
1. Asemen pra induksi dilakukan D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen
untuk setiap pasien sebelum pra induksi dengan konsep IAR oleh dokter
dilakukan induksi. (D,W) anestesi sesuai PPK
W Dokter anestesi
W Dokter anestesi
Standar PAB 5
Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 5 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pelayanan R Regulasi tentang pelayanan anestesi harus
anestesi setiap pasien direncanakan dan didokumentasikan meliputi:
direncanakan dan 1) Teknik anestesi
didokumentasikan (R) Obat anestesi, dosis dan rute
2. Obat-obat anestesi, dosis dan rute D Bukti dalam rekam medis tentang:
serta teknik anestesi 1) Teknik anestesi
didokumentasikan di rekam medis 2) Obat anestesi, dosis dan rute
pasien. (D,W)
W Dokter anestesi
Staf anestesi
3. Dokter spesialis anestesi dan D Bukti dalam rekam medis tercantum dokter spesialis
perawat yang mendampingi / anestesi dan penata anestesi
penata anestesi ditulis dalam form
anestesi (D,W) W Dokter anestesi
Staf anestesi
Standar PAB 5.1
Risiko, manfaat dan alternatif dari tindakan anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang
dapat membuat keputusan mewakili pasien.
Maksud dan Tujuan PAB 5.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5.1 Telusur Skor
1. Pasien dan atau keluarga atau D Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
pihak lain yang berwenang yang keuntungan dan alternatif tindakan anestesi,
memberikan keputusan dijelaskan termasuk konversi dari regional ke general
tentang risiko, keuntungan dan
alternatif tindakan anestesi. (D,W) W Dokter anestesi
Pasien/keluarga
2. Pasien dan atau keluarga atau D Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian
pihak lain yang berwenang diberi analgesi pasca tindakan anestesi sesuai MKE 9
edukasi tentang pemberian EP 4
analgesi pasca tindakan anestesi. W
(D,W) Dokter anestesi
Pasien/keluarga
3. Dokter spesialis anestesi R Regulasi tentang kewajiban dokter anestesi
melaksanakan edukasi dan memberikan edukasi dan mendokumentasikannya
mendokumentasikannya. (R,D)
D Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4
Standar PAB 6
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai
dengan panduan praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
Maksud dan Tujuan PAB 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi jenis dan frekuensi R Regulasi tentang pemantauan selama anestesi
pemantauan selama anestesi dan dan operasi
operasi dilakukan berdasar status
pasien pada pra anestesi, metoda
anestesi yang dipakai, dan
tindakan operasi yang
dilakukan.(R)
2. Pemantauan status fisiologis D Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan
pasien sesuai dengan status fiologis pasien yang sesuai dengan PPK
panduan praktik klinis (D,W)
W Dokter anestesi
W Dokter anestesi
Staf anestesi
Standar PAB 6.1
RS menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca anestesi setiap pasien, dan dicatat dalam rekam medis
pasien. Pasien dipindah dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang, atau berdasarkan
kriteria baku yang ditetapkan.
Maksud dan Tujuan PAB 6.1 : Lihat SNARS 1
Pemonitoran selama periode anestesi menjadi acuan untuk pemonitoran pada periode pasca anestesi.
Pengumpulan data status pasien terus menerus secara sistematik menjadi dasar memindahkan pasien ke
ruangan intensif atau ke unit rawat inap. Catatan pemonitoran menjadi acuan untuk menyudahi pemonitoran di
ruang pemulihan atau sebagai acuan untuk pindah dari ruang pemulihan.
Jika pasien dipindah langsung dari kamar operasi ke ruang intensif, pemonitoran dan pendokumentasian
diperlakukan sama dengan pemonitoran di ruang pulih.
Keluar dari ruang pemulihan pasca anestesi atau menghentikan pemonitoran pada periode pemulihan dilakukan
dengan mengacu ke salah satu alternatif dibawah ini:
a) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh dokter anestesi.
b) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh penata anestesi sesuai kriteria
yang ditetapkan rumah sakit, dan rekam medis pasien membuktikan bahwa kriteria yang dipakai
dipenuhi
c) pasien dipindahkan ke unit yang mampu memberikan asuhan pasca anestesi atau pasca sedasi
pasien tertentu, seperti ICCU atau ICU.
Waktu tiba di ruang pemulihan dan waktu keluar didokumentasikan dalam form anestesi.
Elemen Penilaian PAB 6.1 Telusur Skor
1. Pasien dipindahkan dari ruang R Regulasi tentang pemindahan pasien dari
pemulihan (atau jika pemonitoran ruang pemulihan
pemulihan dihentikan) sesuai
alternatif a) sampai dengan c) di
maksud dan tujuan. (R)
2. Waktu masuk ruang pemulihan D Bukti dalam rekam medis memuat waktu masuk
dan dipindahkan dari ruang ruang pemulihan dan saat dipindahkan
pemulihan dicatat dalam form
anestesi (D,O,W) O Lihat rekam medis
W Dokter anestesi
Staf anestesi
3. Pasien dimonitor dalam masa D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam
pemulihan pasca anestesi sesuai masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK
regulasi RS (D,O,W)
O Lihat rekam medis
W Dokter anestesi
Staf anestesi
4. Hasil pemonitoran dicatat di form D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam
anestesi (D) masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK
W Dokter bedah
3. Hasil asesmen yang D Bukti dalam rekam medis memuat:
digunakan untuk menentukan 1) diagnosis pra operasi
rencana operasi dicatat oleh 2) rencana operasi
dokter penanggung jawab 3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
pelayanan (DPJP) di rekam sebelum operasi dimulai
medis pasien sebelum
operasi dimulai (Lihat W Dokter bedah
juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W)
Standar PAB 7.1
Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang
berwenang yang memberikan keputusan
Maksud dan tujuan PAB 7.1 : Lihat SNARS 1
Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi dalam
keputusan asuhan pasien dan memberikan persetujuan yang dibutuhkan seperti di HPK.5.2. Untuk
memenuhi kebutuhan pasien, penjelasan tsb diberikan secara terintegrasi oleh para profesional pemberi
asuhan (PPA) terkait, dibantu manajer pelayanan pasien (MPP.)
Informasi memuat:
a) Risiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi
c) Kemungkinan komplikasi dan dampak
d) Pilihan operasi atau opsi non operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien
e) Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko dan alternatifnya
didiskusikan. Dokter bedah yang kompeten dan berwenang serta PPA yang terkait memberikan
informasi ini.
Elemen Penilaian PAB 7.1 Telusur Skor
1. Pasien, keluarga dan mereka yang D Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
memutuskan diberi edukasi keuntungan dan alternatif tindakan bedah, termasuk
tentang risiko, manfaat, kemungkinan perluasan operasi
komplikasi, dampak dan alternatif
prosedur/teknik terkait rencana W Dokter bedah
operasi. (D,W) Pasien/keluarga
2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, D Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
manfaat dan alternatif keuntungan dan alternatif penggunaan darah dan
penggunaan darah dan produk produk darah,
darah (D,W)
W Dokter bedah
Pasien/keluarga
W DPJP
Dokter yang menerima delegasi
Perawat
PPA lain
4. Ada bukti pelaksanaan rencana D Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan
asuhan pasca operasi diubah setelah dilakukan asesmen ulang meliputi rencana
berdasar asesmen ulang pasien. asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya
(D,O,W) sesuai kebutuhan kebutuhan pasien
W DPJP
Dokter yang menerima delegasi
Perawat
PPA lain
Standar PAB 7.4
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan implan dan harus
memperhatikan pertimbangan khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.
Maksud dan Tujuan PAB 7.4 : Lihat SNARS 1
Banyak tindakan bedah menggunakan implan prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin.
Tindakan operasi spt ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan
faktor khusus seperti:
a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan
b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar operasi dan
pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi.
c) kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari
pabrik/perusahaan implan untuk mengkalibrasi).
d) proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan
e) proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar/aturan pabrik.
f) pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus.
g) instruksi khusus kepada pasien setelah operasi.
h) kemampuan penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall) alat dengan melakukan
antara lain menempelkan barcode alat di rekam medis
Elemen Penilaian PAB 7.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang meliputi a) R Regulasi tentang penggunaan implan bedah
sampai dengan h) pada berupa hal hal yang meliputi a) sampai dengan h)
maksud dan tujuan. Lihat juga pada maksud dan tujuan, termasuk bila dilakukan
TKRS 7.1 penarikan kembali
EP.1. (R)
2. Ada daftar alat implan yang D Bukti daftar lengkap alat implan yang digunakan di
digunakan di RS. (D,W) Rumah Sakit
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien
Maksud dan Tujuan PKPO 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi organisasi yang R Pedoman pengorganisasian pelayanan
mengelola pelayanan kefarmasian kefarmasian dan penggunaan obat rumah sakit
dan penggunaan obat yang
menyeluruh atau mengarahkan
semua tahapan pelayanan
obataman sesuai peraturan
2. Ada bukti seluruh apoteker D 1) Bukti izin (STRA dan SIPA) semua apoteker
memiliki ijin dan melakukan 2) Bukti form ceklis
supervisi sesuai dengan 3) Bukti laporan pelaksanaan supervisi
penugasannya (D,W)
W Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan sekurang- D Bukti pelaksanaan tentang kajian
kurangnya satu kajian pelayanan pelayanan kefarmasian minimal setahun
kefarmasian dan penggunaan sekali
obat yang didokumentasikan W
selama 12 bulan terakhir. (D,W) Kepala Instalasi Farmasi
4. Ada bukti sumber informasi obat D Bukti tersedianya sumber informasi obat
yang tepat, terkini, dan selalu (formularium,ISO /MIMS) yang terkini ada
tersedia bagi semua yang terlibat disemua unit layanan yang terlibat dalam
dalam penggunaan obat. (D,O,W) penggunaan obat
W Kepala Pengadaan
Kepala instalasi Farmasi
Staf Farmasi
3. Ada bukti pengadaan obat D Bukti tentang pengadaan obat berdasarkan
berdasar atas kontrak (lihat juga kontrak
TKRS 7). (D)
W DPJP
Staf instalasi farmasi
3. Ada bukti bahwa staf memahami D 1) Formulir konfirmasi obat kosong
dan mematuhi regulasi tersebut. 2) Bukti catatan/laporan kekosongan
(D, W)
O obat Lihat instalasi farmasi dan instalasi
W gudang
3. Ada bukti penyimpanan obat dan O Lihat tempat penyimpanan obat dan bahan
bahan radioaktif yang baik, benar, radio aktif
dan aman sesuai dengan
regulasi. (O,W) W Staf radiologi
Staf Terkait
4. Ada bukti penyimpanan obat yang O Lihat tempat penyimpanan obat yang dibawa
dibawa pasien sebelum rawat pasien
inap yang baik, benar, dan aman W
sesuai dengan regulasi. (O,W) Apoteker
Perawat
Staf Farmasi
5. Ada bukti penyimpanan obat O Lihat tempat penyimpanan obat
program atau bantuan program/bantuan pemerintah
pemerintah/pihak lain yang baik,
benar, dan aman sesuai dengan W Kepala Instalasi Farmasi
regulasi. (O,W) Apoteker
Staf Farmasi
6. Ada bukti penyimpanan obat yang O Lihat tempat penyimpanan obat yang
digunakan untuk penelitian yang digunakan untuk penelitian
baik, benar, dan aman sesuai
dengan regulasi. (O,W) W Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
Staf Farmasi
Standar PKPO 3.4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di dalam maupun di luar
unit farmasi tersedia, tersimpan aman, dan dimonitor.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi pengelolaan obat R Regulasi tentang pengelolaan obat emergensi
emergensi yang tersedia di unit- di unit-unit layanan
unit layanan agar dapat segera
dipakai untuk memenuhi
kebutuhan darurat serta upaya
pemeliharaan dan pengamanan
dari kemungkinan pencurian dan
kehilangan. (R)
W Perawat
Apoteker
W Perawat
Apoteker
Standar PKPO 3.5
Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa.
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan identifikasi dalam proses penarikan kembali (recall) oleh
Pemerintah, pabrik, atau pemasok.
Rumah sakit juga harus menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis yang tidak
layak pakai karena rusak, mutu substandard, atau kadaluwarsa tidak digunakan serta dimusnahkan.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.5
Elemen Penilaian PKPO 3.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi penarikan kembali R Regulasi tentang penarikan kembali dan
(recall) dan pemusnahan sediaan pemusnahan sediaan farmasi
farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang
tidak layak pakai karena rusak,
mutu substandar, atau
kadaluwarsa. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan penarikan D Bukti pelaksanaan penarikan obat rusak,
kembali (recall) sesuai dengan kadaluwarsa, ditarik oleh pemerintah, termasuk
regulasi yang ditetapkan. (D,W) sisa narkotika psikotropika yang rusak
W Staf Medis
Perawat
Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan apoteker D Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh
melakukan rekonsiliasi obat apoteker.
pada saat pasien masuk, pindah W Apoteker
unit pelayanan, dan sebelum Staf farmasi
pulang. (D,W) DPJP
4. Rekam medis memuat riwayat D Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam
penggunaan obat pasien. (D,O) rekam medis
Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep atau permintaan obat dan instruksi
pengobatan sesuai dengan kriteria butir 1 sampai dengan 4 di atas.
Elemen Penilaian PKPO 4.1 Telusur Skor
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi,
yaitu:
1) identitas pasien;
2) ketepatan obat;
3) dosis;
4) rute pemberian; dan
5) waktu pemberian.
Elemen Penilaian PKPO 5.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi penetapan sistem R Regulasi tentang keseragaman
yang seragam untuk penyiapan sistem penyiapan dan penyerahan
dan penyerahan obat. (R) obat di RS
2. Ada bukti pelaksanaan proses D Bukti pelaksanaan pengkajian resep meliputi
pengkajian resep yang meliputi a s/d g oleh apoteker
butir a) sampai dengan g) pada
maksud dan tujuan. (D,W) W Apoteker
W Perawat
Apoteker
TTK/asisten apoteker
PEMBERIAN (ADMINISTRATION) OBAT
Standar PKPO 6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan obat.
Maksud dan Tujuan PKPO 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 6 Telusur Skor
W Perawat
W Apoteker
3. Ada bukti pemantauan efek D Bukti monitoring efek samping obat dan
samping obat dan pelaporannya laporannya ke komite/tim farmasi dan terapi
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D,W) W Apoteker
Komite/tim farmasi dan terapi
Standar PKPO 7.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta tindakan terhadap kesalahan
penggunaan obat (medication error) serta upaya menurunkan angkanya.
Maksud dan Tujuan PKPO 7.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 7.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi medication safety R Regulasi tentang medication safety
yang bertujuan mengarahkan
penggunaan obat yang aman
dan meminimalisasi
kemungkinan terjadi kesalahan
penggunaan obat sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan rumah D Bukti pelaksanaan pengumpulan
sakit mengumpulkan dan dan monitoring seluruh angka
memonitor seluruh angka kesalahan penggunaan obat
kesalahan penggunaan obat W
termasuk kejadian tidak Kepala Instalasi Farmasi
diharapkan, kejadian sentinel, Perawat
kejadian nyaris cedera, dan Apoteker
kejadian tidak cedera. (D,W)
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di
rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah
Maksud dan tujuan MKE 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi tentang R Pedoman komunikasi efektif
pedoman komunikasi efektif yang
meliputi komunikasi dengan
masyarakat, dengan pasien dan
keluarga, serta antar staf klinis. (R)
2. Terdapat bukti pelaksanaan D 1) Bukti pertemuan dengan masyarakat untuk
komunikasi efektif antara menyampaikan Informasi pelayanan RS (jenis
rumah sakit dengan pelayanan, waktu pelayanan, proses
masyarakat. (D, W) (Lihat juga mendapatkan pelayanan)
TKRS.3.2) 2) Bukti media informasi :
Website, leaflet, brosur, bulletin dll
W Staf klinis
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi
yang dilayani rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MKE 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1.1 Telusur Skor
1. Ada demografi populasi sebagai D Bukti data demografi digunakan untuk membuat
dasar strategi komunikasi strategi komunikasi dengan populasi
dengan komunitas dan populasi
yang W Staf PKRS/staf SIM RS
dilayani rumah sakit (D,W).
2. Demografi sekurang-kurangnya D Bukti data demografi populasi terkini
dapat menggambarkan usia,
etnis, agama, tingkat pendidikan, W Staf PKRS/staf SIM RS
termasuk buta huruf, bahasa
yang digunakan termasuk
adanya hambatan dalam
berkomunikasi. (D,W)
Staf RS
W
Peragaan pelaksanaan code blue, code red dan
S code black
Standar MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift
atau antar shift.
Maksud dan Tujuan MKE 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 5 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi tentang tata cara R Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat juga
berkomunikasi (R) MKE 1 EP 1) berisi juga tatacara komunikasi
antar staf klinis pada saat bekerja shift dan antar
shift yang meliputi informasi tentang:
1) status kesehatan termasuk CPPT
2) ringkasan pulang pasien rawat jalan dan ranap
3) informasi klinis saat transfer dan dirujuk
4) serah terima/operan
2. Informasi kondisi pasien antar staf D Bukti catatan tentang kondisi pasien dalam RM
klinis termasuk PPA berdasarkan pasien termasuk CPPT
pada proses yang sedang berjalan
atau pada saat penting tertentu O RM pasien termasuk form CPPT
dalam proses asuhan ditulis dalam
rekam medis. (D,O)
3. Setiap pasien setelah rawat inap D Bukti tentang ringkasan pulang pasien rawat inap
dibuat ringkasan pulang. (D,W)
(lihat juga MIRM.15) W Staf klinis
4. Setiap pasien rawat jalan dengan D Bukti tentang profil ringkas medis rawat jalan
diagnosis kompleks dibuat profil (Profil RMRJ)
ringkas medis rawat jalan. (D,O,W)
(lihat juga ARK.4.3) O Lihat RM pasien rawat jalan
W Staf klinis
O Lihat RM pasien
3. Hasil asesmen digunakan untuk D Bukti perencanaan edukasi sesuai hasil asesmen 10
membuat perencanaan kebutuhan 5
edukasi (D,O) O Lihat RM pasien 0
TL
TS TT
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien
Maksud dan Tujuan MKE 9: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 9 Telusur Skor
1. Ada bukti pasien dijelaskan D Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 115
tentang hasil asesmen, asesmen, diagnosa dan rencana asuhan (form
diagnosis dan rencana asuhan pemberian edukasi yang telah diisi DPJP, PPJA)
yang akan diberikan. (D,O) dalam RM pasien
(Lihat juga HPK.2.1)
O Lihat RM pasien
2. Ada bukti pasien dijelaskan D Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang
tentang hasil asuhan dan hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil
pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak diharapkan (form pemberian
asuhan dan pengobatan yang edukasi yang telah diisi DPJP) dalam RM
tidak diharapkan. (D,W) (Lihat pasien
juga W
PAP.2.4 dan HPK 2.1) DPJP
3. Ada bukti edukasi asuhan lanjutan D 1) Bukti pelaksanaan pemberian edukasi oleh
di rumah. (D,W) DPJP, PPJA, MPP tentang asuhan lanjutan
di rumah
2) Bukti form pemberian edukasi yang telah
diisi DPJP dan PPJA) dalam RM pasien
W DPJP
PPJA
MPP
4. Bila dilakukan tindakan medik yang D Bukti Informed consent berisi materi edukasi
memerlukan persetujuan tindakan tentang risiko dan komplikasi
kedokteran (informed consent),
pasien dan keluarga belajar W DPJP
tentang risiko dan komplikasi yang Pasien/keluarga
dapat terjadi untuk dapat
memberikan persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan D Bukti materi edukasi tentang hak, kewajiban dan
edukasi tentang hak dan tanggung tanggungjawab pasien untuk berpartisipasi dalam
jawab mereka untuk berpartisipasi proses asuhan
pada proses asuhan (D,W) (lihat
juga HPK.2.2) W PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat
yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan,
pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
Maksud dan Tujuan MKE 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor
1. Pemberian edukasi kepada pasien D Bukti materi edukasi tentang:
dan keluarga terkait dengan 1) penggunaan obat-obatan secara efektif
asuhan yang diberikan meliputi dan aman
penggunaan obat-obatan secara 2) potensi efek samping obat
efektif dan aman, potensi efek 3) potensi interaksi obat antar obat
samping obat, potensi interaksi konvensional, obat bebas, serta suplemen
obat antar obat konvensional , atau makanan
obat bebas, suplemen atau (regulasi lihat MKE 1 EP 1)
makanan (D,W) W
Apoteker
Pasien/keluarga
2. Pemberian edukasi kepada pasien D Bukti materi edukasi tentang keamanan dan
dan keluarga terkait dengan efektivitas penggunaan peralatan medis
asuhan yang diberikan meliputi
keamanan dan efektivitas W DPJP/PPA lainnya
penggunaan peralatan medis Pasien/keluarga
(D,W)
3. Pemberian edukasi kepada pasien D Bukti materi edukasi tentang diet dan nutrisi yang
dan keluarga terkait dengan memadai.
asuhan yang diberikan meliputi
diet dan nutrisi yang memadai W DPJP/Dietisien/PPA lainnya
(D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7) Pasien/keluarga
Standar MKE 12
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan
berkelanjutan.
Maksud dan Tujuan MKE 12 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 12 Telusur Skor
1. Rumah sakit mengidentifikasi D Bukti daftar faskes dan praktik mandiri yang ada di
sumber–sumber yang ada di domisili pasien
komunitas untuk mendukung
promosi kesehatan berkelanjutan
dan edukasi untuk menunjang
asuhan pasien yang berkelanjutan
(D)
2. Pasien dan keluarga dirujuk agar D Bukti pelaksanaan rujukan untuk pemberian
mendapatkan edukasi dan edukasi lanjutan
pelatihan yang diperlukan untuk
menunjang asuhan pasien W PPA
berkelanjutan, agar mencapai MPP
hasil asuhan yang optimal setelah
meninggalkan rumah sakit (D,W)
3. Individu didalam komite/tim PMKP D Bukti sertifikat pelatihan komite/ tim PMKP dan
atau bentuk organisasi lainnya dan penanggungjawab data
penanggung jawab data telah
dilatih dan kompeten. (D) W Komite/Tim PMKP
Penanggung jawab data
4. Komite/tim PMKP atau bentuk org. D Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PMKP
lainnya telah melaksanakan
kegiatannya. (D,W) W Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 2
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan
ilmu pengetahuan dan informasi terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
Maksud dan Tujuan PMKP 2 : Lihat SNARS 1
Secara rinci referensi dan informasi terkini yang diperlukan rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien meliputi:
a) literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuhan pasien terkini,
misalnya pedoman nasional pelayanan kedokteran dan international clinical guidelines
b) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung penelitian (khusus
untuk rumah sakit pendidikan);
c) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya
manajemen yang baik;
d) informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di tingkat nasional
W Pimpinan di RS
Komite/Tim PMKP
Komite medis
Komite keperawatan
Diklat
3. Semua individu yang terlibat di D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP
dalam pengumpulan, analisa dan oleh narasumber yang kompeten
validasi data telah mengikuti 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP
pelatihan PMKP khususnya penanggung jawab data unit kerja
tentang sistem manajemen data
(D,W) W Komite/Tim PMKP
Staf unit
Penanggung jawab data unit kerja
PROSES PEMILIHAN, PENGUMPULAN, ANALISIS DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU
Standar PMKP 4
Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis
yang akan dievaluasi serta melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah
sakit.
Maksud dan Tujuan PMKP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 4 Telusur Skor
1. Komite/tim peningkatan mutu dan D Bukti rapat tentang koordinasi membahas
keselamatan pasien atau bentuk pemilihan dan penetapan prioritas program PMKP
organisasi lainnya memfasilitasi yang dihadiri oleh Direktur RS, para pimpinan RS
pemilihan prioritas pengukuran dan Komite/Tim PMKP
pelayanan klinis yang akan
dievaluasi (D,W) W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PMKP
2. Komite/tim peningkatan mutu dan D Bukti rapat tentang koordinasi komite/tim PMKP
keselamatan pasien atau bentuk dengan para kepala unit pelayanan dalam
organisasi lainnya melakukan pengukuran mutu di unit pelayanan dan
koordinasi dan integrasi kegiatan pelaporannya
pengukuran mutu di unit
pelayanan dan pelaporannya. W Komite/Tim PMKP
(D,W) Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
3. Komite/tim peningkatan mutu dan D 1) Bukti form supervisi
keselamatan pasien atau bentuk 2) Bukti pelaksanaan tentang supervisi
organisasi lainnya melaksanakan dalam bentuk ceklis dan hasil terhadap
supervisi terhadap progres progres pengumpulan data oleh
pengumpulan data sesuai yang Komite/tim PMKP
direncanakan. (D,W) W
Komite/Tim PMKP
Penanggung jawab data unit kerja
Standar PMKP 5
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan
indikator-indikator
6. Hasil analisis data telah D 1) Bukti laporan hasil analisis data disampaikan
disampaikan kepada Direktur, para kepada Direktur, kepala bidang dan kepala
kepala bidang/divisi dan kepala unit
unit untuk ditindaklanjuti. (D,W) 2) Bukti laporan hasil analisis data
3) Bukti tindak lanjut/rencana perbaikan
W
Direktur/kepala bidang/divisi
Kepala unit
Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 7.2
Program PMKP prioritas di rumah sakit telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningkatan mutu
dan efisiensi biaya pertahun
Maksud dan Tujuan PMKP 7.2 : Lihat SNARS 1
Direktur rumah sakit mengukur keberhasilan program PMKP prioritas melalui:
a) Pengukuran capaian-capaian indikator area klinik dan area manajemen
b) Pengukuran kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien
c) Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi variasi dalam pemberian
pelayanan Pengukuran penggunaan sumber daya termasuk biaya yang dipergunakan untuk perbaikan
di program
prioritas rumah sakit tersebut.
Elemen Penilaian PMKP 7.2 Telusur Skor
2. Ada bukti unit kerja telah D Bukti tentang laporan insiden keselamatan pasien T
melaporkan insiden keselamatan paling lambat 2x24 jam L
pasien (D,W) T
W Kepala unit kerja S
Komite/Tim PMKP T
T
3. Rumah sakit mengintegrasikan D Bukti pelaksanaan tentang integrasi laporan dan T
pelaporan kejadian dan analisa data laporan insiden dengan PMKP dan L
pengukuran mutu agar solusi dan perbaikannya T
perbaikan yang dilakukan W S
terintegrasi. (D,W) Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/Komite PPI/K3RS T
T
4. Ada bukti RS telah melaporkan D 1) Bukti tentang laporan dan tindak lanjut insiden T
insiden keselamatan pasien setiap keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada L
6 bulan kepada representasi representasi pemilik T
pemilik dan bila ada kejadian 2) Bukti laporan kejadian sentinel kepada S
sentinel telah dilaporkan di setiap representasi pemilik paling lambat 2x24 jam T
kejadian. (D,W) (Lihat juga TKRS 3) Bukti laporan kejadian sentinel kepada KARS T
4.1) paling lambat 2x24 jam
W Representasi pemilik
Direktur
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
5. Ada bukti RS telah melaporkan D Bukti laporan insiden keselamatan pasien T
insiden IKP kpd Komite Nasional khususnya sentinel kepada Komite Nasional L
Keselamatan Pasien sesuai Keselamatan Pasien paling lambat 2x24 jam T
peraturan perundang-undangan. S
(D, W) W Direktur T
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS T
Standar PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, melaporkan dan melakukan analisis akar
masalah (root cause analysis)
Maksud dan Tujuan PMKP 9.1 : Lihat SNARS 1
Setiap RS menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 127
a) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya:
kematian yg tidak berhubungan dng perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh,
kematian setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru paru)
kematian bayi aterm
bunuh diri
b) kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien
c) operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien
d) terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah atau
transplantasi organ atau jaringan
e) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orang tuanya
f) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau kehilangan
fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter,
mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika berada dalam
lingkungan rumah sakit (lihat juga KKS 8.2)
Elemen Penilaian PMKP 9.1 Telusur Skor
1. Pimpinan rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang jenis kejadian sentinel
regulasi tentang jenis kejadian dalam sistem pelaporan insiden keselamatan
sentinel sekurang - kurangnya, pasien internal dan eksternal
seperti diuraikan pada a) sampai f)
di Maksud dan Tujuan (lihat juga
PMKP 9 EP1) (R)
2. Rumah sakit telah melakukan D Bukti pelaksanaan RCA/AAM tidak melewati
RCA/AAM setiap ada kejadian 45 hari dari waktu terjadinya kejadian
sentinel di RS dan tidak melewati
waktu 45 hari terhitung sejak W Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
terjadi kejadian atau sejak diberi
tahu ttg adanya kejadian. (D,W)
3. Ada bukti rencana tindak lanjut D Bukti rencana tindaklanjut RCA/AAMyang telah
dan pelaksanaan langkah-langkah dilaksanakan
sesuai hasil AAM/RCA. (D,O,W)
O Lihat pelaksanaan dari rencana tindak lanjut
Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat
terjadi pada pasien, antara lain meliputi:
manajemen pengobatan ;
risiko jatuh;
pengendalian infeksi;
gizi;
risiko peralatan; dan
risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung.
Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada:
a) pasien;
b) staf medis;
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PMKP
Penanggungjawab data unit
Komite medis
W Komite/Tim PPI
Kepala unit/Kepala ruangan
3. Rumah sakit mempunyai sistem D Bukti data dan analisis angka infeksi yang
informasi untuk mendukung dihasilkan dari SIM-RS sesuai dengan MIRM 1
program PPI, khususnya terkait
dengan data dan analisis angka O Lihat SIM-RS, software dan hardware
infeksi. (D,O,W)
W Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Staf SIM-RS
4. Rumah sakit menyediakan sumber D Bukti tersedia sumber informasi dan referensi
informasi dan referensi terkini terkini
yang dapat diperoleh dari a)
Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi keperawatan
S
Kepala unit pelayanan/Kepala ruang
W Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
PERALATAN MEDIS DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
Standar PPI 7
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta
menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Maksud dan tujuan PPI 7 dan PPI 7.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit juga melakukan asesmen risiko terhadap kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus
mengikuti prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta melaksanakan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi, namun tidak terbatas pada
a) sterilisasi alat;
b) pengelolaan linen/londri;
c) pengelolaan sampah;
d) penyediaan makanan;
e) kamar jenazah.
Elemen Penilaian PPI 7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan risiko R Regulasi tentang penetapan risiko infeksi
infeksi pada prosedur dan proses pada prosedur dan proses asuhan invasif
asuhan invasif yang berisiko (ICRA) seperti antara lain pencampuran obat
infeksi suntik,
serta strategi untuk menurunkan pemberian suntikan, terapi cairan, punksi
W Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit sterilisasi
3. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
untuk menurunkan risiko infeksi pengelolaan linen/londri
pada kegiatan pengelolaan 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
linen/londri. (D,W) kelola risiko infeksi)
W Komite/Tim PPI
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 139
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit linen/londri
4. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
untuk menurunkan risiko infeksi pengelolaan sampah
pada kegiatan pengelolaan 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
sampah. (D,W) kelola risiko infeksi)
W Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
IPSRS
5. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
untuk menurunkan risiko infeksi penyediaan makanan
pada kegiatan penyediaan 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
makanan. (D,W) W kelola risiko infeksi)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala gizi
6. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
untuk menurunkan risiko infeksi di kamar jenazah
kamar jenazah. (D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)
W Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
Kepala bidang/divisi
Kepala kamar jenazah
Standar PPI 7.2
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan dengan
baik serta mengelola dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.2 dan PPI 7.2.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan standar profesional, termasuk penetapan meliputi
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol
yang jelas;
e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis;
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.
Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi
dan juga terdapat risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya.
Elemen Penilaian PPI 7.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan sterilisasi, termasuk
tentang pelayanan sterilisasi desinfeksi di RS
sesuai dengan peraturan
perundang-
undangan. (R)
2. Ada bukti alur dekontaminasi, D 1) Bukti alur/Denah ruang CSSD/Unit sterilisasi
precleaning, cleaning, desinfeksi, 2) Bukti daftar inventaris alat di unit sterilisasi
dan sterilisasi peralatan medis di
W Kepala/staf sterilisasi
IPCN
3. Rumah sakit mengoordinasikan D Bukti rapat tentang koordinasi pelayanan
pelayanan sterilisasi dan disinfeksi sterilisasi dan disinfeksi diluar unit sterilisasi
di luar pusat sterilisasi. (D,O,W)
O Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di
luar unit sterilisasi, yang dilaksanakan seragam
W IPCN
Kepala/staf sterilisasi
Unit terkait
4. Rumah sakit menjamin proses D Bukti supervisi sterilisasi:
sterilisasi dan disinfeksi di luar 1) Bukti form ceklis
pusat sterilisasi seragam. (D,O,W) 2) Bukti pelaksanaan supervisi
W IPCN
Kepala/staf sterilisasi
Unit terkait
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis pakai
(supplies) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang peralatan sekali-pakai apabila diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian PPI 7.2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang penetapan R Regulasi tentang penetapan batas kadaluarsa T
batas kadaluarsa bahan medis bahan medis habis pakai, termasuk penetapan L
habis pakai dan yang akan perbekalan farmasi/peralatan single use yang
digunakan kembali (reuse) dilakukan re-use T
meliputi butir a) sampai dengan g) T
pada maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti monitoring, evaluasi, D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi antara T
dan tindak lanjut pelaksanaan lain berdasarkan hasil kultur dan tindak lanjut L
penggunaan kembali (reuse) pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) T
bahan medis habis pakai sesuai bahan medis habis pakai S
butir a) sampai dengan g) pada T
maksud dan tujuan. (D,O,W) O Lihat pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) T
bahan medis habis pakai
W IPCN
Kepala/staf unit pelayanan
Standar PPI 7.3
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan PPI 7.3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 7.3 Telusur Skor
1. Ada unit kerja atau R Regulasi tentang unit kerja linen/londri atau T
penanggungjawab pengelola penanggung jawab bila dilakukan dengan L
linen/londri yang kontrak (outsourcing)
menyelenggarakan T
penatalaksanaan sesuai dengan T
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Bangunan, alur, dan fasilitas londri O Lihat ruang, alur, dan fasilitas londri T
sesuai dengan peraturan L
perundang-undangan. (O,W) W IPCN T
S
T
T
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 141
Kepala/staf londri
W IPCN
Kepala/staf linen/londri
Petugas linen ruangan
3. Petugas pada unit londri O Lihat penerapan penggunaan APD
menggunakan alat pelindung diri Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola
(APD) sesuai dengan ketentuan. linen/londri di luar RS
(O,W)
W Kepala/staf linen/londri
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi:
dan monitoring oleh IPCN 1) Bukti form ceklis
terhadap pengelolaan linen/londri 2) Bukti pelaksanaan supervisi
sesuai dengan prinsip PPI
termasuk bila dilaksanakan oleh O Lihat hasil supervisi pengelolaan linen/londri
pihak luar rumah sakit. (D,O,W) sesuai dengan prinsip PPI
W IPCN
Kepala/staf linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi
melalui kegiatan sebagai berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
Elemen Penilaian PPI 7.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengelolaan R Regulasi tentang pengelolaan limbah RS
limbah rumah sakit untuk
meminimalkan risiko infeksi yang
meliputi butir a) sampai dengan e)
pada maksud dan tujuan. (R)
2. Pengelolaan limbah cairan tubuh D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
infeksius sesuai dengan regulasi tindak lanjutnya
dan dilaksanakan monitoring, O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
W IPCN
Kepala/staf unit/kepala ruangan
Kepala/staf radiologi
Kepala/staf laboratorium
6. Ada bukti penanganan (handling) O Lihat penanganan /handling pembuangan darah
serta pembuangan darah dan dan komponen darah
komponen darah sudah dikelola
sesuai dengan peraturan W Kepala/staf kamar operasi
perundang-undangan. (O,W) Kepala/staf BDRS
Kepala/staf kamar bersalin
Kepala/staf laboratorium
7. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi:
dan monitoring terhadap kegiatan 1) Bukti form ceklis
butir a) sampai dengan e) pada 2) Bukti pelaksanaan supervisi
maksud dan tujuan. (D,O,W)
O Lihat lokasi pengelolaan limbah
RS
W
IPCN
Kepala/staf kamar operasi
Kepala/staf BDRS
Kepala/staf kamar bersalin
Kepala/staf laboratorium
Kepala/staf kamar
jenazah Staf terkait
8. Bila pengelolaan limbah D 1) Bukti kerjasama antara RS dengan pihak
dilaksanakan oleh pihak luar luar RS yang memiliki izin dan sertifikasi
W IPCN
Kepala/staf kamar jenazah
2. Ada bukti kegiatan kamar mayat O Lihat proses pengelolaan pemulasaran jenazah
dan kamar bedah mayat sudah dan bedah mayat
dikelola sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (O,W) W IPCN
Kepala/staf kamar jenazah
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi:
dan kepatuhan prinsip-prinsip PPI 1) Bukti form ceklis
sesuai dengan peraturan 2) Bukti pelaksanaan supervisi
perundang-undangan. (D,W)
W IPCN
Kepala/staf kamar jenazah
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
Maksud dan Tujuan PPI 7.5 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup
a) semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah secara tepat,
pembuangan wadah, dan surveilans proses pembuangan (lihat juga ARK 6);
b) laporan tertusuk jarum dan benda tajam.
Elemen Penilaian PPI 7.5 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pengelolaan benda tajam dan
tentang pengelolaan benda tajam jarum
dan jarum untuk menurunkan
cedera serta mengurangi risiko
infeksi yang meliputi butir a) dan
b) yang ada pada maksud dan
tujuan. (R)
2. Benda tajam dan jarum sudah O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
dikumpulkan, disimpan di dalam benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI
wadah yang tidak tembus, tidak
bocor, berwarna kuning, diberi W IPCN
label infeksius, dan IPCLN
dipergunakan hanya sekali pakai Kepala/staf unit pelayanan
sesuai dengan peraturan Petugas cleaning service
perundang- undangan.
(O,W)
3. Pengelolaan benda tajam dan O Lihat tempat pengelolaan benda
jarum dilaksanakan sesuai tajam/incinerator/TPS B3
dengan regulasi. (O,W)
W IPCN
W IPCN
IPSRS
5. Ada bukti data dokumen limbah D Bukti data dokumen limbah benda tajam dan
benda tajam dan jarum. (lihat juga jarum yang dikelola
di PPI 7.2). (D,W)
W IPCN
IPSRS
Penanggung jawab kesling
Penanggung jawab cleaning service
6. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi
dan monitoring oleh IPCN 1) Bukti form ceklis
terhadap pengelolaan benda 2) Bukti pelaksanaan supervisi
tajam dan jarum sesuai dengan
prinsip PPI, termasuk bila O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
dilaksanakan oleh pihak luar benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI
rumah sakit. (D,O,W)
W IPCN
IPSRS
Penanggung jawab kesling
Penanggung jawab cleaning service
Kepala unit/Kepala ruangan
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan
makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan,
alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila
makanan diambil dari sumber lain di luar rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 7.6 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi penetapan tentang
tentang pelayanan makanan di pelayanan makanan di RS
rumah sakit yang meliputi butir a)
dan b) pada maksud dan tujuan.
(R )
2. Ada bukti pelaksanaan O Lihat pelaksanaan pengelolaan makanan
penyimpanan bahan makanan,
pengolahan, pembagian/ W Kepala/staf gizi
pemorsian, dan distribusi
makanan
sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan O Lihat pelaksanaan penyimpanan
penyimpanan makanan, bahan bahan makanan dan produk nutrisi
makanan dan produk nutrisi
dengan memperhatikan W Kepala/staf gizi
kesehatan lingkungan meliputi
sanitasi, suhu, pencahayaan,
W Komite/Tim PPI
Kepala/staf gizi
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan
teknis (mechanical dan enginering controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta
renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
Elemen Penilaian PPI 7.7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang pengendalian/pemeriksaan
regulasi pengendalian mekanis mekanis dan teknis
dan teknis (mechanical dan
engineering
control) minimal untuk fasilitas
yang tercantum pada butir a)
sampai dengan e) yang ada
pada
maksud dan tujuan. (R)
2. Fasilitas yang tercantum pada butir D Bukti pelaksanaan pengendalian mekanis dan
a) sampai dengan e) sudah teknis sudah dilakukan
dilakukan pengendalian
mekanis dan teknis (mechanical O Lihat ruangan tekanan positif, biological safety
dan engineering control). (D, O, cabinet; laminary airflow hood; termostat di
W) lemari pendingin; pemanas air untuk sterilisasi
piring dan alat dapur
W IPSRS
Kepala/staf unit terkait
Standar PPI 7.7.1
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi
gedung.
Elemen Penilaian PPI 7.7.1 Telusur Skor
5. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang penilaian risiko pengendalian
tentang penilaian risiko infeksi (infection control risk assessment/ICRA)
pengendalian infeksi (infection bila ada renovasi, kontruksi dan demolisi
control risk assessment/ICRA) bila
ada renovasi, kontruksi dan
demolisi yang minimal meliputi
butir 1) sampai dengan 6) yang
ada
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 145
pada maksud dan tujuan. (R)
W Komite/Tim PPI
IPCN
Bagian Umum
TRANSMISI INFEKSI
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang
mengalami imunitas rendah (immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 8 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang penempatan pasien dengan
penempatan pasien dengan penyakit menular dan pasien yang mengalami
penyakit menular dan pasien yang immunitas rendah
mengalami imunitas rendah
(immunocompromised). (R)
2. Rumah sakit menyediakan ruangan O Lihat ruang isolasi untuk pasien dengan
untuk pasien yang mengalami immunocompromised
imunitas rendah
(immunocompromised) sesuai W IPCN
dengan peraturan perundang- IPCLN
undangan. (O,W) Kepala/staf unit pelayanan
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi:
dan monitoring oleh IPCN 1) Bukti form ceklis
terhadap penempatan pasien 2) Bukti pelaksanaan supervisi
dengan immunocompromised). (D)
Standar PPI 8.1
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases di
dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 8.1 Telusur Skor
1. Penempatan dan transfer pasien O Lihat penempatan pasien airborne diseases,
airborne diseases sesuai termasuk di ruang gawat darurat dan ruang
dengan peraturan perundang- lainnya dan transfer pasien (Lihat PPI 8 EP1)
undangan termasuk di ruang
gawat darurat dan ruang W Kepala/staf IGD
lainnya. (O,W) Kepala/staf rawat jalan
Kepala/staf rawat inap
IPCN
IPCLN
2. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi:
dan monitoring oleh IPCN 1) Bukti form ceklis
terhadap penempatan dan proses 2) Bukti pelaksanaan supervisi
transfer pasien airborne diseases
sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W) O Lihat penempatan dan transfer pasien airborne
diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan
ruang lainnya
W Kepala/staf IGD
Kepala/staf rawat jalan
Kepala/staf rawat inap
IPCN
IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti supervisi:
ruang tekanan negatif dan 1) Bukti form ceklis
penempatan pasien secara rutin. 2) Bukti pelaksanaan supervisi
(D,O,W)
W Kepala/staf IGD
Kepala/staf rawat jalan
Kepala/staf rawat inap
IPCN
IPCLN
4. Ada bukti dilakukan edukasi D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang
kepada staf tentang pengelolaan pengelolaan pasien infeksius jika terjadi
pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit
lonjakan pasien masuk dengan menular
penyakit menular atau rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan W Kepala/staf IGD
tekanan negatif (ventilasi alamiah Kepala/staf rawat jalan
dan mekanik). (D,W) Kepala/staf rawat inap
IPCN
IPCLN
5. Rumah sakit mempunyai jejaring D Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan
rujukan dengan rumah sakit
lainnya W Kepala/staf IGD
Kepala/staf rawat inap
Standar PPI 8.2
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien infeksi "air borne" dalam waktu singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
Elemen Penilaian PPI 8.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang penempatan pasien infeksi
penempatan pasien infeksi “air “air borne” dalam waktu singkat jika rumah
borne” dalam waktu singkat jika sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan
rumah sakit tidak mempunyai negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
kamar dengan tekanan negatif (Lihat PPI 8 EP1 dan PPI 8.1 EP 1)
(ventilasi alamiah dan mekanik).
(R)
2. Penempatan pasien infeksi “air O Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring
borne” dalam waktu singkat jika secara rutin
rumah sakit tidak mempunyai
kamar dengan tekanan negatif W Kepala/staf IGD
sesuai dengan peraturan Kepala/staf rawat inap
perundang-undangan termasuk di IPCN
ruang gawat darurat dan ruang IPCLN
lainnya. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi D Bukti supervisi:
dan monitoring oleh IPCN 1) Bukti form ceklis
terhadap penempatan pasien 2) Bukti pelaksanaan supervisi
infeksi air borne dalam waktu
singkat jika rumah sakit tidak O Lihat penempatan pasien infeksi air borne
mempunyai kamar dengan
tekanan negatif sesuai dengan W Kepala/staf IGD
prinsip PPI. (D,O,W) Kepala/staf rawat inap
IPCN
IPCLN
4. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti supervisi:
ruang tekanan negatif dan 1) Bukti form ceklis
penempatan pasien secara rutin. 2) Bukti pelaksanaan supervisi
(D,O,W)
O Lihat hasil monitoring
Lihat kesesuaian penempatan pasien
W Direktur RS
Para Pemimpin RS
4. Direktur Rumah Sakit telah D 1) Bukti kumpulan notulen rapat di RS
mengatur operasional rumah yang pimpinan rapatnya oleh Direktur
sakit setiap hari, termasuk RS
semua tanggung jawab yang 2) Bukti kumpulan surat disposisi
dijelaskan dalam uraian tugas 3) Bukti-bukti kegiatan Direktur RS lainnya
(D,W) W
Direktur RS
Para pemimpin RS
5. Direktur/Direksi Rumah Sakit D 1) Bukti tentang Renstra dan anggaran RS,
telah menyusun dan 2) Bukti notulen rapat penyusunan Renstra
mengusulkan rencana dan anggaran
strategis dan anggaran biaya 3) Bukti pengusulan Renstra dan anggaran (surat
kepada pemilik atau ke pemilik/representasi pemilik)
representasi pemilik sesuai
regulasi (lihat juga TKRS 1, W Direktur RS
TKRS 1.1 dan TKRS 1.2). (D,W) Bagian perencanaan RS
Bagian Keuangan
6. Direktur/Direksi Rumah Sakit D 1) Bukti pengawasan (dapat berupa ceklis-ceklis)
telah memastikan kepatuhan 2) Hasil pengawasan pelaksanaan regulasi, seperti
staf Rumah Sakit terhadap penggunaan APD, cuci tangan, larangan
regulasi Rumah Sakit yang merokok, pelaksanaan SOP, dll
sudah ditetapkan. (D,W)
W Direktur RS
Para Pemimpin RS
W Direksi
Kepala bidang/divisi
Kepala unit
4. Ada bukti komunikasi efektif D 1) Bukti rapat pertemuan antar PPA/antar
antar PPA dan antar komite profesi
unit/instalasi/departemen 2) Bukti rapat pertemuan antar unit
pelayanan sudah dilaksanakan /instalasi/departemen
(D,W)
W PPA
Komite medis
Komite keperawatan
Para kepala unit/instalasi/departemen pelayanan
W Komite PMKP
Penanggung jawab pengumpul data
Standar TKRS 4.1
Direktur RS memberikan laporan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi
pemilik sesuai dengan regulasi rumah sakit.
Maksud dan Tujuan TKRS 4 dan TKRS 4.1 : Lihat SNARS 1
Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada representasi pemilik sebagai berikut :
1) setiap tiga bulan yang meliputi capaian dan analisis dari indikator mutu area klinis, area manajemen dan
sasaran keselamatan pasien dan capaian implementasi panduan praktik klinik dan alur klinis serta
penerapan sasaran keselamatan pasien
W Direktur
Para Kepala Bidang/Divisi
Para Kepala Unit Pelayanan
Komite/tim PMKP
2. Direktur RS melaporkan D Bukti laporan PMKP dari Direktur ke representasi
pelaksanaan program PMKP pemilik tepat waktu, (Hasil program mutu 3 bulan
kepada pemilik atau sekali, IKP 6 bulan sekali, Sentinel 1x24 jam, RCA
representasi pemilik nya dalam 45 hari)
sebagaimana diatur di 1)
sampai dengan 3) yang ada di W Pemilik/representasi pemilik/Direktur
maksud dan tujuan. (Lihat juga Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
TKRS 1.3
EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W)
3. Informasi tentang program D 1) Bukti rapat tentang penyampaian hasil program
PMKP pasien secara berkala peningkatan mutu dan keselamatan serta RTL
dikomunikasikan kepada staf, secara reguler sesuai ketetapan dalam
termasuk perkembangan pedoman
dalam pencapaian Sasaran 2) Bukti tentang penyampaian informasi pada
Keselamatan Pasien (D,W) buletin/leaflet/majalah dinding atau pada
saat kegiatan diklat
W
Direktur/Komite Medik/Komite PMKP/Kepala bidang
dan unit
Standar TKRS 5
Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program PMKP yang akan
diterapkan, dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini.
Maksud dan Tujuan TKRS 5 : Lihat SNARS 1
Maksud dan Tujuan TKRS 5
Direktur rumah sakit dengan para pimpinan dan komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien
merancang upaya peningkatan mutu pelayanan prioritas rumah sakit dengan memperhatikan :
a. Misi Rumah Sakit
b. Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu yang
masih rendah, adanya kejadian tidak diharapkan
c. Adanya sistem dan proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan hasil yang paling
banyak, misalnya pelayanan pasien stroke yang dilakukan oleh lebih dari satu dokter spesialis
syaraf, memperlihatkan proses pelayanan yang masih bervariasi atau belum terstandarisasi
sehingga hasil pelayanan juga bervariasi.
d. Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi dari suatu proses klinis yang kompleks
pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan lainnya, dan/atau identifikasi pengurangan biaya dan
sumber daya yang digunakan dengan adanya perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari
perbaikan
160 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
tersebut akan menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan
W Direktur/Kepala Bidang/Divisi
Komite PMKP
3. Ada bukti riset klinik dan D 1) Bukti tentang Indikator mutu untuk riset klinik
program pendidikan profesi 2) Bukti tentang Indikator mutu program
kesehatan sebagai salah satu pendidikan profesi kesehatan
program peningkatan mutu 3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data
prioritas di Rumah Sakit
Pendidikan. (D,W) W Direktur/Komite Koordinator Pendidikan
(KOMKORDIK)/Panitia Penelitian
4. Ada pengukuran pelaksanaan D Bukti hasil pengumpulan dan analisis data 6
Sasaran Keselamatan Pasien indikator SKP
tercantum pada program
peningkatan mutu prioritas W Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
(lihat PMKP 5 EP 4) (D,W)
5. Ada bukti kajian dampak D Bukti tentang laporan analisis data PMKP serta
perbaikan di Rumah Sakit dampak perbaikan terhadap peningkatan mutu dan
secara keseluruhan dan juga efisiensi biaya yang telah dicapai di tingkat RS
pada tingkatan departemen/unit maupun ditingkat departemen
layanan terhadap efisiensi dan
sumber daya yang digunakan. W Komite Mutu Keselamatan Pasien/Kepala unit
(Lihat juga PMKP.7.2) (D) Pelayanan
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak
klinis dan kontrak manajerial
Maksud dan Tujuan TKRS 6 : Lihat SNARS 1
W Komite/Tim PMKP
Kepala bidang/divisi dan unit pelayanan
4. Kepala bidang/kepala divisi D Bukti tindak lanjut dari hasil analisis informasi
klinis dan manajemen ikut mutu oleh kepala bidang/divisi
berpartisipasi dalam program
peningkatan mutu dengan W Kepala bidang/divisi
menindaklanjuti hasil analisis Kepala unit pelayanan terkait
informasi mutu pelayanan yang
yang dilaksanakan melalui
kontrak/pihak ketiga. (D,W)
Standar TKRS 6.2
Kepala bidang/kepala divisi pelayanan klinis memastikan bahwa dokter praktik mandiri yang bukan
merupakan staf RS memiliki ijin dan kredensial yang tepat sesuai dengan pelayanan yang diberikan
kepada pasien RS dan peraturan perundangan
Maksud dan Tujuan TKRS 6.2 : Lihat SNARS 1
Regulasi uji coba (trial) penggunaan teknologi medik dan obat baru agar mempersyaratkan sebagai berikut
:
1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksanaan uji coba
(trial) tersebut.
2) pelaksanaan uji coba (trial) dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar.
3) dalam melaksanakan uji coba (trial) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien (informed consent)
Elemen Penilaian TKRS 7 Telusur Skor
1. Rumah sakit mempunyai R 1) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik
regulasi pemilihan teknologi dan obat
medik dan obat sesuai 2) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik
dengan dan obat yang masih dalam uji coba (trial)
a) dan b) yang ada di maksud
dan tujuan serta regulasi
penggunaan teknologi medik
dan obat baru yang masih
dalam taraf uji coba (trial)
sesuai dengan 1) sampai
dengan
3) yang ada di maksud dan
tujuan serta memiliki tim
penapisan teknologi bidang
kesehatan. (R)
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 163
2. Tim penapisan teknologi bidang D 1) Bukti tentang penetapan Tim
kesehatan telah menggunakan Penapisan teknologi bidang kesehatan
data dan informasi dalam 2) Bukti tentang pemilihan teknologi medis dan
pemilihan teknologi medik serta obat yang telah menggunakan data dan
obat sesuai dengan regulasi informasi point a) dan b)
rumah sakit yang ada di EP 1.
(D,W) W Tim Penapisan Teknologi
3. Tim penapisan teknologi bidang D Bukti rekomendasi/referensi dari staf klinis dan atau
kesehatan telah menggunakan pemerintah atau organisasi nasional dan
rekomendasi dari staf klinis dan international telah digunakan untuk pemilihan
atau pemerintah dan organisasi teknologi medis dan obat
profesi nasional atau
internasional dalam pemilihan W Tim Penapisan Teknologi
teknologi medik dan obat di
rumah sakit. (D,W)
4. Direktur Rumah Sakit telah D Bukti pelaksanaan uji coba (trial) sudah sesuai
melaksanakan regulasi terkait regulasi
dengan penggunaan teknologi
medik dan obat baru yang W Direktur
masih dalam taraf uji coba
(trial). (D,W)
5. Kepala bidang/divisi telah D 1) Bukti hasil capaian indikator mutu dari
melakukan evaluasi mutu dan pelayanan yang berasal dari pengadaan dan
keselamatan pasien terhadap penggunaan teknologi medik dan obat
hasil dari pengadaan dan 2) Bukti laporan insiden keselamatan pasien
penggunaan teknologi medik
serta obat menggunakan W Kepala bidang/divisi
indikator mutu dan laporan Kepala unit terkait
insiden keselamatan pasien. Ketua Komite/Tim PMKP
(D,W)
Standar TKRS 7.1
Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan informasi tentang rantai distribusi obat, dan
perbekalan farmasi yang aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar
gelap, palsu, terkontaminasi atau cacat.
Maksud dan Tujuan TKRS 7.1
Regulasi pembelian alat kesehatan , bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin,
agar memperhatikan alur rantai distribusi yang antara lain meliputi :
1) Akte pendirian perusahaan & pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia.
2) Sura Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
3) NPWP
4) Izin Pedagang Besar Farmasi - Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK)
5) Perjanjian Kerja Sama antara distributor dengan prinsipal dan RS
6) Nama dan Surat izin Kerja Apoteker untuk apoteker Penanggung jawab PBF
7) Alamat dan denah kantor PBF
8) Surat garansi jaminan keaslian produk yang didistribusikan (dari prinsipal)
Elemen Penilaian TKRS 7.1 Telusur Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang R Regulasi tentang manajemen rantai distribusi
pengelolaan pengadaan alat (supply chain management) untuk
kesehatan, bahan medis habis pembelian/pengadaan alat kesehatan, bahan medis
pakai dan obat yang berisiko habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin
termasuk vaksin dengan
memperhatikan alur rantai W Direktur/Panitia Pengadaan/Kepala Instalasi Farmasi
distribusi sesuai peraturan
perundang-undangan (Lihat
juga PKPO 2). (R)
2. RS telah melakukan identifikasi D 1) Daftar identifikasi risiko dari rantai distribusi
risiko penting dari rantai meliputi tahapan penyediaan, penyimpanan,
distribusi alat kesehatan, pengiriman obat dan perbekalan farmasi mulai
bahan medis habis pakai dan dari pabrik ke distribusi dan akhirnya sampai
obat yang berisiko termasuk ke pengguna di RS, untuk mencegah obat
vaksin dan melaksanakan palsu, terkontaminasi dan rusak
tindak lanjut 2) Bukti tata kelola untuk menghindari risiko
untuk menghindari risiko. (D,W)
Direktur/Kepala bidang/divisi
Staf
W PIC admisi
Kepala bidang keperawatan
Kepala unit rawat jalan,rawat inap dan
gawat darurat
3. Rumah sakit membuat tagihan D Bukti tentang tagihan yang akurat antara lain tidak
yang akurat untuk layanannya ada tagihan susulan setelah pasien pulang
dan memastikan bahwa
insentif finansial dan W Bagian keuangan/kasir
pengaturan pembayaran tidak Pasien/keluarga
mempengaruhi asuhan pasien.
(D,W)
Standar TKRS 12.2
Kerangka kerja RS untuk manajemen etis mendukung pengambilan keputusan secara etis
didalam pelayanan klinis dan pelayanan nonklinis.
Elemen Penilaian TKRS 12.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit mempunyai sistem R Regulasi tentang sistem pelaporan bila terjadi dilema
pelaporan bila terjadi dilema etis
etis dalam asuhan pasien dan
dalam pelayanan non klinis. (R)
2. Regulasi tentang manajemen D Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan
etis yang mendukung hal-hal sesuai regulasi dengan melibatkan komite etik
yang dikonfrontasi pada dilema
etis dalam asuhan pasien telah W Kepala bidang pelayanan medik
dilaksanakan. (D,W) dan keperawatan
Komite etik
3. Regulasi untuk manajemen etis D Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan
yang mendukung hal-hal yang sesuai regulasi
dikonfrontasikan pada dilema
etis dalam pelayanan nonklinis W Kepala bidang keuangan/kasir
telah dilaksanakan (D,W) SPI
4. Pelaporan bila terjadi dilema etis D Bukti pelaporan dilema asuhan klinis dan dilema non
dalam asuhan pasien dan klinis.
dalam pelayanan non klinis
telah dilaksanakan (D,W) W Kepala bidang pelayanan dan keuangan
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan TKRS 13 dan TKRS 13.1 : Lihat SNARS 1
Budaya keselamatan dapat diartikan sebagai berikut : “Budaya keselamatan di rumah sakit adalah sebuah
lingkungan yang kolaboratif di mana staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa
hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan
untuk seluruh staf RS. Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau
menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki;
perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang,
bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan
maut” adalah komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis
lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya
“obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian
tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan
melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis diruang rawat;
perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
pelecehan seksual.
Hal-hal penting menuju budaya keselamatan:
1) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad
untuk melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman
2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat
laporan tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien
ke tingkat nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah
keselamatan pasien.
Elemen Penilaian TKRS 13 Telusur Skor
1. Direktur rumah sakit W Direktur RS tentang “open disclosure”
mendukung terciptanya budaya Kepala unit pelayanan
keterbukaan yang dilandasi Kepala bidang/divisi
akuntabilitas. (W)
2. Direktur Rumah Sakit D 1) Bukti pelaksanaan identifikasi
mengidentifikasi, 2) Bukti pelaksanaan pendokumentasian
mendokumentasikan dan 3) Bukti pelaksanaan upaya perbaikan
melaksanakan perbaikan
perilaku yang tidak dapat O PPA dalam melaksanakan asuhan/pelayanan
diterima. (D,O,W )
W Kepala unit pelayanan
kepala bidang pelayanan
Pasien/keluarga
3. Direktur rumah sakit D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan
menyelenggarakan pendidikan 2) Bukti bahan pustaka/referensi dan
dan menyediakan informasi laporan terkait dengan budaya
(seperti bahan pustaka dan keselamatan
laporan) yang terkait dengan O
budaya keselamatan Rumah Perpustakaan rumah sakit
Sakit bagi semua individu yang W
bekerja dalam Rumah Sakit. Direktur RS
(D,O,W ) Kepala bidang pelayanan
Kepala unit pelayanan
W Direktur
Staf terkait
Standar TKRS 13.1
Direktur Rumah Sakit melaksanakan, melakukan monitor, mengambil tindakan untuk memperbaiki program
budaya keselamatan di seluruh area di Rumah Sakit.
Elemen Penilaian TKRS 13.1 Telusur Skor
1. Direktur rumah sakit R Regulasi tentang sistem pelaporan
menetapkan regulasi budaya keselamatan rumah sakit
pengaturan sistem menjaga
kerahasiaan, sederhana dan
mudah diakses oleh fihak yang
mempunyai kewenangan untuk
melaporkan masalah yang
terkait dengan budaya
keselamatan dalam Rumah
Sakit
secara tepat waktu (R)
2. Sistem yang rahasia, O Lihat pelaksanaan sistem pelaporan yang rahasia
sederhana dan mudah diakses
oleh fihak yang mempunyai W Direktur RS
kewenangan untuk melaporkan Para kepala bidang/divisi
masalah yang terkait dengan
budaya keselamatan dalam RS
telah disediakan (O, W)
W Staf RS
Satpam
Penunggu pasien
Pengunjung RS, dll
5. Rumah sakit telah melakukan D Bukti pemeriksaan fasilitas:
pemeriksaan fasilitas secara 1) Bukti form ceklis
berkala, membuat rencana 2) Bukti pelaksanaan pemeriksaan
perbaikan dan telah melaksanakan
perbaikan. (D,O,W) O Lihat hasil pemeriksaan dan kondisi bangunan
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk:
1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-
bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan
bangunan yang ditempati pasien
3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran;
4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan
patroli kebakaran (fire patrols)
5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api
(chemical suppressants), atau sistem sprinkler.
5. Rumah sakit mempunyai sistem O Lihat fasilitas sistem kebakaran aktif antara lain:
kebakaran aktif yang meliputi, sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran.
sprinkle, APAR, hidran dan pompa
kebakaran sesuai peraturan W Penanggung jawab/Tim Kebakaran RS/Tim
perundang-undangan. (O,W) Penanggulangan bencana/K3RS
W Staf RS/K3RS/Satpam
Pengunjung RS
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
W Ka IPSRS/PJ utilitas
3. Sistem utilitas dan komponen D Bukti inspeksi sistem utilitas penting:
telah diinspeksi secara 1) Bukti form ceklis
teratur/berdasarkan kriteria yang 2) Bukti pelaksanaan inspeksi
disusun RS (D,O)
O Lihat ke sistem utilitas penting di RS
4. Sistem utilitas dan komponen diuji D Bukti hasil uji coba sistem utilitas penting
secara teratur berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan. W Ka IPSRS/Penanggung jawab utilitas
(D,W)
5. Sistem utilitas dan komponen D Bukti pelaksanaan pemeliharaan/bukti hasil
dipelihara berdasarkan kriteria pemeliharaan sistem utilitas penting
yang sudah ditetapkan. (D,O)
O Lihat ke sistem utilitas penting di RS
6. Sistem utilitas dan komponen D Bukti perbaikan sistem utilitas
diperbaiki bila diperlukan (D,O)
O Lihat ke sistem utilitas penting di RS
Standar MFK 9.2
Sistem utilitas rumah sakit menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan
sumber alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi atau
kegagalan.
Maksud dan tujuan MFK 9.2 : Lihat SNARS 1
Untuk mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat seperti ini, rumah sakit agar mempunyai regulasi yang
antara lain meliputi :
a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan
staf (sebagai contoh, rumah sakit mengidentifikasi area yang membutuhkan penerangan,
pendinginan (lemari es), bantuan hidup/Ventilator, dan air bersih untuk membersihkan dan sterilisasi
alat)
b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu.
c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih darurat
/pengganti/backup
d) mendokumentasikan hasil-hasil pengujian
e) memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik dilakukan setidaknya setiap
6 bulan atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan di daerah,
rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.
Elemen Penilaian MFK 9.2 Telusur Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang R Regulasi tentang sistem utilitas termasuk
sistem utilitas yang meliputi a) kerjasama dengan penyedia air bersih
sampai dengan e) dimaksud bila terjadi gangguan
dan
tujuan. (R)
2. Air bersih harus tersedia selama 24 O Lihat penampungan persediaan air bersih
jam setiap hari, 7 hari dalam
seminggu. (O,W) W Penanggung jawab air bersih RS
Staf RS
Pasien
3. Listrik tersedia 24 jam setiap hari, O Lihat sumber listrik utama dan sumber listrik
7 hari dalam seminggu. (O,W) alternatif di RS termasuk UPS pada alat-alat
tertentu misalnya ventilator dan server sentral
188 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W Penanggung jawab listrik RS
Staf RS
Pasien
4. RS mengidentifikasi area dan D 1) Bukti identifikasi area berisiko bila
pelayanan yang berisiko paling terjadi kegagalan listrik
tinggi bila terjadi kegagalan listrik 2) Bukti identifikasi area berisiko bila terjadi
atau air bersih terkontaminasi atau kegagalan air
terganggu. (D,W)
W Ka IPSRS
Ka Sanitasi
5. RS berusaha untuk mengurangi D Bukti telah dilakukan upaya-upaya untuk
risiko bila hal itu terjadi (tata kelola mengurangi risiko bila terjadi kegagalan
risiko). (D,W) listrik maupun air di area paling berisiko,
termasuk kerjasama dengan penyedia air
bersih bila terjadi gangguan
W Ka IPSRS
Ka Sanitasi
6. RS mempunyai sumber listrik dan D 1) Bukti pelaksanaan kajian kebutuhan
air bersih alternatif dalam keadaan sumber listrik dan air bersih alternatif
emergensi. (D,O,W) dalam keadaan emergensi
2) Bukti kontrak kerjasama dengan
penyedia air bersih bila terjadi gangguan
W Ka IPSRS
Ka Sanitasi
Standar MFK 9.2.1
Rumah sakit melakukan uji beban listrik dan sumber air alternatif.
Maksud dan tujuan MFK 9.2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 9.2.1 Telusur Skor
1. RS mempunyai regulasi uji coba R Regulasi tentang uji coba sumber air bersih
sumber air bersih dan listrik dan listrik alternatif
alternatif sekurangnya 6 bulan
sekali atau lebih sering bila
diharuskan oleh peraturan
perundang-undanganan yang
berlaku atau oleh kondisi sumber
air (R)
2. RS mendokumentasi hasil uji coba D Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber
sumber air bersih alternatif air bersih alternatif
tersebut. (D,W)
W Ka unit Sanitasi
Petugas air bersih
3. RS mendokumentasi hasil uji D Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber
sumber listrik alternatif tersebut. listrik alternatif
(D,W)
W Ka IPSRS
Petugas genset
4. RS mempunyai tempat dan jumlah O Lihat tempat penyimpanan bahan bakar untuk
bahan bakar untuk sumber listrik genset
alternatif yang mencukupi. (O,W)
W Petugas genset
Standar MFK 9.3
RS melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang -
undangan.
Maksud dan tujuan MFK 9.3 : Lihat SNARS 1
RS harus mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia
Standar MFK 10
Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk
mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan
menurunkan risiko di lingkungan.
Maksud dan tujuan MFK 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 10 Telusur Skor
1. RS mempunyai regulasi Sistem R Regulasi tentang sistem pelaporan
pelaporan data insiden/ data insiden/ kejadian/kecelakaan dari
kejadian/kecelakaan dari setiap setiap program manajemen risiko
program manajemen risiko fasilitas
fasilitas (R)
2. Ada laporan data D Bukti laporan insiden keselamatan terkait
insiden/kejadian/kecelakaan dari manajemen risiko fasilitas dan hasil
setiap program manajemen risiko analisis
fasilitas dan sudah dianalisis. W
(D,W) Ka Tim K3/ Penanggung jawab
manajemen risiko/kepala unit/staf RS
Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
3. Hasil analisis sudah ditindaklanjuti D Bukti tindak lanjut dari hasil analisis
dengan mengganti atau
meningkatkan fungsi (upgrade) O Lihat kondisi sistem peralatan dan lingkungan
teknologi medis, peralatan, sistem kerja
dan menurunkan risiko di
lingkungan. (D,O,W) W Ka Tim K3/ Penanggung jawab
manajemen risiko/kepala unit/staf RS
Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
PERENCANAAN
Standar KKS 1
Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 1 Telusur Skor
1. Ada penetapan perencanaan R Regulasi tentang perencanaan kebutuhan SDM
kebutuhan staf rumah sakit yang sesuai dengan:
berdasarkan perencanaan strategis 1) Rencana strategis
dan perencanaan tahunan sesuai 2) RBA/RKA
kebutuhan rumah sakit. (R).
2. Ada kejelasan hubungan antara D Bukti tentang hubungan antara perencanaan
perencanaan strategis, SDM dengan rencana strategis dan RBA / RKA
perencanaan tahunan dan
perencanaan kebutuhan staf. W Pimpinan RS
(D,W) Kepala SDM
3. Ada bukti perencanaan kebutuhan D Bukti rapat tentang perencanaan SDM
staf berdasarkan kebutuhan dari berdasarkan kebutuhan unit kerja
masing-masing unit kerja
khususnya unit kerja pelayanan. W Direktur
(D,W) Kepala SDM
Kepala Unit
Standar KKS 2
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan
menetapkan jumlah, jenis, kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang
dibutuhkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 2 Telusur Skor
1. Ada kebijakan dan prosedur yang R Regulasi tentang SDM meliputi:
ditetapkan rumah sakit tentang 1) penyusunan pola ketenagaan sebagai dasar
pola ketenagaan dan kebutuhan penetapan kebutuhan staf di setiap unit
jumlah staf sesuai yang dijadikan 2) penempatan dan penempatan kembali staf
dasar untuk menyusun evaluasi dan pemutakhiran terus menerus
perencanaan staf, Panduan pola ketenagaan sesuai KKS 2.1 EP 1
mengatur tentang penempatan
dan penempatan kembali staf (R)
2. Ada pelaksanaan pola ketenagaan D Bukti rapat tentang penyusunan pola ketenagaan
secara kolaborasi dengan
perencanaan staf yang meliputi W Direktur
jumlah, jenis, kualifikasi. (D,W) Kepala bidang/divisi
(lihat juga AP 6.2) Kepala unit
3. Ada pelaksanaan pengaturan D Bukti pelaksanaan tentang penempatan
penempatan dan penempatan danpenempatan kembali staf sesuai dengan
kembali staf sesuai panduan (D,W) perencanaan.
W Kepala SDM
Kepala unit
Staf terkait
Standar KKS 2.1
Rumah sakit melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus perencanaan kebutuhan staf rumah
sakit.
Elemen Penilaian KKS 2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang evaluasi dan R Sesuai dengan KKS 2 EP 1
pemutakhiran terus menerus pola
ketenagaan (R)
2. Ada pelaksanaan perencanaan staf D Bukti rapat tentang evaluasi perencanaan staf
yang efektif dan selalu di evaluasi
berdasarkan kebutuhan. (D,W) W Kepala SDM
Kepala unit
3. Ada revisi dan pembaharuan D Bukti rapat tentang revisi perencanaan staf minimal
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Kepala unit
Standar KKS 2.3
Dalam perencanaan kebutuhan staf rumah sakit ditetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan,
pengetahuan dan persyaratan lain dari seluruh staf rumah sakit. Setiap staf rumah sakit mempunyai uraian
tugas, tanggung jawab dan wewenang.
Elemen Penilaian KKS 2.3 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian
pendidikan, keterampilan dan tugas, tanggung jawab dan wewenang
pengetahuan disertai penetapan
uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai peraturan
perundang-undangan. (R) (lihat
juga TKRS.3)
2. Setiap nama jabatan ada D Bukti setiap jabatan memiliki persyaratan jabatan
persyaratan pendidikan
keterampilan dan pengetahuan. W Kepala SDM
(D,W) Staf
3. Setiap staf rumah sakit memiliki D Bukti setiap jabatan memiliki uraian tugas, tanggung
uraian tugas, tanggung jawab dan jawab dan wewenang, dilihat pada:
wewenang termasuk staf klinis 1) File kepegawaian staf berisi uraian tugas,
yang melaksanakan tugas tanggung jawab dan wewenang, dan staf
manajemen dan yang tidak klinis berupa SPK dan RKK
diijinkan melakukan praktik mandiri. 2) File kepegawaian pejabat dengan jabatan
(D,W) rangkap uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk jabatan serta SPK dan
RKK untuk tugas klinis.
W Kepala SDM
Staf terkait
Standar KKS 2.4
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbangkan penempatan atau penempatan
kembali harus memperhatikan faktor kompetensi.
Elemen Penilaian KKS 2.4 Telusur Skor
Kepala SDM
W Staf
3. Proses rekrutmen dilaksanakan D Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen
seragam (D,W) seragam
W Kepala SDM
Staf
Standar KKS 4
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis
sesuai dengan kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan KKS 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan R Regulasi tentang proses seleksi staf klinis
proses seleksi untuk memastikan
pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi staf klinis sesuai
dengan kebutuhan pasien.(R)
2. Proses seleksi dilaksanakan D Bukti pelaksanaan seleksi staf klinis RS
seragam sesuai regulasi. (lihat dilaksanakan seragam
juga TKRS.3.3) (D,W)
W Kepala SDM
Staf klinis
3. Anggota staf klinis baru dievaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi staf klinis baru saat
pada saat mulai bekerja, sesuai mulai bekerja
dengan tanggung jawabnya.
(D,W) W Direktur
Kepala bidang/divisi
Komite Medik/Komite Keperawatan
Kepala SDM
Staf klinis baru
4. Unit kerja menyediakan data yang D Bukti tentang data untuk evaluasi staf klinis tersedia
W Kepala SDM
2. File kepegawaian memuat uraian D Bukti tentang file kepegawaian berisi uraian tugas,
tugas anggota staf. (D,W) tanggung jawab dan wewenang
W Kepala SDM
3. File kepegawaian memuat proses D File kepegawaian berisi proses rekruitmen
rekrutmen staf. (D,W)
W Kepala SDM
W Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala Unit
Staf baru
3. Staf kontrak, magang dan peserta D Bukti pelaksanaan tentang orientasi staf
didik mendapat pelatihan tentang kontrak, magang dan peserta didik (IPKP 6 EP
orientasi umum dan khusus. 1) meliputi:
(D,W) 1) Orientasi umum:
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber
meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan
pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta,
laporan pelaksanaan orientasi
W
Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala Unit
Staf kontrak, magang dan peserta didik
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Standar KKS 8
Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit, termasuk pendidikan profesi
berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatkan
Maksud dan Tujuan KKS 8 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dapat memahami pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan oleh staf. Sumber data yang dapat digunakan:
a) Hasil dari kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan
b) monitor dari program manajemen fasilitas
Staf terkait
5. Rumah sakit melaksanakan D Bukti tindak lanjut staf yang cedera akibat kekerasan
evaluasi, memberikan konseling ditempat kerja
dan melaksanakan tindak lanjut
terhadap staf yang cedera W Kepala SDM
akibat Staf terkait
kekerasan di tempat kerja. (D,W)
6. Kejadian staf terpapar infeksi dan D Bukti tentang catatan staf yang terpapar infeksi atau
mengalami kekerasan dicatat mengalami kekerasan
dan didokumentasikan. (D,W)
Kepala SDM
W
Staf terkait
Tim K3RS
IPCN
MENENTUKAN PENUGASAN STAF MEDIS
Standar KKS 9
Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin
memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
Maksud dan Tujuan KKS 9, KKS 9.1 dan KKS 9.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 9 Telusur Skor
1. Proses penerimaan, kredensial, R Regulasi tentang proses penerimaan, kredensial,
penilaian kinerja dan rekredensial penilaian kinerja dan rekredensial staf medis dalam
staf medis diatur dalam peraturan medical staf bylaws
internal staf medis (medical staf
bylaws). (R)
2. Setiap dokter yang memberikan D Bukti tentang kontrak klinik dokter dengan RS
pelayanan di rumah sakit, wajib
menandatangani perjanjian sesuai W Staf Medis
regulasi rumah sakit (lihat juga Staf SDM
TKRS.6 EP 4) (D,W)
W Komite Medis
Staf medis
Kepala SDM
PPDS
Staf terkait
PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS
Standar KKS 10
Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, obyektif, berdasar bukti (evidence based) untuk memberikan
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Komite medis
Staf medis
3. Data dan informasi hasil pelayanan D Bukti pelaksanaan tentang review hasil
klinis dari staf klinis direview pelayanan staf medis
secara obyektif dan berdasar
bukti,
W Direktur
Tim Mutu
Staf Keperawatan
3. Seluruh data proses review kinerja D Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di
staf keperawatan file kredensial staf keperawatan
didokumentasikan dalam kredesial
perawat atau dokumen lainnya. W Komite Keperawatan
(D,W) Staf terkait
STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
Standar KKS 16
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan dan pengalaman.
Maksud dan Tujuan KKS 16 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 16 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit untuk R Regulasi tentang kredensial PPA lainnya dan staf
Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan MIRM 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 1 Telusur Skor
1. Ada unit kerja yang mengelola R Pedoman pengorganisasian unit yang
SIM-RS. (R) mengelola SIM-RS
Kepala bidang/divisi
Kepala unit
Pihak luar RS
Kepala/staf SIM-RS
3. Perencanaan disesuaikan dengan D Bukti perencanaan disesuaikan
besar dan kompleksitas rumah dengan besar dan kompleksitas
sakit. (D,W) rumah sakit
W Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 3
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan
berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
Maksud dan Tujuan MIRM 3: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 3 Telusur Skor
1. Dalam membangun system D Bukti tentang proses membangun SIM-RS
informasi rumah sakit melibatkan melibatkan PPA
profesional pemberi asuhan (PPA).
(D,W) W PPA
Kepala/staf SIM-RS
2. Dalam membangun system D Bukti membangun SIM-RS
informasi rumah sakit melibatkan yang melibatkan kepala bidang/divisi dan
kepala bidang/divisi dan kepala kepala unit pelayanan
unit pelayanan. (D,W)
W Kepala bidang/divisi/
Kepala unit pelayanan
Kepala Unit SIM-RS
Standar MIRM 4
Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan
informasi yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi
asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah
sakit.
Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS
1 Kumpulan data terdiri atas:
a) data mutu dan insiden keselamatan pasien
b) data surveilans infeksi
c) data kecelakaan kerja
Elemen Penilaian MIRM 4 Telusur Skor
1. Rumah sakit menyediakan D Bukti pelaksanaan pengumpulan data.
kumpulan data a) s.d. c) sesuai
dengan maksud dan tujuan yang W PPA
harus tersedia untuk memenuhi Kepala bidang/divisi
kebutuhan pengguna, yaitu PPA, kepala unit pelayanan
kepala bidang/divisi, dan kepala Kepala/staf SIM-RS
unit pelayanan. (D,W) (lihat juga
MFK 10)
2. Rumah sakit memberikan data D Bukti pelaksanaan pemberian data
yang dibutuhkan oleh badan/pihak
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
PPA
Kepala/staf SIM-RS
2. Pengguna menerima data dan D Bukti penerimaan data dan informasi
informasi dalam format yang dalam format sesuai kebutuhan
sesuai dengan yang dibutuhkan
(D,W) W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
PPA
Kepala/staf SIM-RS
3. Pengguna menerima data dan D Bukti data dan informasi diterima tepat
informasi tepat waktu. (D,W) waktu
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
W PPA/Staf klinis
Staf rekam medis
4. Rekam medis pasien terisi dengan D Bukti tentang rekam medis pasien terisi
lengkap dan dengan tulisan yang dengan lengkap dan dengan tulisan
dapat dibaca. (D,O) yang dapat dibaca
W Staf klinis
Staf rekam medis
3. Rekam medis dalam bentuk kertas D Bukti pelaksanaan perlindungan rekam
dan atau elektronik dilindungi dari medis dari gangguan dan akses serta
gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah
penggunaan yang tidak sah.
(D,S,W) S Peragaan pelaksanaan perlindungan
2. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi identifikasi
memadai untuk mengidentifikasi pasien
pasien. (D,O)
O Lihat berkas Rekam Medis pasien
3. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi
memadai untuk mendukung yang mendukung diagnosis
diagnosis. (D,O)
O Lihat Rekam Medis pasien
4. Rekam medis berisi informasi D Bukti dalam rekam medis berisi informasi
yang memadai untuk memberi yang memadai untuk memberi justifikasi
justifikasi asuhan dan asuhan dan pengobatan
pengobatan. (D,O)
O Lihat rekam medis pasien
5. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi pemberian
memadai untuk dan hasil pengobatan
mendokumentasikan pemberian
dan hasil pengobatan. (D,O) O Lihat rekam medis pasien
6. Aktivitas manajer pelayanan D Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam
pasien dicatat dalam rekam rekam medis
medis. (MPP) (D,O,W)
O Lihat rekam medis pasien
Standar MIRM 13.1.1
Rekam medis setiap pasien gawat darurat memuat jam kedatangan, ringkasan kondisi pasien saat
keluar dari gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.1.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang RM pasien R Regulasi tentang penetapan rekam
gawat darurat yang memuat waktu medis pasien gawat darurat
kedatangan dan keluar pasien,
W PPA/Staf klinis
Staf rekam medis
Standar MIRM 13.3
Setiap PPA yang mengisi rekam medis menulis identitas setelah pencatatan dibuat.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.3 Telusur Skor
1. Pada setiap pengisian rekam medis D Bukti PPA yang mengisi rekam medis
dapat diidentifikasi dengan jelas mencantumkan nama dan tanda tangan
PPA yang mengisi. (D,O)
O Lihat rekam medis pasien
2. Tanggal dan jam pengisian rekam D Bukti dalam rekam medis ada tanggal,
medis dapat diidentifikasi. (D,O) dan jam pengisian
W Pimpinan RS
Ketua/anggota tim reviewer
Standar MIRM 14
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga
Maksud dan Tujuan MIRM 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 14 Telusur Skor
1. Ada regulasi mengenai privasi dan R Regulasi tentang privasi dan kerahasiaan
kerahasiaan informasi terkait data informasi terkait data pasien dan hak
pasien hak akses terhadap isi akses pasien terhadap isi rekam medis
rekam medis berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti regulasi dilaksanakan. D 1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan privasi
(D, W) dan kerahasiaan informasi
2) Bukti tentang hak akses
pasien terhadap isi rekam
medis
W DPJP
Staf rekam medis
2. Ringkasan pulang memuat indikasi D Bukti form ringkasan pulang memuat
W DPJP
Staf rekam medis
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang memuat
kesehatan pasien (status present) kondisi kesehatan pasien (status present)
saat akan pulang rumah sakit. saat akan pulang rumah sakit (sesuai ARK
(D,W) 4.2 ep.5)
W DPJP
Staf rekam medis
6. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang memuat
instruksi tindak lanjut, serta instruksi tindak lanjut, sudah dijelaskan dan
dijelaskan dan ditanda tangan oleh ditanda tangan oleh pasien dan keluarga
pasien dan keluarga. (D,W) (sesuai ARK 4.2 ep.6)
W DPJP
Staf rekam medis
SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna.
b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus
termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan
pemberian ASI Eksklusif
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan
peningkatan kesehatan ibu
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah
sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan
SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya
peningkatan pelayanan PONEK 24 jam
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung
l) pembentukan tim PONEK
m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi
sebelum dipindahkan
o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan
p) pelaporan dan analisis meliputi :
angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
angka kematian ibu dan bayi
kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.
Elemen Penilaian Standar 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit R 1) Regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam
tentang pelaksanaan PONEK 24 2) Program PONEK
jam di rumah sakit dan ada
rencana kegiatan PONEK dalam
perencanaan rumah sakit. (R)
2. Ada bukti keterlibatan D Bukti rapat tentang penyusunan kegiatan PONEK
yang
pimpinan rumah sakit di dalam melibatkan Pimpinan RS
menyusun kegiatan PONEK. W
(D,W) Direktur RS
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota tim PONEK
3. Ada bukti upaya peningkatan D Bukti pelaksanaan peningkatan kesiapan rumah sakit
kesiapan rumah sakit dalam PONEK 24 jam, antara lain berupa:
melaksanakan fungsi pelayanan 1) Daftar jaga PPA di IGD
obstetrik dan neonatus 2) Daftar jaga staf di kamar operasi
termasuk pelayanan kegawat 3) Daftar jaga staf di kamar bersalin
daruratan (PONEK 24 Jam).
(D,W) W Ketua/anggota tim PONEK
Kepala bidang/divisi
Kepala/staf unit pelayanan
PPA
Direktur/Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS
4. Terbentuk dan berfungsinya D 1) Bukti penetapan Tim HIV/AIDS dilengkapi
Tim HIV/AIDS rumah sakit dengan uraian tugasnya
(D,W) 2) Program kerja Tim HIV/AIDS
3) Bukti laporan pelaksanaan kegiatan Tim HIV/ AIDS
W Ketua/anggota DOTS TB
Ketua/staf PKRS
4. Ada bukti pelaksanaan D 1) Bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis
surveilans tuberkulosis dan 2) Bukti laporan data surveilans tuberkulosis
pelaporannya. (D,W) sesuai dengan PPI 6
2. Ada bukti kepatuhan staf medis D Bukti kepatuhan staf medis terhadap PPK
terhadap panduan praktik klinis
tuberkulosis. (D,O,W) O Tuberkulosis Lihat RM pasien
W Petugas pendaftaran/admisi
Pasien/ keluarga
4. Ada bukti staf mematuhi O 1) Lihat kepatuhan staf dalam penggunaan APD
penggunaan alat pelindung diri di unit pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat
(APD) saat kontak dengan Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, saat transfer
pasien atau specimen. (O,W) pasien)
2) Lihat ketersediaan APD di unit pelayanan
pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan,
IGD, Radiologi, Laboratorium)
W
PPA
Staf klinis
W Pasien/Keluarga
Pengunjung RS
Staf klinis
SASARAN IV: PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Standar 4
Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan Standar 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian Standar 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program R 1) Regulasi tentang pengendalian
tentang pengendalian resistensi resistensi antimikroba di RS
antimikroba di rumah sakit 2) Program tentang pengendalian
sesuai peraturan perundang- resistensi antimikroba (PPRA)
undangan.(R)
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit D 1) Bukti pelaksanaan rapat tentang
terlibat dalam menyusun penyusunan program melibatkan pimpinan
program. (D,W) RS
2) Bukti program PRA-RS yang
sudah disetujui/ditanda tangani
W Direktur
Direktur
Kepala unit pelayanan
Kepala bidang/divisi
Komite/Tim PPRA
3. Ada bukti dukungan anggaran D Bukti tersedianya anggaran operasional PPRA
operasional, kesekretariatan,
sarana prasarana untuk Lihat kantor sekretariat Komite/Tim PPRA
menunjang kegiatan fungsi, dan O yang dilengkapi sarana kantor dan ATK
tugas organisasi PPRA. (D,O,W)
W Komite/Tim PPRA
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pengendalian penggunaan penggunaan antibiotik sebagai terapi profilaksis
antibiotik terapi dan profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan
pembedahan pada seluruh pasien
proses asuhan pasien.
(D,O,W) O Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat di kamar
operasi sesuai PPK
Lihat pemberian antibiotik terapi empiris atau
terapi definitif di ruangan sesuai PPK
W
Dokter
Perawat
Apoteker
Komite/tim PPRA
5. Direktur melaporkan kegiatan D Bukti laporan tentang PPRA RS secara berkala
PPRA secara berkala kepada minimal 1 (satu) tahun sekali kepada KPRA
KPRA. (D,W) Kemenkes
W
Direktur RS
Komite/tim PPRA
Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
W Kepala/staf PKRS
Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
Pasien/keluarga
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia
kegiatan. (D,O,W) di masyarakat
Lihat pelaksanaan edukasi untuk pelayanan
O di masyarakat
W Pimpinan RS
Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri