You are on page 1of 20

Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis keberkaitanan turunan pertama fungsi dengan nilai maksimum,


nilai minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis
singgung kurva
4.9 Menggunakan turunan pertama fungsi untuk menentukan titik maksimum,
titik minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis
singgung kurva, persamaan garis singgung, dan garis normal kurva berkaitan
dengan masalah kontekstual

Pembahasan Materi

A. Nilai Maksimum Dan Minimum Fungsi

Perhatikan gambar di atas, nilai dari f(x) pada interval a ≤ x≤ b akan mencapai
maksimum di ujung kiri interval (saat nilai x = a) dan nilai minimumnya ada di
titik stasionernya.
Keterangan :

(x,y) adalah titik, dan nilainya y saja.

Jadi langkah-langkah untuk mencari nilai maksimum dan minimum dari sebuah
fungsi f(x) pada interval a ≤ x ≤ b adalah :
i. Cari nilai x pembuat nilai stasioner pada interval ≤ x ≤ b,
misalnya didapat x1, x2, dan seterusnya .

1
ii. Cek nilai dari fungsinya untuk nilai x pembuat stasioner dan
nilai x di ujung interval, yaitu dengan cara mencari nilai dari (x1), f(x2) ,
…, dan f(a) , f(b).
iii. Bandingkan nilai-nilai yang dicari ,
yang terbesar adalah nilai maksimum , dan yang terkecil adalah nilai mini
mum.

Contoh:
Tentukan nilai maksimum dan minimum dari f(x) = x3 – 4x2 – 3x - 1 pada
interval 0 ≤ x ≤ 4 !
i. Langkah pertama kita cari nilai x pembuat stasioner pada interval 0
≤x ≤4

f' (x) = 0 → 3x2 − 8x − 3= 0

1
(3x − 9) (3x + 1) = 0
3

1
x= 3 atau x = −
3

Untuk x = 3 masuk pada interval 0 ≤ x ≤ 4


1
Untuk x = − tidak masuk pada interval 0 ≤ x ≤ 4
3
ii. Langkah kedua kita cek nilai fungsinya di stasioner dan di ujung in
terval

f(3) =33 − 4(32) − 3(3) − 1

= −19 Nilai stasioner

f(0)=03 – 4 (02)− 3(0) − 1

=−1 Nilai di ujung interval kiri

2
f(4)=43 − 4(42) − 3(4)−1

=−13 Nilai di ujung interval kanan

iii.Jadi nilai maksimumnya −1 dan minimumnya −19


Ilustrasi gambarnya :

B. Kemotonan Fungsi

Fungsi Naik dan Fungsi Turun


a. Penge rtia n Fungs i Naik dan Fungs i Turun
Perhatikan gambar di samping.

f(x) = 9 – x2
f’(x) = –2x
1) Bila x < 0 maka f ′(x) > 0 (gradien di setiap titik positif). Terlihat
grafiknya naik, maka dikatakan fungsi naik.
2) Bila x > 0 maka f ′(x) < 0 (gradien di setiap titik negatif). Terlihat
grafiknya menurun, maka dikatakan fungsi turun.
b. Menent uk a n Interv a l Suatu Fungs i Naik atau Fungsi
Turun
Untuk menentukan interval fungsi f(x) naik adalah dengan
menyelesaikan pertidaksamaan f ′(x) > 0. Demikian juga untuk
menentukan interval fungsi f(x) turun adalah dengan

3
menyelesaikan pertidaksamaan f ′(x) < 0.
Untuk lebih memaha m i, perha tika n contoh soal berikut.
Contoh soal

1. Tentukan interval-interval dari fungsi f(x) = x2 – 4x agar fungsi:

a . naik,
b. turun.

Penyelesaia n

f(x) = x2 – 4x ⇒ f ′(x) = 2x – 4

a . Syarat supaya fungsi naik adalah:


f ′(x) > 0
2x – 4 > 0 2
2x > 4
b. Syarat supaya fungsi turun adalah:
f′(x) < 0
2x – 4 < 0
2
2x < 4
x < 2
1
2. Ditentukan f(x) = x3 – 2x2 – 5x + 10. Tentukan interval
3
agar:

a . kurva y = f(x)
naik, b. kurva y
= f(x) turun.
Penyelesaia n

a . f(x) =
1 x3 - 2x2 – 5x + 10 ⇒ f ′(x) = x2 –
3

4x – 5

Syarat fungsi naik:


f ′(x) > 0

4
x2 – 4x – 5 > 0 + - +

(x + 1)(x – 5) > 0 -1 5
x + 1 = 0 atau x – 5 = 0

x = –1 atau x = 5
Interval x agar kurva naik adalah x < –1 atau x > 5.
b. Syarat fungsi turun
f ′(x) < 0

x2 – 4x – 5 < 0 + - +

(x + 1)(x – 5) < 0 -1 5
x+1 =0 atau x – 5 = 0
x = –1 atau x = 5
Interval x agar kurva turun adalah –1 < x < 5.
c . Nilai Stasione r dan Jenis ny a
Perhatikan grafik berikut
ini.

a.
Nilai stasioner pada A adalah f(b), jenisnya nilai balik minimum.
Jenis nilai stasioner sebagai berikut.
x b b b
f c (x) – 0 +
– +
Jenis min
b. Nilai stasioner pada O adalah f(0) jenisnya nilai belok.
Jenis nilai stasioner sebagai berikut.

5
x 0 0 0
f c (x) + 0 +

Je n is be lo k
c . Nilai stasioner pada B adalah f(c) jenisnya nilai balik maksimum
Jenis nilai stasioner sebagai berikut.
x – c c
c
f c (x) + 0 +–
Jenis
maks

Catatan:
– – –
b ,0 dan c artinya kurang sedikit dari b, 0, c pada f ′(x).

b+ , 0+ dan c+ artinya lebih sedikit dari b, 0, c pada f ′(x).

Contoh soal
1. Tentukan nilai stasioner dan jenisnya dari fungsi berikut.
1 3 5 2
a. f ( x )= x − x +6 x
3 2
f ( x )=x +9 x 2+ 24 x+ 8
3
b.
Penyelesaian
1 5
a. f ( x )= x 3− x 2 +6 x
3 2
2
 f’(x) = x – 5x + 6
Syarat mencapai nilai stasioner: f’(x) = 0
x2 – 5x + 6 = 0
(x – 3) (x – 2) = 0
x – 3 = 0 atau x – 2 = 0
x = 3 atau x=2
1
x = 3 y = f(x) = 4
2

6
2
x = 2 y = f(x) = 4
3
2
 Untuk x = 2 nilai stasione r adalah 4 jenisnya
3

2
maksimum → titik stasioner maksimum (2, 4 ).
3
1
 Untuk x = 3 nilai stasioner adalah 4
2 jenis minimum

1
→ titik stasioner minim um (2, 4 2 ).

Untuk jenisnya kita selidiki nilai fungsi di sekitar harga nol.


x + +
2 2 2 3 3 3
x–2 – 0 + + + +
x–3 – – – – 0 +
f’(x) + 0 – – 0 +
Bentuk grafik

b. f(x) = x3 + 9x2 + 24x + 8 ⇒ f ′(x) = 3x2 + 18x + 24

Syarat mencapai stasioner: f ′(x) = 0

3x2 + 18x + 24 = 0

3(x2 + 6x + 8) = 0

3(x + 4)(x + 2) = 0
x = –4 atau x = –2
x = –2 ⇒ y = f(x) = –12
x = –4 ⇒ y = f(x) = 32

• Untuk x = –2 nilai stasioner adalah –12 jenisnya belok → titik

belok (–2, –12).

• Untuk x = –4 nilai stasione r adalah 32 jenisnya maksimum → titik


stasioner maksimum (–4, 32).

Untuk menge ta hui jenisnya kita selidiki nilai fungsi di sekitar harga

7
nol.
x –4 –4 –4 -2- -2 +
-2
x+2 x – – – – 0 –
x+4 – 0 + + + +
f c (x) + 0 – – + –
Bentuk Gambar

2. Diketahui fungsi y = ax3 + bx2 dengan a dan b konstan,


memiliki titik stasioner pada titik (1, –1). Tentukan nilai a dan b.

Penyelesaian

y = ax3 + bx2

Syarat stasioner y' = 0

y = ax3 + bx2

y' = 3ax2 + 2bx

0 = 3ax2 + 2bx

titik stasioner (1, –1)


berarti x = 1, y = –1

3ax2 + 2bx = 0

3a ⋅ 12 + 2b ⋅ 1 = 0

3a + 2b = 0 ……… (1)

y = ax3 + bx2

–1 = a ⋅ 13 + b ⋅ 12

–1 = a + b ……… (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
3a + 2b = 0 | ×1 |
a + b = –1 | ×2 |

8
3a + 2b = 0

2a + 2b = –2 _
a +0 =2
a =2
a = 2 disubstitusikan ke persamaan (2)
a + b = –1
2 + b = –1
b = –3
d. Kec ekungan Fungsi
Fungsi dikatakan cekung ke atas pada interval I jika f’(x) naik
pada interval I, sedangkan f(x) dikatakan cekung ke bawah jika
f’(x) turun pada interval I.

Jika f”(x)>0, x ϵ I, maka f(x) cekung ke atas pada interval I


Jika f”(x)<0, x ϵ I, maka f(x) cekung ke bawah pada interval I

Contoh 15:
( x 2+1)
Diketahui fungsi f(x) = . Tentukan interval pada saat fungsi f
x +1
cekung ke bawah dan interval pada saat cekung ke atas.
Jawab
Dengabn menggunakan sifat sifat turunan kita mendapatkan
' (x 2+ 2 x−1)
f ( x )= . Kita apabila f’ kita turunkan akan mendapatkan
(x +1)2
4
f ' ( x )= Pembuat nol f’ adalah x = -1
( x +1)3

- - - - - + ++ +
-1

Jadi, f cekung ke atas pada interval > -1 dan f cekung ke bawah pada
interval x < -1

9
C. Kemiringan Garis Singgung Kurva
Gradien Garis disimbolkan dengan m dimana :
1
 gradien pada persamaan garis y=mx+c adalah m m = −
2

 gradien pada persamaan garis ax+by=c adalah

 gradien jika diketahui dua titik (x1,y1) dan (x2,y2) adalah m =

y2 − y1
x2 −x1

Gradien dua garis lurus :


 yang saling sejajar maka m2=m2

 yang saling tegak lurus maka m2.m2=−1

Persamaan Garis Lurus :

 Jika diketahui satu titik (x1,y1) dan gradien mm, maka


persamaan garisnya : y−y1=m(x−x1)

 Jika diketahui dua titik (x1,y1) dan (x2,y2) maka persamaan

y− y 1 x −x1
garisnya : =
y 2 − y 1 x 2−x 1

10
Perhatikan Gambar Grafik fungsi y=f(x)

Kemiringan (gradien) garis singgung kurva y=f(x) di titik A(a,f(a)) adalah

f ( a+∆ x )−f (a)


m=f′(a)= lim
∆ x→ 0 ∆x

Persamaan garis lurus yang melalui titik (x1,y1) dengan


gradien m adalah y−y1=m(x−x1) , sehingga Persamaan Garis Singgung di
titik (a,f(a)) pada kurva adalah

y−f(a)=f′(a)(x−a)

1. Tentukan persamaan garis singgung kurva y=x2 di titik (−1,1)!

Jawab :

11
o cari mm dulu di x=−1

m = f′(a)

= 2x

m = 2(-1)

= -2

o maka persamaan garris singgung kurva dengan gradien m


=-2 di (−1,1) adalah:

y – y1 = m (x-x1)

y – 1 = -2 (x – (-1))

y – 1 = -2x -2

y = - 2x – 1

2. Tentukan persamaan garis singgung kurva y = x2 di titik yang


berabsis (−2)!

Jawab :

o cari m dulu di absis x=−2

m = f’ (-2)

= 2x

m = 2 (-2)

= -4

o Bandingkan dengan soal no.1, disini kita belum


punya y1 sehingga kita cari terlebih dulu

12
y = x2

= (-2)2

y1 = 4

o maka persamaan garis singgung kurva dengan


gradien m=−4 di (−2,4) adalah

y – y1 = m (x – x1)

y – 4 = -4 (x – (-2))

y – 4 = - 4x – 8

y = -4x -4

3. Tentukan persamaan garis singgung kurva y = 2x2 – 3x yang sejajar


garis y = x !

Jawab :

o cari gradien m dari persamaan garis


lurus y=x ingat y=mx+c maka m=1, diketerangan soal, garis saling
sejajar, maka m1=m2= 1

o cari titik singgungnya (x1,y1) ingat m=f′(a) maka

m = f’(a)

1 = 4x – 3

4x = 4

x=1

x1=1 maka kita cari y1 dengan mensubtitusi x=1 ke y =2x2 − 3x

13
y = 2x2 – 3x

y = 2x2 – 3x

= 2(1)2 – 3(1)

y = -1

o maka persamaan garis singgung kurva dengan gradien m =


1 di (1,−1) adalah

y – y1 = m (x – x1)

y – (-1) = 1 (x – 1)

y+1=x–1

y=x–2

Permasalahan dan Solusi

A. Masalah
1. Siswa kurang mengusai materi penunjang mengenai berkaitan
dengan nilai maksimum dan minimum.
2. Kesalahan siswa menghayati apa yang diceritakan dalam soal.
3. Siswa tidak menuliskan rumus dalam menyelesaikan soal.
4. Siswa tidak dapat menggunakan rumus yang dipakai dan tidak
dapat melakukan operasi hitung.

B. Solusi
1. Guru mengingatkan siswa tentang materi prasyarat.
2. Guru selalu mengingatkan siswa untuk menyelesaikan soal dengan
cara yang sistematis. Sebelum menyelesaikan soal, siswa harus memulai
dari hal yang diketahui dan dilanjutkan dengan hal yang ditanya.
3. Guru diharapkan agar pembelajaran konsep-konsep dasar pada bab
turunan lebih ditekankan lagi sehingga siswa dapat membangun
hubungan diantara konsep dasar tersebut untuk menyelesaikan soal atau
memecahkan masalah matematika.

14
15
Kompetensi Dasar

3.10 Mendeskripsikan integral tak tentu (anti turunan) fungsi aljabar dan
menganalisis sifat-sifatnya berdasarkan sifat-sifat turunan fungsi

4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan integral tak tentu


(anti turunan) fungsi aljabar

A. PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian Integral tak tentu
Integral tak tentu merupakan bentuk integral yang variabel integrasinya
tidak memiliki batas sehigga integrasi dari sebuah fungsi akan
menghasilkan banyak kemungkinan dan hanya dinyatakan sebagai
penyelesaian umum. Istilah tak tertentu berarti bentuk fungsi f memuat
konstantareal sembarang. Konstanta sembarang ini umumnya
disimbolkan dengan huruf C dan menjadi ciridari hasil integrasi tak tentu.
Mengapa hasil integral tak tentu memiliki banyak kemungkinan dan
hanya berupa solusi umum?
Hasil integral tak tentu disebut demikian karena memang tidak dapat
dipastikan fungsi mana yang merupakan integral dari suatu integral,
integral merupakan istilah untuk sesuatu fungsi yang akan ditarik
integrasinya untuk lebih jelas mari kita simak ulasan berikut ini.
Seperti definisinya, integral pada dasarnya merupakan operasi balikan
dari turunan(diferensial) maksudnya, jika f (x) adalah turunan dari f(x),
maka kita dapat menentukan f(x) dengan cara mengintegralkan f(x), akan
tetapi pada kenyataanya. Ketika f(x) di integralkan maka hasilnya tidak
berupa f(x) melainkan mengandung suatu terapan yaitu C.
2. Aturan dan Rumus Dasar Integral

Menentukan Turunan (Differensial) Fungsi Aljabar dan sifat-sifatnya


Dalam kesempatan ini akan kami berikan cara menentukan turunan fungsi
aljabar secara detail. Turunan fungsi aljabar merupakan pembahasan lebih
jauh dari limit fungsi. Dengan kata lain turunan fungsi merupakan fungsi
tertentu dimana nilai fungsi di setiiap titik ditentukan dengan limit selisih
fungsi.

Secara umum dijelaskan sebagai berikut.


Jika dipunyai fungsi f(x) dan turunan f '(x), kedua fungsi tersebut tersebut
mempunyai hubungan:

16
Jika dipunyai fungsi f(x) fungsi aljabar diperoleh dasar turunan sebagai
berikut.

1. f(x) = xn, maka f ‘(x) = nxn-1

2. f(x) = axn, maka f ‘(x) = anxn-1

Sifat-sifat turunan fungsi aljabar


Jika diketahui k suatu konstanta, u = u(x), v = v(x) dan masing-masing
mempunyai turunan u'(x) dan v'(x), maka berlaku:
1. f(x) = u + v, maka f'(x) = u' + v'
2. f(x)= u - v, maka f'(x) = u' - v'
3. f(x) = uv, maka f'(x) = u'v + uv'
4. f(x) = f(u), maka f'(x) = f'(u). u'
5. f(x) = u/v, maka f'(x) = (u'v - uv')/v2

Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut.


Contoh 1
Tentukan turunan fungsi-fungsi berikut.

1. f(x) = x3 + x2
2. f(x) = 4x2 + 5x
3. f(x) = 3x5 + 4x3 – 7x2
4. f(x) = 2x4 + 8x3 – x2– 9x + 1
5. f(x) = x7 + 2x5 – 6x4– 9x2 + 11x
Jawaban :

1. f’ (x) = 3x3-1 + 2x2-1


= 3x2 + 2x
2. f’(x) = 4.2x2-1 + 5x1-1
= 8x + 5
3. f’ (x) = 3.5x5-1 + 4.3x3-1– 7.2x2-1
=15x4 + 12x2 – 14x

4. f’ (x) = 2.4x4-1 + 8.3x3-1– 2x2-1 – 9


= 8x3 + 24x2 – 2x – 9
5. f ‘(x) = 7.x7-1 + 2.5x5-1– 6.4x4-1 – 9.2x2-1 + 11x1-1

17
= 7x6 + 10x4 – 24x3– 18x + 11

Contoh di atas merupakan contoh turunan fungsi dari operasi suku-suku


aljabar.
Nah, bagaimana turunan dari operasi dua fungsi aljabar (f(x)dan g(x)).
Misalnya operasi perkalian dan pembagian. Mengapa hanya perkalian dan
pembagian?
Perlu diketahui bahwa pada operasi penjumlahan dan pengurangan pada
hakikatnya sama saja dengan operasi di atas.
Mari simak lagi turunan fungsi dari operasi aljabar berikut.

Contoh 2
Tentukan turunan fungsi berikut.

1. F(x) = (x + 2)(2x3 – 5)
2. F(x) = (x2 + 5)(4x3 – 3x)
3. F(x) = (x + 2)/(3x – 4)
4. F(x) = (x2 + 1)/(x2 – 1)

Jawaban :

1. F(x) = (x + 2)(2x3 – 5)
Misalkan u = x + 2, maka u’ = 1
dan v = 2x3– 5, maka v’ = 6x2
f’(x) = u’v + uv’
=1 . (2x3– 5) + (x + 2) . 6x2
= 2x3– 5 + 6x3 + 12x2
= 8x3+ 12x2 – 5
2. F(x) = (x2 + 5)(4x3 – 3x)
Misalkan u = x2 + 5, maka u’ = 2x
dan v = 4x3– 3x, maka v’ = 12x2 – 3
f’(x) = u’v + uv’
= 2x . (4x3– 3x) + (x2 + 5).(12x2 – 3)
= (8x4– 6x2) + (12x4 – 3x2 – 15)
= 20x4– 9x2 – 15

3. F(x) = (x + 2)/(3x – 4)
Misalkan u = x + 5, maka u’ = 1 dan v = 3x – 4, maka v’ = 3

18
4. F(x) = (x2 + 1)/(x2 – 1)
Misalkan u = x2 + 1, maka u’ = 2x
dan v = x2 – 1, maka v’ = 2x

Mari melanjutkan cara menurunkan fungsi aljabar dengan cara substitusi


atau menggunakan komposisi fungsi.

Contoh 3
Tentukan turunan fungsi berikut.

1. F(x) = (2x + 3)5


2. F(x) = (3x2 – 2)4
3. F(x) = (x3 + 2x)5

Jawaban :

1. F(x) = (2x + 3)5

19
Misal u = 2x + 3, sehingga du/dx = u’ = 2
Y = f(x) = u5 Sehingga dy/du = 5u4
F’(x) = dy/du . du/dx
= 5u4 . 2
= 10u4
=10 (2x + 3 )4

2. F(x) = (3x2 – 2)4


Misal u = 3x2 – 4, sehingga du/dx = u’ = 6x
Y = f(x) = u4 Sehingga dy/du = 4u3
F’(x) = dy/du . du/dx
= 4u3 . 6x
= 24xu3
=24(3x2– 4)3

3. F(x) = (x3 + 2x)5


Misal u = x3 + 2x, sehingga du/dx = u’ = 3x2+ 2
Y = f(x) = u5 Sehingga dy/du = 5u4
F’(x) = dy/du . du/dx
= 5u4 . (3x2+ 2)
= 5(x3+ 2x)4 . (3x2 + 2)

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Masalah
1. Siswa sering tertukarnya cara penyelesaian antara integral dan
turunan.
2. Kurang telitinya siswa dalam menjawab soal.
3. Siswa kurang mengusai materi penunjang mengenai integral.
B. Solusi
1. Guru mengingatkan siswa tentang materi prasyarat.
2. Guru selalu mengingatkan siswa untuk menyelesaikan soal dengan
cara yang sistematis.

20

You might also like