Professional Documents
Culture Documents
Oleh
HAFIFAH
NIM 162110101070
UNIVERSITAS JEMBER
2016
VAKSIN PALSU
ABSTRAK :
Vaksin adalah bahan antigenetik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Seiring berkembangnya tekhnologi kini marak adanya vaksin palsu. Hal ini
sangat berbahaya khususnya bagi kalangan anak-anak karena keterbatasan
pengetahuan orang tua tentang vaksin. Dalam hal ini orang tua sangat berperan
penting dalam penggunaan vaksin untuk anak-anak, khususnya dalam pencegahan
penggunaan vaksin palsu.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk menghasilkan jutaan antibodi
untuk membela serangan terhadap ribuan antigen setiap hari. Antigen menyerang
tubuh manusia secara alami, bahkan seseorang sampai tidak menyadari bahwa
dirinya sedang diserang dan membela diri dari serangan antigen. Ketika serangan
sudah terlalu banyak dan tubuh sudah tidak mampu bertahan, maka seseorang
akan merasakan berbagai macam gejala penyakit. Banyak antibodi yang akan
menghilang ketika telah diserang oleh antigen, tetapi sel-sel yang terlibat dalam
produksi antibodi akan bertahan dan menjadi sel memori. Sel memori ini dapat
mengingat antigen asli dan kemudian dapat mempertahankan diri ketika antigen
yang sama mencoba untuk kembali menginfeksi seseorang. Ketika antibodi
seseorang sudah tidak mampu untuk melawan antigen maka diperlukan bantuan
pemberian vaksin.
Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin sudah dalam keadaan sangat
lemah. Ketika disuntikkan ke dalam jaringan lemak atau otot, antigen vaksin tidak
cukup kuat untuk menghasilkan gejala atau tanda-tanda penyakit, tetapi cukup
kuat bagi sistem imun untuk menghasilkan antibodi terhadap seseorang.
Sedangkan saat ini banyak sekali beredar vaksin palsu, dan dampaknya
kepada pengguna berbahaya. Dampak yang mungkin terjadi akibat vaksin palsu
yaitu infeksi dari proses pembuatan vaksin di lingkungan yang tidak steril. Saat
pencampuran pembuatan vaksin bisa terjadi kontaminasi bakteri, virus atau
kuman. Sehinnga mungkin saja jika vaksin palsu disuntikkan akan mengalami
infeksi lokal di bekas suntikan. Apabila cairan pembuat vaksin palsu yang
terkontaminasi, infeksi bisa meluas ke seluruh tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vaksin?
2. Apa manfaat vaksin sebagai sistem kekebalan tubuh?
3. Apa kandungan dan dampak yang terjadi akibat vaksin palsu?
4. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah vaksin palsu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian vaksin
2. Untuk mengetahui manfaat vaksin sebagai sistem kekebalan tubuh
3. Untuk mengetahui kandungan dan dampak yang terjadi akibat vaksin
palsu
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi vaksin palsu
PEMBAHASAN
1. Pengertian Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenetik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin dapat berupa
galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan
penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil dari pemurniannya.
Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk
bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif
(kanker). Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh
untuk membentuk antibodi yang spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Adapun jenis-jenis vaksin yaitu
a. Vaksin hidup yang dilemahkan
Vaksin ini dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan
respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis antigen yang kecil.
Respon imun yang diberikan hampir sama dengan infeksi alamiah dan juga
dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah. Vaksin
ini dipengaruhi akibat beredarnya antibodi sehingga ada efek netralisasi
jika pemberiaannya tidak tepat.
Contohnya vaksi polio, vaksi TBC, vaksin campak dll.
b. Vaksin yang dinonaktifkan
Vaksin ini dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat
kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan. Vaksin ini tidak dapat hidup
sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen.
Contohnya vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin kolera dll.
c. Vaksin aseluler dan subunit
Vaksin ini dibuat dengan hanya menggunakan sebagian dari virus atau
bakteri, dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe.
Contohnya vaksin hepatitis B, vaksin influenza tipe b (Hib) dan vaksin
influenza.
d. Vaksin idiotipe
Vaksin ini dibuat berdasarkan sifat Fab (fragment antigen binding).
Dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam
amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat
bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan
virus melalui netralisasi dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
Adapun dampak vaksin palsu bisa ditelaah dari dua segi, yakni keamanan
produk dan proteksi. Dari segi keamanan produk, sejumlah tersangka yang dimuat
media massa mengaku bahwa untuk membuat vaksin palsu mereka mencampur
cairan infus dengan vaksin asli. Campuran tersebut tidak berdampak fatal
terhadap tubuh dalam jangka panjang. Namun dampak yang paling mungkin
terjadi adalah infeksi akibat proses pembuatan vaksin palsu di lingkungan yang
tidak steril. “Saat pencampuran bisa terjadi kontaminasi bakteri, virus, atau
kuman. Sehingga bisa saja anak-anak saat disuntikkan vaksin palsu mengalami
infeksi lokal di bekas suntikan. Apabila cairan pembuat vaksin palsu yang
terkontaminasi, infeksi bisa meluas ke seluruh tubuh.
Dampak vaksin palsu selanjutnya bisa ditinjau dari segi proteksi, yaitu jika
seorang anak tidak memiliki proteksi atau perlindungan atas virus-virus tertentu,
akibatnya anak itu akan mudah terserang penyakit. Misalnya “Seorang anak
biasanya mendapat suntikan vaksin BCG yang dapat mencegah penyakit TBC
ketika usianya mencapai dua bulan. Seandainya anak tersebut mendapat vaksin
BCG palsu, maka kemungkinan besar hingga saat ini tubuhnya rentan terhadap
kuman TBC”.
JawaPos.com - Badan
Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri kian dalam menggali kasus vaksin palsu.
Salah satu yang ditelisik adalah alasan dan cara rumah sakit membeli vaksin
palsu. Setidaknya ada 12 rumah sakit swasta yang terdata membeli vaksin
tersebut. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim
Polri Brigjen Agung Setya mengatakan, metode pembelian dan alasan rumah sakit
memilih vaksin palsu itu penting untuk diketahui. Dengan begitu, dapat diketahui
rumah sakit terlibat atau tidak. "Tentu ini untuk mengetahui bagaimana peran
rumah sakit," paparnya saat ditemui di kompleks Mabes Polri kemarin. Saat ini
setidaknya sudah 12 rumah sakit (RS) yang menjadi pembeli dari produsen vaksin
palsu. Seperti sebelumnya, semua RS itu dipastikan swasta.