You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


TUMOR MAMMAE
DI RUANG CEMPAKA 2 RSUD KARANGANYAR

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Stase Keperawatan Bedah

Disusun oleh :
EKO BUDIARTO
NIM. 2016.131.022

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MAMMAE

A. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010)..
Tumor payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae di mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).

B. Etiologi
Belum ada penyebab spesifik tumor mammae yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi
yang efektif untuk mencegah Tumor payudara.
Menurut Brunner & Suddarth, faktor resiko terjadinya tumor payudara,
antara lain :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung)
dari wanita dengan kanker payudara.
3. Menarche dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum
usia 30 tahun beresiko hampir 2 kali lipat.
8. Obesitas-resiko terendah di antara wanita pascamenopause
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol
C. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-
ciri proliferasi selyang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-
sel kanker yang menunjukkan proliferasi yangtidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi danmemasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganastumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadisekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase :
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkunganmungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker
pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-
tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisaditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu
antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.
D. Manifestasi klinis
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi
putting susu, nyeri tekan atau, dari putting. Kulit tebal dengan pori-pori yang
menonjol sama dengan kulit jeruk dan atau ulserasi pada payudara keduanya
merupakan tandalanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar
getah bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau
pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan
pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Tumor payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadipada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat. Tumor payudara umumnya terjadi pada payudara sebelah
kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang
tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan
yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit
payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya tumor
mammae pada tahap lanjut.
E. Pathway
F. Komplikasi
Komplikasi utama dari tumor mammae adalah metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ
lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang
dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis,
nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan
persepsi sensori.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium meliputi :
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma.
2. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluarspontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi.
3. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak terabaatau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi
pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker di antara
jaringan kelenjar kurang tampak.
4. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
5. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplaydarah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
7. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan bergunaklasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi .
8. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain.
9. Pemeriksaan hematologic
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

H. Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan tumor mammae, antara lain :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi, yaitu :
a. Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (simple) mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dar
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya
pada bagian yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi

I. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau
keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala,
dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan
telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara.
Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada
ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu
bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah
digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan
(tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan
sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan,
semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal
yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

J. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
b. Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
c. Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
f. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : Biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
i. Hepar : Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya
dengan lapang dada.

K. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,
mis; anoreksia
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya
5. Resiko infeksi dengan luka infeksi pembedahan
L. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
keperawatan hasil
Nyeri berhubungan NOC : NIC :
dengan proses- Pain Level Pain Management
pembedahan - Pain control, - Lakukan
- Comfort level pengkajian nyeri
Kriteria Hasil : secara komprehensif
- Mampu mengontrol termasuk lokasi,
nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
nyeri, mampu frekuensi, kualitas
menggunakan tehnik dan faktor presipitasi
nonfarmakologi untuk- Observasi reaksi
mengurangi nyeri, nonverbal dari
mencari bantuan) ketidaknyamanan
- Melaporkan bahwa- Gunakan teknik
nyeri berkurang dengan komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
manajemen nyeri mengetahui
- Mampu mengenali pengalaman nyeri
nyeri (skala, intensitas, pasien
frekuensi dan tanda- Kaji kultur yang
nyeri) mempengaruhi
- Menyatakan rasa respon nyeri
nyaman setelah nyeri- Evaluasi
berkurang pengalaman nyeri
- Tanda vital masa lampau
dalam rentang normal- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri.
Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh Nutritional Status : Nutrition
berhubungan dengan food and Fluid Intake Management
pembedahan, mis; - Kaji adanya alergi
anoreksia Kriteria Hasil : makanan
- Adanya peningkatan- Kolaborasi dengan
berat badan sesuai ahli gizi untuk
dengan tujuan menentukan jumlah
- Berat badan ideal kalori dan nutrisi
sesuai dengan tinggi yang dibutuhkan
badan pasien.
- Mampu - Anjurkan pasien
mengidentifikasi untuk meningkatkan
kebutuhan nutrisi intake Fe
- Tidak ada tanda- Anjurkan pasien
tanda malnutrisi untuk meningkatkan
- Tidak terjadi protein dan vitamin C
penurunan berat badan- Berikan substansi
yang berarti gula
- Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan
yang terpilih (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
- Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
- Monitor adanya
penurunan berat
badan
- Monitor kulit
kering dan perubahan
pigmentasi
- Monitor mual dan
muntah
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity NIC : Pressure
kulit berhubungan : Skin and Mucous Management
dengan pengangkatan Membranes - Anjurkan pasien
bedah jaringan Kriteria Hasil : untuk menggunakan
- Integritas kulit yang pakaian yang longgar
baik bisa dipertahankan- Hindari kerutan
(sensasi, pada tempat tidur
elastisitas, temperatur,- Jaga kebersihan
hidrasi, pigmentasi) kulit agar tetap bersih
- Tidak ada luka/lesi dan kering
pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan - Mobilisasi pasien
pemahaman dalam (ubah posisi pasien)
proses perbaikan kulit setiap dua jam sekali
dan mencegah- Monitor kulit akan
terjadinya sedera adanya kemerahan
berulang - Oleskan lotion atau
- Mampu melindungi minyak/baby oil
kulit dan pada daerah yang
mempertahankan tertekan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, - Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan proceses - Kaji tingkat
kurang paparan - Kowledge : health pengetahuan klien
terhadap informasi Behavior dan keluarga tentang
Kriteria Hasil : proses penyakit
- Pasien dan keluarga- Jelaskan tentang
menyatakan patofisiologi
pemahaman tentang penyakit, tanda dan
penyakit, kondisi, gejala serta
prognosis dan program penyebabnya
pengobatan - Sediakan
- Pasien dan keluarga informasi tentang
mampu melaksanakan kondisi klien
prosedur yang- Berikan informasi
dijelaskan secara benar tentang
- Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu menjelaskan- Diskusikan
kembali apa yang perubahan gaya
dijelaskan perawat/tim hidup yang mungkin
kesehatan lainnya diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau kontrol proses
penyakit
- Jelaskan alasan
dilaksanakannya
tindakan atau terapi
Resiko infeksi Klien akan terbebas - Monitor tanda dan
dari infeksi. gejala infeksi
Kriteria Hasil : sistemik dan lokaL
a. - Klien bebas dari - Inspeksi kondisi
tanda dan gejala luka / insisi bedah.
infeksi. - Ajarkan cara
b. - Menunjukkan menghindari infeksi
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Kusuma, Amin. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis
dan NANDA NIC NOC. Penerbit : Mediaction.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EG

You might also like