You are on page 1of 74

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HAYKAL
20080110026

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kehadlirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
hidayah-Nya, Laporan Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan ini dapat di
selesaikan tepat pada waktunya, laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan
studi dalam menempuh pendidikan jenjang S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, atas segala bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-
saran sehingga laporan ini dapat terselesaikan, penyusun mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi
terselesainya laporan ini.
2. Bapak Ir. Sentot Hardwiyono, MT., Ph.D selaku Dosen teori mata kuliah
Perencanaan Geometrik Jalan pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Ir.Anita Widianti,MT selaku Dosen Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan
pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
4. Saudara Defa Farady selaku Assisten Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan
pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Disadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari apa yang diharapkan,
untuk itu penyusun mengharapkan masukkan-masukkan yang berarti dari pembaca
agar dapat menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
bermanfaat terutama bagi kelanjutan studi penyusun, Amiin…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 2010

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ASSISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. SOAL PERENCANAAN


A. Tugas Perencanaan ................................................................. 1
B. Tabel dan Peraturan yang digunakan ...................................... 2

BAB II. RUMUS-RUMUS DALAM PERHITUNGAN


A. Ketentuan jalan ........................................................................ 4
B. Perencanaan Alinemen Horizontal .......................................... 4
C. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan ...................................... 11
D. Jarak Pandang Henti dan Menyiap .......................................... 12
E. Alinemen Vertikal ................................................................... 14
F. Volume Pekerjaan Tanah Galian dan Timbunan ..................... 17

BAB III. PERHITUNGAN ALINEMEN HORISONTAL


A. Klasifikasi Medan ................................................................... 20
B. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan ...................................... 39
C. Jarak Pandang Horizontal ........................................................ 42

BAB IV. PERHITUNGAN ALINEMEN VERTIKAL


A. Perencanaan Alinemen Vertikal .............................................. 50
B. Perencanaan Galian dan Timbunan ......................................... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................ 66

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

PP = Pusat Perpotongan
S = Jari – jari lengkung spiral
TS = Titik perubahan dari tangen ke spiral
Et = Jarak dari tengah – tengah busur busur lingkaran ke PP
SL = Titik perubahan dari spiral ke lingkaran ( SC )
LS = Titik perubahan dari lingkaran ke spiral ( CS )
ST = Titik perubahan dari spiral ke tangen
Ls = Panjang lengkung spiral total ( dari TS – SC )
C = Jari – jari lengkung lingkaran
R = Jari – lingkaran total
X = Absis setiap titik pada lengkung spiral terhadap TS
Y = Ordinat setiap titik pada lengkung spiral terhadap tangen asli ( TS )
Yc = Ordinat titik C atau SC
P = Pergeseran busur lingkaran terhadap tangen asli
K = Jarak antara TS ke proyeksi PL pada tanah asli
PPV = Pusat Perpotongan Vertikal antara dua tangent yang bertemu
PLV = Permulaan Lengung Vertikal
PTV = Permulaan Tangen Vertikal
Ev = Pergeseran vertikal PPV ke permukaan jalan rencana
Lv = Panjang lengkung dengan arah horizontal
∆ = Perbedaan aljabar landai
ISTILAH PENTING

Design speed : Kecepatan rencana kendaraan dipakai dalam perencanaan


geometrik jalan raya.
Right of way : Lebar penguasaan lahan, yaitu lebaar tanah yang dikuasai
negara untuk keperluan jalan raya
Movement function : Jalan yang mengutamakan fungsi gerakan
Access function : Jalan yang mengutamakan fungsi menerus
Carriage way : Bagian penampang melintang jalan yang digunakan untuk
lewat kendaraan
Road margin : Bagian tepi jalan
Side waliks : Bagian tepi jalan yang dipergunakan bagi pejalan kaki
Kerb : Pembatas tepi jalan
Guard Raills : Pagar pembataas tepi jalan
Tallud : Kemiringan tebing
Median : Pemisah / pembatas jalan
Alinemen : Garis sumbu
Superelevasi : Kemiringan penampang jalan pada tikungan untuk melawan
gaya sentrifugal
Broken back
Grad line : Lengkung vertikal searah yang hanya dipisahkan oleh tangen
yang pendek
Hiddendip : Lengkung cekung yang tiba - tiba pendek pada jalan yang
relatif datar dan lurus
Bendiness : Tingkat letak pada alinemen horizontal
Hillness : Tingkat kelandaian pada alinemen vertikal
Massa diagram : Diagram yang dipakai untuk menghitung besarnya volume
galian dan timbunan
BAB I
SOAL PERANCANGAN, TABEL,
DAN GRAFIK YANG DIGUNAKAN

A. Tugas dan Perancangan


1. Ketentuan Pokok
a. Peta Topografi (terlampir) dengan skala 1 : 1.000
b. Jalan terdahulu telah dirancang sampai titik A
c. Titik A terletak pada STA 10 + 500

2. Data Perencanaan
a. Kelas jalan yang direncanakan :
a. Kelas I c. Kelas IIB e. Kelas III
b. Kelas IIA d. Kelas IIC
b. Koordinat dititik A :
a. ( 8466,5846 ) c. ( 12117,5362 ) e. ( 10234,5844 )
b. ( 9726,4759 ) d. ( 11210,5394 ) f. ( 10016,4116 )
c. Azimuth titik A :
a. 34º25’02” c. 40º49’59” e. 46º59’12”
b. 37º07’05” d. 43º02’04”
d. Elevasi rencana permukaan jalan dititik A terletak pada:
a. Permukaan tanah asli
b. Galian sedalam 0.50 m
c. Galian sedalam 1.00 m
d. Timbunan setinggi 0.50 m
e. Timbunan setinggi 1.00 m

1
3. Tugas
a. Merancang trase jalan dari titik A sampai titik B sebaik mungkin pada
peta topografi yang tersedia dengan menggunakan minimal 2 buah bentuk
tikungan yang ada, yaitu: Full Circle, Spiral-Circle-Spiral, Spiral-
Spiral.
b. Menggambar diagram superelevasi dengan sumbu putar as jalan.
c. Menggambar profil memanjang
d. Menggambar profil melintang pada setiap jarak 100 meter pada bagian
lurus dan 50 meter pada bagian lengkung (diawali dari titik A).
e. Menghitung elevasi tepi-tepi perkerasan dan sumbu / as jalan pada
profil tergambar.
f. Menghitung jumlah volume pekerjaan galian dan timbunan.
g. Gambar akhir di buat pada skala 1 : 1.000

B. Tabel dan Peraturan yang Digunakan


1. Daftar / tabel
a. Daftar 1 Standard Perencanaan Geometrik
b. Daftar 2 Standard Perencanaan Alinemen
c. Tabel 1.a. Panjang Minimal Spiral dan Kemiringan Melintang
d. Tabel 1.b. Panjang Minimal Spiral dan Kemiringan Melintang
e. Tabel 2. Koordinat Lingkaran sebagai Fungsi dari Unit Panjang Spiral
f. Tabel 3. Koordinat Titik Spiral-Circle sebagai Fungsi dari Unit Panjang
Spiral

2. Grafik
a. Grafik 1. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan
b. Grafik 2. Kebebasan Samping pada Tikungan
c. Grafik 3. Panjang Lengkung Vertikal Cembung

2
d. Grafik 4. Panjang Lengkung Vertikal Cembung (untuk jalan raya dua
jalur)
e. Grafik 5. Panjang Lengkung Vertikal Cekung
f. Grafik 6. Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada Lintasan bawah
g. Super elevasi Perkerasan dan Bahu

3
BAB II
RUMUS – RUMUS DALAM PERHITUNGAN

A. Ketentuan Jalan
Ketentuan jalan raya menurut Peraturan Perencanaan Geometri Jalan
Raya tahun 1970:

1. Kelas : IIA
2. Azimut : 46059’12”
3. Sta titik : 10+500
4. Elevasi muka tanah di titik A : Galian sedalam 1,00 m
5. Kecepatan rencana minimum : 100 km/jam
6. Lebar low minimum : 40 m
7. Lebar perkerasan : 3,5 m
8. Lebar bahu : 3,0 m
9. Kemiringan melintang perkerasan : 2 %
10. Kemiringan melintang bahu :4%
11. Miring tikungan maksimum : 10 %
12. Jari-jari tikungan minimum : 350
13. Landai maksimum :4%
14. Lereng melintang medan :4%

B. Perencanaan Alinemen Horizontal


Alinemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang
kertas ( peta ). Trase jalan terdiri dari garis (tangen) dan garis lengkung . Tangen
dibedakan menurut arah angka (azimuth), dan antara dua tangen yang
berpotongan dihubungkan oleh garis lengkung yang berupa busur lingkaran yang
berfungsi sebagai busur peralihan antara azimuth satu dengan azimuth yang lain.

4
Alinemen horizontal dapat ditunjukkan letak suatu titik atau bagian-bagian
penting jalan.
Dalam merencanakan trase ( tikungan ) adalah :
1. Kecepatan rencana
2. Jari – jari tikungan minimum ( R minimum )
3. Superelevasi ( c )
4. Jarak pandang minimum

1. Lengkung Lingkaran ( Circle – Circle )


Lengkung horisontal jenis ini direncanakan untuk jari – jari tikungan
yang besar. Besarnya jari – jari minimum untuk tikungan ini telah ditetapkan
sesuai dengan kecepatan rencana dan kelas jalan.

Tabel 2.1 : Kecepatan dan jari – jari minimum


V (km/jam) Jari – jari minimum (m)
120 2000
100 1500
80 1100
60 700
50 440
40 300
30 180

Rumus – rumus yang digunakan :



Tt = R x Tg
2

Et = Tt x Tg
2

Lc = x2xxR
360
Ls = (Fiktif ) dihitung dari landai relatif maksimum karena s = 0

5
( Bxen)  ( Bxep )
Ls =
LRmaksimum

Tt Et
C
TC M CT
PC D PT
R R

/2 /2

0
Gambar 2.1 Tikungan Belok ke Kanan
Tipe Full Circle
+e

+ 0,00%
CL

- en

-e
Gambar 2.2 Diagram superelevasi Tikungan Belok ke Kanan

6
2. Lengkung Spiral – Lingkaran – Spiral ( S – C – S )
Dipakai jika Lc > 25 m
V3 V e
Ls min = 0.022   2.727 
RC C
90 Ls
s = 
 R
c = ∆ - 2  s
c
Lc = 2R
360

Tt = ( R + p )  Tg +K
2

Et = ( R + p )  Sec -R
2
Ls 3
P =  Rx(1  coss)
6 xRxLs
Ls 5
K = Ls   Rx sin s
40 xR 2 xLs 2
L = 2 Ls + Lc
Ls 3
Yc =
6  R  Ls
Ls5
Xc = Ls -
40  R 2  Ls 2

7
Tt 
Et
Xc
K SC CS

TS ST
R R
c
s s

0
Gambar 2.3 Tikungan Belok ke Kanan
Tipe S – C – S

+e

CL ± 0,00%

- en

LS LC LS
TS SC -e CS ST

Gambar 2.4 Diagram Superelevasi Tipe S-C-S

8
3. Lengkung Spiral – Spiral ( S – S )
Dipakai jika Lc < 25 m
V3 Vxe
Ls min = 0,022 x  2,727 x
R.xC C
1 (e  en ) B
 , Ls  (e  en)  B  m
m Ls
Untuk perhitungan selanjutnya, dipilih yang terbesar antara Ls (dari
tabel) dan
Ls yang dihitung
90 Ls
s = 
 R
c = ∆ - 2  s
Dihitung ulang

s =
2
90 Ls s    R
s =  → Ls 
 R A

Tt = ( R + P ) Tg +K
2

Et = ( R + P ) Sec -R
2
L = 2Ls
Ls 3
P = – R ( 1 – Cos s )
6  R  Ls
Ls5
K = Ls – – R x Sin s
40  R 2  Ls 2

9
Tt 
Et
K CS SC
LS LS

TS R ST

R R

s s

Gambar 2.5 Tikungan Belok ke Kanan


Tipe S – S
+e

CL ± 0.00%

- en

LS LS
Gambar 2.6 Diagram Superelevasi

10
C. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan
Pelebaran perkerasan pada tikungan dilakukan sepanjang pencapaian
kemiringan dengan cara :
1. Pada tikungan tanpa lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada bagian tepi
jalan sebelah dalam.
2. Pada tikungan dengan lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada tepi dalam
atau membagi dua sama besar. Masing – masing ditempatkan pada tepi dalam
dan tepi luar.
Kendaraan rencana truk
a. L : Jarak gandar 6.09 m
b. A : Tonjolan depan 1.218 m
c. C : Kebebasan samping 0.609 m
d. M : Lebar kendaraan 2.436 m
e. n : Jumlah lajur 2
f. Fa/Td : Lebar melintang akibat tonjolan depan
g. Z : Lebar tambahan akibat kelainan mengemudi
h. V : Lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan
i. Wn : Lebar perkerasan normal
j. Wc : Lebar perkerasan yang diperlukan ditikungan
k. W : Tambahan lebar perkerasan di tikungan
Rumus yang digunakan :

i. V = M+R– R 2  L2

ii. Td/Fa = R 2  A2 x L  A - R


Vr
iii. Z = 0.105 x
R

iv. Wc = n ( M + C ) + Fa ( n – 1 ) + Z
v. W = Wc – Wn

11
D. Jarak Pandang Henti dan Menyiap
1. Jarak Pandang Henti
Jarak pandang henti adalah jarak yang diperlukan oleh pengemudi untuk
menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya
rintangan pada jalur yang dijalani.
S = d1 + d2
 V2 
= ( 0.278 x V x t ) +  
 245 x f 
Untuk jalan yang mempunyai kelandaian, maka rumusnya menjadi :
S = d1 + d2
 V2 
= ( 0.278 x V x t ) +  
 245 f  g  
Dimana :
S : Jarak pandang henti
d1 : Jarak dari saat melihat sampai menginjak pedal rem ( m )
d2 : Jarak mengerem ( m )
V : Kecepatan ( km/jam )
t : Waktu reaksi = 0.5 – 4 detik
f : Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah
memanjang jalan.
g : Kelandaian ( + ) untuk naik, ( - ) untuk turun

12
Tabel 2.2 Koefisien Gesek
Kecepatan Rencana ( km/jam ) Koefisien Gesek ( f )
30 0.40
40 0.38
50 0.35
60 0.33
70 0.31
80 0.30
90 0.30
100 0.29
110 0.28
120 0.28

2. Jarak Pandang Menyiap


Jarak pandang menyiap adalah jarak yang diperlukan oleh kendaraan
untuk menyiap dan berjalan di atas lajur berlawanan untuk kemudian berjalan
di atas lajur semula dengan aman.
d = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
d1 : Jarak yang ditempuh kendaraan yang hendak menyiap
selama
waktu reaksi dan waktu membawa kendaraannya yang
hendak membelok ke lajur lawan.
 a  t1 
: 0,278  t1 V  m  
 2 
d2 : Jarak yang ditempuh selama kendaraan menyiap berada
pada lajur lawan.
: 0,278 x V x t2
d3 : Diambil antara 30 – 100 m
2
d4 : x d2
3

13
Catatan :
t1 : Waktu reaksi, tergantung dari kecepatan kendaraan
: 2.12 + 0.026 x V
m : Perbedaan kecepatan kendaraan yang menyiap dan disiap
: 15 km/jam
t2 : Waktu dimana kendaraan yang menyiap berada pada lajur
lawan
: 6.56 + 0.048 x V
V : Kecepatan rata – rata kendaraan yang menyiap
a : Percepatan rata – rata
: 2.052 + 0.0036 x V
Dalam perencanaan seringkali kondisi jarak pandangan menyiap standar
terbatasi oleh kekurangan biaya, sehingga jarak pandangan menyiap yang
dipergunakan dapat memakai jarak pandangan menyiap minimum ( d min ).
2
d min = d2 + d3 + d4
3

E. Alinemen Vertikal
Alinemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal
melalui sumbu jalan bidang rencana permukaan jalan.
Alinemen vertikal juga sering dikenal dengan penampang memanjang jalan,
tersusun dari potongan – potongan garis lurus dan garis lengkung.
Pada alinemen vertikal dapat ditunjukkan ketinggian dari setiap titik serta
bagian – bagian penting dari jalan.
Keadaan ideal penampang memanjang suatu jalan adalah datar
( landai 0 % ) dengan pertimbangan :
1. Daya yang diperlukan oleh kendaraan untuk bergerak relatif kecil.
2. Kendaraan dapat dijalankan dengan kecepatan yang paling besar atau
maksimum.

14
1. Landai Jalan
Landai jalan adalah besaran yang menunjukkan kenaikan atau
penurunan secara vertikal dalam satu satuan jarak horizontal. Pada umumnya
dinyatakan dalam %.
Berdasarkan kesepakatan, gambar jalan dibaca dari kiri ke kanan maka
landai jalan sebagai berikut :
a) Naik ( + )
b) Turun ( - )

Naik ( + ) Turun ( - )

Landai maksimum ditetapkan berdasarkan :


a. Kelas jalan
b. Kondisi medan
c. Kecepatan rencana

Tabel 2.3 Kelandaian Maksimum


Kec. Rencana Landai maksimum ( % ) untuk medan
Km/jam D B G
120 3 - -
100 4 5 -
80 5 6 6
60 6 7 7
40 - 8 8
30 - - 10 – 12
PPGJR 1970

15
2. Panjang Pendakian Maksimum
Panjang pendakian maksimum adalah panjang pendakian yang
menyebabkan pengurangan kecepatan kendaraan truk yang bermuatan penuh
sampai suatu batas tertentu yang dianggap tidak akan memberikan pengaruh
yang berarti pada jalannya arus lalu lintas secara keseluruhan.

Tabel 2.4 Panjang Landai Kritis


i(%) 3 4 5 6 7 8 10 12
L(m) 480 330 250 200 170 150 135 120
PPGJR 1970

3. Lengkung Vertikal
Pergeseran vertikal yang diukur pada titik PPV besarnya adalah :
A x Lv
Ev =
800
Dimana :
Ev : Pergeseran vertikal
A : Perbedaan landai
Lv : Panjang lengkung

a. Lengkung vertikal cembung


i. Lengkung vertikal cembung dengan S < L
AxS2
 
L= 2
100 x 2 x h1  2 x h2

Bila S = Jarak pandang henti


AxS2
L=
359
Atau dengan menggunakan grafik III PPGJR

16
ii. Lengkung vertikal cembung dengan S > L
 h   h 
L = 25  200 x  1    2 
 g1   g 2 
Bila S = Jarak pandang henti
399
L = 2xS 
A
Bila S = Jarak pandang menyiap
960
L = 2xS 
A
Atau dengan menggunakan grafik III PPGJR
b. Lengkung vertikal cekung
i. Lengkung vertikal cekung dengan S < L
AxS2
L =
(150  3.5) x S
Atau dengan menggunakan grafik V PPGJR
ii. Lengkung vertikal cekung dengan S > L
(150  3.5) x S
L = 2 xS 
A
Atau dengan menggunakan grafik 5 PPGJR

F. Volume Pekerjaan Tanah Galian dan Timbunan


Pada dasarnya volume pekerjaan tanah galian dan timbunan perhitungannya
dilakukan sepanjang perencanaan jalan dengan membuat potongan 50 – 100
meter, dengan maksud agar lebih teliti.
Perhitungan volume galian dan timbunan sedapat mungkin seimbang atau
volume galian lebih besar dari volume timbunan. Untuk mengatasi hal ini
perhitungan dilakukan secara “ trial and error “ metode masa diagram.

17
Prinsip hitungan volume galian dan timbunan.

TP! TP2

A1 A2

Luas profil melintang potongan I


Cl

a b c d e f g h i j

k l

A1 = Aa + Ab + Ac + Ad + Ae + Af + Ag + Ah + Ai + Aj + Ak + Al
A’1 = 0
Dengan :
A1 : Luas tampang potongan melintang titik 1 untuk galian
A’1 : Luas tampang potongan melintang titik 1 untuk timbunan

18
Luas profil melintang potongan 2
Cl

a b c g h i
d f
e c’ d’ j

A2 = Aa + Ab + Ac + Ad + Ae + Af + Ag + Ah + Ai + Aj
A’2 = Aa’ + Ab’ + Ac’ + Ad’
Dengan :
A2 : Luas tampang potongan melintang titik 2 untuk galian
A’2 : Luas tampang potongan melintang titik 2 untuk timbunan
Volume galian dan timbunan :
A1  A2
Volume galian = xL
2
A'1  A' 2
Volume timbunan = xL
2
Dengan :
L : jarak antar potongan

19
BAB III
PERHITUNGAN ALINEMEN HORISONTAL

A. Klasifikasi Medan

61,53  60,013
A–1 =  100% = 1,517 %
100
67  61,53
1–2 =  100% = 5,47 %
100
67  62,506
2–3 =  100% = 4,494 %
100
63,006  62,506
3–4 =  100% = 0,5 %
100
64,502  63,006
4–5 =  100% = 1,496 %
100
64,502  64,005
5–6 =  100% = 0,497 %
100
66,005  64,005
6–7 =  100% =2%
100
67,50  66,005
7–8 =  100% = 1,495 %
100
67,50  62,006
8–9 =  100% = 5,494%
100
62,006  62,003
9–B =  100% = 0,003 %
100
Klasifikasi Medan A – B


 Klasifikasi Medan
n
22,966%
 = 2,0878 %
11

20
Tabel 3.1. Klasifikasi Medan
Rata – rata Kemiringan Melintang ( % ) Jenis Medan
0 – 9,9 Datar
9,9 – 24,5 Bukit
 25 Gunung

Jadi klasifikasi medan A – B adalah datar


Dari Daftar I Standar Perencanaan Geometrik didapat :
1. Kecepatan rencana (Vr) : 100 km/jam
2. Lebar row minimum : 40 m
3. Lebar perkerasan : 2 x 3,50 m
4. Lebar bahu : 3,00 m
5. Lereng melintang perkerasan (en) : 2 %
6. Lereng melintang bahu : 4%
7. Miring tikungan maksimum : 10 %
8. Jari–jari tikungan minimum(Rmin) : 350 m
9. Landai maksimum : 4%
10. LHR : 6000 – 20.000
11. Lebar median minimum : 1,5 m
12. Landai maksimum :4%
13. Klasifikasi medan : Datar

Koordinat Tiap Titik


 Koordinat titik A ( 10016,4116 )
 Koordinat titik I ( 10016+13,5 ; 4116+14,5 ) → ( 10029,5 ; 4130,5 )
X1 = 13,5 m
Y1 = 14,5 m
 Koordinat titik II ( 10029,5+24,8;4130,5+17,3 ) →(10054,3;4147,8)
X2 = 24,8 m
Y2 = 17,8 m

21
♦ Kordinat titik III ( 10054,3+24,3;4147,8+9,5 ) → ( 10078,6;4157,3 )
X3 = 24,3m
Y3 = 9,5 m
 Koordinat titik B ( 10078,6+11,3;4157,3+3 ) → ( 10089,9;4160,3 )

Jarak Antar Titik

dA-I = 13,52  14,5 2 = 19,8116 m

dI-II = 24,82  17,82 = 30,5267 m

dII-III = 24,3 2  9,52 = 26,09099 m

dIII-B = 11,3 2  32 = 11,6914 m

d AB = dA –I + dI – II + dII – III + dIII – B

= 19,8116 + 30,5267 + 26,0909 + 11,6914


= 88,1206 m

Perhitungan Sudut

Sudut Azimuth A = 46°59’12” = 46,980

I X2
α2 1
Y2 III 4 X4
Y4
Y1 3 3
Y3 B
2
A X1 1
II 2 X3

22
1 = 900 – Azimuth titik A
= 900 – 46,980
= 43,020
Y2
2 = arc tan
X2

17,3
= arc tan
25
= 34,680
Y3
3 = arc tan
X3

15,7
= arc tan
25,5
= 31,620

♦ Tikungan I
1 = 1 + 2
= 43,020 + 34,680
= 77,70
 Tikungan II
1 = 2 = 34,680
Y3
2 = arc tan
X3

15,7
= arc tan
25,5
= 31,620
2 =  1 +  2
= 34,680 + 31,620
= 66,30

23
♦ Tikungan III
3 = 3 = 31,620
Y4
4 = arc tan
X4

3
= arc tan
11,3
= 14,860
3 =  3 - 4
= 31,620 – 14,860
= 16,760

1. Perencanaan Tikungan I
1 = 77,7°
Rmin = 350 m
Vr = 100 km/jam
Rr = 358
en = 2%
C = 0,4

Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang


diperoleh nilai :
e = 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )

Vr 3 Vr.e
Ls min = 0,022 x  2,727 x
Rr.C C
100 3 100 x0,099
= 0,022 x  2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 )
358 x0,4 0,4

24
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat :
B =3m
1 1
=
m 240

1 (e e n ).B
=
m Ls

(e  e n ).B
Ls =
1
m
(0,099  0,02 ).3
=
1
240
= 85,86 m.............( 3 )
Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar
Jadi Ls = 100 m

90 xLs
s =
 .Rr
90 x100
=
 .358
= 8,0060
c =  1 – 2 . s
= 77,700 – 2 . 8,0060
= 61,688 0
c.2. .Rr
Lc =
360
61,688.2. .358
=
360
= 385,248 m

25
Diketahui Lc min = 25 m
Lc >Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S - C – S
Ls 3
Xc = Ls 
40xRr 2
100 3
= 100 
40 x358 2
= 99,804 m

Ls 3
Yc =
6 xRr
100 2
=
6 x358
= 4,655 m

K = Xc – Rr . Sin s
= 99,804 – 358 .Sin 8,0060
= 49,9429 m

P = Yc - Rr ( 1 – Cos s )
= 4,655 – 358 ( 1 – Cos 8,0060 )
= 1,165 m

Tt = ( Rr + P ) tan ½  1 + K
= ( 358 + 1,165 ) tan ½ x 77,70 + 49,9429
= 339,2353 m

Et = ( Rr + P ) sec ½  1 – Rr
= ( 358 + 1,165 ) sec ½ x 77,7 – 358
= 103,182 m

26
L = 2. Ls + Lc
= 2. 86,14 + 385,248
= 557,528 m

2. Perencanaan Tikungan II
2 = 66,3°
Rmin = 350 m
Vr = 100 km / jam
Rr = 358 m
en =2%
C = 0,4

Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang


diperoleh nilai :
e = 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )

Vr 3 Vr.e
Ls min = 0,022 x  2,727 x
Rr.C C
100 3 100.0,099
= 0,022 x  2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 )
358.0,4 0,4
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat :
B =3m
1 1
=
m 240

1 (e e n ).B
=
m Ls

27
(e  e n ).B
Ls =
1
m
(0,099  0,02 ).3
=
1
240
= 85,86 m.............( 3 )
Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar
Jadi Ls = 100 m
90 .Ls
s =
 .Rr
90.100
=
 .358
= 8,0060
c =  1 – 2 .s
= 66,30 – 2 . 8,0060
= 50,288 0
c.2. .Rr
Lc =
360
50,288.2. .358
=
360
= 314,054 m

Diketahui Lc min = 25 m
Lc >Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S - C – S
Ls 3
Xc = Ls 
40.Rr 2
100 3
= 100 
40.358 2
= 99,804 m

28
Ls 3
Yc =
6.Rr
100 2
=
6.358
= 4,655 m
K = Xc – Rr . Sin s
= 99,804 – 358 .Sin 8,0060
= 49,9429 m
P = Yc - Rr ( 1 – Cos s )
= 4,655 – 358 ( 1 – Cos 8,0060 )
= 1,165 m
Tt = ( Rr + P ) tan ½  2 + K
= ( 358 + 1,165 ) tan ½ * 66,30 + 49,9429
= 284,526 m
Et = ( Rr + P ) sec ½  2 – Rr
= ( 358 + 1,165 ) sec ½ . 66,3 – 358
= 70,985 m
L = 2. Ls + Lc
= 2. 85,86 + 314,054
= 485,774 m

3. Perencanaan Tikungan III


3 = 16,76°
Rmin = 350 m
Vr = 100 km / jam
Rr = 358 m
en =2%
C = 0,4

29
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang
diperoleh nilai :
e = 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )

Vr 3 Vr.e
Ls min = 0,022 x  2,727 x
Rr.C C
100 3 100.0,099
= 0,022 x  2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 )
358.0,4 0,4
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat :
B =3m
1 1
=
m 240

1 (e e n ).B
=
m Ls

(e  e n ).B
Ls =
1
m
(0,099  0,02 ).3
=
1
240
= 85,86 m.............( 3 )
Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar
Jadi Ls = 100 m
90 .Ls
s =
 .Rr
90 x100
=
 .358
= 8,0060

30
c =  3 – 2 . s
= 16,760 – 2 .8,0060
= 0,748 0
c.2. .Rr
Lc =
360
0,748 x 2 xx358
=
360
= 4,671 m
Diketahui Lc min = 25 m
Lc < Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S – S
Dihitung kembali :
3 = 16,76°
3 = 2 s
Maka :
s = ½ 2
= ½ 16,760
= 8,380
s   .R
Ls =
90
8,38   .358
=
90
= 104,660
Ls 3
P = – R ( 1 – Cos θs )
6  R  Ls
104,66 3
= – 358 ( 1 – Cos 8,38º )
6  358  104,66
= 1,2772 m

31
Ls5
K = Ls – – R x Sin s
40  R 2  Ls 2
104,66 5
= 104,66 – – 358 x Sin 8,38
40  358 2  104,66 2
= 52,26228 m
Tt = ( Rr + P ) Tan ½ 3 + K
= ( 358 + 1,277 ) Tan ½ 16,760+ 52,26228
= 105,187 m
Et = ( Rr + P ) Sec ½ 3 – Rr
= ( 358 + 1,277 ) Sec ½ 16,760 - 358
= 5,154 m

32
Tabel 3.2 Data Tikungan
Data Tikungan I Tikungan II Tikungan III
Bentuk S–C–S S–C–S S–S
 77,70 66,30 16,760
Vr 100 km/jam 100 km/jam 100 km/jam
s 8,0060 8,0060 8,0060
c 61,688 0 50,288 0 -

Ls 100 m 100 m 100 m


Lc 385,248m 314,054 m 4,671 m
L 557,528 m 485,774 m -
Tt 102,05 m 284,526 m 105,187m
Et 103,182 m 70,985 m 5,154 m
K 49,9429 m 49,9429 m 52,26228 m
P 1,165 m 1,165 m 1,2772 m
Xc 99,804 m 99,804 m -
Yc 4,655 m 4,655 m -
Rr 358 m 358 m 358 m
e 9,9 % 9,9 % 9,9 %
en 2% 2% 2%

Sumber : Hasil Perhitungan

33
I. Diagram Super Elevasi dan Sumbu Putar Jalan
1. Tikungan I Tipe S – C – S

K ∆1
Xc Tt Yc Yc
Et
P P
SC=CS Ls
Ls
ST
TS

R
θs θc θc θs

Gambar 3.1 Tikungan Belok ke kanan


Tipe S – C – S

9,9 %

Kiri
CL ±0,00%

- 2%
Kanan

- 9,9 %

TS Ls = 100 m SC Lc = 385,248 m CS Ls = 100 m ST

Gambar 3.2 Diagram Superelevasi Tipe S-C-S

34
2. Tikungan II Tipe ( S-C-S )

θs θc θc θs

TS ST
LS LS
CS ST
Tt SC
P Yc LC P
Xc Et Yc

Gambar 3.3 Tikungan Belok ke Kiri


Tipe S – C – S

+9,9
%
Kanan
CL ±0,00%

-2%
Kiri

- 9,9 %

TS Ls = 100 mSC Lc = 314,054 m CS Ls = 100 m ST

Gambar 3.4 Diagram Superelevasi Tipe S-C-S

35
3. Tikungan III Tipe ( S – S )

K Tt ∆1
Yc Et Yc
P P

Ls SC=CS Ls
ST
TS

R
θs θs

Gambar 3.5 Tikungan Belok ke kanan


Tipe S – S
+ 9,9

Kiri

CL ± 0,00%

- 2% Kanan

- 9,9

LS = 104,66 SC=CS LS = 104,66

ST TS

Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tipe S – S

36
II. Hitungan Stationing Titik – Titik Penting
I

III

dA-I dI-II dIII-B

dII-III B

A
II
Sta A = 10 + 500
dA-I = 19,8116 m
dI-II = 30,5267 m
dII-III = 26,0909 m
dIII-B = 11,6914 m

1. Tikungan I
Sta PP1 = Sta A+ dA-1
= ( 10 + 500 ) + (19,8116)
= 10 + 519,8116
Sta Ts1 = Sta PP1 – Tt1
= (10 + 519,8116) – 339,2353
= 10 +180,6107
Sta Cs1 = Sc1
= Sta Ts1 + Ls1
= (10 +180,6107 ) + 100
= 10 + 280,6107
Sta St1 = ( Sta Sc1 = Cs1 ) + Ls1
= ( 10 + 280,6107) + 100
= 10 + 380,6107

37
2. Tikungan II
Sta St2 = Sta St1 + (d1-II – Tt1 – Tt2)
= ( 10 + 380,6107 ) + ( 30,5267 – 339,2353 – 284,526 )
= 9 + 212,6239
Sta Sc2 = Sta Ts2 + Ls2
= (9 + 212,6239) + 100
= 9 + 312,6239
Sta St2 = Sta Cs2 + Ls2
= (9 + 312,6239) + 100
= 9 + 412,6239
3. Tikungan III
Sta Ts3 = Sta St1 + St2 + (d1-II – Tt1 – Tt2 – dII-III – Tt3)
= ( 10 + 380,6107 ) + ( 9+412,6239) +( 30,5267 – 339,2353
-284,526-26,0909-105,187 )
= 19 + 68,7221
Sta Sc3 = Sta Ts3 + Ls3
= (19 + 68,7221) + 104,66
= 19 + 173,3821
Sta St3 = Sta Cs3 + Ls3
= (19 + 173,3821) + 104,66
= 19 + 278,0421
Sta B = Sta St3 + (dIII – B – Tt3)
= (19 + 278,6421) + (11,6914 – 105,187 )
= 19 + 185,1465
Panjang jalan (A – B)
= Sta B – Sta A
= (19 + 185,1465) – (10 + 500)
= 8 + 314,8535

38
B. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan
L = Jarak gandar 6,09 m
A = Tonjolan depan 1,218 m
c = Kebebasan samping 0,609 m
M = Lebar kendaraan 2,436 m
n = Jumlah jalur 2
Lebar Perkerasan Normal = 2 x 3,5 m

1. Tikungan I ( S – C – S )
Diketahui : R = 358 m
V = 100 km/jam
n =2
Wn = 7 m
a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U )

U =M+R– R 2  L2

= 2,436 + 358 – 358 2  6,09 2


= 2,487 m
b. Lebar melintang akibat tonjolan depan ( Td = Fa )

Td = R 2  A2 xL  A - R

= 358 2  1,2182 x6,09  1,218 - 358


= 0,022 m
c. Lebar tambahan akibat kelainan pengemudi ( z )
V
z = 0,105 x
R
100
= 0,105 x
358

= 0,554 m

39
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc )
Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z
= 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543
= 6,66 m
Wc < Wn
Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.

2. Tikungan II ( S – C – S )
Diketahui : R = 358 m
V = 100 km/jam
n =2
Wn = 7 m
a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U )

U =M+R– R 2  L2

= 2,436 + 358 – 358 2  6,09 2


= 2,487 m
b. Lebar melintang akibat tonjolan depan ( Td = Fa )

Td = R 2  A2 xL  A - R

= 358 2  1,2182 x6,09  1,218 - 358


= 0,022 m
c. Lebar tambahan akibat kelainan pengemudi ( z )
V
z = 0,105 x
R
100
= 0,105 x
358

= 0,554 m

40
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc )
Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z
= 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543
= 6,66 m
Wc < Wn
Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.

3. Tikungan III ( S – S )
Diketahui : R = 358 m
V = 100 km/jam
n =2
Wn = 7 m
a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U )

U =M+R– R 2  L2

= 2,436 + 358 – 358 2  6,09 2


= 2,487 m
b. Lebar melintang akibat tonjolan depan ( Td = Fa )

Td = R 2  A2 xL  A - R

= 358 2  1,2182 x6,09  1,218 - 358


= 0,022 m
c. Lebar tambahan akibat kelainan pengemudi ( z )
V
z = 0,105 x
R
100
= 0,105 x
358

= 0,554 m

41
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc )
Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z
= 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543
= 6,66 m
Wc < Wn
Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.

C. Jarak Pandang Horizontal


1.Tikungan I ( S - C - S )
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH )
Diketahui : L = 2 x Ls + Lc
= 2 x 86,14 + 385,248 = 557,528
Vr = 100 km/jam
t = 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f = 0,28 ( dari Tabel Koefisien Gesek )
R = 358

S = d1 + d2
V2
= 0,278 xVxt 
254 xf

100 2
= 0,278 x100 x 2,5 
254 x0,28
= 210,107 m
S<L
90 S
θ= x
 Rr
90 210,107
= x
 358
= 16,820

42
M = Rr x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 16,820)
= 15,31 m < 3,5 m (lebar Perkerasan)
M>7
Maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.

b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM)


a = 2,052 + 0,0036 x V
= 2,052 + 0,0036 x 100
= 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V
= 2,12 + 0,026 x 100
= 4,72 m/dt
t2 = 6,56 + 0,048 x V
= 6,56 + 0,048 x 100
= 11,36 m/dt
 axt1 
d1 = 0,278 xt1 xV  m  
 2 

 2,34 x 4.72 
= 0,278 x 4,72 x100  15  
 2 
= 104,064 m
d2 = 0,278 x V x t2
= 0,278 x 100 x 11,36
= 315,808 m
d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m )
2
d4 = xd 2
3
2
= x315,808
3

43
= 210,538 m
S = d1 + d2 + d3 + d4
= 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538
= 720,410 m
S>L

c. Kebebasan samping
90 S
θ= x
 Rr
90 720,410
= x
 358
= 57,6770
M = R x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 57,6770)
= 166,585 m
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu –
rambu lalu lintas, dilarang menyiap.

2. Tikungan II ( S - C - S )
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH )
Diketahui : L = 2 x Ls + Lc
= 2 x 86,14 + 385,248 = 557,528
Vr = 100 km/jam
t = 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f = 0,28 ( dari Tabel Koefisien Gesek )
R = 358

44
S = d1 + d2
V2
= 0,278 xVxt 
254 xf

100 2
= 0,278 x100 x 2,5 
254 x0,28
= 210,107 m
S<L
90 S
θ= x
 Rr
90 210,107
= x
 358
= 16,820
M = Rr x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 16,820)
= 15,31 m < 3,5 m (lebar Perkerasan)
M>7
Maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.

b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM)


a = 2,052 + 0,0036 x V
= 2,052 + 0,0036 x 100
= 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V
= 2,12 + 0,026 x 100
= 4,72 m/dt
t2 = 6,56 + 0,048 x V
= 6,56 + 0,048 x 100
= 11,36 m/dt

45
 axt1 
d1 = 0,278 xt1 xV  m  
 2 

 2,34 x 4.72 
= 0,278 x 4,72 x100  15  
 2 
= 104,064 m
d2 = 0,278 x V x t2
= 0,278 x 100 x 11,36
= 315,808 m
d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m )
2
d4 = xd 2
3
2
= x315,808
3
= 210,538 m
S = d1 + d2 + d3 + d4
= 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538
= 720,410 m
S>L

c. Kebebasan samping
90 S
θ= x
 Rr
90 720,410
= x
 358
= 57,6770
M = R x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 57,6770)
= 166,585 m

46
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu –
rambu lalu lintas, dilarang menyiap.

3. Tikungan III ( S – S )
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH )
Diketahui : V = 100 km/jam
t = 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f = 0,28 ( dari Tabel Koefisien Gesek )
L = 2 x Ls
= 2 x 89,617
= 179,234 m
S = d1 + d2
V2
= 0,278 xVxt 
254 xf

100 2
= 0,278 x100 x 2,5 
254 x0,28
= 80,52 m
S<L

90 S
θ= x
 Rr
90 80,52
= x
 358
= 6,44
M = Rr x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 6,440)
= 2,26 m
M<7
Maka tidak perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.

47
b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM)
a = 2,052 + 0,0036 x V
= 2,052 + 0,0036 x 100
= 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V
= 2,12 + 0,026 x 100
= 4,72 m/dt
t2 = 6,56 + 0,048 x V
= 6,56 + 0,048 x 100
= 11,36 m/dt
 axt1 
d1 = 0,278 xt1 xV  m  
 2 

 2,34 x 4.72 
= 0,278 x 4,72 x100  15  
 2 
= 104,064 m
d2 = 0,278 x V x t2
= 0,278 x 100 x 11,36
= 315,808 m
d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m )
2
d4 = xd 2
3
2
= x315,808
3
= 210,538 m

S = d1 + d2 + d3 + d4
= 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538
= 720,410 m
S>L

48
c. Kebebasan samping
90 S
θ= x
 Rr
90 720,410
= x
 358
= 57,6770
M = R x ( 1 – cos θ )
= 358 x (1 – cos 57,6770)
= 166,585 m
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu –
rambu lalu lintas, dilarang menyiap.

49
BAB IV
PERHITUNGAN ALINEMEN VERTIKAL

A. Perencanaan Alinemen Vertikal

PPV2 PPV5 PPV6 PPV7 PPV8


PPV1 PPV3 PPV4 PPV9
B
A

d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10

Elevasi
Titik A = 60,5 m PPV6 = 64 m
PPV1 = 62 m PPV7 = 66,8 m
PPV2 = 67 m PPV8 = 67,5 m
PPV3 = 62,8 m PPV9 = 62,5 m
PPV4 = 63 m Titik B = 62,5 m
PPV5 = 64,5 m

1. Jarak Datar
d1 = 71 m d6 = 92 m
d2 = 64 m d7 = 95 m
d3 = 85 m d8 = 55 m
d4 = 82 m d9 = 95 m
d5 = 72 m d10 = 17 m

50
2. Kelandaian
El Tinggi  El Re ndah
Ii =  100%
d
62  60
I1 =  100% = +2,11 %
71
67  62
I2 =  100% = +7,81 %
64
67  62,8
I3 =  100% = +4,94 %
85
63  62,8
I4 =  100% = +0,243 %
82
64,5  63
I5 =  100% = +2,08 %
72
64,5  64
I6 =  100% = +0,543 %
92
66,8  64
I7 =  100% = +2,94 %
95
67,5  66,8
I8 =  100% = +1,27 %
55
67,5  62,5
I9 =  100% = +5,26 %
95
62,5  62,5
I10 =  100% =+ 0 %
17

51
3. Lengkung Vertikal
a. Lengkung I ( Cekung )

PTV1
7,81%

2,11%
PLV1

PPV1

A1 = +2,11 %
Lv1 = 60 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A1 xLv1 2,11x 60
Ev1 = = = 0,15825 m
800 800
Sta PPV1 = Sta A + d1
= ( 10 + 500 ) + 71
= 10 + 571
Sta PLV1 = Sta PPV1 – ½ x Lv1
= ( 10 + 571) – ½ x 60
= 10 + 541
Sta PTV1 = Sta PPV1 + ½ x Lv1
= ( 10 + 571) + ½ x 60
= 10 + 601
el PPV1 = 62 m
el PLV1 = el PPV1 + i1 ½ x Lv1
2,11
= 62 + x ½ x 60
100
= 62,633 m
el PTV1 = el PPV1 + i2 x ½ x Lv1
7,81
= 62 + x ½ x 60
100
= 64,343 m

52
Elev di atas PPV1 = el PPV1 + Ev1
= 62 + 0,15825
= 62,15825 m

b. Lengkung II ( Cembung )

PPV2

PLV2 PTV1
+7,81% -4,94%

A2 = 7,81 %
Lv2 = 220 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung )
A2 xLv2 7,81x 220
Ev2 = = = 2,14775 m
800 800

Sta PPV2 = Sta PPV1 + d2


= ( 10 + 571) + 64
= 10 + 635
Sta PLV2 = Sta PPV2 – ½ x Lv2
= (10 + 635) – ½ x 220
= 10 + 525

Sta PTV2 = Sta PPV2 + ½ x Lv2


= ( 10 + 635) + ½ x 220
= 10 + 745
el PPV2 = 67 m
el PLV2 = el PPV2 + i2 x ½ x Lv2
7,81
= 67 + x ½ x 220
100
= 58,409

53
el PTV2 = el PPV2 – i3 x ½ x LV2
4,94
= 67 – x ½ x 220
100
= 61,566

Elev di bawah PPV2 = el PPV2 + Ev2


= 67 + 2,14775
= 64,85225 m

c. Lengkung III ( Cekung )

PLV3 PTV3
-4,94 +0,243

PPV3

A3 = 5,18 %
Lv3 = 200 m ( dari Grafik III Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A3 xLv3 5,18 x 200
Ev3 = = = 1,295 m
800 800
Sta PPV3 = Sta PPV2 + d3
= ( 10 + 635 ) + 85
= 10 + 720
Sta PLV3 = Sta PPV3 – ½ x Lv3
= (10 + 720) – ½ x 200
= 10 + 620
Sta PTV3 = Sta PPV3 + ½ x Lv3
= (10 + 720) + ½ x 200
= 10 + 820

54
el PPV3 = 62,8 m
el PLV3 = el PPV3 – I3 x ½ x LV3
4,94
= 62,8 – x½ x 200
100
= 57,86 m
el PTV3 = el PPV3 + i4 x ½ x LV3
0,243
= 62,8 + x ½ x 200
100
= 63,034 m
Elev di atas PPV3 = el PPV3 – EV3
= 62,8 – 1,295
= 61,505 m

d. Lengkung IV ( Cekung )
PTV4

+2,08
PLV4 + 0,243
PPV4

A4 = 2,32 %
Lv4 = 62 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A4 xLv4 2,32 x 62
Ev4 = = = 0,1798 m
800 800
Sta PPV4 = Sta PPV3 + d4
= (10 + 720) + 82
= 10 + 802
Sta PLV4 = Sta PPV4 – ½ x Lv4
= (10 + 802) – ½ x 62
= 10 + 771

55
Sta PTV4 = Sta PPV4 + ½ x Lv4
= (10 + 802) + ½ x 62
= 10 + 833
el PPV4 = 63 m
el PLV4 = el PLV4 + i4 x ½ x Lv4
0,243
= 63 + x ½ x 62
100
= 63,07533 m
el PTV4 = el PPV4 + I5 x ½ x Lv4
2,08
= 63 + x ½ x 62
100
= 63,6448 m
Elev di atas PPV4 = el PPV4 − Ev4
= 63 − 0,1798
= 62,8202 m

e. Lengkung V ( Cembung )

PPV4
PLV4 + 2,08 -0,543
PTV4

A5 = 2,623 %
Lv4 = 178 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung )
A5xLv5 2,623 x178
Ev5 = = = 0,58361 m
800 800
Sta PPV5 = Sta PPV4 + d5
= (10 + 802) + 72
= 10 + 874

56
Sta PLV5 = Sta PPV5 – ½ x Lv5
= (10 + 874) – ½ x 178
= 10 + 785
Sta PTV5 = Sta PPV5 + ½ x Lv5
= (10 + 874) + ½ x 178
= 10 + 963
el PPV5 = 64,5 m
el PLV5 = el PLV5 + i5 x ½ x Lv5
2,08
= 64,5 + x ½ x 178
100
= 66,3512 m
el PTV5 = el PPV5 – I6 x ½ x Lv5
0,543
= 64,5 – x ½ x 178
100
= 64,01673 m
Elev di bawah PPV5 = el PPV5 − Ev5
= 64,5 − 0,58361
= 63,91639 m

f. Lengkung VI ( Cekung )

PTV6
PLV6 -0,543 +2,92

PPV6

A6 = 3,483 %
Lv6 = 125 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A6 xLv6 3,483 x125
Ev6 = = = 0,54421 m
800 800

57
Sta PPV6 = Sta PPV5 + d6
= (10 + 874) + 92
= 10 + 966
Sta PLV6 = Sta PPV6 – ½ x Lv6
= (10 + 966) – ½ x 125
= 10 +903,5
Sta PTV6 = Sta PPV6 + ½ x Lv6
= (10 + 966) + ½ x 125
= 11+ 028,5
el PPV6 = 64 m
el PLV6 = el PLV6 – i6 x ½ x Lv6
0,543
= 64 – x ½ x 125
100
= 63,66062 m
el PTV6 = el PLV6 + i7 x ½ x Lv6
2,94
= 64 + x ½ x 125
100
= 65,8375 m
Elev di atas PPV6 = el PPV5 − Ev5
= 64 − 0,54421
= 63,45779 m

g. Lengkung VII ( Cekung )

PTV7
+1,27
PLV7 +2,94
PPV7

A7 = 4,21 %
Lv7 = 165 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )

58
A7 xLv7 4,21x165
Ev7 = = = 0,86831 m
800 800
Sta PPV7 = Sta PPV6 + d7
= (10 + 966) + 95
= 11 + 061
Sta PLV7 = Sta PPV7 – ½ x Lv7
= (11 + 061) – ½ x 165
= 10+ 978,5
Sta PTV7 = Sta PPV7 + ½ x Lv7
= (11 + 061) + ½ x 165
= 11+ 143,5
el PPV7 = 66,8 m
el PLV7 = el PLV7 + i7 x ½ x Lv7
2,94
= 66,8 + x ½ x 165
100
= 69,2255 m
el PTV7 = el PLV7 + i8 x ½ x Lv7
1,27
= 66,8 + x ½ x 165
100
= 67,84775 m
Elev di atas PPV7 = el PPV7 − Ev7
= 66,8 − 0,86831
= 65,93169 m

59
h. Lengkung VIII ( Cembung )

PPV8
PLV8
+1,27
PTV8
-5,26

A8 = 6,53 %
Lv8 = 430 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung )
A8 xLv8 6,53 x 430
Ev8= = = 3,50987 m
800 800
Sta PPV8 = Sta PPV7 + d8
= (11 + 061) + 55
= 11 + 116
Sta PLV8 = Sta PPV8 – ½ x Lv8
= (11 + 116) – ½ x 430
= 10+ 901
Sta PTV8 = Sta PPV8 + ½ x Lv8
= (11 + 116) + ½ x 430
= 11+ 331
el PPV8 = 67,5 m
el PLV8 = el PLV8 + i8 x ½ x Lv8
1,27
= 67,5 + x ½ x 430
100
= 70,2305 m
el PTV8 = el PLV7 − i9 x ½ x Lv8
5, 26
= 67,5 − x ½ x 430
100
= 56,191 m

60
Elev di bawah PPV8 = el PPV8 − Ev8
= 67,5 − 3,50987
= 63,99013 m

i. Lengkung IX ( Cekung )

PLV9
-5,26
0 PTV9

PPV9

A9 = 5,26 %
Lv9 = 204 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
A9 xLv9 5,26 x 204
Ev9= = = 1,3413 m
800 800
Sta PPV9 = Sta PPV8 + d9
= (11 + 116) + 62,5
= 11 + 178,5
Sta PLV9 = Sta PPV9 – ½ x Lv9
= (11 + 178,5) – ½ x 204
= 11+ 076,5
Sta PTV9 = Sta PPV9 + ½ x Lv9
= (11 + 178,5) + ½ x 204
= 11+ 280,5
el PPV9 = 62,5 m
el PLV9 = el PLV9 − i9 x ½ x Lv9
5, 26
= 62,5 − x ½ x 204
100
= 57,1348 m

61
el PTV9 = el PLV9 – i10 x ½ x Lv8
= 62,5 − 0
= 62,5 m
Elev di bawah PPV9 = el PPV9 − Ev9
= 62,5 − 1,3413
= 61,1587 m

B. Pekerjaan Galian dan Timbunan


Tabel 4.1. Pekerjaan Galian dan Timbunan
GALIAN TIMBUNAN
JARAK A rata- Volume
TITIK Sta (m) A (m2) rata (m3) A (m2) A rata-rata Volume (m3)
TPA 10+500 120.915 0
25 120.1475 3003.6875 0 0
PLV2 10+525 119.38 0
16 122.05 1952.8 0 0
PLV1 10+541 124.72 0
30 124.74 3742.2 0 0
PPV1 10+571 124.76 0
29 126.9725 3682.2025 0 0
TP1 10+600 129.185 0
1 127.5075 127.5075 0 0
PTV1 10+601 125.83 0
19 127.705 2426.395 0 0
PLV3 10+620 129.58 0
15 1138.07 17071.05 0 0
PPV2 10+635 2146.56 0
65 1139.935 74095.775 0 0
TP2 10+700 133.31 0
20 131.9875 2639.75 0 0
PPV3 10+720 130.665 0
51 129.82 6620.82 0 0
PLV4 10+771 128.975 0
14 128.27 1795.78 0 0
PLV5 10+785 127.565 0
15 127.5125 1912.6875 0 0

62
TP3 11+800 127.46 0
2 125.28 250.56 0 0
PPV4 10+802 123.1 0
18 125.6375 2261.475 0 0
PTV3 10+820 128.175 0
13 104.49 1358.37 0 0
PTV4 10+833 80.805 0
41 102.36 4196.76 0 0
PPV5 10+874 123.915 0
26 124.3725 3233.685 0 0
TP4 10+900 124.83 0
1 126.145 126.145 0 0
PLV8 10+901 127.46 0
2.5 126.695 316.7375 0 0
PLV6 10+903,5 125.93 0
59.5 125.88 7489.86 0 0
PTV5 10+963 125.83 0
3 125.83 377.49 0 0
PPV6 10+966 125.83 0
12.5 127.0525 1588.15625 0 0
PLV7 10+978,5 128.275 0
21.5 129.2 2777.8 0 0
TP5 11+000 130.125 0
28.5 130.5275 3720.03375 0 0
PTV6 11+028,5 130.93 0
32.5 131.425 4271.3125 0 0
PPV7 11+061 131.92 0
15.5 130.7125 2026.04375 0 0
PLV9 11+076,5 129.505 0
23.5 128.6825 3024.03875 0 0
TP6 11+100 127.86 0
16 127.225 2035.6 0 0
PPV8 11+116 126.59 0
27.5 128.1875 3525.15625 0 0
PTV7 11+143,5 129.785 0
35 129.785 4542.475 0 0
PPV9 11+178,5 129.785 0
21.5 130.295 2801.3425 0 0

63
TP7 11+200 130.805 0
80.5 132.19 10641.295 0 0
PPV9 11+280,5 133.575 0
19.5 135.1125 2634.69375 0 0
TP8 11+300 136.65 0
31 68.325 2118.075 145.0125 4495.3875
PTV8 11+331 0 290.025
69 0 0 204.07 14080.83
TP9 11+400 0 118.115
100 0 0 116.66 11666
TPB 11+500 0 115.205
JUMLAH GALIAN 184387.76 TIMBUNAN 30242.218

Sumber : Hasil Perhitungan


A  A2
Volume pekerjaan = 1 xJarak
2
Contoh perhitungan pada Titik A dan Titik 1
120.915  119.38
Galian = x 25
2
= 3003.6875 m3
00
Timbunan = x 25
2
= 0 m3
Jadi volume pekerjaan galian sebesar 184387.76 m3, dan pekerjaan timbunan
sebesar 30242.218 m3

64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan analisa dari data-data yang ada dan dilakukan
perhitungan, maka penulis dapat menarik kesimpulan.yaitu
1. Klasifikasi medan datar
2. Perencanaan alinemen horizontal direncanakan 3 buah tikungan yaitu :
Data Tikungan I Tikungan II Tikungan III

Bentuk S–C–S S–C–S S–S


 77,7 0
66,30
16,760
Vr 100 km/jam 100 km/jam 100 km/jam
s 8,006 0
8,006 0
8,0060
c 61,688 0 50,288 0 -
Ls 100 m 100 m 100 m
Lc 385,248m 314,054 m 4,671 m
L 557,528 m 485,774 m -
Tt 102,05 m 284,526 m 105,187m
Et 103,182 m 70,985 m 5,154 m
K 49,9429 m 49,9429 m 52,26228 m
P 1,165 m 1,165 m 1,2772 m
Xc 99,804 m 99,804 m -
Yc 4,655 m 4,655 m -
Rr 358 m 358 m 358 m
e 9,9 % 9,9 % 9,9 %
en 2% 2% 2%

Sumber : Hasil Perhitungan

65
3. Perencanaan Alinemen vertikal ada 9 buah tikungan
a. PPV1 = Cekung
b. PPV2 = Cembung
c. PPV3 = Cekung
d. PPV4 = Cekung
e. PPV5 = Cembung
f. PPV6 = Cekung
g. PPV7 = Cekung
h. PPV8 = Cembung
i. PPV9 = Cekung

4. a. Jumlah Galian = 184387.76 m3


b. Jumlah Timbunan = 30242.218 m3

B. Saran
Dengan penyusunan tugas ini baik secara langsung ataupun secara tidak
langsung didapat beberapa manfaat bagi penyusun. Manfaat yang dimaksud
yaitu :
1. Memahami langkah – langkah serta teori dalam perencanaan jalan raya yang
ditinjau dari sudut geometrik jalan.
2. Memahami kesulitan – kesulitan yang timbul pada perencanaan ataupun pada
saat pelaksanaan nanti, sehingga melalui diskusi dapat ditemukan cara – cara
mengatasi masalah tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu trase jalan
antara lain :
1. Kondisi medan yang hendak dibuat jalan, meliputi tiga keadaan yaitu datar,
berbukit, dan gunung.
2. Data lalu lintas jalan
3. Kecepatan rencana

66
4. Kapasitas jalan
Persyaratan – persyaratan yang dituntut dalam merencanakan suatu jalan
meliputi :
1. Aman, berhubungan dengan rencana trase jalan, tikungan, tanjakan dan
turunan.
2. Nyaman, berhubungan dengan rasa dan perasaan dari pemakai jalan sehingga
tidak timbul rasa jenuh.
3. Ekonomis, berhubungan dengan biaya pembangunan jalan secara totalitas.
4. Lancar.
Dalam merencanakan suatu jalan diperhitungkan agar terpenuhi segala
persyaratan yang dituntut dan tidak melanggar ketentuan – ketentuan yang
berlaku.
Ketentuan itu antara lain :
1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya ( PPGJR ) No. 13/1970
2. American Association of State Highway Transportation Official
( AASHTO )
3. Perundangan lainnya yang digunakan.

Galian dan Timbunan diusahakan memenuhi sebagai berikut :


1. Sedemikian rupa sehingga tanah untuk timbunan diambil dari tanah hasil
galian.
2. Volume galian dan timbunan seimbang. Volume setelah terjadi pemadatan
tanah pada timbunan sama dengan volume hasil galian.

67
PENUTUP

Alhamdulillahhirobbil’alamin kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan lancar. Shalawat serta salam tidak lupa kami sampaikan kepada
Nabi besar Muhammad SAW.
Kami berharap dengan adanya laporan ini dapat memberi manfaat yang besar bagi
penulis sendiri khususnya dan rekan-rekan mahasiswa teknik sipil pada umumnya.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum yang dibuat ini masih jauh dari
kesempurnaan. oleh karena itu, kritik serta saran dari pembaca yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada semua pihak
pembimbing, kepada yang terhormat Ibu Ir.Anita Widianti, MT. saudara Defa Farady C
yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini, serta rekan-rekan
yang telah membantu memberikan pengarahan dalam pembuatan laporan praktikum ini
hingga penyusunan laporan ini selesai. Semoga amal dan kebaikan tersebut mendapat
balasan dari Allah SWT. Amin ya robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


DAFTAR PUSTAKA

 Hantoro, Gendut. 2003. Diktat Kuliah Rekayasa Jalan Raya I. Tidak


dipublikasikan. Yogyakarta.
 Farady, Defa. 2007. Laporan Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan. Tidak
dipublikasikan. Yogyakarta.
 Iriawan, Danang. 2007. Laporan Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan.
Tidak dipublikasikan. Yogyakarta.

You might also like