You are on page 1of 7

PENENTUAN BENDING STRENGTH

Bending strength sering disebut dengan Tensile Strength, Breaking Strength atau
Modulus of Fracture.

I. Prinsip Percobaan
WT atau FT diletakkan di atas 2 garis penyangga sejajar yang berjarak antara 10 -
24 cm. Dari bagian atas, beri penekan Yang sejajar dengan penyangga tepat di
bagian tengah tile. Beban dinaikkan secara bertahap. Saat tile patah, Modulus of
Fracture (MOF) akan terbaca secara digital dalam satuan kg. Selanjutnya MOF
dikonversikan dari kg menjadi kg/cm2. Bending strength/ Tensile Strength/MOF
adalah kekuatan tile menerima tekanan.

II. Tujuan dan Sasaran Percobaan


Tujuan:
 Untuk mengukur Bending Strength/ Tensile Strength/MOF dari produk tile,
baik WT, FT maupun Granito.
 Untuk mengetahui apakah produk tersebut masuk ke dalam standard yang
harus dipenuhi untuk tiap jenis produk.
Sasaran:
 Untuk mengetahui variasi hasil produksi fungsi waktu.
 Sebagai kontrol bending strength dalam production line yang kontinyu.

III. Alat dan Bahan Percobaan


Alat:
- Bending Strength tester
- Calculator
- Jangka sorong
Bahan:
- WT ukuran 20 x 25 sebanyak 10 buah
- FT maksimum ukuran 30 x 30 sebanyak 10 buah
IV. Teori Percobaan
Bending strenght
Mengingat kelangsingan ubin keramik, yang memiliki dimensi panjang dan
lebar besar sehubungan dengan ketebalan, kekuatan lentur menunjukkan kekuatan
mekanis ubin secara keseluruhan dalam kaitannya dengan agresi yang berbeda sifat,
seperti beban hidup dan mati, tindakan bergulir, dan dampak.

Standar EN 14411 membayangkan dua besaran untuk evaluasi kekuatan mekanik:

 Breaking Strenght : dalam hubungan langsung dengan beban yang diterapkan


ke ubin, dengan koefisien korektif yang menghubungkan jarak antara penopang
dan lebar potongan uji, diekspresikan dalam Newton (N). Hasil dari tes ini
adalah fungsi dari ketebalan genteng untuk jenis material yang sama.
 The Modulus of rupture : juga disebut kekuatan lentur: yang berasal dari
kekuatan pemecah besarnya dengan rumus matematika [kekuatan putus dibagi
dengan kuadrat ketebalan minimum pada penampang pecah]. Hasil tes,
dinyatakan dalam Newton per milimeter persegi (N / mm2), memberikan
kekuatan mekanis perkiraan dari ubin keramik independen dari ketebalan
genteng.
Breaking Strenght merupakan karakteristik penting yang produsen harus
menyatakan dalam bahkan 'kasus, juga pada tanda CC untuk ubin yang tidak
berkualitas pertama.
Kekuatan lentur sesuai dengan ISO 10545-4 Standar internasional ISO
10545-4 menetapkan metode uji untuk penentuan kekuatan lentur atau modulus
pecah, dan kekuatan putus untuk semua jenis ubin keramik. Modulus ruptur hanya
diukur pada ubin yang pecah kekuatannya di bawah 3000 N (Newton). Metode uji
membayangkan hal-hal berikut besaran:
KODE SIFAT DEFINISI
F Breaking Load Gaya yang diperlukan untuk menyebabkan
benda uji patah,Satuannya adalah Newton (N).
C Breaking Load on entire Dalam hal ini pengujian dilakukan di seluruh
piece ubin, ini merupakan uji kekuatan paling
representatif

S Breaking Strenght Gaya tekan yang dinyatakan dalam Newton


(N), diperoleh dengan mengalikan breaking
load (F) dengan rasio jarak antara rol penopang
(L dalam mm) dan lebar potongan uji (b dalam
mm).
𝐿
𝑆=𝐹𝑥
𝑏
R Bending Strenght or Besar gaya tekan dinyatakan dalam Newton
Modulus of Rupture per milimeter persegi (N / mm2), diperoleh
dengan membagi Breking Strenght (S) dengan
ketebalan minimum pada penampang yang
pecah.
3𝐹𝐿 3𝑆
𝑅= =
2𝑏ℎ2 2ℎ2

Note : Modulus of Rupture adalah karakteristik ubin intrinsik; yaitu dua ubin keramik yang dibuat
dengan proses yang sama dan berbeda hanya dalam ketebalan akan memiliki modulus perpecahan
yang sama, meskipun gaya yang diperlukan untuk mematahkannya jauh lebih besar di ubin yang
lebih tebal.

Dari definisi di atas, fixer ubin perlu mengingat kekuatan pemutusan (S),
dinyatakan dalam Newton dan kekuatan lentur atau modulus ruptur (R),
diekspresikan dalam Newton per milimeter persegi (N / mm2). Kedua besaran harus
dinyatakan dalam dokumentasi teknis yang diberikan oleh produsen dan sebagai
tambahan bagian dari merek dan label C€, sesuai dengan Lampiran ZA dan ZB
standar EN 1441 L :
- Ketika ubin untuk atap, Breaking Strenght atau Bending Strenght harus
dinyatakan pada label.
- Ketika ubin untuk lantai, Breaking Strenght harus dinyatakan pada label.

Rumus yang diberikan di atas adalah karakter eksperimental, di mana:


L : jarak atau rentang antara rol pendukung
b : potongan uji lebar
h : ketebalan minimum, dinyatakan dalam millimetresz dari benda uji pada
penampang pecah, diukur setelah tes

Perhitungan kekuatan lentur didasarkan pada penampang persegi panjang.


Dalam kasus ubin dengan ketebalan tidak seragam, pengukuran ketebalan
minimum pada penampang pecah hanya memberikan hasil perkiraan. Yang kurang
diucapkan adalah lega, semakin dekat adalah pendekatan.

Modulus of Fracture dihitung dengan rumus: MOF = 3 x P x L/ (2 x b x H2)


P = modulus of fracture yang dibaca pada alat digital di mesin (kg)
L = jarak support dibawah tile (cm)
b = tebar tes sampel (cm)
H = tebal sampel (cm)

Hasilnya adalah modulus of fracture datam satuan kg/cm2. Untuk mendapatkan


modulus of fracture dalam Newton, maka angka tersebut dikalikan dengan 9,897,
Untuk mendapatkan breaking strength dalam N/mm2 maka dikalikan dengan
0,09807. Semakin besar angka MOF, maka semakin baik kuatitas tile yang diuji.
V. Prosedur Kerja
Hidrolik sistem dengan sistem operasi manual mampu melakukan tes dengan lebar
tes
piece dari 40 mm sampai 300 mm dan ketebalan maksimum 25 mm.
1. Aktifkan mesin dengan switch on pada main switch dan set di posisi 1.
Tunggu 10 menit sampai alat elektronik stabil. Display akan menunjukkan
angka O. Untuk memulai tes, tekan dengan cepat tombol E. LED 4 akan
berkedip dan huruf P akan muncul di layar menandakan bahwa alat siap
digunakane
2. Atur jarak support sesuai dengan ukuran tile yang akan di tes. Skala yang
ada pada meja kerja menunjukkan jarak center-to-center dari support dalam
cm.
3. Letakkan tile yang akan di tes di atas support. Periksa apakah sampel berada
ditengah-tengah breaking pin dan periksa juga agar breaking cutter paralel
dengankedua support.
4. Periksa bleed knop dari hydrolic lift dan pastikan agar berada dalam posisi
tertutup (dalam keadaan terputar penuh ke kanan).
5. Handel dipasangkan pada dudukannya di hydrolik lift talu mulailah
memompa. Hidrolik akan mengangkat bagian kerja (support dan sampel)
hingga menyentuh breaking pin. Tenaga hidrolik lifting akan diteruskan ke
breaking pin talu diteruskan ke instrument load cell hingga layar
menunjukkan load value.
6. Operasikan hydrolic lifting dengan gerakan perlahan dan stabil. Ketika tile
sampel patah, harga breaking load dalam kg akan tertera tetap di layar.
7. Bila load value maksimum sudah tercapai saat melakukan tes, maka akan
keluar suara. Bila hal ini terjadi, hentikan tes untuk meencegah kerusakan
load cell. Suara berhenti bila beban sudah dibawah maximum load. Untuk
menghilangkan beban, kendurkan breaking knob dari hydrolic lifter. Note :
Jangan melakukan beban melebihi kemampuan alat.
8. Untuk tes berikutnya, ulangi prosedur dari awal.
9. Baca P pada layar display.
10. Ukur L, b dan H talu hitung Bending Strength/ Tensile Strength/MOF
dengan rumus MOF=3xPxL/ (2 1-12)
11. Untuk mendapatkan angka yang representatif dari Bending Strength/Tensite
Strength/MOF biasanya dilakukan percobaan minimal 10 kali atau
menggunakan 10 sampet tile. Hasitnya ditentukan dengan nitai rata-rata,
nilai minimum dan nilai maksimum.

VI. Data Pengamatan


Keramik Tebal Jarak Support Lebar (b)(cm) P (kg)
(H)(cm) (L)(cm)
I 0,86 14,7 7,58 38,93
II 0,894 14,7 7,058 30,70
III 0,814 14,7 7,216 33,38
IV 0,824 14,7 7,768 50,5
V 0,808 14,7 7,094 48,19
VI 0,8 14,7 7,236 47,50

VII. Data Perhitungan


3𝑥𝑃𝑥𝐿
Rumus = 𝑀𝑂𝐹 =
2 𝑥 𝑏 𝑥 𝐻2
 Keramik I
3 𝑥 38,93 𝑥 14,7 1.716,813 𝑘𝑔
𝑀𝑂𝐹 = = = 153,150 ⁄ 2 = 1515,725 𝑁
2 𝑥 7,58 𝑥 (0,86)2 11,21 𝑐𝑚

 Keramik II
3 𝑥 30,30 𝑥 14,7 1.353,058 𝑘𝑔
𝑀𝑂𝐹 = = = 120,024 ⁄ 2 = 1187,87 𝑁
2 𝑥 7,058 𝑥 (0,894)2 11,28 𝑐𝑚

 Keramik III
3 𝑥 33,38 𝑥 14,7 1.472,058 𝑘𝑔
𝑀𝑂𝐹 = = = 153,98 ⁄ 2 = 1523,94 𝑁
2 𝑥 7,216 𝑥 (0,814)2 9,56 𝑐𝑚

 Keramik IV
3 𝑥 50,5 𝑥 14,7 2.237,05 𝑘𝑔
𝑀𝑂𝐹 = = = 211,09 ⁄ 2 = 2089,16 𝑁
2 𝑥 7,768 𝑥 (0,824)2 10,55 𝑐𝑚

 Keramik V
3 𝑥 48,19 𝑥 14,7 1.937,238 𝑘𝑔
𝑀𝑂𝐹 = = = 209,20 ⁄ 2 = 2070,45 𝑁
2 𝑥 7,094 𝑥 (0,808)2 9,26 𝑐𝑚

 Keramik VI
3 𝑥 47,50 𝑥 14,7 1.909,5 𝑘𝑔
𝑀𝑂𝐹 = = = 206,21 ⁄ 2 = 2070,45 𝑁
2 𝑥 7,236 𝑥 (0,8)2 9,26 𝑐𝑚
Karena “semakin besar angka MOF maka semakin baik kualitas tile”, didapatkan
tile terkuat adalah no. 4 dengan MOF : 2.089,16 N

VIII. Hasil dan Analisis


Angka Bending Strength, Tensile Strength atau MOF dinyatakan datam kg/cmt atau
N/mm2

You might also like