You are on page 1of 6

Denyut nadi dapat diukur dengan menghitung ketukan selama waktu periode yang ditetapkan

(30 detik) dan mengalikan 2 angka itu untuk mendapatkan jumlah ketukan per menit. Denyut
nadi dapat diukur pada titik tertentu di tubuh di tepatnya di arteri yang dekat dengan
permukaan, contohnya yaitu arteri radial, karotid, brakialis, dan femoralis. Denyut nadi dapat
diukur secara langsung dengan auskultasi jantung. Saat istirahat, jantung manusia dewasa
berdetak sekitar 70 - 75 denyut per menit (bpm). Tingkat detak jantung bayi sekitar 130 - 150
bpm, balita sekitar 100 – 130 bpm, anak yang lebih tua sekitar 90-110 bpm, dan remaja
sekitar 80-100 bpm. Wanita umumnya memiliki denyut nadi lebih tinggi dari pria, dan
perbedaan ini berkisar dari 3 – 7 bpm.
Mishra, Trinath, Kumar., Prabeen, Kumar, Rath. 2011. Pivotal Role of Heart Rate in Health
and Disease. Journal Indian Academy of Clinical Medicine. Vol 12(4) : 297-302.

Denyut jantung meningkat secara bertahap selama latihan dan kembali perlahan ke nilai
sisanya setelah latihan. Tingkat ketika denyut kembali normal adalah indikasi kebugaran
orang tersebut. Angka detak jantung yang lebih rendah dari biasanya biasanya merupakan
indikasi kondisi yang dikenal sebagai bradikardia, sedangkan yang lebih tinggi dikenal
sebagai takikardia. Denyut jantung diukur dengan menempatkan ibu jari di atas denyut
pembuluh arteri dan merasakan, menghitung waktu dan menghitung denyut biasanya dalam
periode 30 detik.
Mallick, Bandana., Ajit, Kumar, Patro. 2016. Heart Rate Monitoring System Using Finger
Tip Through Arduino and Processing Software. International Journal of Science,
Engineering and Technology Research. ISSN: 2278 – 7798. Vol 5(1) : 84-89.
Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi tertutup. Dimana darah
beredar ke dan darijantung melalui jejaring pembuluh-pembuluh yang luar biasa ekstensif.
Dimana terdapat organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan
pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat
merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri (Campbell, 2008: 58).

Selama latihan seperti berjalan dan berlari denyut jantung dan tekanan darah meningkat
selama latihan denyut jantung dan resistensi pembuluh darah perifer menurun dalam
menanggapi vasodilatasi-ion dari arteriol yang resisten dalam latihan otot skeletal. Sebagian
besar studi melaporkan bahwa latihan aerobik meningkatkan kontrol otonom jantung, seperti
yang ditunjukkan oleh pelatihan pengurangan yang diinduksi dalam denyut jantung dan
tekanan darah atau peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Banyak penelitian
melaporkan tidak ada pengaruh pelatihan, perbedaan antara terlatih dan tidak terlatih. Kami
berhipotesis bahwa regulasi otonom jantung akan ditingkatkan dengan berjalan dan berlari
tetapi bukan latihan kekuatan.
Munisekhar, Kaarna., M.,V., Muralidhar, Madras., Venkatachalam., D., Hemalatha. 2014.
Comparison of Heart Rate and Blood Pressure Changes During Walking and Running Before
and After Training in Healthy Adult Women. International Journal of Physiotherapy and
Research. ISSN 2321-1822. Vol 2(3) : 537-541
Sistem kardiovaskular meliputi denyut nadi yang merupakan pembuluh arteri dan merupakan
gambaran dari frekuensi jantung seseorang. Denyut nadi dapat di ukur dengan pemeriksaan
sederhana yaitu dengan palpasi dan auskultasi, palpasi merupakan pemeriksaan denyut nadi
dengan cara meraba, merasakan dan menyentuh struktur nadi menggunakan ujung jari
sedangkan auskultasi merupakan pemeriksaan sederhana dengan mendengarkan suaru-suara
alami yang keluar dari dalam tubuh. Kemudian tekanan darah merupakan gaya yang di
timbulkan oleh darah terhadap satuan luas pembuluh-pembuluh darah. Ketika jantung
berelaksasi, yaitu terisi penuh dengan darah disebut dengan diastole sedangkan ketika
berkontraksi yaitu keluarnya darah dari dalam jantung disebut sistole.
Stetoskop terdiri dari bagian 2 alat pendengar yaitu diafragma dan bell. Difragma
sendiri berfungi sebagai pendengar suara tekanan darah dan denyut nadi. Sedangkan bell
berfungsi sebagai mendengarkan suara yang di hasilkan pada bagian organ yang lebih dalam
seperti perut. Tensimeter di gunakan untuk mengetahui tekanan darah seseorang, dimana
manset atau sabuknya berfungsi untuk menekan arteri brakhialis supaya tertekan aliran
darahnya, kemudian pompa udara untuk memompa raksa yang ada pada manometer raksa,
manometer raksa sendiri di gunakan sebagai indikator tekanan darah dimana terdapat nomor-
nomor pada manometer tersebut sehingga diketahui tekanan darahnya, dan selang karet
sebagai jalan masuknya udara ke manset atau sabuk. Denyut yang akan diperiksa adalah yang
terdapat arteri brakhialis yang berada di lengan untuk mengetahui tekanan darah dan arteri
radialis di pergelangan tangan untuk mengetahui denyut nadi seseorang. Tensimeter yang
digunakan adalah tensimeter air raksa dan tensimeter digital dimana tensimeter air raksa ini
merupakan tensimeter konvensional yang menggunakan air raksa sebagai indikator tekanan
darah, sedangkan tensimeter digital merupakan tensimeter yang lebih modern lagi yaitu
tensimeter yang langsung menunjukkan hasil dalam bentuk angka dimana untuk mengetahui
tekanan darah seseorang tensimeter ini menggunakan sensor pendeteksi. Ciri-ciri utama pada
tensimeter air raksa ini adalah terdapat air raksa sebagai indikator nilai tekanan darah pada
manometer air raksa nya, kemudian terdapat pompah udara, manset udara, harus
menggunakan bantuan stetoskop dan tentunya membutuhkan orang yang telinganya masih
benar-benar bagus mendengarkan denyut nadinya. Kemudian ciri utama dari tensimeter
digital adalah tidak membutuhkan bantuan stetoskop untuk mengetahui tekanan darah
seseorang, kerjanya otomatis menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya.
Kekurangan dari tensimeter air raksa adalah berbahaya jika air raksa yang di
dalamnya keluar dan mengenai kulit, ketika salah satu komponen penyusun tensimeter air
raksa ini rusak maka susah untuk menentukan tekanan darahnya, serta tidak dapat di bawa
kemana-kemana karena ukurannya yang besar. Sedangkan pada tensimeter digital
kekurangannya adalah data yang di dapat mengenai tekanan darah seseorang kurang valid
karena apabila batrai mulai habis maka tingkat keakuratan hasilnya akan turun sehingga harus
di ukur 3 kali supaya di dapatkan hasil lebih akurat. Kelebihan dari tensimeter air raksa
adalah tingkat keakuratannya lebih tinggi jika di bandingkan dengan tensimeter lainnya.
Sedangkan kelebihan dari tensimeter digital adalah tidak repot jika menggunakannya karena
hanya tinggal memasang manset memencet on tensimeter ini langsung bekerja menentukan
tekanan darah seseorang.
Pengukuran tekanan darah dengan cara yang benar adalah memastikan tensi meter
dalam keadaan on yaitu memutar sekrup yang berada di bawah manometer ke arah atas
sehingga tensimeter dalam keadaan on. Kemudian selanjutnya baju yang ada di lengan
sebelah kiri di tekuk hingga ke atas, kemudian letakkan manset udara di atas jarak 2 jari dari
pergelangan siku yang terdapat arteri brakhialis. Selanjutnya memasang stetoskop ke telinga
dan memastikan bahwa stetoskop dalam keadaan on dengan memukul bagian diafragman
stetoskop jika terdengar suara berarti stetoskop dalam keadaan on, jika belum on diafragma
stetoskop tersebut haruslah di putar terlebih dahulu supaya dapat terdengar tekanan darahnya.
Setelah memastikan stetoskop dalam keadaan on. Kemudian di lanjutkan dengan mencari
arteri brakhialis probandus dibagian siku dalam lengan kiri probandus dan membiarkan
lengan rileks/nyaman (pengukuran tekanan darah dilakukan pada lengan kiri karena pada
lengan kiri tidak begitu aktif dan jarang digunakan),letakkan stetoskop pada arteri brakhialis
yang sudah di temukan tadi (suara tersebut terdengar dengan menempelkan pada bagian
brakhialis, dapat terdengar suara tekanan darah setelah pembuluh arteri bagian brakhialis
tersumbat oleh udara dari manset)kemudian pastikan sekrup udara dalam keadaan terkunci
rapat. Lalu memulai pompa menggunakan pompa udara hingga garis pada manometer
menunjukkan 160 mmhg (pemompaan ini bertujuan sampai skala menunjuk angka 160
mmHg supaya aliran arteri benar-benar tersumbat pada tekanan 160mmHg) kemudian
lepaskan skrup udara perlahan (pelepasan skrup ini menunjukkan bahwa tekanan dari manset
tersebut mulai berkurang sehingga arteri brakhialis mulai longgar sehingga dapat terdengan
tekanan awal dan tekanan akhirnya), sembari di lepas dengarkan suara awal dan akhir dari
tekanan darah tersebut. Suara awal merupakan sistole atau jantung mulai berkontrasi dan
suara akhir diastole yaitu jantung dalam keadaan relaksasi yaitu terisi penuh dengan darah.
Sistole per diastole merupakan tekanan darah seseorang. Kemudian sekrupnya di putar
hingga tekanan di manometer benar-benar dalam posisi 0, dan lepaskan manset dari tangan
probandus lalu mengosongkan udara yang terdapat di dalamnya, dan terakhir memasukkan
manset ke dalam kotak penyimpanan. Putar skrup pada disfragma stetoskop untuk meng off
kan stetoskop setelah di pakai. Melakukan pengukuran tekanan sebelum dan setelah berlari 5
menit (hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan tekanan darah setelah melakukan
aktivitas).
Sedangkan pengukuran denyut nadi dengan benar adalah yang pertama mencari denyut
nadi pada bagian tangan kiri yaitu tepatnya pada arteri radialis, pancarian denyut nadi di
lakukan dengan menggunakan jari tengah dan jari telunjuk karena pada jari telunjuk dan jari
tengah tidak terdapat arteri radialis sehingga lebih mudah di temukan denyut nadinya.
Hindari mencari denyut nadi menggunakan ibu jari karena biasanya denyut nadi radialis
terletak sejajar dengan ibu jari. Pengukuran denyut nadi juga dapat di lakukan di bagian leher
menggunakan 3 jari tengah. Hal ini dilakukan pada bagian-bagian tersebut karena terdapat
titik arteri pada bagian pergelangan dan leher. Pada praktikum kali ini setelah di temukan
denyut nadi pada arteri tersebut di lakukan perhitungan denyut nadi selamat 60 detik.
Kemudian denyut nadi dapat diketahui denyut nadi/1 menit itu merupakan denyut nadi
seseorang per menit. Dilakukan perhitungan denyut nadi ini sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas fisik (berlari selama 5 menit), lalu mengulangi penghitungan sebanyak 3 kali untuk
satu orang probandus.

You might also like