You are on page 1of 6

BAB II

KONSEP DASAR

I. PENGERTIAN
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat lahir kurang dari
2500 gr (sampai 2499 gr). Pada tahun 1961 (WHO) semua yang baru dengan BB
lahir kurang dari sama dengan 2300 gr disebut “low birth weight infants” atau
BBLR.

II. KLASIFIKASI
a. Prematuritas murni:
Adalah neonatus dengan usia, kehamilan < 37 mg dan mempunyai BB sesuai
dengan BB untuk masa kehamilan (neonatus kurang bulan sesuai masa
kehamilan: MKB – SMK).
 Etiologi:
1. Faktor ibu: toxemia gravidarum, perdarahan ante partum, trauma fisik
& psikologis, nefritis akut, DM, usia ibu < 16 tahun atau > 35 tahun,
jarak kelahiran terlalu dekat, sosek rendah, perkawinan tidak sah,
perokok, peminum alkohol, dsb.
2. Faktor janin: hidramnion, gemeli, kelainan kromosom, dsb.
3. Faktor lingkungan: tempat tinggal, radiasi, zat toksik.
b. Dismaturitas:
Adalah bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa
kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan dalam rahim dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (kmk).
 Etiologi:
Sama dengan prematuritas murni
 Penyakit bayi prematur:
1. Sindrom distress pernafasan (penyakit membran hialain)
2. Aspirasi pnemonia
3. Perdarahan intraventikular
4. Fibroplasia netrodental
5. Hiperbilirubinemla
 Penyakit bayi dismatur:
1. Sindrom aspirasi mekoneum
2. Hipoglileemia
3. Heperbilirubinemia
4. Hipolermia
PATHWAYS:

IV. PENGKAJIAN:
a. Pengukuran: BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LO < 30 cm
b. Kepala > besar dari badan
c. Kulit tipis transparan
d. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga
e. Lemak subkutan kurang
f. Ubun-ubun dan sutura lebar
g. Genitalia belum sempurna
h. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
i. Rambut tipis, halus
j. Tulang rawan dan daun telinga imatur
k. Putting susu belum terbentuk dengan baik
l. Bayi kecil, posisi bayi masif faetal
m. Pergerakan kurang dan lemah
n. Banyak tidur, tangis lemah, reflek menghisap dan menelan serta batuk belum
sempurna
o. Kulit nampak mengkilat & licin
 BBLR term & post term
a. Kulit berselubung vernic caseosa tipis/tidak ada
b. Kulit pucat/bernoda mekoneum, kering keriput tipis
c. Jaringan lemak subkutis tipis
d. Bayi tampak agresif, aktif dan kuat
e. Tali pusat kuning kehijauan

V. A. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Distress pernafasan berhubungan dengan respiratory & system imatur
2. Resti terjadi injuri berhubungan dengan pertahanan tubuh kurang/lemah
3. Dehidrasi berhubungan dengan kurangnya kebutuhan cairan tubuh
4. Hipotemi berhubungan dengan sedikitnya jaringan lemak subkutis
5. Ikteri berhubungan dengan hiperbilirubinemia
6. Resit terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat kuning kehijauan/
mekoneum.

B. RENCANA PERAWATAN:
1. - Kaji pola nafas bayi, apakah ada cuping hidung dan retraksi
dada
 Bersihkan jalan nafas dari lendir dan cairan ketuban yang tertelan
 Atur posisi dengan kepala lebih rendah
 Bersihkan oksigenasi
 Awasi bila ada/tampak kebiru-biruan sewaktu menetek
2. - Jaga kehangatan bayi, letakkan dalam incubator
 Lindungi kulit bayi dari gesekan permukaan benda kasar
 Jaga kebersihan daerah lipatan tubuh bayi
 Gunakan alt-alat yang lembut untuk merawat bayi
 Kaji apakah ada niam popok
3. - Kaji kebutuhan nutrisi atau cairan bagi bayi BBLR
 Anjurkan ibu untuk meneteki bayi sesering mungkin kurang lebih 2
jam sekali
 Bila bayi belum bisa menetek, berikan susu formula khusus bayi kecil
 Kaji eliminasi BAK dan BAB bayi
 Bila input dan output tidak seimbang, kolaborasi dengan dokter anak
mungkin diperlukan pemberian cairan secara intravena secara
umbilicus
4. - Ukur suhu bayi setiap saat
 Kaji apakah ada kebiru-biruan pada daerah ekstremitas
 Berikan selimut bayi yang agak tebal
 Hangatkan bayi dalam incubator
5. - Kaji apakah bayi tampak kekuningan
 Kaji apakah tali pusat layu dan kuning karena adanya mekoneum
 Advis dokter: periksa laborat bilirubin
 Kaji derajat ikterik, ringan – berat
 Jemur bayi tiap bayi untuk ikterik ringan
 Ikterik sedang – fototerapi
 Ikterik berat – transfusi tukar
6. - Kaji apakah ada tanda-tanda infeksi; suhu tinggi, bayi menangis terus
kadang disertai kejang
 Kaji keadaan tali pusat; warna dan baunya
 Rawat tali pusat setiap hari dengan kasa alcohol atau betadine
 Berikan obat antibiotik sesuai program
 Berikan obat antipiretik sesuai program
 Observasi fluktuasi demam dan kejang – infeksi neonatorum

C. TINDAKAN KEPERAWATAN:
1. Mengkaji pola nafas bayi
2. Membersihkan jalan nafas
3. Mengatur posisi dengan kepala lebih rendah
4. Memberikan oksigenasi
5. Mengawasi tanda-tanda kebiru-biruan sewaktu menetek
6. Menjaga kehangatan bayi – meletakkan dalam incubator
7. Melindungi kulit bayi dari gesekan permukaan benda kasar
8. Menjaga kebersihan di daerah lipatan tubuh bayi
9. Menggunakan alt-alat yang lembut untuk merawat bayi
10. Mengkaji apakah ada niam popok
11. Mengkaji kebutuhan nutrisi atau cairan bagi bayi BBLR
12. Menganjurkan ibu untuk meneteki bayi sesering mungkin
13. Mengkaji eliminasi bak dan bab bayi
14. Mengukur suhu bayi setiap saat
15. Mengkaji adakah ada kebiru-biruan pada daerah ekstrimitas
16. Memberikan selimut bayi yang agak tebal
17. Mengkaji apakah bayi tampak kekuningan
18. Mengkaji apakah tali pusat layu dan kuning
19. Mengkaji derajat ikterik
20. Mengkaji apakah ada tanda-tanda infeksi
21. Mengkaji keadaan tali pusat
22. Merawat tali pusat setiap hari
23. Memberikan obat anti biotic sesuai program
24. Memberikan obat anti piretik sesuai program
25. Mengobservasi fluktuasi demam dan kejang

D. EVALUASI:
1. Distress pernafasan:
 Ringan
 Sedang
 Berat
2. Injuri
 Tidak terjadi injuri
 Ada tanda-tanda injuri karena gesekan dengan benda kasar
 Ada injuri seperti niam popok
3. Dehidrasi
 Ringan
 Sedang
 Berat
4. Ikterik
 Ringan
 Sedang
 Berat
5. Infeksi
 Tidak ada infeksi
 Ada tanda-tanda infeksi
 Infeksi atau sepsis

You might also like