You are on page 1of 37

Uji Hipotesis Sampel Ganda

Ilustrasi

Daya Tahan Produk A Daya Tahan Produk B


Tujuan Uji Hipotesis Sampel Ganda

• Untuk menggunakan data dari dua sampel yang


diperoleh dari dua populasi dan mengetahui
apakah ada perbedaan yang secara statistik cukup
berarti (significant) antara parameter-parameter
dari kedua populasi tersebut.
Outline

1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda

2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda

3. Uji Hipotesis Mean dengan Sampel Ganda


a. Uji t-pasangan untuk populasi saling tergantung
b. Uji z untuk populasi yang independen
c. Uji t sampel ukuran kecil (σ12 ≠ σ22)
d. Uji t sampel ukuran kecil (σ12 = σ22)
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda

Prosedur Uji:
1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis
Alternatif
H0 : σ12 = σ22
H1 : σ12 ≠ σ22
σ12 > σ22
σ12 < σ22
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda

2. Pemilihan Tingkat Kepentingan (Level of


Significance), α
3. Penentuan Distribusi Pengujian yang
Digunakan
yaitu menggunakan Uji F
4. Pendefinisian Daerah-daerah Penolakan atau
Kritis
5. Pernyataan Aturan Keputusan (Decision Rule)
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda

6. Perhitungan Rasio Uji (RU)


RUF = F test = S12
S2 2
 Sampel dengan varians yang terbesar
dinyatakan sebagai sampel 1, dan selalu
dijadikan sebagai pembilang dalam rasio uji.
7. Pengambilan Keputusan secara Spesifik
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda
-Contoh-

Untuk mengetahui kemampuan dua jenis bahan yang


berbeda A dan B, untuk mengurangi kebisingan,
dilakukan tes dengan detektor bunyi. Setelah diuji,
ternyata bahan A (8 sampel) memberikan
pengurangan kebisingan sebesar 41, 43, 60, 56, 85, 79, 51,
49 (dB), sedangkan bahan B (9 sampel) memberikan
pengurangan kebisingan sebesar 73, 67, 83, 70, 66, 68,
92, 76, 59 (dB). Dengan menggunakan uji dua varians
apakah kesimpulan yang bisa diambil?
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda
-Jawab-

Langkah sebelum penentuan hipotesis, dilakukan perhitungan


deskriptif masing-masing sampel:
Sampel Bahan A:
x1 = Ʃx = 58 dan S12 = Ʃ(x-x)2 = 260,29
n n-1
x2 = Ʃx = 72,7 dan S22 = Ʃ(x-x)2 = 98
n n-1

Karena Varians sampel A > dari Sampel B, maka Sampel A


digunakan sebagai pembilang!
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda
-Jawab-

1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif


H0 : σ12 = σ22
H1 : σ12 ≠ σ22
2. α = 0,05
3. Pengujian dengan Uji F
S12 > S22 => n1 = nA = 8 => dk1 = V1 = n1-1 = 8-1 = 7
n2 = nB = 9 => dk2 = V2 = n2-1 = 9-1 = 8
4. Batas-batas penolakan daerah kritis -> uji dua ujung
α = 0,05 -> α/2 -> 0,025, batas kritis => ±F0,025,7,8 = ±4,53
1. Uji Hipotesis Varians dengan Sampel Ganda
-Jawab-

5. Aturan Keputusan
Tolak H0 dan terima H1 jika RUF < -4,53 dan RUF > +4,53.
Jika tidak demikian terima H0.
6. Rasio Uji:
RUF = F test = S12 = 260,29 = 2,656
S22 98
7. Pengambilan Keputusan :
Karena RUF < 4,53 maka H0 : S12 = S22 diterima. Hal ini berarti
tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap variabilitas
hasil dari kedua eksperimen tersebut.
Contoh Soal

PT Ball Bearing memproduksi bantalan-bantalan peluru yang


digunakan pada traktor dan peralatan-peralatan yang
lainnya. Dari suatu sampel acak yang terdiri dari 16 bantalan
peluru yang diproduksi pada jam kerja shift siang, varians
diameternya adalah 17,39 mm. Kemudian dari produksi pada
jam kerja shift malam dipilih sampel acak sebanyak 13 dan
diukur diameternya memiliki varians 12,83 mm. Dengan
menggunakan uji hipotesis pada tingkat kepentingan 0,1
tentukan apakah varians populasi produksi shift siang dan shift
malam sama?
2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda
2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda

Tujuan Uji:
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang berarti secara statistik antara persentase dua
populasi dengan menggunakan data sampel.
Asumsi:
-Kedua sampel diambil dari dua populasi yang saling
independen
-Sampel-sampelnya berukuran besar
2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda

Prosedur Uji:
1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
2. Pemilihan α
3. Penentuan distribusi pengujian yang digunakan (z)
4. Pendefinisian daerah-daerah penolakan atau kritis
5. Pernyataan Aturan keputusan
6. Perhitungan Rasio Uji
RUZ = p1-p2 σp1 – p2 = p1 (100-p1) + p2(100-p2)
σp1 – p2 n1 n2
2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda

Contoh Soal:

Seorang insinyur mesin di pabrik perakitan pompa


mengasumsikan bahwa baut buatan dalam negeri sama
kuatnya dengan buatan luar negeri. Suatu sampel acak
dari 36 baut buatan dalam negeri menunjukkan hanya
12 saja yang memenuhi kekuatan yang disyaratkan (p1 =
12/36 = 33%), sedangkan dari 50 baut buatan luar negeri
terdapat 18 baut yang memenuhi persyaratan (p2 = 18/50
= 36%). Tentukanlah validitas asumsi insinyur mesin
tersebut dengan tingkat kepentingan 0,05!
2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda

1. Hipotesis:
H0 : π1 = π2
2. α= 0,05 Jawab:
3. Menggunakan distribusi z
4. Batas-batas daerah penolakan dua ujung:
α= 0,05 -> α/2= 0,025 -> z0,025 = ± 1,96
Jika tidak demikian terima H0
5. Aturan keputusan
Tolak H0 dan terima H1 jika RUz < -1,96 atau RUz > +1,96
2. Uji Hipotesis Persentase dengan Sampel Ganda

6. Rasio Uji :
RUZ = p1-p2
Jawab:
p1 (100-p1) + p2(100-p2)
n1 n2
RUz = 33-36

33 (100-33) + 36(100-36)
36 50
RUz = -0,29
7. Keputusan:
Karena -1,96 < Ruz < +1,96 maka H0 : π 1 = π 2 diterima
Contoh Soal

• Manajer humas sebuah perusahaan penerbangan domestik


prihatin atas meningkatnya jumlah pengaduan atas
kerusakan bagasi yang menggunakan jasa penerbangan
perusahaan tersebut. Suatu sampel acak yang dicatat di
dua bandar udara memberikan data sebagai berikut. Di
bandar udara A, dari 760 buah koper yang ditangani 44 di
antaranya rusak. Di bandar udara B, dari 830 buah koper
yang ditangani, 60 di antaranya rusak. Dengan
menggunakan tingkat kepentingan 0,05, tentukan apakah
terdapat perbedaan yang berarti terhadap klaim
kerusakan bagasi di kedua terminal tersebut!
3. Uji Hipotesis Mean dengan Sampel Ganda
3. Uji Hipotesis Mean dengan Sampel Ganda

Secara umum ada 4 prosedur uji hipotesis mean sampel


ganda:
a. Uji t-pasangan untuk populasi yang saling tergantung
(dependent population)
b. Uji z untuk populasi yang independen dan jika varians-varians
populasinya diketahui dan kedua sampelnya lebih dari 30
c. Uji t sampel independen, sampel kecil dan σ12 ≠ σ22
d. Uji t sampel independen, sampel kecil dan σ12 = σ22
Pengertian Populasi Dependen (Berpasangan)
dan Independen

Populasi yang tergantung (dependent):


Dapat dicontohkan dengan suatu kelompok yang
ditinjau sifatnya sebelum dan sesudah mendapatkan
perlakuan terhadap sifat tersebut.
Contoh:
Populasi nilai matematika sebuah kelas sebelum dan
sesudah diberi tambahan pelajaran matematika.
=> Selain data yang berkarakteristik tersebut,
dimasukkan dalam jenis data independen.
Perbedaan di antara ke-empat uji mean tersebut:
No Perihal Uji t Uji Z Uji t Uji t
dependen (σ12 ≠ σ22) (σ12 = σ22)
Syarat Data - Independen -Independen -Independen
dependen - sampel -Sampel kurang -Sampel kurang
lebih dari 30 dari 30 dari 30
-Uji F varian -Uji F varian
menjukkan menjukkan
(σ12 ≠ σ22) (σ12 = σ22)

1 Penetap Ho : πd=0 Ho : π1=π2 (σ) (σ)


an H1: πd ≠0 H1: π1≠π2 H0: σ12 = σ22 H0: σ12 = σ22
Hipotesis πd >0 π1>π2 H1: σ12 ≠ σ22 H1: σ12 ≠ σ22
π1<π2 (π) (π)
Ho : π1=π2 Ho : π1=π2
H1: π1≠π2 H1: π1≠π2
Perbedaan di antara ke-empat uji mean tersebut:
No Perihal Uji t Uji Z Uji t Uji t
dependen (σ12 ≠ σ22) (σ12 = σ22)
2 α = hipotesis = hipotesis = hipotesis = hipotesis

3 Distribusi Uji t Uji z Uji F kemudian Uji F kemudian


yang Uji t Uji t
dipakai
4 Daerah = hipotesis = hipotesis = hipotesis dan = hipotesis dan
kritis dan uji dan uji uji uji
5 Aturan = daerah = daerah = daerah kritis = daerah kritis
kputusan kritis dan kritis dan dan jenis uji dan jenis uji
jenis uji jenis uji
Perbedaan di antara ke-empat uji mean tersebut:
No Perihal Uji t Uji Z Uji t Uji t
dependen (σ12 ≠ σ22) (σ12 = σ22)
6 Rasio Uji 6.1 6.2 6.3 6.4

7 Simpulan bandingk bandingkan (1) bandingkan (1) bandingkan


an t tabel z tabel dan z F tabel dan F F tabel dan F
dan t hitung hitung hitung
hitung (2) (2)
bandingkan t bandingkan t
tabel dan t tabel dan t
hitung hitung
Rumus Rasio Uji 6.1

Rumus yang digunakan untuk rasio uji adalah:


RUt = t test = d – μd
Sd / √n

Sd = Ʃ(d-d)2
n-1
Rumus Rasio Uji 6.2

Rumus yang digunakan untuk rasio uji adalah:


=> RUz = z test = X1 – X2
σ X1-x2

σ X1-x2= σ12 + σ22 jika σ1 dan σ2 tidak diketahui,


tetapi sampel > 30, maka:
n1 n2 σ X1-x2= S12 + S22
n1 n2
Rumus Rasio Uji 6.3

Rumus yang digunakan untuk rasio uji adalah:

RUt = t test = x1 – x2
(S12/n1) + (S22/n2)

Dk yang digunakan adalah:


dk yang lebih kecil dari dua df yang ada
Rumus Rasio Uji 6.4

Rumus yang digunakan untuk rasio uji adalah:

RUt = t test = x1 – x2
S12(n1-1) + S22(n2-1) 1 + 1
n 1 + n2 – 2 n 1 n2

Dk yang digunakan adalah:


dk = v = n1 + n2 - 2
Contoh Soal
Statistika Industri I
1. Contoh Soal untuk Data Berpasangan

Seorang insinyur informatika sedang mengevaluasi suatu


program baru untuk menjalankan sebuah prosedur pengelolaan
basis data. Jika dengan program yang baru ini terdapat
perbedaan penghematan waktu yang berarti daripada
menggunakan program yang ada saat ini, dia akan
merekomendasikan kepada perusahaan untuk menggunakan
program baru tersebut. Suatu sampel yang terdiri dari 8 orang
operator komputer diambil dan kemudian waktu (x) dalam jam
yang diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan data dicatat.
Kedelapan operator yang sama dilatih untuk menggunakan
program yang baru sampai mahir, kemudian waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan perkerjaan yng sama dicatat,
seperti yang ditunjukkan pada Tabel. Kemudian dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
1. Contoh Soal untuk Data Berpasangan
Operator Program Program Perbedaan (d-d) (d-d)2
baru (x1) lama (x2) (d=x1-x2)
Amir 85 80 5 3 9
Beni 84 88 -4 -6 36
Coki 80 76 4 2 4
Dedi 93 90 3 1 1
Emir 83 74 9 7 49
Fariz 71 70 1 -1 1
Gani 79 81 -2 -4 16
Heru 83 83 0 -2 4
Ʃ 16 0 120

d = Ʃd = 16 = 2 Sd = Ʃ(d-d)2 = 120 = 17,143 = 4,14


n 8 n-1 8-1
1. Contoh Soal untuk Data Berpasangan

1. Hipotesis:
H0 : πd = 0 -> uji dua ujung
H1 : πd ≠ 0 -> uji dua ujung
2. α= 0,05
3. Menggunakan distribusi t
4. Batas-batas daerah penolakan dua ujung:
α= 0,05 -> α/2= 0,025 ; dk = v = n-1 = 8-1 = 7
-> t α , v = t0,025, 7 = ± 2,365. Jika tidak demikian terima H0
5. Aturan keputusan
Tolak H0 dan terima H1 jika RUt < -2,365 atau RUz > +2,365
2. Contoh Soal untuk Data Berpasangan

6. Rasio Uji :
RUt = t test = d – μd
Sd / √n
= 2-0 = 2 = 1,37
4,14 /√8 1,464
7. Keputusan:
Karena -2,365 < Ruz < +2,365 maka H0 diterima
Untuk Uji Hipotesis data Independen, sama
seperti uji hipotesis pada varians dan
prosentase, dengan ketujuh langkah hipotesis
tersebut, yang berbeda hanya pada
perhitungan rasio ujinya, harus diperhatikan
jenis data dan jumlah sampelnya.
Terima Kasih
Statistika Industri I

You might also like