You are on page 1of 2

A.

Sterol Nabati

Sterol nabati, sterol tanaman, atau fitosterol merupakan bagian dari sel-seltanaman dan terdapat
dalam jumlah kecil yang larut dalam minyak tanaman. Stigmasterol, silosterol, dan ergosterol adalah tiga
buah sterol nabati yang Strukturkimia dan sifat-sifatnya telah banyak diketahui.

 Stigmasterol

Struktur kimia stigmasterol identik dengan struktur kimia kolesterol, namunbebeda pada rantai
cabangnya. Rantai cabang stigmasterol mempunyai ikatanrangkap antara atom C 22 dan C 23 dan pada
atom C 24 terikat radikal etil.Stigmasterol terdapat pada minyak biji kedelai dalam buncis.

Vitamin D2 atau ergokalsiferol diproduksi dari argosterol dalam jaringan hewanmelalu iradiasi sinar
ultraviolet. Jadi, ergosterol adalah prazat atau prekusorergokalsiferol.

 Fitosterol

Sterol pertama pada tumbuhan ditemukan pada sekitar tahun 1878 oleh Hesse O. dari biji Calabar
(bahasa Latin: Phytostigma venenosum) yang kemudian disebut phytosterine, lalu stigmasterol. Kata
Fitosterol baru diusulkan pada tahun 1897 untuk merujuk kepada semua jenis sterol nabati. Umumnya
fitosterol terdiri dari 28 hingga 30 atom karbon mirip dengan kolesterol kecuali pada rantai karbon 24
terdapat tambahan karbon supernumerary baik berjenis chirality a atau b. Gugus alkil-24 ini adalah ciri
dari semua jenis fitosterol. Fitosterol pada tanaman merupakan turunan dari sikloartenol, pada fungi
merupakan turunan dari lanosterol. Keduanya merupakan produk dari proses siklisasi skualena

 Ergosterol

(ergosta-5,7,22-trien-3β-ol) adalah sebuah molekul sterol yang diproduksi oleh fungi sebagai
komponen dari dinding sel. Ergosterol pertama kali diisolasi dari cendawan Claviceps purpurea, penyebab
penyakit ergot pada tanaman. Dalam bioteknologi, komponen ergosterol dapat dimanfaatkan untuk
mengukur pertumbuhan fungi produk pertanian seperti tomat dan gandum.[1] Pengukuran dilakukan
dengan menjalankan ekstraksi terlebih dahulu, sebelum mengukur ergosterol dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 282 nm.[1] Selain dengan spektrofotometer, pengukuran ergosterol dapat
dilakukan dengan kromatografi cair maupun kromatografi gas. Ergosterol juga dapat berperan sebagai
prekursor dari vitamin D2 (previtamin D2).[2][3] Ergosterol dapat mengalami transformasi menjadi
vitamin D2 setelah terpapar oleh cahaya matahari yang mengandung sinar ultra-violet.[2] Untuk itu,
ergosterol dapat dimanfaatkan sebagai suplemen makanan. Produksi ergosterol, umumnya dilakukan
dengan memanfaatkan khamir Saccharomyces cereviceae, meskipun penggunaan kapang seperti
Trichoderma dan Fusarium pernah dilaporkan.[2] Produksi dijalankan dalam kondisi fermentasi yang kaya
karbohidrat dan miskin nitrogen.[2] Ketersediaan oksigen juga diketahui sangat penting untuk
memastikan produksi ergosterol yang efisien.[2]

You might also like