Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
NAMA MAHASISWA : SRI HARIYANI
NIM : SN152027
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang
lemah pada dinding rongga. Dinding yang lemah ini membentuk suatu
kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah
perut dengan isi yang keluar berupa bagian usus sehingga orang sering
menyebut turun perut. Bagian-bagian hernia terdiri dari kantong hernia, isi
hernia, pintu hernia, leher hernia dan lokus minoris.
Macam-macam hernia berdasarkan sifat klinisnya :
1. Hernia Reponibilis yaitu hernia yang dapat direposisi tanpa operasi
2. Hernia Irreponibilis yaitu organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali
ke cavum abdominale kecuali dengan bantuan operasi. Jika telah
mengalami perlekatan organ disebut Hernia Akreta.
3. Hernia Strangulasi yaitu organ yang mengalami hernia sudah mengalami
gangguan vaskularisasi viscera yang terperangkap dalam kantung hernia
(isi hernia).
4. Hernia Incarserata yaitu hernia irreponibilis yang sudah disertai tanda-tanda
ileus mekanis (usus terjepit sehingga aliran makanan tidak bisa lewat).
Macam-macam hernia berdasarkan arah hernia :
- Hernia Eksterna yaitu hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar
karena menonjolnya ke arah luar, misalnya; hernia inguinalis lateralis dan
medialis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia lumbalis dsb.
-. Hernia Interna yaitu apabila isi hernia masuk ke dalam rongga lain,
misalnya ke cavum thorax atau masuk ke dalam recessus dalam cavum
abdomen.
- Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
abdominalis/lateralis/internus dan mengikuti jalannya spermatic cord di
canalis inguinalis dan dapat melalui annulus inguinalis subkutan (externus)
sampai skrotum. Hernia inguinalis paling sering timbul pada pria dan lebih
sering pada sisi kanan.
B. ETIOLOGI
1. Kongenital
a. Hernia Kongenital Sempurna terjadi karena adanya defek pada tempat-
tempat tertentu yang langsung muncul pada saat dia dilahirkan.
b. Hernia Kongenital Tak Sempurna, bayi dilahirkan normal (kelainan belum
tampak) tetapi ia mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu
(perdisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir akan terjadi hernia melalui
defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intra abdominal.
2. Akuisital
Faktor penyebab hernia :
1. Tekanan intra abdominal yang tinggi, misalnya sering mengejan, batuk,
menangis, pada peniup terompet, ibu yang sering melahirkan, pekerja
angkat berat dll.
2. Konstitusi tubuh, misalnya pada orang kurus dan orang gemuk.
3. Banyaknya preperitoneal fat.
4. Distensi dinding perut.
5. Cicatrix
6. Penyakit yang melemahkan otot-otot dinding perut.
Pada anak-anak terjadinya hernia berhubungan dengan proses
perkembangan alat reproduksi ketika si anak masih di dalam kandungan.
Karena itu pada bayi dan anak-anak lebih sering merupakan keadaan bawaan
sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Di selangkangan pada bayi yang
belum lahir terdapat pipa saluran, pada bayi laki-laki saluran ini menjadi
tempat turunnya buah zakar yaitu rata-rata pada umur 8 bulan.
Pipa saluran ini akan menutup pada saat bayi dilahirkan, dalam keadaan
normal saluran ini akan segera menutup setelah bayi berusia 2 bulan. Namun
ada kalanya saluran ini belum menutup setelah bayi lahir sehingga
memungkinkan isi perut, baik itu usus maupun bagian lain dari usus untuk
memasuki saluran ini.
C. PATOFISIOLOGI
Defek pada suatu rongga
Peningkatan
tekanan intra
abdomen
Tonjolan perineum
membentuk benjolan
Hernia inguinalis
Hernia reponable
Hernia irreponable
Hernia inkarserata
Hernia strangulata
Acute abdomen
Gagal menutup
Turun
keinguinal
H. Medialis
Vasokontriksi
vaskuler
Desakan/teka
nan
Nyeri
Gg.rasa
Gg. rasa
nyaman nyeri
nyaman nyeri
Menyatu dg. Tunika vaginalis tdk menutupnya prosesus vaginalis
Vagianalis peritoneum
Hernia lengkap penonjolan perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior
Gg.perfusi jaringan
canalis inguinalis
pembesaran inguinal
Heriography
Post Herniography
Dampak anetesi
TD&HR meningkat
Suplai O2 berkurang
Penumpukan sekret
Bendungan vena
Bersihan jln nfs
Bersihan jln nafas
Udem organ
Kantung transudat
Usus
Perforasi
Abses lokal
peritonitis
D. MANIFESTASI KLINIK
Sebagian besar hernia adalah asimtomatik dan kebanyakan ditemukan
pada pemeriksaan fisik rutin dengan palpasi benjolan pada anulus inguinalis
superfisialis atau suatu kantong setinggi annulus inguinalis profundus.
Benjolan ini baru akan terlihat pada saat pasien berdiri, batuk, bersin,
mengejan, menangis, atau mengangkat barang-barang yang berat. Benjolan ini
akan menghilang jika pasien berbaring
Manifestasi klinik yang mungkin muncul antara lain :
1. Adanya masa dalam daerah inguinal maupun bagian atas skrotum.
2. Pembesaran skrotum sehingga terasa pegal dan rasa tidak nyaman.
3. Terasa nyeri apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga
pembuluh darah disekitarnya terjepit dan akan merangsang terjadinya nyeri.
Apabila berlangsung lama pembuluh darah akan mati.
E. KOMPLIKASI
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk.
3. Terjadi penjepitan pada usus sehingga tercekik dan tidak mendapatkan
aliran darah lagi. Lama kelamaan akan membusuk, rusak dan mati.
G. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah melakukan inspeksi pada daerah
inguinal (lipat paha). Kemudian jari telunjuk ditempatkan pada sisi lateral
kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung
jari tengah mencapai anulus inguinalis profundus. Jika jari tangan tak dapat
melewati annulus inguinalis profundus karena adanya masa, maka umumnya
diindikasikan adanya hernia. Hernia juga diindikasikan, bila seorang meraba
jaringan yang bergerak turun ke dalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan
pemeriksa selama batuk.
Pada umumnya dengan jari tangan pemeriksa di dalam kanalis inguinalis,
maka hernia inguinalis indirek menuruni kanalis pada samping jari tangan,
sedangkan penonjolan yang langsung ke ujung jari tangan adalah khas dari
hernia direk. Diagnosa banding hernia inguinalis mencakup masa lain dalam
lipat paha seperti limfadenopati, testis yang tidak turun, lipoma dan
hematoma.
H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Prinsip penatalaksanaaan hernia adalah mencegah inkarserasi atau
strangulasi, semua hernia harus direpair kecuali hernia direk yang kecil. Pada
dasarnya hernia tidak dapat diobati dengan obat karena hernia disebabkan oleh
keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan. Terapi yang sering
dilakukan adalah dengan pembedahan/operasi. Pada keadaan
strangulasi/inkarserata dilakukan operasi cito namun keadaan umum
diperbaiki terlebih dahulu. Tujuannya adalah reposisi hernia, menutup pintu
hernia dan mencegah residif dengan memperkuat dinding perut.
Operasi hernia ada 3 tahap yaitu:
1. Herniotomi : membuka dan memotong kantong hernia ke cavum
abdominalis
2. Hernoiraphy : mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada tendon
supaya tidak masuk lagi.
3. Hernioplasty : memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan
(menutup pintu hernia) sehingga tidak residif dengan cara
mengikatkan conjoin ke ligamentum inguinale. Hal ini
tidak dilakukan pada pasien anak-anak.
2. Keperawatan
Asuhan keperawatan perioperatif meliputi asuhan keperawatan yang
diberikan sebelum (preoperatif), selama (intraoperatif) dan sesudah
(pascaoperatif). Tindakan yang dapat dilakukan pada tiap-tiap fase antara
lain :
1. Fase Preoperatif
Pengkajian secara menyeluruh mengenai kesehatan fisik dan
emosional, mengetahui tingkat resiko pembedahan, mengkoordinasi
berbagai pemeriksaan diagnostik, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan yang menggambarkan kebutuhan klien (keluarga) dan
melakukan intervensi serta evaluasi tehadap tindakan yang dilakukan,
mempersiapkan kondisi fisik dan mental klien untuk menghadapi
pembedahan, serta mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan pembedahan kepada tim bedah. Klien akan lebih mampu
bekerjasama dan berpartisipasi dalam perawatan jika perawat memberi
informasi tentang peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah
pembedahan, untuk itu perlu adanya penyuluhan preoperatif. Satu hal
yang tidak boleh dilupakan sebelum klien menjalani pembedahan
adalah adanya inform consent (persetujuan tindakan)
2. Fase Intraoperatif
Perawat disini perlu persiapan yang baik dan pengetahuan tentang
proses yang terjadi selama prosedur pembedahan dilaksanakan.
Tindakan yang dilakukan antara lain :
a. Memasang kateter infuse ke tangan klien untuk memberikan
prosedur rutin penggantian cairan dan obat-pbatan melalui intra
vena.
b. Perawat memasang manset tekanan darah untuk memantau tekanan
darah selama operasi berlangsung
c. Karena suhu ruangan tahanan sementara dan ruang operasi dingin
maka klien harus diberikan selimut tambahan.
d. Memasang oksimetri denyut jantung untuk memonitor saturasi
oksigen sebagai indeks kualitas ventilasi
e. Memberi dukungan mental kepada klien dan mendorong klien
untuk bertanya.
f. Melakukan pencatatan aktivitas perawatan dan prosedur yang
dilakukan oleh petugas ruang operasi
3. Fase Pascaoperatif
Tindakan pasca operatif dilakukan dalam dua tahap yaitu periode
pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase
pascaoperatif. Perawat di ruang UPPA (unit perawatan pasca anestesi)
melakukan pengkajian ulang terhadap hal-hal yang terjadi selama di
ruang operasi yaitu dengan membaca di status klien. Perawat UPPA
membuat pengkajian lengkap tentang status klien. Klien tetap berada
dalam UPPA sampai keadaannya stabil. Perawat harus siap bila
keluarga mengalami syok awal dan berperan sebagai sumber bagi
keluarga. Selanjutnya perawat melakukan evaluasi terhadap tanda-
tanda vital dan melakukan observasi penting lainnya minimal setiap 15
menit atau kurang tergantung kondisi klien dan kebijakan unit.
Pengkajian dilakukan terus menerus sampai klien dipindahkan dari
UPPA.
Tindakan yang dapat dilakukan di ruang perawatan pasca operatif antara lain :
a. perawat menerima pasien dan memeriksa kelengkapan status pasien.
b. Mengkaji klien secara rutin minimal setiap 15 menit pada satu jam
pertama, setiap 30 menit selama satu sampai dua jam berikutnya, setiap 1
jam selama 4 jam berikutnya dan selanjutnya setiap 4 jam. Seringnya
pemeriksaan bergantung pada kondisi klien.
c. Perawat mendokumentasikan seluruh pemeriksaan awal dan
memasukkannya ke dalam catatan perawat.
d. Pantau tanda vital, asupan cairan melalui intravena, dan haluaran urin
e. Perawat menjelaskan tujuan prosedur atau peralatan pasca operatif dan
menjelaskan tentang keadaan klien. Keluarga harus mengetahui bahwa
klien akan mengantuk dan tertidur pada sisa waktu hari itu akibat pengaruh
anestesi umum. Apabila klien mendapatkan anestesi spinal, keluarga harus
diingatkan bahwa klien akan diperiksa secara rutrin dan ia akan kehilangan
sensasi dan pergerakan ekstremitasnya selama beberapa jam.
f. Perawat mengkaji keluhan klien, merumuskan diagnosa, melakukan
intervensi dan mengevaluasi semua tindakan yang telah dilakukan.
PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama Pasien :Tn. M
Alamat : Pagutan 3/5 Manyaran
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :Ny. K
Umur : 50 tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pagutan 3/5 Manyaran
Hubungan dengan pasien : Istri
Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 1 kali Belum BAB
Konsistensi Lunak -
Warna Kuning -
Penggunaa pencahar Tidak Tidak
(laktasif)
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Kurang lebih 8 kali Kurang lebih 7 kali
Jumlah urine @ 150cc – 200 cc @ 150cc – 200 cc
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Pancaran Lancar Lancar
Perasaan setelah Puas Puas
berkemih
Total produksi urine 1600cc – 2000 cc 1000cc – 1200 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Tidak terganggu Tidak Terbatas
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Nyeri post op
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tangga Jenis Keterangan
Nilai Normal Satuan Hasil
/Jam Pemeriksaan hasil
7 Juni 2015 KIMIA :
GDS < 170 Mg/dl 99 Normal
Ureum 10 – 50 Mg/dl 24 Normal
Kreatinin 0.6 – 1.1 Mg/dl 0.86 Normal
Hb Sag negatif Negatif Normal
RONTGENT :
Hasil :
Antibiotik
Analgetik
ANALISA DATA
Hari/
No Tanggal/ Data Fokus Problem Etilogi Ttd
Jam
1 Senin, DS: Nyeri akut Diskontuinitas jaringan
18 April 2016 Pasien mengatakan nyeri pada bekas post OP Hernia inguinalis akibat tin-dakan operasi
Pukul 14.00 dextra
DO
Pasien tampak kesakitan, skala nyeri 6(skala1-10)
P = jepitan cincin hernia
Q = seperti tertindih
YANI
R = perut kanan bawah
S = Skala 6
T = Terus menerus
TD : 120/75 mmHg
2 Senin, 18 April DS : Resiko infeksi Luka insisi bedah/ operasi
2016
Pukul 14.00 DO :
Ada luka incise regio kanan bawah kurang lebih 7 cm
WBC : 8,2 ribu k/ul
YANI
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn.M No. CM : 530775
Umur : 50 tahun Diagnosa Medis : Post OP Hernia inguinalis dextra
Hari/
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Tgl
-
Senin, 1 NOC NIC
- Pain level Pain Management
18 April 2016
- Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
Pukul 14.15 termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
- Comfort level
Kriteria Hasil : dan faktor presipitasi
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
nyeri, mampu menggunakan tekhnik nonfar-
- Kurangi faktor presipitasi
makologi untuk mengurangi nyeri, mencari - Ajarkan teknik relaksasi
bantuan) - Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan tindakan nyeri tidak berhasil
menggunakan manajemen nyeri. Analgesik Administration
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri YANI
frekuensi dan tanda nyeri) sebelum pemberian obat
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri - Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan
berkurang frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Hari/
No Dx Implementasi Respon Ttd
Tgl
Senin, 18 April 2016
Pukul 15.00 1 - Melakukan pengkajian nyeri secara S :
komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, P = jepitan cincin hernia
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor Q = seperti tertindih
presipitasi R = perut kanan bawah
S = Skala 6
T = Terus menerus
YANI
Pukul 15.15 1 - Memberikan injeksi Ketorolac 1 Ampl S: Pasien mengatakan tangan terasa kemeng
YANI
O: Obat masuk Ketorolac 1amp tidak ada alergi
Pukul 15.20 2 - Membersihkan lingkungan setelah alat S : Pasien mengatakan kamar terlihat bersih dan tempat
dipakai pasien lain tidur bersih
O : mengganti laken dengan yang baru dan
YANI
meminta cleaning service untuk
membersihkan kamar
Pukul 15.25 2 - Memberikan injeksi Cefoperazon 1 gr intra S : Pasien mengatakan tangan terasa agak
selang kemeng
O : Obat masuk YANI
Pukul 15.30 3 - Jelaskan semua prosedur dan apa yang S: Pasien menyebutkan prosedur yang akan dijalani di
dirasakan selama prosedur Rumah Sakit
O : Prosedur yang dijelaskan secara prinsip sudah sesuai
YANI
dengan yang dijelaskan
Pukul 15.35 1,3 - Instruksikan pasien menggunakan teknik S: Pasien menyatakan mengerti apa yang diajarkan perawat
relaksasi O: Pasien bisa mempraktekan tehnik relaksasi
O: Pasien bisa mempraktekan tehnik relaksasi
YANI
Selasa, 19 April 2016
Pukul 15.00 1 - Melakukan pengkajian nyeri secara S :
komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, P = jepitan cincin hernia
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor Q = seperti tertindih
presipitasi R = perut kanan bawah
S = Skala 5
T = Kadang kadang
YANI
Pukul 15.25 2 - Memberikan injeksi Cefoperazon 1 gr intra S : Pasien mengatakan tangan terasa agak
selang kemeng
O : Obat masuk per iv YANI
Pukul 15.30 3 - Jelaskan semua prosedur dan apa yang S: Pasien menyebutkan prosedur yang akan dijalani di
dirasakan selama prosedur Rumah Sakit
O : Prosedur yang dijelaskan secara prinsip sudah sesuai
YANI
dengan yang dijelaskan
Pukul 15.35 1,3 - Instruksikan pasien menggunakan teknik S: Pasien menyatakan mengerti apa yang diajarkan perawat
relaksasi O: Pasien bisa mempraktekan tehnik relaksasi
O: Pasien bisa mempraktekan tehnik relaksasi
YANI
- Rabu, 20 April 2016
Pukul 15.00 1 - Melakukan pengkajian nyeri secara S :
komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, P = jepitan cincin hernia
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor Q = seperti tertindih
presipitasi R = perut kanan bawah
S = Skala 4
T = Kadang kadang
YANI
Pukul 15.30 3 - Jelaskan semua prosedur dan apa yang S: Pasien menyebutkan prosedur yang akan dijalani di
dirasakan selama prosedur Rumah Sakit
O : Prosedur yang dijelaskan secara prinsip sudah sesuai
YANI
dengan yang dijelaskan
Pukul 15.35 1,3 - Instruksikan pasien menggunakan teknik S: Pasien menyatakan mengerti apa yang diajarkan perawat
relaksasi O: Pasien bisa mempraktekan tehnik relaksasi
O: Pasien bisa mempraktekan tehnik relaksasi
YANI
CATATAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA