Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
diduga memiliki peran penting dalam terjadinya obesitas. Salah satu gen yang
berperan dalam terjadinya obesitas adalah gen reseptor leptin. Leptin merupakan
suatu produk protein dari gen obesitas (ob). Jalur utama yang memegang peran
penting dalam aktivasi leptin adalah janus kinase dan signal transducer and
Abstract
adult obesity and may cause metabolic comorbidity. Genetic factors are thought to
have an important role for obesity. One of the gene that play a role in the
obesity gene (ob). The main pathways that holds an important role in the
activation of leptin are janus kinase and signal transducer and activator of
genes that play a role in obesity are K109R (rs1137100), Q223R (rs1137101), and
K656N (rs8179183).
Pendahuluan
ini berarti masalah gizi kurang masih belum teratasi namun muncul masalah gizi
lebih. Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada masa
anak-anak hingga usia dewasa. Obesitas pada anak menjadi masalah karena dapat
menjadi faktor predisposisi terhadap terjadinya obesitas saat dewasa serta dapat
menjadi epidemi global, sehingga merupakan suatu masalah kesehatan yang harus
mendapat penanganan segera. Menurut data WHO tahun 2013, angka overweight
dan obesitas pada anak mengalami peningkatan secara global dari tahun 1990
sampai 2013 dari 32 juta menjadi 42 juta.3 Sedangkan di Indonesia, menurut hasil
ditemukan pada anak usia 5-12 tahun. Pada usia ini terjadi kegemukan sebesar
wilayah DKI Jakarta dan Bali dimana prevalensi obesitas terletak di atas angka
nasional.4
Faktor lingkungan memiliki peran yang penting dalam terjadinya obesitas.
Gaya hidup seperti diet tinggi kalori, lemak dan kolesterol meningkatkan risiko
terjadinya obesitas. Selain itu, faktor genetik juga memiliki peran penting dalam
terjadinya obesitas. Gen berperan dalam mengatur distribusi jaringan lemak tubuh.
mencapai 50% bahkan lebih. Banyak gen yang telah diketahui menentukan
terjadinya obesitas. Telah ditemukan lebih dari 300 gen, marker dan kromosom
Salah satu gen yang terlibat dalam adipositas adalah gen reseptor leptin.
Leptin dihasilkan oleh jaringan adiposa pada individu obesitas maupun individu
normal. Polimorfisme nukleotida tunggal pada gen reseptor leptin seperti Q223R,
K109R, dan K656N diduga sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada anak.6,7
Struktur leptin
Leptin berasal dari bahasa Yunani “leptos” yang berarti kurus. Leptin
merupakan suatu produk protein dari gen obesitas (ob) yang terletak di kromosom
nomor 7 dengan lokasi sitogenik pada 7q31.31 dan terdiri dari 3 buah exon dan 2
buah intron. Leptin disintesis oleh jaringan adiposa terutama jaringan adiposa
putih dan diidentifikasi pertama kali pada tahun 1994 oleh Friedman sebagai gen
yang berperan dalam terjadinya obesitas pada tikus percobaan. Leptin adalah
suatu protein yang berasal dari 167 asam amino dengan berat molekul 16kDa.
Struktur leptin memiliki kesamaan dengan rantai panjang bentuk helik dari
kelompok sitokin seperti pada interleukin (IL)-6 dan IL-11. Leptin merupakan
Jalur utama yang memegang peran penting dalam aktivasi leptin adalah
janus kinase (JAK) dan signal transducer and activator of transcription (STAT).
Jalur ini merupakan jalur sinyal transduksi utama yang digunakan leptin untuk
melakukan fungsinya. Jalur ini mendapat sinyal dari luar sel. Pada transkripsi
DNA dan aktivitas sel, transfer sinyal ke dalam nukleus sel melewati sel membran
dengan DNA. Jalur JAK/STAT memiliki fungsi penting dalam proses sinyal
Leptin bekerja melalui ikatan leptin dengan reseptornya. Ikatan ini akan
tirosin Y pada reseptor yang terletak pada sitoplasma. Selanjutnya akan terbentuk
ikatan fosfotirosin pada protein STAT. Setelah terjadi proses fosforilasi dan
pembentukan residu tirosin pada protein STAT, leptin akan memisahkan diri dari
reseptornya dan akan menjalankan fungsinya sebagai regulator aktif pada proses
membentuk ikatan dengan elemen STAT dan DNA untuk menstimulasi proses
kadar mRNA STAT3 pada tikus coba obesitas dan yang memiliki lemak rendah,
dibandingkan dengan tikus coba kontrol.5 Jalur STAT3 tidak diaktivasi pada
(PGC) dan mampu mensupport integritas serta fungsi mitokondria (Guo, et al.,
2008). Leptin meningkatkan ekspresi fos yang merupakan target dari STAT3 serta
Selanjutnya terdapat bukti bahwa leptin juga secara fungsional bekerja sebagai
makan dan diketahui terlibat dalam regulasi beberapa hormon pituitari seperti
upaya melepaskan asam lemak bebas kemudian digunakan untuk proses oksidasi,
yang dipengaruhi insulin dan beberapa sitokin. Dengan adanya interaksi leptin
dengan sistem saraf pusat maka leptin harus menembus sawar darah otak. Hal ini
terjadi melalui reseptor leptin pada sel endotel yang berfungsi sebagai transporter.
Selain diikat oleh neuro reseptor leptin di hipotalamus, leptin juga diikat oleh
reseptor di sel T. Hal ini diduga akibat adanya hubungan antara sel adiposa
proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang, laju pengeluaran
energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal aferen yang berasal dari perifer seperti
jaringan adiposa, usus, dan jaringan otot kemudian menuju sinyal eferen yang
kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi
porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung
stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-
derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan
energi. Pengontrolan nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh
badan tubuh. Sebuah penelitian yang dilakukan pada anak obesitas dan tidak
serum leptin dengan persentase lemak tubuh. Pada anak dengan jaringan lemak
jaringan lemak yang berukuran lebih kecil. Pengaruh leptin terhadap berat badan
Leptin diproduksi oleh sel adiposa dan bekerja pada hipotalamus dengan
pada sistem saraf pusat sehingga otak dapat melakukan penyesuaian yang
Secara umum leptin berperan dalam menghambat rasa lapar dan meningkatkan
metabolisme energi.8
Leptin disekresi oleh sel adiposit dan dibawa menuju ke sistem saraf pusat
makan.6,8
keseimbangan energi dalam tubuh. Apabila masukan energi melebihi dari yang
dibutuhkan, maka jumlah jaringan adiposa akan meningkat dan disertai dengan
sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Leptin melalui sirkulasi darah mencapai
α-MSH oleh nukleus arkuatus hipotalamus dikendalikan secara positif oleh ikatan
antara leptin dengan reseptornya di badan saraf tersebut yang diikuti perubahan
POMC menjadi α-MSH. Selanjutnya α-MSH menekan pusat lapar dan melalui
jaringan adiposa.6,8-10
A B
energi lebih besar dari masukan energi, maka jumlah jaringan adiposa akan
Keadaan ini memicu neuron pusat lapar di hipotalamus melepaskan agouti related
protein (AGRP) yang sintesisnya ditekan oleh leptin melalui ikatan dengan
adiposa terisi kembali. Apabila simpanan lemak sudah cukup, mekanisme kontrol
massa lemak tubuh. Secara jelas pada kondisi siklus makan reguler, leptin
leptin dipengaruhi oleh sejumlah hormon. Stimulator kuat baik pada manusia atau
semakin jelas bahwa leptin adalah komponen integral berbagai siklus metabolik
dan konsentrasi leptin serum berhubungan positif dan erat dengan massa lemak
tubuh. Leptin dalam sirkulasi terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk bebas
Karakteristik pulsasi leptin mirip pada individu normal maupun pada pasien
massa lemak dan distribusi lemak, hormonal, dan sitokin dapat mempengaruhi
pola sekresi leptin, namun faktor terpenting dalam pengaturan konsentrasi leptin
serum adalah asupan kalori jangka pendek dan jumlah energi yang disimpan
dalam sel adiposa. Konsentrasi leptin secara positif berhubungan dengan jumlah
dibandingkan dengan anak normal. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi
nafsu makan. Resistensi leptin juga dapat terjadi ketika adanya penurunan
maupun aleptinemia disebabkan oleh mutasi baik gen leptin maupun gen reseptor
baik pada tikus percobaan maupun pada manusia. Hal ini tidak hanya
simpanan lipid di otot, hati, dan jaringan lain, tetapi juga menyebabkan disfungsi
kerja beberapa neuroendokrin seperti hormon reproduksi, tiroid, dan adrenal, juga
Terdapat lebih dari 600 gen, marker dan kromosom yang terlibat dalam
terjadinya obesitas pada manusia seperti mutasi gen fat mass and obesity-
sitokin gp130. Gen reseptor leptin terdiri dari enam isoform yaitu, Ob Ra, Ob Rb,
Ob Rc, Ob Rd, Ob Re, dan Ob Rf. Isoform ini terhubung melalui sambungan
mRNA, bersifat mudah larut dan bergabung pada sirkulasi leptin. Selanjutnya,
1 buah isoform panjang dan 3 buah isoform pendek. Sinyal reseptor isoform
panjang melalui jalur janus kinase, sedangkan sinyal isoform pendek melalui jalur
obesitas.9,10
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus coba dengan mutasi db/db
leptin. Gen reseptor leptin pada manusia memiliki kemiripan dengan gen reseptor
leptin pada tikus sebesar 78%. Oleh karena itu, tingkat keparahan dari fenotipe
yang disebabkan oleh mutasi LEPR akan memiliki kesamaan dengan tikus
percobaan yang diobservasi. Namun, mutasi LEPR pada manusia sangat jarang
masih sangat jarang dilakukan pada populasi anak maupun dewasa sehingga
hasilnya masih kontroversial. Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya dilaporkan
kejadian mutasi missense pada gen reseptor leptin. Mutasi ini mengganggu sinyal
reseptor leptin yang melibatkan hubungan antara fungsi dan struktur gen reseptor
resistensi leptin. Polimorfisme leptin dan reseptor leptin menyebabkan leptin tidak
kelaparan.11
nukleotida tunggal telah banyak diteliti pada gen reseptor leptin seperti K109R
menjadi G (AAG menjadi AGG) pada asam amino ke 109 pada kodon posisi 326
ekson 4. Hal ini menyebabkan perubahan hasil asam amino dari lisin menjadi
arginine (Lys/K menjadi Arg/R). Meskipun terjadi perubahan hasil asam amino
yang selanjutnya mempengaruhi fungsi asam amino, namun tidak terdapat bukti
klinis mengenai perubahan fungsi tersebut. Tidak ada bukti nyata terhadap
variasi ini diduga dapat digunakan sebagai marker genetic. Sebuah studi
dan kegemukan. Polimorfisme LEPR K109R ditemukan lebih sedikit pada daerah
leptin. Pada polimorfisme gen reseptor leptin Q223R terjadi transisi dari CAG
yang mengkode asam amino glutamin menjadi CGG yang mengkode asam amino
arginin (Gln/Q menjadi Arg/R) pada asam amino ke 223 pada kodon posisi 668 di
ekson 6. Hal ini diduga bahwa asam amino tunggal berubah dari netral ke muatan
positif yang dapat mempengaruhi fungsi dari reseptor leptin dan mengubah sinyal.
Faktanya, LEPR Q223R mempengaruhi fungsi dari reseptor dan mengubah jalur
sinyal yang selanjutnya akan menimbulkan rasa lapar. Hal ini menerangkan
obesitas. Selain itu, perubahan sinyal juga dapat dipengaruhi oleh resistensi
leptin.12-14
yang dikode dari lisin menjadi asparagin (Lys/K menjadi Asn/N) pada asam
amino ke 656 pada kodon 1968. Berbeda dengan polimorfisme LEPR Q223R,
pada polimorfisme LEPR K656N terjadi substitusi aliran listrik asam amino dari
2014 terhadap 136 anak obesitas usia 5-17 tahun menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara reseptor leptin K109R dengan profil lipid serum,
signifikan.15,16,18
kelompok kontrol (OR 3.06; 95% CI 1.70-5.51; p=0.0001). Sedangkan pada anak
dengan polimorfisme LEPR K109R didapatkan risiko obesitas meningkat dua kali
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (OR 2.0; 95% CI 1.11-3.58; p=0.01).
Polimorfisme ini berhubungan dengan kerusakan aktivitas ikatan leptin. Selain itu
polimorfisme LEPR Q223R diduga berhubungan dengan nilai BMI, massa tubuh,
Simpulan
polimorfisme gen reseptor leptin K109R terjadi transisi dari A menjadi G (AAG
menjadi AGG) pada asam amino ke 109 pada kodon posisi 326 ekson 4.
Sedangkan pada polimorfisme gen reseptor leptin Q223R terjadi transisi dari
CAG yang mengkode asam amino glutamin menjadi CGG yang mengkode asam
amino arginin (Gln/Q menjadi Arg/R) pada asam amino ke 223 pada kodon posisi
668 di ekson 6. Sementara itu pada polimorfisme gen reseptor leptin K656N
amino yang dikode dari lisin menjadi asparagin (Lys/K menjadi Asn/N) pada
Daftar pustaka
1. Sartika RAD. Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia.
Makara. 2011;15(1):37-43.
2. Hollensted M, Ahluwalia TS, Have1 CT, Grarup N, Fonvig CE, Nielsen TRH
et al. Common variants in LEPR, IL6, AMD1, and NAMPT do not associate
2006;22(1):10-9.
6. Wasim M. Role of leptin in obesity. J Obes Weight Loss Ther. 2015;5(2):258-
60.
2015;9(1):1364-71.
10. Wasim M. Obesity and leanness caused by mutations in the leptin gene:
Ther. 2015;5(5):276-7.
Correlations between leptin gene polymorphisms 223 A/G, 1019 G/A, 492
14. Fan SH, Say YH. Leptin and leptin receptor gene polymorphisms and their
10.
overweight: a systematic review and an analysis of the colaus study. Plos One.
2011;6(10):1-14.