You are on page 1of 6

TUGAS STERILE COMPOUNDING

REVIEW JURNAL
FORMULAS DAN UJI STERILISASI TETES MATA SULFASETAMIDA

Benedicta Jati Ayuningtyas


148114012

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
Sulfosetamida adalah senyawa dari golongan sulfonamida yang berbentuk serbuk
halus putih, tidak berbau dan memiliki rasa pahit. Garam dari sulfosetamida sering disebut
juga dengan natrium sulfasetamida. Natrium sulfosetamida dapat larut dalam air, sukar larut
dalam etanol dan tidak larut dalam kloroform.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan sediaan yang paling stabil dalam
penyimpanan selama 28 hari.
Metode dan Hasil Penelitian
Alat yang digunakan untuk formulasi dan sterilisasi adalah spektrofotometri UV,
Laminar air flow box, syringe 1 cc, pH meter, inkubator, autoklaf, timbangan analitik,
penyaring bakteri dan alat-alat lain yang dibutuhkan. Adapun bahan yang digunakan adalah
natrium sulfasetamida, natrium tiosulfat, timerosal, dapar fosfat pH 7, dinatrium edetat, water
for injection (WFI), tioglikolat, Soybean Casein Digest dan bakteri Bacillus subtilis, serta
jamur Candidia albicans.
Formula yang digunakan untuk membuat sediaan tetes mata adalah sebagai berikut:
Tabel I. Formula Sediaan Tetes Mata Natrium Sulfasetamida

Formula dibuat dengan cara bahan seluruhnya ditimbang sesuai dengan bobot pada
Tabel I, bahan baku natrium sulfasetamida dilarutkan dengan WFI. Larutan natrium
sulfasetamida dimasukkan ke dalam gelas piala 150 mL (yang sudah dikalibrasi), larutan
ditambahkan dengan bahan-bahan lainnya termasuk dapar fosfat. Setelah seluruh bahan
tercampur dalam gelas piala, larutan ditambahkan dengan WFI hingga tanda batas, larutan
disaring dengan kertas saring dan pH awal diukur. Sediaan dibuat replikasi sebanyak 3 kali
setiap formula lalu dievaluasi.
Evaluasi dilakukan pada 1, 3, 7, 14 dan 28 hari yang disimpan pada suhu kamar yang
terlindung dari cahaya maupun sinar matahari secara langsung, serta sudah melewati
sterilisasi dengan 3 metode. Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi dan hasil dari
evaluasi sediaan tetes mata sulfosetamida adalah sebagai berikut:
1. Pengujian sterilisasi
Uji sterilisasi dilakukan dengan 3 metode yaitu metode uap air mengalir pada suhu
98–100○C, penyaring bakteri dan autoklaf pada suhu 120 – 121○C. Hasil yang diharapkan
adalah sediaan yang tidak keruh (jernih) atau tidak ada endapan sama sekali.
2. Pengujian visualisasi
Uji visualisasi sediaan tetes mata dilihat dari kejernihan sediaan tetes mata yang telah
dibuat. Hasil uji pH dan visualisasi adalah sebagai berikut:
Tabel II. Hasil Uji Visualisasi Sediaan Tetes Mata Natrium Sulfasetamida

Hasil dari pengujian visualisasi disajikan pada Tabel II didapatkan endapan di dalam
sediaan I, II, dan III dengan sterilisasi autoklaf pada hari ke-28 sedangkan sediaan lain
yang disterilisasi dengan uap air mengalir dan penyaring bakteri tidak menunjukkan
adanya endapan. Endapan sulfanilamida yang terjadi merupakan hasil hidrolisis dari
natrium sulfasetamida saat pemanasan pada suhu tinggi.
3. Pengujian pH
Uji pH dilakukan pada sediaan tetes mata menggunakan pH meter dengan
mencocokkan hasil dari stik pH dengan kontrol yang terdapat dalam kemasan. Hasil uji
pH yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel III. Hasil Uji pH Sediaan Tetes Mata Natrium Sulfasetamida
Hasil pengujian pH disajikan dalam Tabel III, seluruh formula mengalami kenaikan
pH walaupun sudah ditambahkan dapar fosfat. Penyebab kenaikan pH adalah pelepasan
ion OH- dari wadah dan bahan baku garam natrium yang memiliki sifat basa kuat yang
dapat meningkatkan kebasaan larutan. Sediaan tetes mata yang stabil yakni sediaan IIIA,
IIIB, dan IIIC dengan harga pH yang masih berada pada rentang pH stabilitas 8,0-9,5.
4. Penetapan kadar
Penetapan kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada spektrofotometer UV
dengan metode standar adisi. Natrium sulfasetamida dalam air akan memberikan serapan
maksimum pada panjang gelombang 255 nm.
Penentuan kadar menggunakan larutan baku natrium sulfasetamida dan larutan
sampel. Larutan baku natrium sulfasetamida dibuat dalam konsentrasi 1000 ppm dengan
50 mg bahan baku dalam 50 mL labu takar sedangkan larutan sampel formula I dibuat
dalam konsentrasi 5 ppm, formula II dan III dibuat dalam konsentrasi 6 ppm dalam 10
mL labu takar dengan air sebagai pelarut. Formula I dibuat tanpa ada penambahan larutan
baku sedangkan formula II dan III ditambahkan dengan larutan baku masing-masing
sebanyak 2,5 ppm dan 5 ppm.
Tabel IV. Hasil Penetapan Kadar Sediaan Tetes Mata Natrium Sulfasetamida

Penetapan kadar disajikan dalam Tabel IV menghasilkan tidak ada formula yang baik
untuk sediaan tetes mata natrium sulfasetamida karena adanya penurunan kadar dan kadar
yang tertera tidak sesuai dengan persyaratan dalam farmakope edisi kelima. Formula 1
(natrium sulfasetamida 10%) dengan sterilisasi penyaring bakteri merupakan sediaan
tetes mata yang paling stabil karena penurunan persentase pada sediaan ini memiliki nilai
yang terkecil dibandingkan dengan sediaan dalam formula lainnya.
Penurunan presentase kadar natrium sulfasetamida disebabkan natrium sulfasetamida
terhidrolisis menjadi sulfanilamida. Kepekatan konsentrasi natrium sulfasetamida di
dalam sediaan dan pemanasan saat sterilisasi merupakan faktor yang mempengaruhi
hidrolisis dari natrium sulfasetamida. Hasil dari penetapan kadar terlihat bahwa semakin
besar konsentrasi natrium sulfasetamida mengakibatkan penurunan kadar natrium
sulfasetamida semakin besar sehingga dapat disimpulkan bahwa formula dengan
konsentrasi terkecil akan sukar terhidrolisis. Pemanasan dapat mempercepat hidrolisis
dari natrium sulfasetamida sehingga sterilisasi penyaring bakteri merupakan pilihan yang
terbaik karena tidak ada proses pemanasan.
5. Pengujian fertilitas
Uji fertilitas dilakukan dengan cara penanaman bakteri Bacillus subtilis ke dalam dua
tabung reaksi yang berisi media Tioglikolat steril yang diinkubasi selama 7 hari/lebih
pada suhu 30 – 35oC dan penanaman jamur Candida albicans ke dalam dua tabung reaksi
yang berisi media Soybean-Casein Digest yang diinkubasi selama 7 hari/lebih pada suhu
20 – 25oC. Kedua media diamati kekeruhannya.
Hasil uji fertilitas media pada Tabel V menunjukkan pertumbuhan bakteri Basillus
subtilis pada media Tioglikolat dan jamur Candida albicans pada media Soybean Casein-
Digest. Hal ini berarti bahwa media tersebut fertil dan dapat digunakan untuk pengujian
selanjutnya.
6. Pengujian efektivitas
Uji efektifitas dilakukan dengan cara menanamkan bakteri Bacillus subtilis ke dalam
dua tabung reaksi berisi media Tioglikolat steril kemudian masing-masing ditambahkan
sediaan uji 2 mL kemudian diinkubasikan pada suhu 30 – 35oC. Jamur Candida albicans
ditanamkan ke dalam dua tabung reaksi berisi media Soybean-Casein Digest steril
kemudian ditambahkan 2 mL sediaan uji, diinkubasikan pada suhu 20 – 25oC. Inkubasi
dilakukan selama 7 hari/lebih dan media diamati apakah terjadi kekeruhan atau tidak.
Kontrol positif yang digunakan adalah tabung berisi media Tioglikolat yang telah
ditanami bakteri Bacillus subtilis dan tabung yang berisi media Soybean-Casein Digest
yang telah ditanami jamur Candida albicans. Kontrol negatif yang digunakan adalah
tabung yang berisi media Tioglikolat dan tabung media Soybean-Casein Digest yang
telah diberi 5 tetes sediaan tetes mata natrium sulfasetamida steril. Hasil yang baik adalah
sediaan tidak mengalami perubahan warna.
Hasil disajikan dalam Tabel V menunjukkan adanya kekeruhan pada media
Tioglikolat dan Soybean Casein-Digest yang telah ditanami dengan bakteri dan jamur
sedangkan media yang ditanami sediaan steril tidak ada kekeruhan.
7. Pengujian sterilitas
a. Uji sterilitas media
Uji sterilitas media dilakukan pada media Tioglikolat steril (2 tabung)
diinkubasikan pada suhu 30 – 35oC dan Soybean-Casein Digest steril (2 tabung)
diinkubasi pada suhu 20 – 25oC dalam waktu 7 hari/lebih. Sisa media disimpan di
dalam lemari pendingin pada suhu 10oC sampai waktu penggunaan. Pertumbuhan
bakteri atau jamur dapat diketahui dengan timbulnya kekeruhan pada media.
b. Uji sterilitas sediaan
Uji sterilitas sediaan dilakukan pada 6 tabung reaksi, tiga tabung reaksi yang
berisi media Tioglikolat dan tiga tabung reaksi yang berisi media Soybean-Casein
Digest ke dalam masing-masing tabung diteteskan 2 mL sediaan uji dan
diinkubasikan. Inkubasi dilakukan selama tidak kurang dari 14 hari dan setiap hari
diamati apakah terjadi kekeruhan.

Hasil uji sterilitas media dan sediaan yang disajikan dalam Tabel V menunjukkan
tidak keruh yang berarti media telah steril dan dapat digunakan untuk pengujian
selanjutnya.
Tabel V. Hasil Uji Fertilitas, Efektivitas dan Sterilitas
Sediaan Tetes Mata Natrium Sulfasetamida

Kesimpulan
Formula sediaan tetes mata natrium sulfasetamida yang paling stabil adalah sediaan
dengan kadar 10% dengan setrilisasi menggunakan penyaring bakteri (IIB).

You might also like