Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD HAYKAL
20080110026
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ASSISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
PP = Pusat Perpotongan
S = Jari – jari lengkung spiral
TS = Titik perubahan dari tangen ke spiral
Et = Jarak dari tengah – tengah busur busur lingkaran ke PP
SL = Titik perubahan dari spiral ke lingkaran ( SC )
LS = Titik perubahan dari lingkaran ke spiral ( CS )
ST = Titik perubahan dari spiral ke tangen
Ls = Panjang lengkung spiral total ( dari TS – SC )
C = Jari – jari lengkung lingkaran
R = Jari – lingkaran total
X = Absis setiap titik pada lengkung spiral terhadap TS
Y = Ordinat setiap titik pada lengkung spiral terhadap tangen asli ( TS )
Yc = Ordinat titik C atau SC
P = Pergeseran busur lingkaran terhadap tangen asli
K = Jarak antara TS ke proyeksi PL pada tanah asli
PPV = Pusat Perpotongan Vertikal antara dua tangent yang bertemu
PLV = Permulaan Lengung Vertikal
PTV = Permulaan Tangen Vertikal
Ev = Pergeseran vertikal PPV ke permukaan jalan rencana
Lv = Panjang lengkung dengan arah horizontal
∆ = Perbedaan aljabar landai
ISTILAH PENTING
2. Data Perencanaan
a. Kelas jalan yang direncanakan :
a. Kelas I c. Kelas IIB e. Kelas III
b. Kelas IIA d. Kelas IIC
b. Koordinat dititik A :
a. ( 8466,5846 ) c. ( 12117,5362 ) e. ( 10234,5844 )
b. ( 9726,4759 ) d. ( 11210,5394 ) f. ( 10016,4116 )
c. Azimuth titik A :
a. 34º25’02” c. 40º49’59” e. 46º59’12”
b. 37º07’05” d. 43º02’04”
d. Elevasi rencana permukaan jalan dititik A terletak pada:
a. Permukaan tanah asli
b. Galian sedalam 0.50 m
c. Galian sedalam 1.00 m
d. Timbunan setinggi 0.50 m
e. Timbunan setinggi 1.00 m
1
3. Tugas
a. Merancang trase jalan dari titik A sampai titik B sebaik mungkin pada
peta topografi yang tersedia dengan menggunakan minimal 2 buah bentuk
tikungan yang ada, yaitu: Full Circle, Spiral-Circle-Spiral, Spiral-
Spiral.
b. Menggambar diagram superelevasi dengan sumbu putar as jalan.
c. Menggambar profil memanjang
d. Menggambar profil melintang pada setiap jarak 100 meter pada bagian
lurus dan 50 meter pada bagian lengkung (diawali dari titik A).
e. Menghitung elevasi tepi-tepi perkerasan dan sumbu / as jalan pada
profil tergambar.
f. Menghitung jumlah volume pekerjaan galian dan timbunan.
g. Gambar akhir di buat pada skala 1 : 1.000
2. Grafik
a. Grafik 1. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan
b. Grafik 2. Kebebasan Samping pada Tikungan
c. Grafik 3. Panjang Lengkung Vertikal Cembung
2
d. Grafik 4. Panjang Lengkung Vertikal Cembung (untuk jalan raya dua
jalur)
e. Grafik 5. Panjang Lengkung Vertikal Cekung
f. Grafik 6. Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada Lintasan bawah
g. Super elevasi Perkerasan dan Bahu
3
BAB II
RUMUS – RUMUS DALAM PERHITUNGAN
A. Ketentuan Jalan
Ketentuan jalan raya menurut Peraturan Perencanaan Geometri Jalan
Raya tahun 1970:
1. Kelas : IIA
2. Azimut : 46059’12”
3. Sta titik : 10+500
4. Elevasi muka tanah di titik A : Galian sedalam 1,00 m
5. Kecepatan rencana minimum : 100 km/jam
6. Lebar low minimum : 40 m
7. Lebar perkerasan : 3,5 m
8. Lebar bahu : 3,0 m
9. Kemiringan melintang perkerasan : 2 %
10. Kemiringan melintang bahu :4%
11. Miring tikungan maksimum : 10 %
12. Jari-jari tikungan minimum : 350
13. Landai maksimum :4%
14. Lereng melintang medan :4%
4
Alinemen horizontal dapat ditunjukkan letak suatu titik atau bagian-bagian
penting jalan.
Dalam merencanakan trase ( tikungan ) adalah :
1. Kecepatan rencana
2. Jari – jari tikungan minimum ( R minimum )
3. Superelevasi ( c )
4. Jarak pandang minimum
5
( Bxen) ( Bxep )
Ls =
LRmaksimum
Tt Et
C
TC M CT
PC D PT
R R
/2 /2
0
Gambar 2.1 Tikungan Belok ke Kanan
Tipe Full Circle
+e
+ 0,00%
CL
- en
-e
Gambar 2.2 Diagram superelevasi Tikungan Belok ke Kanan
6
2. Lengkung Spiral – Lingkaran – Spiral ( S – C – S )
Dipakai jika Lc > 25 m
V3 V e
Ls min = 0.022 2.727
RC C
90 Ls
s =
R
c = ∆ - 2 s
c
Lc = 2R
360
Tt = ( R + p ) Tg +K
2
Et = ( R + p ) Sec -R
2
Ls 3
P = Rx(1 coss)
6 xRxLs
Ls 5
K = Ls Rx sin s
40 xR 2 xLs 2
L = 2 Ls + Lc
Ls 3
Yc =
6 R Ls
Ls5
Xc = Ls -
40 R 2 Ls 2
7
Tt
Et
Xc
K SC CS
TS ST
R R
c
s s
0
Gambar 2.3 Tikungan Belok ke Kanan
Tipe S – C – S
+e
CL ± 0,00%
- en
LS LC LS
TS SC -e CS ST
8
3. Lengkung Spiral – Spiral ( S – S )
Dipakai jika Lc < 25 m
V3 Vxe
Ls min = 0,022 x 2,727 x
R.xC C
1 (e en ) B
, Ls (e en) B m
m Ls
Untuk perhitungan selanjutnya, dipilih yang terbesar antara Ls (dari
tabel) dan
Ls yang dihitung
90 Ls
s =
R
c = ∆ - 2 s
Dihitung ulang
s =
2
90 Ls s R
s = → Ls
R A
Tt = ( R + P ) Tg +K
2
Et = ( R + P ) Sec -R
2
L = 2Ls
Ls 3
P = – R ( 1 – Cos s )
6 R Ls
Ls5
K = Ls – – R x Sin s
40 R 2 Ls 2
9
Tt
Et
K CS SC
LS LS
TS R ST
R R
s s
CL ± 0.00%
- en
LS LS
Gambar 2.6 Diagram Superelevasi
10
C. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan
Pelebaran perkerasan pada tikungan dilakukan sepanjang pencapaian
kemiringan dengan cara :
1. Pada tikungan tanpa lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada bagian tepi
jalan sebelah dalam.
2. Pada tikungan dengan lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada tepi dalam
atau membagi dua sama besar. Masing – masing ditempatkan pada tepi dalam
dan tepi luar.
Kendaraan rencana truk
a. L : Jarak gandar 6.09 m
b. A : Tonjolan depan 1.218 m
c. C : Kebebasan samping 0.609 m
d. M : Lebar kendaraan 2.436 m
e. n : Jumlah lajur 2
f. Fa/Td : Lebar melintang akibat tonjolan depan
g. Z : Lebar tambahan akibat kelainan mengemudi
h. V : Lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan
i. Wn : Lebar perkerasan normal
j. Wc : Lebar perkerasan yang diperlukan ditikungan
k. W : Tambahan lebar perkerasan di tikungan
Rumus yang digunakan :
i. V = M+R– R 2 L2
iv. Wc = n ( M + C ) + Fa ( n – 1 ) + Z
v. W = Wc – Wn
11
D. Jarak Pandang Henti dan Menyiap
1. Jarak Pandang Henti
Jarak pandang henti adalah jarak yang diperlukan oleh pengemudi untuk
menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya
rintangan pada jalur yang dijalani.
S = d1 + d2
V2
= ( 0.278 x V x t ) +
245 x f
Untuk jalan yang mempunyai kelandaian, maka rumusnya menjadi :
S = d1 + d2
V2
= ( 0.278 x V x t ) +
245 f g
Dimana :
S : Jarak pandang henti
d1 : Jarak dari saat melihat sampai menginjak pedal rem ( m )
d2 : Jarak mengerem ( m )
V : Kecepatan ( km/jam )
t : Waktu reaksi = 0.5 – 4 detik
f : Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah
memanjang jalan.
g : Kelandaian ( + ) untuk naik, ( - ) untuk turun
12
Tabel 2.2 Koefisien Gesek
Kecepatan Rencana ( km/jam ) Koefisien Gesek ( f )
30 0.40
40 0.38
50 0.35
60 0.33
70 0.31
80 0.30
90 0.30
100 0.29
110 0.28
120 0.28
13
Catatan :
t1 : Waktu reaksi, tergantung dari kecepatan kendaraan
: 2.12 + 0.026 x V
m : Perbedaan kecepatan kendaraan yang menyiap dan disiap
: 15 km/jam
t2 : Waktu dimana kendaraan yang menyiap berada pada lajur
lawan
: 6.56 + 0.048 x V
V : Kecepatan rata – rata kendaraan yang menyiap
a : Percepatan rata – rata
: 2.052 + 0.0036 x V
Dalam perencanaan seringkali kondisi jarak pandangan menyiap standar
terbatasi oleh kekurangan biaya, sehingga jarak pandangan menyiap yang
dipergunakan dapat memakai jarak pandangan menyiap minimum ( d min ).
2
d min = d2 + d3 + d4
3
E. Alinemen Vertikal
Alinemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal
melalui sumbu jalan bidang rencana permukaan jalan.
Alinemen vertikal juga sering dikenal dengan penampang memanjang jalan,
tersusun dari potongan – potongan garis lurus dan garis lengkung.
Pada alinemen vertikal dapat ditunjukkan ketinggian dari setiap titik serta
bagian – bagian penting dari jalan.
Keadaan ideal penampang memanjang suatu jalan adalah datar
( landai 0 % ) dengan pertimbangan :
1. Daya yang diperlukan oleh kendaraan untuk bergerak relatif kecil.
2. Kendaraan dapat dijalankan dengan kecepatan yang paling besar atau
maksimum.
14
1. Landai Jalan
Landai jalan adalah besaran yang menunjukkan kenaikan atau
penurunan secara vertikal dalam satu satuan jarak horizontal. Pada umumnya
dinyatakan dalam %.
Berdasarkan kesepakatan, gambar jalan dibaca dari kiri ke kanan maka
landai jalan sebagai berikut :
a) Naik ( + )
b) Turun ( - )
Naik ( + ) Turun ( - )
15
2. Panjang Pendakian Maksimum
Panjang pendakian maksimum adalah panjang pendakian yang
menyebabkan pengurangan kecepatan kendaraan truk yang bermuatan penuh
sampai suatu batas tertentu yang dianggap tidak akan memberikan pengaruh
yang berarti pada jalannya arus lalu lintas secara keseluruhan.
3. Lengkung Vertikal
Pergeseran vertikal yang diukur pada titik PPV besarnya adalah :
A x Lv
Ev =
800
Dimana :
Ev : Pergeseran vertikal
A : Perbedaan landai
Lv : Panjang lengkung
16
ii. Lengkung vertikal cembung dengan S > L
h h
L = 25 200 x 1 2
g1 g 2
Bila S = Jarak pandang henti
399
L = 2xS
A
Bila S = Jarak pandang menyiap
960
L = 2xS
A
Atau dengan menggunakan grafik III PPGJR
b. Lengkung vertikal cekung
i. Lengkung vertikal cekung dengan S < L
AxS2
L =
(150 3.5) x S
Atau dengan menggunakan grafik V PPGJR
ii. Lengkung vertikal cekung dengan S > L
(150 3.5) x S
L = 2 xS
A
Atau dengan menggunakan grafik 5 PPGJR
17
Prinsip hitungan volume galian dan timbunan.
TP! TP2
A1 A2
a b c d e f g h i j
k l
A1 = Aa + Ab + Ac + Ad + Ae + Af + Ag + Ah + Ai + Aj + Ak + Al
A’1 = 0
Dengan :
A1 : Luas tampang potongan melintang titik 1 untuk galian
A’1 : Luas tampang potongan melintang titik 1 untuk timbunan
18
Luas profil melintang potongan 2
Cl
a b c g h i
d f
e c’ d’ j
A2 = Aa + Ab + Ac + Ad + Ae + Af + Ag + Ah + Ai + Aj
A’2 = Aa’ + Ab’ + Ac’ + Ad’
Dengan :
A2 : Luas tampang potongan melintang titik 2 untuk galian
A’2 : Luas tampang potongan melintang titik 2 untuk timbunan
Volume galian dan timbunan :
A1 A2
Volume galian = xL
2
A'1 A' 2
Volume timbunan = xL
2
Dengan :
L : jarak antar potongan
19
BAB III
PERHITUNGAN ALINEMEN HORISONTAL
A. Klasifikasi Medan
61,53 60,013
A–1 = 100% = 1,517 %
100
67 61,53
1–2 = 100% = 5,47 %
100
67 62,506
2–3 = 100% = 4,494 %
100
63,006 62,506
3–4 = 100% = 0,5 %
100
64,502 63,006
4–5 = 100% = 1,496 %
100
64,502 64,005
5–6 = 100% = 0,497 %
100
66,005 64,005
6–7 = 100% =2%
100
67,50 66,005
7–8 = 100% = 1,495 %
100
67,50 62,006
8–9 = 100% = 5,494%
100
62,006 62,003
9–B = 100% = 0,003 %
100
Klasifikasi Medan A – B
Klasifikasi Medan
n
22,966%
= 2,0878 %
11
20
Tabel 3.1. Klasifikasi Medan
Rata – rata Kemiringan Melintang ( % ) Jenis Medan
0 – 9,9 Datar
9,9 – 24,5 Bukit
25 Gunung
21
♦ Kordinat titik III ( 10054,3+24,3;4147,8+9,5 ) → ( 10078,6;4157,3 )
X3 = 24,3m
Y3 = 9,5 m
Koordinat titik B ( 10078,6+11,3;4157,3+3 ) → ( 10089,9;4160,3 )
Perhitungan Sudut
I X2
α2 1
Y2 III 4 X4
Y4
Y1 3 3
Y3 B
2
A X1 1
II 2 X3
22
1 = 900 – Azimuth titik A
= 900 – 46,980
= 43,020
Y2
2 = arc tan
X2
17,3
= arc tan
25
= 34,680
Y3
3 = arc tan
X3
15,7
= arc tan
25,5
= 31,620
♦ Tikungan I
1 = 1 + 2
= 43,020 + 34,680
= 77,70
Tikungan II
1 = 2 = 34,680
Y3
2 = arc tan
X3
15,7
= arc tan
25,5
= 31,620
2 = 1 + 2
= 34,680 + 31,620
= 66,30
23
♦ Tikungan III
3 = 3 = 31,620
Y4
4 = arc tan
X4
3
= arc tan
11,3
= 14,860
3 = 3 - 4
= 31,620 – 14,860
= 16,760
1. Perencanaan Tikungan I
1 = 77,7°
Rmin = 350 m
Vr = 100 km/jam
Rr = 358
en = 2%
C = 0,4
Vr 3 Vr.e
Ls min = 0,022 x 2,727 x
Rr.C C
100 3 100 x0,099
= 0,022 x 2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 )
358 x0,4 0,4
24
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat :
B =3m
1 1
=
m 240
1 (e e n ).B
=
m Ls
(e e n ).B
Ls =
1
m
(0,099 0,02 ).3
=
1
240
= 85,86 m.............( 3 )
Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar
Jadi Ls = 100 m
90 xLs
s =
.Rr
90 x100
=
.358
= 8,0060
c = 1 – 2 . s
= 77,700 – 2 . 8,0060
= 61,688 0
c.2. .Rr
Lc =
360
61,688.2. .358
=
360
= 385,248 m
25
Diketahui Lc min = 25 m
Lc >Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S - C – S
Ls 3
Xc = Ls
40xRr 2
100 3
= 100
40 x358 2
= 99,804 m
Ls 3
Yc =
6 xRr
100 2
=
6 x358
= 4,655 m
K = Xc – Rr . Sin s
= 99,804 – 358 .Sin 8,0060
= 49,9429 m
P = Yc - Rr ( 1 – Cos s )
= 4,655 – 358 ( 1 – Cos 8,0060 )
= 1,165 m
Tt = ( Rr + P ) tan ½ 1 + K
= ( 358 + 1,165 ) tan ½ x 77,70 + 49,9429
= 339,2353 m
Et = ( Rr + P ) sec ½ 1 – Rr
= ( 358 + 1,165 ) sec ½ x 77,7 – 358
= 103,182 m
26
L = 2. Ls + Lc
= 2. 86,14 + 385,248
= 557,528 m
2. Perencanaan Tikungan II
2 = 66,3°
Rmin = 350 m
Vr = 100 km / jam
Rr = 358 m
en =2%
C = 0,4
Vr 3 Vr.e
Ls min = 0,022 x 2,727 x
Rr.C C
100 3 100.0,099
= 0,022 x 2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 )
358.0,4 0,4
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat :
B =3m
1 1
=
m 240
1 (e e n ).B
=
m Ls
27
(e e n ).B
Ls =
1
m
(0,099 0,02 ).3
=
1
240
= 85,86 m.............( 3 )
Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar
Jadi Ls = 100 m
90 .Ls
s =
.Rr
90.100
=
.358
= 8,0060
c = 1 – 2 .s
= 66,30 – 2 . 8,0060
= 50,288 0
c.2. .Rr
Lc =
360
50,288.2. .358
=
360
= 314,054 m
Diketahui Lc min = 25 m
Lc >Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S - C – S
Ls 3
Xc = Ls
40.Rr 2
100 3
= 100
40.358 2
= 99,804 m
28
Ls 3
Yc =
6.Rr
100 2
=
6.358
= 4,655 m
K = Xc – Rr . Sin s
= 99,804 – 358 .Sin 8,0060
= 49,9429 m
P = Yc - Rr ( 1 – Cos s )
= 4,655 – 358 ( 1 – Cos 8,0060 )
= 1,165 m
Tt = ( Rr + P ) tan ½ 2 + K
= ( 358 + 1,165 ) tan ½ * 66,30 + 49,9429
= 284,526 m
Et = ( Rr + P ) sec ½ 2 – Rr
= ( 358 + 1,165 ) sec ½ . 66,3 – 358
= 70,985 m
L = 2. Ls + Lc
= 2. 85,86 + 314,054
= 485,774 m
29
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang
diperoleh nilai :
e = 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )
Vr 3 Vr.e
Ls min = 0,022 x 2,727 x
Rr.C C
100 3 100.0,099
= 0,022 x 2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 )
358.0,4 0,4
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat :
B =3m
1 1
=
m 240
1 (e e n ).B
=
m Ls
(e e n ).B
Ls =
1
m
(0,099 0,02 ).3
=
1
240
= 85,86 m.............( 3 )
Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar
Jadi Ls = 100 m
90 .Ls
s =
.Rr
90 x100
=
.358
= 8,0060
30
c = 3 – 2 . s
= 16,760 – 2 .8,0060
= 0,748 0
c.2. .Rr
Lc =
360
0,748 x 2 xx358
=
360
= 4,671 m
Diketahui Lc min = 25 m
Lc < Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S – S
Dihitung kembali :
3 = 16,76°
3 = 2 s
Maka :
s = ½ 2
= ½ 16,760
= 8,380
s .R
Ls =
90
8,38 .358
=
90
= 104,660
Ls 3
P = – R ( 1 – Cos θs )
6 R Ls
104,66 3
= – 358 ( 1 – Cos 8,38º )
6 358 104,66
= 1,2772 m
31
Ls5
K = Ls – – R x Sin s
40 R 2 Ls 2
104,66 5
= 104,66 – – 358 x Sin 8,38
40 358 2 104,66 2
= 52,26228 m
Tt = ( Rr + P ) Tan ½ 3 + K
= ( 358 + 1,277 ) Tan ½ 16,760+ 52,26228
= 105,187 m
Et = ( Rr + P ) Sec ½ 3 – Rr
= ( 358 + 1,277 ) Sec ½ 16,760 - 358
= 5,154 m
32
Tabel 3.2 Data Tikungan
Data Tikungan I Tikungan II Tikungan III
Bentuk S–C–S S–C–S S–S
77,70 66,30 16,760
Vr 100 km/jam 100 km/jam 100 km/jam
s 8,0060 8,0060 8,0060
c 61,688 0 50,288 0 -
33
I. Diagram Super Elevasi dan Sumbu Putar Jalan
1. Tikungan I Tipe S – C – S
K ∆1
Xc Tt Yc Yc
Et
P P
SC=CS Ls
Ls
ST
TS
R
θs θc θc θs
9,9 %
Kiri
CL ±0,00%
- 2%
Kanan
- 9,9 %
34
2. Tikungan II Tipe ( S-C-S )
θs θc θc θs
TS ST
LS LS
CS ST
Tt SC
P Yc LC P
Xc Et Yc
+9,9
%
Kanan
CL ±0,00%
-2%
Kiri
- 9,9 %
35
3. Tikungan III Tipe ( S – S )
K Tt ∆1
Yc Et Yc
P P
Ls SC=CS Ls
ST
TS
R
θs θs
Kiri
CL ± 0,00%
- 2% Kanan
- 9,9
ST TS
36
II. Hitungan Stationing Titik – Titik Penting
I
III
dII-III B
A
II
Sta A = 10 + 500
dA-I = 19,8116 m
dI-II = 30,5267 m
dII-III = 26,0909 m
dIII-B = 11,6914 m
1. Tikungan I
Sta PP1 = Sta A+ dA-1
= ( 10 + 500 ) + (19,8116)
= 10 + 519,8116
Sta Ts1 = Sta PP1 – Tt1
= (10 + 519,8116) – 339,2353
= 10 +180,6107
Sta Cs1 = Sc1
= Sta Ts1 + Ls1
= (10 +180,6107 ) + 100
= 10 + 280,6107
Sta St1 = ( Sta Sc1 = Cs1 ) + Ls1
= ( 10 + 280,6107) + 100
= 10 + 380,6107
37
2. Tikungan II
Sta St2 = Sta St1 + (d1-II – Tt1 – Tt2)
= ( 10 + 380,6107 ) + ( 30,5267 – 339,2353 – 284,526 )
= 9 + 212,6239
Sta Sc2 = Sta Ts2 + Ls2
= (9 + 212,6239) + 100
= 9 + 312,6239
Sta St2 = Sta Cs2 + Ls2
= (9 + 312,6239) + 100
= 9 + 412,6239
3. Tikungan III
Sta Ts3 = Sta St1 + St2 + (d1-II – Tt1 – Tt2 – dII-III – Tt3)
= ( 10 + 380,6107 ) + ( 9+412,6239) +( 30,5267 – 339,2353
-284,526-26,0909-105,187 )
= 19 + 68,7221
Sta Sc3 = Sta Ts3 + Ls3
= (19 + 68,7221) + 104,66
= 19 + 173,3821
Sta St3 = Sta Cs3 + Ls3
= (19 + 173,3821) + 104,66
= 19 + 278,0421
Sta B = Sta St3 + (dIII – B – Tt3)
= (19 + 278,6421) + (11,6914 – 105,187 )
= 19 + 185,1465
Panjang jalan (A – B)
= Sta B – Sta A
= (19 + 185,1465) – (10 + 500)
= 8 + 314,8535
38
B. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan
L = Jarak gandar 6,09 m
A = Tonjolan depan 1,218 m
c = Kebebasan samping 0,609 m
M = Lebar kendaraan 2,436 m
n = Jumlah jalur 2
Lebar Perkerasan Normal = 2 x 3,5 m
1. Tikungan I ( S – C – S )
Diketahui : R = 358 m
V = 100 km/jam
n =2
Wn = 7 m
a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U )
U =M+R– R 2 L2
Td = R 2 A2 xL A - R
= 0,554 m
39
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc )
Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z
= 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543
= 6,66 m
Wc < Wn
Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.
2. Tikungan II ( S – C – S )
Diketahui : R = 358 m
V = 100 km/jam
n =2
Wn = 7 m
a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U )
U =M+R– R 2 L2
Td = R 2 A2 xL A - R
= 0,554 m
40
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc )
Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z
= 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543
= 6,66 m
Wc < Wn
Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.
3. Tikungan III ( S – S )
Diketahui : R = 358 m
V = 100 km/jam
n =2
Wn = 7 m
a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U )
U =M+R– R 2 L2
Td = R 2 A2 xL A - R
= 0,554 m
41
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc )
Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z
= 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543
= 6,66 m
Wc < Wn
Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.
S = d1 + d2
V2
= 0,278 xVxt
254 xf
100 2
= 0,278 x100 x 2,5
254 x0,28
= 210,107 m
S<L
90 S
θ= x
Rr
90 210,107
= x
358
= 16,820
42
M = Rr x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 16,820)
= 15,31 m < 3,5 m (lebar Perkerasan)
M>7
Maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.
2,34 x 4.72
= 0,278 x 4,72 x100 15
2
= 104,064 m
d2 = 0,278 x V x t2
= 0,278 x 100 x 11,36
= 315,808 m
d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m )
2
d4 = xd 2
3
2
= x315,808
3
43
= 210,538 m
S = d1 + d2 + d3 + d4
= 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538
= 720,410 m
S>L
c. Kebebasan samping
90 S
θ= x
Rr
90 720,410
= x
358
= 57,6770
M = R x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 57,6770)
= 166,585 m
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu –
rambu lalu lintas, dilarang menyiap.
2. Tikungan II ( S - C - S )
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH )
Diketahui : L = 2 x Ls + Lc
= 2 x 86,14 + 385,248 = 557,528
Vr = 100 km/jam
t = 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f = 0,28 ( dari Tabel Koefisien Gesek )
R = 358
44
S = d1 + d2
V2
= 0,278 xVxt
254 xf
100 2
= 0,278 x100 x 2,5
254 x0,28
= 210,107 m
S<L
90 S
θ= x
Rr
90 210,107
= x
358
= 16,820
M = Rr x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 16,820)
= 15,31 m < 3,5 m (lebar Perkerasan)
M>7
Maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.
45
axt1
d1 = 0,278 xt1 xV m
2
2,34 x 4.72
= 0,278 x 4,72 x100 15
2
= 104,064 m
d2 = 0,278 x V x t2
= 0,278 x 100 x 11,36
= 315,808 m
d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m )
2
d4 = xd 2
3
2
= x315,808
3
= 210,538 m
S = d1 + d2 + d3 + d4
= 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538
= 720,410 m
S>L
c. Kebebasan samping
90 S
θ= x
Rr
90 720,410
= x
358
= 57,6770
M = R x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 57,6770)
= 166,585 m
46
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu –
rambu lalu lintas, dilarang menyiap.
3. Tikungan III ( S – S )
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH )
Diketahui : V = 100 km/jam
t = 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f = 0,28 ( dari Tabel Koefisien Gesek )
L = 2 x Ls
= 2 x 89,617
= 179,234 m
S = d1 + d2
V2
= 0,278 xVxt
254 xf
100 2
= 0,278 x100 x 2,5
254 x0,28
= 80,52 m
S<L
90 S
θ= x
Rr
90 80,52
= x
358
= 6,44
M = Rr x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 6,440)
= 2,26 m
M<7
Maka tidak perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.
47
b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM)
a = 2,052 + 0,0036 x V
= 2,052 + 0,0036 x 100
= 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V
= 2,12 + 0,026 x 100
= 4,72 m/dt
t2 = 6,56 + 0,048 x V
= 6,56 + 0,048 x 100
= 11,36 m/dt
axt1
d1 = 0,278 xt1 xV m
2
2,34 x 4.72
= 0,278 x 4,72 x100 15
2
= 104,064 m
d2 = 0,278 x V x t2
= 0,278 x 100 x 11,36
= 315,808 m
d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m )
2
d4 = xd 2
3
2
= x315,808
3
= 210,538 m
S = d1 + d2 + d3 + d4
= 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538
= 720,410 m
S>L
48
c. Kebebasan samping
90 S
θ= x
Rr
90 720,410
= x
358
= 57,6770
M = R x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 57,6770)
= 166,585 m
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu –
rambu lalu lintas, dilarang menyiap.
49
BAB IV
PERHITUNGAN ALINEMEN VERTIKAL
d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10
Elevasi
Titik A = 60,5 m PPV6 = 64 m
PPV1 = 62 m PPV7 = 66,8 m
PPV2 = 67 m PPV8 = 67,5 m
PPV3 = 62,8 m PPV9 = 62,5 m
PPV4 = 63 m Titik B = 62,5 m
PPV5 = 64,5 m
1. Jarak Datar
d1 = 71 m d6 = 92 m
d2 = 64 m d7 = 95 m
d3 = 85 m d8 = 55 m
d4 = 82 m d9 = 95 m
d5 = 72 m d10 = 17 m
50
2. Kelandaian
El Tinggi El Re ndah
Ii = 100%
d
62 60
I1 = 100% = +2,11 %
71
67 62
I2 = 100% = +7,81 %
64
67 62,8
I3 = 100% = +4,94 %
85
63 62,8
I4 = 100% = +0,243 %
82
64,5 63
I5 = 100% = +2,08 %
72
64,5 64
I6 = 100% = +0,543 %
92
66,8 64
I7 = 100% = +2,94 %
95
67,5 66,8
I8 = 100% = +1,27 %
55
67,5 62,5
I9 = 100% = +5,26 %
95
62,5 62,5
I10 = 100% =+ 0 %
17
51
3. Lengkung Vertikal
a. Lengkung I ( Cekung )
PTV1
7,81%
2,11%
PLV1
PPV1
A1 = +2,11 %
Lv1 = 60 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A1 xLv1 2,11x 60
Ev1 = = = 0,15825 m
800 800
Sta PPV1 = Sta A + d1
= ( 10 + 500 ) + 71
= 10 + 571
Sta PLV1 = Sta PPV1 – ½ x Lv1
= ( 10 + 571) – ½ x 60
= 10 + 541
Sta PTV1 = Sta PPV1 + ½ x Lv1
= ( 10 + 571) + ½ x 60
= 10 + 601
el PPV1 = 62 m
el PLV1 = el PPV1 + i1 ½ x Lv1
2,11
= 62 + x ½ x 60
100
= 62,633 m
el PTV1 = el PPV1 + i2 x ½ x Lv1
7,81
= 62 + x ½ x 60
100
= 64,343 m
52
Elev di atas PPV1 = el PPV1 + Ev1
= 62 + 0,15825
= 62,15825 m
b. Lengkung II ( Cembung )
PPV2
PLV2 PTV1
+7,81% -4,94%
A2 = 7,81 %
Lv2 = 220 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung )
A2 xLv2 7,81x 220
Ev2 = = = 2,14775 m
800 800
53
el PTV2 = el PPV2 – i3 x ½ x LV2
4,94
= 67 – x ½ x 220
100
= 61,566
PLV3 PTV3
-4,94 +0,243
PPV3
A3 = 5,18 %
Lv3 = 200 m ( dari Grafik III Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A3 xLv3 5,18 x 200
Ev3 = = = 1,295 m
800 800
Sta PPV3 = Sta PPV2 + d3
= ( 10 + 635 ) + 85
= 10 + 720
Sta PLV3 = Sta PPV3 – ½ x Lv3
= (10 + 720) – ½ x 200
= 10 + 620
Sta PTV3 = Sta PPV3 + ½ x Lv3
= (10 + 720) + ½ x 200
= 10 + 820
54
el PPV3 = 62,8 m
el PLV3 = el PPV3 – I3 x ½ x LV3
4,94
= 62,8 – x½ x 200
100
= 57,86 m
el PTV3 = el PPV3 + i4 x ½ x LV3
0,243
= 62,8 + x ½ x 200
100
= 63,034 m
Elev di atas PPV3 = el PPV3 – EV3
= 62,8 – 1,295
= 61,505 m
d. Lengkung IV ( Cekung )
PTV4
+2,08
PLV4 + 0,243
PPV4
A4 = 2,32 %
Lv4 = 62 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A4 xLv4 2,32 x 62
Ev4 = = = 0,1798 m
800 800
Sta PPV4 = Sta PPV3 + d4
= (10 + 720) + 82
= 10 + 802
Sta PLV4 = Sta PPV4 – ½ x Lv4
= (10 + 802) – ½ x 62
= 10 + 771
55
Sta PTV4 = Sta PPV4 + ½ x Lv4
= (10 + 802) + ½ x 62
= 10 + 833
el PPV4 = 63 m
el PLV4 = el PLV4 + i4 x ½ x Lv4
0,243
= 63 + x ½ x 62
100
= 63,07533 m
el PTV4 = el PPV4 + I5 x ½ x Lv4
2,08
= 63 + x ½ x 62
100
= 63,6448 m
Elev di atas PPV4 = el PPV4 − Ev4
= 63 − 0,1798
= 62,8202 m
e. Lengkung V ( Cembung )
PPV4
PLV4 + 2,08 -0,543
PTV4
A5 = 2,623 %
Lv4 = 178 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung )
A5xLv5 2,623 x178
Ev5 = = = 0,58361 m
800 800
Sta PPV5 = Sta PPV4 + d5
= (10 + 802) + 72
= 10 + 874
56
Sta PLV5 = Sta PPV5 – ½ x Lv5
= (10 + 874) – ½ x 178
= 10 + 785
Sta PTV5 = Sta PPV5 + ½ x Lv5
= (10 + 874) + ½ x 178
= 10 + 963
el PPV5 = 64,5 m
el PLV5 = el PLV5 + i5 x ½ x Lv5
2,08
= 64,5 + x ½ x 178
100
= 66,3512 m
el PTV5 = el PPV5 – I6 x ½ x Lv5
0,543
= 64,5 – x ½ x 178
100
= 64,01673 m
Elev di bawah PPV5 = el PPV5 − Ev5
= 64,5 − 0,58361
= 63,91639 m
f. Lengkung VI ( Cekung )
PTV6
PLV6 -0,543 +2,92
PPV6
A6 = 3,483 %
Lv6 = 125 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A6 xLv6 3,483 x125
Ev6 = = = 0,54421 m
800 800
57
Sta PPV6 = Sta PPV5 + d6
= (10 + 874) + 92
= 10 + 966
Sta PLV6 = Sta PPV6 – ½ x Lv6
= (10 + 966) – ½ x 125
= 10 +903,5
Sta PTV6 = Sta PPV6 + ½ x Lv6
= (10 + 966) + ½ x 125
= 11+ 028,5
el PPV6 = 64 m
el PLV6 = el PLV6 – i6 x ½ x Lv6
0,543
= 64 – x ½ x 125
100
= 63,66062 m
el PTV6 = el PLV6 + i7 x ½ x Lv6
2,94
= 64 + x ½ x 125
100
= 65,8375 m
Elev di atas PPV6 = el PPV5 − Ev5
= 64 − 0,54421
= 63,45779 m
PTV7
+1,27
PLV7 +2,94
PPV7
A7 = 4,21 %
Lv7 = 165 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
58
A7 xLv7 4,21x165
Ev7 = = = 0,86831 m
800 800
Sta PPV7 = Sta PPV6 + d7
= (10 + 966) + 95
= 11 + 061
Sta PLV7 = Sta PPV7 – ½ x Lv7
= (11 + 061) – ½ x 165
= 10+ 978,5
Sta PTV7 = Sta PPV7 + ½ x Lv7
= (11 + 061) + ½ x 165
= 11+ 143,5
el PPV7 = 66,8 m
el PLV7 = el PLV7 + i7 x ½ x Lv7
2,94
= 66,8 + x ½ x 165
100
= 69,2255 m
el PTV7 = el PLV7 + i8 x ½ x Lv7
1,27
= 66,8 + x ½ x 165
100
= 67,84775 m
Elev di atas PPV7 = el PPV7 − Ev7
= 66,8 − 0,86831
= 65,93169 m
59
h. Lengkung VIII ( Cembung )
PPV8
PLV8
+1,27
PTV8
-5,26
A8 = 6,53 %
Lv8 = 430 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung )
A8 xLv8 6,53 x 430
Ev8= = = 3,50987 m
800 800
Sta PPV8 = Sta PPV7 + d8
= (11 + 061) + 55
= 11 + 116
Sta PLV8 = Sta PPV8 – ½ x Lv8
= (11 + 116) – ½ x 430
= 10+ 901
Sta PTV8 = Sta PPV8 + ½ x Lv8
= (11 + 116) + ½ x 430
= 11+ 331
el PPV8 = 67,5 m
el PLV8 = el PLV8 + i8 x ½ x Lv8
1,27
= 67,5 + x ½ x 430
100
= 70,2305 m
el PTV8 = el PLV7 − i9 x ½ x Lv8
5, 26
= 67,5 − x ½ x 430
100
= 56,191 m
60
Elev di bawah PPV8 = el PPV8 − Ev8
= 67,5 − 3,50987
= 63,99013 m
i. Lengkung IX ( Cekung )
PLV9
-5,26
0 PTV9
PPV9
A9 = 5,26 %
Lv9 = 204 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A9 xLv9 5,26 x 204
Ev9= = = 1,3413 m
800 800
Sta PPV9 = Sta PPV8 + d9
= (11 + 116) + 62,5
= 11 + 178,5
Sta PLV9 = Sta PPV9 – ½ x Lv9
= (11 + 178,5) – ½ x 204
= 11+ 076,5
Sta PTV9 = Sta PPV9 + ½ x Lv9
= (11 + 178,5) + ½ x 204
= 11+ 280,5
el PPV9 = 62,5 m
el PLV9 = el PLV9 − i9 x ½ x Lv9
5, 26
= 62,5 − x ½ x 204
100
= 57,1348 m
61
el PTV9 = el PLV9 – i10 x ½ x Lv8
= 62,5 − 0
= 62,5 m
Elev di bawah PPV9 = el PPV9 − Ev9
= 62,5 − 1,3413
= 61,1587 m
62
TP3 11+800 127.46 0
2 125.28 250.56 0 0
PPV4 10+802 123.1 0
18 125.6375 2261.475 0 0
PTV3 10+820 128.175 0
13 104.49 1358.37 0 0
PTV4 10+833 80.805 0
41 102.36 4196.76 0 0
PPV5 10+874 123.915 0
26 124.3725 3233.685 0 0
TP4 10+900 124.83 0
1 126.145 126.145 0 0
PLV8 10+901 127.46 0
2.5 126.695 316.7375 0 0
PLV6 10+903,5 125.93 0
59.5 125.88 7489.86 0 0
PTV5 10+963 125.83 0
3 125.83 377.49 0 0
PPV6 10+966 125.83 0
12.5 127.0525 1588.15625 0 0
PLV7 10+978,5 128.275 0
21.5 129.2 2777.8 0 0
TP5 11+000 130.125 0
28.5 130.5275 3720.03375 0 0
PTV6 11+028,5 130.93 0
32.5 131.425 4271.3125 0 0
PPV7 11+061 131.92 0
15.5 130.7125 2026.04375 0 0
PLV9 11+076,5 129.505 0
23.5 128.6825 3024.03875 0 0
TP6 11+100 127.86 0
16 127.225 2035.6 0 0
PPV8 11+116 126.59 0
27.5 128.1875 3525.15625 0 0
PTV7 11+143,5 129.785 0
35 129.785 4542.475 0 0
PPV9 11+178,5 129.785 0
21.5 130.295 2801.3425 0 0
63
TP7 11+200 130.805 0
80.5 132.19 10641.295 0 0
PPV9 11+280,5 133.575 0
19.5 135.1125 2634.69375 0 0
TP8 11+300 136.65 0
31 68.325 2118.075 145.0125 4495.3875
PTV8 11+331 0 290.025
69 0 0 204.07 14080.83
TP9 11+400 0 118.115
100 0 0 116.66 11666
TPB 11+500 0 115.205
JUMLAH GALIAN 184387.76 TIMBUNAN 30242.218
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan analisa dari data-data yang ada dan dilakukan
perhitungan, maka penulis dapat menarik kesimpulan.yaitu
1. Klasifikasi medan datar
2. Perencanaan alinemen horizontal direncanakan 3 buah tikungan yaitu :
Data Tikungan I Tikungan II Tikungan III
65
3. Perencanaan Alinemen vertikal ada 9 buah tikungan
a. PPV1 = Cekung
b. PPV2 = Cembung
c. PPV3 = Cekung
d. PPV4 = Cekung
e. PPV5 = Cembung
f. PPV6 = Cekung
g. PPV7 = Cekung
h. PPV8 = Cembung
i. PPV9 = Cekung
B. Saran
Dengan penyusunan tugas ini baik secara langsung ataupun secara tidak
langsung didapat beberapa manfaat bagi penyusun. Manfaat yang dimaksud
yaitu :
1. Memahami langkah – langkah serta teori dalam perencanaan jalan raya yang
ditinjau dari sudut geometrik jalan.
2. Memahami kesulitan – kesulitan yang timbul pada perencanaan ataupun pada
saat pelaksanaan nanti, sehingga melalui diskusi dapat ditemukan cara – cara
mengatasi masalah tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu trase jalan
antara lain :
1. Kondisi medan yang hendak dibuat jalan, meliputi tiga keadaan yaitu datar,
berbukit, dan gunung.
2. Data lalu lintas jalan
3. Kecepatan rencana
66
4. Kapasitas jalan
Persyaratan – persyaratan yang dituntut dalam merencanakan suatu jalan
meliputi :
1. Aman, berhubungan dengan rencana trase jalan, tikungan, tanjakan dan
turunan.
2. Nyaman, berhubungan dengan rasa dan perasaan dari pemakai jalan sehingga
tidak timbul rasa jenuh.
3. Ekonomis, berhubungan dengan biaya pembangunan jalan secara totalitas.
4. Lancar.
Dalam merencanakan suatu jalan diperhitungkan agar terpenuhi segala
persyaratan yang dituntut dan tidak melanggar ketentuan – ketentuan yang
berlaku.
Ketentuan itu antara lain :
1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya ( PPGJR ) No. 13/1970
2. American Association of State Highway Transportation Official
( AASHTO )
3. Perundangan lainnya yang digunakan.
67
PENUTUP