You are on page 1of 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 985 - 994

EVALUASI JARINGAN DAERAH IRIGASI


BULOH BLANG ARA

Sri Darsina1, Azmeri2, Syamsidik3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: azmeri@unsyiah.ac.id 2, syamsidik@unsyiah.ac.id 3

Abstract: Buloh Blang Ara Irrigation area includes in North Aceh District. The Location of
D.I Buloh Blang Ara is located in DAS Buloh with the Total DAS is 25.60 km2. It is 9.15 % of
total from WS Kr. Peusangan. The main river is Kr. Buloh with 5.97 lengths. Buloh Blang Ara
Irrigation Area has 1,200 Hectares, 1,804 m primary channel length and 13,155 secondary
channel lengths with some channel is land channel and some other is concrete channel,the in-
take is divided into two which are right intake and left intake. There is the water reduction
supply which cause in the planting season, there is water shortage in DI. Buloh Blang
Ara.This research aims to evaluate the network of Buloh Blan gAra Irrigation and to give the
recommendations based on the study results obtained. The methodology used in the research is
survey method and data analysis to determine the condition and function of irrigation net-
works.The network investigation shows that generally the network condition is good but only
not well function because of the less of maintenance.
Keywords : Evaluation, Irrigation Network, Investigation

Abstrak: Daerah Irigasi Buloh Blang Ara termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara.
Lokasi D.I Buloh Blang Ara terletak di dalam DAS Buloh dengan luas DAS 25,60 km2,
memiliki persentase sebesar 9,15 % dari total luas keseluruhan WS. Kr. Peusangan. Sungai
Utama pada DAS tersebut adalah Kr. Buloh dengan panjang sungai 5,97 km. Daerah Irigasi
Buloh Blang Ara dengan luas areal 1200 Ha, memiliki panjang saluran induk sepanjang 1.804
m dan saluran sekunder sepanjang 13.155 m dengan kondisi saluran sebagian tanah dan seba-
gian beton,intake terbagi dua yaitu intake kanan dan intake kiri. Saat ini terjadi penurunan
layanan suplai air sehingga pada setiap musim tanam areal yang ada pada Daerah Irigasi
Buloh Blang Ara kekurangan air. Tujuan dari penelitian ini adalah : mengevaluasi jaringan
irigasi Buloh Blang Ara dan memberi rekomendasi berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil
studi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dan analisis data untuk
mengetahui kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Penelusuran jaringan menunjukkan bahwa
kondisi saluran pada umumnya dalam keadaan baik , hanya saja tidak lagi berfungsi
sebagaimana mestinya karena kurangnya pemeliharaan.

Kata kunci : Evaluasi, Jaringan Irigasi, Penelusuran.

Ditinjau dari posisi geografis, Daerah Irigasi Aliran Sungai (DAS) Buloh dengan luas DAS
Buloh Blang Ara termasuk dalam wilayah 25,60 Km2, memiliki persentase sebesar
Kabupaten Aceh Utara. Aceh Utara 9,15% dari total luas keseluruhan WS. Kr.
merupakan bagian dari Wilayah Sungai (WS) Peusangan. Sungai utama pada DAS tersebut
Pase Peusangan yang merupakan WS Lintas adalah Kr. Buloh dengan panjang sungai 5,97
Kabupaten/Kota yang dikelola oleh Km. Bangunan Utama pada Daerah Irigasi
Pemerintah Aceh. Lokasi Daerah Irigasi Buluh Blang Ara berupa bendung tetap.
Buloh Blang Ara terletak di dalam Daerah Kondisi bangunan masih berfungsi dengan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 985
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

baik, pagar pengaman bendung sebagian pipa itu terdapat pemisahan antara saluran
pengamannya sudah hilang. Daerah Irigasi pembawa dan saluran pembuang yang
Buluh Blang Ara memiliki panjang saluran permanen. Untuk memudahkan sistem
induk sepanjang 1.804 m dan saluran pelayanan irigasi kepada lahan pertanian,
sekunder sepanjang 13.155 m dengan kondisi disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari
saluran sebagian tanah dan sebagian beton. petak primer, petak sekunder, petak tersier dan
Bertambahnya umur bangunan bangunan petak kuarter.
air di jaringan irigasi sejak waktu pelaksanaan Menurut Anonim (2012) keberadaan
konstruksi, secara alami maupun pengaruh bangunan irigasi adalah untuk menunjang
dari ulah manusia yang tak bertanggung jawab pengambilan dan pengaturan air irigasi.
akan terjadi penurunan fungsi dari bangunan Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering
tersebut, sedangkan tuntutan kebutuhan dijumpai adalah seperti bendung, saluran
pembagian air irigasi yang efisien diseluruh pembawa, bangunan bagi/sadap, bangunan
tingkatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pengatur/pengukur, saluran pembuang dan
tanamansangat diperlukan. Peraturan Menteri bangunan pelengkap. Kondisi dan fungsi
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bangunan-bangunan air dibedakan antara
Nomor 12/KPTS/M/2015 tentangEksploitasi kondisi dan fungsi bangunan sipil dan kondisi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi fungsi dari bangunan ME (mekanikal
mengamanatkan bahwa evaluasi kinerja sitem elektrikal/pintu).Sebagai indikator dibawah ini
irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi diberikan indikator untuk menentukan
kinerja sistem irigasi yang meliputi prasarana kategori tingkatan fungsi dari suatu bangunan.
fisik, produktifitas tanaman, sarana penunjang,
Tabel 2.1 Indikator Fungsi
organisasi personalia, dokumentasi dan Penurunan Kategori
kondisi kelembagaan P3A. Fungsi Fungsi
0% - 20% Baik
Permasalahan yang dihadapi jaringan 20 % - 40% Kurang
irigasi Buloh Blang Ara adalah kondisi 40% - 80% Buruk
80% - 100% Tidak Berfungsi
jaringan mengalami penurunan fungsi dan Sumber: Anonim (2012)
menghambat pelayanan air baik di saluran Menurut Anonim 2 (2015) indikator
primer maupun saluran sekunder. keberhasilan kegiatan pemeliharaan terdiri
dari:
TINJAUAN PERPUSTAKAAN
1. Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai
Jaringan Irigasi Teknis
dengan kapasitas rencana
Menurut Anonim (2012), jaringan irigasi
2. Terjaganya kondisi bangunan dan saluran :
teknis adalah jaringan irigasi yang telah
- Kondisi baik jika tingkat kerusakan<
mempunyai bangunan sadap, bangunan bagi
10% dari kondisi awal bangunan/saluran
mampu mengatur dan mengukur, disamping
dan diperlukan pemeliharaan rutin.
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
986 -
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

- Kondisi rusak ringan jika tingkat akan digunakan dalam mengevaluasi jaringan
kerusakan 10 – 20% dari kondisi awal Daerah Irigasi Buloh Blang Ara.
bangunan/saluran dan diperlukan pemeli-
Data Pendukung
haraan berkala yang bersifat perawatan.
Dalam pelaksanaan survei diperlukan
- Kondisi rusak sedang jika tingkat
data-data pendukung untuk memudahkan
kerusakan 21 – 40% dari kondisi awal
pelaksanaan survei lapangan. Data-data
bangunan/saluran, diperlukan pemeliha-
tersebut meliputi peta lokasi survei, posisi
raan berkala yang bersifat perbaikan.
koordinat lokasi survei, dan data lainnya yang
- Kondisi rusak berat jika tingkat
dianggap perlu. Peta Lokasi Daerah Irigasi
kerusakan > 40% dari kondisi awal
Buloh Blang Ara dan Embung Lhok
bangunan dan saluran, diperlukan
Gajah.Peta dan koordinat lokasi survei
pemeliharaan berkala yang bersifat
diperlukan untuk mengetahui lokasi survei
perbaikan berat atau penggantian.
serta cakupan wilayah yang telah disurvei.
3. Meminimalkan biaya rehabilitasi jaringan
Skema jaringan irigasi diperlukan untuk
4. Tercapainya umur rencana jaringan irigasi
mengetahui titik-titik saluran yang akan
METODE PENELITIAN dilakukan pengukuran debit saluran. Daerah
Pengumpulan Data Irigasi Buluh Blang Ara memiliki panjang
Data yang digunakan dalam penelitian saluran induk sepanjang 1.804 m dan saluran
ini terdiri dari data primer dan data sekunder. sekunder sepanjang 13.155 m dengan kondisi
Data primer yaitu hasil survei dan pengukuran saluran sebagian tanah dan sebagian beton.
lapangan yang terdiri dari penelusuran Intake terbagi dua yaitu intake kanan dan
jaringan irigasi, pengukuran debit aliran, intake kiri.
informasi pola dan waktu tanam, kondisi fisik
saluran serta kondisi aliran air pada saluran. Peralatan
Data sekunder terdiri dari data curah hujan, Dalam pelaksanaan survei lapangan
data klimatologi danskema jaringan irigasi. diperlukan beberapa peralatan yang digunakan
untuk mendukung pelaksanaan survei.
Survei Lapangan
Peralatan-peralatan yang digunakan adalah:
Ada beberapa hal yang perlu
a. GPS (Global Positioning System)
diperhatikan dalam survei lapangan Daerah
GPS digunakan untuk mengetahui letak
Irigasi Buloh Blang Ara, diantanya data
koordinat lokasi survei dan juga sebagai
pendukung yang diperlukan untuk melakukan
penentu koordinat pengukuran di lapangan.
survei dan peralatan survei. Survei dilakukan
b. Current meter
dengan acuan skema petak jaringan irigasi
Current meter ini berfungsi untuk
yang bertujuan untuk melihat kondisi dan
mengukur kecepatan air.Current meter
fungsi infrastruktur. Hasil survei nantinya juga
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 987
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

yang digunakan adalah Merk JDC pengukuran dan wawancara terhadap


Equipment buatan Swismodel JDC FL-03 penduduk.
Flowatch.
HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Meteran
Kondisi Umum Lokasi
Meteran digunakan untuk mengukur
Survei lapangan yang dilakukan adalah
lebar saluran dan kedalaman saluran.
melihat kondisi fisik saluran dan bangunan
d. Kamera
irigasi Daerah Irigasi Buloh Blang Ara dan
Kamera digunakan untuk mengambil foto
melakukan kegiatan hidrometri dengan
dokumentasi kegiatan.
megukur debit pada setiap pias saluran.Hasil
e. Alat tulis
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil

Tabel 3.1 Data teknis saluran irigasi Buloh Blang Ara

Sumber: Dinas Pengairan Aceh (2012)

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018


988 -
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel. 4.1 Evaluasi Jaringan Irigasi


Kondisi dan Fungsi Saluran dan Bangunan
Nama Kondisi Fungsi
Daerah Rekomendasi
Bangunan/Saluran Rusak Rusak Rusak Berfungsi Berfungsi
Irigasi Baik Berfungsi Buruk Tidak Berfungsi
Ringan Sedang Berat Baik Cukup Baik
D.I. Kr. Bendung Ö Berfungsi Buruk Pemeliharaan
Buloh Akibat terjadinya terhadap sedimentasi
Blang Ara sedimentasi
sehingga menutup
pintu intake kanan
yang menyebabkan
air tidk dapat
masuk
Pintu Intake kiri Ö Berfungsi buruk, Rehab dan
terdapat korosi Pemeliharaan Pintu
pada pintu, plat
pintu rusak
Pintu Intake kanan Ö Berfungsi Rehab dan
baik, terdapat Pemeliharaan
sedikit Pintu
sedimentasi
pada pintu

Pintu Pembilas Ö Berfungsi Rehab dan


cukup baik Pemeliharaan Pintu
meskipun
terjadi
rembesan pada
dasar pintu

Saluran Utama/Primer Ö Berfungsi Buruk berkala terhadap


pada intake akibat terjadinya sedimentasi
sedimentasi pada
dasar saluran
Saluran Primer Ö Berfungsi Buruk Rehab saluran dan
akibat terjadinya pemeliharaan
sedimentasi pada berkala terhadap
dasar saluran, sedimentasi
rusaknya dinding
lining saluran yang
menyebabkan
kehilangan air
akibat rembesan

Box Bagi BBA 1 Ö Berfungsi sangat Rehab dan


buruk merki masih Pemeliharaan Pintu
dapat mengalirkan
air tetapi sebagian
pintu sudah hilang,
hilang stang dan
terjadi rembesan

Saluran BBA 1 - BBA 2 Ö Terjadi sedikit Pemeliharaan


sedimentasi Berkala Saluran dari
didasar saluran sedimentasi

Pintu Bagi BBA 2 Ö Stang pintu sudah Rehab dan


tidak ada Pemeliharaan Pintu

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018


- 989
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Kondisi dan Fungsi Saluran dan Bangunan


Nama Kondisi Fungsi
Daerah Rekomendasi
Bangunan/Saluran Rusak Rusak Rusak Berfungsi Berfungsi
Irigasi Baik Berfungsi Buruk Tidak Berfungsi
Ringan Sedang Berat Baik Cukup Baik
Saluran Sekunder BBA Ö Saluran mulai Pemeliharaan
2 - BT 1 ditumbuhi saluran
tanaman liar
pada dinding
saluran
Saluran Primer BBA 2 - Ö Terjadi sedikit Pemeliharaan
BBA 3 sedimentasi saluran
didasar saluran
dan dinding
saluran mulai
ditumbuhi
rerumputan

Bangunan Bagi BBA 3 Ö Stang Pintu tidak Rehab dan


ada, pintu dipenuhi Pemeliharaan Pintu
tanaman semak dan
rerumputan, plat
pintu rusak.

Saluran sekunder BBA 3 Ö Saluran di Pemeliharaan


- K1 Tg tumbuhi semak saluran
belukar dan
terjadi
sedimentasi
Saluran Primer BBA 3 - Ö Terjadi sedikit Pemeliharaan
BBA 4 sedimentasi saluran
didasar saluran

Bangunan bagi BBA 4 Ö Pintu-pintu pada Rehab dan


bangunan bagi Pemeliharaan Pintu
sudah tidak ada
Saluran Sekunder BBA Ö Terjadi Pemeliharaan
4 - T2 sedimentasi saluran
akibat sampah
dan lumpur
pada dasar
saluran
Saluran Sekunder BBA Ö Tidak berfungsi Pemeliharaan
4 - T1 akibat terjadi saluran
sedimentasi yang
parah serta saluran
mulai ditumbuhi
tumbuhan liar

Bangunan Sadap T2 Ö Berfungsi baik

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018


990 -
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Berdasarkan survei lapangan pada menyebabkan kehilangan air akibat


jaringan Daerah Irigasi Buloh Blang Ara, rembesan.
secara umum kondisinya baik, namun ada 7. Bangunan Bagi BBA 1, dalam kondisi
beberapa pias yang rusak dan bagian pintu baik namun, berfungsi sangat buruk
yang hilang. Bagian saluran dan bangunan meski masih dapat mengalirkan air tetapi
irigasi Daerah Irigasi Buloh Blang Ara secara sebagian pintu sudah hilang, stang tidak
umum baik, namun ada juga beberapa yang ada dan terjadi rembesan.
rusak. 8. Saluran BBA 1 - BBA 2 dalam kondisi
Berikut adalah hasil survei kondisi dan baik, namun berfungsi kurang baik
fungsi bangunan pada jaringan irigasi karena terjadi sedikit sedimentasi didasar
1. Bendung, dalam kondisi baik namun saluran.
berfungsi buruk akibat terjadinya 9. Pintu Bagi BBA 2 dalam kondisi baik,
sedimentasi sehingga menutup pintu namun berfungsi buruk karena stang
intake kanan yang menyebabkan air tidak pintu sudah tidak ada.
dapat masuk. 10. Saluran Sekunder BBA 2 - BT 1 dalam
2. Pintu Intake kiri, dalam kondisi baik kondisi baik, namun berfungsi kurang
namun berfungsi buruk karena terdapat baik karena saluran mulai ditumbuhi
korosi pada pintu, plat pintu sudah tidak tanaman liar pada dinding saluran.
ada lagi. 11. Saluran Primer BBA 2 - BBA 3 dalam
3. Pintu Intake kanan, dalam kondisi baik, kondisi baik, namun berfungsi kurang
berfungsi baik terdapat sedikit baik karena terjadi sedikit sedimentasi
sedimentasi pada pintu. didasar saluran dan dinding saluran mulai
4. Pintu Pembilas, dalam kondisi baik ditumbuhi rerumputan.
namun berfungsi kurang baik meskipun 12. Bangunan Bagi BBA 3 dalam kondisi
terjadi rembesan pada dasar pintu. baik, namun berfungsi buruk stang pintu
Pengoperasian pintu masih dilakukan tidak ada, pintu dipenuhi tanaman semak
secara manual. dan rerumputan.
5. Saluran Utama/Primer pada intake, 13. Saluran Sekunder BBA 3 - K1 Tg, dalam
dalam kondisi baik namun berfungsi kondisi baik, namun berfungsi kurang
buruk akibat terjadinya sedimentasi pada baik karena saluran ditumbuhi semak
dasar saluran. belukar dan terjadi sedimentasi.
6. Saluran Primer, dalam kondisi baik 14. Saluran Primer BBA 3 - BBA 4, dalam
namun berfungsi buruk akibat terjadinya kondisi baik namun berfungsi kurang
sedimentasi pada dasar saluran, rusaknya baik karena terjadi sedikit sedimentasi
dinding lining saluran yang didasar saluran.
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 991
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

15. Bangunan Bagi BBA 4, dalam kondisi Tabel di atas. Karena semua debit sungai
baik namun berfungsi buruk karena mengalir ke saluran irigasi, maka pengukuran
pintu-pintu pada bangunan bagi sudah debit dilakukan langsung pada intake saluran
tidak ada. tersebut.
16. Saluran Sekunder BBA 4 - T2, dalam Pada jaringan irigasi Buloh Blang Ara
kondisi baik namun berfungsi cukup baik terdapat dua saluran primer yaitu saluran
karena terjadi sedimentasi akibat sampah primer BBA Kanan dan saluran primer BBA
dan lumpur pada dasar saluran. Kiri. Pada saat pengukuran debit sungai
Hidrometri dilakukan untuk melihat dilakukan seluruh air sungai sedang dialirkan
kondisi debit secara langsung di beberapa titik ke saluran primer BBA Kiri setelah sehari
wilayah irigasi Buloh Blang Ara. Hasilnya sebelumnya dialirkan ke saluran primer BBA
dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Kanan, penggiliran ini dilakukan sehari sekali

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Lapangan pada tiap saluran primer akibat debit sungai
Debit yang tidak mencukupi.
No. Lokasi (m3/detik)
1. Pengukuran Debit Buloh Blang Ara 0.360 KESIMPULAN DAN SARAN
2. Saluran Intake 0,338
3. Saluran Primer BBA 1 0.237 Kesimpulan
4. Saluran Primer BBA 1 –BBA 2 0.200 Berdasarkan hasil penelitian ini maka
5. Saluran Sekunder BBA 1 Kr 0.035
6. Saluran Sekunder BBA 2-BT 1 Kn 0.058 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
7. Saluran Tersier BT 1 – BT 1 Tg 0.043 1. Kegiatan survei lapangan dilakukan pada
8. Saluran Tersier BT 1 – BT Kn 0.015
9. Saluran Primer BBA 2- BBA 3 0.140 saat musim kemarau sehingga debit air
10. Saluran Tersier BBA 3 - K 1 Tg 0.003 yang tersedia di sungai sangat sedikit.
11. Saluran Tersier BBA 3 – T2 Kn 0.003
12. Saluran Primer BBA 3 – BBA 4 0.133 2. Debit sungai yang tersedia di Kr. Buloh
13. Saluran Primer BBA 4 – T 2 0.131 semuanya mengalir ke intake saluran
14. Saluran Primer T2 – T1 Tg 0.115
irigasi sehingga tidak ada sedikitpun air
15. Saluran Tersier T2 – T3 Kr 0.008
16. Saluran Tersier T2 – T3 Kn 0.005 yang melimpas melalui mercu ke hilir
17. Saluran Tg 5b 0.112
bendung.
18. Saluran T1 – Tg 0.107
3. Pada saat pengukuran debit sungai dilaku-
kan seluruh air sungai sedang dialirkan ke
Kegiatan survei lapangan dilakukan pada
saluran primer BBA Kiri setelah sehari
saat musim kemarau sehingga debit air yang
sebelumnya dialirkan ke saluran primer
tersedia di sungai sangat sedikit. Debit sungai
BBA Kanan, penggiliran ini dilakukan
yang tersedia di Kr. Buloh semuanya mengalir
sehari sekali.
ke intake saluran irigasi sehingga tidak ada
4. Kondisi sarana dan prasarana fisik yang
sedikitpun air yang melimpas melalui mercu
ada jarang tersentuh kegiatan O & P
ke hilir bendung seperti yang terlihat pada
sehingga terkesan tidak terawat,rusak, tidak

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018


992 -
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

adanya papan operasi, sedimentasi, Pemeliharaan Jaringan Irigasi,


pengukuran debit air baik di bendung Peraturan Mentri Pekerjaan Umum
maupun di saluran dan tidak terawatnya dan Perumahan Rakyat Republik
pintu air sebagai alat buka tutup pemberian Indonesia, Jakarta
air. Arief, A., 2001, Hutan dan Kehutanan,
5. Penelusuran jaringan menunjukkan bahwa Kanasius, Yogyakarta.
kondisi saluran pada umumnya dalam Balai Wilayah Sungai (SWS) Sumatera-1,
keadaan baik, hanya saja tidak lagi 2007, Data Banjir 5 TahunTerakhir
berfungsi sebagai mana mestinya karena Provinsi NAD, Pengendalian Banjir
kurangnya pemeliharaan. dan Perbaikan Sungai Provinsi NAD,
Saran Banda Aceh.
Berdasarkan penelitian yang telah Harto, S., 1981, Mengenal Dasar Hidro-
dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang logi Terapan, Biro Penerbit
dapat dipertimbangkan : Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil
1. Kegiatan operasi dan pemeliharaan perlu Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
ditingkatkan lagi, perlunya sosialisasi Harto, S., 2000, Hidrologi, Teori Masalah
kepada kelompok perkumpulan petani dan Penyelesaian, Nafiri Offset, Yo-
pemakai air (P3A) tentang pemanfaatan air gyakarta.
irigasi. Kodoatie., dan Sjarief, 2008, Pengelolaan
2. Perlu perhatian masyarakat dan perangkat Sumber Daya Air Terpadu, Andi
desa untuk mengantisipasi adanya Yogyakarta, Yogyakarta.
penyadapan liar sehingga air dapat terbagi Soewarno, 1991, Hidrologi Aplikasi
sebagai mana mestinya. Metode Statistik untuk Analisa
DataJilid 1 dan Jilid 2, Nova,
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
Anonim, 2012, Standar Perencanaan
Siregar, A., M., dan Indrawan, I., (2014), “
Irigasi KP-01, Direktorat Jenderal
Pengolahan Air Irigasi”, Jurnal
Pengairan, Badan Penerbit
Teknik Sipil USU, Volume 3, Nomor
Departemen Pekerjaan Umum,
1.
Jakarta.
Siswadi Lalu, Nurul Hijjah Siti (2014), “
Anonim 1, 2012, Standar Perencanaan
Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi
Irigasi KP-05, Direktorat Jenderal
Katon Kompleks di Kabupaten
Pengairan, Badan Penerbit
Lombok Tengah.
Departemen Pekerjaan Umum,
Sosrodarsono, S., dan K.Takeda, 1977,
Jakarta.
Hidrologi untuk Pengairan, cetakan
Anonim 2, 2015, Eksploitasi dan
ke 10, PT. Pradnya Paramita,
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 993
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Jakarta.
Sudjarwadi, 1979, Pengantar Teknik
Irigasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Triatmodjo, B, 2008, Hidrologi Terapan,
Beta Offset, Yogyakarta

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018


994 -
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

You might also like