You are on page 1of 23

ANALISIS GEOTEKNIK DALAM PERANCANGAN DISPOSAL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN


BATAS PADA PT.AGINCOURT RESOURCES ,BATANGTORU
,TAPANULI SELATAN ,SUMATERA UTARA

OLEH
FISABILILLAH
710014189

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pada Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
I. JUDUL

Analisis Geoteknik Dalam Perancangan Disposal Dengan Menggunakan


Metode Kesetimbangan Batas Pada PT.Agincourt Resources ,Batangtoru ,Tapanuli
Selatan ,Sumatera Utara

II.BIDANG ILMU

Teknik pertambangan

III.LATAR BELAKANG

Penimbunan merupakan kegiatan yang harus dipertimbangkan secara teknis


untuk menjaga kualitas hasil penambangan yang telah ditambang dan mampu
mendukung rencana produksi pertambangan. Jika desain dan sistem manajemen
pada daerah penimbunan tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan menjadi
faktor yang dapat menurunkan kualitas mineral emas pada daerah penimbunan
serta terjadi penimbunan dengan kapasitas yang terlalu besar pada disposal
dibandingkan dengan target produksi.
Menurut Alamin (2011), kegiatan awal dari proses penambangan adalah
pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan
tersebut adalah pemindahan lapisan tanah penutup (overburden) dengan alat-alat
mekanis agar dapat dilakukan proses penambangan. Overburden yang telah
dikupas kemudian dipindahkan ke tempat penimbunan yang biasa disebut
disposal area. Disposal area merupakan daerah pada suatu operasi tambang
terbuka yang digunakan sebagai tempat membuang material kadar rendah
dan/atau material bukan bijih/batubara. Material tersebut harus digali dari pit agar
dapat memperoleh bijih/material kadar tinggi/batubara. Lokasi disposal area
merupakan lereng yang sudah ditambang yang nantinya akan dilakukan
revegetasi.
Alamin (2011) juga berpendapat bahwa perencanaan disposal secara
komprehensif membutuhkan banyak analisis terhadap aspek operasi terutama
menyangkut kajian teknisnya.
Menurut Projosumarto (1993, dalam Alamin, 2011), disposal area harus
memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah dipenuhinya design criteria daya
dukung tanah yang memadai untuk menghindari amblasan yang dikarenakan oleh
besarnya tonase overburden yang akan ditimbun pada area disposal tersebut
Untuk itulah perlu dilakukan analisis daya dukung tanah di lokasi yang akan
menjadi base dari disposal area.
Analisis dilakukan secara komprehensif terhadap parameter yang
mempengaruhi daya dukung. Oleh karena itu, penulis akan melakukan kajian
mengenai Analisis Geoteknik Dalam Perancangan Disposal Dengan Menggunakan
Metode Kesetimbangan Batas di PT.Agincourt Resources.

IV .IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam analisis geoteknik pada perencanaan kegiatan penimbunan material


penutup (overburden) perlu dilakukan dengan pengamatan terhadap beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan disposal seperti rancangan
timbunan, produksi bulldozer dalam penanganan disposal, sistem drainage,
overburden management (Potensial acid forming (PAF) dan Neutralization Acid
Forming (NAF)), dan analisa ekonomi dalam perencanaan disposal.serta hal-hal
dibawah ini :

1 .Daya dukung tanah di lokasi yang akan dijadikan disposal area.

2.Sifat keteknikan tanah dan batuan di daerah penelitian.

3.Sebaran tanah di daerah penelitian.

4.Aktivitas airtanah di daerah penelitian.

5.Erosi di daerah sekitar penelitian.

6.Lokasi disposal area dan hubungannya dengan lereng tambang

terbuka.

7.Potensi asam tambang yang mungkin terbentuk

8.Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian.

9.Vibrasi karena adanya gempa atau peledakan di daerah penelitian.

10.Kebencanaan dan kebahayaan geologi lainnya.


V.BATASAN MASALAH

Untuk memperoleh hasil penelitian yang efektif dan efisien, maka masalah

yang akan dibahas perlu dibatasi pada beberapa hal yang dirumuskan sebagai

berikut :

Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai, maka masalah pokok
yang akan dikaji dan dianalisa adalah faktor apa saja yang akan dianalisis pada
analisa geoteknik dalam perencanaan disposal ini, bagaimana merencanakan
disposal dengan geoteknik yang baik, dan bagaimana analisa ekonomi yang
menguntungkan dalam perencanaan disposal.

VI. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada area disposal dengan tujuan sebagai berikut:
1.Mengetahui faktor apa saja yang akan dianalisis pada analisa geoteknik
dalam perencanaan disposal.
2.Mengetahui perencanaan disposal dengan geoteknik yang baik.
3.Mengetahui analisa ekonomi yang menguntungkan dalam perencanaan
disposal.
VII MANFAAT PENELITIAN.
 Manfaat Akademik

1. Penelitian ini diharapkan membantu mahasiswa dalam proses untuk


memperoleh data aktual yang berhubungan dengan penelitian yaitu
mengenai perencanaan disposal, juga sebagai penerapan ilmu pertambangan
yang terkait dengan ilmu yang didapatkan di perkuliahan.

2. Memberikan informasi dan rekomendasi mengenai daya dukung tanah

yang diperkenankan untuk disposal area kepada perusahaan di daerah

penelitian.
 Manfaat Praktis
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada perusahaan
untuk dapat menentukan geoteknik perancangan disposal di area penimbunan
disposal dan hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas saat penimbunan disposal

VIII. METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu :
1. Studi literatur
Untuk pelaksanaan penelitian studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan
pustaka yang menunjang, baik yang bersifat sebagai dasar penelitian maupun yang
bersifat sebagai pendukung dan referensi. Literatur diperoleh dari buku-buku, brosur-
brosur, peta-peta, grafik dan tabel dari data perpustakaan maupun dari perusahaan terkait.
2. Observasi lapangan
Dilakukan dengan pengamatan langsung tehadap kondisi lapangan mengenai rona
wilayah yang akan dijadikan tempat penimbunan dan gambaran kondisi kerja alat angkut
dan alat dorong (bulldozer) secara langsung dilapangan, foto dokumentasi dan lain-lain.
Selama pengamatan lapangan, dilakukan diskusi dan wawancara yang berguna dalam
melakukan pengolahan data lapangan dan analisis hasil pengolahan data.
3. Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (data primer) dan literatur-literatur
yang berhubungan dengan permasalahan yang ada (data sekunder). Pengambilan data
tergantung dari jenis data yang dibutuhkan, yaitu :
A. Data primer antara lain :
a. Data Truck Count Alat Angkut
Data ini diperoleh dari data lapangan dengan menghitung trip-trip dari alat
angkut yang melakukan aktivitas pengupasan overburden.
b. Cycle Time Bulldozer
Diperoleh dari data lapangan dengan menghitung waktu yang diperlukan
Bulldozer untuk siklus kerja dengan data waktu dorong, ganti gigi mundur dan
ganti gigi maju.
B. Data Sekunder antara lain :
a. Data geologi
Diperoleh dari PT.Agincourt Resources
berupa peta geologi dan jenis material dilapangan.
b. Data curah hujan
Data curah hujan diperoleh dari PT.Agincourt Resources.
c. Data target produksi bulanan
Data diperoleh dari PT.Agincourt Resources berupa target pembongkaran
Ovenburden yang direncanakan untuk Batu Hijau.
d. Peta kontur areal penambangan
Data diperoleh dari PT.Agincourt Resources berupa peta kontur.
e. Data rekomendasi lereng timbunan
Data diperoleh dari PT.Agincourt Resources berupa data rekomendasi geometri
jenjang timbunan yang digunakan.
f. Data rencana penambangan PT.Agincourt Resources
Data diperoleh dari PT.Agincourt Resources berupa batas WIUPK Site Batu Hijau
dan batas-batas rencana Batu Hijau.
g. Design Pit Batu Hijau
Data diperoleh dari PT.Agincourt Resources berupa gambar rencana Pit Batu
Hijau.
h. Spesifikasi Alat
Data diperoleh dari Handbook Caterpillar berupa dimensi alat angkut dan
bulldozer.
4. Analisis Data
Penyusunan laporan disertai dengan penyajian data berupa peta, gambar dan tabel yang
membantu dalam penyusunan laporan ini. Proses perancangan disposal dilakukan dengan
menggunakan bantuan software Minescape. Adapun penggunannya software Minescape
ini adalah sebagai berikut :
A. Pembuatan Peta Kontur
Diperoleh dengan mengolah data berupa koordinat UTM (universal transverse
mercator).
B. Perancangan Disposal
Data geometri timbunan yang akan direncanakan dimasukkan ke dalam software ini
untuk mendapatkan gambar timbunan secara 3 dimensi.
C. Perhitungan Volume dan Luas Disposal
Data ini dapat didapatkan melalui perhitungan dari gambar perencanaan disposal dan
topografi dalam bentuk triangle dan garis polygon antara pertemuan disposal dan
topografi.

D. Pembuatan Section
Gambar section dapat diperoleh dengan menggunakan software ini dari rancangan
disposal yang disayat berupa garis. Hasil akhirya akan diperoleh penampang 2
dimensi dari hasil rancangan.
E. Luas Catchment area
Data ini dapat diperoleh dengan membuat garis tertutup yang menutupi perkiraan
catchment area.
F. Sistem drainage
Sistem drainage adalah usaha untuk mengatur air yang masuk secara langsung ke
disposal, yaitu berupa pembuatan dimensi saluran, pembuatan backslope dan
drainage yang bertujuan untuk meminimalisir potensi terjadinya erosi pada disposal.
Data ini di peroleh dari data curah hujan pada periode tertentu, daerah tangkapan
hujan di disposal, serta parameter-parameter yang menunjang untuk perhitungan-
perhitungan dimensi saluran pada disposal.
G. Final Slope Disposal
Data ini didapat dari kemajuan penimbunan material di disposal, dengan cara
berkoordinasi bersama team survey disposal. Apabila kemajuan penimbunan sudah
sesuai dengan design, maka akan dilakukan sloping sesuai dengan rekomendasi
kemiringan slope yang sudah ditentukan berdasarkan acuan kemiringan dari
batterpeg.
H. Overburden Management (PAF dan NAF)
untuk Overburden Management ini ditentukan dari material mana yang berpotensi
membentuk air asam tambang dan mana yang tidak berpotensi membentuk air asam
tambang. Material PAF akan membentuk air asam tambang jika terpapar langsung
dengan udara bebas dan air hujan, sehingga cara penanganannya material PAF
ditempatkan dibagian bawah kemudian diatasnya ditimbun material NAF. Data ini
dari rekomendasi PT. Amman Mineral Nusa Tenggara, yaitu SOP penempatan
material PAF dan NAF.

I. Analisis Ekonomi perencanaan disposal


Data analisis ekonomi ini mengacu pada setiap pilihan dalam perancangan disposal,
dimana hal ini mengacu kepada semua aktivitas penambangan yang berhubungan
dengan kegiatan pengupasan material penutup sampai dengan kegiatan penempatan
atau penimbunan material penutup yang mengacu kepada standard operasional
prosedur (SOP) yang berlaku pada perusahaan tersebut.

5. Penyusunan Penelitian
Hasil yang didapat dari analisa data kemudian disajikan dalam bentuk satu laporan.
6. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dan analisa data yang
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti sehingga mencapai suatu usulan alternatif
penyelesaian masalah.
Mulai
Mulai

Perumusan
Perumusan
masalah
masalah

Pengambilan
Pengambilan data
data

Data
Data Primer
Primer Data
Data Sekunder
Sekunder
Data
Data truck
truck count
count alat
alat Data
Data geology
geology
angkut
angkut Data
Data curah
curah hujan
hujan
Data
Data cycle
cycle time
time Data
Data target
target produksi
produksi bulanan
bulanan
bulldozer
bulldozer Peta
Peta kontur areal
kontur areal penambangan
penambangan
Data
Data rencana
rencana penambangan
penambangan
Rekomendasi
Rekomendasi lereng
lereng timbunan
timbunan
Batas
Batas wilayah
wilayah penambangan
penambangan PT.PT.
Amman
Amman Mineral
Mineral Nusa
Nusa Tenggara
Tenggara
Peta
Peta design
design pit
pit tamabang
tamabang emas
emas
Spesifikasi
Spesifikasi alat
alat

Pengolahan
Pengolahan Data
Data
Perancangan disposal
Perancangan disposal
Perhitungan
Perhitungan volume
volume dan
dan luas
luas disposal
disposal
Pembuatan
Pembuatan section
section
Luas
Luas catchment
catchment area
area
Sistem
Sistem drainage
drainage
Final
Final slope
slope disposal
disposal
Overburden
Overburden management
management (PAF(PAF dan
dan NAF)
NAF)
Analisa
Analisa ekonomi
ekonomi perencanaan
perencanaan disposal
disposal

Rancangan
Rancangan Analisa
Analisa ekonomi
ekonomi

Kesimpulan
Kesimpulan dan
dan saran
saran

Selesai
Selesai
IX. TINJAUAN PUSTAKA

A. Disposal
Disposal sering disebut juga sebagai dump site, spoil dump, spoil disposal, dan disposal
dump. Disposal merupakan timbunan material tidak berharga, baik itu material dengan kadar
rendah atau lapisan penutup (overburden) yang ditempatkan disuatu tempat dekat dengan
lokasi penambangan. Disposal dibentuk berdasarkan jumlah material overburden yang akan
dipindahkan. Dalam jumlah material ini ditentukan oleh nisbah pengupasan yang telah
ditentukan. (Arif, I dan Gatut S. Adisoma, 2005)
B. Jenis-Jenis Disposal
Dalam perancangannya terdapat beberapa jenis disposal yang tergantung terhadap
kondisi yang dihadapi dilapangan. Jenis-jenis disposal, yaitu :
a. Valley Fill/Crest Dumps
Pada jenis disposal Valley Fill, material overburden akan ditumpahkan dari tebing
dan akan diratakan dengan menggunakan bulldozer setelah tinggi material sama dengan
tinggi tebing pembuangan. Pada jenis timbunan ini dapat diterapkan di daerah yang
mempunyai topografi curam. Dalam prakteknya timbunan ini dapat menimbulkan
terbentuknya lahan yang tidak stabil terutama material lunak apabila terjadi curah hujan
yangtinggi dan membutuhkan usaha yang besar dalam memadatkan material.

Sumber : Anonim, 2000


Gambar 8.1. Penimbunan Valley Fill/Crest Dumps
b. Terraced Dump
Pada metode terraced dump, timbunan dibangun dari bawah ke atas dengan
membentuk beberapa jenjang penimbunan. Jenjang-jenjang berikutnya terletak lebih ke
belakang sehingga sudut lereng keseluruhan (overall slope) mendekati yang dibutuhkan
untuk reklamasi. Dalam perencanaannya, semua lapisan penimbunan paling tidak terkena
pemadatan dari beberapa truck yang membuat timbunan lebih stabil.

Sumber : Anonim, 2000


Gambar 8.2. Penimbunan Terraced Dump
C.Lokasi Penimbunan
Selama rancangan detail dapat dipertimbangkan beberapa lokasi yang berbeda
untuk perbandingan faktor ekonomi. Pemilihan lokasi untuk tempat penimbunan
tergantung pada beberapa faktor yakni :
a. Lokasi dan ukuran pit sebagai fungsi waktu
b. Topografi rencana disposal
c. Jenis material yang akan dipindahkan
d. Batas WIUPK
e. Jalur penirisan yang ada
f. Persyaratan reklamasi
g. Peralatan penanganan material
Berdasarkan lokasi timbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Caldwell, Jack, 2006):

1. Out pit dump, (lokasi buangan di luar bukaan tambang)


Lokasi pembuangan material dilakukan di luar pit. Material diangkut menggunakan
dump truck menuju ke tempat penimbunan yang sudah ditetapkan. Tipe out pit dump pada
umumnya :
a. Head of valley fill (ujung lembah)
Lembah akan diisi dengan material overburden dan pada permukaan disposal
dirancang untuk mencegah terkumpulnya air dengan pembuatan gorong-gorong.
b. Cross valley fill (pertemuan lembah)
Merupakan variasi dari Head of valley fill dimana pembuatan disposal dilakukan
dengan memanjang dari satu sisi lembah ke sisi lain lembah. Bagian hulu dari
lembah tidak sepenuhnya dipenuhi, dan lereng diisi material overburden dengan
menetapkan di kedua arah hulu dan hilir.
c. Side hill dumps (lereng bukit)
Dibangun di medan yang miring dan tidak memblokir drainage utama. Lereng Dump
biasanya cenderung ke arah umum dan jari Sidehill yang terletak di lereng atau di
medan datar di dasar lembah.

Sumber :Caldwell, Jack, 2006


Gambar 8.3. Tipe Disposal

d. Ridge Crest Fills


Lereng ditimbun di kedua sisi dari garis punggungan atau puncak.
e. Heaped
Penimbunan material dilakukan pada daerah yang memiliki daerah yang datar.
Pembuatan disposal ini dilakukan dengan membuat lift-lift dari bawah ke atas
2. In Pit dump, (lokasi buangan di area bekas bukaan tambang)
Pada kegiatan penambangan, cara pembuangan in pit dump ini disebut metode
backfilling. Sudut lereng timbunan pada umumnya mengacu kepada sudut jatuhan
material (angle of repose), yaitu sudut yang terbentuk jika material ditumpuk secara
alami.
D.Geometri Timbunan
Dalam pembentukan disposal terdapat bagian-bagian geometri timbunan yang harus
diperhatikan, antara lain :
1. Angle of Repose: Sudut maksimum yang diukur dari garis horizontal, agar material
lepas yang membentuk lereng dapat bertahan tanpa meluncur. Adapun angle of
repose yang disarankan berdasarkan jenis batuannya terdapat pada table 8.1.
Tabel 8.1.
Angle of Repose

ANGLE OF REPOSE

Type of Rock Angle of Repose (°)


Coal ( Batubara) 34 - 40°
Dry Clay (Tanah lempung dalam kondisi kering) 37°
Solid Clay (Tanah lempung dalam kondisi padat) 40 - 45°
Loose Sand with Clay (pasiran dan tanah lempung
dalam kondisi lepas) 37°
Loose Gravel with Clay (kerikil dan tanah lempung
dalam kondisi lepas) 37°
Moist Clay (Tanah lempung dalam kondisi lembab) 20 - 25°
Wet Clay (Tanah lempung dalam kondisi basah) 16°
Wet Sand (Pasiran dalam kondisi basah) 22°
Sumber : Anonim, 2012
2. Berm/Bund: Bubungan/gundukan yang terbuat dari tanah, biasanya dibuat di
sepanjang crest tempat pembuangan.

Gambar 8.4. Berm/Bund

3. Crest advance rate: tingkat kemajuan crest (kepala lereng) material timbunan yang
akan menjadi pertimbangan dalam tingkat kecepatan penimbunan suatu disposal.
4. Crest line (kepala lereng): Bagian pinggir atas suatu lereng, tempat dimana lereng
bagian atas bertemu dengan bench.
5. Toe line (kaki lereng): Bagian terendah dari lereng, titik dimana lerengan di arah
bawah bertemu dengan bench.
Gambar 8.5. Crest line dan Toe line
6. Cross fall: Sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap bidang
horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk penampang melintang
cembung.

Gambar 8.6. Cross fall

7. Direct Dumping: Dumping di bagian ujung dari crest suatu dump, biasanya dibatasi
berdasarkan tinggi dump yang tidak melebihi 30 meter.
8. Indirect Dumping: Dumping di bagian sisi crest, yang kemudian material dumping
akan di dorong oleh bulldozer.
9. Ditch (saluran): sebuah paritan yang berfungsi untuk menyalirkan air limpasan dari
permukaan.
10. Dump Dimension (dimensi timbunan): Tinggi, lebar dan kemiringan permukaan
disposal.
11. Dumping sequence (tahapan penimbunan): Tahapan-tahapan dari penimbunan
material di disposal itu sendiri, dimana tahapan-tahapanan penimbunan ini
disesuaikan dari tahapan-tahapan penggalian yang ada di pit yang disesuaikan
dengan target produksi overburden.
12. Dump Width : Jarak horizontal efektif di antara tanggul pada platform dump; lebar
minimum dump yang diperlukan harus memenuhi kebutuhan lalu-lintas haul truck.
Sumber : Anonim, 2005
Gambar 8.7. Lebar Disposal

Sumber : Anonim,
2005
Gambar 8.8. Tinggi
Disposal

13. Gradien :
pengukuran
berapa banyak
perubahan sesuatu
pada saat bergerak dari satu bidang ke bidang lain.
14. Grade jalan : Kemiringan pada jalan angkut tambang (tanjakan), dengan maksimal
kemiringan antara 8 %. Tiap jarak 50 meter maka penurunan tinggi jalan pada
tanjakan yaitu 4 meter.

Grade (α)

Gambar 8.9. Grade jalan


15. Back slope: Kemiringan slope balik dari kemiringan slope disposal yang berada
pada sisi crest yang berfungsi untuk menyalirkan dan menahan air limpasan agar
tidak langsung jatuh ke lereng disposal yang bisa menyebabkan erosi pada lereng
disposal.

Gambar 8.10. Back slope

16. Single slope : Kemiringan individual slope (kemiringan antara crest dan toe dalam
satu slope di daerah penimbunan)
17. Overall slope : Kemiringan total dari beberapa slope yaitu dari crest tertinggi
sampai toe yang paling dalam.

Gambar 8.11. Single Slope dan Overall Slope

E.METODE-METODE ANALISIS
Metode Analisis Kesetimbangan Batas Metode analisis yang umum digunakan
pada tinjauan kestabilan lereng pada tanah dan batuan karena alasan kemudahan
adalah analisis kesetimbangan batas (AKB, limit equilibrium analysis). Metode ini
membutuhkan beberapa asumsi dalam memodelkan mekanisme keruntuhan yang
terjadi. Solusi pada umumnya berupa suatu nilai faktor keamanan (FK), yang
menggunakan beberapa persamaan kesetimbangan. Solusi yang diperoleh pada
metode ini umumnya berupa solusi batas atas. Solusi yang diperoleh ini umumnya
memberikan jawaban yang lebih tinggi daripada kondisi beban nil. Hal ini terjadi
karena mekanisme keruntuhan yang terjadi di lapangan umumnya lebih efisien dan
lebih nyata daripada yang diasumsikan.

Terdapat kelemahan pada solusi yang dihasilkan. Kelemahan ini terletak pada
jumlah persamaan kesetimbangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
variabel yang tidak diketahui. Oleh karena itu, dalam aplikasinya perlu dilakukan
determinasi dengan menghilangkan friksi yang terjadi antar baji. Pada analisis ini pun,
tidak dapat memodelkan bidang diskontinuitas pada lereng.
Ditinjau dari pemodelan tegangan terhadap regangan, keruntuhan akan segera
terjadi setelah mencapai tegangan geser puncak {peak strength). Namun demikian,
setelah mencapai tegangan puncak, kondisi lereng dimungkinkan terjadi keruntuhan
progresif di mana kuat geser yang dimobilisasi bisa jadi lebih rendah daripada
tegangan geser puncak.

Pada metode ini, tidak terdapat informasi deformasi yang terjadi sepanjang
bidang gelincir. Hal ini terjadi karena pemodelan ini didasarkan pada model massa
tanah yang umumnya dibagi dalam baji-baji sebagai material solid yang kaku. Hal ini
jelas mempengaruhi hasil dimana dapat memberikan nilai FK yang jauh lebih tinggi
daripada yang sesungguhnya terjadi. Hal ini memiliki kontradiksi dengan kenyataan
bahwa material tanah sendiri merupakan material yang bersifat kompresibel.

Kelemahan lain dari AKB adalah kuat geser sepajang bidang keruntuhan
diasumsikan bekerja konstan. Pada kondisi sesungguhnya, nilai FK adalah bervariasi
sepanjang bidang keruntuhan akibat keruntuhan tanah yang bersifat progresif. 20
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004:19-28 Pada metode AKB ini, FK
diperoleh dengan cara membagi massa tanah menjadi baji-baji di mana kuat geser
tanah berada dalam kondisi yang seimbang. Cara penentuan FK ini masih masuk akal
mengingat bahwa dalam penentuan kuat geser pun, harga kuat geser memiliki derajat
ketidakpastian terbesar (Lowe, 1976).

X. JADWAL PELAKSANAAN
Rencana pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah mulai bulan juni
akhir 2018 sampai dengan agustus awal 2018 dengan jadwal pelaksanaan sebagai
berikut :

Tabel I.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir

Minggu
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengumpulan Referensi dan Data

Pengolahan Data, Konsultasi dan


3
Bimbingan

4 Penyusunan dan Pengumpulan Laporan

XI. PENUTUP
Demikianlah proposal pengajuan ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi
Bapak/Ibu agar dapat menerima untuk melaksanakan Tugas Akhir Pada PT.Agincourt
Resources ,Batangtoru ,Tapanuli Selatan ,Sumatera Utara
. Selanjutnya penulis sangat mengharapkan bimbingan serta arahan dari
Bapak/Ibu dalam pelaksanaan penelitian ini nantinya.Dan dari segala perhatian
saya ucapkan terima kasih.

XII. DAFTAR PUSTAKA

Arif, I dan Gatut S. Adisoma. 2005. Perencanaan Tambang (Buku Ajar). Bandung : Institut
Teknologi Bandung, hal. VIII-2.

Budiarto, 1997, Diktat Kuliah Sistem Penirisan Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan,
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”, Yogyakarta, hal 21.

Caldwell, Jack, 2006. Waste Rock Dumps. http://technology.infomine.com/ WasteRockDumps/.

Chow, 1996, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta.

Indonesianto, Y, 2008. Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan UPN


“Veteran”, Yogyakarta, hal. II. 7- 8, III. 107-111

Rochmanhadi, 1992. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Cetakan IV, Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta, hal.28-32.
Suratna GDE, dkk. 2008. Pelatihan Geoteknik Terapan. PT Pama Persada Nusantara.Jakarta,
hal.F-2.

Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta, hal 150.

Suwandhi, A., 2004, Perencanaan Jalan Tambang, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
UNISBA, Bandung, hal. 2-13

Suwandhi, A., 2004, Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang, Diklat Perencanaan Tambang
Terbuka, UNISBA,hal. 9-10.

You might also like