You are on page 1of 9

PERUBAHAN SOSIAL DAN SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERUBAHAN

A. Pengertian Perubahan Sosial


Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai,
sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.[1][2]

Definisi
Definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah
sebagai berikut:[3]
Gillin
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara
hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat.
Emile Durkheim
Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis,
yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat
solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh
solidaritas organistik.
Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat[1]
Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial
(social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan
sosial
William F. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-
unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial
Raja
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang memengaruhi suatu sistem sosial.
Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai
perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara
lain:[4]

B. Karakteristik Perubahan Sosial


Menurut Soerjono Soekanto, proses perubahan sosial di dalam masyarakat dapat diketahui
karena adanya ciri-ciri seperti berikut ini.
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat akan
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat ataupun lambat.
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti
dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial yang lainnya, karena
lembaga-lembaga tersebut memiliki sifat interdependen. Dengan demikian sulit sekali
mengisolir perubahan perubahan hanya pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja, karena
proses yang dimulai dan proses yang selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
3. Perubahan-perubahan yang cepat biasanya akan menyebabkan disorganisasi yang sifatnya
sementara dalam proses penyesuaian. Disorganisasi tersebut akan diikuti oleh suatu
organisasi yang mencakup pemantapan dari kaidah-kaidah dan nilai-nilai baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual
saja, oleh karena keduanya memiliki kaitan timbal balik.
5. Secara tipologis, perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Proses sosial, yaitu hubungan timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama,
misalnya antara kehidupan ekonomi dengan kehidupan politik, antara kehidupan
hukum dengan kehidupan agama, dan lain sebagainya.
b. Segmentasi, yaitu suatu pembagian sebuah struktur sosial ke dalam segmen-segmen
atau bagian-bagian tertentu sesuai dengan kriteria yang dimaksudkan.
c. Perubahan struktural, yaitu perubahan yang terjadi dalam sebuah susunan yang berupa
jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-
lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial.
d. Perubahan-perubahan pada struktur kelompok, yaitu suatu perubahan yang terjadi
dalam struktur kelompok sosial, misalnya perubahan organisasi sosial.
Beberapa ciri perubahan sosial dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh dari perubahan sosial terhadap kehidupan sosial masyarakat. Selain ciri-ciri yang
ada dalam sebuah perubahan sosial, kita juga perlu memahami karakteristik perubahan sosial.
John J. Macionis menyebutkan adanya karakteristik perubahan sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Perubahan sosial terjadi di setiap masyarakat, kendatipun laju perubahan sosial bervariasi.
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bersahaja (hunting and
gathering societies) lebih lambat dibandingkan dengan perubahan sosial yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat maju atau berteknologi tinggi. Dalam kehidupan masyarakat
yang sama juga terjadi perbedaan perubahan elemen kebudayaan.
2. Perubahan sosial kerapkali berkembang pada arah yang sulit dikontrol. Sebuah penemuan
atau kebijakan baru yang disusun untuk meningkatkan kesejahteraan sosial boleh jadi
justru membuat masyarakat sengsara akibat dari manipulasi dan monopoli yang dilakukan
oleh kelompok tertentu (penguasa dan pengusaha).
3. Perubahan sosial seringkali melahirkan kontroversi, terutama karena memperoleh variasi
pemaknaan yang saling bertentangan.
4. Perubahan sosial boleh jadi menguntungkan pihak-pihak tertentu, tetapi dalam waktu
yang bersamaan justru dapat merugikan pihak-pihak tertentu yang lainnya.
Dengan memahami ciri-ciri dan karakteristik perubahan, kita dapat mengetahui
bagaimana sebenarnya perubahan tersebut memengaruhi kehidupan sosial masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Namun tidak serta merta kita dapat memastikan
bahwa hanya dengan ciri-ciri dan karakteristik tersebut, kemudian kehidupan masyarakat
akan selalu berubah. Perlu juga kita mengkaji faktor-faktor lainnya yang turut memengaruhi
perubahan sosial, seperti adanya dorongan-dorongan untuk berubah dan juga hal-hal yang
menjadi dampak atau akibat dari perubahan sosial

C. Terori Teori Perubahan Sosial


1. Teori Fungsionalis
Teori fungsionalis sebagai teori perubahan sosial melihat proses perubahan sosial
sebagai hal yang wajar, namun berdampak pada perubahan sistem sosial. Secara
ekstrem, perubahan sosial dapat membuat sistem sosial mengalami disfungsi.
Akhinya terjadi kesenjangan budaya (cultural lag). Sebagai contoh pembuatan rel
kereta api yang melintasi sebuah dusun yang terisolasi. Pada malam hari, sebagian
warga dusun mencuri potongan besi rel kereta api untuk dijual sehingga rel
mengalami kerusakan. Pembangunan rel kereta telah mengubah suasana dusun yang
kondusif seperti sebelumnya. Terjadi kesenjangan budaya antara alam pikiran
sebagian masyarakat dengan masuknya teknologi berupa rel kereta. Pencurian besi rel
kereta membuat situasi dusun tak lagi kondusif untuk pembangunan
2. Teori konflik
Teori konflik sebagai teori perubahan sosial menilai perubahan sosial sebagai efek
atau akibat dari konflik antar kelas. Konflik muncul akibat perbedaan kepentingan
antara kelas atas dan kelas bawah. Masing-masing kelas memiliki kepentingan yang
diorientasikan untuk dirinya sendiri. Hubungan sosial menurut teori ini berisi
pertentangan. Pemilik modal memotong gaji pekerja agar mendapat profit maksimal.
Para pekerja ingin mendapat gaji tinggi sehingga otomatis
3. Teori evolusi sosial
Teori evolusi sosial sebagai teori perubahan sosial melihat perubahan sosial sebagai
proses yang terjadi dalam waktu yang panjang. Untuk mengubah perilaku masyarakat,
diperlukan interval waktu yang lama. Lama disini sangat relatif, bisa bertahun-tahun
bahkan berabad-abad. Sebagai contoh, perubahan dari masyarakat maritim ke agraris
di Indonesia. Dalam literatur sejarah nusantara, dijelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya
ketika menguasai nusantara adalah kerajaan maritim. Sekarang mayoritas penduduk di
kepulauan nusantara adalah petani. Perubahan dari masyarakat agraris ke industrialis
juga mamakan waktu lama.engurangi pendapat pemilik modal. Konflik akan terus
berlangsung sampai perbedaan kelas dihapuskan.
4. Teori siklus
Teori siklus sebagai teori perubahan sosial melihat perubahan sebagai hal yang wajar.
Peradaban suatu bangsa akan berjaya kemudian terpuruk, lalu akan berjaya kembali
dan begitu seterusnya. Siklus juga dapat berarti proses linier dari kelahiran, mapan,
menuju keruntuhan. Suatu peradaban baru masyarakat dapat muncul, berproses
sampai akhirnya punah. Peradaban yunani kuno, misalnya, pernah mengalami suatu
kejayaan sampai akhirnya punah. Bahasa daerah, ketika kehabisan penuturnya tentu
akan punah.

D. Bentuk Bentuk Perubahan Sosial


1. Perubahan Sosial yang terjadi secara lambat dan perubahan sosial yang terjadi
secara cepat.
Perubahan Evolusi, umumnya perubahan secara lambat disebut evolusi. Perubahan ini
memerlukan waktu yang lama, dan biasanya perubahan terjadi tanpa ada perencanaan
terlebih dahulu, perubahan terjadi bisa bergantung pada orang – orang yang berkuasa
pada masa tertentu.
Perubahan Revolusi, umumnya perubahan yang terjadi dalam jangka waktu yang
cepat disebut perubahan revolusi. Perubahan Revolusi mengubah dasar – dasar dan
penopang kehidupan masyarakat dalam waktu yang singkat.
2. Perubahan Sosial yang pengaruhnya besar dan Perubahan Sosial yang
pengaruhnya kecil.
Perubahan Sosial yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang dapat
mempengaruhi kehidupan bermasyarakat, namun tidak memiliki arti penting dalam
struktur sosial. Contohnya adalah perubahan model pakaian yang tidak melanggar
nilai dan norma.
Perubahan Sosial yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang memiliki dampak
besar dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya adalah perubahan sistem
pemerintahan.
3. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tanpa perencanaan.
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan sosial dengan persiapan matang dan
perencanaan, contohnya adalah program keluarga berencana.
Perubahan tanpa perencanaan adalah program tanpa adanya persiapan dan
perencanaan, contohnya keluarga yang tiba-tiba terpaksa pindah ke lingkungan baru.
4. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki.
Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan sosial yang disetujui oleh masyarakat
yang bersangkutan. Contohnya adalah Perencanaan terhadap aturan tertentu melalui
telah disetujui dalam rapat.
Perubahan yang tidak dikehendaki adalah kebalikan dari perubahan yang dikehendaki.

E. Faktor Penyebab Perubahan Sosial


Faktor penyebab perubahan sosial dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu factor
yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang bersumber
dari luar masyarakat (faktor eksternal).
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yaitu
sebagai berikut.
1) Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga
kemasyarakatan
2) Penemuan-Penemuan Bar
Adanya penemuan baru dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Proses penemuan
baru disebut inovasi. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan
dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention.
Faktor pendorong bagi individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan baru
antara lain:
a) Kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaan,
b) Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan,
c) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat
3) Pertentangan (Konflik)
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya .
4) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi di Dalam Tubuh Masyarakat itu Sendiri
Perubahan dapat terjadi karena adanya pemberontakan oleh kekuatan-kekuatan dalam
masyarakat terhadap kondisi yang telah mapan. Sebagai contoh adalah adanya
Revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang
tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat itu. Faktor
eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebagai
berikut.
1) Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya gempa bumi,
taufan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan bahwa masyarakat yang
mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya.
Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, maka mereka
harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut.
2) Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan perubahan
yang sangat besar baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakat.
3) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya
perubahan sosial dan budaya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat, mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal-balik,
artinya masingmasing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga
menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

F. Faktor Pendorong Perubahan sosial


Proses perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara
cepat atau lancar, dan dapat pula berlangsung secara tidak cepat atau tidak lancar, misalnya
saja dengan cara yang lambat atau tersendat-sendat. Adapun secara umum, faktor-faktor yang
diperkirakan dapat mendorong (memperlancar/mempercepat) bagi jalannya proses perubahan
sosial itu antara lain:
Untuk lebih jelasnya, kita uraikan lagi faktor pendorong perubahan sosial diatas:
1. Adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah misalnya diffusion. Difusi adalah suatu
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari seseorang kepada orang lain, dan dari
satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang
telah diterima oleh masyarakat misalnya, dapat diteruskan dan disebarluaskan pada
masyarakat lain, sampai masyarakat tersebut dapat menikmati kegunaan dari hasil-hasil
peradaban bagi kemajuan manusia. Maka proses semacam itu merupakan pendorong bagi
pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan-kebudayaan umat manusia.
2. Adanya sikap terbuka terhadap karya serta keinginan orang lain untuk maju
Sikap menghargai karya orang lain dan keinginan-keinginan untuk maju merupakan salah
satu pendorong bagi jalannya perubahan-perubahan. Apabila sikap tersebut telah
melembaga, maka masyarakat akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk
mengadakan penemuanpenemuan baru. Pemberian hadiah nobel dan yang sejenisnya
misalnya, merupakan pendorong bagi individu-individu maupun kelompok-kelompok
lainnya untuk menciptakan karya-karya yang baru lagi.
3. Adanya Sistem pendidikan formal yang maju
Sistem pendidikan yang baik yang didukung oleh kurikulum adaptif maupun fleksibel
misalnya, akan mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial budaya.
Pendidikan formal, misalnya di sekolah, mengajarkan kepada anak didik berbagai macam
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh para siswa. Di samping itu,
pendidikan juga memberikan suatu nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam
membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir
secara ilmiah. Namun jika dikelola secara baik dan maju, pendidikan bukan hanya
sekedar dapat mengajarkan pengetahuan, kemampuan ilmiah, skill, serta nilai-nilai
tertentu yang dibutuhkan siswa, namun lebih dari itu juga mendidik anak agar dapat
berpikir secara obyektif. Dengan kemampuan penalaran seperti itu, pendidikan formal
akan dapat membekali siswa kemampuan menilai apakah kebudayaan masyarakatnya
akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan jamannya atau tidak. Nah, di sinilah kira-kira
peranan atau faktor pendorong bagi pendidikan formal yang maju untuk berlangsungnya
perubahanperubahan dalam masyarakat.

G. Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Dalam dinamika masyarakat, selain terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong bagi
berlangsungnya proses perubahan sosial, juga terdapat faktor-faktor yang dapat menghalangi
atau menghambatnya. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat menghambat atau
menghalangi bagi terjadinya proses perubahan sosial tersebut antara lain:
Kita uraikan lagi secara lebih jelas faktor penghambat perubahan sosial:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
Salah satu aspek pendorong terjadinya perubahan sosial budaya adalah majunya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Majunya perkembangan iptek
menjadi indikator pula majunya taraf perkembangan budaya suatu masyarakat. Sementara
maju dan tingginya taraf peradaban suatu masyarakat menyebabkan masyarakat tersebut
akan cepat atau mudah mengadakan adaptasi (penyesuaian) terhadap munculnya
perubahan-perubahan yang datang dari luar masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena
itu, apabila di dalam suatu masyarakat terjadi hal yang sebaliknya, yakni mengalami
kelambanan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya, maka akan
menyebabkan terhambatnya laju perubahan-perubahan sosial budaya pada masyarakat
yang bersangkutan.
2. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Adanya kehidupan masyarakat yang tertutup, hingga menyebabkan setiap warganya
sulit untuk melakukan kontak atau hubungan dengan masyarakat lain, menyebabkan
warga masyarakat tersebut terasing dari dunia luar. Akibatnya, bahwa masyarakat
tersebut tidak dapat mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada
masyarakat lain di luarnya. Jika hal tersebut tetap berlangsung, atau bahkan tidak
sepanjang masa maka akan menyebabkan kemunduran bagi masyarakat yang
bersangkutan, sebab mereka tidak memperoleh masukan-masukan misalnya saja
pengalaman dari kebudayaan lain, yang dapat memperkaya bagi kebudayaan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, faktor ketertutupan atau kurangnya hubungan dengan
masyarakat atau kebudayaan lain, menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat atau
menghalangi bagi proses perubahan sosial dan budaya di dalam masyarakat.
3. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat akan terjadinya kegoyahan seandainya
terjadi integrasi di antara berbagai unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu
faktor lain terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya. Memang harus diakui
bahwa tidak mungkin suatu proses integrasi di antara unsur-unsur kebudayaan itu akan
berlangsung secara damai dan sempurna, sebab biasanya unsur-unsur dari luar dapat
menggoyahkan proses integrasi tersebut, serta dapat menyebabkan pula terjadinya
perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu dalam masyarakat.
4. Adat dan kebiasaan
Setiap masyarakat di manapun tempatnya, pasti memiliki adat serta kebiasaan tertentu
yang harus ditaati dan diikuti oleh seluruh anggota masyarakat. Adat dan kebiasaan
adalah seperangkat norma-norma (aturan tidak tertulis) yang berfungsi sebagai pedo-man
bertingkah laku bagi seluruh anggota masyarakat. Adat biasanya berisi pola-pola perilaku
yang telah diyakini dan diterima oleh masyarakat secara turun-temurun, bersifat kekal
(abadi), dan oleh karena itu harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat, serta bersifat
mengikat. Artinya, apabila ada sebagian anggota masyarakat yang tidak mengindahkan
aturan adat maka akan mendapat sanksi yang berat baik sanksi moral maupun sosial dari
masyarakat.

Sedangkan kebiasaan adalah perbuatan yang pantas dikerjakan maka diterima oleh
masyarakat. Karena pantas dikerjakan dan telah diterima oleh masyarakat, maka kebiasaan
menjadi perilaku yang diulang-ulang dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya (secara
turun-temurun) sehingga menjadi semacam aturan (norma) yang harus diikuti oleh setiap
anggota masyarakat. Meskipun tidak sekuat adat, norma kebiasaan juga memiliki daya
pengikat tertentu yang dapat menyebabkan setiap anggota berperilaku sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

You might also like