You are on page 1of 30

BAHAN AJAR DIKLAT PENJENJANGAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN

TINGKAT AHLI JENJANG MUDA

DISUSUN OLEH:

LA ODE HANARUDIN, SP.


SLAMET WAHYUDI, S.Pd.,M.Si.
PUSAT DIKLAT KEHUTANAN
BOGOR, MEI 2006

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 2


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami sehingga
penyusunan bahan ajar Karya Tulis Ilmiah pada Diklat Penjenjangan
Penyuluh Kehutanan Muda ini dapat kami selesaikan.

Bahan ajar ini dibuat sebagai bahan refrensi bagi peserta sehingga
memudahkan memahami materi Karya Tulis Ilmiah yang berguna dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di lapangan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Sekolah Tinggi


Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor dan Widyaiswara Pusat Diklat
Kehutanan Bogor serta panitia penyelenggara yang telah mendukung
dan memfasilitasi kami dalam penyelesaian penyusunan bahan ajar ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ir. Priyambudi
Santoso, M.Sc., atas bimbingannya dalam penyusunan bahan ajar ini.

Kritik dan saran sangat kami harapkan guna penyempurnaan dikemudian


hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2006

Team Penyusun;

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda i


DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR
...................................................................................
...................................................................................
i
DAFTAR ISI
...................................................................................
...................................................................................
ii
DAFTAR LAMPIRAN
...................................................................................
...................................................................................
iii

I. PENDAHULUAN
............................................................................
............................................................................
1
A. Latar Belakang
......................................................................
......................................................................
1
B. Deskripsi Singkat Mata Pelajaran
......................................................................
......................................................................
2
C. Maksud dan Tujuan
......................................................................
......................................................................
2
D. Manfaat Bahan Ajar
......................................................................
......................................................................
3
E. Tujuan Pembelajaran Umum
......................................................................
......................................................................
3
F. Tujuan Pembelajaran Khusus
......................................................................
......................................................................
3
G. Pokok-Pokok Bahasan
......................................................................
......................................................................
3

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda ii


II. PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH
............................................................................
............................................................................
4
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
......................................................................
......................................................................
4
B. Prinsip Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
......................................................................
......................................................................
5

III. RAGAM KARYA TULIS ILMIAH


............................................................................
............................................................................
7
A. Berdasarkan Penuturan
......................................................................
......................................................................
7
C. Berdasarkan Sasaran
......................................................................
......................................................................
8

IV. TEKNIK PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH


............................................................................
............................................................................
11
A. Artikel
......................................................................
......................................................................
11
B. Karya Ilmiah
......................................................................
......................................................................
11
C. Prosedur
......................................................................
......................................................................
18

DAFTAR PUSTAKA

22

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda iii


LAMPIRAN

23

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda iv


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen Kehutanan telah menetapkan kegiatan penyuluhan


sebagai salah satu kebijakan pembangunan jangka panjang dalam
pengelolaan hutan bersama masyarakat. Kegiatan penyuluhan
merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada masyarakat
sasaran suluh dalam upaya merubah perilakunya sehingga menjadi
masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Keberhasilan kegiatan penyuluhan kehutanan ternyata telah


memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelestarian hutan.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat baik dari segi pengetahuan
dan keterampilan serta pertambahan jumlah penduduk yang
membutuhkan lahan garapan maka terasa semakin tinggi tantangan
yang dihadapi oleh pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan tersebut.

Untuk mengantisipasi tantangan yang lebih berat dan dalam rangka


menghadapi tantangan yang ada maka mutlak dibutuhkan Penyuluh
Kehutanan Ahli yang mempunyai wawasan, pengetahuan dan
keterampilan yang memadai serta mempunyai jenjang karier yang
jelas. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 272 /
Kpts.II / 2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya,
Penyuluh Kehutanan yang diangkat dalam jenjang jabatan yang lebih
tinggi wajib mengikuti diklat peningkatan profesi.

Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, penyuluh kehutanan


diharapkan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu
upaya pengembangan tugas keprofesionalannya tersebut adalah
dengan melakukan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah.

Untuk itu pengetahuan tentang membuat karya tulis yang baik dan
benar sesuai kaidah dan metodologi penulisan ilmiah maupun

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 1


pedoman yang diberlakukan Departemen Kehutanan perlu diketahui
dengan baik.

Bahan ajar ini dibuat sebagai bahan refrensi bagi peserta sehingga
memudahkan mereka didalam memahami pembuatan karya tulis
ilmiah bagi penyuluh kehutanan yang berguna dalam pelaksanaan
pengembangan profesinya di lapangan.

B. Deskripsi Singkat Mata Pelajaran

Bahan ajar ini membahas tentang konsep karya tulis ilmiah, meliputi:
pengertian, prinsip, ragam, dan teknik penulisan karya tulis ilmiah
bagi penyuluh kehutanan. Metode pembelajaran meliputi kegiatan
partisipatisi aktif peserta dalam kelompok, individu dan kelas dengan
menggunakan beragam bahan dan metode pembelajaran yang
dirancang dan disajikan secara komunikatif serta menggali dari
pengalaman peserta dalam bidang tugasnya.

C. Maksud dan Tujuan

Bahan ajar ini dimaksudkan sebagai refrensi bagi perserta untuk


dapat memahami karya tulis ilmiah yang berguna bagi pengembangan
profesi penyuluh kehutanan muda. Tujuan penyusunan bahan ajar ini
adalah untuk mengoptimalkan potensi diri peserta diklat dalam
menyusun karya tulis ilmiah baik berupa buku atau majalah ilmiah
hasil penelitian/pengujian/survei/ evluasi dibidang penyuluhan
kehutanan baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan
serta tinjauan, gagasan dan atau ulasan ilmiah dalam pertemuan
ilmiah.

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 2


D. Manfaat Bahan Ajar

Bahan ajar ini diharapkan dapat memandu peserta diklat memperoleh


gambaran penulisan karya ilmiah berikut contoh-contoh dan pedoman
dari Departemen Kehutanan.

E. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan


mampu menjelaskan pengertian karya tulis ilmiah, ragam karya tulis
ilmiah dan teknik penyusunan karya tulis ilmiah bagi fungsional
penyuluh kehutanan muda dalam rangka pelaksanaan tugas
penyuluhan.

F. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menjelaskan:

1. Pengertian karya tulis ilmiah


2. Ragam karya tulis ilmiah
3. Teknik penyusunan karya tulis ilmiah

G. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian karya tulis ilmiah


a. Pengertian karya tulis ilmiah
b. Prinsip Penyusunan karya tulis ilmiah
2. Ragam karya tulis ilmiah
a. Berdasarkan Penuturan
b. Berdasarkan Sasaran
3. Teknik penyusunan karya tulis ilmiah
a. Artikel
b. Karya Ilmiah

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 3


II. PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah suatu karya tulis yang disusun berdasarkan
pendekatan dan metoda ilmiah (aplikasi dari metoda ilmiah) yang
ditujukan untuk kelompok pembaca tertentu (Azahari, 2000),
sedangkan menurut SK Menteri Kehutanan Nomor: 272/Kpts.II/2003
tanggal 12 Agustus 2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya, Penyuluh Kehutanan yang
diangkat dalam jenjang jabatan yang lebih tinggi wajib mengikuti
diklat peningkatan profesi adalah

Karya tulis ilmiah juga merupakan karangan ilmu pengetahuan yang


menyajikan fakta dan ditlis berdasarkan pendekatan dan metoda
ilmiah yang ditujukan untuk kelompok pembaca tertentu Dikatkan
ilmiah karena memenuhi syarat sistematik, generalisasi, ekplanasi
dan terkontrol (Zumeini dan Hidayat, 2003).

Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut adalah


sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol, sehingga
karya tulis ilmiah tidak mengandung bias karena telah mempunyai
ukuran atau standar tertentu.

Karya tulis ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat


mengenai masalah yang dikaji, kerangka bagaimana studi
dilaksanakan untuk memcahkan masalah, serta pembahasan hasil
maupun implikasinya. Karena itu karya tulis ilmiah harus disusun
secara logik dan terinci berupa uraian teoritis maupun empirik.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah selain penguasaan keterampilan


dan pengetahuan bahasa yang baik dan benar juga diperlukan
pemahaman kaidah penulisan ilmiah serta persyaratannya.

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 4


B. Prinsip Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Menulis suatu karya ilmiah seperti skripsi atau tesis, agak berbeda
dengan menyusun suatu karya tulis non-ilmiah.Suatu karya tulis
ilmiah harus meneuhi harus memenuhi dan menggunakan pendekatan
atau metode ilmiah. Karya tulis ilmiah berupaya mengungkapkan
masalah yang diteliti, merumuskan kerangka teoritis seperti tinjauan
pustaka (yang mengkaitkan maslaha penelitian dengan teori yang
mendukungnya) dan kerangka pemikiran (yang merupakan
pendekatan untuk memecahkan masalah penelitian), serta
membahas hasil pengolahan data dan perumusan kesimpulan.

Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan karya tulis


ilmiah perlu mencakup beberapa tahapan seperti :

1. Pemilihan masalah penelitian, merupakan tahap awal dari suatu


penulisan karya tulis ilmiah. Bagian dari pemilihan masalah
penelitian adalah:

a) sumber karya ilmiah yang dapat berasal dari diri sendiri,


orang lain dan buku referensi atau bahan bacaan yang telah
dibaca oleh penulis,

b) keterbatasan dari masalah yang hendak diangkat menjadi


bahan tulisan berdasarkan prinsip 5 M yaitu: Minat, Mampu
dilaksanakan, Mudah dilaksanakan, Mudah dibuat menjadi
masalah yang lebih luas dan Manfaat.

2. Pengumpulan informasi dengan mengacu pada:

a) evaluasi instrumen guna mendapatkan data penulisan,

b) evaluasi terhadap sumber guna dapat dipertanggung


jawabkan dan

c) pembuatan catataan.

3. Pengorganisasian naskah, menurut Campbell et.al (1990) prinsip


yang penting untuk menyusun suatu karya tulis ilmiah berdasarkan

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 5


pola kronologis, perbandingan, spatial, sebab dan akibat, serta
analisis.
4. Penulisan naskah dengan menyaipkan naskah pertama, revisi
naskah, persiapan format, editing akhir dan koreksi akhir
(proofreading).

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 6


III. RAGAM KARYA TULIS ILMIAH

A. Berdasarkan Penuturan

Bentuk karya ilmiah berdasarkan cara-cara penuturannya, ada tiga


macam, yaitu :

1. Karangan asli. Karangan asli ditulis dengan bahasa ibu atau bahasa
lain bedasarkan fakta yang telah diuji kebenarannya. Gagasan-
gagasan atau ide adalah asli, atau sebagian kecil saja diperoleh
atau diambil dari acuan. Karangan asli itu tidak ada duanya dalam
hal bentuk dan cara penuturannya, baik sebagian atau
keseluruhannya.

2. Alih bahasa atau terjemahan. Sebuah karangan dapat berbentuk


suatu alih bahasa, yaitu alih bahasa dari bahasa yang satu kedalam
bahasa yang lain. Mengalih bahasakan atau sering disebut
menerjemahkan yang menurut arti kata atau yang sering
dikatakan ”menerjemahkan kulit” atau menerjemahkan bentuk
kata. Menerjemahkan secara bebas, yaitu tidak terikat pada kata
demi kata, tetapi makna atau isi umumnya dialihkan ke bahasa
lain dengan cara penuturan bebas.

3. Saduran. Menyadur ialah mengubah dari suatu karangan dari


bahasa yang satu ke bahasa yang lain atau dalam bahasa yang
sama. Saduran itu berbeda dari terjemahannya.

Ciri-ciri alih bahasa, saduran dan karangan asli:


1. Alih Bahasa (terjemahan), terdiri dari: a) Terjemahan kulit
yaitu terjemahan kata demi kata, sifatnya dekat dengan aslinya
tetapi makna menjadi samar, bentuk buku sama, b) Terjemahan
isi dengan penuturan berbeda, bentuk dan gagasan sama, sifatnya
dekat dengan aslinhya, makna jelas, c) Terjemahan bebas. Makna
dialihkan, penuturan berbeda, bentuk gagasan-gagasan sama,

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 7


sifatnya agak jauh dari aslinya, makna jelas, kadang-kadang ada
pendapat yang berbeda dari aslinya.

2. Saduran, dengan penuturan yang berbeda, bentuk berbeda,


gagasan-gagasan sama, kejelasan makna tergantung kemampuan
penyadur. Saduran itu berbeda dengan karangan aslinya.

3. Karangan asli. Dalam karangan asli, baik cara penuturan dan


gaya bahasanya mencerminkan kepribadian dan jiwa penulisnya,
gagasan-gagasan asli, dan tiada duanya baik bentuk maupun cara
penuturannya.

B. Berdasarkan Sasaran

Bentuk karya tulis ilmiah berdasarkan kepada siapa sasarannya. Ada


dua macam sasaran pembacanya, yaitu :
1. Yang ditujukan kepada masyarakat umum
2. Yang ditujukan kepada masyarakat tertentu (profesional), yang
bersifat ilmiah tinggi.

Karya tulis yang sengaja ditujukan untuk golongan masyarakat


tertentu, biasanya golongan profesional, berisi pembicaraan tentang
ilmu pengetahuan yang penyajiannya menggunakan istilah teknis.
Termasuk ke dalam golongan ini adalah:
1. Abstrak,
2. Daftar buku (resensi),
3. Ringkasan,
4. Daftar pustaka,
5. Skripsi,
6. Tesis,
7. Disertasi,
8. dan buku-buku serta jurnal yang semuanya membicarakan ilmu
pengetahuan alam kodrat.

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 8


Jika pengetahuan alam kodrat yang sengaja ditujukan kepada
masyarakat umu, tetapi tetap bersifat ilmiah, yang membicarakan
tentang hal-hal mengenai kehidupan sehari-hari, yang biasa disebut
karangan pengetahuan ilmiah populer. Apabila karangan ilmiah
populer ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku,
maka akan menghasilkan karya ilmiah populer.
Yang di maksud dengan populer disini ialah yang dikenal dan mudah
dipahami oleh orang banyak. Jadi karya tulis ilmiah dari ilmu
pengetahuan populer menyangkut ilmu yang dikenal orang banyak
dan ditulis secara ilmiah sedemikian rupa, sehingga mudah dipahami
oleh rata-rata pembacanya. Penulisannya menyajikan dalam susunan
kata-kata dan kalimat yang mudah dipahami pembacanya. Gaya
bahasa pun tidak formal dan kata-kata tidak khas teknik. Jika
terpaksa digunakan istilah teknis maka istilah itu segera diikuti
dengan definisi, sehingga pembaca umum dapat memahami
maksudnya tanpa banyak usaha. Menulis artikel atau karya ilmiah
yang dipublikasikan harus mematuhi kaidah-kaidah ilmiah dalam
prosedur karya tulis ilmiah.
Artikel pada umumnya dipublikasikan pada media cetak, misalnya
media massa, sedangkan karya ilmiah pada jurnal ilmiah.
Agar menarik perhatian para pembacanya, maka isi semua tulisan
harus dipaparkan dengan menggunakan teknik pemaparan.
Pemaparan ada bermacam-macam tergantung pada tipe tulisannya:
1. Judul yang dipilih mudah ditangkap.
2.Bagian mula yang menarik
3.Bahasa yang digunakan personal aktif obyektif
4. Situasi didramatisasikan
5. Menghindarkan istilah teknis tinggi
6. Tidak terlalu filosofis

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 9


Karya ilmiah yang tidak dipublikasikan biasanya mencantumkan indeks
yang berisikan daftar penjelasanyang dibahas dalam penelitian dan
disusun secara berurutan menurut abjad dengan nomor halaman yang
tertera pada teks. Indeks dicantumkan bila diperlukan suatu penjelasan
tersendiri seperti indeks istilah (penjelasan terhadap istilah asing atau
bahasa daerah). Indeks subjek (penjelasan terhadap subjek pembahasan)

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 10


IV. TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Artikel

Dari sudut pandang ilmu komunikasi massa, artikel adalah suatu


tulisan tentang berbagai hal, mulai dari politik, sosial, ekonomi
budaya, teknologi, olahraga dan lain- lain.
Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Kalau berita apa yang
ditulisnya harus berdasarkan fakta atas kejadian atau peristiwa yang
terjadi. Boleh juga penulisan berita ditambah dengan interpretasi,
sepanjang itu diperuntukkan bagi penjelasan fakta. Dalam menulis
berita sama sekali tidak diperbolehkan memasukkan opini. Untuk
mewadahi opini masyarakat pada surat kabar atau majalah
disediakan kolom khusus yaitu halaman opini (opinion page).

Lantas apakah penulisan artikel itu harus full opinion? Jawabannya


juga tidak. Menulis artikel boleh dimulai dengan pemaparan fakta
sebagian data dari apa yang akan ditulisnya itu. Dari data yang ada
itulah penulis bisa memberikan pendapat, pandangan, gagasan atau
bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data tersebut.
Perbedaan ketiganya diuraikan lebih lanjut.

Fakta, adalah kenyataan yang ada sesuai dengan data yang


sebenarnya. Fakta bukan buah pikiran atau pernyataan. Namun
demikian, buah pikiran atau pernyataan bisa menjadi fakta aslkan
dilatarbelakangi oleh peristiwa yang sebenarnya.

Interpretasi. Adalah hasil pemikirn berupa penafsiran, pengertian dan


pemahaman. Boleh jadi penafsiran pemikiran atau pemahaman
seseorang dengan orang lain berbeda.

Opini, adalah pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok


terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi.

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 11


B. Karya Ilmiah

Pada hakektnya karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang


membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari
suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun
kajian pustaka. Dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus
berdasarkan pemikiran ilmiah. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran
yang logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris
adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan (dapat dibuktikan).

Teknik penulisan karya ilmiah dapat mengikuti langkah-langkah


berikut ini:

1. Pra Penulisan.
Pada tahap ini terlebih dahulu ditentukan:
a.Topik
Dalam menulis, Topik harus ditemukan lebih dahulu. Topik
suatu masalah dapat diperoleh dari berbagi sumber, misalnya
dari membaca, emngamati lingkungan, meneonton televisi dan
sebaginya. Yang penting topik harus merupakan fakta,
misalnya
1. Persoalan kemasyarakatan
2. Perbankan
3. Akuntansi
4. Kesehatan
5. Asuransi
6. Koperasi
7. Teknik
8. Pertanian
9. Pariwisata dan lain-lain.

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 12


Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih topik
adalah :
Berasal dari sekitar kita baik pengalaman maupun
pengetahuan diri sendiri
Menarik perhatian sendiri
Terpusat dan terbatas
Memiliki data dan fakta obyektif
Tidak terlalu baru bagi penulis
Terdapat sumber informasi, baik buku, majalah, jurnal,
surat keputusan atau undang-undang
Pembatasan topik dilakukan setelah ditentukan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk tersebut. Pembatasan topik dapat
dilakukan dengan cara :
1) Bagan pembatasan
2) Diagram jam
3) Diagram pohon
4) Piramida terbalik

Ilustrasi masing masing dapat dilihat pada bagan/diagram


berikut :

1) Bagan
Pembatasan : Perhotelan

J akarta Medan Makassar

Sahid Mandarin Sari Pacific

Kamar Tidur Resepsionis Manajemen

Penampilan/Kemasan Pelayanan

Mutu Peranan Perbaikan


Pelayanan Pelayanan Pelayanan

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 13


2) Diagram J am
Ilmu Kelautan
Lautan Atlantik lautsebagai sumber
Lautteritor. energi masa depan
Indonesia
Kekayaan di lautan
Lautsebagai
lap. pekerjaan laut lautdi Indonesia
Peranan laut
dalam Lautbagi bangsa
hubungan Indonesia
Riwayat
lautan Kehidupan dalamlaut
Kandungan kimia laut
3) Diagram Pohon

Lautan

Kekayaan di Lautan sbg Lautan sbg dst


lautan lap. Kerja yang sumber energi
profesional

fauna flora mineral

ikan udang Kerang mutiara

Pembudi- pemasarannya dst


dayaannya

4) Piramida Terbalik

Lautan

Lautan Indonesia
Kekayaan lautan Indonesia
Fauna

Kerang Mutiara
Pembudidayaan
Kerang mutiara
di Maluku
Utara

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 14


b.Judul
Judul Karangan ilmiah harus tepat menunjukkan topiknya.
Syarat judul adalah :
Benar sesuai topik
Berupa frase benda dan bukan kalimat
Sesingkat mungkin
Tidak dalam bahasan kiasan

c.Tujuan Penulisan
Kegiatan ini penting karena akan memberikan wrna dan arah
tulisan. Tujuan dimaksud misalnya :
Menjelaskan sesuatu kepada pembaca
Meyakinkan pembaca
Mempengaruhi pembaca
Penulis tahu apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan,
diperlukan dan ruang lingkupnya.

d. Pengumpulan Bahan

Yang dimaksud bahn penulisan adalah semua informasi atau


data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan.
Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah kasus, contoh,
penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil
pengujian hipotesis, angka-angka, grafik, diagram dsb.
Bahan-bahan dapat dikumpulkan dari perpustakaan baik
berupa buku, majalah, surat kabar, ensiklopedi maupun dari
sumber yang belum dipublikasikan seperti tesis, skripsi dan
disertasi.
e. Kerangka Karangan Ilmiah
Langkah selanjutnya setelah bahan terkumpul adalah membut
kerangka karangan. Kerangka ini memuat pokok-pokok pikiran

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 15


dari karangan atau disebut topik. Setelah topik ditentukan
selanjutnya menentukan subtopik.
Contoh : Kegiatan Widyaiswara padan Pusat Diklat Kehutanan
periode 2005-2006
I. Kegaitan Dikjartih
II. Kegiatan Pengabdian Masyarakat
III. Kegiatan Pengembangan Profesi
Setelah mendapatkan kerangka karangan kasar, maka mulai
memikirkan rincian untuk setiap topik kasar diatas. Hasil yang
telah dirinci misalnya:
I. Kagiatan Dikjartih
I.1. Dikjartih fungsional tahun 2000
I.2. Dikjartih fungsional tahun 2001
I.3. Dikjartih fungsional tahun 2002
II. Kegiatan Pengabdian Masyarakat
II.1. .........
II.2. .........
II.3. dst.

III. Kegiatan Pengembangan Profesi


III.1. .......
III.2. ......
III.3. dst

2. Tahap Penulisan
a. Tata Tulis/Keterampilan
Komposisi
1) Ketrampilan Bahasa
a) Pemakaian ejaan dan tanda baca
b) Pembentukan kata
c) Pemilihan kata
d) Penyusunan klimat efektif

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 16


e) Menulis paragraf
2) Ketrampilan Penyajian
3) Ketrampilan Perwajahan

b. Pola Organisasi Karangan Ilmiah


Langkah terakhir dari karangan ilmiah adalah
pengorganisasian karangan. Organisasi karangan pada
umumnya mengikuti pola ilustratif, analisis dan argumentatif.
1) Pola ilustratif
Pola ini menjelaskan suatu gagasan atau prinsip umum
secara konkret dan khusus. Arah pembicaraan menurut
pola ini ialah dari hal yang umum kepada yang khusus.
Pembahasan dimulai dengan hal-hal yang bersifat umum,
kemudian menjadi khusus dan lebih khusus lagi.

2) Pola Analisis
Dalam organisasi karangan pola analisis, pokok
pembicaraan diuraikan ke dalam bagian-bagian. Dengan
jalan menguraikan bagian-bagian itu kalimat pokok
dijelaskan. Arah pembahasan ialah dari pokok
pembicaraan di uraikan kepada bagian-bagiannya.
Bagian-bagian ini kemudin diuraikan lagi ke dalam sub
bagian-sub bagian.

3) Pola Argumentatif
Dalam pola argumentatif kita menyusun naransi ke dalam
urutan yang logis untuk menjelaskan suatu tesis atau
proposisi.

3. Teknik Penulisan
Teknik penulisan ada dua aspek, yakni gaya penulisan dan
teknik notasi dalam menyebutkan sumber penulisan.
Gaya penulisan pada umumnya memuat hal-hal :

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 17


1. Kritis, analitis dan ekplanatif bukan karangan fiksi
2. Hindari menggunakan bahasa teknis ilmiah, gunakan bahasa
ilmiah populer disertai penjelasan dengan bahasa
sederhana
3. Alur harus runtut dan logis
4. Terfokus, terorganisir, bertlatar belakang yang jelas
5. Tidak bertele-tele, bombastis atau malah vulgar
6. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Teknik notasi ilmiah perlu diperhatikan mulai kutipan, kutipan


langsung dan tak langsung, daftar pustaka dan cara
menuliskannya.

4. Revisi
Setelah seluruh tulisan secara kasar tertuang, maka tulisan
tersebut perlu dibaca kembali.
Sesungguhnya pada tahap ini secara tidak disadari kita sudah
meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika,
ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat paragraf, penulisan
daftar pustaka dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang
memenuhi persyaratan selesailah sudah tulisan kita.

C. Prosedur

Langkah-langkah kerja yang harus dikerjakan oleh seorang Pejabat


Fungsionl dalam menyusun dalam menyusun karya tulis/karya ilmiah
mengacu pada Surat Edaran Sekjen Departemen Kehutanan No.
SE.02/Peg-4/2005 tanggal 28 Nopember 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah Pejabat Fungsional di
Departemen Kehutanan :

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 18


1. Karya tulis/karya ilmiah dalam bentuk buku yang dipublikasikan
atau tidak dipublikasikan adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan proposal kepada pimpinan unit kerja atau
kepala kantor.
b. Mempresentasikan proposal dihadapan pejabat fungsional
dan wakil tim penilai angka kredit.
c. Pimpinan unit kerja atau kepala kantor menerbitkan surat
perintah tugas penulisan penulisan karya tulis/karya ilmiah.
d. Menyusun karya tulis/karya ilmiah
e. Mempersentasikan karya tulis/karya ilmiah dihadapan
pejabat fungsional, pejabat struktural yang berwenang dan
wakil tim penilai angka kredit
f. Memperbaiki atau menyempurnakan karya tulis /karya
ilmiah apabila perlu
g. Mengajukan hasil penyempurnaan/perbaikan karya
tulis/karya ilmiah kepada pimpinan unit kerja atau kepala
kantor dan mendapat pengesahan.
h. Mengajukan karya tulis/karya ilmiah kepada tim penilai
angka kredit.

2. Terjemahan atau saduran dalam bentuk buku yang dipublikasikan


atau tidak dipublikasikan adalah sebagai berikut
a. Mengajukan proposal kepada pimpinan unit kerja atau
kepala kantor
b. Pimpinan Unit kerja atau kepala kantor menerbitkan Surat
Perintah Tugas penyusunan terjemahan atau saduran
c. Menyusun terjemahan/saduran
d. Mempersentasikan terjemahan/saduran di hadapan
pejabat fungsional, pejabat struktural dan wakil tim penilai
angka kredit
e. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil terjemahan atau
saduran apabila perlu

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 19


f. Mengajukan hasil terjemahan atau saduran kepada
pimpinan unti kerja atau kepala kantor untuk mendapatkan
pengesahan
g. Mengajukan hasil terjemahan / saduran kepada tim penilai
angka kredit

3. Karya tulis/karya ilmiah atau terjemahan/saduran dalam bentuk


naskah yang dipublikasikan dalam majalah ilmiah adalah sebagai
berikut :
a. Pimpinan unit kerja atau kepala kantor menerbitkan Surat
Perintah Kerja
b. Menyusun karya tulis/karya ilmiah / terjemahan/saduran
c. Mempresentasikan karya tulis/karya ilmiah hasil
terjemahan/saduran di hadapan pejabat fungsional, pejabat
strukturan dan wakil tim penilai angka kerdit
d. Memperbaiki atau menyempurnakan karya tulis/karya
ilmiah/hasil terjemahan/saduran apabila perlu
e. Mengajuikan karya tulis/karya ilmiah /hasil
terjemahan/saduran yang dimuat dalam majalah kepada tim
penilai angka kredit

4. Karya tulis/karya ilmiah atau terjemahan/saduran dalam bentuk


makalah yang tidak di publikasikan adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan unit kerja atau kepala kantor menerbitkan Surat
Perintah Tugas
b. Menyusun karya tulis/karya ilmiah /terjemahan/saduran
c. Mengajukan hasil tulisan kepada pimpinan unit kerja atau
kepala kantor untuk mendapatkan pengesahan
d. Memperbaiki atau menyempurnakan karya tulis/karya
ilmiah/hasil terjemahan/saduran apabila perlu

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 20


e. Mengajukan karya tulis/karya ilmiah/hasil
terjemahan/saduran yang telah disahkan oleh pimpinan unit
kerja atau kepala kantor kepada tim penilai angka kredit

5. Tulisan yang dimuat dalam penerbitan


a. Menyusun tulisan
b. Mengajukan tulisan ke redaksi penerbitan

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 21


DAFTAR PUSTAKA

Azahari A. 2000. Bentuk dan Gaya Karya Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
Suatu Petunjuk Penulisan untuk Skripsi, Tesis, Disertasi dan Laporan
Penelitian. Universitas Trisakti, Jakarta.

Departemen Kehutanan, 2005. Surat Edaran Nomor : SE.02/Peg-4/2005


tanggal 28 Nopember 2005 perihal Pedoman Penyusunan dan
Penilaian Karya Tulis/Karya Ilmiah Pejabat Fungsional di
Departemen Kehutanan. Departemen Kehutanan, Sekretariat
Jenderal.

Zumeini ZA dan Hidayat W., 2003. Strategi Penulisan Karya Ilmiah-


Bahan Ajar Diklat Kewidyswaraan Berjenjang Tingkat Madya.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 22


Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 23
Bahan Ajar Diklat Penjenjangan Penyuluh Kehutanan Muda 24

You might also like