Professional Documents
Culture Documents
Enamel merupakan substansi terkeras yang terdapat pada mahkota gigi geligi
sekaligus organ terkeras yang terdapat pada tubuh manusia. Enamel terdiri atas 96-
99% matriks anorganik, 1-4% matriks organik dan air. Matriks anorganik enamel adalah
garam mineral kalsium pospat dalam bentuk kristal hidroksiapatit.
DEMINERALISASI
Demineralisasi dan remineralisasi memiliki dampak penting pada kekuatan dan kekerasan
enamel gigi. Demineralisasi adalah proses menghilangkan mineral, dalam bentuk ion
mineral, dari enamel gigi atau istilah lainnya larutnya mineral dari hidroxyapatite.Enamel
gigi adalah kisi-kisi kristal terdiri dari berbagai mineral, komponen utama yang merupakan
sebuah kompleks yang disebut mineral fosfat kalsium hidroksiapatit .Sejumlah besar ion
mineral dapat dihilangkan dari hidroksiapatit kisi-kisi tanpa merusak integritas
strukturalnya, namun, seperti mengirimkan enamel yang demineralisasi dengan panas,
dingin, tekanan dan rasa sakit jauh lebih mudah daripada enamel normal. Sebagai contoh,
jika anda merasakan seperti sakit gigi, tapi dokter gigi mengatakan anda tidak memiliki
kavitas, kemungkinan besar anda akan merasakan efek demineralisasi yang parah
sebelum terbentuknya kavitas. Oleh itu ,sering disarankan oleh dokter gigi untuk menyikat
gigi dengan resep dosis tinggi fluorida gel untuk menghambat demineralisasi. Jika terlalu
banyak mineral terlarut dari suatu kisi-kisi hidroksiapatit pada sesuatu area,
rongga/kavitas akan terhasil. Rongga adalah hilangnya struktur kisi-kisi kristal
hidroksiapatit. Untungnya, kisi-kisi dapat diperkuat dan dipulihkan melalui proses
remineralisasi.
PATOGENESIS DEMINERALISASI GIGI
Enamel tersusun atas prisma enamel padat yang meluas dari dentinoenamel junction
menuju permukaan luar. Diantara prisma-prisma enamel terdapat substansi
inkaprismata yang mengandung kristal yang lebih kecil karena susunan enamel yang
sedemikian itulah maka ion-ion dari saliva dapat masuk ke enamel bagian dalam dan
memungkinkan terjadinya perpindahan ion-ion melalui permukaan dalam enamel ke
permukaan luar yang mengakibatkan perubahan dalam enamel. Pengamatan lebih
lanjut mengatakan bahwa prisma-prisma tersebut tersusun dari jutaan kristal-kristal
yang kecil dan panjang. Banyaknya jumlah kristal enamel merupakan faktor yang
penting dalam mempertahankan integritas enamel dan dalam meningkatkan
resistensi enamel dari berbagai gangguan baik kimia atau fisik.
Pada enamel terdapat sistem kimia aktif yang berperan dalam berbagai reaksi seperti
pelarutan dan pemindahan ion-ion dari saliva ke dentin, reaksi pertukaran ion-ion dalam
saliva dan proses demineralisasi dan remineralisasi sehingga dapat dikatakan bahwa
enamel merupakan komponen yang dinamis di dalam rongga mulut.
Sedangkan pakar lain Nizel(1981) menggambarkan tentang aksi pelarutan enamel oleh
asam yang mengakibatkan lepasnya sebagian ion-ion pada enamel sebagai berikut.
Reaksi pelarutan tersebut berhenti apabila tidak ada asam yang dihasilkan
mikroorganisme plak, namun apabila terjadi lagi asam maka reaksi pelarutan tersebut
akan terus berlangsung.
SIMPTOM
Setiap dua ion H- melepaskan satu ion Ca2- dari apatite enamel yang terlarut
sehingga terbentuk phosphate sekunder yang cukup larut. Apabila pembentukan
asam diteruskan maka terngan membentujadi reaksi yang berlanjut yang
menyebabkan pembentukan phosphat primer yang menyebabkan calcium
terlepas.
III. pH saliva
Saliva adalah suatu cairan mulut yang kompleks terdiri atas campuran sekresi
dari kelenjar ludah mayor dan minor yang ada pada mukosa oral. Komposisi
saliva yang terdiri daripada bahan organik, bahan anorganik, gas serta air
membuatkannya memegang peranan penting dalam proses terjadinya
demineralisasi, pencegahan karies, kelainan periodontal dan gambaran
penyakit mulut lainnya. Saliva berperan melindungi jaringan dalam rongga mulut
dengan berbagai cara antaranya:
Bertindak sebagai barier terhadap iritan dan mencegah kekeringan
dengan membentuk lapisan pelindung pada membrane mukosa.
Bertindak sebagai self-cleansing.
Mengatur pH rongga mulut . peningkatan kecepatan sekresi biasanya
mengakibatkan pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya. Oleh
karena itu mengakibatkan membrane mukosa terlindungi dari asam
yang ada pada makanan dan waktu muntah. Selain itu peranan pH plak
sebagai akibat itulah mikroorganisme yang asidogenik akan dihambat.
Membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara dengan
kandungan kalsium dan fosfat. Pelarutan gigi dihindari atau dihambat dan
mineralisasi dirangsang dengan memperbanyak aliran saliva. Lapisan
glikoprotein yang terbentuk pada saliva pada permukaan gigi juga akan
melindungi gigi dengan menghambat keausan karena abrasi dan erosi.
Membantu proses pencernaan.
Mengatur keseimbangan air.
Dalam keadaan normal gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva, saliva
mengandung calcium dan ion phosphate yang terikat jenuh pada pH normal.
Saliva mampu menetralkan derajat keasaman di dalam mulut dan mencegah
pembentukan asam di dalam plak. Saliva di dalam rongga mulut mempunyai
derajat keasaman yang dapat berubah setiap saat, hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antaranya, diet dan perangsangan kecepatan sekresi. Dalam
keadaan normal pH saliva berada antara 5,7-7,0 dengan rata-rata 6,7.
V. BLEACHING
Pada proses pemutihan gigi bahan hidrogen berdifusi kedalam enamel (sub
surface enamel) dan dentin sehingga melarutkan mineral dari enamel dan
dentin. Struktur batang enamel dari gigi tegak lurus pada permukaan enamel
yang merupakan jalan masuk difusi ion-ion ke permukaan dalam enamel yang
berlanjut ke daerah dentin, bahkan hingga ke daerah pulpa. Perubahan pada
struktur enamel yang dibleaching secara eksternal setelah metode pembersihan
atau penyikatan gigi dengan pasta abrasive, dengan atau tanpa fluoride, belum
pernah dievaluasi hingga saat ini. Namun jika gigi disikat setiap hari untuk
pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan penyikatan dilakukan dengan pasta
gigi yang mengandung abrasive, penyikatan ini dapat menyebabkan abrasi yang
lebih kuat pada enamel yang dibleaching. Kurangnya bukti ilmiah mengenai efek
bahan bleaching yang dihubungkan dengan penyikatan gigi pada permukaan
enamel, kemunkinan remineralisasi, dan pengaruh saliva untuk menghasilkan
remineralisasi permukaan tersebut menjadi tujuan penelitian ini, yang meneliti
pengaruh penyikatan dengan pasta gigi abrasive, dengan dan tanpa fluoride,
setelah perawatan bleaching terhadap kekasaran permukaan enamel. Hydrogen
peroksida dalam bentuk gel atau pasta, secara kimia memiliki sifat hipertonik
dibandingkan cairan pada struktur gigi dan jaringan sekitarnya, menyebabkan
terjadinya proses penyerapan air dan tekanan yang lebih rendah, dalam hal ini
enamel, tubulus dentin dan lapisan epitel mukosa atau gusi, yang menyebabkan
pergerakan cairan melalui tubulus-tubulus dentin. Adanya tekanan yang
disalurkan oleh serat Tome melalui tubulus dentin yang diteruskan ke
odontoblas, dan oleh reseptor-reseptor saraf yang terdapat pada odontoblas
di terima dan dilanjutkan jaringan afferent ke otak dan diterima sebagai
perasaan sakit.
i. Faktor gigi
Merupakan faktor yang dihubunkan dengan komposisi dan enamel yaitu bentuk
kandungan mineral yang terkandung dalam enamel seperti kandungan
protein,calcium,phosfat, dan fluor, semakin banyak suatu enamel mengandung
mineral semakin kuat enamel tersebut tahan terhadap serangan asam. Enamel
tersusun dari bahan kimia yang sebagian besar terdiri dari hiroxy apatite dan
sebagian kecil flourapatite. Diantara kedua susunan tersebut yang paling kuat
tahan terhadap serangan asam adalah fluoroapatite. Dikarenakan pH kritis
untuk fluor apatite pH<4,5 sedangkan pH kritis untuk Hidroxyapatite sebesar Ph
5-5,5.
iv. Waktu
Kidd dan kawan-kawan mengatakan bahwa proses demineralisasi enamel gigi
dapat terjadi pada pH yang rendah (dibawah 5) minimal dalam waktu 1-3 menit.
gambaran mikrograf electron gigi demineralisasi
Seperti yang kita ketahui, saliva memegang peranan penting dalam usaha
perlindungan terhadap terjadinya demineralisasi enamel. Ia merupakan suatu cairan
yang berpotensi dalam menimbulkan remineralisasi secara alamiah. Remineralisasi
adalah proses pemulihan mineral atau proses pengembalian ion-ion mineral seperti
calcium dan phospat di dalam saliva dan kemampuannya akan meningkat jika ada ion
fluor, serta tergantung pada kemampuan buffer saliva yang dapat mengontrol pH asam.
Perawatan
FLUORIDASI
Fluoridasi adalah pemberian fluor untuk kesehatanlu gigi. Fluoridasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya, adalah fluor sistemik dan
topikal aplikasi fluor. Fluor sistemik biasanya dilakukan dengan cara fluoridasi
air minum, pemberian fluor dalam bentuk tablet, penambahan fluor dalam
garam dapur dan penambahan fluor ke dalam susu. Fluoridasi dilakukan
supaya hidroksiapatite dapat berikatan dengan ion fluor sehingga
hidroksiapatit menjadi fluorapatit. Secara kimiawi, ion fluor akan
menggantikan ion hidroksiapatit menjadi fluorapatit, reaksi ini stabil dan
fluorapatit terikat kuat. Fluorapatit mempunyai beberapa keuntungan
antaranya:
pH kritis fluorapatit adalah sebesar 1<4,5 berarti lebih tahan asam dan
mampu menghambat demineralisasi lebih lanjut dibandinkan
hidroksiapatit yang asli.
Fluor mempunyai daya bakteriostatik sedemikian sehingga spesies
seperti Streptokokus mutans terhambat untuk tumbuh.
Fluor juga memodifikasi energy permukaan enamel sedemikian
sehingga plak tidak dapat melekat erat pada enamel.
Fluor juga berfungsi sebagai buffer pH plak pada permukaan gigi.
Pemberian fluor secara topical adalah dengan cara mengoles fluor pada
permukaan enamel gigi. Tujuan pemberian fluor dengan cara ini adalah untuk
memberi perlindungan pada permukaan gigi yang masih sehat sehingga
terhindar dari demineralisasi.
DIET
Diet yang baik dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan gigi, dimana
diet kesehatan memberi perlindungan pada gigi semasa perkembangan gigi
berlaku. Oleh karena itu, setiap orang disarankan mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup gizi selama masa pembentukan dan mineralisasi
dari mahkota gigi. Diet yang dianjurkan terutama untuk memperbaiki
kesehatan lingkungan mulut:
Mengusahakan diet karbohidrat serendah mungkin sesuai dengan
kebutuhan kalori.
Dalam pemakaian karbohidrat sebaiknya dipilih dalam bantuk larutan
atau bentuk-bentuk yang dapat segera bersih dari rongga mulut
sehingga mengurangi pembentukan plak gigi dan adanya stimulasi
aliran saliva
Batasi jumlah makan dengan menekan keinginan untuk makan
diantara jam-jam makan.
DAFTAR PUSTAKA
a. http://www.avianweb.com/salivafightingtoothdecay.html
b. http://www.wrongdiagnosis.com/t/tooth_demineralization/symptoms.htm
c. http://www.curetoothdecay.com/Tooth_Decay/tooth_remineralization.htm
d. http://www.animated-
teeth.com/tooth_decay/t3_tooth_decay_remineralization.htm
e. http://www.deepdyve.com/lp/mesh/tooth-demineralization
f. mizar5.com/demin.htm
g. http://www.southbeachdental.net/toothfacts_toothdecay.htm
h.