Professional Documents
Culture Documents
K e m e n t e r i a n Pekerjaan U m u m d a n P e r u m a h a n Rakyat
Usulan Rencana
SID DED RAB Backup Volume
Kegiatan DAK
1. Pengumpulan Data 1. Analisis Hidrolika 1. Hasil BOQ 1. Gambar Desain 1. Penyusunan e-PAKSI
2. Survei Pendahuluan 2. Analisis Struktur 2. Haga Dasar Upah 2. Perhitungan Rinci Volume 2. Penanganan program
3. Harga Dasar Material prioritas
3. Hasil e-Paksi 3. Penggambaran Desain
4. Harga Dasar Peralatan - Penanganan preventif
4. Data Teknis Irigasi 4. Penyusunan Spektek
5. Analisa Harga Satuan (A - Penanganan korektif
5. Survei Topografi 5. Penyusunan Metode Kerja HSP Permen PUPR No. - Penanganan rehabilitatif
6. Penyelidikan Geotek 6. Perhitungan BOQ 28 tahun 2016) 3. Monitoring dan Evaluasi
7. Survei Hidrologi 7. Perhitungan RAB 6. Harga Satuan Pekerjaan - Monitoring
8. Survei Inventarisasi 8. Penyusunan Pedoman 7. RAB - Evaluasi
dan Usulan Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan - Pengendalian Risiko
ALUR KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS
SURVEI INVENTARISASI, PENGUKURAN DAN INVESTIGASI
Inventarisasi Kondisi Fisik Topografi Geologi Teknik
Eksisting
Inventarisasi kondisi fisik Survei Topografi bertujuan untuk Tujuan pekerjaan Penyelidikan
jaringan dan bangunan irigasi mengumpulkan data kondisi Geologi Teknik adalah untuk
bertujuan untuk mengetahui topografi yang rinci sebagai dasar mengetahui keadaan geologi dan
kondisi Saluran dan Bangunan penyusunan detail desain. Kegiatan aspek geoteknik lokasi rencana
Irigasi. Kegiatan ini mengacu Survei Topografi meliputi: bangunan yang direncanakan,
pada hasil e-Paksi. 1. Pemasangan Patok BM dan CP. borrow area dan quarry. Kegiatan
Dari hasil e-Paksi dan hasil 2. Pengukuran Rencana Trase Geologi Teknik meliputi:
inventarisasi lanjutan dapat Saluran. 1. Pemetaan geologi permukaan
dibuat: 3. Pemetaan/Updating Peta DI 2. Penyelidikan Lapangan:
1. Skema Jaringan Irigasi 4. Pengukuran Situasi a. Bor Inti
2. Skema Bangunan Irigasi 5. Pengukuran Potongan b. Bor Tangan
3. Skema Pengaliran Memanjang. c. Sondir
4. Album Gambar 6. Pengukuran Potongan Melintang. d. Test Penetrasi Standart (SPT)
Inventarisasi 7. Penggambaran e. Sumur Uji
Acuan: PT-02 3. Pengujian Loboratorium Mektan:
a. Indeks Propertis (זn, Gs, w,
grain size)
** Kegiatan inventarisasi dilakukan oleh tenaga ahli terutama b. Parameter Tanah (c, Ø, qult)
ahli irigasi dan melibatkan P3A Acuan: PT-03
SURVEI INVENTARISASI, PENGUKURAN DAN INVESTIGASI
Pengukuran Topografi
Acuan: KP-05
BAGIAN 2
IRIGASI RAWA
RAWA
DEFINISI RAWA
PERMEN PUPR Nomor 29 Tahun 2015 tentang Rawa:
• Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di
dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk
secara alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan
mineral atau gambut dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu
ekosistem.
• Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di tepi pantai, dekat
pantai, muara sungai atau dekat muara sungai dan tergenangi air
yang dipengaruhi pasang surut air laut.
RAWA
Irigasi Rawa
• Buang genangan air, agar tanah
• dapat ditanami (Drainasi)
• Beri air segar saat kering (Irigasi)
• Membutuhkan sumber air dan
• energi untuk mengalirkan. 4.80 Pasang
4.60
• Energi Pasang Surut 4.40
4.20
Surut
Hidrotopografi
Hidrotopografi perbandingan relatif antara elevasi lahan dengan elevasi muka air sungai atau muka
air disaluran terdekat.
Kegiatan survai dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kondisi di lapangan
yang meliputi:
1) survey topografi;
2) survey hidrologi / hidrometri;
3) survey tanah pertanian;
4) survey mekanika tanah;
5) survey sosial agro ekonomi; dan
6) survey prasarana yang ada.
SURVEY LAPANGAN
Dimensi Awal Saluran Ditentukan dengan rumus Manning Lebar atas saluran ditentukan menurut kemiringan
lereng.
Koefisien kekerasan Kedalaman saluran < 1 m 0.050 n-Manning
Kedalaman saluran 1-2 m 0.040 n-Manning
Kedalaman saluran 2-3 m 0.033 n-Manning
Kedalaman saluran > 3 m 0.025 n-Manning
Kecepatan Maksimum Semua Saluran 0.70 m/detik
Semua Bangunan 2.00 m/detik
Tinggi bebas Tanggul banjir 0.75 m
Saluran primer 0.75 m
Saluran Sekunder 0.30 m
Bangunan 0.30 m
Lereng sisi Kedalaman saluran < 1 m 1:1 Sama seperti utk tanggul < 1 m
Kedalaman saluran 1-2 m 1 : 1.5 Sama seperti utk tanggul 1-2 m
Kedalaman saluran > 2 m 1:2 Sama seperti utk tanggul > 2 m
Lebar berm Saluran Primer 5m
Saluran sekunder 3m
Saluran Tersier 2m
Penyusutan Tanah gambut 10-20 cm/tahun
Tanah Mineral 2-4 cm/tahun
Kelebihan tinggi untuk pembuatan Tanah Liat belum matang 30 – 50 % Tanah gambut tidak dipergunakan untuk pembuatan
bangunan Sampai setengah matang tanggul
Tanah Liat matang 15 – 30 %
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
DRAINASE MAKSIMUM
Drainase harus dilakukan pada waktu tinggi muka air saluran tersier berada 10 cm dibawah
tinggi muka air ( tanah ) yang diinginkan pada lahan tersebut
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
DRAINASE MAKSIMUM
DRAINASE MAKSIMUM
DRAINASE MAKSIMUM
DRAINASE MAKSIMUM
PERSYARATAN DRAINASE
DASAR DRAINASE
Dasar drainase akan diambil dari rata-rata fluktuasi muka air pasang surut pada
sungai yang memiliki tinggi muka air paling tinggi selama bulan musim tanam.
Untuk perhitungan awal dasar drainase dapat ditetapkan pada tinggi muka air rata-
rata selam periode tersebut. Selanjutnya, drainase biasanya dapat dilakukan kira-
kira 12 jam per hari. Jika dipilih dasar drainase yang lebih rendah, maka waktu
drainase tersebut akan dikurangi sebagaimana mestinya.
KEMAMPUAN DRAINASE
Pada waktu terjadi curah hujan normal, sistem drainase harus mampu
mempertahankan kedalaman air tanah sebagai berikut :
Tanaman Padi 30 cm
Tanaman Lahan Kering ( Palawija ) 30 – 60 cm
Areal Rumah dan Desa 30 – 50 cm
Tanaman Keras 60 cm
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
Dimana :
ET = evapotranspirasi referensi, diperhitungkan dari data iklim
bulanan dengan mempergunakan metode penman
K = Faktor tanaman, yang tergantung atas jenis dan tahap
pertumbuhan tanaman ; dari literatur.
Reff = Curah hujan efektif (90 % di musim hujan, 100% di musim
kemarau
Persiapan lahan = Jumlah air yang diperlukan pada awal musim tanam untuk
persiapan lahan, diperkirakan 150 mm untuk tanaman padi
musim hujan dan 50 mm untuk tanaman palawija
Perkulasi/pencucian = Perkulasi air dibawah zona akar.
Pada lahan rawa pasang surut, hal ini penting untuk pencucian unsur-unsur asam
dan racun.
Untuk padi sawah, IRR menganjurkan sebesar 8 mm/hari. Jumlah tambahan
diperlukan pada awal musim untuk mencuci unsur asam yang berkembang selam
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
No Kriteria Simbol Sat Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mai Jun Jul Ags Total
1 Curah hujan P mm 172 183 259 325 233 203 276 270 171 123 103 94 2412
2 Curah hujan effektif A % 100% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 100% 100% 100% 100%
3 Curah hujan effektif A mm 172 165 233 293 210 183 248 243 171 123 103 94 2237
4 Referensi Evapo-transpirasi ETo mm 117 117 111 110 111 107 115 116 117 108 117 125 1371
Pola tanam PADI UNGGUL PADI UNGGUL
Musim hujan
5 Pengguna lahan % 25 75 100 100 75 25
6 Koefisien tanaman Kc - 1.15 1.25 1.35 1.35 1.25 1.1
7 Evapo-transpirasi tanaman ETc mm 34 104 149 150 100 32 568
9 Persiapan tanaman LP mm 100 50 150
8 Perkolasi/pencucian P mm 100 60 180 240 240 180 60 1060
Musim kemarau
5 Pengguna lahan % 25 75 100 100 75 25
6 Koefisien tanaman Kc - 1.15 1.25 1.35 1.35 1.25 1.1
7 Evapo-transpirasi tanaman ETc mm 33 109 158 146 110 34 590
8 Persiapan tanaman LP mm 50 25 75
9 Perkolasi/pencucian P mm 50 60 180 240 240 180 60 1010
10 Kebutuhan air tanaman a mm 100 194 334 389 390 330 235 314 398 386 290 94 3453
11 Evapo-transpirasi tanah ETt mm 117 88 28 0 0 27 58 29 0 0 29 94 469
12 Total kebutuhan air b mm 217 281 362 389 390 357 292 343 398 386 319 188 3921
13 Neraca air c mm -45 -117 -129 -96 -180 -174 -44 -100 -227 -263 -216 -94 -1684
14 Kebutuhan irigasi mm 45 117 129 96 180 174 44 100 227 263 216 94 1684
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
No Kriteria Simbol Satuan Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mai Jun Jul Ags Total
1 Curah hujan P mm 133 146 191 254 226 158 216 202 139 89 98 75 1927
2 Curah hujan effektif A % 100% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 100% 100% 100% 100%
3 Curah hujan effektif A mm 133 131 172 229 203 142 194 182 139 89 98 75 1788
4 Referensi Evapo-transpirasi ETo mm 117 117 111 110 111 107 115 116 117 108 117 125 1371
Pola tanam PADI UNGGUL PADI UNGGUL
Musim hujan
5 Pengguna lahan % 25 75 100 100 75 25
6 Koefisien tanaman Kc - 1.15 1.25 1.35 1.35 1.25 1.10
7 Evapo-transpirasi tanaman ETc mm 34 104 149 150 100 32 568
8 Persiapan tanaman LP mm 100 50 150
9 Perkolasi/pencucian L mm 100 60 25 240 240 180 60 905
Musim kemarau
5 Pengguna lahan % 25 75 100 100 75 25
6 Koefisien tanaman Kc - 1.15 1.25 1.35 1.35 1.25 1.10
7 Evapo-transpirasi tanaman ETc mm 33 109 158 146 110 34 590
8 Persiapan tanaman LP mm 50 25 75
9 Perkolasi/pencucian L mm 50 60 180 240 240 180 60 1010
10 Kebutuhan air tanaman a mm 100 194 179 389 390 330 235 314 398 386 290 94 3298
11 Evapo-transpirasi tanah ETt mm 117 88 28 0 0 27 58 29 0 0 29 94 469
12 Total kebutuhan air b mm 217 281 207 389 390 357 292 343 398 386 319 188 3766
13 Keseimbangan air c mm -84 -150 -35 -160 -186 -215 -98 -161 -259 -297 -221 -113 -1979
14 Kebutuhan irigasi mm 84 150 35 160 186 215 98 161 259 297 221 113 1979
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
NAVIGASI
DIMENSI SALURAN
Dimensi saluran harus cukup besar untuk memenuhi masing-masing fungsi saluran
LEBAR BERM
Untuk mencegah agar tanggul tidak longsor serta untuk tujuan pemeliharaan, maka harus
diterapkan berm dengan lebar minimum 5 m sepanjang saluran primer/navigasi, 3 m
sepanjang saluran sekunder dan 2 m sepanjang saluran tersier
TINGGI BEBAS
Untuk tanggul yang terdapat disepanjang saluran primer/navigasi, diperlukan tinggi bebas
0,75 m diatas tinggi muka air tinggi dimusim hujan ( satu kali berulang dalam periode 20
tahun ).
Untuk saluran dan bangunan sekunder, diperlukan tinggi bebas 0,30 m.
Pada areal-areal dimana terdapat perbedaan kecil antara tinggi muka air di musim hujan dan
kemarau dan jarak pasang surut yang kecil, maka tinggi bebas yang diijinkan adalah sebesar
0,50 m untuk tanggul disepanjang saluran primer/navigasi.
KOEFISIEN KEKASARAN
Koefisien kekerasan manning yang harus diterapkan untuk desain saluran dikaitkan dengan
kedalaman saluran yang bersangkutan :
Kedalaman saluran < 1 m : n=0,050
Kedalaman saluran 1-2 m : n=0,040
Kedalaman saluran 2-3 m : n=0,033
Kedalaman saluran > 3 m : n=0,025
Kecepatan maksimum aliran air di seluruh saluran tidak boleh melebihi 0,70 m/detik.
Pada barrel bangunan, kecepatan maksimum aliran air ini diperbolehkan sebesar 2,0 m
PENYUSUNAN TANAH
Setelah kegiatan reklamasi dan drainase ditingkatkan, penyusutan permukaan tanah dapat
diperkirakan sebagai berkut :
a). Tanah Gambut : 10 sampai 20 cm per tahun
b). Tanah Mineral : 2 sampai 4 cm per tahun
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
Untuk pembuatan tanggul, harus dipergunakan bahan tanah yang baik dan harus diberikan
kelebihan tinggi untuk mengantisipasi penurunan tanah galian, tanpa mengindahkan standard
persyaratan pemadatan tanah.
Bahan tanah gambut tidak boleh dipergunakan untuk pembuatan tanggul, dan harus dibuang.
Untuk tanah yang belum matang.
PEMBILASAN SALURAN
Pengisian kembali tinggi muka air tanah melalui infiltrasi air dari saluran-saluran menghendaki
jaringan saluran yang padat. Besarnya infiltrasi air adalah sepadan dengan kepadatan saluran
(panjang total saluran per ha).
Tinggi dasar saluran harus berada dibawah tinggi muka air tinggi dimusim kemarau, untuk
memungkinkan agar aliran air masuk dengan mudah pada waktu air pasang.
Bangunan pengendali air diperlukan untuk mencegah agar aliran air tidak keluar pada waktu air
surut.
LEBAR TANGGUL
Standar lebar tanggul minimum ditetapkan sbb :
- Tanggul yang akan dilalui oleh kendaraan beroda Lebarnya sama seperti disain jalan
empat :
- Tanggul yang akan dilalui oleh sepedah motor dan Lebar minimum 3 meter
peralatan pertanian kecil :
- Tanggul yang akan dipergunakan sebagai jalan Lebar minimum 1 meter
setapak (biasanya disepanjang saluran tersier untuk
menuju lahan-lahan pertanian) :
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
Dimana :
Q = Debit Saluran, m3 / dt
v = Kecepatan Aliran, m / dt
A = Luas Potongan Melintang Aliran, m2
R = Jari-jari Hidraulis, m
P = Keliling Basah, m
B = Lebar Dasar Saluran, m
H = Tinggi Air, m
I = Kemiringan Energi (kemiringan Salura
n)
k = Koefisien Kekasaran Strickler, m1/3 / dt
m = Kemiringan Talud (1 vertikal : m horizo
ntal)
IDEA
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
Sedimentasi
Kecepatan minimum yang diizinkan adalah kecepatan terendah yang tidak akan m
enyebabkan pengendapan partikel dengan diameter maksimum yang diizinkan (0.
088 mm).
Erosi
Kecepatan – kecepatan dasar untuk tanah koheren (SCS)
IDEA
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI RAWA
vmaks = vb x A x B x C
dimana :
vmaks = kecepatan maksimum yang d
iizinkan, m/dt
vb = kecepatan dasar, m/dt
A = faktor koreksi untuk angka po
ri permukaan saluran
B = faktor koreksi untuk kedalama
n air
C = faktor koreksi untuk lengkung
PETA IKHTISAR
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
PETA TOPOGRAFI
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
IDEA
PETA PETA DAN GAMBAR YANG DIHASILKAN
GAMBAR JEMBATAN
IDEA
BAGIAN 3
PEMROGRAMAN
PEMROGRAMAN
Lingkup Pemrograman
1. Penentuan Kegiatan Prioritas
2. Penyampaian Usulan DAK Bidang Irigasi
3. Verifikasi Data Teknis dan Usulan Rencana Kegiatan
4. Persetujuan Rencana Kegiatan
5. Perubahan Rencana Kegiatan
a. belum terdaftar sebagai D.I. kewenangan Pemda berdasarkan Permen PUPR No 14/PRT/M/2015;
b. memiliki luasan yang sesuai dengan kewenangan Pemda, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23
tahun 2014;
c. memenuhi 8 syarat kegiatan pembangunan baru jaringan irigasi;
1) mempunyai kesuburan lahan, sesuai dengan tanaman padi/pangan;
2) tersedianya potensi air dengan kualitas sesuai, dan kuantitas yang mencukupi;
3) adanya penduduk, atau petani penggarap lahan pertanian;
4) ada akses jalan ke lokasi
5) status tanah untuk jaringan irigasi dan areal pengembangan adalah milik petani (daerah
budidaya dan bukan hutan lindung);
6) tidak ada banjir dan genangan air;
7) lahan yang dikembangkan sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Rilayah (RTRW); dan
8) tidak ada masalah sosial (pembebasan tanah, dll)
d. merupakan D.I. yang menjadi prioritas penanganan Pemerintah Daerah dalam dokumen
perencanaan (RPJMD/Renstra SKPD/Renstra DAK);
e. memiliki dokumen teknis (SID / DED) dan dokumen pendukung yang lengkap
PENENTUAN KEGIATAN PRIORITAS
Pembangunan Infrastruktur Pengendalian Banjir
a. memiliki kewenangan Wilayah Sungai (berdasarkan Permen PUPR No. 4 Tahun 2015);
b. memiliki kewenangan daerah irigasi permukaan berdasarkan dengan Permen PUPR No. 14 Tahun
2015;
c. daerah irigasi terdampak banjir luapan sungai dengan frekuensi lebih dari 2 kali dalam 5 tahun;
d. memiliki surat keterangan dampak bencana dari BPBD serta mendapat verifikasi dari BBWS/BWS
setempat;
e. memiliki dokumen teknis (SID / DED) dan dokumen pendukung yang lengkap.
Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survey identifikasi permasalahan dan kebutuhan rehabilitasi/ peningkat
an/ pembangunan baru (selektif) secara partisipatif, dibuat suatu rangkaian rencana aksi yang tersusun dengan
skala prioritas.
Dalam menentukan kriteria penanganan (rehabilitasi/peningkatan) dilihat dari kondisi kerusakan fisik jaringan
irigasi. Untuk menilai kondisi kerusakan fisik, dilakukan dengan menentukan indeks kondisi jaringan irigasi
Indeks kondisi jaringan irigasi merupakan indikator kondisi fisik jaringan irigasi yang dinyatakan dengan suatu
angka dari 0 hingga 100
Apabila indeks kondisi suatu jaringan irigari di atas 60 atau sama dengan 60 maka jaringan irigasi tersebut
diarahkan untuk pemeliharaan
Apabila indeks kondisi suatu jaringan irigasi di bawah 60 maka jaringan irigasi tersebut diarahkan untuk
direhabilitasi
PENYAMPAIAN USULAN DAK BIDANG IRIGASI
Penyampaian usulan DAK Bidang Irigasi dilakukan melalui Sistem Informasi Perencanaan
dan Penganggaran yang Terintegrasi. Periode pengusulan mengikuti jadwal yang ditentukan
oleh Kementerian PPN/Bappenas
Usulan yang disampaikan sekurangkurangnya memuat data/informasi:
a. menu kegiatan;
b. nama daerah irigasi;
c. target outcome (ha);
d. jenis dan target komponen/output (m/buah);
e. harga satuan;
f. nilai usulan;
g. lokasi (kecamatan/desa dan koordinat geografis);
h. metode pengadaan;
Pemerintah Daerah dapat mengajukan perubahan terhadap Rencana Kegiatan Bidang Irigasi.
Persetujuan terhadap perubahan RK Bidang Irigasi dapat diberikan sepanjang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Mengikuti mekanisme yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12
3 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020,
pasal 6.
2. Usulan perubahan Rencana Kegiatan merupakan usulan yang telah disetujui dalam
tahapan verifikasi data teknis dan usulan rencana kegiatan.
3. Disetujui setelah mengikuti mekanisme verifikasi Rencana Kegiatan
RENCANA KEGIATAN
P u s a t Fasilitasi I n f r a s t r u k t u r D a e r a h Sekretariat Jenderal
K e m e n t e r i a n Pekerjaan U m u m d a n P e r u m a h a n Rakyat
TERIMAKASIH
BANGUNAN UTAMA (BENDUNG)
4.
Saringan harus tahan benturan batu
dan mudah dibersihkan dari sumbatan
kantong lumpur yang memadai untuk
hi
pembilasan
5. Perlu pelimpah samping pada bagian Dimana ;
pertama saluran L = panjang kerja saringan ke arah aliran, m
q = debit per meter lebar, m3/dt.m
λ = фµ√2gcosѲ
Ѳ = n/m
µ = 0,66 ф-0,16( m/h1)0,13untuk 0,3<m/h1<5,0
g = percepatan gravitasi, m/det2 ( 9,8)
Ѳ= kemiringan saringan, derajat
h1 = c.2/3 H
H = kedalaman energi di hulu saringan, m
BANGUNAN PENGAMBILAN
2.
jumlah yang dibutuhkan
Letak sedekat mungkin dengan as
bendung dan bangunan pembilas
Q .b.a 2.g .z
3. Kapasitas pengambilan harus
sekurang-kurangnya 120% debit yang
dibutuhkan
Dengan : Q = debit pengambilan, m3/dt
Dimensi Pintu Pengambilan :
µ= koefisien debit, 0.8
b= lebar bukaan
1.2 Q = µ*b*a*√2*g*z
a= tinggi bukaan
g= percepatan gravitasi
Dengan Q = 2.0 m3/dt
z= kehilangan tinggi energi pada bukaan
b=3m
z = 0.15
µ = 0.90
Didapat besaran bukaan pintu a = 0.52 m
BANGUNAN PINTU PEMBILAS
KANTONG LUMPUR
Perhitungan
1. Dimensi
2. Kemiringan dasar saluran
3. Waktu Pengurasan
4. Bed Load
5. Suspended Load
KANTONG LUMPUR
STABILITAS BENDUNG
Data-data yang diperlukan :
Perhitungan :
Gaya Lebar Tinggi Berat Jarak Momen
(m) (m) (ton) (m) (t.m)
G1
G2
Gdst
STABILITAS BENDUNG
STABILITAS BENDUNG
STABILITAS BENDUNG
STABILITAS BENDUNG
STABILITAS BENDUNG
SALURAN IRIGASI
Untuk mendapatkan dimensi saluran yang Untuk perencanaan saluran, aliran dianggap sebagai
direncanakan maka perlu diketahui debit rencana aliran tetap dan untuk mencari dimensi saluran itu di
nya. Debit rencana saluran dapat dihitung dengan pakai rumus Strickler :
rumus sebagai berikut : Q = Aluas x V
V = K x R2/3 x I1/2
A = B x h (Saluran Persegi)
=
A = (B + mh) h (Saluran Trapesium)
P = B + 2 x h (Saluran Persegi)
Keterangan : P = B + 2h (m2 + 1)0.5 (Saluran Trapesium)
Qren = Debit rencana saluran ( l/det ) R = A/P (Saluran Trapesium dan Persegi)
NFR = Kebutuhan air bersih di sawah,
(l/det.ha) (1.5 – 2.0)
Koefisien kekasaran Strickler k (m1/3/dt) yang
A = luas bersih daerah irigasi di hilir ruas
dianjurkan pemakaiannya adalah :
saluran tersebut, (ha)
• Pasang batu 60 (m1/3/dt)
C = Koefisien rotasi
• Pasang beton 70 (m1/3/dt)
E = Efisiensi
• Pasang tanah 35 – 45 (m1/3/dt)
• Ferrocemen 70 (m1/3/dt)
SALURAN IRIGASI
Q=A. V
V ditetapkan tidak lebih dari 3 m/dt.
Kehilangan tekanan pada terowongan.
n2v 2 z = hf + hi + hc + hd
I
R 4/3
Perhitungan stabilitas
1. Guling
M
F t dimana : F = faktor keamanan (1,5 – 2)
M Mt = momen tahan
g
Mg = momen guling
2. Geser
Perhitungan hidrolis
2
h h
1 3
Q μbh 2gz dimana :
1 µ = 0,85 – 0,90
b = lebar gorong-gorong
h = dalam air di depan gorong-gorong
2 h1 = dalam air dalam gorong-gorong
h h
1 3 z = kehilangan tekanan
Q 0,385 μbh 2gh
TALANG
Talang terdiri dari bagian :
a. Landasan
b. Bak dan Pilar
Kecepatan air
Konstruksi beton, v = 2 & 2,5 m/dt
Kontruksi baja v = 3 m/dt.
Ukuran talang
Konstruksi pasangan batu :
Perbandingan ukuran lebar dan tinggi profil melintang bak
talang diambil 2 : 1.
Konstruksi dengan material lain dapat diambil perbandingan
yang lain.
TALANG
Konstruksi talang :
Perhitungan hidrolis :
1. Talang dari pasangan batu
Tahan lama.
V 2
2. Talang dari konstruksi baja Q μbh 2g z
2g
V = 3 m/dt
Untuk kerangka digunakan profil baja V k.R 2/3 1/2
I
Untuk bak digunakan baja U kanal atau plat baja.
Untuk talang panjang, dipasang dilatasi pada tiap dimana : b = lebar talang
sambungan. Dilatasi dapat berupa pelat kuningan h = tinggi talang
yang dilengkungkan dengan jari-jari 10 – 12 cm. z = kehilangan tekanan
v = kecepatan
3. Talang dari konstruksi beton k = koefisien kekasaran
V = 2 – 2,5 m/dt R = jari-jari hidrolik
I = kemiringan memanjang talang
Tabel Koefisien kekasaran
Material k
Kayu 60
Beton 70
Besi 80
TALANG
Dimensi Talang
1. Tergantung perhitungan hidrolis dan kekuatan bahan.
1. Kekuatan bahan talang dapat dilihat pada PKKI, PBI, VOSB.
2. Abutment ditetapkan berdasarkan perhitungan kestabilannya, sedangkan
pilar (bila ada) ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan konstruksi dan
kestabilannya.
3. Tembok sayap berdasarkan kestabilannya.
Perhitungan kestabilan :
1. Stabilitas abutment diperhitungkan terhadap geser, guling dan kekuatan
, pendukungnya.
tanah
Terhadap geser dan guling P M
σ
F W
Berfungsi untuk membawa air irigasi dimana muka air hanya sedikit
lebih tinggi dari muka air di sungai atau permukaan jalan raya atau
jalan kereta api, sehingga harus dilewatkan melalui bawah.
Kriteria Siphon :
1. Pengaliran melalui pipa yang terisi penuh.
2. Siphon dibuat dengan persilangan tegak lurus terhadap sungai
maupun jalan raya dan kereta api, agar siphon tidak terlalu
panjang.
3. Kecepatan dalam siphon berkisar 5 – 2 m/dt.
4. Ukuran minimum pipa diambil 0,70 m.
5. Pipa dibuat persegi empat ataupun bulat dari beton tumbuk
6. Untuk pipa siphon yang besar umumnya dibuat segi empat dari
beton bertulang.
7. Bagian hilir pipa dibuat kemiringan tidak lebih dari 1 : 3.
8. Bagian pemasukan dilengkapi dengan sponning dan saringan
untuk menahan kotoran-kotoran besar.
SIPHON
Perhitungan hidrolis :
Q=A. V
1/2
H
Q A 2g …………………(pipa)
L
1 fi fm f
D
1/2
H
Q A 2g ………...….(persegi)
S
1 fi fm f.L
4A
dimana:
Q = debit
D = diameter pipa
fi = koefisien kehilangan tekanan pada pemasukkan
f = koefisien kehilangan tekanan karena geseran
∑fm = total koefisien kehilangan tekanan kecuali karena geseran dan pemasukan
L = panjang siphon
H = beda muka air antara pemasukkan dan pengeluaran
S = keliling basah
A = luas penampang basah
SIPHON
Kehilangan tekanan pada siphon dapat disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya :
1. Geseran
2. Pemasukan
3. Saringan (Screen)
4. Belokan
5. Transisi
a. Transisi dari saluran ke siphon
b. Transisi dari siphon ke saluran
v 22 v12
2g
BANGUNAN TERJUN
Perhitungan hidrolis :
Got Miring
Bangunan ditempatkan di hilir gorong-gorong atau drainase alam agar dapat segera membuang kelebihan air
akibat banjir atau masuknya air hujan ke saluran atau kelebihan air yang tidak terkontrol di dalam saluran.
BANGUNAN PELIMPAH
1. Pelimpah samping terbuka
Bentuk hidrolis : Ogee atau Vlugter
Ditempatkan pada tanggul saluran dimana mercu pelimpah sejajar dengan arah
saluran. Apabila air di dalam saluran melewati mercu, otomatis air kelebihan
tersebut akan terbuang ke saluran alam yang terdekat.
Kerugian dari peluap heuvel adalah peluap heuvel dapat tersumbat, maka dari itu bangunan
peluap heuvel jangan dibuat pada air yang banyak kotoran kasar.
Perhitungan hidrolis
Q 0,75 μF 2gh
dimana : H = tinggi terjunan (m)
F = luas pipa heuvel
µ = 0,85 – 0,90
BANGUNAN PENGELUAR SEDIMEN (SEDIMENT EXCLUDER)
Kondisi-kondisi yang tepat untuk pembuatan saluran pengeluar sedimen antara lain :
1. Kebutuhan debit yang tersedia harus mencukupi kebutuhan irigasi
karena bahan sedimen yang tertangkap alat ini harus dibuang secara rutin ke
sungai melalui saluran penguras.
Kebutuhan debit yang disyaratkan 10% sampai 25% debit maksimum yang
masuk saluran.
2. Elevasi dasar saluran dan dasar sungai harus mempunyai perbedaan tinggi yang
cukup.
3. Efisiensi yang masuk kedalam bangunan pengeluar sedimen antara 40% sampai
80% sedimen yang terbawa aliran dalam saluran. Setelah melalui bangunan ini debit
menjadi berkurang. Jika saluran memerlukan efisiensi penangkap sedimen yang
besar, maka jenis tabung pusaran (vortex tube) atau terowongan penyaring sedimen
ini tidaklah sesuai, kecuali jika dengan menggunakan beberapa bangunan penangkap
sedimen kontrol lainnya.
4. Saluran pengeluar sedimen tidak cocok untuk saluran yang banyak mengandung
lumpur atau lempung, karena sedimen halus ini melayang tercampur merata dalam
aliran air.
BANGUNAN PENGELUAR SEDIMEN (SEDIMENT EXCLUDER)
1. Intake posisi sedimen excluder dipilih cukup jauh dari bendung sedemikian
sehingga elevasi muka air saluran pembuang lebih tinggi dari muka air sungai
2. Kemiringan Dasar Sungai dasar sungai di bagian aliran keluar saluran
pembuang bangunan pengeluar sedimen perbedaannya harus cukup dalam
3. Lengkung Saluran posisi sedimen excluder ini harus cukup jauh sedemikian
sehingga memungkinkan aliran tenang dan sedimen dapat mengendap
4. Sungai Alam dapat digunakan sebagai saluran pembuang sedimen dari
prasarana bangunan pengeluar sedimen
5. Anak sungai memungkinkan untuk digunakan sebagai saluran pembuang
6. Lokasi alat penyaring sedimen (extractor) yang ideal oleh alasan tertentu tidak
diterima karena saluran pembuangnya panjang
BANGUNAN PENGELUAR SEDIMEN (SEDIMENT EXCLUDER)
1. BangunanTabung Pusaran (Vortex Tube)
merupakan bangunan tersendiri berupa sendiri (iii) Tabel Perencanaan Panjang Tabung
saluran tunggal atau lebih yang diletakkan
Nilai L maksimum adalah 30 m,
didasar saluran pembawa.
jika L rencana > panjang maksimum
Salah satu ujung penyaring sedimen ini dipasang
maka bangunan pengeluar sedimen harus
turbulen, sedang diujung yang lain dipasang
direncanakan lebih dari satu tabung.
secara tertutup
(i) Panjang total tabung = Ltotal
M = jumlah tabung
L = Panjang masing-masing tabung (m)
(i) Tentukan debit pembuang sebesar 25% dari debit Menentukan ht (tinggi terowongan yang tidak
saluran utama diendapi sedimen) dan memprediksi Rasio RT:
(ii) Perhitungan aliran melalui terowongan yaitu:
bt = lebar terowongan
Tinggi terowongan (ht) = Rt x bt
QT = aliran melalui terowongan (m3/dt)
M = jumlah jalur terowongan
Qpembuang = debit pembuang (m3/dt)
BANGUNAN PENGELUAR SEDIMEN (SEDIMENT EXCLUDER)
Prinsip Kerja Terowongan Penyaring Sedimen dan Denah Perencanaan Terowongan Penyaring
Elevasi Letak Terowongan Sedimen
ALAT UKUR DEBIT
Pengaliran pada alat ukur ini adalah berarti alat ukur ini masih dapat mengukur dengan teliti
merupakan pengaliran sempurna pada apabila Qmin tidak lebih kecil dari pada Qmax
ambang lebar. Ambang depan mempunyai 8
jari-jari tertentu sedangkan bagian hilir
mempunyai dinding tegak.
Perhitungan hidrolis :
Q 1,71 b h 3/2
2/3
Q
H h 1,5H
1,71 b
2/3
Qmax Q
Qmin H min
68 1 1,71b
2
h H → z perlu = H – h1
1 3 1
DESAIN RINCI
Perencanaan Petak Tersier
Topografi suatu daerah akan menentukan layout tipe - tipe medan diklasifikasi sebagai berikut
serta konfigurasi yang paling efektif untuk saluran
Tipe Medan Kemiringan Medan
atau pembuang.
Medan terjal Diatas 2%
Medan bergelombang 0,25 - 2%
Medan berombak Kemiringan 0,25% - 2% pada umumnya kurang
dari 1%
Medan sangat datar Ditempat - tempat tertentu kemiringan lebih
besar Kurang dari 0,25%
Acuan: KP-05
DESAIN RINCI
Perencanaan Petak Tersier
Skema Layout Petak Tersier pada Medan Terjal Skema Layout Petak Tersier Pada Medan Agak Terjal